Oleh
Dewanti Fitria Wahyu Alfionita1, N. Nurhadi2, Danang Purwanto3
1,2,3 Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Abstrak
Jumlah wisatawan terbanyak di Kabupaten Ngawi berada di Wisata Tawun dengan salah satu daya
tariknya yaitu tradisi Keduk Beji. Tradisi Keduk Beji masih tetap eksis di era modern ini dan
merupakan sebuah apresiasi utamannya bagi masyarakat Desa Tawun yang melestarikan nilai-nilai
luhur ke dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan muncul ketika terdapat perubahan karakter
masyarakat Desa Tawun, tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur, dan tidak memiliki integrasi sosial.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses terbentuknya integrasi sosial masyarakat Desa
Tawun melalui tradisi Keduk Beji di Wisata Tawun Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan fenomenologi. Teknik
pengumpulan data dengan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan sampel
dengan porposive sampling. Sumber data berdasarkan pada data primer dan data sekunder. Analisis
data meliputi reduksi data; reorganisasi, klasifikasi, dan mengkategorikan data; serta menafsirkan
dan menuliskan hasil penelitian. Berbagai integrasi sosial yang ditemukan pada saat penelitian, dari
apa yang mereka lihat dan terapkan pada saat tradisi Keduk Beji berlangsung kemudian membentuk
struktur dan pola sosial pada masyarakat Desa Tawun. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan unsur-unsur dalam pelaksanaan Keduk Beji sehingga
menciptakan integrasi sosial dengan adanya struktur sosial untuk mempertegas posisinya di dalam
masyarakat.
Kata Kunci: Wisata Tawun; Keduk Beji; Masyarakat Desa Tawun; Integrasi Sosial
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534 http://stp-mataram.e-journal.id/JIH
498 Hospitality Vol.11 No.1 Juni 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
penanggungja merasakan Bupati tradisi Keduk 4 bersama-sama
wab dalam masakan Ngawi Beji. menguras
persiapan pemiliknya. Orang yang sumber beji
keperluan saat Masyarakat pertama kali sampai bersih.
slametan Tawun 1 menguras
Nyadran dan sampai 4 sendang,
Masyarakat mengecek
Penutupan.
umum kejernihan air
Gugur Masyarakat Ikut serta Masyarakat dari sumber
Gunung Tawun 1 dalam Tawun 1 sampai beji.
sampai 4 membersihka 4 melakukan Memberikan
n dan kerja bakti sambutan dan
menguras membersihkan memberikan
sendang beji kotoran yang doa restu pada
ada di sekitar Juru Silam
sendang. sebelum
Membuat Kuli Mengolah Antara Kuli meletakkan
Gunungan dan Kenceng masakan yang Kenceng, Juru sesaji kedalam
akan dibuat sumber beji.
Sesaji Silam, dan
Juru Silam tiga gunungan Ikut serta
masyarakat
Masyarakat terdiri dari menguras
Tawun 1 sampai sendang
Tawun 1 gunungan 4, mereka
sampai lanang setelah dibuka
bersama-sama oleh Juru
wadon.
dalam Silem.
Meletakkan
sesaji ke mempersiapkan Keikutsertaan
dalam sumber proses untuk
beji. pelaksanaan meramaikan
Ikut serta tradisi Keduk tradisi Keduk
membantu Beji dengan Beji dan
saling diperbolehkan
membuat
bertoleransi. mandi di
gunungan
sendang beji.
yang akan
diisi makanan
yang sudah
diolah oleh Sumber Tabel : Data yang Diolah
Kuli Kenceng. Berbagai integrasi sosial yang
Penyembeliha Bapak SB Bapak SB Orang yang
n Kambing dan Ibu Wt diberikan menyembelih ditemukan diatas, diperoleh masyarakat Desa
Kendit (pasangan amanah untuk harus orang Tawun melalui serangkaian proses tradisi
suami istri) memandikan, yang
mempunyai Keduk Beji. Dari apa yang mereka lihat dan
menyembelih
dan anak turunan. terapkan pada saat tradisi Keduk Beji
Kambing yang
membakar
disembelih
berlangsung kemudian membentuk struktur dan
kambing,
sedangkan Ibu
memiliki ciri pola sosial pada masyarakat Desa Tawun.
bagian perutnya Tradisi Keduk Beji berlangsung secara
Wt yang
seperti sabuk
membantu
putih. terus menerus dan merupakan titik tolak
suaminya
membuat perkembangan lebih lanjut dengan mengikuti
bumbu- perubahan zaman tanpa menciptakan kembali
bumbu
bakaran dalam
kebudayaan baru melainkan masyarakat Desa
kegiatan Tawun memiliki kesadaran untuk melestarikan
penyembeliha warisan nilai-nilai dari leluhur yang
n kambing
kendit yang diwujudkan dalam sebuah tradisi Keduk Beji.
merupakan Ditinjau dari aspek religi, dampak ritual Keduk
salah satu Beji yaitu penggabungan animisme, dinamisme
proses dari
tradisi Keduk menjadi monoteisme, menanamkan nilai positif
Beji yang kepercayaan Jawa, memberikan kekuatan
dilakukan
setiap setahun
moral, dan menumbuhkan rasa kepedulian
sekali. terhadap lingkungan (Habsari, 2018).
Menguras Kepala Desa Memberikan Setelah Juru Berdasarkan versi legenda, Eyang Lodrojoyo
sumber beji Tawun sambutan Silam
diawal mempersilahka mengeluhkan ketika mengingat kondisi
Juru Silem pelaksanaan n, masyarakat perairan sawah di Desa Tawun yang mana
Tawun 1 sampai
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://stp-mataram.e-journal.id/JIH P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534
Vol.11 No.1 Juni 2022 Hospitality 499
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
warga Tawun sulit untuk mengairi sawahnya. kepada Allah SWT, meminta doa restu Eyang
Melihat kondisi seperti itu, Eyang Lodrojoyo Lodrojoyo yang hilang atau moksa disitu
melakukan ritual bersemedi dengan meminta dengan harapan agar tradisi Keduk Beji tidak
izin kedua orangtuanya. Setelah mendapatkan musnah ditahun itu dan airnya tetap mengalir
izin, Eyang Lodrojoyo memulainya di Kamis sampai sekarang. Air dari sumber beji dialirkan
Kliwon sampai Selasa Kliwon. Di hari Kamis ke kolam pemandian taman wisata Tawun,
Kliwon, Eyang Lodrojoyo memulai bersemedi kolam penyu, dan manfaat lainnya untuk
menghadap ke selatan dan puncaknya mengairi sawah warga dekat sumber beji
bertepatan di hari Selasa Kliwon sekitar jam 11 (wawancara dengan informan Juru Silem 1 dan
ke atas. Pada saat bersemedi, Eyang Lodrojoyo masyarakat D,E).
mendengar suara “Le, nak mu topo pidaho Keterjaminan sosial yang menjadi
ngalor, kowe madepo ngidul sedakep”. Sejak modal dasar integrasi sosial masyarakat pesisir
itu, Eyang Lodrojoyo melakukan semedi sebagai penunjang kebijakan diberbagai bidang
dengan menghadap ke utara. Tepatnya jam 12 penyelenggaraan pembangunan dan
malam, terdengar seperti gunung meletus pemerintahan. (seperti ekonomi, politik, sosial
“Glerrrr Glerrr Glerr sebanyak 3x”, padahal budaya, ketahanan pangan, dan isu kebijakan
disekitar sana bukan daerah pegunungan. Ada sosial) (Rachman, 2016). Pengaruh tradisi
masyarakat Tawun dan sekitarnya yang melihat Keduk Beji dari segi religi, pelaksanaan tradisi
orang yang bersemedi disitu hilang atau Keduk Beji sebagai ugkapan rasa syukur pada
musnah, dicari malam hari hingga Rabu Legi penggawe urip (Allah SWT) dan sebagai
tidak ketemu. Oleh karena itu, setiap tahun penolak bala atau musibah. Dari segi sosial,
sekali diadakan tradisi Keduk Beji untuk pengaruhnya terhadap masyarakat Desa Tawun
menghormati hilangnya atau moksanya Eyang seperti menjalin keakraban dengan dukuh lain
Lodrojoyo (wawancara dengan informan Juru dan bisa bersilatuhrami dengan masyarakat lain
Silem 1 dan 2). yang ikut serta dalam pelaksanaan tradisi Keduk
Penguat dari keberagaman yang ada di Beji. Tradisi Keduk Beji juga memberikan
Desa Pedanda yaitu melalui kelompok tani pengaruh dari segi ekonomi, yang mana
sebagai media komunikasi dan integrasi dalam masyarakat mempunyai peluang untuk
suatu kesatuan fungsional yang menciptakan berjualan ketika ada upacara Keduk Beji,
kerjasama dalam bertani dan aspek kehidupan sehingga dapat menambah pemasukan
lainnya (Nawing et al., 2015). Hampir sama masyarakat khususnya warga Tawun
dengan masyarakat Desa Tawun, dimana (wawancara dengan informan Juru Silem 1).
mayoritas pekerjaan masyarakatnya dibidang Terciptanya integrasi sosial dalam
pertanian, terbukti dengan dibawah sumber air aktivitas pemenuhan kebutuhan ekonomi antara
banyak persawahan warga. Petani disana dibagi penduduk transmigran dengan penduduk lokal
menjadi petani darat dan tegalan, permasalahan (Laempu et al., 2020). Pengelola Taman Wisata
yang terjadi pada zaman itu yaitu sulitnya Tawun terdiri dari penduduk asli dan penduduk
mengairi tegalan milik warga Tawun karena pendatang. Dilihat dari segi ekonomi, adanya
tanahnya yang bebatuan (wawancara dengan tradisi Keduk Beji yang juga dilakukan oleh
informan Juru Silem 1 dan masyarakat A). masyarakat umum bertujuan untuk menambah
Proses integrasi masyarakat dengan pendapatan dan pengenalan Taman Wisata
memanfaatkan perairan yang cukup potensial Tawun sehingga menguntungkan masyarakat
sehingga berdampak baik dalam aspek pola Tawun untuk berjualan makanan disekitar
hidup masyarakat (Saaida et al., 2020). Pada tempat wisata Tawun (wawancara dengan
saat proses menguras sendang, Juru Silem informan masyarakat F dan G).
masuk ke dalam sendang untuk meletakkan Integrasi harus berjalan sesuai
sesaji didalam kendi kecil yang berisi badek keanekaragaman budaya bangsa dengan tidak
atau air tape, tujuannya dimasukkan sesaji melibatkan faktor hegemoni dan dominasi
kedalam sumber yaitu meminta doa restu peran politik etnik (Mais et al., 2019). Proses
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534 http://stp-mataram.e-journal.id/JIH
500 Hospitality Vol.11 No.1 Juni 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
integrasi sosial antara masyarakat pendatang kelompoknya. Misalnya masyarakat mampu
dengan masyarakat asli Desa Tawun menumbuhkan jiwa kerjasama, komunikasi
menimbulkan komunikasi yang baik, baik dengan orang lain, dan sikap toleransi yang
diwujudkan dengan serangkaian proses dalam diaplikasikan melalui ritual atau tradisi yang
tradisi Keduk Beji seperti gugur gunung (kerja ada di lingkungan masyarakat sekitar (Blau,
bakti) dan adanya partisipasi yang baik dari 1960).
masyarakat pendatang berupa sumbangan Perbedaan yang ada disatukan oleh
tenaga dan dana untuk keberlancaran institusi sosial masyarakat multietnik sehingga
pelaksanaan tradisi Keduk Beji yang bertepatan terbangun kehidupan yang serasi (Anggraini,
pada Selasa Kliwon (wawancara dengan 2019). Desa Tawun memiliki 10 dukuh, dimana
informan masyarakat B). setiap dukuh mencakup masyarakat asli dan
Gambar 1. Denah Lokasi Pelaksanaan pendatang. Seiring perkembangan zaman,
Tradisi Keduk Beji, Tawun, Ngawi banyak lahan yang dibeli oleh masyarakat
pendatang. Hal itu menimbulkan adanya
keberagaman dan latar belakang budaya yang
berbeda. Namun, perbedaan itu disatukan oleh
instansi desa, dimana masyarakat pendatang
yang sudah menetap lama akan memiliki Kartu
Tanda Penduduk (KTP) menjadi masyarakat
Tawun sehingga mereka diperbolehkan
mencalonkan diri ketika ada tes perangkat di
Desa Tawun (wawancara dengan informan
mantan Kepala Desa Tawun).
Berdasarkan perbedaan dari sektor
Gambar dibuat oleh : Dewanti F.W.A
pekerjaan dapat menimbulkan kerjasama yang
Berdasarkan sketsa lokasi pelaksanaan
saling menguntungkan sehingga integrasi tetap
Keduk Beji diatas, jika dikaitkan dengan posisi
terjaga dengan baik (Mahrudin, 2013).
tempat duduk, orang yang hadir saat
Mayoritas penduduk Tawun memiliki
pelaksanaan tradisi Keduk Beji, peran masing-
pekerjaan dibidang pertanian sehingga ketika
masing dalam tradisi Keduk Beji, serta adanya
ada perayaan tradisi Keduk Beji, masyarakat
sesajen dan tiga gunungan lanang wadon yang
yang memiliki lahan persawahan yang luas
merupakan unsur-unsur dalam pelaksanaan
akan dijadikan kuli kenceng dan diamanahkan
Keduk Beji memiliki hubungan dimana
dalam pembuatan tiga gunungan. Selain itu,
perubahan dalam proses sosial masyarakat
beberapa masyarakat Tawun memiliki
feodal yang terjadi pada kekuasaan hirarki
pekerjaan sebagai pedagang, PNS, dan Pegawai
sehingga menciptakan integrasi sosial dengan
Swasta lainnya. Adanya perbedaan dalam
adanya struktur sosial untuk mempertegas
sektor pekerjaan itu menimbulkan integrasi
posisinya di dalam masyarakat. Dalam proses
sosial berupa kerjasama dalam mempersiapkan
integrasi sosial di masyarakat, dimana
pelaksanaan tradisi Keduk Beji berupa
hubungannya dengan proses diferensiasi sosial
sumbangan tenaga dan dana agar acara dapat
kaitannya untuk membantu kelompok kekuatan
berjalan sesuai rencana (wawancara dengan
integratif. Apabila sekelompok daya tarik
informan masyarakat C dan D).
anggota kepada orang lain tergantung tidak
Faktor pemersatu integrasi sosial bukan
begitu banyak, diperlukan strategi yang dapat
hanya dari adanya perbedaan pekerjaan yang
menekankan pada kualitas sebenarnya dan
ada di masyarakat Tawun. Proses integrasi
faktor kinerja dikarenakan realitas sosial
sosial juga disatukan melalui kearifan lokal
bukanlah sebuah fatamorgana. Begitu pula, jika
(Adesaputra et al., 2019). Tradisi Keduk Beji
seseorang ingin terintegrasi sepenuhnya dalam
dihadiri oleh masyarakat Tawun 1 sampai 4 dan
kelompok, tidak hanya menarik tetapi juga
masyarakat umum. Hal ini menandakan bahwa
mendekati dan menerima orang lain dalam
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://stp-mataram.e-journal.id/JIH P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534
Vol.11 No.1 Juni 2022 Hospitality 501
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kebudayaan Keduk Beji menguatkan adanya kegiatan itu. Bahkan pada saat proses
perbedaan yang muncul di lingkungan pengurasan dan mandi di sumber beji, seluruh
masyarakat khususnya bagi masyarakat Desa masyarakat Tawun 1 sampai 4 hadir dan ikut
Tawun. Dapat dilihat dari serangkaian proses menyelam di hari Selasa Kliwon (wawancara
dalam tradisi Keduk Beji yang mana dengan informan masyarakat F dan G).
membangun rasa toleransi dan gotong royong Proses integrasi sosial dilihat dari
terhadap sesama masyarakat Desa Tawun baik upacara adat yang masih dilestarikan oleh
masyarakat asli maupun masyarakat pendatang masyarakat (Diana & Kafarisa, 2018). Tradisi
(wawancara dengan informan mantan Kepala Keduk Beji merupakan kebudayaan yang masih
Desa Tawun). dilestarikan sampai sekarang oleh masyarakat
Proses integrasi sosial dipengaruhi oleh Desa Tawun. Tradisi Keduk Beji sebagai
faktor budaya dan psikobudaya (Mohamad pranata sosial untuk menghubungkan
Sudi, 2020). Adanya tradisi Keduk Beji komunikasi antara manusia dengan makhluk
memunculkan kepercayaan dari Masyarakat gaib melalui unsur simbolik berupa gunungan
umum maupun pendatang (meliputi kota dan sesaji, beserta unsur manusia yang dapat
Madiun, Jakarta, Tuban, Bojonegoro bahkan menyampaikan komunikasi melalui Juru
pendatang luar negeri seperti Timor Leste) Silemnya (wawancara dengan informan Juru
banyak yang mandi di sendang karena konon Silem 1 dan 2).
katanya bisa menyembuhkan penyakit, awet Integrasi sosial menjadi penyatu unsur-
muda, dan sebagainya. Selain itu, muncul juga unsur yang berbeda dalam masyarakat ke dalam
stereotip yang hampir sama dari masyarakat fungsi atau tujuan yang sama. Integrasi sosial
Tawun bahwa sendang sumber beji yang juga sebagai penguat agar tidak terjadi konflik
digunakan untuk ritual Keduk Beji masih dalam masyarakat heterogen. Masyarakat Desa
dianggap keramat (wawancara dengan Tawun terdiri dari penduduk asli dan pendatang
informan Juru Silem 2 dan masyarakat A,B,C). yang memiliki persepsi, budaya, dan agama
Proses integrasi sosial meliputi tahapan yang berbeda. Proses integrasi sosial
kerjasama, koordinasi, dan asimilasi (Pratiwi et masyarakat Desa Tawun yang heterogen ini
al., 2019), dapat dilihat dari persiapan awal disebabkan karena proses perkawinan dan
yang dilakukan oleh seorang perempuan reurbanisasi yang mana mereka masih
sebelum mengikuti tradisi Keduk Beji yaitu membawa budaya masing-masing. Oleh karena
menyiapkan sesaji yang akan dibawa ke itu, upaya yang dapat dilakukan agar tercipta
sendang beji, seperti jenang yang sudah dibuat integrasi sosial yang baik di masyarakat Desa
dihari Sabtu atau Minggu. Semua makanan Tawun yaitu melalui tradisi Keduk Beji.
yang dimasak untuk sesaji tidak boleh dicicipi. Fenomena ini dapat dikaji dengan teori
Pada hari Senin, kegiatannya mempersiapkan integrasi sosial oleh Peter M. Blau, dimana
sesaji untuk ditata ke dalam gunungan, perubahan dalam proses sosial yang beralih dari
sehingga yang dirumah kegiatannya struktur sosial yang sederhana ke struktur sosial
menyiapkan sesaji dan yang di lokasi sendang yang kompleks. Adanya struktur sosial yang
membuat gunungan (wawancara dengan kompleks menimbulkan problem dalam
informan masyarakat E). pembangunan sistem stratifikasi. Disisi lain,
Salah satu serangkaian proses dari terdapat hubungan antara pertukaran dengan
tradisi Keduk Beji yaitu kegiatan gugur gunung masalah stratifikasi. Pertukaran akan berlaku
(kerja bakti). Harmonisasi integrasi sosial dapat apabila hubungan itu disukai oleh anggota, baik
dilihat dari masyarakat yang menjunjung tinggi berstrata tinggi atau rendah. Tetapi, terdapat
sifat gotong royong (Saputra et al., 2014). juga hubungan yang bersifat paksaan dalam
Kegiatan gugur gunung (kerja bakti) dilakukan pertukaran yang tidak seimbang (sekatan
dengan kegiatan bersih-bersih sekitar sendang negatif). Hubungan yang tidak baik seperti itu
dan membuat gunungan. Seluruh masyarakat akan menimbulkan suatu perlawan dalam
Tawun 1 sampai 4 ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, perlu
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534 http://stp-mataram.e-journal.id/JIH
502 Hospitality Vol.11 No.1 Juni 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
adanya “The Emergence Principle” yaitu dan menumbuhkan toleransi di lingkungan
adanya nilai-nilai dan norma-norma yang masyarakat Desa Tawun.
disepakati secara bersama dalam kelompoknya
(Zaifullah, 2021). DAFTAR PUSTAKA
Dalam proses integrasi sosial di [1] Adesaputra, R., Fitria, S., & Montessomi,
masyarakat, dimana hubungannya dengan M. (2019). Integrasi Sosial Berbasis
proses diferensiasi sosial kaitannya untuk Kearifan Lokal Malakok terhadap Etnis
membantu kelompok kekuatan integratif. Pendatang di Pasar Usang Sumatera Barat.
Apabila sekelompok daya tarik anggota kepada Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(4), 894–
orang lain tergantung tidak begitu banyak, 901.
diperlukan strategi yang dapat menekankan https://jptam.org/index.php/jptam/article/v
pada kualitas sebenarnya dan faktor kinerja iew/294.
dikarenakan realitas sosial bukanlah sebuah [2] Anggraini, R. (2019). Integrasi Sosial
fatamorgana. Begitu pula, jika seseorang ingin Masyarakat Multietnik Di Nagari Sitiung
terintegrasi sepenuhnya dalam kelompok, tidak Kabupaten Dhamasraya. Jurnal Sosiologi
hanya menarik tetapi juga mendekati dan Andalas, 5(2), 115–132.
menerima orang lain dalam kelompoknya. https://doi.org/10.25077/jsa.5.2.115-
Misalnya masyarakat mampu menumbuhkan 132.2019.
jiwa kerjasama, komunikasi baik dengan orang [3] Blau, P. M. (1960). A Theory Of Social
lain, dan sikap toleransi yang diaplikasikan Integration. The American Journal of
melalui ritual atau tradisi yang ada di Sosiology, LXV(6), 545–556.
lingkungan masyarakat sekitar (Blau, 1960). [4] BPS, 2019. (2019a). Jumlah Wisatawan
Mancanegara dan Domestik di Kabupaten
KESIMPULAN Ngawi, 2014-2019 Number of
Dalam penelitian ini, penulis menemukan International and Domestic Visitors in
bahwa terciptanya integrasi sosial dalam Ngawi Regency, 2014-2019. 937960.
masyarakat Desa Tawun yaitu melalui kearifal [5] BPS, 2019. (2019b). Tempat Wisata dan
lokal. Dalam pelaksaanaan tradisi Keduk Beji, Areal Wisata di Kabupaten Ngawi , 2019
terdapat keterkaitan posisi tempat duduk, orang Name of Tourism Place and Tourism Area
yang hadir saat pelaksanaan tradisi Keduk Beji, in Ngawi Regency , 2019 Kabupaten
peran masing-masing dalam tradisi Keduk Beji, Ngawi.
serta adanya sesajen dan tiga gunungan lanang [6] Cathrin, S. (2017). Tinjauan Filsafat
wadon yang merupakan unsur-unsur dalam Kebudayaan Terhadap Upacara Adat
pelaksanaan Keduk Beji memiliki hubungan Bersih-Desa Di Desa Tawun, Kecamatan
dimana perubahan dalam proses sosial Kasreman, Kabupaten Ngawi, Jawa
masyarakat feodal yang terjadi pada kekuasaan Timur. Jurnal Filsafat, 27(1), 30.
hirarki sehingga menciptakan integrasi sosial https://doi.org/10.22146/jf.22841.
dengan adanya struktur sosial untuk [7] Diana, N., & Kafarisa, F. R. (2018).
mempertegas posisinya di dalam masyarakat. Festival Buang Jong Sebagai Kearifan
Lokal Dan Modal Sosial Dalam Integrasi
SARAN Antara Suku Sawang dan Penduduk Asli
Berdasarkan hasil penelitian, saran dari Di Kabupaten Belitung. 1–6.
penulis yaitu adanya struktur sosial dalam http://www.tjyybjb.ac.cn/CN/article/down
masyarakat Desa Tawun yang dipertegas loadArticleFile.do?attachType=PDF&id=
melalui serangkaian tradisi Keduk Beji dapat 9987.
dijadikan sebagai keseimbangan dan hubungan [8] Habsari, N. T. (2018). Monoteisme
baik untuk menciptakan integrasi sosial Teoritis Dalam Ritual Keduk Beji Di
meliputi kooperasi atau kerjasama, interaksi, Kabupaten Ngawi (Kajian Sosio-Religi).
Jurnal HISTORIA, 6(1), 89–102.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://stp-mataram.e-journal.id/JIH P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534
Vol.11 No.1 Juni 2022 Hospitality 503
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[9] Laempu, V. E., Kawung, E. J. ., & Tasik, Kabupaten Minahasa Utara). Jurnal
F. C. . (2020). Integrasi Sosial Dalam Holistik, 13(3), 1–16.
Aktivitas Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi [17] Saputra, H., Dewa, D., Sanjaya, B., & Si,
Penduduk Transmigrasi Dan Penduduk M. (2014). Integrasi Sosial Masyarakat
Asli Di Desa Korobonde Kecamatan Multietnik di Desa Gerokgak, Kecamatan
Lembo, Kabupaten Morowali Utara. 13(3), Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Jurnal
1–17. Pendidikan Kewarganegaraan, 2(2), 1–
[10] Mahrudin. (2013). Integrasi Sosial dan 13.
Budaya Antar Suku Pengembara Laut dan [18] Zaifullah. (2021). Urgensi Reward dan
Masyarakat Pesisir Suku Buton (Studi Punishment Dalam Meningkatkan
Kasus di Kecamatan Talaga Raya Motivasi Belajar Pendekatan Teori Peter
Kabupaten Buton). Al-Izzah, 8(1), 125– M. Blau (Teori Pertukaran). Journal of
142. Pedagogy, 4(1), 42–46.
http://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php
/al-izzah/article/view/91
[11] Mais, Y., Tasik, F. C. M., & Purwanto, A.
(2019). Integrasi Sosial Antara Masyarakat
Pendatang Dengan Masyarakat Setempat
Di Desa Trans Kecamatan Sahu Timur.
Holistik, 12(1), 1–19.
[12] Mohamad Sudi. (2020). Integrasi Sosial
Dalam Memahami Kehidupan Antaretnik
Melalui Komunikasi Antar Budaya Di
Biak. Gema Kampus IISIP YAPIS Biak,
15(1), 59–71.
https://doi.org/10.52049/gemakampus.v15
i1.106.
[13] Nawing, K., Ikra, & Imran. (2015).
Integrasi Sosial Masyarakat Kewargaan
(Kajian pada Kelompok Tani) di Wilayah
Pemukiman Transmigrasi Desa Penanda
Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju
Utara. Jurnal Sosial, 1–22.
[14] Pratiwi, A., Hos, J., & Arsyad, M. (2019).
Integrasi Sosial Pada Masyarakat
Multietnik Studi Pada Masyarakat
Transmigrasi di Kecamatan Wonggeduku
Kabupaten Konawe. Jurnal Neo Societal,
4(1), 1–5.
[15] Rachman, I. (2016). Integrasi Sosial
Masyarakat Desa Pesisir Dalam
Meningkatkan Kebijakan Pembangunan
dan Pemerintahan Di Kecamatan Wori
Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal
Administrasi Publik, 1, 1–11.
[16] Saaida, E., Lesawengen, L., & Zakarias, D.
J. (2020). Integrasi Sosial Petani Rumput
Laut Dalam Meningkatkan Pola Hidup
(Studi Di Desa Nain Satu Kecamatan Wori
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534 http://stp-mataram.e-journal.id/JIH
504 Hospitality Vol.11 No.1 Juni 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://stp-mataram.e-journal.id/JIH P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534