Anda di halaman 1dari 46

“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

A. UMUM
Data teknis Pekerjaan adalah sebagai berikut :

Nama Pekerjaan : PENANGANAN LONGSORAN JALAN SOREANG-RANCABALI-CIDAUN

Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat

Jangka waktu Pelaksanaan : 130 (seratus tiga puluh) hari kalender

Pekerjaan Utama :

1. Saluran berbentuk U Tipe DS 3


2. Galian Biasa
3. Galian Batu Lunak
4. Galian Batu
5. Timbunan Pilihan darisumber galian
6. Jaring Kawat Kuat Tarik Tinggi dilapisi Galvan (Zn-Al)
7. Net Kabel Kuat Tarik Tinggi dilapisi Galvan (Zn-Al)
8. Angkur Pin dari Batang Baja Ulir (Threaded Bar) Grade 75
9. Angkur Sling (Wire Rope Anchor) Diameter 16mm
10. Bronjong dengan kawat yang dilapisi PVC
11. Rel Pengaman

Lokasi Pekerjaan

1|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

= Penanganan Longsor dengan Fence Barrier Pj. 30 Meter (Sta. 0+045 s/d Sta. 0+060)

= Penanganan Longsor dengan Jaring Kawat (Sta. 0+055 s/d Sta. 0+110)

= Penanganan Longsor dengan MSE Wall (Sta. 0+015 s/d Sta. 0+045)

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Metoda Pelaksanaan disini dapat diartikan sebagai suatu cara dan ide dari PT. MANDALA BAKTI UTAMA dalam melaksanakan pekerjaan / proyek
sehingga Direksi Pekerjaan mengetahui dan menyetujui rencana cara pelaksanaan yang disampaikan dan akan di tempuh oleh PT. MANDALA BAKTI
UTAMA tersebut. Metoda Pelaksanaan ini adalah suatu tahapan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan mulai dari kegiatan
mobilisasi personil, bahan dan peralatan yang akan digunakan. Metoda Pelaksanaan ini pada setiap kegiatannya mengacu dan mengikuti standar
prosedur kerja berdasarkan ketentuan yang ada pada Spesifikasi dan Gambar disain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Setiap langkah
yang akan dilaksanakan Kontraktor diawali dengan permohonan untuk melaksanakan pekerjaan (request) kepada Direksi Pekerjaan yang dilampiri
gambar kerja (shop drawing) untuk pekerjaan konstruktif. Hal ini dimaksudkan agar dalam seluruh kegiatan pelaksanaan harus mendapatkan persetujuan
atas penggunaan bahan/material agar terpenuhinya aspek mutu maupun kuantitas dari bahan/material itu sendiri. Request maupun Shop Drawing terlebih
dahulu diperiksakan kepada Direksi Teknis dan selanjutnya kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

Metoda tahapan kerja setiap item pekerjaan, tersaji dalam bentuk Jadwal Pelaksanaan . (terlampir pada bagian lain dari pada dokumen penawaran
ini). Dalam hal ini tahapan kerja akan disusun berdasarkan urutan kerja yang logis dan sistematis seperti diagram alir pekerjaan.

C. SYARAT-SYARAT KONTRAK

Sepanjang tidak ditentukan lain, spesifikasi teknis dan syarat syarat serta standar / peraturan teknis yang akan diikuti mengacu kepada Spesifikasi Teknis
dari lampiran dokumen pengadaan, Risalah aanwijzing, Addendum dokumen tender dan ketentuan ketentuan lain :

a) Gambar Rencana yang dibuat oleh Direksi Teknis yang sudah di sahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk gambar gambar kerja yang dibuat oleh
PT. MANDALA BAKTI UTAMA dan sudah disetujui / disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan selanjutnya dijadikan gambar pelaksanaan / gambar
kerja ( shop drawing )
b) Rencana Kerja
c) Scope dan rincian RAB
d) Dokumen Tender berikut Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing )
e) Surat Perjanjian Melaksanakan Pekerjaan / Kontrak
f) Surat Perintah Kerja ( SPK )

2|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

g) Surat Penyerahan Lapangan ( SPL )


h) Surat Penawaran berikut lampiran lampirannya
i) Rencana Kerja pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh PT. MANDALA BAKTI UTAMA dan disetujui oleh Direksi Teknik dan Direksi
Teknis.
j) Penyusunan metode kerja & prosedur mutu sesuai ISO serta K3
k) Buku harian, yang berisi perintah kerja, peringatan dan komentar direksi lapangan.

D. MANAJEMEN PROYEK :
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan diproyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil dari PT. MANDALA BAKTI UTAMA yang sudah berpengalaman dalam
penanganan proyek-proyek sebelumnya, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
semua pihak.

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin General Superintendent (GSi), dibantu oleh beberapa tenaga ahli dan staff, dan
beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta pembantu-pembantunya. General Superintendent (GSi) bertanggung jawab kepada pimpinan
PT. MANDALA BAKTI UTAMA. General Superintendent (GSi) memimpin seluruh kegiatan diproyek, baik dibidang administrasi, teknik, maupun kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
a. Untuk masalah teknik/engineering dan quality control, General Superintendent (GSi) dibantu oleh Bagian Teknik & Administrasi Kontrak beserta
staffnya.
b. Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta staffnya
c. Urusan logistic dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan
Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti diuraikan diatas serta kerjasama yang baik dengan pihak pengawas, maka pelaksanaan proyek diharapkan
dapat berjalan dengan baik dan sesuai yanq disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

2. Koordinasi
Dalam pelaksanaan proyek dilapangan perlu diadakan rapat-rapat kordinasi dengan pihak instansi terkait. Demikian juga rapati nternal dalam organisasi
kontraktor dilaksanakan minimal 1(satu) kali dalam1(satu) minggu yang berfungsi membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan
dan penyelesaiannya serta program pelaksanaan dilapangan.

3. Prosedur Penyiapan Gambar Kerja


Setelah ditandatanganik ontrak dan Surat Perintah Mulai Kerja semua gambar pelaksanaan yang diajukan oleh kontraktor akan dibuat dalam bentuk format
yang disetujui oleh Direksi dan akan diajukan jauh sebelumnya, sehingga Direksi dapat memeriksa dan/atau menyetujui tanpa mengakibatkan penundaan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang spesifik dan tipikal untuk menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman bagi
pelaksana untuk dilaksanakan dilapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan, gambar-gambar kerja tersebut akan diajukan beserta urutan dan metode
pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Gambar Kerja akan dipersiapkan berdasarkan Gambar Kontrak dan Spesifikasi yang
dipersyaratkan, dan akan memuat hal-hal sebagai berikut:

o Detil-detil dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.


o Data topografi dan elevasi permukaan bagian pekerjaan yang diperoleh dari data perencanaan dan hasil survey lapangan
o Perhitungan-perhitungan yang diperlukan
o Jenis material yang digunakan untuk tiap bagian konstruksi

4. Sub Kontraktor
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub Kontraktor sesuai dengan yang diusulkan didalam Dokumen Penawaran

5. Program Pelaksanaan, Jadwal dan Kontrol Kemajuan


Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail(bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan.
Kemajuan pekerjaan selanjutnya dapat diplot dalam kurva-S yang menunjukkan perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan.

Prosedur Kontrol Kemajuan Pekerjaan dapat dijelaskan dalam tahap-tahap berikut ini:

A. TAHAP PERENCANAAN:

o Perencanaan dan Metode yang akan dilaksanakan-Persiapan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


o Perkiraan sumberdaya : bahan,alat dan tenagakerja

B. TAHAP PELAKSANAAN

o Kontrol Pelaksanaan Pekerjaan


o Pengadaan peralatan, bahan dan tenaga kerja

3|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

o Pemeriksaan target dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan


o Laporan ke manajemen:harian, mingguan dan bulanan
o Perbaikan terhadap kondisi yang ada
o Tinjau kembali rencana pelaksanaan dan Rencana baru

6. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. MANDALA BAKTI UTAMA akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas
dalam hal:
a) Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
b) Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian

7. Program K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akandi bentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut
diatas dan akan diawasi. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka harus dibuat buku Program K3 diProyek yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan
K3 yang sekurang-kurangnya berisi:

a. Safety Plan (Uraian Proyek secara garis besar)

o Organisasi K3 diProyek
o Sub Kontraktor yang dipakai
o Daftar Material yang memerlukan penanganan khusus
o Daftar Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
o Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian tertentu
o Schedule Waktu, Schedule Bahan, ScheduleAlat, Schedule Tenaga Kerja.
o Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan
o Rencana Inspeksi dan Tes
o Site Plan K3
o Program Kebersihan

b. Prosedur Investigasi dan Analisa Kecelakaan Kerja

o Flowchart: Investigasi Kecelakaan Kerja


o Analisis Kecelakaan Kerja
o Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja

c.Prosedur Inspeksi K3

o Inspeksi harian
o Inspeksi mingguan
o Inspeksi bulanan

d.Prosedur Pelaporan Kecelakaan

o Kecelakaan Ringan
o Kecelakaan Berat
o Kecelakaan Mati
o Daftar Telepon/Personil yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan.

e.Prosedur Pelatihan/Penyuluhan

o Penyuluhan Awal
o Pelatihan Pekerja Baru
o Pelatihan secara periodic

f.Rencana Tindak Darurat, minimal terdiri:

o Menyusun prosedur tindak darurat


o Mengatur sistem komunikasi dalam keadaan darurat.
o Menetapkan tanggung jawab penetapan keadaan darurat.
o Penindakan keadaan darurat

4|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

o Peta situasi dalam keadaan darurat


o Program evakuasi dalam keadaan darurat

g.Rapat K3

o Rapat K3 harian
o Rapat K3 mingguan
o Rapat K3 bulanan

Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K3 akan bekerjasama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi-instansi
lain yang terkait.

Beberapa contoh tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut:


a) Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran diproyek dan menyediakan tabung pemadam kebakaran.
b) Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan
sebagainya.

E. QUALITY CONTROL
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mengontrol;
a) Seluruh material yang digunakan
b) Pemilihan tenaga kerja
c) Perawatan alat
d) Test material dilaboratorium dan lapangan

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan
pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut diatas sudah ada penanggung jawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control
yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh
PT. MANDALA BAKTI UTAMA.

Manajemen mutu diproyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari system mutu perusahaan untuk
menjamin bahwa proses pelaksanaan diproyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam
gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu dipelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya:

a) Sasaran mutu yang jelas


b) Sumber daya manusia yang professional dan tanggung jawab
c) Organisasi proyek yang handal
d) Sistem dan prosedur mutu yang baku
e) Penerapan manajemen mutu yang konsisten

Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan
untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan–bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahan tersebutakan dilakukan secara intern PT. MANDALA BAKTI UTAMA. Proses pengendalian mutu secara intern ini,
selanjutnya akan diperiksakan secara extern dengan melibatkan pihak eksternal untuk mendapatkan persetujuan, dalamhal ini adalah dari konsultan
pengawas/konsultan supervise dan pemilik proyek (Direksi Pekerjaan). Didalam pelaksanaan pengujian bahan dan hasil pekerjaan, maka juga akan disiapkan
(sewa ruangan) untuk penempatan peralatan laboratorium lapangan, dimana aktifitas pengujian dilaboratorium lapangan ini akan meliputi minimal hal-hal
sebagai berikut:

a) Analisa saringan
b ) Penempatan benda uji beton (bak rendam)
c) Pengujian density lapangan hasil coring aspal

F. METODE PENCAPAIAN PROYEK


Untuk menjamin system manajemen dapat berlangsung dengan baik, PT. MANDALA BAKTI UTAMA telah mengeluarkan kebijakan mutu. Sistem manajemen
tersebut diatas dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak(software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat
keras(hardware) yang berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

1. Tenaga Kerja
Personel yang terpilih yang berpengalaman dalam proyek sejenis akan ditempatkan sebagai personel inti dalam organisasi proyek. Tenaga kerja terampil akan

5|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

dipilih dan didatangkan dari luar dan dari daerah setempat. Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :

 Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek termasuk site engineer.


 Tenaga operasional lapangan :pelaksana(supervisor), mekanik dan operator.
 Pekerja (mandor,tukang,pembantu tukang).

2. Metode Pengendalian Proyek


Metode pengendalian diproyek dapat dijelaskan pada skema berikut ini:

VII. TAHAPAN PEKERJAAN :

1. MOBILISASI, MANAJEMEN & KESELAMATAN LALU LINTAS & MANAJEMEN MUTU


Pekerjaan ini meliputi Mobilisasi dan Demobilisasi (Peralatan Kerja, Personil, dan Bahan), untuk jadwal pekerjaannya disesuaikan dengan tahapan-
tahapan kerja. Dalam Mobilisasi juga termasuk penyiapan fasilitas kontraktor seperti base camp, kantor, barak, bengkel dan gudang, sesuai dengan
kebutuhan, dalam jadwal pengadaan material sesuai dengan tahapan kerja, serta melakukan pengetesan laboratorium terhadap bahan utama yang akan
digunakan juga menyiapkan segala kebutuhan untuk manajemen dan administrasi proyek.

Pekerjaan mobilisasi ini juga meliputi :

1. Administrasi, Dokumentasi dan Perizinan


2. Pengukuran Ulang (Field Engineering)
3. Traffic Management.
4. Aspek Teknis Keselamatan Kerja
5. Memobilisasi peralatan utama dan peralatan pedukung pekerjaan.
6. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
7. Menyiapkan Job Mix Design untuk seluruh kegiatan yang ada pada kegiatan ini

1.1 Administrasi, Dokumentasi dan Perizinan


Setelah SPK ( Surat Perintah Kerja ) dan SPL ( Surat Penyerahan Lapangan ) diterima oleh PT. MANDALA BAKTI UTAMA, maka TAHAP AWAL
yang akan dikerjakan adalah melakukan Koordinasi dengan Direksi Pekerjaan dalam rangka rencana memulai pekerjaan, selanjutnya Kontraktor akan
menyiapkan dan mengajukan RENCANA KERJA pelaksanaan kepada Direksi pekerjaan untuk disetujui. Rencana kerja ini biasanya dibahas pada
Rapat Pra Pelaksanaan (atau biasa disebut dengan "Pre Construction Meeting)
Rencana kerja terdiri dari :
o Pengajuan Organisasi proyek
o Pengajuan rencana tata cara pengaturan pelaksanaan
o Pengajuan dan Review Metoda Pelaksanaan
o Pengajuan dan review Schedule Kerja yang harus sesuai dengan target dan batasan waktu, volume dan mutu.
o Pengajuan Jadwal Mobilisasi Personil, Bahan dan Peralatan Kerja
o Pengajuan sumber material alam (quarry) dan rencana macam material / bahan yang akan digunakan.
o Rencana Pendekatan terhadap masyarakat sekitar dan aparat setempat, kaitannya dengan Perijinan dan Keamanan.
o Pengajuan Program Mutu dan K3
o Menerima dokumen format format laporan standar dan gambar pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan & Direksi Teknis
Rencana Kerja yang disetujui selanjutnya dipakai sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan.

6|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

1.2 Pengukuran Ulang (Field Engineering)


Setelah SPK terbitkan, maka pekerjaan pertama kali yang akan
dilaksanakan adalah Rekayasa Lapanga (Field Engineering), serta melakukan
pengukuran elevasi existing dibandingkan terhadap batas-bata rencana dan
elevasi rencana. Pengukuran ini dilakukan bersama-sama antara PT. MANDALA
BAKTI UTAMA, Direksi Tekni dan Pengguna Jasa. Hasil pengukuran ulang ini
disepakati dan jadikan patokan / acuan pelaksanaan.
Pengukuran dilaksanakan dengan memasang patok patok batasan dengan
jarak antar patok sesuai yang disyaratkan, sedangkan penetapan elevasi
rencana untuk bagian bagian pekerjaan didasarkan pada titik acuan / titik
referensi yang ada di dekat lokasi ( titik Bench Mark ) atau ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan. Pengukuran batas dan elevasi setiap bagian pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan tahapan dan jadwal pelaksanaan dari bagian
pekerjaan tersebut.
Peralatan yang digunakan : Theodolith, Waterpass dan Alat Bantu lainnya.

1.3 Traffic Management


Rencana Traffic Management disesuaikan dengan kondisi dan situasi Site/ Jalan. Pengaturan lalu lintas diperlukan untuk menjamin pelaksanaan
pekerjaan lancar dan pengguna jalan juga tidak terhambat aktifitasnya. Adapun pengaturan lalu lintas (traffic management) ini meliputi :
Rambu dan penghalang; yang dipasang saat atau tidak berlangsung pekerjaan dan pada rambu (penghalang) ini dapat dituliskan peringatan –
peringatan, misalnya : “HATI-HATI ! ADA PEKERJAAN PERBAIKAN JALAN ”.
 Petugas Bendera; personil ini ditempatkan pada setiap lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung dan bertugas mengatur arah serta memberi
aba-aba kepada pengguna jalan agar lalu lintas tidak menjadi terhenti apabila pekerjaan sedang berlangsung.
 Rambu-rambu traffic lain seperti : traffic cone (kerucut), traffic cone berlampu untuk pekerjaan pada malam hari, flash-light, dan lain-lain yang
juga dapat menjadi pengaturan lalu lintas (traffic management).

1.4 Aspek Teknis Keselamatan Kerja


Pada pelaksanaan pekerjaan ini, khususnya aspek teknis keselamatan kerja, kontraktor akan menerapkan “Prosedur Pelaksanaan K-3”. Untuk
Prosedur Pelaksanaan K-3 dan Ketenaga Kerjaan , Pihak Kontraktor / PT. MANDALA BAKTI UTAMA mempergunakan prosedur-prosedur kerja yang
ditetapkan dan telah mendapat Sertifikat Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan. Dalam hal Keamanan aset, kontraktor akan bekerjasama
dengan Pihak keamanan terkait, kemanan dari internal yang menggunakan tenaga yang handal di bidangnya.

1.5 Memobilisasi peralatan utama dan peralatan pedukung pekerjaan


Mencakup penyediaan lahan untuk base camp, kantor, barak, bengkel, gudang& kegiatan pelaksanaan, mobilisasi personil sesuai dengan struktur
organisi serta para pekerja, penyediaan fasilitas lab & peralatannya, penyediaan alat komunikasi, serta mobilisasi peralatan sesuai dengan daftar
peralatan. Mobilisasi diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja. Penyediaan fasilitas dan pengendalian mutu
diselesaikan dalam waktu 45 hari terhitung tanggal mulai kerja.

1.6 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Manajemen Keselamatan Lalu Lintas sangat diperlukan untuk penunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan dari kecelakaan kerja di lapangan.
Petugas Manajemen Lalu Lintas harus selalu berada di lokasi kerja dengan menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas demi keselamatan pekerja
dan penggunaan jalan mengingat pekerjaan ini adalah peningkatan jalan , yang mana lalu lintas tidak tertutup,pekerjaan ini meliputi :

1. Persiapan Personil
Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas di setiap lokasi kegiatan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator keselamatan lalu lintas 1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan membuat laporan
keselamatan lalu lintas.

2. Peralatan
Peralatan yang biasa digunakan adalah :
a. Bendera Tangan
b. Lampu Kedip Portabel
c. Alat Komunikasi
d. Rambu-Rambu Peringatan

7|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS (1 & 2)

8|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS (3 & 4)

9|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS (5 & 6)

10 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS (7)

MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS (8 & 9)

11 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

(1.2) Mobilisasi

Aktivitas Mobilisasi Meliputi:

A.Mobilisasi Personil
 Personil Inti
 Personil Pendukung

B.Mobilisasi Peralatan dan Perlengkapan


1.Peralatan Pekerjaan Persiapan
 Theodolite
 Waterpass
 Total Station
2.Peralatan untuk Operasional Staff Proyek
 Pickup
 Handy Talky
 Perlengkapan Kantor
3.Peralatan untuk pekerjaan Utama dan Minor
4.Sewa Tanah
5. Fasilitas Kontraktor
 BaseCamp
 Kantor
 Bengkel
 Gudang, dan lain-lain
 Papan Nama Kegiatan

12 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.

Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan


perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko
yang ditetapkan oleh Pengawas pekerjaan.

Sistem Manajemen K3 Konstruksi Membuat, menerapkan dan memelihara


prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang
telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

Pelaksanaan:
1. Rapat Persiapan Keselamatan Kerja
2. Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK) berdasarkan tahapan-tahapan
3. dan metode pelaksanaan, sesuai ketentuan dan panduan Direktorat Jendral Bina Marga.
4. Sosialisasi dan Promosi K3
5. Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta berlengkapan keselamatan kerja selama
6. periode konstruksi sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak
7. Penyediaan personil dan fasilitas serta sarana K3
8. Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan K3

Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.Mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR No.02/PRT/M/2018
atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

13 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi risikotinggi dan harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan
dengan potensi bahaya rendah. Identifikasi dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.
Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam
pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam
organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi ahli K3 atau petugas K3 akan
merujuk Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada).

P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga
kerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya terdiri :

Fasilitas Pencucian
Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian
termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih.

Fasilitas Sanitasi
Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja.
Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup,
dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur
tersebut. Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan.

Penyediaan Air Minum


Menyediakan pasokan air minum yang layak dan memadai bagi seluruh pekerja.

Penyediaan Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan(P3K)


Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.
Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Penyediaan Akomodasi untuk Makan dan Baju


Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa sebagai tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat
makan dan perlindungan dari cuaca. Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik. Tempat ganti baju untuk pekerja
dan tempat penyimpanan pakaian yang tidak digunakan selama bekerja harus disediakan. Setiap pekerja harus disediakan lemari penyimpan pakaian
(locker).

Penyediaan Penerangan
Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat
dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang memadai
juga harus disediakan.

Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses
secara nyaman oleh pekerja.

Penyediaan Ventilasi
Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.
Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada
kondisi lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata.

14 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

1.20.(1) Pengeboran, termasuk SPT dan Laporan

Pengujian dilapangan sangat berguna untuk mengetahui karakter tanah dalam mendukung beban Pondasi dengan tidak dipengaruhi oleh kerusakan,
Contoh : tanah akibat operasi pengeboran dan penanganan, contoh. Khususnya berguna untuk menyelidiki tanah lempung sensitive, lanau dan tanah
pasir tidak padat. Perlu diperhatikan bahwa hasil-hasil uji geser kipas d a n u j i penetrasi, hanya memberikan informasi kuat geser (kekuatan) tanah
saja, oleh karena itu pengujian-pungujian tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai pengganti pengeboran, namun hanya sebagai pelengkap data
hasil penyelidikan. Suatu yang tidak dapat diidentifikasikan oleh pengujian tersebut adalah mengenai jenis tanah yang ditembusnya secara pasti,atau
perbedaan jenis tanahnya. Sebagai contoh, pengujian tidak dapat memberikan informasi mengenai tanah yang diuji apakah tanah organic atau lempung
lunak, atau tanah berupa pasir tak padat atau lempung kaku, karena yang diketahui hanya tahanan penetrasi atau kuat gesernya saja. Demikian pula,
hasil-hasil pengujian tidak dapat memberikan informasi mengenai kondisi air tanah. Untuk itu, kekurangan-kekurangan data dapat dilengkapi dengan
mengadakan pengeboran tanah

1.20.(2) Sondir termasuk Laporan

A. PERALATAN

1. Mesin sondir ringan (2 Ton) atau mesin sondir berat (10 Ton).
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan kebutuhan dengan panjang masing-masing 1 meter.
3. Manometer 2 buah dengan kapasitas :
a. Sondir ringan 0 sampai 50 Kg/cm2 dan 0 sampai 250 Kg/cm2.
b. Sondir berat 0 sampai 50 Kg/cm2 dan 0 sampai 600 Kg/cm2.
4. Konus dan batang konus.
5. 4 buah angker dengan perlengkapannya.
6. Kunci pipa, kunci Inggris dan kunci-kunci lainnya dan alat-alat pembersih.
7. Oil SAE 20.
8. 4 buah besi kanal (panjang 2 buah dan pendek 2 buah)

B. PELAKSANAAN

a. Bersihkan lokasi sekitar sondir dari rerumputan dan batu-batuan, sehingga terdapat permukaan yang rata.
b. Pasang angker dan aturlah mesin sondir bisa berdiri vertikal tempat yang akan diperiksa dan pasang manometer.
c. Isi mesin sondir dengan oil SAE 20. Usahakan pengisian oil sondir sampai bebas udara.
d. Pasang konus atau batang konus tersebut pada ujung pipa sondir pertama.
e. Pasang rangkai pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
f. Siapkan alat-alat untuk pembacaan antara lain tutup kran-kran dan jarum manometer harus pada posisi 0.
g. Kemudian kran pada manometer 0 – 60 Kg/cm2 dan 0 – 250 Kg/cm2 dibuka dan mulai penekanan. Umumnya konus/batang konus mencapai
kedalaman 20 cm, manometer dibaca, mula-mula perlawanan tanah konus untuk penekanan 4 cm ke bawah sampai 20 cm akan didapat
pembacaan tahan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan lekat (HL). Pembacaan manometer yaitu saat terjadi loncatan
pada jarum manometer.
h. Kemudian dilakukan penekanan untuk kedalaman 20 cm berikutnya. Kemudian ulangi lagi pembacaan tekanan konus atau batang konus pada
pembacaan total.
i. Harus diperhatikan bila tanahnya makin keras dan pembacaan PK + JP mendekati 90 Kg/cm2 dilakukan pergantian manometer dengan jalan
menutup kran manometer 0 – 60 Kg/cm2 pindah manometer 0 – 250 Kg/cm2
j. Pembacaan PK dan Jp dilakukan tiap 20 cm dan seterusnya. Pembacaan dihentikan sampai didapat pembacaan PK tiga kali berturut-turut
melebihi 200 Kg/cm2 atau sampai kedalaman 30 meter.
k. Apabila sampai konus tidak memakai batang konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada penekanan pertama (PK). Penekanan
dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
l. Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 500 Kg/cm atau kedalaman maksimum 30 meter dihentikan.

15 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

1.21 Manajemen Mutu

A. DATA DAN ASUMSI


 Tidak ada pengadaan peralatan pengujian mutu dan perlengkapan perangkat alat tulis dan kantor
 Hanya Jasa Pengendalian Mutu Pekerjaan dilapangan selamamasa pelaksanaan pekerjaan
 Personil melakukan pengendalian mutu berdasarkan spesifikasi pekerjaan dan membuat laporan mutu pekerjaan
 Manajemen Mutu sesuai ketentuan Ditjen Bina Marga

B. URUTAN KERJA
 Penyedia setelah menerima SPMK mengusulkan personil Tenaga Ahli Mutu Pekerjaan sebagai Manajer Kendali Mutu
 Tenaga Ahli dibantu oleh Asisten Kendali Mutu yang berpengalaman dibidangnya dan tenaga pendukung
 Membuat RMK dan laporan mutu yg disetujui PPK
 Melakukan pengendalian mutu semua pekerjaan dan membuat laporan secara berkala

C. TENAGA/PERSONIL
Masa Pelaksanaan Pekerjaan
 Ahli Kendali Mutu
 Asisten Ahli Kendali Mutu/Tenaga Terampil
 Staff Pendukung (supporting Staff)
 Laporan Kendali Mutu

2.3.(26) Saluran Berbentuk U Tipe DS 3

KESIAPAN BAHAN Not Oke


1. U-Ditch Tipe DS-3
2. Pasir
3. Semen
4. Air MANUAL MEKANIS
MARKING LOKASI+PASANG
GALIAN
KESIAPAN ALAT REQUEST & SHOP DRAWING PENGUKURAN Penggalian secara manual &
BOUWPLANK
mekanis, berikut perapihan
1. Excavator Oke
2. Dump Truck
3. Flat Bed Truck Proses:
Beri adukan mortar
pada setiap sambungan
4. Alat bantu Padatkan U-Ditch
tanah dasar
dan siapkan Bersihkan bagian dalam
Alat Ukur: lantai kerja U-Ditch
-Water Pass pasir urug SELESAI
-Meteran Penimbunan kembali &
PEMASANGAN RAMBU-RAMBU LALU pemadatan setelah U- Pembersihan lokasi &
LINTAS Turunkan U-Ditch Ditch terpasang dengan
Alat Pemadat: pengamanan hasil pasangan
dengan Excavator baik.
-Stamper

LANGKAH
PELAKSANAAN

16 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

2.3.(27) Saluran Berbentuk U Tipe DS 3a (dengan tutup)

KESIAPAN BAHAN Not Oke


1. U-Ditch Tipe DS-3a
2. Tutup Saluran
Beton
3. Pasir MANUAL MEKANIS
4. Semen MARKING LOKASI+PASANG
GALIAN
5. Air REQUEST & SHOP DRAWING PENGUKURAN Penggalian secara manual &
BOUWP LANK
mekanis, b erikut p erapihan

KESIAPAN ALAT Oke


Beri adukan mortar
1. Excavator Proses: pada setiap sambungan
2. Dump Truck Padatkan U-Ditch
tanah dasar
3. Flat Bed Truck dan siapkan
Bersihkan bagian dalam
4. Alat bantu U-Ditch
lantai kerja
pasir urug 1.Pasang Penutup SELESAI
Saluran Beton.
Alat Ukur: 2. Penimbunan kembali
PEMASANGAN RAMBU-RAMBU LALU
-Water Pass LINTAS Turunkan U-Ditch & pemadatan setelah U- Pembersihan lokasi &
-Meteran Ditch terpasang dengan pengamanan hasil pasangan
dengan Excavator
baik.

Alat Pemadat:
-Stamper

LANGKAH
PELAKSANAAN

2.4.(4) Pipa berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase


Bawah Permukaan, Diameter 6 Inch

KESIAPAN BAHAN Not Oke


1. Pipa berpori
(lubang banyak)
(Bahan : PVC atau
Beton) MANUAL MEKANIS
GALIAN
KESIAPAN ALAT MARKING LOKASI+PASANG Penggalian secara manual & Pemadatan
REQUEST, PENGUKURAN BOUWPLANK mekanis, berikut perapihan
MATERIAL
1. Lembaran APROVAL & Oke
GeoTextile (Untuk SHOP DRAWING
Proses:
sambungan antar 1. Gelar Geotextile.
pipa) 2. Gelar Kerikil/split +10cm.
3. Pasang Pipa berpori sesuai aligment di Shop Drawing, dan pada sambungan menggunakan
lembaran Geotextile.
4. Gelar kerikil/split sampai menutupi pipa dan tutup/lipat lembaran Geotextile hingga menutup
SELESAI
LANGKAH rapat.
Pengadaan
PELAKSANAAN Material
5. Tutup dengan timbunan pilihan disertai pemadatan.
6. Amankan lokasi kerja selama proses berlangsung sampai selesai.

17 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Detail Perletakan Pipa Perforated

3.1.(1a) Galian Biasa

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan menggunakan alat berat (cara mekanik) dan tenaga manusia
Lokasi pekerjaan : Sesuai Gambar kerja

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan galian badan jalan unutk perkesaran jalan beton, Pekerjaaan ini harus meliputi semua galian dalam batas rencana
yang ada dalam gambar, pemindahan, pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian
terbuka, sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan
Pengawas.

Persiapan Pekerjaan :
- Penyiapan Shop Drawing dan Request pekerjaan hingga mendapat approval dari direksi pekerjaan
- Penyiapan peralatan kerja dan tenaga
- Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan Pengukuran untuk mengetahui batas-batas dan elevasi rencana penggalian dengan
memasang patok – patok yang ditandai dengan cat.

Tahapan Pelaksanaan :

- Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.


- Selanjutnya Excavator menuangkan hasil galian kedalam dump truck.
- Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan. Material hasil galian dari Excavator yang memenuhi syarat diangkut dengan
Dump truck langsung ke lokasi timbunan atau dikumpulkan dan di stock di tempat penampungan sementara.
- Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian dan sekelompok lagi merapikan tanah hasil galian

Alat :
- Excavator, dump truck dan alat bantu (sekop, keranjang, sapu)
Tenaga :
- Operator pekerja mandor

Aspek K3 :
Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

Memasang Rambu Peringatan


• Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT ADA PEKERJAAN JALAN”

Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety

18 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

3.1.(2) Galian Batu Lunak

Not Oke
KESIAPAN BAHAN

1. Papan
2. Kaso
3. Benang
Manual Mekanis
MARKING Penggalian secara manual
REQUEST & LOKASI+PASANG & mekanis sesuai garis
SHOP DRAWING PENGUKURAN BOUWPLANK rencana gambar
KESIAPAN ALAT Lakukan pengukuran lebar
dasar & bandingkan dengan Oke
1. Excavator rencana
2. Dump Truck
3. Alat Bantu

PEMASANGAN SELESAI
LANGKAH RAMBU-RAMBU
PELAKSANAAN LALU LINTAS Pembersihan lokasi & Pemindahan hasil galian ke Disposal
pengamanan Lokasi Kerja area

3.1.(3) Galian Batu

Not Oke
KESIAPAN BAHAN

1. Papan
2. Kaso
3. Benang
Manual Mekanis
MARKING Penggalian secara manual
REQUEST & LOKASI+PASANG & mekanis sesuai garis
KESIAPAN ALAT SHOP DRAWING PENGUKURAN BOUWPLANK rencana gambar
Lakukan pengukuran lebar
dasar & bandingkan dengan Oke
1. Excavator+Breaker
rencana
2. Dump Truck
3. Jack Hammer
4. Alat Bantu

LANGKAH
PEMASANGAN SELESAI
RAMBU-RAMBU
PELAKSANAAN LALU LINTAS
Pembersihan lokasi & Pemindahan hasil galian ke Disposal
pengamanan Lokasi Kerja area

19 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

3.1.(7) Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine

3.1.(9) Galian Perkerasan Berbutir

Not Oke
KESIAPAN BAHAN
-

KESIAPAN ALAT
1. Jack Hammer
MARKING
2. Excavator LOKASI+PASANG Penggalian / Pembongkaran Penggalian sampai dengan Sub Grade
REQUEST &
(jika dibutuhkan) SHOP DRAWING BOUWPLANK dilanjutkan dengan pembersihan dan pemadatan
3. Sekop,belencong Oke
Cangkul
4. Air compressor
5. Tamper
6. Mini Roller
7. Pick up
8. Mistar Straight
Edge PEMASANGAN SELESAI
RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS Pembersihan lokasi &
LANGKAH
pengamanan Lokasi Kerja
PELAKSANAAN Pemindahan hasil galian ke
disposal area

20 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

KESIAPAN BAHAN

Material pilihan dari


Quarry yang lolos uji
dan disetujui
MARKING
REQUEST & LOKASI+PASANG Datangkan bahan material timbunan dari quarry. Hampar material timbunan perlapis dengan motor grader.
SHOP DRAWING PENGUKURAN BOUWPLANK Pastikan ketebalan gembur sesuai yg dijinkan/sesuai hasil trial compaction secara mekanis
KESIAPAN ALAT
1. Excavator
2. Dump Truck 7ton Not Oke
Lakukan pembersihan/perapihan
3. Motor Grader
lokasi dari rumput”, tanggul akar
4. Vibratory Roller sampai siap digelar bahan
5. Water tank truck timbunan
6. Alat bantu PEMASANGAN Periksa kadar air material timbunan yang sudah dihampar
RAMBU-RAMBU sebelum dipadatkan, bila kadar air kurang lakukan
LALU LINTAS penyiraman dengan water tank truck
LANGKAH
PELAKSANAAN Apabila timbunan diperkirakan
mencapai elevasi akhir (subgrade), Oke
maka lakukan :
- Pemeriksaan elevasi akhir
Bila diperlukan, Lakukan proteksi timbunan
dengan plastik/bahan lain - Crossfall/Crown dari pada
SELESAI sebelum lapisan material permukaan akhir timbunan
berikutnya - Bila diperlukan lakukan proof Padatkan hasil penghamparan
rolling test, untuk memeriksa Bila diperlukan, lakukan dengan jumlah passing dan kadar
keseragaman kepadatan pemeriksaan derajat kepadatan air material timbunan sesuai
- Pemeriksaan derajat kepadatan per layer dengan trial compaction
(mencapai 100%)

3.5.(2a) Geotekstil Separator Kelas 1

21 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

1. Pemasangan Subgrade/tanah dasar


KESIAPAN BAHAN  Hal yang pertama dilakukan adalah membersihkan lo kasi dari benda-be nda tajam dan benda lainnya yang dapat menghambat proses
subgarade
1. Geotextile  Hal kedua, singkirkan atau ganti tanah dasar yang lunak dengan material yang lebih baik. Hal ini disesuaikan dengan perencanaan
 Hal ketiga, padatkan tanah dasar dengan alat pemadatan yang memadai.
Non Woven
2. Penggelaran Geotextile dan Penyambungan
-Pe nggelaran
Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus digelar secara melin tang dijalan.
KESIAPAN ALAT Menentukan Sesudah itu Geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan
REQUEST & Batas-batas geotextile dapat dil lakukan secara fle sibel (melintang atau memanjang).
1. Cutter SHOP DRAWING pekerjaan Geotextile dapat dipotong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan
penyambungan.
2. Gunting -Pe nyambungan Geo Textile
3. Meteran Penyambungan Geo Textile yang satu ke lainnya dapat dilakukan dengan cara saling melewati (overlap) atau dengan cara dijahit (Sewn).
Dengan metode ove rlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30 cm – 100 cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan
4. Cangkul Penjahitan panel geotextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit portable atau menggunakan tenaga generator.
Penjahitan di lapangan biasanya memerlu kan tiga sampai empat pekerja. Panel yang belum di jahit dapat dis iapkan di gudang (workshop) dalam berbagai
5. Alat bantu macam panjang dan lebar yang diperlukan.

3. Penyebaran dan Penempatan Agregat


PEMASANGAN
LANGKAH RAMBU-RAMBU
Sesudah Geo textile selesai disambung dan rapi, langkah selanjutnya adalah mene bar dan menempatkan agregat yang sudah kita pilih untuk diletakkan
diatas geotextile.
PELAKSANAAN LALU LINTAS Penempatan agregat dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan agregat, sehingga lapisan geotextile tidak tergilas langsung oleh roda truk
pengangkut agregat maupun alat berat yang kita gunakan untuk meratakan karena dapat merusak lapisan geotextile.
Ketebalan agregat disesuaikan dengan perencanaan yang kita buat sebelumnya.
Material agregat ke mudian diratakan, dapat menggunakan alat berat, dozer, dll. Jika lapisan agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan berlalu-lalang
diatasnya, khawatir dapat merusak lapisan geotextile.

4. Pemadatan Agregat
Setelah agregat diratakan, agregat tersebut dipadatkan, dapat menggunakan alat berat, mesin giling, vibrator roller, dll.

SELESAI
Pembersihan lokasi &
pengamanan Lokasi Kerja

Skh-1.3.11.(3) Geogrid Unixial Type 3

22 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Pelaksanaan :
A. Buat Request Pekerjaan dan Pengajuan Aproval Material. Dibutuhkan persetujuan dari Konsultan dan Direksi Pekerjaan
B. Siapkan Tenaga, Peralatan dan Material yang dibutuhkan.
C. Pastikan rambu-rambu pengaman dan perlengkapan K3 digunakan.
D. Setelah bagian bawah area timbunan/stabilisasi di perbaiki, dan pipa-pipa *berlubang banyak”/perforated Pipe dipasang sesuai
gambar dan diberi perkuatan agar tidak mudah bergeser maka proses pasang Lembaran Geogrid Unixial Tipe 3 dapat dimulai.
E. Pastikan lapisan timbunan Pilihan paling bawah sudah memenuhi persyaratan.
F. Gelar/pasang Anyaman yg dilapis PVC dibawah kerangka kotak bronjong sebelum diisi batu, (Lebar 3 meter, terpasang)
pastikan terikat kuat dengan lilitan kawat.
G. Isi kerangka kawat bronjong dengan batu kali sesuai yang dipersyaratkan.
H. Pasang lembaran Geogrid Unixial Type 3 dari sisi Bronjong sampai sisi lereng dengan bantuan pasak2 besi untuk menjepit
dan pasang geotekstil separator diujung sisi bronjong hingga sisi atas bronjong yang dimaksudkan menutupi permukaan
samping dan sisi bawah bronjong tahap berikutnya.
I. Mulai persiapan penimbunan dan pemadatan Timbunan Pilihan sesuai persyaratan hingga level bronjong I.
J. Lipat Geotekstil separator yang telah disiapkan untuk proses pemasangan bronjong II.
K. Ulangi langkah Point E sampai dengan Point I hingga tercapai level timbunan yang dipersyaratkan sesuai gambar shop
drawing.
L. Selesai.

Skh-1.3.16.(2)b Jaring Kawat Kuat Tarik Tinggi dilapisi Galvan (Zn-Al)

Skh-1.3.16.(15)b Net Kabel Kuat Tarik Tinggi dilapisi Galvan (Zn-Al)

Skh-1.3.16.(6)a Angkur Pin dari batang Baja Ulir (Threaded Bar) Grade 75 Diameter 25 mm

Skh-1.3.16.(7) Angkur Sling (Wire Rope Anchor) Diameter 16 mm

PELAKSANAAN

1) Persiapan

a) Persiapan Bahan dan Alat :


Bahan-bahan Jaring Kawat atau Net Kabel untuk penanganan jatuhan batuan sebagaimana tertera dalam Gambar maupun sesuai
rekomendasi pabrik yang telah memenuhi persyaratan disediakan dilapangan sebelum pekerjaan dilakukan.
Jaring Kawat, Net Kabel, Angkur, Kabel Sling, Kawat Pengikat, dan Ring Baja Galvanis harus ditandai dengan nomor dan diberi label
untuk keperluan identifikasi sebelum diangkut ke tempat kerja.
Peralatan yang diperlukan untuk pemasangan jaring kawat atau net kabel dan peralatan grouting disiapkan, diperiksa dan berfungsi dalam
kondisi baik.

23 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Fence Barrier Jaring Kawat


Angkur PIN & Angkur Sling

Pelat Angkur

Rotary Anchor Engineering Drilling Rig


Body Harness Excavator

b) Penyiapan Kondisi Lereng, Penempatan Jaring dan Angkur


Tumbuhan, terutama pohon dan semak berukuran besar di daerah yang akan dilindungi jaring yang mengganggu efektifitas dan integritas
jaring harus dibuang atau sebagaimana ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
Tumbuhan di atas area sistem angkur harus dibuang, pembersihan tumbuhan ini hanya di area yang dibutuhkan untuk pemasangan sistem
angkur dan dengan jarak kearah atas dari sistem angkur paling jauh 6m atau ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
Pembersihan blok batuan yang berpotensi merusak jaring atau bagian lainnya harus dilakukan sebelum pemasangan Jaring Kawat atau
Net Kabel.
Pembersihan dengan cara mekanik dapat dilakukan dengan menggunakan excavator. Untuk membuang batu yang sangat besar dapat
menggunakan alat breaker hydraulic yang disisipkan ke dalam celah-celah batuan yang terbuka. Pelandaian kemiringan lereng batuan
dapat dilakukan secara manual atau dengan alat excavator disesuaikan dengan situasi di lapangan.
Penyedia Jasa harus memverifikasi lokasi pemasangan Jaring Kawat dan lokasi setiap angkur.

2) Pemasangan Angkur

a) Umum
Jaring Kawat atau Net Kabel harus diangkurkan pada posisi bagian atas lereng dengan Angkur Sling. Angkur Sling ini dimasukkan sesuai
panjang yang ditunjukkan oleh Gambar atau ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
Lokasi titik lubang bor Angkur Sling dan Angkur Pin yang akan dipasang angkur disesuaikan dengan Gambar atau yang ditentukan oleh
Pengawas Pekerjaan.

24 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

b) Pengeboran
Lubang bor harus dibuat pada lokasi yang telah ditentukan dengan kemiringan dan kedalaman sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar dan
telah disetujui Pengawas Pekerjaan.
Lubang bor untuk batang angkur dapat menggunakan beberapa metode yang umum digunakan, antara lain; rotary percussion, auger dan
rotary percussion drilling . Pemilihan metode pengeboran juga harus mempertimbangkan ketersedian alat bor pada lokasi pekerjaan dan
jenis kondisi tanah atau batuan yang akan di bor. Pemilihan alat bor juga harus mempertimbangkan dampak dari penurunan tanah yang
terjadi akibat aktivitas pengeboran. Salah satu dampak yang mungkin terjadi akibat aktivitas pengeboran adalah terjadinya heaving atau
amblas pada bagian permukaan tanah, untuk mengurangi dampak ini dapat digunakan casing selama proses pengeboran.
Pada saat pengeboran penggunaan cairan lumpur seperti Bentonite tidak diperbolehkan, bila dinding lubang bor berpotensi longsor harus
menggunakan casing . Pengeboran yang digunakan adalah pengeboran kering (dry coring ). Setelah pengeboran selesai, sebelum angkur
dimasukkan maka lubang bor dibersihkan dari semua kotoran atau dengan memperdalam lubang bor untuk menampung sisa kotoran
pengeboran. Jika memang diperlukan air untuk proses pengeboran dan pembersihan kotoran maka perlu mendapat persetujuan Pengawas
Pekerjaan. Untuk lubang bor berpotensi longsor yang sudah selesai dan belum akan segera di-grout , harus dipasang casing.
Dalam segala kondisi, diperlukan perancah yang kuat untuk dudukan mesin bor untuk keamanan dan keselamatan kerja tim pengeboran.
Bila diperlukan, mesin bor diikatkan dengan tali yang dihubungkan pada patok yang berada di atas alat tersebut. Segera lakukan
penghentian sementara dan modifikasi metode pengeboran bila dijumpai adanya amblasan tanah atau longsoran. Bila terjadi kerusakan
pada lereng dengan perkuatan yang telah terpasang segera lakukan usaha untuk menstabilkan dan perbaikan tanpa biaya tambah.
Setelah kedalaman pengeboran sesuai dengan Gambar, selanjutnya angkur ditempatkan di tengah lubang dengan menggunakan bantuan
Centralizers sedemikian rupa sehingga angkur tidak melengkung dan tidak mengganggu pipa grout mencapai dasar lubang dan beton dapat
mengalir dengan baik sampai ke atas. Untuk menempatkan kabel sling dan angkur pin terletak di tengah lubang bor maka dipasang
Centralizer dengan jarak minimum antar Centralizer 0,60 m. Posisi batang dapat bergeser dengan toleransi 25 mm dari tengah lubang.
Tidak diperbolehkan menekan angkur bila dialami kesulitan pada saat memasukkan ke dalam lubang bor.

c) Angkur Sling
Deviasi yang diijinkan untuk penempatan Angkur Sling adalah 200 mm ke semua arah. Kemiringan angkur, deviasi yang diijinkan ± 3
derajat. Toleransi tersebut hanya berlaku untuk setiap angkur dan tidak berlaku secara akumulatif di seluruh area atau area tertentu.
Angkur di pasang pada lubang bor yang sudah di siapkan. Bilamana pengeboran mengalami kesulitan yang tidak terduga, titik pengeboran
dapat dipindahkan dengan memenuhi persyaratan deviasi atau mendapat persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan. Lubang bor semula
harus ditutup kembali dengan grout . Pemindahan dan penutupan kembali dengan bahan grout pada lubang lama tidak diperhitungkan
sebagai kerja tambah yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Angkur Sling yang tidak memenuhi syarat deviasi penempatan angkur dan persyaratan kuat cabut disebabkan karena metode pemasangan
yang digunakan oleh Penyedia Jasa, harus diganti tanpa biaya tambah.

d) Angkur Pin
Pelat untuk Angkur Pin yang dipasang harus menempel pada permukaan lereng dengan cara mengencangkan baut.
Penempatan Angkur Pin bilamana memungkinkan di tempatkan di titik permukaan terendah sehingga celah atau jarak antara jaring dan
permukaan lereng dapat diminimalkan.
Angkur Pin tambahan perlu dipasang jika ada rongga yang cukup besar sehingga dapat mengganggu kontak antara jaring dan permukaan
lereng sesuai yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
Angkur Pin dapat diberi gaya prategang sesuai dengan Gambar atau sesuai persetujuan Pengawas Pekerjaan.

25 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Angkur Sling (Wire Rope Anchor)

Angkur Sling (Wire Rope Anchor) & Angkur PIN

26 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Detail Angkur Sling (Wire Rope Anchor)

Detail Angkur PIN (Threaded Bar)

3) Grouting

a) Rancangan Campuran (mix design)


Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing mutu grouting yang akan digunakan sebelum
pekerjaan grouting dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran grouting di laboratorium berdasarkan
kuat tekan grouting secara umum untuk umur 7 dan 28 hari, kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh Pengawas Pekerjaan. Kecuali
ditentukan lain, rancangan campuran harus memiliki standar deviasi rencana (Sr) antara 2,5 MPa sampai 8,5 MPa. Proporsi bahan dan berat
penakaran hasil perhitungan harus memenuhi kriteria teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (strength), dan keawetan (durability).
Penyedia Jasa wajib menyerahkan data tersebut kepada Pengawas Pekerjaan.

b) Campuran Percobaan
Sebelum dilakukan grouting, Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama
seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan (serta sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dll). Pengujian kuat tekan grouting umur 7 hari dari
hasil campuran percobaan harus mencapai kekuatan minimum 90 % dari nilai kuat tekan grouting rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan
campuran grouting (mix design) umur 7 hari. Bilamana hasil pengujian grouting berumur 7 hari dari campuran percobaan tidak menghasilkan kuat

27 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

tekan grouting yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut,
dengan meminta saran tenaga ahli yang kompeten di bidang beton untuk kemudian melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat
tekan grouting di lapangan yang sesuai dengan persyaratan. Bilamana percobaan campuran grouting telah sesuai dan disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, maka Penyedia Jasa boleh melakukan pekerjaan grouting sesuai dengan Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF) hasil percobaan
campuran.

c) Peralatan Grouting
Peralatan Grouting harus dapat menghasilkan campuran grouting yang seragam, tidak menggumpal, dan dapat mengaduk terus menerus.
Pompa yang digunakan harus dilengkapi dengan pengukur tekanan grouting yang diinginkan.

d) Metode Grouting

Setelah batang angkur diletakkkan ke dalam lubang bor, selanjutnya dilakukan pengisian material grouting dengan menggunakan pipa
grout . Pipa untuk memasukkan material grouting dimasukkan kedasar lubang bor dan dilakukan pengisian material grouting sampai
lubang bor penuh.
Proses pemasukan material grouting dapat dilakukan dengan metode gravitasi atau dengan tekanan, dimulai dari dasar lubang dengan
menggunakan selang atau pipa. Ujung selang atau pipa tersebut harus dipertahankan posisinya ada didalam material grout sambal ditarik,
untuk mencegah timbulnya pori-pori. Material grouting dapat di pompa ke lubang bor setelah 60 menit pencampuran atau dalam waktu
yang direkomendasikan oleh pembuat admixture.
Setiap lubang yang telah diisi angkur harus dipenuhi dengan material grout dalam sekali pelaksanaan, penyambungan pengisian
grouting tidak diperbolehkan. Apabila digunakan casing , pada saat casing dicabut, ketinggian grouting di dalam lubang harus dijaga
untuk menghindari keruntuhan dinding lubang bor.
Untuk metode grouting yang menggunakan tekanan, lakukan pencatatan tekanan grouting pada angkur yang terpasang dengan
menggunakan teknik tekanan grouting . Lakukan pengaturan tekanan grouting untuk menghindari kerusakan struktur tanah yang
berlebihan atau menimbulkan rekahan.

4) Penghamparan

Pekerjaan penghamparan Jaring Kawat atau Net Kabel dapat dilakukan setelah kekuatan grouting sudah mencapai kuat tekan beton yang
mampu
menahan beban Jaring Kawat atau kabel atau menggunakan metode lain yang disetujui Pengawas Pekerjaan.
Bagian atas Jaring Kawat harus dipasang dengan Kabel Sling horizontal dengan diameter dan kuat putus minimum sama dengan Angkur
Sling. Gunakan Cincin Baja (shackles) untuk menghubungkan Angkur Sling dengan Kabel Sling horisontal.
Kabel Sling horizontal diikatkan dengan Kabel Sling vertikal dengan jarak maksimum 7.0 m atau sesuai Gambar. Jaring Kawat dilipat
minimum 0.30 m diatas Kabel Sling horisontal, diikat dengan Cincin Baja atau klip atau dianyam dengan Kabel Sling.
Jaring Kawat harus dipasang dalam bentuk panel-panel vertikal dan menutupi lereng secara menerus tanpa adanya celah. Sambungan
antar panel Jaring Kawat dapat menggunakan klip atau Kawat Pengikat (Lacing wire) dengan kekuatan sama atau lebih besar dari Jaring
Kawat.
Sambungan horizontal tidak diizinkan tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan dan hanya digunakan untuk kondisi khusus. Jika
sambungan horizontal disetujui, sambungan harus diikatkan dengan klip (fastener) dan Kawat Pengikat. Panel sambungan bagian bawah
diletakkan di atas panel bagian atas dengan tumpang tindih minimum 0.30 m.
Jika digunakan Jaring Kawat yang dikombinasikan dengan Net Kabel, Jaring Kawat harus ditempatkan antara Net Kabel dan permukaan
lereng, serta dikencangkan pada setiap panel Net Kabel. Kabel pengikat atau konektor harus berjarak maksimal 0,3m dalam arah vertikal
dan horizontal. Jaring kawat dan Net Kabel harus sejajar tanpa adanya celah lebih dari 10cm. Net Kabel dan Jaring Kawat harus diikatkan
sebelum dihampar pada permukaan lereng.
Untuk Metode Aktif, jaring harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jaring mengikuti kontur lereng dan meminimalkan celah atau
jarak yang
besar antara jaring dan permukaan lereng.
Untuk Net Kabel Standar dan Net Kabel Kekuatan Tinggi, jika sambungan antar panel menggunakan Kabel Sling maka diameter kabel
sling minimum 8 mm (setara 5/16 inch) dengan kuat tarik minimum minimum 40,92 kN (atau setara dengan 9.200 lbs), jika sambungan
antar panel menggunakan metode lain maka harus mengikuti rekomendasi pabrik dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Sebelum dan sesudah pemasangan, Jaring Kawat harus diperiksa untuk memastikan tidak mengalami kerusakan (misalnya putus atau
terkelupas).
Jika Pengawas Pekerjaan menemukan Jaring Kawat yang rusak maka Penyedia Jasa harus segera menggantinya tanpa ada tambahan
biaya.

28 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

29 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

``

30 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

31 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

32 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

33 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Denah Pemasangan Threaded Bar (Angkur PIN)

Perspektif Mesh + Threaded Bar

34 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Lapisan pondasi Agregat Klas A, biasa kita kenal dengan LPA, digunakan sebagai lapis pondasi atas, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan yang
dilebarkan dan di atas permukaan lapis pondasi bawah (LPB) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Persiapan :

1. Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau di UMPKL Dinas Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh
Direksi pengawas, contoh semua jenis material diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh material (batu,
abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan konsultan Pengawas.
2. Setelah DMF selesai kontraktor akan membuat JMF (Job Mix Formula) di Laboratorium Kontraktor itu sendiri, didampingi konsultan dan Direksi
teknis.
3. Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan batu dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan
memenuhi syarat, termasuk penyediaan pasir.
4. Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material (mengacu JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan
tebal padat yang disyaratkan (diketahui faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pemadatan sehingga dihasilkan kepadatan maksimal
sesuai spesifikasi teknis. Hasil percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran manual), uji kepadatan (Sand Cone), uji
gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI lapangan (atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
5. Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.

Pelaksanaan :

1. Pengadukkan material LPA : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan
lapangan, pengadukan dilaksanakan setiap maksimal ≤ 50 m3 agar menghasilkan campuran yang homogen, digunakan peralatan excavator
dan Wheel Loader.
2. Material LPA diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan wheel Loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa
(memeprhatikan faktor gembur dari hasil percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
3. Penghamparan menggunakan Motor Grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian
hamparan dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan. Selama proses penghamparan dilakukan
control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air optimal pada saat pemadatan dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
4. Pemadatan menggunakan Vibrator Roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai dari bagian yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang
lebih tinggi, jumlah lintasan sesuai dengan hasil percobaan pelaksanaan. Pemadatan dihentikan jika diyakini tercapai kepadatan yang
disyaratkan.

Pengujian dan pengukuran :

1. Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
2. Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), kelandaian (menggunakan pesawat waterpass atau
theodolit) dan kerataan permukaan (menggunakan mistar ukur).

Pemeliharaan :

Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan sampai pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal)
akan dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga dimensi, permukaan dan mutu LPA tetap sesuai spesifikasi teknis.

35 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

6.1.(1)(a) Lapis Resap Pengikat Aspal Cair

KESIAPAN BAHAN
1. Asphalt Cair ( Air Compressor )
2. Kerosene Pembersihan Lokasi

KESIAPAN ALAT Pemeriksaan


REQUEST & MARKING LOKASI
1. Asphalt Distributor SHOP DRAWING
2. Air Compressor
3. Alat bantu SELESAI
( Asphalt Distributor )
Pelaksanaan penghamparan/
LANGKAH penyemprotan
PELAKSANAAN

PEMASANGAN
RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS

6.1.(2)(a) Lapis Perekat Aspal Cair

KESIAPAN BAHAN
1. Asphalt cair ( Air Compressor )
2. Kerosene Pembersihan Lokasi

KESIAPAN ALAT Pemeriksaan


REQUEST & MARKING LOKASI
1. Asphalt Distributor SHOP DRAWING
2. Air Compressor
3. Alat bantu SELESAI
( Asphalt Distributor )
Pelaksanaan penghamparan/
LANGKAH penyemprotan
PELAKSANAAN

PEMASANGAN
RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS

36 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) Jarak AMP ke Lokasi


Proyek +80 Km

6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC) Jarak AMP ke Lokasi


Proyek +80 Km

KESIAPAN BAHAN
1. Aggregat 0-5
2. Aggregat 5-10
3. Aggregat 10-15
4. Pasir halus
Persiapkan Dump
5. Aspal
Truck+Terpal
6. Semen/Filler Persiapkan Alat Pemadat
MARKING Persiapkan Alat Penghampar
REQUEST &
LOKASI
SHOP DRAWING
KESIAPAN ALAT
A. Peralatan Produksi
dan Penghamparan
1. AMP
2. Wheel Loader
3. Genset Periksa Suhu
4. Dump Truk ( Asphalt Distributor ) Hotmix Diatas Perapihan sisi tepi/sambungan
5. Asphalt Finisher PEMASANGAN Tuangkan material Hotmix kedalam Dump Truck Cek Tebal
Pelaksanaan penghamparan/
6. Tandem Roller RAMBU-RAMBU Asphalt Finisher dan dalam Gembur
penyemprotan Lapis Perekat
7. Pneumatic Tire Roller LALU LINTAS Hopper
8. Alat bantu

Peralatan pendukung :
1. Meteran
Pemadatan awal
2. Thermometer sesegera mungkin
3. Mistar Straight edge
Pemadatan Akhir
4. Mesin Coring
AMP produksi AC-BC sesuai DMF-JMF dan di muat ke Dump Truck Suhu
serta ditutup Terpal untuk menjaga kondisi suhu dalam perjalanan Periksa ketebalan dengan alat Pemadatan
LANGKAH (Rata” penurunan suhu +5°C/jam) coring & kepadatan di kedua dan
Pemadatan
PELAKSANAAN Laboratorium
Akhir,
tergantung pada
Aspal penetrasi
Pemadatan Kedua yg dipakai
SELESAI Hotmix
dibiarkan
sampai dingin
(mencapai
Lalu lintas titik suhu
Pemeriksaan dibuka lembek aspal)

37 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

6.3.(7a) Laston Lapis Pondasi (AC-Base)

KESIAPAN BAHAN
1. Aggregat 0-5
2. Aggregat 5-10
3. Aggregat 10-20 & 20-30
4. Pasir halus
Persiapkan Dump
5. Aspal
Truck+Terpal
6. Semen/Filler Persiapkan Alat Pemadat
MARKING Persiapkan Alat Penghampar
REQUEST &
LOKASI
SHOP DRAWING
KESIAPAN ALAT
A. Peralatan Produksi
dan Penghamparan
1. AMP
2. Wheel Loader
3. Genset
4. Dump Truk ( Asphalt Distributor ) Periksa Suhu Perapihan s is i tepi/sambungan
5. Asphalt Finisher PEMASANGAN Tuangkan material Hotmix kedalam Hotmix yg ada Cek Tebal
Pelaksanaan penghamparan/
6. Tandem Roller RAMBU-RAMBU Asphalt Finisher dalam Hopper Gembur
penyemprotan Lapis Perekat
LALU LINTAS
7. Pneumatic Tire Roller
8. Alat bantu

Peralatan pendukung :
1. Meteran
Pem adatan awal
2. Thermometer ses egera mungkin
3. Mistar Straight edge
Pemadatan Akhir
4. Mesin Coring
AMP produksi AC-Base sesuai DMF-JMF dan di muat ke Dump Truck Suh u
serta ditutup Terpal untuk menjaga kondisi suhu dalam perjalanan Periksa ketebalan dengan alat Pemadatan
LANGKAH (Rata” penurunan suhu +5°C/jam) coring & kepadatan di kedu a dan
Pemadatan
PELAKSANAAN Laboratorium
Akhir,
tergantung p ada
Aspal p enetrasi
Pemadatan Kedua yg dipakai
SELESAI Hotmix
dibiarkan
sampai dingin
(mencapai
Lalu lintas titik suhu
Pemeriksaan dibuka lembek aspal)

6.3.(8) Bahan Anti Pengelupasan

Ajukan Sampel Periksa sampel


Datangkan ke Tuang ke Tungku
Material yang material di Hasil Pemeriksaan Ya
Lokasi AMP saat Mixing Aspal
akan digunakan Laboratorium

Tidak

Uraian :
Sampel Material yang akan digunakan terlebih dahulu ditest di Laboratorium untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Apabila Kadar Bahan Anti Pengelupasan sudah sesuai dengan Spesifikasi, maka Material tersebut dapat lanjut digunakan
Bahan diangkut ke lokasi pencampuran (AMP) dengan menggunakan Truck
Petugas K3 memeriksa kelengkapan APD pekerja dan Alat kerja serta bahan, apakah sudah sesuai dengan standar operasional (SOP) K3

Tim Kerja :
Kepala AMP, 2 Teknisi, 2 orang pekerja dan 1 orang Pelaksana

38 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

6.7.(1) Lapisan Penetrasi Macadam

Bahan :
- Agregat

Peralatan :
- Dump Truck
- Loader
- Tandem 6-8 Ton
- Hand Sprayer
- Truck

Pelaksanaan :
1. Persiapan Lapangan
Penetrasi macadam akan dipasang diatas pondasi yang telah dibangun diatas permukaan dengan lapis penutup yang akan meliputi:

a. Diletakkan diatas permukaan lapis penutup yang ada permukaan tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada suatu tingkat pemakaian tidak
melebihi 0,51/m2.
b. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain yang harus dibuang.
c. Sebelum pemasangan agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah dilapangan untuk mencegah pencampuran dan harus
selalu bersih.
d. Penghamparan dan Pemadatan

Metode mekanis
1. Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan sedemikiansehingga kuantitas agregatadalah seperti yang disyaratkan dan diperoleh
permukaan yang rata.

Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat6-8 ton yang bergerak dengan kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah
memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus tumpang tindih(overlap) paling sedikit
setengah lebar alat pemadat. Pemadatan harus dilakukan sampai memperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).

2. Penyemprotan Aspal
Temperatur aspal dalam distributor harus dijaga pada temperature yang disyaratkan untuk jenis aspal yang disyaratkan.

a. Penebaran dan pemadatan agregat pengunci


Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian
hingga tidak ada roda yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal. Takaran penebaran harus sedemikian hingga, setelah pemadatan, rongga-
rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan agregatpokok masih nampak.
Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaran agregat pengunci. Dengan cara yang sama seperti yang telah diuraikan diatas.
Jika diperlukan, tambahan agregat pengunci harus ditambahkan dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan diatas permukaan selama pemadatan.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat pengunci tertanam dan terkunci penuh dalam lapisan dibawahnya.

b. Metode Manual
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Jumlah agregat yang ditebar d atas permukaan yang telah disiapkan harus sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat
diperoleh dengan ketrampilan penebaran dan menggunakan perkakas tanganseperti penggaru pemadatan dilaksanakan seperti pada metode mekanis.

a. Penyemprotan aspal
Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan penyemprot tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal seperti yang disebutkan diatas.
Takaran penggunaan aspal harus serata mungkin pada takaran yang direncanakan.

b. Penebaran dan pemadatan agregat pengunci

39 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Penebaran dan pemadatan agregat pengunci dilaksanakan dengan cara yang sama dengan agregat pokok.

7.1.(5a) Beton Struktur, Fc=30 MPa


1. Pengawas dan pelaksana harus memastikan sudah membuat Mix Design jauh hari sebelum pekerjaan dimulai . Sample material yang diambil
adalah material yang akan dipakai untuk pengecoran. Pembuatan Mix Design lebih cepat dilakukan untuk mengantisipasi jika material yang akan
digunakan tidak layak secara kualitas, sehingga dapat dicari material dari tempat lain. Tidak semua material alam di suatu daerah layak
dipergunakan sesuai kualitas material yang disyaratkan.
2. Lokasi pengambilan material akan mempengaruhi schedule pelaksanaan pekerjaan. Terkadang pelaksanaan pengecoran bisa tertunda karena
stock material tidak ada, harga terlalu tinggi atau jarak transportasi yang cukup jauh. Untuk itu pengawas harus mendiskusikannya lebih awal
dengan pihak pelaksana
3. Pengawas harus memeriksa spesifikasi dan kualitas material yang masuk ke lokasi, antara lain : Semen ( dipastikan menggunakan Portland
Semen Type 1 ), Pasir Cor (ukuran dan gradasi butir standar, pasir bersih dari kandungan lumpur dan bahan organik), Split/ Koral ( batu pecah
ukuran ½ – 2/3, bukan batu bulat, gradasi butir standar, bersih dari lumpur dan bahan organik).
4. Pengawas dan Pelaksana harus memeriksa jumlah material yang masuk disesuaikan dengan Volume Beton yang akan dikerjakan. Kekurangan
material sering akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pengecoran.
5. Pengawas harus mengingatkan pelaksana jangan sampai menambah/mengurangi campuran beton sehingga mempengaruhi kekuatan beton
yang direncanakan. Setiap pengawas harus dapat mengestimasi volume beton, volume semen, pasir dan kerikil untuk beton yang dikerjakan.
6. Jika material semen masuk jauh hari sebelum pelaksanaan pengecoran maka penyimpanan material semen diusahakan terhindar dari hujan.
(Disimpan diruang tertutup).
7. Pengawas dan pelaksana harus memeriksa ketersediaan air untuk pengecoran. Pengawas menegaskan ke pelaksana bahwa air yang dipakai
harus bersih dan bebas dari lumpur dan minyak. Jika tidak ada persedian air dilokasi tersebut maka pelaksana harus membuat sumur bor atau
melakukan pembelian dari luar.
8. Pelaksana harus menyiapkan bak ukur (Dolak), dibuat sesuai dengan ukuran berdasarkan perhitungan Mix Design. Pengawas harus memastikan
ukuran dan jumlah bak ukur sesuai. Bak ukur ini akan dipergunakan sebagai takaran pada proses pencampuran material beton.
9. Pelaksana harus mengatur penempatan material (Semen, pasir dan kerikil) dan juga penempatan Mesin Molen sehingga memudahkan mobilisasi
material campuran beton saat pengecoran.
10. Pengawas dan Pelaksana memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak pakai, seperti : mesin molen, ember cor, kereta sorong,
concrete vibrator, mesin pompa, alat Slump Test, cetakan Benda Uji. Kondisi mesin molen akan mempengaruhi kecepatan pelaksanaan
pengecoran. Pelaksana harus memastikan mesin molen berfungsi dengan baik untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu
pengecoran yang tidak terlalu lama.
11. Jika volume beton yang akan dikerjakan cukup besar maka pengawas perlu melakukan koordinasi dengan pelaksana untuk pengadaan mesin
molen lebih dari 1 buah.
12. Pengawas mengingatkan pihak pelaksana untuk mempersiapkan jumlah pekerja sebaik mungkin, diatur menurut fungsionalnya , antara lain :
Tenaga pekerja untuk mobilisasi material, Tenaga pekerja untuk pengisian material pasir, Tenaga pekerja untuk pengisian material kerikil ,Tenaga
pekerja untuk pengisian semen, Operator mesin molen, Tenaga pekerja untuk mobilisasi distribusi beton, Tukang untuk pengatur penempatan
campuran beton , Operator vibrator dan pompa air (jika diperlukan) dan Tenaga bantu (cadangan) lainnya.

40 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

13. Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan sistem penalangan, maka pelaksana
harus mempersiapkan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Talang yang baik adalah talang
yang dapat mengalirkan campuran beton dengan lancar, salah satunya dengan dilapisi seng.
Harus dipastikan penempatan talang beton tidak melebihi jarak jatuh maksimum sebesar 60 cm.
14. Sebelum pengecoran dimualai, pengawas dan pelaksana harus memeriksa ukuran besi dan
sistim penulangan yang akan dikerjakan sudah sesuai dengan gambar kerja . Semua area yang
akan di cor harus bersih dari kotoran, minyak dan genangan air. Khusus untuk pekerjaan pondasi
dimana kondisi galian pondasi penuh dengan air maka dilakukan pemompaan. Sebaiknya
pengecoran juga jangan dilaksanakan saat hujan.
15. Ketika pengadukan beton sudah dimulai, pengawas dan pelaksana memerintahkan dan
mengingatkan secara tegas ke pekerja komposisi campuran material yang harus dituangkan ke
molen beton. Harus ditegaskan bahwa tidak boleh mengurangi volume komposisi material apalagi mengurangi volume semen.
16. Setelah pengadukan pertama selesai lakukan pemeriksaan slump trest. Dari nilai pemeriksaan slump test akan diketahui komposisi air optimal
untuk campuran tersebut. Nilai Slump test yang disyaratkan adalah 8 – 12 cm. Jika nilai slump test dibawah 8 cm, berarti adukan terlampau
kering maka air harus ditambah. Jika nilai slump test diatas 12 berarti adukan terlampau encer, maka jumlah air harus dikurangi.

17. Lakukan pengujian slump test saat pengadukan kedua, jika sudah memenuhi syarat maka dijadikan standar jumlah air dalam adukan. Jika belum
dilakukan lagi pemeriksaan di pengadukan ke tiga. Selanjutnya pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam beberapa tahap atau diacak
jika dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton dianggap kurang layak.
18. Pengawas berhak memerintahkan pelaksana untuk membuat Benda Uji Kubus/Silinder untuk uji kekuatan tekan beton. Pengambilan campuran
beton Benda Uji diambil dari adukan secara acak dari beberapa pengadukan.
19. Kadangkala untuk mempercepat pengadukan, pekerja sering menambahkan air. Hal ini harus secara tegas dilarang oleh pengawas.
20. Pengawas harus memerintahkan dan mengawasi pemakaian concrete vibrator. Setiap penuangan campuran beton harus dilakukan pemadatan
menggunakan concrete vibrator sesuai standar pemakaiannya.
21. Jika pengecoran dilakukan secara bertahap oleh volume yang cukup besar , misalnya pengecoran plat lantai maka penghentian pengecoran diatur
pada posisi yang diisyaratkan. Untuk penyambungan pengecoran selanjutnya terlebih dahulu harus dituangkan lem beton (Cold Joint). Pemakaian
cold joint harus mendapatkan persetujuan pengawas dimana sebelum pekerjaan dimulai pelaksana harus memberitahukan jenis cold joint yang
akan dipakai.
22. Pengawas harus memeriksa pelaksanaan pengecoran berjalan baik dan pastikan semua bagian terisi oleh beton. Khusu elevasi ketinggian batas
atas pengecoran di angkur harus diperiksa jangan sampai melebihi batas pengecoran. Karena jika lebih harus dilakukan pembobokan.
23. Setelah pengecoran selesai, semua perkakas dan peralatan harus dibersihkan dan dicuci supaya tidak terjadi pengikatan beton terhadap peralatan
dan perkakas sehingga tidak bisa terpakai lagi.

41 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

7.10.(3b) Bronjong dengan kawat yang dilapisi PVC

KESIAPAN BAHAN Prosedur dasar pembangunan sebuah bronjong termasuk penggalian, pemasangan bronjong dan pelaksanaan penggalian kembali.

1. Kawat Bronjong
2. Batu Kali Metode Kerja
1. Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah
penggalian untuk pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan
KESIAPAN ALAT disain. Termasuk tempat ruangan untuk pemadatan material pada
bagian luar penempatan bronjong. Pastikan kemiringan yang tepat
1. Gerobak sorong REQUEST & SHOP DRAWING dibuat pada saat penggalian, paling tidak 1:2 (450). Seandainya
2. Alat Bantu dibutuhkan gunakan penopang dan lembaran papan untuk penahan.
Pastikan daerah penggalian selalu kering dengan menggunakan pompa
listrik dan generator.
LANGKAH 2. Selama penggalian, letakkan jaring bronjong pada pinggir slope dan
PELAKSANAAN mulai pembentukan memanjang seperti yang tertera pada gambar 2,
dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 X 1000. Bungkus jaring
hingga berbentuk kotak dan ikatkan bersama bagian tepinya
menggunakan kawat yang telah digavanisir d = 3 mm, jepit dan ikatkan
serta dipotong dengan menggunakan tang.
3. Lanjutkan perletakan dan pengisian jaring bronjong dan tumpukan lalu ikatkan semua sesuai dengan gambar 3. Semakin banyak dinding
bagian dalam di dapat, maka bronjong semakin kuat, karena itu maka setiap bronjong harus diikatkan secara bersama-sama dengan
sebelumnya secara sejajar. Bronjong yang diletakkan diatas untuk setiap susunan harus dihubungkan juga untuk dengan yang lainnya.
Seandainya bronjong mempunyai bentuk memanjang sisi bagian bawah jaring harus d pasang daya tahan dan memperkuat struktur.
4. Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemiringan bekas galian harus di timbun kembali dan dilakukan pemadatan
PEMASANGAN RAMBU- dengan menggunakan material berukuran 0 – 150 mm. Seandainya menggunakan tamper yaitu alat yang paling sesuai digunaan untuk
PENGUKURAN
RAMBU LALU LINTAS memadatkan material, tuangkan material setebal 40 cm d sekeliling bronjong.
5. Ketika struktur bronjong telah selesai, pastika semua celah disekeliling bronjong d timbun kembali dan dipadatkan dengan baik.
Quality Control. Ketika aktifitas Pencegahan akhir
Sebelum aktifitas: - Pastikan Semua tanah dipindahkan dari galian sampai dengan kedalaman yang tepat -Pastikan bronjong diisi dengan cukup,
-Pastikan semua material, peralatan dan alat bantu lainnya -Pastikan semua bongkahan dan batu-batu besar dipindahkan dari bawah tempat penggalian dan seandainya butuh ratakan dengan material timbunan kembali yang dibuat dipadatkan
tersedia dan dalam kondisi baik serta sesuai dengan yang lebih baik dengan baik sehingga tidak ada lagi yang
spesifikasi -Periksa din ding penggalian dan kemiringan dinding galian 1:2 untuk mencegah terjadinya longsor masih lembek
-Pastikan setting out dilakukan dengan benar dan - Jagalah galia n agar dalam keadaan kering sebisa mungkin -Periksa semua sambungan yang terlihat
berdasarkan suatu ketinggian yang telah di tentukan - Pastikan pengikat dilakukan dengan kawat yang telah digalvanisir d > 3mm dan dengan jumlah kawat yang cukup apakah sudah terikat dengan baik.
sebelumnya - Pastikan batu dan kerikil yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan dengan ukuran yang sesuai
-Kontrol jaring bronjong, perletakan batuan, diameter - Pastikan bronjong terkunci dengan mengikatkannya secara bersamaan
lubang jaring, diameter kawat dan volume untuk - pastikan dilakukan pemadatan yang cukup di sekeliling bronjong
perencanaan pekerjaan

7.10.(4) Tambahan Biaya untuk Anyaman Penulangan Tanah


Dengan Kawat yang Dilapisi PVC

Pelaksanaan :

A. Prosedur pelaksanaan sama dengan prosedur pelaksanaan Bronjong.


B. Pada saat penyusunan Bronjong, dibawah bingkai bronjong 1 m x 1m di gelar Anyaman Kawat lapis PVC selebar 3 meter.
C. Lembaran Kawat dipastikan terikat kuat dengan kawat yang juga dilapisi PVC selebar dimensi bingkai bronjong (1 meter).
D. Setelah lembaran kawat bronjong terpasang berikutnya lembaran Geogrid dapat dipasang.
E. Selesai.

42 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Bukaan Unit Kawat Bronjong + Anyaman Tulangan Tambahan

Merangkai Unit Kawat Bronjong + Anyaman Tulangan Tambahan

Detail Ikatan Kawat

Perletakan Unit

43 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

Urutan Pemadatan Timbunan Pilihan

7.15.(1) Pembongkaran Pasangan Batu

KESIAPAN BAHAN

KESIAPAN ALAT Manual Mekanis


MARKING Pemindahan hasil galian ke Disposal
1. Excavator+Breaker REQUEST & LOKASI+PASANG Penggalian secara manual area
SHOP DRAWING BOUWPLANK & mekanis sesuai garis
2. Dump Truck rencana gambar
3. Jack Hammer Penggalian sampai dengan
4. Air Compressor Base/Pondasi
5. Alat Bantu

LANGKAH
PELAKSANAAN PEMASANGAN
SELESAI Pembersihan lokasi &
pengamanan Lokasi Kerja
RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS

44 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

9.2.(7) Rel Pengaman

KESIAPAN BAHAN Pagar Pengaman Jalan yang dipergunakan adalah produksi dengan standar
produksi ISO 9001 : 2000
1. Material Rel Pengaman
2. Material Beton Spesifikasi :
Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM 3 Tahun 1993 Tentang Alat Pengendalian dan Pengaman Pemakai Jalan dan
KESIAPAN ALAT Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.409/1/1/DRJD/200 7 tanggal
MARKING 15 Januari 2007 perihal petunjuk penyelenggaraan perlengkapan jalan di jalan
1. Palu seberat 25 kg. REQUEST &
LOKASI Nasional.
2. Linggis besar SHOP DRAWING
3. Linggis kecil
4. Blincong Pagar Pengaman Jalan yang dipergunakan adalah produksi dengan standar produksi ISO 9001 : 2000
5. Benang / tali
6. Meteran Spesifikasi :
7. Palu berat 5 kg Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 1993 Tentang Alat Pengendalian dan
8. Peralatan cor Pengaman Pemakai Jalan dan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.409/1/1/DRJD/2007 tanggal 15 Januari 2007 perihal
9. Kunci-kunci baut petunjuk penyelenggaraan perlengkapan jalan di jalan Nasional.
10. Mesin las
PEMASANGAN
RAMBU-RAMBU

I. Ukuran Pagar Pengaman Tahapan Pelaksanaan Pekerjaannya sebagai berikut :


Lempengan Besi (Beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan memanjang, dimana I. Survey
pada ujungnya disambungkan dengan lempengan besi yang melengkun yang bisa disebut terminal end. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah survey lapangan berdasarkan gambar apakah lokasi
Lempengan besi mempunyai ukuran-ukuran sebagai berikut : tersebut perlu untuk dipasang pagar pengaman atau tidak, apabila lokasi tersebut tidak perlu
1. Penampang melintang dengan ukuran minimal dipasang pagar pengaman maka perlu dilaporkan ke pengawas untuk dibuatkan gambar baru
Tebal : 2,67 mm khususnya lokasi pemasangannya.
Lebar : 310.00 mm Dan hasil survey tersebut maka kita dapat menghitung berapa jumlah masing-masing material seperti
Tebal Lekukan : 80,00 mm : Post beam, blocking piece, baut, T end, reflector. Untuk setiap lokasinya dan untuk menentukan
Jari-jari lekukan : 240.00 mm base camp tempat menaruh material guardrail.
2. Panjang Lempengan dengan ukuran minimal : II. Pengukuran
Panjang total lempengan : 4.000-4.330 mm Untuk pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana seperti jarak post, bentuk lengkungan
Panjang efektif lempengan : 3.800-4.000 mm apabila lokasi atau jalan berbelok dan ketinggian pagar pengaman dari permukaan jalan.
II. Lengan Lempengan besi ukurannya adalah : III. Persiapan Material
1. Penampang melintang sesuai dengan ukuran lempeng besi (Beam) Menghitung kembali jumlah material yang diperlukan untuk masing-masing lokasi seperti sebagai
2. Penampang memanjang dengan ukuran minimal : berikut :
Panjang Total : 700 mm Beam
Panjang Ef ektif : 540 mm Post
Jari-jari lekukan luar : 240 mm Blocking Piece
Jari-jari lekukan dalam : 580 mm Reflektor
Tebal lekukan : 250 mm T. end
III. Post adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang kokoh dengan ketebalan penampang Mur baut dan Ring
plat minimal 4,5 mm dan berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi. Material Cor
Tiang penyangga dengan ukuran minimal sebagai berikut : IV. Persiapan Peralatan
Panjang Total : 1800 mm Sebelum pemasangan dilakukan kita perlu mempersiapkan peralatan agar dalam pelaksanaan tidak
Tiang efektif diatas permukaan ada kendala yang berarti. Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :
Tanah terhadap lempengan besi : 500 mm 1. Palu seberat kurang lebih 25 kg.
Lebar : 180 mm 2. Linggis besar
Ketebalan : 4,5 mm 3. Linggis kecil
IV. Besi Pengikat (Blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan penampang plat 4. Blincong
minimal 4,5 mm, panjang 300 mm lebar 180 mm dan ketebalan blocking 4,5 mm yang berfungsi 5. Benang / tali
sebagai pengikat antar tiang penyangga dengan lempengan besi (Beam). 6. Meteran
Bahan Pagar Pengaman Jalan 7. Palu berat 5 kg
1. Lempengan besi 8. Peralatan cor
Terbuat dari besi propile design galvanis dengan ketebalan minimal 381 gram/m2 9. Kunci-kunci baut
Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35,2 kg/mm2 atau 50.000 psi, tegangan tarik tidak kurang 10. Mesin las
dari 49,2 kg/mm2 atau 70.000 psi serta perpanjangan 50 mm dari kurang dari 1,2 %. V. Pelaksanaan Pekerjaan
2. Lengan lempengan besi (Sleeve Beam) memilki bahan yang sama dengan lempengan besi (Beam) Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barang selanjutnya dilakukan pemasangan
3. Post (Tiang Penyangga) dengan cara, yaitu melakukan penggalian tanah untuk pemasangan tiang post yang tentunya sudah
Terbuat dari besi atau pipa St. 32 yang digalvanis minimal 381 gram/m2 diukur terlebih dahulu baik itu luasnya maupun kedalamannya serta kelurusannya dengan memakai
Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35 kg/mm2 atau tegangan tarik tidak kurang dari 41 kg/ benang sponengan.
mm2 dan panjang tidak kurang dari 1,2% Apabila pengalian sudah selesai langkah selanjutnya memasang post dengan cara memukul bagian
4. Besi pengikat (Bracket) adalah berupa baut dan mur diameter 12 mm untuk beam, 14 mm untuk kedalaman kurang lebih 20 cm agar posisi post tegak lurus dan dibagian yang ditanam diberi angkur 4
blocking dan 16 mm untuk tiang serta besi pengikat yang berfungsi untuk menyambung dab melekatkan (empat) buah dengan cara dilas sebelum dilakukan pengecoran.
lempengan besi ke tiang penyangga dengan mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi. Setelah post-post itu terpasang kemudian dilakukan penyetelan / pemasangan beam dengan cara
5. Semua bahan agar pengaman Jalan terbuat dari besi baja galvanis standar ISO 9002 memasang baut-baut kemudian kita cek kelurusan dan ketinggiannya sesuai gambar setelah itu baru
Warna Pagar Pengaman Jalan kita cor sesuai tahapannya sebagai berikut :
1. Pagar pengaman Jalan (Post, Blocking Post, Beam) tetap menggunakan warna asli. Dasar pondasi diurug pasir
2. Pada setiap lempengan / bahan pagar dipakukan bahan yang sifatnya memantulkan cahaya ketentuan Memasang bekisting pada bagian atasnya
: Menyiram lubang dengan air.
Sebelah kanan arah lalu lintas berwarna merah Mengecor dengan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil
Sebelah kiri arah lalu lintas berwarna kuning. Finishing pondasi.
Apabila sudah selesai pengecoran baru kita pasang perlengkapannya seperti reflector, t end
kemudian mengelas baut-bautnya untuk menghindari pencurian.

45 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”

Proyek : Penanganan Longsoran Jalan Soreang-Rancabali-Cidaun


Lokasi : Naringgul, Kabupaten Cianjur,Provinsi Jawa Barat
Anggaran : 2019

G. Provisional Hand Over (PHO)

Setelah keseluruhan pekerjaan selesai maka PT. MANDALA BAKTI UTAMA dapat mengajukan permohonan PHO. Jika keseluruhan
pekerjaan telah diterima oleh konsultan dan direksi pekerjaaan, maka PHO dapat dilaksanakan dan pekerjaan selesai, semua alat, personil
dan pendukung lainnya bisa didemobilisasi. Namun jika pekerjaan belum sempurna direksi pekerjaan memberikan waktu kepada
PT. MANDALA BAKTI UTAMA untuk memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan tersebut.

Setelah proses PHO selesai maka kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap pekerjaannya selama masa pemeliharaan pekerjaan.
Setelah masa pemeliharaan pekerjaan selesai, PT. MANDALA BAKTI UTAMA bisa mengajukan permohonan FHO.

Bandung, 18 Juli 2019


PT. Mandala Bakti Utama

Ir. Pantas Hutapea


Direktur Utama

46 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C

Anda mungkin juga menyukai