A. UMUM
Data teknis Pekerjaan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Utama :
Lokasi Pekerjaan
1|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
= Penanganan Longsor dengan Fence Barrier Pj. 30 Meter (Sta. 0+045 s/d Sta. 0+060)
= Penanganan Longsor dengan Jaring Kawat (Sta. 0+055 s/d Sta. 0+110)
= Penanganan Longsor dengan MSE Wall (Sta. 0+015 s/d Sta. 0+045)
Metoda Pelaksanaan disini dapat diartikan sebagai suatu cara dan ide dari PT. MANDALA BAKTI UTAMA dalam melaksanakan pekerjaan / proyek
sehingga Direksi Pekerjaan mengetahui dan menyetujui rencana cara pelaksanaan yang disampaikan dan akan di tempuh oleh PT. MANDALA BAKTI
UTAMA tersebut. Metoda Pelaksanaan ini adalah suatu tahapan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan mulai dari kegiatan
mobilisasi personil, bahan dan peralatan yang akan digunakan. Metoda Pelaksanaan ini pada setiap kegiatannya mengacu dan mengikuti standar
prosedur kerja berdasarkan ketentuan yang ada pada Spesifikasi dan Gambar disain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Setiap langkah
yang akan dilaksanakan Kontraktor diawali dengan permohonan untuk melaksanakan pekerjaan (request) kepada Direksi Pekerjaan yang dilampiri
gambar kerja (shop drawing) untuk pekerjaan konstruktif. Hal ini dimaksudkan agar dalam seluruh kegiatan pelaksanaan harus mendapatkan persetujuan
atas penggunaan bahan/material agar terpenuhinya aspek mutu maupun kuantitas dari bahan/material itu sendiri. Request maupun Shop Drawing terlebih
dahulu diperiksakan kepada Direksi Teknis dan selanjutnya kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Metoda tahapan kerja setiap item pekerjaan, tersaji dalam bentuk Jadwal Pelaksanaan . (terlampir pada bagian lain dari pada dokumen penawaran
ini). Dalam hal ini tahapan kerja akan disusun berdasarkan urutan kerja yang logis dan sistematis seperti diagram alir pekerjaan.
C. SYARAT-SYARAT KONTRAK
Sepanjang tidak ditentukan lain, spesifikasi teknis dan syarat syarat serta standar / peraturan teknis yang akan diikuti mengacu kepada Spesifikasi Teknis
dari lampiran dokumen pengadaan, Risalah aanwijzing, Addendum dokumen tender dan ketentuan ketentuan lain :
a) Gambar Rencana yang dibuat oleh Direksi Teknis yang sudah di sahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk gambar gambar kerja yang dibuat oleh
PT. MANDALA BAKTI UTAMA dan sudah disetujui / disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan selanjutnya dijadikan gambar pelaksanaan / gambar
kerja ( shop drawing )
b) Rencana Kerja
c) Scope dan rincian RAB
d) Dokumen Tender berikut Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing )
e) Surat Perjanjian Melaksanakan Pekerjaan / Kontrak
f) Surat Perintah Kerja ( SPK )
2|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
D. MANAJEMEN PROYEK :
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan diproyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil dari PT. MANDALA BAKTI UTAMA yang sudah berpengalaman dalam
penanganan proyek-proyek sebelumnya, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
semua pihak.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin General Superintendent (GSi), dibantu oleh beberapa tenaga ahli dan staff, dan
beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta pembantu-pembantunya. General Superintendent (GSi) bertanggung jawab kepada pimpinan
PT. MANDALA BAKTI UTAMA. General Superintendent (GSi) memimpin seluruh kegiatan diproyek, baik dibidang administrasi, teknik, maupun kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
a. Untuk masalah teknik/engineering dan quality control, General Superintendent (GSi) dibantu oleh Bagian Teknik & Administrasi Kontrak beserta
staffnya.
b. Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta staffnya
c. Urusan logistic dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan
Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti diuraikan diatas serta kerjasama yang baik dengan pihak pengawas, maka pelaksanaan proyek diharapkan
dapat berjalan dengan baik dan sesuai yanq disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
2. Koordinasi
Dalam pelaksanaan proyek dilapangan perlu diadakan rapat-rapat kordinasi dengan pihak instansi terkait. Demikian juga rapati nternal dalam organisasi
kontraktor dilaksanakan minimal 1(satu) kali dalam1(satu) minggu yang berfungsi membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan
dan penyelesaiannya serta program pelaksanaan dilapangan.
4. Sub Kontraktor
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub Kontraktor sesuai dengan yang diusulkan didalam Dokumen Penawaran
Prosedur Kontrol Kemajuan Pekerjaan dapat dijelaskan dalam tahap-tahap berikut ini:
A. TAHAP PERENCANAAN:
B. TAHAP PELAKSANAAN
3|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
6. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. MANDALA BAKTI UTAMA akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas
dalam hal:
a) Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
b) Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian
7. Program K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akandi bentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut
diatas dan akan diawasi. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka harus dibuat buku Program K3 diProyek yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan
K3 yang sekurang-kurangnya berisi:
o Organisasi K3 diProyek
o Sub Kontraktor yang dipakai
o Daftar Material yang memerlukan penanganan khusus
o Daftar Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
o Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian tertentu
o Schedule Waktu, Schedule Bahan, ScheduleAlat, Schedule Tenaga Kerja.
o Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan
o Rencana Inspeksi dan Tes
o Site Plan K3
o Program Kebersihan
c.Prosedur Inspeksi K3
o Inspeksi harian
o Inspeksi mingguan
o Inspeksi bulanan
o Kecelakaan Ringan
o Kecelakaan Berat
o Kecelakaan Mati
o Daftar Telepon/Personil yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan.
e.Prosedur Pelatihan/Penyuluhan
o Penyuluhan Awal
o Pelatihan Pekerja Baru
o Pelatihan secara periodic
4|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
g.Rapat K3
o Rapat K3 harian
o Rapat K3 mingguan
o Rapat K3 bulanan
Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K3 akan bekerjasama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi-instansi
lain yang terkait.
E. QUALITY CONTROL
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mengontrol;
a) Seluruh material yang digunakan
b) Pemilihan tenaga kerja
c) Perawatan alat
d) Test material dilaboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan
pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut diatas sudah ada penanggung jawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control
yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh
PT. MANDALA BAKTI UTAMA.
Manajemen mutu diproyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari system mutu perusahaan untuk
menjamin bahwa proses pelaksanaan diproyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam
gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu dipelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya:
Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan
untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan–bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahan tersebutakan dilakukan secara intern PT. MANDALA BAKTI UTAMA. Proses pengendalian mutu secara intern ini,
selanjutnya akan diperiksakan secara extern dengan melibatkan pihak eksternal untuk mendapatkan persetujuan, dalamhal ini adalah dari konsultan
pengawas/konsultan supervise dan pemilik proyek (Direksi Pekerjaan). Didalam pelaksanaan pengujian bahan dan hasil pekerjaan, maka juga akan disiapkan
(sewa ruangan) untuk penempatan peralatan laboratorium lapangan, dimana aktifitas pengujian dilaboratorium lapangan ini akan meliputi minimal hal-hal
sebagai berikut:
a) Analisa saringan
b ) Penempatan benda uji beton (bak rendam)
c) Pengujian density lapangan hasil coring aspal
1. Tenaga Kerja
Personel yang terpilih yang berpengalaman dalam proyek sejenis akan ditempatkan sebagai personel inti dalam organisasi proyek. Tenaga kerja terampil akan
5|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
dipilih dan didatangkan dari luar dan dari daerah setempat. Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :
6|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
1. Persiapan Personil
Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas di setiap lokasi kegiatan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator keselamatan lalu lintas 1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan membuat laporan
keselamatan lalu lintas.
2. Peralatan
Peralatan yang biasa digunakan adalah :
a. Bendera Tangan
b. Lampu Kedip Portabel
c. Alat Komunikasi
d. Rambu-Rambu Peringatan
7|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
8|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
9|T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
10 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
11 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
(1.2) Mobilisasi
A.Mobilisasi Personil
Personil Inti
Personil Pendukung
12 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Pelaksanaan:
1. Rapat Persiapan Keselamatan Kerja
2. Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK) berdasarkan tahapan-tahapan
3. dan metode pelaksanaan, sesuai ketentuan dan panduan Direktorat Jendral Bina Marga.
4. Sosialisasi dan Promosi K3
5. Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta berlengkapan keselamatan kerja selama
6. periode konstruksi sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak
7. Penyediaan personil dan fasilitas serta sarana K3
8. Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan K3
Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.Mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR No.02/PRT/M/2018
atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
13 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi risikotinggi dan harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan
dengan potensi bahaya rendah. Identifikasi dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.
Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam
pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam
organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi ahli K3 atau petugas K3 akan
merujuk Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada).
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga
kerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya terdiri :
Fasilitas Pencucian
Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian
termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih.
Fasilitas Sanitasi
Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja.
Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup,
dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur
tersebut. Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan.
Penyediaan Penerangan
Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat
dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang memadai
juga harus disediakan.
Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses
secara nyaman oleh pekerja.
Penyediaan Ventilasi
Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.
Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada
kondisi lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata.
14 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Pengujian dilapangan sangat berguna untuk mengetahui karakter tanah dalam mendukung beban Pondasi dengan tidak dipengaruhi oleh kerusakan,
Contoh : tanah akibat operasi pengeboran dan penanganan, contoh. Khususnya berguna untuk menyelidiki tanah lempung sensitive, lanau dan tanah
pasir tidak padat. Perlu diperhatikan bahwa hasil-hasil uji geser kipas d a n u j i penetrasi, hanya memberikan informasi kuat geser (kekuatan) tanah
saja, oleh karena itu pengujian-pungujian tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai pengganti pengeboran, namun hanya sebagai pelengkap data
hasil penyelidikan. Suatu yang tidak dapat diidentifikasikan oleh pengujian tersebut adalah mengenai jenis tanah yang ditembusnya secara pasti,atau
perbedaan jenis tanahnya. Sebagai contoh, pengujian tidak dapat memberikan informasi mengenai tanah yang diuji apakah tanah organic atau lempung
lunak, atau tanah berupa pasir tak padat atau lempung kaku, karena yang diketahui hanya tahanan penetrasi atau kuat gesernya saja. Demikian pula,
hasil-hasil pengujian tidak dapat memberikan informasi mengenai kondisi air tanah. Untuk itu, kekurangan-kekurangan data dapat dilengkapi dengan
mengadakan pengeboran tanah
A. PERALATAN
1. Mesin sondir ringan (2 Ton) atau mesin sondir berat (10 Ton).
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan kebutuhan dengan panjang masing-masing 1 meter.
3. Manometer 2 buah dengan kapasitas :
a. Sondir ringan 0 sampai 50 Kg/cm2 dan 0 sampai 250 Kg/cm2.
b. Sondir berat 0 sampai 50 Kg/cm2 dan 0 sampai 600 Kg/cm2.
4. Konus dan batang konus.
5. 4 buah angker dengan perlengkapannya.
6. Kunci pipa, kunci Inggris dan kunci-kunci lainnya dan alat-alat pembersih.
7. Oil SAE 20.
8. 4 buah besi kanal (panjang 2 buah dan pendek 2 buah)
B. PELAKSANAAN
a. Bersihkan lokasi sekitar sondir dari rerumputan dan batu-batuan, sehingga terdapat permukaan yang rata.
b. Pasang angker dan aturlah mesin sondir bisa berdiri vertikal tempat yang akan diperiksa dan pasang manometer.
c. Isi mesin sondir dengan oil SAE 20. Usahakan pengisian oil sondir sampai bebas udara.
d. Pasang konus atau batang konus tersebut pada ujung pipa sondir pertama.
e. Pasang rangkai pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
f. Siapkan alat-alat untuk pembacaan antara lain tutup kran-kran dan jarum manometer harus pada posisi 0.
g. Kemudian kran pada manometer 0 – 60 Kg/cm2 dan 0 – 250 Kg/cm2 dibuka dan mulai penekanan. Umumnya konus/batang konus mencapai
kedalaman 20 cm, manometer dibaca, mula-mula perlawanan tanah konus untuk penekanan 4 cm ke bawah sampai 20 cm akan didapat
pembacaan tahan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan lekat (HL). Pembacaan manometer yaitu saat terjadi loncatan
pada jarum manometer.
h. Kemudian dilakukan penekanan untuk kedalaman 20 cm berikutnya. Kemudian ulangi lagi pembacaan tekanan konus atau batang konus pada
pembacaan total.
i. Harus diperhatikan bila tanahnya makin keras dan pembacaan PK + JP mendekati 90 Kg/cm2 dilakukan pergantian manometer dengan jalan
menutup kran manometer 0 – 60 Kg/cm2 pindah manometer 0 – 250 Kg/cm2
j. Pembacaan PK dan Jp dilakukan tiap 20 cm dan seterusnya. Pembacaan dihentikan sampai didapat pembacaan PK tiga kali berturut-turut
melebihi 200 Kg/cm2 atau sampai kedalaman 30 meter.
k. Apabila sampai konus tidak memakai batang konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada penekanan pertama (PK). Penekanan
dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
l. Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 500 Kg/cm atau kedalaman maksimum 30 meter dihentikan.
15 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
B. URUTAN KERJA
Penyedia setelah menerima SPMK mengusulkan personil Tenaga Ahli Mutu Pekerjaan sebagai Manajer Kendali Mutu
Tenaga Ahli dibantu oleh Asisten Kendali Mutu yang berpengalaman dibidangnya dan tenaga pendukung
Membuat RMK dan laporan mutu yg disetujui PPK
Melakukan pengendalian mutu semua pekerjaan dan membuat laporan secara berkala
C. TENAGA/PERSONIL
Masa Pelaksanaan Pekerjaan
Ahli Kendali Mutu
Asisten Ahli Kendali Mutu/Tenaga Terampil
Staff Pendukung (supporting Staff)
Laporan Kendali Mutu
LANGKAH
PELAKSANAAN
16 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Alat Pemadat:
-Stamper
LANGKAH
PELAKSANAAN
17 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan menggunakan alat berat (cara mekanik) dan tenaga manusia
Lokasi pekerjaan : Sesuai Gambar kerja
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan galian badan jalan unutk perkesaran jalan beton, Pekerjaaan ini harus meliputi semua galian dalam batas rencana
yang ada dalam gambar, pemindahan, pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian
terbuka, sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan
Pengawas.
Persiapan Pekerjaan :
- Penyiapan Shop Drawing dan Request pekerjaan hingga mendapat approval dari direksi pekerjaan
- Penyiapan peralatan kerja dan tenaga
- Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan Pengukuran untuk mengetahui batas-batas dan elevasi rencana penggalian dengan
memasang patok – patok yang ditandai dengan cat.
Tahapan Pelaksanaan :
Alat :
- Excavator, dump truck dan alat bantu (sekop, keranjang, sapu)
Tenaga :
- Operator pekerja mandor
Aspek K3 :
Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
18 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Not Oke
KESIAPAN BAHAN
1. Papan
2. Kaso
3. Benang
Manual Mekanis
MARKING Penggalian secara manual
REQUEST & LOKASI+PASANG & mekanis sesuai garis
SHOP DRAWING PENGUKURAN BOUWPLANK rencana gambar
KESIAPAN ALAT Lakukan pengukuran lebar
dasar & bandingkan dengan Oke
1. Excavator rencana
2. Dump Truck
3. Alat Bantu
PEMASANGAN SELESAI
LANGKAH RAMBU-RAMBU
PELAKSANAAN LALU LINTAS Pembersihan lokasi & Pemindahan hasil galian ke Disposal
pengamanan Lokasi Kerja area
Not Oke
KESIAPAN BAHAN
1. Papan
2. Kaso
3. Benang
Manual Mekanis
MARKING Penggalian secara manual
REQUEST & LOKASI+PASANG & mekanis sesuai garis
KESIAPAN ALAT SHOP DRAWING PENGUKURAN BOUWPLANK rencana gambar
Lakukan pengukuran lebar
dasar & bandingkan dengan Oke
1. Excavator+Breaker
rencana
2. Dump Truck
3. Jack Hammer
4. Alat Bantu
LANGKAH
PEMASANGAN SELESAI
RAMBU-RAMBU
PELAKSANAAN LALU LINTAS
Pembersihan lokasi & Pemindahan hasil galian ke Disposal
pengamanan Lokasi Kerja area
19 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Not Oke
KESIAPAN BAHAN
-
KESIAPAN ALAT
1. Jack Hammer
MARKING
2. Excavator LOKASI+PASANG Penggalian / Pembongkaran Penggalian sampai dengan Sub Grade
REQUEST &
(jika dibutuhkan) SHOP DRAWING BOUWPLANK dilanjutkan dengan pembersihan dan pemadatan
3. Sekop,belencong Oke
Cangkul
4. Air compressor
5. Tamper
6. Mini Roller
7. Pick up
8. Mistar Straight
Edge PEMASANGAN SELESAI
RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS Pembersihan lokasi &
LANGKAH
pengamanan Lokasi Kerja
PELAKSANAAN Pemindahan hasil galian ke
disposal area
20 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
KESIAPAN BAHAN
21 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
4. Pemadatan Agregat
Setelah agregat diratakan, agregat tersebut dipadatkan, dapat menggunakan alat berat, mesin giling, vibrator roller, dll.
SELESAI
Pembersihan lokasi &
pengamanan Lokasi Kerja
22 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Pelaksanaan :
A. Buat Request Pekerjaan dan Pengajuan Aproval Material. Dibutuhkan persetujuan dari Konsultan dan Direksi Pekerjaan
B. Siapkan Tenaga, Peralatan dan Material yang dibutuhkan.
C. Pastikan rambu-rambu pengaman dan perlengkapan K3 digunakan.
D. Setelah bagian bawah area timbunan/stabilisasi di perbaiki, dan pipa-pipa *berlubang banyak”/perforated Pipe dipasang sesuai
gambar dan diberi perkuatan agar tidak mudah bergeser maka proses pasang Lembaran Geogrid Unixial Tipe 3 dapat dimulai.
E. Pastikan lapisan timbunan Pilihan paling bawah sudah memenuhi persyaratan.
F. Gelar/pasang Anyaman yg dilapis PVC dibawah kerangka kotak bronjong sebelum diisi batu, (Lebar 3 meter, terpasang)
pastikan terikat kuat dengan lilitan kawat.
G. Isi kerangka kawat bronjong dengan batu kali sesuai yang dipersyaratkan.
H. Pasang lembaran Geogrid Unixial Type 3 dari sisi Bronjong sampai sisi lereng dengan bantuan pasak2 besi untuk menjepit
dan pasang geotekstil separator diujung sisi bronjong hingga sisi atas bronjong yang dimaksudkan menutupi permukaan
samping dan sisi bawah bronjong tahap berikutnya.
I. Mulai persiapan penimbunan dan pemadatan Timbunan Pilihan sesuai persyaratan hingga level bronjong I.
J. Lipat Geotekstil separator yang telah disiapkan untuk proses pemasangan bronjong II.
K. Ulangi langkah Point E sampai dengan Point I hingga tercapai level timbunan yang dipersyaratkan sesuai gambar shop
drawing.
L. Selesai.
Skh-1.3.16.(6)a Angkur Pin dari batang Baja Ulir (Threaded Bar) Grade 75 Diameter 25 mm
PELAKSANAAN
1) Persiapan
23 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Pelat Angkur
2) Pemasangan Angkur
a) Umum
Jaring Kawat atau Net Kabel harus diangkurkan pada posisi bagian atas lereng dengan Angkur Sling. Angkur Sling ini dimasukkan sesuai
panjang yang ditunjukkan oleh Gambar atau ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
Lokasi titik lubang bor Angkur Sling dan Angkur Pin yang akan dipasang angkur disesuaikan dengan Gambar atau yang ditentukan oleh
Pengawas Pekerjaan.
24 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
b) Pengeboran
Lubang bor harus dibuat pada lokasi yang telah ditentukan dengan kemiringan dan kedalaman sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar dan
telah disetujui Pengawas Pekerjaan.
Lubang bor untuk batang angkur dapat menggunakan beberapa metode yang umum digunakan, antara lain; rotary percussion, auger dan
rotary percussion drilling . Pemilihan metode pengeboran juga harus mempertimbangkan ketersedian alat bor pada lokasi pekerjaan dan
jenis kondisi tanah atau batuan yang akan di bor. Pemilihan alat bor juga harus mempertimbangkan dampak dari penurunan tanah yang
terjadi akibat aktivitas pengeboran. Salah satu dampak yang mungkin terjadi akibat aktivitas pengeboran adalah terjadinya heaving atau
amblas pada bagian permukaan tanah, untuk mengurangi dampak ini dapat digunakan casing selama proses pengeboran.
Pada saat pengeboran penggunaan cairan lumpur seperti Bentonite tidak diperbolehkan, bila dinding lubang bor berpotensi longsor harus
menggunakan casing . Pengeboran yang digunakan adalah pengeboran kering (dry coring ). Setelah pengeboran selesai, sebelum angkur
dimasukkan maka lubang bor dibersihkan dari semua kotoran atau dengan memperdalam lubang bor untuk menampung sisa kotoran
pengeboran. Jika memang diperlukan air untuk proses pengeboran dan pembersihan kotoran maka perlu mendapat persetujuan Pengawas
Pekerjaan. Untuk lubang bor berpotensi longsor yang sudah selesai dan belum akan segera di-grout , harus dipasang casing.
Dalam segala kondisi, diperlukan perancah yang kuat untuk dudukan mesin bor untuk keamanan dan keselamatan kerja tim pengeboran.
Bila diperlukan, mesin bor diikatkan dengan tali yang dihubungkan pada patok yang berada di atas alat tersebut. Segera lakukan
penghentian sementara dan modifikasi metode pengeboran bila dijumpai adanya amblasan tanah atau longsoran. Bila terjadi kerusakan
pada lereng dengan perkuatan yang telah terpasang segera lakukan usaha untuk menstabilkan dan perbaikan tanpa biaya tambah.
Setelah kedalaman pengeboran sesuai dengan Gambar, selanjutnya angkur ditempatkan di tengah lubang dengan menggunakan bantuan
Centralizers sedemikian rupa sehingga angkur tidak melengkung dan tidak mengganggu pipa grout mencapai dasar lubang dan beton dapat
mengalir dengan baik sampai ke atas. Untuk menempatkan kabel sling dan angkur pin terletak di tengah lubang bor maka dipasang
Centralizer dengan jarak minimum antar Centralizer 0,60 m. Posisi batang dapat bergeser dengan toleransi 25 mm dari tengah lubang.
Tidak diperbolehkan menekan angkur bila dialami kesulitan pada saat memasukkan ke dalam lubang bor.
c) Angkur Sling
Deviasi yang diijinkan untuk penempatan Angkur Sling adalah 200 mm ke semua arah. Kemiringan angkur, deviasi yang diijinkan ± 3
derajat. Toleransi tersebut hanya berlaku untuk setiap angkur dan tidak berlaku secara akumulatif di seluruh area atau area tertentu.
Angkur di pasang pada lubang bor yang sudah di siapkan. Bilamana pengeboran mengalami kesulitan yang tidak terduga, titik pengeboran
dapat dipindahkan dengan memenuhi persyaratan deviasi atau mendapat persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan. Lubang bor semula
harus ditutup kembali dengan grout . Pemindahan dan penutupan kembali dengan bahan grout pada lubang lama tidak diperhitungkan
sebagai kerja tambah yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Angkur Sling yang tidak memenuhi syarat deviasi penempatan angkur dan persyaratan kuat cabut disebabkan karena metode pemasangan
yang digunakan oleh Penyedia Jasa, harus diganti tanpa biaya tambah.
d) Angkur Pin
Pelat untuk Angkur Pin yang dipasang harus menempel pada permukaan lereng dengan cara mengencangkan baut.
Penempatan Angkur Pin bilamana memungkinkan di tempatkan di titik permukaan terendah sehingga celah atau jarak antara jaring dan
permukaan lereng dapat diminimalkan.
Angkur Pin tambahan perlu dipasang jika ada rongga yang cukup besar sehingga dapat mengganggu kontak antara jaring dan permukaan
lereng sesuai yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
Angkur Pin dapat diberi gaya prategang sesuai dengan Gambar atau sesuai persetujuan Pengawas Pekerjaan.
25 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
26 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
3) Grouting
b) Campuran Percobaan
Sebelum dilakukan grouting, Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama
seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan (serta sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dll). Pengujian kuat tekan grouting umur 7 hari dari
hasil campuran percobaan harus mencapai kekuatan minimum 90 % dari nilai kuat tekan grouting rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan
campuran grouting (mix design) umur 7 hari. Bilamana hasil pengujian grouting berumur 7 hari dari campuran percobaan tidak menghasilkan kuat
27 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
tekan grouting yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut,
dengan meminta saran tenaga ahli yang kompeten di bidang beton untuk kemudian melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat
tekan grouting di lapangan yang sesuai dengan persyaratan. Bilamana percobaan campuran grouting telah sesuai dan disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, maka Penyedia Jasa boleh melakukan pekerjaan grouting sesuai dengan Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF) hasil percobaan
campuran.
c) Peralatan Grouting
Peralatan Grouting harus dapat menghasilkan campuran grouting yang seragam, tidak menggumpal, dan dapat mengaduk terus menerus.
Pompa yang digunakan harus dilengkapi dengan pengukur tekanan grouting yang diinginkan.
d) Metode Grouting
Setelah batang angkur diletakkkan ke dalam lubang bor, selanjutnya dilakukan pengisian material grouting dengan menggunakan pipa
grout . Pipa untuk memasukkan material grouting dimasukkan kedasar lubang bor dan dilakukan pengisian material grouting sampai
lubang bor penuh.
Proses pemasukan material grouting dapat dilakukan dengan metode gravitasi atau dengan tekanan, dimulai dari dasar lubang dengan
menggunakan selang atau pipa. Ujung selang atau pipa tersebut harus dipertahankan posisinya ada didalam material grout sambal ditarik,
untuk mencegah timbulnya pori-pori. Material grouting dapat di pompa ke lubang bor setelah 60 menit pencampuran atau dalam waktu
yang direkomendasikan oleh pembuat admixture.
Setiap lubang yang telah diisi angkur harus dipenuhi dengan material grout dalam sekali pelaksanaan, penyambungan pengisian
grouting tidak diperbolehkan. Apabila digunakan casing , pada saat casing dicabut, ketinggian grouting di dalam lubang harus dijaga
untuk menghindari keruntuhan dinding lubang bor.
Untuk metode grouting yang menggunakan tekanan, lakukan pencatatan tekanan grouting pada angkur yang terpasang dengan
menggunakan teknik tekanan grouting . Lakukan pengaturan tekanan grouting untuk menghindari kerusakan struktur tanah yang
berlebihan atau menimbulkan rekahan.
4) Penghamparan
Pekerjaan penghamparan Jaring Kawat atau Net Kabel dapat dilakukan setelah kekuatan grouting sudah mencapai kuat tekan beton yang
mampu
menahan beban Jaring Kawat atau kabel atau menggunakan metode lain yang disetujui Pengawas Pekerjaan.
Bagian atas Jaring Kawat harus dipasang dengan Kabel Sling horizontal dengan diameter dan kuat putus minimum sama dengan Angkur
Sling. Gunakan Cincin Baja (shackles) untuk menghubungkan Angkur Sling dengan Kabel Sling horisontal.
Kabel Sling horizontal diikatkan dengan Kabel Sling vertikal dengan jarak maksimum 7.0 m atau sesuai Gambar. Jaring Kawat dilipat
minimum 0.30 m diatas Kabel Sling horisontal, diikat dengan Cincin Baja atau klip atau dianyam dengan Kabel Sling.
Jaring Kawat harus dipasang dalam bentuk panel-panel vertikal dan menutupi lereng secara menerus tanpa adanya celah. Sambungan
antar panel Jaring Kawat dapat menggunakan klip atau Kawat Pengikat (Lacing wire) dengan kekuatan sama atau lebih besar dari Jaring
Kawat.
Sambungan horizontal tidak diizinkan tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan dan hanya digunakan untuk kondisi khusus. Jika
sambungan horizontal disetujui, sambungan harus diikatkan dengan klip (fastener) dan Kawat Pengikat. Panel sambungan bagian bawah
diletakkan di atas panel bagian atas dengan tumpang tindih minimum 0.30 m.
Jika digunakan Jaring Kawat yang dikombinasikan dengan Net Kabel, Jaring Kawat harus ditempatkan antara Net Kabel dan permukaan
lereng, serta dikencangkan pada setiap panel Net Kabel. Kabel pengikat atau konektor harus berjarak maksimal 0,3m dalam arah vertikal
dan horizontal. Jaring kawat dan Net Kabel harus sejajar tanpa adanya celah lebih dari 10cm. Net Kabel dan Jaring Kawat harus diikatkan
sebelum dihampar pada permukaan lereng.
Untuk Metode Aktif, jaring harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jaring mengikuti kontur lereng dan meminimalkan celah atau
jarak yang
besar antara jaring dan permukaan lereng.
Untuk Net Kabel Standar dan Net Kabel Kekuatan Tinggi, jika sambungan antar panel menggunakan Kabel Sling maka diameter kabel
sling minimum 8 mm (setara 5/16 inch) dengan kuat tarik minimum minimum 40,92 kN (atau setara dengan 9.200 lbs), jika sambungan
antar panel menggunakan metode lain maka harus mengikuti rekomendasi pabrik dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Sebelum dan sesudah pemasangan, Jaring Kawat harus diperiksa untuk memastikan tidak mengalami kerusakan (misalnya putus atau
terkelupas).
Jika Pengawas Pekerjaan menemukan Jaring Kawat yang rusak maka Penyedia Jasa harus segera menggantinya tanpa ada tambahan
biaya.
28 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
29 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
``
30 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
31 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
32 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
33 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
34 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Lapisan pondasi Agregat Klas A, biasa kita kenal dengan LPA, digunakan sebagai lapis pondasi atas, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan yang
dilebarkan dan di atas permukaan lapis pondasi bawah (LPB) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Persiapan :
1. Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau di UMPKL Dinas Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh
Direksi pengawas, contoh semua jenis material diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh material (batu,
abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan konsultan Pengawas.
2. Setelah DMF selesai kontraktor akan membuat JMF (Job Mix Formula) di Laboratorium Kontraktor itu sendiri, didampingi konsultan dan Direksi
teknis.
3. Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan batu dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan
memenuhi syarat, termasuk penyediaan pasir.
4. Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material (mengacu JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan
tebal padat yang disyaratkan (diketahui faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pemadatan sehingga dihasilkan kepadatan maksimal
sesuai spesifikasi teknis. Hasil percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran manual), uji kepadatan (Sand Cone), uji
gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI lapangan (atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
5. Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.
Pelaksanaan :
1. Pengadukkan material LPA : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan
lapangan, pengadukan dilaksanakan setiap maksimal ≤ 50 m3 agar menghasilkan campuran yang homogen, digunakan peralatan excavator
dan Wheel Loader.
2. Material LPA diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan wheel Loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa
(memeprhatikan faktor gembur dari hasil percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
3. Penghamparan menggunakan Motor Grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian
hamparan dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan. Selama proses penghamparan dilakukan
control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air optimal pada saat pemadatan dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
4. Pemadatan menggunakan Vibrator Roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai dari bagian yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang
lebih tinggi, jumlah lintasan sesuai dengan hasil percobaan pelaksanaan. Pemadatan dihentikan jika diyakini tercapai kepadatan yang
disyaratkan.
1. Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
2. Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), kelandaian (menggunakan pesawat waterpass atau
theodolit) dan kerataan permukaan (menggunakan mistar ukur).
Pemeliharaan :
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan sampai pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal)
akan dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga dimensi, permukaan dan mutu LPA tetap sesuai spesifikasi teknis.
35 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
KESIAPAN BAHAN
1. Asphalt Cair ( Air Compressor )
2. Kerosene Pembersihan Lokasi
PEMASANGAN
RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS
KESIAPAN BAHAN
1. Asphalt cair ( Air Compressor )
2. Kerosene Pembersihan Lokasi
PEMASANGAN
RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS
36 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
KESIAPAN BAHAN
1. Aggregat 0-5
2. Aggregat 5-10
3. Aggregat 10-15
4. Pasir halus
Persiapkan Dump
5. Aspal
Truck+Terpal
6. Semen/Filler Persiapkan Alat Pemadat
MARKING Persiapkan Alat Penghampar
REQUEST &
LOKASI
SHOP DRAWING
KESIAPAN ALAT
A. Peralatan Produksi
dan Penghamparan
1. AMP
2. Wheel Loader
3. Genset Periksa Suhu
4. Dump Truk ( Asphalt Distributor ) Hotmix Diatas Perapihan sisi tepi/sambungan
5. Asphalt Finisher PEMASANGAN Tuangkan material Hotmix kedalam Dump Truck Cek Tebal
Pelaksanaan penghamparan/
6. Tandem Roller RAMBU-RAMBU Asphalt Finisher dan dalam Gembur
penyemprotan Lapis Perekat
7. Pneumatic Tire Roller LALU LINTAS Hopper
8. Alat bantu
Peralatan pendukung :
1. Meteran
Pemadatan awal
2. Thermometer sesegera mungkin
3. Mistar Straight edge
Pemadatan Akhir
4. Mesin Coring
AMP produksi AC-BC sesuai DMF-JMF dan di muat ke Dump Truck Suhu
serta ditutup Terpal untuk menjaga kondisi suhu dalam perjalanan Periksa ketebalan dengan alat Pemadatan
LANGKAH (Rata” penurunan suhu +5°C/jam) coring & kepadatan di kedua dan
Pemadatan
PELAKSANAAN Laboratorium
Akhir,
tergantung pada
Aspal penetrasi
Pemadatan Kedua yg dipakai
SELESAI Hotmix
dibiarkan
sampai dingin
(mencapai
Lalu lintas titik suhu
Pemeriksaan dibuka lembek aspal)
37 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
KESIAPAN BAHAN
1. Aggregat 0-5
2. Aggregat 5-10
3. Aggregat 10-20 & 20-30
4. Pasir halus
Persiapkan Dump
5. Aspal
Truck+Terpal
6. Semen/Filler Persiapkan Alat Pemadat
MARKING Persiapkan Alat Penghampar
REQUEST &
LOKASI
SHOP DRAWING
KESIAPAN ALAT
A. Peralatan Produksi
dan Penghamparan
1. AMP
2. Wheel Loader
3. Genset
4. Dump Truk ( Asphalt Distributor ) Periksa Suhu Perapihan s is i tepi/sambungan
5. Asphalt Finisher PEMASANGAN Tuangkan material Hotmix kedalam Hotmix yg ada Cek Tebal
Pelaksanaan penghamparan/
6. Tandem Roller RAMBU-RAMBU Asphalt Finisher dalam Hopper Gembur
penyemprotan Lapis Perekat
LALU LINTAS
7. Pneumatic Tire Roller
8. Alat bantu
Peralatan pendukung :
1. Meteran
Pem adatan awal
2. Thermometer ses egera mungkin
3. Mistar Straight edge
Pemadatan Akhir
4. Mesin Coring
AMP produksi AC-Base sesuai DMF-JMF dan di muat ke Dump Truck Suh u
serta ditutup Terpal untuk menjaga kondisi suhu dalam perjalanan Periksa ketebalan dengan alat Pemadatan
LANGKAH (Rata” penurunan suhu +5°C/jam) coring & kepadatan di kedu a dan
Pemadatan
PELAKSANAAN Laboratorium
Akhir,
tergantung p ada
Aspal p enetrasi
Pemadatan Kedua yg dipakai
SELESAI Hotmix
dibiarkan
sampai dingin
(mencapai
Lalu lintas titik suhu
Pemeriksaan dibuka lembek aspal)
Tidak
Uraian :
Sampel Material yang akan digunakan terlebih dahulu ditest di Laboratorium untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Apabila Kadar Bahan Anti Pengelupasan sudah sesuai dengan Spesifikasi, maka Material tersebut dapat lanjut digunakan
Bahan diangkut ke lokasi pencampuran (AMP) dengan menggunakan Truck
Petugas K3 memeriksa kelengkapan APD pekerja dan Alat kerja serta bahan, apakah sudah sesuai dengan standar operasional (SOP) K3
Tim Kerja :
Kepala AMP, 2 Teknisi, 2 orang pekerja dan 1 orang Pelaksana
38 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Bahan :
- Agregat
Peralatan :
- Dump Truck
- Loader
- Tandem 6-8 Ton
- Hand Sprayer
- Truck
Pelaksanaan :
1. Persiapan Lapangan
Penetrasi macadam akan dipasang diatas pondasi yang telah dibangun diatas permukaan dengan lapis penutup yang akan meliputi:
a. Diletakkan diatas permukaan lapis penutup yang ada permukaan tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada suatu tingkat pemakaian tidak
melebihi 0,51/m2.
b. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain yang harus dibuang.
c. Sebelum pemasangan agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah dilapangan untuk mencegah pencampuran dan harus
selalu bersih.
d. Penghamparan dan Pemadatan
Metode mekanis
1. Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan sedemikiansehingga kuantitas agregatadalah seperti yang disyaratkan dan diperoleh
permukaan yang rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat6-8 ton yang bergerak dengan kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah
memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus tumpang tindih(overlap) paling sedikit
setengah lebar alat pemadat. Pemadatan harus dilakukan sampai memperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).
2. Penyemprotan Aspal
Temperatur aspal dalam distributor harus dijaga pada temperature yang disyaratkan untuk jenis aspal yang disyaratkan.
b. Metode Manual
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Jumlah agregat yang ditebar d atas permukaan yang telah disiapkan harus sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat
diperoleh dengan ketrampilan penebaran dan menggunakan perkakas tanganseperti penggaru pemadatan dilaksanakan seperti pada metode mekanis.
a. Penyemprotan aspal
Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan penyemprot tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal seperti yang disebutkan diatas.
Takaran penggunaan aspal harus serata mungkin pada takaran yang direncanakan.
39 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Penebaran dan pemadatan agregat pengunci dilaksanakan dengan cara yang sama dengan agregat pokok.
40 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
13. Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan sistem penalangan, maka pelaksana
harus mempersiapkan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Talang yang baik adalah talang
yang dapat mengalirkan campuran beton dengan lancar, salah satunya dengan dilapisi seng.
Harus dipastikan penempatan talang beton tidak melebihi jarak jatuh maksimum sebesar 60 cm.
14. Sebelum pengecoran dimualai, pengawas dan pelaksana harus memeriksa ukuran besi dan
sistim penulangan yang akan dikerjakan sudah sesuai dengan gambar kerja . Semua area yang
akan di cor harus bersih dari kotoran, minyak dan genangan air. Khusus untuk pekerjaan pondasi
dimana kondisi galian pondasi penuh dengan air maka dilakukan pemompaan. Sebaiknya
pengecoran juga jangan dilaksanakan saat hujan.
15. Ketika pengadukan beton sudah dimulai, pengawas dan pelaksana memerintahkan dan
mengingatkan secara tegas ke pekerja komposisi campuran material yang harus dituangkan ke
molen beton. Harus ditegaskan bahwa tidak boleh mengurangi volume komposisi material apalagi mengurangi volume semen.
16. Setelah pengadukan pertama selesai lakukan pemeriksaan slump trest. Dari nilai pemeriksaan slump test akan diketahui komposisi air optimal
untuk campuran tersebut. Nilai Slump test yang disyaratkan adalah 8 – 12 cm. Jika nilai slump test dibawah 8 cm, berarti adukan terlampau
kering maka air harus ditambah. Jika nilai slump test diatas 12 berarti adukan terlampau encer, maka jumlah air harus dikurangi.
17. Lakukan pengujian slump test saat pengadukan kedua, jika sudah memenuhi syarat maka dijadikan standar jumlah air dalam adukan. Jika belum
dilakukan lagi pemeriksaan di pengadukan ke tiga. Selanjutnya pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam beberapa tahap atau diacak
jika dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton dianggap kurang layak.
18. Pengawas berhak memerintahkan pelaksana untuk membuat Benda Uji Kubus/Silinder untuk uji kekuatan tekan beton. Pengambilan campuran
beton Benda Uji diambil dari adukan secara acak dari beberapa pengadukan.
19. Kadangkala untuk mempercepat pengadukan, pekerja sering menambahkan air. Hal ini harus secara tegas dilarang oleh pengawas.
20. Pengawas harus memerintahkan dan mengawasi pemakaian concrete vibrator. Setiap penuangan campuran beton harus dilakukan pemadatan
menggunakan concrete vibrator sesuai standar pemakaiannya.
21. Jika pengecoran dilakukan secara bertahap oleh volume yang cukup besar , misalnya pengecoran plat lantai maka penghentian pengecoran diatur
pada posisi yang diisyaratkan. Untuk penyambungan pengecoran selanjutnya terlebih dahulu harus dituangkan lem beton (Cold Joint). Pemakaian
cold joint harus mendapatkan persetujuan pengawas dimana sebelum pekerjaan dimulai pelaksana harus memberitahukan jenis cold joint yang
akan dipakai.
22. Pengawas harus memeriksa pelaksanaan pengecoran berjalan baik dan pastikan semua bagian terisi oleh beton. Khusu elevasi ketinggian batas
atas pengecoran di angkur harus diperiksa jangan sampai melebihi batas pengecoran. Karena jika lebih harus dilakukan pembobokan.
23. Setelah pengecoran selesai, semua perkakas dan peralatan harus dibersihkan dan dicuci supaya tidak terjadi pengikatan beton terhadap peralatan
dan perkakas sehingga tidak bisa terpakai lagi.
41 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
KESIAPAN BAHAN Prosedur dasar pembangunan sebuah bronjong termasuk penggalian, pemasangan bronjong dan pelaksanaan penggalian kembali.
1. Kawat Bronjong
2. Batu Kali Metode Kerja
1. Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah
penggalian untuk pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan
KESIAPAN ALAT disain. Termasuk tempat ruangan untuk pemadatan material pada
bagian luar penempatan bronjong. Pastikan kemiringan yang tepat
1. Gerobak sorong REQUEST & SHOP DRAWING dibuat pada saat penggalian, paling tidak 1:2 (450). Seandainya
2. Alat Bantu dibutuhkan gunakan penopang dan lembaran papan untuk penahan.
Pastikan daerah penggalian selalu kering dengan menggunakan pompa
listrik dan generator.
LANGKAH 2. Selama penggalian, letakkan jaring bronjong pada pinggir slope dan
PELAKSANAAN mulai pembentukan memanjang seperti yang tertera pada gambar 2,
dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 X 1000. Bungkus jaring
hingga berbentuk kotak dan ikatkan bersama bagian tepinya
menggunakan kawat yang telah digavanisir d = 3 mm, jepit dan ikatkan
serta dipotong dengan menggunakan tang.
3. Lanjutkan perletakan dan pengisian jaring bronjong dan tumpukan lalu ikatkan semua sesuai dengan gambar 3. Semakin banyak dinding
bagian dalam di dapat, maka bronjong semakin kuat, karena itu maka setiap bronjong harus diikatkan secara bersama-sama dengan
sebelumnya secara sejajar. Bronjong yang diletakkan diatas untuk setiap susunan harus dihubungkan juga untuk dengan yang lainnya.
Seandainya bronjong mempunyai bentuk memanjang sisi bagian bawah jaring harus d pasang daya tahan dan memperkuat struktur.
4. Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemiringan bekas galian harus di timbun kembali dan dilakukan pemadatan
PEMASANGAN RAMBU- dengan menggunakan material berukuran 0 – 150 mm. Seandainya menggunakan tamper yaitu alat yang paling sesuai digunaan untuk
PENGUKURAN
RAMBU LALU LINTAS memadatkan material, tuangkan material setebal 40 cm d sekeliling bronjong.
5. Ketika struktur bronjong telah selesai, pastika semua celah disekeliling bronjong d timbun kembali dan dipadatkan dengan baik.
Quality Control. Ketika aktifitas Pencegahan akhir
Sebelum aktifitas: - Pastikan Semua tanah dipindahkan dari galian sampai dengan kedalaman yang tepat -Pastikan bronjong diisi dengan cukup,
-Pastikan semua material, peralatan dan alat bantu lainnya -Pastikan semua bongkahan dan batu-batu besar dipindahkan dari bawah tempat penggalian dan seandainya butuh ratakan dengan material timbunan kembali yang dibuat dipadatkan
tersedia dan dalam kondisi baik serta sesuai dengan yang lebih baik dengan baik sehingga tidak ada lagi yang
spesifikasi -Periksa din ding penggalian dan kemiringan dinding galian 1:2 untuk mencegah terjadinya longsor masih lembek
-Pastikan setting out dilakukan dengan benar dan - Jagalah galia n agar dalam keadaan kering sebisa mungkin -Periksa semua sambungan yang terlihat
berdasarkan suatu ketinggian yang telah di tentukan - Pastikan pengikat dilakukan dengan kawat yang telah digalvanisir d > 3mm dan dengan jumlah kawat yang cukup apakah sudah terikat dengan baik.
sebelumnya - Pastikan batu dan kerikil yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan dengan ukuran yang sesuai
-Kontrol jaring bronjong, perletakan batuan, diameter - Pastikan bronjong terkunci dengan mengikatkannya secara bersamaan
lubang jaring, diameter kawat dan volume untuk - pastikan dilakukan pemadatan yang cukup di sekeliling bronjong
perencanaan pekerjaan
Pelaksanaan :
42 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Perletakan Unit
43 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
KESIAPAN BAHAN
LANGKAH
PELAKSANAAN PEMASANGAN
SELESAI Pembersihan lokasi &
pengamanan Lokasi Kerja
RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS
44 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
KESIAPAN BAHAN Pagar Pengaman Jalan yang dipergunakan adalah produksi dengan standar
produksi ISO 9001 : 2000
1. Material Rel Pengaman
2. Material Beton Spesifikasi :
Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM 3 Tahun 1993 Tentang Alat Pengendalian dan Pengaman Pemakai Jalan dan
KESIAPAN ALAT Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.409/1/1/DRJD/200 7 tanggal
MARKING 15 Januari 2007 perihal petunjuk penyelenggaraan perlengkapan jalan di jalan
1. Palu seberat 25 kg. REQUEST &
LOKASI Nasional.
2. Linggis besar SHOP DRAWING
3. Linggis kecil
4. Blincong Pagar Pengaman Jalan yang dipergunakan adalah produksi dengan standar produksi ISO 9001 : 2000
5. Benang / tali
6. Meteran Spesifikasi :
7. Palu berat 5 kg Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 1993 Tentang Alat Pengendalian dan
8. Peralatan cor Pengaman Pemakai Jalan dan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.409/1/1/DRJD/2007 tanggal 15 Januari 2007 perihal
9. Kunci-kunci baut petunjuk penyelenggaraan perlengkapan jalan di jalan Nasional.
10. Mesin las
PEMASANGAN
RAMBU-RAMBU
45 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C
“ METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN ”
Setelah keseluruhan pekerjaan selesai maka PT. MANDALA BAKTI UTAMA dapat mengajukan permohonan PHO. Jika keseluruhan
pekerjaan telah diterima oleh konsultan dan direksi pekerjaaan, maka PHO dapat dilaksanakan dan pekerjaan selesai, semua alat, personil
dan pendukung lainnya bisa didemobilisasi. Namun jika pekerjaan belum sempurna direksi pekerjaan memberikan waktu kepada
PT. MANDALA BAKTI UTAMA untuk memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan tersebut.
Setelah proses PHO selesai maka kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap pekerjaannya selama masa pemeliharaan pekerjaan.
Setelah masa pemeliharaan pekerjaan selesai, PT. MANDALA BAKTI UTAMA bisa mengajukan permohonan FHO.
46 | T e n d e r P e n a n g a n a n L o n g s o r a n J a l a n S R C