Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN: 1693-1246 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (2) (2016) 118-125

e-ISSN: 2355-3812 DOI: 10.15294/jpfi.v12i2.5018


July 2016 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN GAYA BELAJAR


TERHADAP PENGUASAAN KONSEP KALOR SISWA

Gunawan1*, A. Harjono1, Imran2


1
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram, Indonesia
2
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Samawa, Indonesia

Diterima: 12 Februari 2016. Disetujui: 28 Mei 2016. Dipublikasikan: July 2016

ABSTRAK

Dalam penelitian ini telah dikembangkan multimedia interaktif pada konsep kalor. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengaruh multimedia interaktif dan gaya belajar terhadap penguasaan konsep kalor siswa.
Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu studi pendahuluan, pengembangan desain, dan
pengujian model. Pada tahap pengujian model digunakan metode kuasi eksperimen. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan ANAVA dengan dua faktor, yaitu model pembelajaran dan gaya belajar. Gaya
belajar siswa dibagi menjadi empat kategori berdasarkan model VARK Fleming, yaitu Visual, Auditori,
Read, dan Kinestetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan konsep siswa yang
belajar menggunaan multimedia interaktif lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar tanpa multimedia.
Penguasaan konsep kalor siswa juga dipengaruhi oleh gaya belajar, dimana siswa dengan gaya belajar
visual memiliki penguasaan konsep yang lebih tinggi dibandingkan siswa dengan gaya belajar lainnya.

ABSTRACT

In this research, we have developed interactive multimedia on heat concepts. This research aimed to
analyze the effect of interactive multimedia and learning styles towards students’ understanding on heat
concepts. The research was conducted in three stages: a preliminary study, development, and testing of
models. Testing phase of the model used a quasi-experimental method. Data were analyzed using ANOVA
with two factors, namely learning models and learning styles. Students' learning styles were divided into
four categories based on the model VARK Fleming; Visual, Auditory, Read, and Kinesthetic. The results
showed that the average of students’ understanding who learned using interactive multimedia was still
higher than students who learned without interactive multimedia. Students’ understanding on heat concepts
were affected by learning styles, in which students with visual learning styles had higher understanding on
heat concepts that students with any other learning styles.

© 2016 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

Keywords: interactive multimedia; learning styles; heat concepts

PENDAHULUAN meningkatkan hasil belajar (Butcher, 2006;


Mayer, Bove, Bryman, Mars & Tapangco,
Beberapa hasil penelitian menunjukkan 1996; Moreno & Mayer, 1999; Moreno & May-
adanya karakteristik khusus yang lebih efektif er, 2005). Secara spesifik, Gunawan (2008)
dalam desain multimedia pembelajaran agar menemukan bahwa peningkatan penguasaan
sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Kara- konsep elastisitas mahasiswa yang mengiku-
kteristik ini didasarkan pada teori kognitif mul- ti pembelajaran dengan multimedia interaktif
timedia pembelajaran oleh Mayer. Beberapa lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa
karakteristik desain multimedia pembelaja- yang belajar tanpa multimedia interaktif. Be-
ran ini telah dirumuskan dan terbukti berhasil berapa penelitian di atas memberikan informa-
menunjukkan keunggulan multimedia dalam si bahwa penambahan aset visual lebih baik
dibandingkan penggunaan aset verbal saja.
*Alamat Korespondensi: Hal ini menunjukkan pentingnya penggunaan
Jln. Majapahit No. 62 Mataram 83125, Nusa Tenggara Barat
E-mail: gunawan@unram.ac.id
multimedia dalam pembelajaran.
Gunawan, A. Harjono, Imran - Pengaruh Multimedia Interaktif dan Gaya Belajar terhadap 119

Multimedia pembelajaran fisika telah yang dapat diperoleh secara online dari situs
berkembang pesat dalam berbagai ben- resminya. Siswa yang memiliki gaya visual, au-
tuknya. Beberapa diantaranya dapat diakses ditori, read, dan kinestetik memiliki perbedaan
di internet. Terdapat sejumlah multimedia yang dalam kecenderungan cara mendapatkan in-
dikembangkan pada berbagai materi fisika formasi.
yang berbeda. Meskipun demikian, masih ada Dalam penelitian ini, telah dikembang-
beberapa materi tertentu yang belum tersedia kan multimedia pembelajaran pada materi
atau belum didukung dengan multimedia yang kalor. Multimedia pembelajaran yang dikem-
sesuai. Salah satunya multimedia pembelaja- bangkan telah disesuaikan dengan teori kog-
ran untuk materi kalor kelas X SMA. nitif yang berkembang. Multimedia tersebut
Konten-konten multimedia pembelaja- telah diuji secara empiris untuk menentukan
ran yang berkembang umumnya tidak sesuai pengaruhnya dalam pembelajaran ditinjau dari
dengan teori kognitif multimedia pembelajaran. gaya belajar siswa. Dalam artikel ini akan diba-
Ketidaksesuaian ini memberikan kesenjangan has tiga masalah utama yaitu: (1) pengaruh
antara hasil penelitian yang telah dilakukan penggunaan multimedia pembelajaran yang
berpuluh-puluh tahun dengan konten yang dihasilkan terhadap hasil belajar siswa pada
tersedia saat ini. Berangkat dari hal ini, perlu konsep kalor, (2) pengaruh gaya belajar siswa
dikembangkan sebuah multimedia pembelaja- terhadap hasil belajar siswa pada pembelaja-
ran interaktif fisika SMA pada materi kalor yang ran menggunakan multimedia, dan (3) interaksi
sesuai dengan teori kognitif multimedia pem- gaya belajar dan strategi yang digunakan ter-
belajaran. hadap hasil belajar siswa.
Keberhasilan pembelajaran dengan mul-
timedia sangat bergantung desain multimedia METODE
yang diterapkan. Pembelajaran akan memberi-
kan hasil yang lebih baik jika didesain sesuai Penelitian ini merupakan penelitian
cara manusia belajar. Ada beberapa teori yang pengembangan yang terdiri dari tiga tahapan,
mendasari desain multimedia pembelajaran, yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengem-
yaitu: teori dual channel, teori limited capacity, bangan desain, dan tahap pengujian model.
dan teori active learning (Mayer, 2003). Teori Pada tahap pengujian model, metode yang
dual channel menjelaskan bagaimana informa- digunakan adalah penelitian kuasi eksperi-
si verbal dan gambar diproses secara berbeda men. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas
menjadi sebuah pengetahuan. Teori limited X SMA Negeri 3 Mataram. Pemilihan sampel
capacity yang menyatakan jumlah informasi dilakukan secara purposive sampling, dan di-
yang dapat diproses pada tiap jalur sangat ambil dua dari 13 kelas yang ada. Kedua ke-
terbatas. Sedangkan, teori pembelajaran aktif las tersebut dipilih berdasarkan kesamaan ke-
menyatakan bahwa pembelajaran akan ber- mampuan awal dan tingkat variasi kemampuan
makna ketika siswa melakukan proses kognitif siswa dalam kelas. Kemampuan siswa dilihat
aktif termasuk perhatian pada kata dan gambar dari nilai raport kelas X semester I pada mata-
yang relevan, mengorganisasikannya menjadi pelajaran fisika.
representasi kata dan gambar yang koheren, Salah satu dari dua kelas tersebut di-
dan menyatukan satu sama lain bersama pen- gunakan sebagai kelas eksperimen. Kelas ini
getahuan awal siswa. diajarkan dengan menggunakan model direct
Siswa sebagai pengguna multime- instruction dengan bantuan multimedia pem-
dia pembelajaran harus melakukan interaksi belajaran interaktif kalor. Kelas lain merupakan
yang memadai untuk tercapainya tujuan pem- kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan
belajaran. Interaksi siswa dipengaruhi oleh model direct instruction tanpa multimedia inter-
banyak faktor, salah satunya adalah kecend- aktif. Penguasaan konsep siswa pada kedua
erungan gaya belajar siswa. Berbagai model kelas diukur setelah satu kompetensi dasar
teoritis tentang gaya belajar banyak berkem- selesai diajarkan (empat pertemuan). Gaya
bang. Salah satunya adalah model Fleming & belajar siswa diukur sekali sebelum kegiatan
Mills (1992), yang membagi gaya belajar men- pembelajaran yang pertama dilaksanakan.
jadi empat model, yaitu visual, auditori, read, Instrumen penelitian yang digunakan
dan kinestetik (VARK). Setiap kategori memi- untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan
liki kecenderungan tersendiri dalam mengolah dalam penelitian ini adalah:
suatu informasi. Gaya belajar VARK ini dapat Angket gaya belajar siswa, mengacu
diuji dengan menggunakan kuesioner VARK pada VARK Questionnaire Version 7.1. Instru-
120 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (2) (2016) 118-125

men ini terdiri dari tiga jenis: standard, for


younger people, dan for athletes. Jenis yang
digunakan adalah for younger people yang da-
pat diakses secara online melalui http://www.
vark-learn.com/english/page.asp?p=younger.
Kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan yang ber-
kaitan dengan keseharian siswa. Hasil angket
ini nantinya dapat diinput online untuk menge-
tahui gaya belajar tiap siswa.
Tes penguasaan konsep kalor berbentuk
essay yang digunakan untuk mengukur ke-
mampuan siswa menjawab soal pada materi
kalor. Tes dibuat agar dapat mengukur kompo-
Gambar 1. Contoh Tampilan Multimedia
nen C1 sampai C6 siswa.
Data dianalisis dengan menggunakan
Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat con-
uji ANAVA. Uji ANAVA dilakukan untuk mem-
toh tampilan simulasi pemanasan dan pendin-
bandingkan rata-rata tiap perlakuan Campbell,
ginan pada air. Ada beberapa nilai yang bisa
Shadis & Cook (2002). Uji ANAVA adalah salah
diubah seperti suhu awal, jumlah kalor yang
satu uji parametrik yang mengasumsikan nor-
diberikan, sehingga suhu mengalami pening-
malitas, homogenitas dan independensi data.
katan dalam proses pemanasan atau sebalik-
Oleh karena itu, sebagai prasyarat pengujian
nya. Di bagian lain tampilan ditampilkan grafik
sebelumnya dilakukan uji normalitas kelom-
hubungan antara suhu dan kalor.
pok pada data post-test dengan menggunakan
Multimedia interaktif yang dikembangkan
statistik Kolmogorov-Smirnov. Selain itu, dila-
meliputi beberapa materi pokok yang sekaligus
kukan juga pengujian homogenitas varian ke-
dijadikan menu utama program. Pada setiap
lompok dengan menggunakan statistik Levene
materi disediakan beberapa animasi dan simu-
(Peck, 2012).
lasi interaktif untuk mendukung proses pem-
Setelah dilakukan uji ANAVA, jika terda-
belajaran. Animasi dan simulasi dengan men-
pat pengaruh dilakukan uji lanjut (Post Hoc)
geksploitasi keuntungan multimedia interaktif
dengan menggunakan uji Tukey HSD. Uji ini
pada tiap konsep. Pada konsep termometer,
bertujuan untuk mengetahui perbedaan tiap
dibuat simulasi interaktif yang memungkinkan
kelompok jika hasil uji ANAVA menunjukkan
pengguna melihat secara real-time perbandin-
terdapat perbedaan yang signifikan. Keseluru-
gan skala pada masing-masing jenis termome-
han analisis ini akan dilakukan dengan meng-
ter. Pada eksperimen secara langsung, jika kita
gunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi
ingin membandingkan hasil pengukuran suhu
20.
zat tertentu dalam setiap jenis skala termome-
HASIL DAN PEMBAHASAN
ter maka kita harus mengumpulkan keempat
jenis termometer dan melakukan pengukuran
Dalam penelitian pengembangan ini
suhunya yang membutuhkan waktu lebih lama.
telah dikembangkan multimedia pembelajaran
Pada konsep lain seperti pemuaian, kalor jenis,
interaktif pada materi kalor untuk pembelajaran
hubungan kalor dan suhu, perpindahan kalor,
di Sekolah Menengah Atas (SMA). Multimedia
dan asas Black, pengguna diberikan kebeba-
pembelajaran ini mencakup beberapa kon-
san untuk mengubah suatu variabel dan me-
sep diantaranya termometer, pemuaian, kalor
lihat langsung pengaruhnya terhadap variabel
jenis, hubungan kalor dan suhu, asas Black,
lain. Pembelajaran dengan multimedia ini di-
dan perpindahan kalor. Setiap konsep memi-
harapkan dapat membantu siswa menemukan
liki simulasi interaktif yang mengizinkan dan
sendiri konsep dan prinsip penting dalam fisika.
memungkinkan pengguna mengubah variabel
Multimedia interaktif yang dikembang-
tertentu untuk mengetahui pengaruhnya ter-
kan ini secara umum memiliki persamaan
hadap variabel lainnya. Multimedia interaktif
dengan multimedia lain, diantaranya kompo-
ini dikembangkan berdasarkan prinsip desain
nen multimedia yang terdiri dari teks, gambar,
multimedia dari teori kognitif pembelajaran
animasi, simulasi, video, dan audio. Sedang-
multimedia Mayer. Gambar 1 berikut meru-
kan perbedaannya terletak pada prinsip desain
pakan salah satu contoh tampilan produk yang
yang disesuaikan dengan prinsip desain dan
dikembangkan.
teori kognitif multimedia, tidak terlalu banyak
Gunawan, A. Harjono, Imran - Pengaruh Multimedia Interaktif dan Gaya Belajar terhadap 121

teks, serta sistem navigasi yang disesuaikan 0,84 > 0,05. Dengan demikian, varian data di-
dengan struktur pokok materi yang sedang di- katakan bersifat homogen.
pelajari siswa.
Multimedia dikembangkan untuk men- Hasil Uji ANAVA
jadi alat bantu pembelajaran fisika di kelas Uji ANAVA dilakukan pada variabel teri-
baik oleh guru maupun siswa. Multimedia di- kat penguasaan konsep dengan variabel be-
buat agar dapat digunakan secara mandiri bas model pembelajaran (MP) dan gaya be-
oleh siswa dengan bantuan lembar kerja siswa lajar (GB). Hasil uji ANAVA dapat dilihat pada
(LKS). Namun demikian, secara umum multi- tabel berikut.
media ini juga dapat dijadikan media presen-
tasi oleh guru di kelas. Multimedia interaktif Tabel 2. Hasil Uji ANAVA
ini digunakan dalam pembelajaran dengan Jumlah
model pembelajaran langsung (direct instruc- Sumber* Kuadrat df F Sig.
tion). Pembelajaran kalor dilaksanakan dalam Type III
lima pertemuan, masing-masing dilaksanakan
MP 150.240 1 .605 0.439
selama 90 menit. Kegiatan inti pembelajaran
dibantu dengan multimedia interaktif dengan GB 3656.670 3 4.908 0.004
lembar kerja siswa untuk mengarahkan siswa MP*GB 166.483 3 .223 0.880
menemukan konsep secara mandiri. Keterangan* MP=Model Pembelajaran;
GB=Gaya Belajar; MP*GB = Interaksi Model
Penguasaan Konsep Siswa Pembelajaran dan Gaya Belajar.
Data penguasaan konsep siswa yang te-
lah dianalisis menggunakan statistik deskriptif Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bah-
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. wa perbedaan perlakuan yang digunakan da-
lam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap
Tabel 1. Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa hasil belajar siswa (sig = 0,439 > 0,05). Kelas
Gaya Rata- eksperimen belajar menggunakan model direct
Kelas N instruction dengan multimedia interaktif, se-
Belajar rata
dangkan kelas kontrol diajarkan menggunakan
Kontrol Visual 74.95 8
model direct instruction tanpa multimedia. Se-
Auditori 55.14 14 lain itu, hasil uji tersebut juga menunjukkan
Read/Write 63.16 10 bahwa perbedaan gaya belajar berpenga-
Kinestetik 62.77 10 ruh terhadap hasil belajar siswa (sig = 0,004
< 0,05). Diketahui juga bahwa tidak terdapat
Total 62.64 42
interaksi antara model yang digunakan den-
Eksperi- Visual 79.65 8 gan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
men Auditori 61.00 9 (sig=0,880 > 0,05).
Read/Write 65.54 12 Uji lanjutan perlu dilakukan karena terda-
pat variabel yang berpengaruh terhadap hasil
Kinestetik 60.98 9 belajar. Uji Tukey HSD digunakan sebagai post
Total 66.36 38 hoc analisis ini. Tabel 3 memperlihatkan hasil
uji lanjut Tukey HSD yang telah dilakukan.
Sebagai prasyarat uji statistik paramet-
rik, data penguasaan konsep siswa kemudi- Tabel 3. Hasil Uji Post Hoc Tukey HSD
an diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji Beda
normalitas dilakukan pada taraf kesalahan (I) (J) Std.
Rerata Sig.
5%. Karena hasil uji menunjukkan signifikansi GB GB
(I-J)
Error
0,200 > 0,05 pada kelas eksperimen dan juga
0,200 > 0,05 pada kelas kontrol, dapat disim- V Auditori 19.87* 5.13 .001
pulkan bahwa data penguasaan konsep pada Read/Write 12.84 5.18 .072
kedua kelas terdistribusi secara normal. Uji ho- Kinestetik 15.38* 5.35 .027
mogenitas varian dilakukan dengan uji Levene
A Visual -19.86* 5.13 .001
menggunakan SPSS. Berdasarkan pengujian
yang telah dilakukan pada taraf kesalahan 5%, Read/Write -7.02 4.70 .446
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbe- Kinestetik -4.49 4.89 .795
daan varian antarkelas karena nilai signifikansi
122 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (2) (2016) 118-125

R Visual -12.84 5.18 .072 waktu ekstra dibandingkan kelas kontrol. Wak-
tu ekstra tersebut digunakan untuk memper-
Auditori 7.02 4.70 .446 siapkan laptop, pemasangan LCD, serta mulai
Kinestetik 2.54 4.93 .955 menjalankan aplikasi. Waktu yang diperlukan
K Visual -15.38 *
5.35 .027 sekitar sepuluh sampai lima belas menit. Hal
ini sedianya tidak menjadi kendala jika sekolah
Auditori 4.49 4.89 .795
sudah memiliki laboratorium komputer sendiri
Read/Write -2.54 4.93 .955 dengan perangkat yang siap digunakan, se-
*
. Berbeda signifikan pada taraf 5% hingga pembelajaran dapat dimulai tepat pada
waktunya sesuai rencana pembelajaran.
Pengaruh Multimedia Interaktif Kalor Terha- Pada pelaksanaan kegiatan pembela-
dap Penguasaan Konsep Siswa jaran, kelas kontrol diajarkan dengan model
Uji ANAVA pada data penguasaan kon- direct instruction dengan penekanan pada ke-
sep siswa menunjukkan bahwa tidak terda- giatan tutorial dalam mengerjakan soal. Pada
pat perbedaan signifikan antara penguasaan tahap awal siswa diberikan penjelasan tentang
siswa kelas eksperimen dan kontrol (α=0.05, materi, kemudian guru memberikan contoh
sig=0.439). Arti dari hasil ini adalah jika diang- permasalahan yang terkait, dilanjutkan dengan
gap bahwa gaya belajar siswa sama, maka ti- latihan soal. Setelah itu, guru memberikan la-
dak terdapat perbedaan signifikan pada kelas tihan soal yang lebih sulit kepada siswa untuk
yang diajarkan dengan multimedia intaraktif dikerjakan. Di tahap akhir guru bersama sis-
dengan kelas kontrol yang belajar secara kon- wa membahas soal-soal tersebut. Pada kelas
vensional. Hasil ini tidak sesuai dengan bebe- eksperimen, siswa belajar dengan model yang
rapa penelitian terdahulu yang membuktikan sama dengan didukung multimedia interaktif.
bahwa pembelajaran dengan bantuan multi- Multimedia interaktif tersebut diakses secara
media lebih efektif dibandingkan pembelajaran mandiri oleh siswa, khususnya pada tahapan
tanpa bantuan multimedia (Wahyudin, Sutikno tutorial dan latihan mengerjakan soal. Setiap
& Isa, 2010; Widiyatmoko, 2012). siswa bekerja sesuai dengan petunjuk yang
. ada pada lembar kerja yang dibagikan. Pada
tahap akhir, guru dan siswa membahas ten-
tang jawaban siswa di lembar kerja.
Perbedaan yang paling nampak di kedua
kelas ini adalah kelas eksperimen bekerja le-
bih mandiri dibandingkan kelas kontrol. Hal ini
disebabkan siswa dapat melakukan kontrol
terhadap aktivitas belajarnya, dapat menerima
umpan balik lebih cepat, dan dapat memutus-
kan sudah sejauh mana tingkat pemahaman-
nya (Gunawan, 2015). Kelas eksperimen yang
belajar menggunakan multimedia interaktif juga
mendapatkan informasi visual lebih banyak di-
bandingkan kelas kontrol. Sedangkan kelas
kontrol mendapatkan tutorial mengerjakan soal
lebih banyak dibandingkan kelas eksperimen.
Temuan yang sangat menarik dalam
penelitian ini, hasil belajar siswa pada konsep
kalor pada kedua kelas tidak berbeda secara
Gambar 2. Rata-Rata Penguasaan Konsep signifikan. Meskipun rata-rata hasil belajar sis-
Kelas Eksperimen dan Kontrol wa kelas eksperimen masih lebih tinggi diban-
dingkan siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan
Dalam pelaksanaannya di lapangan analisis yang dilakukan, salah satu faktor yang
ternyata penggunaan multimedia interaktif ka- mempengaruhi hasil ini adalah jenis evaluasi
lor ini di kelas eksperimen memiliki beberapa yang digunakan. Dari 10 soal yang digunakan
kendala. Kendala tersebut dialami mulai pada untuk mengukur hasil belajar siswa, sembilan
tahap persiapan, tahap pelaksanaan pem- soal diantaranya merupakan soal hitungan ma-
belajaran, serta tahap evaluasi. Pada tahap tematis. Siswa pada kedua kelas mengalami
persiapan, kelas eksperimen membutuhkan peningkatan kemampuan yang sama dalam
Gunawan, A. Harjono, Imran - Pengaruh Multimedia Interaktif dan Gaya Belajar terhadap 123

menjawab soal dengan tipe ini. dengan beberapa penelitian terdahulu. Cano-
Temuan ini diperkuat hasil penelitian se- Garcia & Hughes (2000) menyebutkan adanya
belumnya yang dilakukan Gunawan., Harjono, korelasi positif antara gaya belajar dengan
Sahidu & Sutrio (2014), yang menemukan bah- hasil belajar siswa. Vaishnav (2013), juga me-
wa mahasiswa pada kelas yang diajarkan den- nyebutkan adanya pengaruh gaya belajar yang
gan bantuan multimedia pembelajaran inter- signifikan terhadap hasil belajar siswa. Ketika
aktif cenderung unggul dalam menjawab soal diadakan uji lanjut terhadap masing-masing
yang bersifat konseptual dibandingkan soal hi- komponen gaya belajar, ditemukan bahwa
tungan matematis. Mereka lebih mampu men- komponen visual menunjukkan peningkatan
jawab pertanyaan tentang soal-soal prosedu- yang paling tinggi dibandingkan gaya belajar
ral yang terkait konsep yang sedang dipelajari lain, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3
dibandingkan soal-soal dengan persamaan berikut.
matematis yang dominan. Pada soal dengan
hitungan matematis, penggunaan multimedia
pembelajaran tidak memperlihatkan pengaruh
signifikan karena umumnya tidak memberikan
hasil yang berbeda signifikan dibandingkan
pembelajaran konvensional.
Beberapa penelitian lain dengan penje-
lasan berbeda juga menemukan bahwa tidak
ada perbedaan hasil belajar secara signifikan
antara kelompok kontrol dengan eksperimen
yang menggunakan multimedia pembelajaran
(Da’lij, 2008; Cheng, Cheng & Chen, 2012).
Chu (2014) menyatakan, tanpa perlakuan yang
tepat, media yang terkenal efektif bisa menge- Gambar 3. Perbandingan Nilai pada Masing-
cewakan atau bahkan memberi efek negatif Masing Gaya Belajar
pada hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya,
Chu (2014) menemukan hasil belajar kelom- Dari Gambar 3 tersebut dapat diketahui
pok kontol lebih baik secara signifikan daripada bahwa meskipun multimedia interaktif meru-
kelompok eksperimen. pakan media yang dapat mengakses keempat
Hal ini mengindikasikan bahwa guru jenis gaya belajar siswa. Namun, jika dilihat
ataupun dosen yang akan menggunakan mul- lebih dekat, media ini paling banyak membe-
timedia dalam pembelajarannya masih tetap rikan ruang untuk siswa dengan gaya belajar
dituntut menjelaskan secara sistematis persa- visual. Siswa dengan gaya belajar visual cen-
maan-persamaan penting terkait konsep yang derung menggunakan indra penglihatan un-
sedang dipelajari. Hal ini akan berimplikasinya tuk mempelajari segala hal. Oleh karena itu,
pada semakin baiknya pemahaman siswa mereka bisa dibantu dengan penyajian bahan
pada konsep tersebut. Begitupun pertimban- ajar dalam bentuk grafik, gambar atau memak-
gan pada pemilihan model pembelajaran yang simalkan pilihan warna. Semua poin tersebut
tepat. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mudah- telah dimuat dalam media yang dikembangkan
nya pencapaian tujuan pembelajaran yang di- dalam penelitian ini. Dalam penelitian yang
targetkan. Pengalaman penelitian yang dilaku- dilakukan Kassim (2013), yang telah meneliti
kan menunjukkan perlu adanya pertimbangan hubungan antara gaya belajar, kemampuan
ekstra pada hal-hal teknis terkait pembelajaran berpikir kreatif dan bahan pembelajaran mul-
dengan multimedia interaktif yang dilakukan. timedia diperoleh hasil yang mengindikasikan
kemampuan visual yang tinggi diperoleh sete-
Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Be lah menggunakan multimedia.
lajar
Pada hasil uji statistik ANAVA untuk hi- Interaksi Model Pembelajaran dengan Gaya
potesis terkait pengaruh gaya belajar terhadap Belajar
penguasaan konsep kalor diperoleh nilai α = Uji ANAVA pada data hasil belajar me-
0,05 dengan sig = 0,004. Berdasarkan hasil nunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi an-
tersebut, dapat diketahui bahwa gaya belajar tara gaya belajar dan model yang digunakan
siswa memberikan pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran pada hasil belajar siswa
terhadap hasil belajar siswa. Hasil ini sesuai
124 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (2) (2016) 118-125

(α=0.05, sig=0.880). Grafik interaksi model belajar kinestetik dibandingkan animasi/simu-


yang digunakan terhadap gaya belajar dapat lasi yang tidak terkait langsung dengan reali-
dilihat pada Gambar 4 berikut. ta. Mereka akan lebih terbantu dengan contoh
konkret dari kehidupan nyata. Sehingga mes-
kipun dibuat dalam multimedia, contoh-contoh
yang diberikan tidak boleh tidak terkait sama
sekali dengan kehidupan nyata siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pem-


bahasan yang telah disampaikan, dapat disim-
pulkan bahwa penggunaan multimedia pem-
belajaran kalor tidak berpengaruh signifikan
terhadap penguasaan konsep siswa. Banyak
faktor yang mempengaruhi hal ini, seperti ta-
hap persiapan pada kelas eksperimen yang
membutuhkan cukup banyak waktu, belum ter-
. biasanya siswa belajar mandiri dengan kompu-
Gambar 4. Interaksi Gaya Belajar dengan ter, dan jenis evaluasi yang dominan merupa-
Model kan soal hitungan matematis.
Gaya belajar berpengaruh terhadap ha-
Hasil ini menunjukkan bahwa secara ke- sil belajar siswa secara signifikan. Uji lanjut
seluruhan, gaya belajar berpengaruh terhadap menunjukkan bahwa siswa dengan gaya be-
hasil belajar siswa dan pengaruh ini tidak ber- lajar visual memperoleh hasil belajar yang le-
gantung pada model yang digunakan. Dapat bih baik dari siswa dengan gaya belajar lain.
kita lihat pada Gambar 4 di atas, keempat garis Selain itu, dalam penelitian ini juga ditemukan
hampir semuanya sejajar yang secara kese- tidak terdapat interaksi antara model pembe-
luruhan menunjukkan tidak adanya interaksi. lajaran yang digunakan terhadap gaya belajar
Temuan yang menarik pada bagian ini adalah siswa. Ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya
siswa dengan gaya belajar kinestetik memili- belajar tidak bergantung pada model pembela-
ki kemiringan negatif sedangkan gaya belajar jaran yang digunakan.
lain positif. Ini mengindikasikan bahwa siswa Dalam penelitian ini juga dapat diketahui
dengan gaya belajar kinestetik yang diajar- bahwa siswa dengan gaya belajar kinestetik
kan dengan multimedia interaktif kalor memi- tidak begitu diuntungkan dengan penggunaan
liki nilai yang lebih rendah dibandingkan yang multimedia pembelajaran kalor secara total di
diajarkan dengan metode ceramah berbantuan dalam kelas. Peneliti menyarankan pengem-
lembar kerja siswa. Multimedia pembelajaran, bangan dalam dua hal: (1) penggunaan strategi
khususnya multimedia interaktif kalor ini, di- berbeda sehingga siswa dengan gaya kineste-
kembangkan untuk mengakomodasi penyam- tik bisa lebih optimal belajar dengan multimedia
paian pengetahuan maupun informasi secara pembelajaran kalor; (2) modifikasi multimedia
visual dan verbal. Hal ini sekaligus menjadi ke- pembelajaran kalor agar sesuai dengan gaya
lemahan multimedia interaktif ini, karena belum belajar kinestetik, misalnya menggunakan tek-
dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi nologi touchscreen, penambahan video dari
siswa dengan gaya kinestetik. kehidupan sehari-hari, dan lain-lain.
Menurut Fleming (2014), peserta didik
dengan gaya belajar kinestetik cenderung mu- DAFTAR PUSTAKA
dah belajar berdasarkan latihan dan pengala-
man langsung. Walaupun kecenderungan ini Butcher, K. R. (2006). Learning from text with dia-
juga dimiliki oleh siswa dengan gaya belajar grams: Promoting mental model develop-
lainnya. Siswa dengan gaya belajar kinestetik ment and inference generation. Journal of
lebih diuntungkan jika penyampaiannya ma- Educational Psychology, 98(1), 182.
Campbell, D. T., Shadis, W. R., & Cook, T. D. (2002).
teri melalui pengalaman, contoh, dan latihan
Experimental and Quasi-Experimental De-
yang dikaitkan langsung dengan realita. Video, signs for Generalized Causal Inference.
simulasi, dan demonstrasi dari objek sebenar- U.S.A: Houghton Mifflin.
nya lebih menguntungkan siswa dengan gaya Cano-Garcia, F., & Hughes, E. H. (2000). Learn-
Gunawan, A. Harjono, Imran - Pengaruh Multimedia Interaktif dan Gaya Belajar terhadap 125

ing and thinking styles: An analysis of their multimedia learning materials. Procedia-So-
interrelationship and influence on academ- cial and Behavioral Sciences, 97, 229-237.
ic achievement. Educational Psychology, Mayer, R. E. (2001). Multimedia Learning. New York:
20(4), 413-430. Cambridge University Press.
Cheng, Y. H., Cheng, J. T., & Chen, D. J. (2012). Mayer, R. E. (2003). The promise of multimedia
The effect of multimedia computer assisted learning: using the same instructional design
instruction and learning style on learning methods across different media. Learning
achievement. WSEAS transactions on infor- and instruction, 13(2), 125-139.
mation science and applications, 9(1), 1-33. Mayer, R. E., Bove, W., Bryman, A., Mars, R., & Ta-
Chu, H. C. (2014). Potential Negative Effects of Mo- pangco, L. (1996). When less is more: Mean-
bile Learning on Students’ Learning Achieve- ingful learning from visual and verbal sum-
ment and Cognitive Load A Format Assess- maries of science textbook lessons. Journal
ment Perspective. Educational Technology & of educational psychology, 88(1), 64-73.
Society, 17(1), 332–344. Moreno, R., & Mayer, R. E. (1999). Multimedia-
Da’alj, M. (2008). The Impact of The Use of Software supported metaphors for meaning making
Decision Math Produced Locally on Collec- in mathematics. Cognition and instruction,
tion of The Average Second Grade Students 17(3), 215-248.
in Riyadh. Master Thesis. Riyadh: King Saud Moreno, R., & Valdez, A. (2005). Cognitive load and
University. learning effects of having students organize
Fleming, N. & Mills, C. (1992). Not another Inven- pictures and words in multimedia environ-
tory, Rather a Catalyst for Reflection, to Im- ments: The role of student interactivity and
prove the Academy. Vol. 11, 137. feedback. Educational Technology Research
Fleming, N. (2014). The VARK Questionaire. http:// and Development, 53(3), 35-45.
www.vark-learn.com/english/page.asp?p= Peck, R. (2012). Introduction to Statistics and Data
younger. Diakses pada 30 Maret (2014). Analysis. Boston: Brooks/Cole.
Gunawan. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Vaishnav, R. S. (2013). Learning Style and Academic
Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Achievement of Secondary School Students.
Penguasaan Konsep Calon Guru Pada Ma- Voice of Research. 1(4), 1-4.
teri Elastisitas. Jurnal Penelitian Pendidikan Wahyudin, Sutikno, & Isa. (2010). Keefektifan Pem-
IPA, 2(1), 11-21. belajaran Berbantuan Multimedia Menggu-
Gunawan. (2015). Model Pembelajaran Sains Ber- nakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Me-
basis ICT. Mataram: FKIP Unram Press. ningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa.
Gunawan., Harjono, A., Sahidu, H., & Sutrio. (2014). Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6(1),
Penggunaan Multimedia Interaktif dalam 58-62.
Pembelajaran Fisika dan Implikasinya pada Widiatmoko, A. (2012). Pengembangan Perangkat
Penguasaan Konsep Mahasisiswa. Jurnal Pembelajaran IPA Fisika Dengan Pendeka-
Pijar MIPA. 9(1), 15-19. tan Physics-Edutainment Berbantuan CD
Kassim, H. (2013). The relationship between learn- Pembelajaran Interaktif. Journal of Primary
ing styles, creative thinking performance and Education, 1(1), 38-44.

Anda mungkin juga menyukai