Anda di halaman 1dari 5

The influence of both physiology and

philosophy to psychology

Pengaruh fisiologi pada Hermann von Helmholtz 1821 -


psikologi 1894
Helmholtz mempunyai minat dalam bidang
Merupakan permulaan dari psikologi dan penelitiannya mengenai
psikologi eksperimental. kecepatan stimulus pada penglihatan dan
pendengaran. Helmholtz juga mengadakan
Namun demikian tidak berarti eksperimen menganai waktu reaksi.
bahwa sebelum Wundt, belum Penelitian tersebut menghasilkan bahwa
ada yang melakukan terdapat perbedaan individual, juga terdapat
eksperimen-eksperimen dalam perbedaan pada orang yang sama dari satu
kaitannya dengan psikologi. eksperimen ke eksperimen yang lain.

Ernzt Weber 1795 - 1878


Sumbangan Weber dalam psikologi ialah hasil eksperimennya menegenai ambang dua-
titik pada kulit, yaitu bagaimana atau sejauh mana subjek dapat merasakan atau
mempersepsi dua buah titik atau stimulus yang dikenakan pada bagian kulitnya. Apabila
jarak antara kedua titik itu relatif pendek subjek merasa adanya satu stimulus. Tetapi pada
jarak tertentu jarak kedua titik itu agak renggang, subjek merasakan adanya dua stimulus.
Eksperimen ini mendemonsrasikan tentang ambang dua-titik the two-point threshold,
yaitu ambang dimana dua titik stimulus dapat dirasakan atau dipersepsi oleh objek coba.
Weber juga mendapatkan bahwa the two-point threshold itu bervariasi dalam bagian-
bagian badan yang berbeda pada subjek yang sama, dan juga bervariasi dari subjek satu
dengan subjek yang lain pada bagian badan yang sama. Sumbangan lainnya mengenai the
just noticeable, yaitu perbedaan yang paling kecil khususnya mengenai berat benda yang
dapat dirasakan atau dapat di persepsi oleh subjek. Subjek disuruh mengevaluasi dua
benda yang diangkat, dan mengevaluasi manakah yang lebih berat diantara kedua benda
atau stimulus tersebut. Satu benda sebagai standar, sedangkan yang satunya sebagai yang
diperbandingkan variable. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa, apabila perbedaan
stimulus kecil, di persepsi sebagai stimulus yang sama beratnya.
Gustav Theodore Fechner 1801 1887
Menurut Fechner ada dua cara untuk mengukur penginderaan, yaitu
1. Orang dapat menentukan apakah stimulus itu ada atau tidak, dapat diindera atau tidak.
2. Orang dapat mengukur intensitas, yaitu subjek dapat menyatakan penginderaannya
yang pertama terjadi, ini merupakan ambang absolut bawah the obsolute lower threshold
Underwood, 1994 atau ambang stimulus Towsend, 1953. Ini berarti stimulus
dibawahnya belum dapat diindera ataupun dipersepsi.
Fechner juga mengemukakan tentang ambang perbedaan the difference threshold, yaitu
perbedaan dua stimulus yang paling kecil yang dapat dipersepsi oleh subjek coba.
Metode ini dikenal dengan metode psikofisik, yang memberikan gambaran kaitan psikis
dan fisik material world. Dalam penelitiannya Fechner menggunakan cara dengan
mengangkat berat, seperti pada Weber. Metode yang dikembangkan oleh Fechner masih
digunakan oleh para ahli hingga pada waktu ini, yaitu
1. Metode kesalahan rata-rata the method of average error Sering juga disebut the
method of adjustment, yaitu suatu metode subjek dihadapkan pada dua stimuli, yaitu
stimulus standard dan stimulus variabel. Tugas subjek adalah sampai subjek dapat
mempersepsi bahwa stimulus variabel sama dengan stimulus standar. Seberapa besar
kesalahan yang ditunjukkan oleh subjek, yaitu perbedaan antara stimulus standar dengan
stimulus variabel menunjukkan sampai sejauh mana ketetapan subjek dalam
mengadakan persepsi.
2. Metode stimulasi konstan the method of constant stimuli Semula disebut sebagai
metode right and wrong, yaitu suatu metode subjek dihadapkan pada stimulus standar
dan stimulus variabel.

Herman Ebbinghaus 1850-1909


Setelah membaca bukunya FechnerElements of Psychophysics, ia ingin
mengadakan eksperimen dalam bidang proses mental yang lebih tinggi higher
mental processes, yaitu mrngenai ingatan. Ebbinghaus adalah psikolog yang
pertama kali mengadakan eksperimen-eksperimen dalam masalah belajar dan
ingatan. Dalam hal ini Ebbinghaus tidak hanya menjawab pendapat wunth
bahwa proses mental yang tinggi tidak dapat dikuliti dengan eksperimen,
tetapi juga sekaligus juga ,membuktikan bahwa ingatan dapat diteliti secara
eksperimental. Dengan demikian maka kerja Ebbinghaus memperluas kanca
psikologi eksperimental. Materi yang digunakan dalam eksperimennya adalah
yang sekarang dikenal dengan nonsense syllables, merupakan langkah yang
cukup maju dalam eksperimen mengenai belajar.
Oswald Kulpe 1862-1915
Setelah menamatkan pendidikannya di Leipzig, ia kemudian menjadi asisten Wundt,
dan mengadakan eksperimen-eksperimen dilaboratoriumnya, namun kemudian ia
memisahkan diri dari Wundt, dan ia bekerja pada permasalahan yang oleh Wundt tidak
diperhatikan. Semula ia belajar dalam bidang sejarah, tetapi karena pengaruh Wundt ia
pindah ke filsafat, dan akhirnya pindah ke experimental psychology. Oswald Kulpe
menulis buku An Outline of Psychology. Menurutnya yang dimaksud dengan psikologi
adalah merupakan ilmu science mengenai fakta-fakta dari pengalaman yang bergantung
pada pengalaman pribadi Pada tahun 1894 ia menjadi guru besar di Universitas
Wurzburg, dan dua tahun kemudian ia mendirikan laboratorium sebagai saingan
laboratorium Wundt. Kulpe mengetrapkan metode yang disebut sebagai a systematic
experimental introspection. Kulpe menekankan pada aspek subjektif, kualitatif dan
report yang mendetail dari subjek mengenai sifat proses berpikirnya.

Wilhelm Wundt 1832-1920


Telah dipaparkan didepan mulai wundt psikologi mempunyai corak baru. Wundt dapat
dipandang sebagai penyekat antara psiologi lama dengan psikologi modern. Semula
sebagai mayornya adalah bidang kedokteran, namun kemudian beralih kefisiologi
Schultz dan Schultz, 1992. Semula ia mengajar fisiologi di Universitas Heidelberg,
kemudian juga ditunjuk untuk membantu dilaboratoriumnya Helmholtz. Pada waktu
bekerja Heidelberg inilah wunth mengajukan pendapatnya bahwa psikologi adalah
merupakan ilmu yang perlu mandiri, tidak bergantung pada ilmu yang lain, dan
merupakan ilmu yang eksperimental. Ia mengajukan pemikirannya itu dalam bukunya
yang berjudul Contributions to the theory of sensory perception. Dalam buku ini
digunakan istilah Eksperimental Psychology untuk pertama kalinya, atas eksperimen-
eksperimennya yang dilakukannya sendiri dalam laboratorium yang didirikannya
sendiri. Pada tahun 1867 Wundt membuka course di Heidelberg dalam bidang
Physiological itu tidak seperti arti yang sekarang ini, tetapi menurut Wundt arti dari
istilah physiological itu sama dengan eksperimental. Jadi Wundt mengajar dan menulis
mengenai Physiological Psychology itu dalam arti Physiological Psychology seperti
pada waktu ini Schultz dan Schultz, 1992. Seperti diketahui laboratorium Wundt
kemudian diakui oleh dunia ilmu pengetahuan pada tahun 1879, dan akhirnya menjadi
pusat studi para ahli psikologi lain yang datang dari berbagai-bagai negara. Eksperimen
wundt didasarkan atas eksperimen-eksperimen dalam bidang fisiologi yang dapat
membantu penelitian-penelitian psikologi modern. Pokok bahasan subject matter
psikologi Wundt adalah kesadaran. Pengaruh dari empirisme dan asosiasi Nampak
pengaruhnya pada sistem wundt. Pandangan wundt kesadaran itu mencakup berbagai-
berbagi bagian, yang dapat dipelajari bagian demi bagian, jadi dapat dipelajari dengan
metode analisis atau metode reduksi. Wundt adalah seorang srukturalis, sehingga ia
menitikberatkan pada stuktur dari kesadaran yang terdiri atas bagian-bagiannya.
KESIMPULAN
Pengaruh ilmu-ilmu alam dan fisiologi pada psikologi adalah awal dari
psikologi eksperimental. Seperti disebutkan sebelumnya, Wilhelm Wundt dapat
dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental.
Ada empat ahli yang dapat dianggap sebagai peneliti yang kemudian sangat
mempengaruhi penggunaan eksperimen dalam psikologi: Hermann von
Helmholtz, Ernst Weber, Gustav Theodore Fechner dan Wilhelm Wundt
(Schultz dan Schultz). , 1992). Eksperimen ini terjadi di Jerman, bukan di
Prancis atau Inggris.
Pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu
psikologi
Filsafat dapat mengkonfirmasi akar sejarah psikologi. Seperti yang kita semua tahu,
psikologi, dan semua ilmu lainnya, adalah bagian dari filsafat. Dalam filsafat juga
terdapat refleksi mendalam tentang konsep jiwa dan perilaku manusia. Refleksi semacam
itu ditemukan dalam teks-teks filosofis kuno maupun dalam teks-teks filosofis modern.
Dengan mempelajari ini, psikolog akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
asal-usul sejarah sains mereka, serta perjuangan yang terjadi di dalamnya. Saya pernah
memberikan kuliah sambil membaca teks kuno Aristoteles dan Thomas Aquinas tentang
konsep jiwa dan pribadi. Menurut saya, teks-teks kuno ini memberikan wawasan dan
wawasan baru yang berguna bagi perkembangan psikologi.

Secara khusus, filsafat dapat memberikan pemikiran yang sistematis, logis, dan rasional
kepada para psikolog, baik praktisi maupun akademisi. Dengan ilmu logika, salah satu
cabang filsafat, psikolog dikaruniai pola pikir yang akan sangat berguna bagi mereka
dalam bekerja. Semua sains dibangun di atas dasar logika, seperti psikologi. Pendekatan
dan kesimpulan didasarkan pada prinsip-prinsip logis. Dengan mempelajari logika secara
sistematis, psikolog dapat mulai mengembangkan psikologi secara sistematis, rasional
dan rasional. Dalam hal ini, logika klasik dan logika kontemporer dapat menjadi
kontributor utama cara berpikir psikologi.
Filsafat juga memiliki cabang penting bagi perkembangan psikologi, yaitu etika. Yang
dimaksud dengan etika disini adalah ilmu tentang etika. Padahal, moralitas itu sendiri
berarti segala sesuatu tentang baik dan buruk. Dalam praktik ilmiah, para ilmuwan
membutuhkan etika sebagai pedoman, agar penelitiannya tidak melanggar nilai-nilai etika
dasar, seperti kebebasan dan hak asasi manusia. Sebagai praktisi, psikolog membutuhkan
bimbingan etis dalam pekerjaan mereka. Pedoman etik ini sering diterjemahkan ke dalam
kode etik profesi psikologi. Etika, atau yang biasa disebut filsafat moral, ingin
memberikan konsep ideologis yang jelas dan sistematis bagi kode moral, sehingga dapat
diterima secara rasional. Perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk psikologi, harus
berjalan seiring dengan perkembangan kesadaran etis para ilmuwan dan praktisi. Jika
tidak, sains akan menjadi kolonisasi umat manusia. Yang pasti tidak kita inginkan.

Eksistensialisme adalah salah satu cabang filsafat psikologi yang paling berpengaruh.
Karakternya adalah Soren Kierkegaard, Friedrich Nietzsche, Viktor Frankl, Jean-Paul
Sartre dan Rollo May. Eksistensialisme sendiri merupakan cabang filsafat yang
mencerminkan eksistensi manusia dalam kehidupannya. Dengan demikian, manusia
dipandang sebagai individu yang terus mencari makna dan tujuan dalam hidupnya.
Eksistensialisme mencerminkan masalah manusia sebagai individu, seperti makna,
kecemasan, keaslian, dan tujuan.

Anda mungkin juga menyukai