Anda di halaman 1dari 3

Psikologi, dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri oleh Wilhelm Wundt,

dengan didirikannya Laboraturium pertama di dunia, di Leipzig, pada tahun


1879. Sebelum tahun 1879 psikologi dianggap sebagai bagian dari filsafat,
karena psikologi membahas mengenai gejala jiwa, pada waktu itu belum ada
pembuktian-pembuktian nyata atau empiris, melainkan segala teori
dikemukakan berdasarkan argumen-argumentasi logis (akal). Sebelum tahun
1879 memang sudah dikenal psikologi tetapi belum ada yang menyebutnya
dirinya sebagai sarjana psikologi. Sarjana-sarjana yang mempelajari psikologi
umumnya adalah filsuf, ahli ilmu kedokteran/faal.
Wilhelm Wundt (1832-1920)
Pada tahun 1879 adalah tahun yang sangat penting dalam sejarah
psikologi. Pada tahun ini Wundt mendirikan laboraturium psikologi yang pertama
kali di Leipzig yang dianggap sebagai pertanda berdirinya psikologi sebagai ilmu
yang terpisah dari ilmu induknya yaitu filsafat. Yang diteliti dalam laboraturium
psikologi adalah mengenai gejala pengamatan dan tanggapan manusia, seperti
persepsi, ingatan dan fantasi.
Menurut Wundt, jiwa itu seperti air, aktif, terus-menerus berubah.
William James (1842-1910)
James mengemukakan teori emosi yaitu yang terkenal dengan teori
James-Lange adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara perubahan
fisiologis dengan keadaan emosional. Emosi adalah hasil persepsi seseorang
terhadap perubahan-perubahan yang terajdi pada tubuh sebagai respon
terhadap rangsang-rangsang yang datang dari luar.
Misalnya rasa takut, emosi takut timbul karena seseorang mempersepsikan
otot-otot kakinya sendiri yang sedang lari setelah ia melihat seekor
harimau. Dengan perkataan lain , seseorang menjadi takut karena lari, bukan lari
karena takut.
Di antaranya sumbangannya kepada psikologi, teori James tentang
kesadaran dan konsep diri (self). Ia melihat kesadaran sebagai adaptasi manusia
dalam usahanya mempertahankan jenis dan dirinya sendiri. Kesadaran ini tidak
merupakan sesuatu yang statis (tetap), melainkan merupakan suatu proses,
mengalir terus-menerus. Berdasarkan Konsep ini, James mengemukakan bahwa
hakekat psikologi pada manusia adalah dinamis (berubah-ubah).
Jhon Dewey(1859-1952)
Sumbangan Dewey terhadap psikologi (pendidikan), ia menganjurkan teori dan
metode yaitu learning by doing (belajar sambil mengerjakan). Dalam teorinya
ini ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu
banyak teori, dengan disertai melalukan (yang hendak dipelajari itu) dengan
sendirinya ia akan menguasai perbuatan-perbuatan itu, sehingga ia dapat
menguasai hal yang dipelajari tersebut.

Edward Lee Thorndike (1874-1949)

Thorndike menghasilkan penelitian yang dilakukan pada hewan, seperti


pada anjing. Prinsip dasar dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Thordike
adalah bahwa dasar belajar(learning) tidak lain adalah asosiasi. Suatu stimulus
(S), akan menimbulkan suatu respon (R) tertentu.
Dalam teori S-R dikatakn bahwa dalam proses belajar, pertama kali
irganisme (hewan, orang) belajar dengan cara coba-coba salah (trial and error).
Kalau organisme itu berada dalam situasi yang mengandung masalah, maka
organisme akan mengeluarkan serentetan tingkah laku dari kumpulan tingkah
laku yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
Experimen (percobaan yang dilakukan) oleh Thorndike adalah
Seekor kucing yang lapar ditempatkan dalam sangkar yang disebut puzzle box
(peti teka teki), yang dilengkapi dengan peralatan, seperti pengungkit, gerendel
pintu, dan tali yang menghubungkan pengungkit dengan gerendel tersebut.
Mula-mula kucing tersebut mengeong, mencakar, melompat, berlari, untuk
melepaskan diri untuk mendapatkan makanan yang ada di muka pintu.Akhirnya
entah bagaimana kucing itu berhasil menekan pengungkit dan terbukalah pintu
sangkar tersebut. Eksperimen puzzle box ini kemudian terkenal dengan nama
instrumental conditioning. Artinya, tingkah laku yang dipelajari berfungsi
sebagai instrumental (penolong) untuk mencapai hasil/ganjaran yang
dikehendaki.
1. Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laku diulang/
dilatih (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan
perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan,
tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau
dihentikan. Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah
ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.
2. Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung
diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika
akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin
lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat
menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya,
suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan
dan tidak akan diulangi. Koneksi antara kesan panca indera dengan
kecenderungan bertindak dapat menguat atau melemah, tergantung pada
buah hasil perbuatan yang pernah dilakukan.
Misalnya, bila anak mengerjakan PR, ia mendapatkan muka manis gurunya.
Namun, jika sebaliknya, ia akan dihukum. Kecenderungan mengerjakan PR akan
membentuk sikapnya.

PERBEDAAN PSIKOLOGI LAMA DAN PSIKOLOGI BARU


Psikologi Lama

Psikologi lama yakni psikologi yang masih merupakan bagian dari filsafat. Ciri-ciri
psikologi lama adalah
1. Psikologi adalah psikologi unsur, yaitu mendasarkan pandangan pada elemen
dan unsur-unsur yang berdiri sendiri dan diselidiki sendiri-sendiri.
2. Dalam peninjauannya, mencari hukum-hukum sebab-akibat, dan bersifat
mekanis.
Meninjau kehidupan kejiwaan secara terpisah dari subyeknya, yaitu manusia.
Oleh karena itu, disebut kehidupan jiwa yang pasif.
Psikologi baru/modern
Psikologi modern yakni psikologi sebagai ilmu yang mandiri
Ciri-ciri psikologi modern
1. Mendasarkan peninjauannya pada psikologis totalitas, yaitu berpangkal pada
keseluruhan psychophysis
2. Mendasarkan meninjau kehidupan kejiwaan, melihat hubungan kejiwaan sebagai
bagian dari kehidupan manusia, sebagai kehidupan kejiwaan dari manusia
sebagai makhluk hidup yang mempunyai tujuan tertentu; jadi meninjau secara
Teleologis (bertujuan) .
Psikologi dalam peninjauannya, selalu mendasarkan pada peninjauan kehidupan
kejiwaan dalam hubungannya dengan subjek, yaitu manusia. Jadi, kehidupan
kejiwaan yang aktif.

Anda mungkin juga menyukai