(WOUND CARE)
4. Epidermis
▪ Lapisan paling luar dari kulit (epitel)
▪ Sel utama : sel epitel squamosa berjenjang
(keratinosit)
▪ Sel lainnya : sel melanosit, sel langerhans, sel
merkel
▪ Sel epidermis dan dermis dibatasi oleh basement membrane
zone (BMZ)
▪ Tidak ada pembuluh darah, nutrisi, dan difusi dari dermis
▪ Tidak ada persarafan
▪ Variasi ketebalan : 0,4-0,6 mm (tergantung lokasi)
▪ Memiliki 5 stratum/jenjang
Fase Inflamasi
▪ Proses peradangan terjadi mulai dari awal cedera 0 hingga
hari ke-5, bahkan ada yang mengatakan sampai hari ke-6.
Fase inflamasi melebihi 6 hari sebagai tanda awal proses
infeksi.
Proses Penyembuhan Luka
▪ Luka dapat memutuskan pembuluh darah, menimbulkan
perdarahan, menghentikan perdarahan, menyebabkan
peradangan lalu terjadi fagositosis.
▪ Penghentian perdarahan terjadi melalui reaksi hemostasis
yang menghasilkan hanya sedikit bekuan darah dengan fibrin
bekerja seperti lem mempertautkan tepi luka.
▪ Reaksi radang akut (eksudat) pada tepi luka segera terjadi
pasca reaksi hemostasis dimana sel radang (khususnya
makrofag) memasuki bekuan darah dan mulai
menghancurkannya.
▪ Sitokin berperan untuk terjadinya kemotaksis sel radang seperti
neutrofil, makrofag, mast cell, sel endotelial dan fibroblas untuk
memasuki bekuan darah.
▪ Terjadi vasodilatasi dan akumulasi leukosit polymorphonuclear
(PMN).
▪ Hanya fibrin yang menghubungkan tepi luka dan belum ada
kekuatan pertautan luka (oleh serat kolagen) sehingga disebut
fase tertinggal (lag phase).
▪ Pada fase ini terdapat tanda : demam/hangat (kalor),
kemerahan (rubor), bengkak/edema (tumor), nyeri.
Fase proliferasi
▪ Fase proliferasi berlangsung dari hari ke-6 sampai minggu ke-3
▪ Mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelisasi jaringan
granulasi terbentuk dari berbagai sel radang, fibroblast,
serat-serat kolagen dan kapiler baru yang mengisi luka.
▪ Jaringan granulasi mengalami pertumbuhan ke dalam daerah
yang tadinya ditempati oleh bekuan darah di dekat lokasi
reaksi peradangan akut (reaksi peradangan eksudat).
▪ Pembentukan jaringan granulasi akan berhenti setelah
seluruh permukaan luka tertutup oleh epitel (epitelisasi)
kemudian dimulailah fase remodelling.
▪ Proliferasi dan pembentukan fibroblast (menghubungkan
sel-sel) berasal dari sel-sel mesenkim dan menghasilkan
mukopolisakarida dan serat kolangen (glisin, prolin,
hidroksiprolin).
▪ Mukopolisakarida mengatur deposisi serat-serat kolangen.
▪ Serat kolangen akan mempertautkan tepi luka dan
menguatkannya.
▪ Serat-serat baru kolagen dibentuk, diatur, mengkerut dan yang tak
diperlukan dihancurkan sehingga luka mengkerut/mengecil
(kontraksi luka).
▪ Epitel sel basal ditepi luka lepas dari dasarnya bermigrasi
menutupi tipis dasar luka pada permukaan rata atau lebih rendah
lalu bekasnya diisi hasil mitosis (regenerasi) sel lain.
c. Fase remodelling
▪ Fase remodelling dimulai sejak minggu ke-3 hingga 2 tahun.
▪ Berupa remodelling kolagen, kontraksi luka,
pematangan parut (pematangan jaringan granulasi) dan penebalan
& pematangan epitel sehingga menyerupai kulit yang didekatnya.
▪ Sintesis dan degradasi kolagen seimbang.
▪ Terbentuknya kembali permukaan kulit dan dasar
jaringan parut yang tidak nyata atau hanya terlihat
seperti satu garis yang menebal sebagai hasil
akhirnya.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka dan Konsep
Lembab