Proposal Wait
Proposal Wait
OLEH
NOVIA MERISA BUAMONA
07231911138
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan karunia – Nya sehingga dengan keterbatasan dan kemampuan yang
ada, penulis dapat menyelesaikan Proposal dengan judul “Perencanaan Tebal Perkerasan
Landasan PacuACN-PCN ( studi kasus Bandara Loleo)”. Adapun Proposal ini diajukan
untuk melengkapi persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)
pada program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun Ternate. Dalam
pelaksanaan penyusunan Proposal ini tentu saja penulis menemui banyak kesulitan,
namun berkat rahmat Allah SWT serta bantuan dan pengarahan dari Dosen Pembimbing,
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih, karena kesalahan dan kekhilafan
datang dari penulis dan kebenaran datang dari Allah SWT. Oleh karena itu saran dan
kritikan dengan senang hati penulis menerima demi menyempurnakan proposal tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi orang banyak Aamin. Demikianlah proposal tugas akhir ini
penulis buat dengan besar pengharapan, kiranya dapat bermanfaat dan berguna bagi kita
semua meskipun, isi proposal tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
Daftar Gambar................................................................................................................iv
Daftar Tabel....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
2.2.1Runway designation/number/azimuth....................................................................7
ii
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................................12
Daftar Pustaka................................................................................................................
iii
Daftar Gambar
iv
Daftar Tabel
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
tertentu yang digunakan pesawat sebagai tempat untuk lepas landas dan mendarat,
naik turun penumpang serta bongkar muat barang. Bandar udara tentu akan memiliki
sebuah daerah pendaratan dan lepas landas. Daerah pendaratan dan lepas landas
adalah suatu permukaan dimana pesawat dapat mendarat atau lepas landas yang
mana permukaannya diberi aspal (Horonjeff, 1994). Oleh karna landasan pacu
(runway) adalah salah satu fasillitas sisi udara yang paling penting dari sebuah
bandara yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas landas dan mendarat,
maka perlu perencanaan perkerasan yang optimum. Perkerasan adalah struktur yang
terdiri dari beberapa lapisan dengan kekerasan dan daya dukung yang berlainan yang
bahan pengikatnya. Dalam mendesain perkerasan lentur landasan pacu tentu akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah beban pesawat dan daya dukung
tanah dasar.
Tanah dasar (subgrade) adalah lapisan tanah asli yang berfungsi untuk menerima
dan menopang beban dan tekanan roda pesawat yang diteruskan oleh struktur
lapisan perkerasan (Keselamatan and Sipil 2015), oleh karena itu tanah dasar harus
mempunyai daya dukung yang optimum sehingga mampu untuk menerima gaya
akibat beban roda pesawat tanpa mengalami kerusakan. Ditinjau dari segi keamanan
dan kenyamanan bandar udara sebaiknya dibangun di lokasi yang jauh dari
1
2
dan dapat meminimalisir resiko kecelakaan, daerah pantai dapat menjadi salah satu
pilihan lokasi bandar udara. Akan tetapi daya dukung tanah pada daerah pantai
tergolong rendah (Fahriani and Apriyanti 2020). Oleh karena itu daya dukung
subgrade akan berpengaruh terhadap tebal lapisan dan volume dalam mendesain
lapisan perkerasan. Pilihan yang realtif ekonomis untuk meningkatkan daya dukung
tanah adalah dengan mengganti tanah dangan material yang lebih baik.
Pada saat ini terdapat beberapa metode perencanaan perkerasan landasan pacu .
Walaupun tidak terdapat satu metode untuk perencanaan perkerasan landasan pacu
yang diterima oleh semua pihak, salah satunya menggunakan metode ACN/PCN.
pengaruh pesawat udara tertentu pada perkerasan yang berbeda dengan suatu
satuan "angka" yang bervariasi tergantung pada tipe perkerasan dan daya dukung
satuan "angka" tanpa menunjukkan tipe pesawat tertentu. Satuan ini disebut
Pavement Clasification Number (PCN) merupakan suatu indikasi nilai relatif dari
"bearing strength", suatu perkerasan pada standard single wheel load dengan
3
pesawat udara yang akan mendarat sesuai dengan pengelompokan konfigurasi roda
dari berat kotor (gross weight) pesawat ditanggung / dibebankan pada susunan roda
utama (main gear assembly) dan 5 % beban oleh roda depan (nose gear).
1. Bagamaina cara menghitung tebal perkerasan landasan pacu pada bandar udara
loleo?
2. Berapa besar optimalitas operasional ACN pesawat terhadap nilai PCN di bandar
udara Loleo?
3. Berapa ketebalan perkerasan landasan pacu yang dibutuhkan oleh bandar udara
loleo?
1. Untuk mengetahui cara menghitung tebal perkerasan landasan pacu pada banda
udara loleo.
1. Bab I Pendahuluan:
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
Bab ini membahas teori-teori, refrensi studi pustaka dan rumus-rumus yang
digunakan oleh penulis untuk menunjang penelitian yang diperoleh dari refrensi
Bab ini menjelaskan tentang metodologi analisis yang digunakan dalam penelitian
sehingga mempunyar tingkat kekakuan yang relatif cukup tinggi khususnya bila
aspal (perkerasan lentur), modulus etastisitas sekitar (Ea) sekitar 4.000 MPa,
(Eb) berkisar pada besaran 40.000 MPa atau 10 kali lipat dari perkerasan aspal.
Dengan kekakuan atau modulus elastisitas beton semen yang lebih besar,
lebih tinggi dari perkerasan lentur. Sebagai akibatnya, lendutan menjadi lebih kecil
serta tegangan yang bekerja pada tanah dasar juga rendah, karena itu perkerasan
kaku tidak memerlukan daya dukung pondasi yang kuat. Keseragaman daya
dukung tanah dasar sangat penting diperhatikan, dimana tidak boleh ada
perubahan yang mencolok dari daya dukung tersebut. Hal ini sangat bertolak
(base) dan lapis pondasi bawah (subbase) memerlukan kekuatan yang tinggi
5
6
untuk mendistribusikan tegangan dari beban roda yang bekerja pada lapisan
aspal.
Gambar 2.1 Ilustrasi distribusi beban pada perkerasan lentur dan kaku
Sumber : google
menunjukkan bahwa beban roda yang lebih berat didistribusikan pada tanah dasar
dengan bidang yang luas serta tidak menimbulkan tegangan yang lebih tinggi.
langsung di atas tanah dasar tanpa memperhatikan jenis tanah dasar atau kondisi
drainase. Sejalan dengan peningkatan lalu lintas setelah perang dunia ke II,
masalah pumping menjadi hal yang penting walaupun hal itu telah dikemukakan
Penebalan bagian tepi umum dilakukan pada sekitar tahun 1930-an dan 1940-
an. Sebagai contoh, perkerasan kaku yang dibangun dengan tebal 15,2 cm (6 in)
di bagian tengah, dan tebal lapisan tepinya 20,3 cm (8 in) sepanjang tepi pelat
menggunakan perancangan yang lebih tebal dan sering digunakan untuk jalan
terhadap pencegahan erosi pada lapisan pondasi akibat beban lalu lintas dan
lingkungan.
a) batu pecah yang distabilisasi semen dengan kondisi tidak lebih kecil dari 5%
semen, kapur, abu terbang dan atau granulated blast furnace slag
sekitar 25 cm, dengan mutu kuat tekan beton yang setara dengan kuat tarik lentur
sebesar 8 juta repetisi standard axle load, yang setara dengan konstruksi
perkerasan lentur setebal 55 cm. Dengan demikian untuk beban dan tanah dasar
lebih tipis.
70 tahun 2001 tentang Kebandarudraan. Bandar udara adalah lapangan terbang yang
dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang,
dan/atau bongkar muat kargo dan/ atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
Bandar udara adalah kawasan di daratan dan atau perairan dengan batas-batas
tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara, di samping mendarat dan lepas
landas, juga sebagai tempat untuk naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
lainnya (Warsito, 2016). Bandar udara memiliki peran sebagai simpul dalam jaringan
transportasi udara yang digambarkan sebagai titik lokasi bandar udara yang menjadi
pertemuan beberapa jaringan dan rute penerbangan sesuai hierarki bandar udara. Pada
suatu bandar udara terdapat bagian khusus yang disebut dengan aerodrome, yang
dan peralatan), di daratan atau di perairan, yang sebagian atau seluruhnya disiapkan
untuk digunakan oleh pesawat udara ketika melakukan pendaratan, lepas landas, dan
pergerakan di darat. Bagian sisi darat (landside) meliputi terminal penumpang, terminal
kargo, hanggar, area parkir kendaraan bermotor, dan lainnya. Sedangkan bagian sisi
udara (airside) meliputi landasan pacu (runway), area parkir pesawat (apron), landasan
penghubung antara landasan pacu dan apron (taxiway), peralatan navigasi dan peralatan
penunjang lainnya.
9
Fungsi Bandar Udara yaitu untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban
aruslalu lintas pesawat udara, kargo dan/atau pos, keselamatan penerbangan, tempat
perpindahan intra dan/atau moda serta mendorong perekonomian baik daerah maupun
Runway (landasan pacu) adalah jalur jalan yang memanjang, rata dan kuat
(dibuat dari aspal atau beton) yang digunakan oleh pesawat udara sebagai tempat
Pada awalnya, permukaan landasanmpacu adalah rumput atau pun tanah yang
dipadatkan. Akan tetapi, ketika, badan pesawat bertambah besar maka yang lazim
digunakan saat ini adalah aspal dan beton. Panjang dan lebarnyapun bervariasi
ukuran seperti itu, tidaklah cukup untuk didarati pesawat berbadan lebar seperti
boeing B747. Hanya beberapa bandara saja di Indonesia yang ukurannya 4000 m
pacu pun tidaklah mutlak karena juga dipengaruhi iklim, semakin tinggi suhu yang
berada di sekitar bandara, maka semakin panjang pula landasan pacu yang
(dua) jenis, yaitu asphalt pavement (perkerasan aspal) dan cement concrete
pavement (perkerasanbeton).
1. Runway designation/number/azimuth.
pesawat yang akan melintas.Pedoman azimuth harus diperhatikan mulai dari pangkal
garis tengah runway pesawat, jadi sinyal harus dapat terlihat dari cockpit pesawat oleh
pilot dari arah kanan dan kiri kursinya pada saat pergerakan pesawat. Unit pedoman
dalam bentuk 2 angka atau kombinasi 2 angka dan satu huruf tertentu yang ditulis di
laut,
FS = 0,1 X S (3)
Lebar landas pacu (runway ) haruslah tidak kurang dari ketentuan yang dipakai.
berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi. Optimalisasi adalahh hasil
optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi
dengan daya dukung subgrade standar tertentu pada suatu standar single wheel
load.
12
Dengan demikian apabila suatu pesawat udara mempunyai nilai ACN sama
dengan atau lebih kecil dari nilai PCN perkerasan, maka perkerasan tersebut
Sehingga untuk optimalisasi operasional ACN Pesawat tidak boleh lebih kecil
pesawat terbang pada sebuah perkerasan yang berbeda beda dengan penomoran
perkerasan, dan kekuatan tanah dasar, Dalam hal ini disebut sebagai ACN. Daya
tanpa menentukan jenis pesawat tertentu atau informasi rinci tentang struktur
metode ini disebut Metode PCN/ACN Dalam sebuah perkerasan bandar udara,
baik flexible pavement maupun rigid pavement, nilai ACN tidak boleh melebihi nilai
up Mass lebih dari 12.500 lbs atau 5.700 kg. Sedangkan untuk permukaan
pavement yang hanya bisa dipakai oleh pesawat dengan berat kurang dari 12500
13
lbs/5700 kg maka bentuknya adalah hanya: Maximum allowable aircraft mass dan
1. Kode pertama adalah angka nilai yang ditetapkan untuk menentukan kekuatan
pavement
R – Rigid (kaku)
F – Flexible (Lentur)
4. Kode keempat adalah maksimum tekanan ban pesawat yang bisa diterima oleh
pavement
W – No preassure limit
T – Technical Evaluation
masing konfigurasi roda pesawat yaitu single whell, dan dual tandem untuk
pesawat tertentu. Nilai angka PCN dapat ditentukan berdasarkan fungsi allowable
gross weight.
a. Tekanan batas.
menyatakan nilai batas tekanan roda pneumatik (code X, Y, Z), sedang pesawat
udara yang mempunyai tekanan efektif q‟ yang melampaui nilai batas qo tidak
b. Beban ijin pesawat. Beban ijin total Pta pesawat dihitung dari nilai Pavement
Di mana:
a) ACN max : nilai ACN pada bobot pesawat maksimal saat meluncur (M)
b) ACN min : nilai ACN pada bobot kosong dalam kondisi eksploitasi (m) untuk type
landasan dan kategori daya dukung tanah yang terkait dengan Pavement
c) jika ACN < PCN : pesawat dapat diijinkan operasi tanpa batasan.
d) jika ACN > PCN : kajian khusus harus dilakukan untuk penetapan perijinan operasi
f) Po < P’ < 1,1 Po : Pesawat dapat diberikan otorisasi seperti pada kondisi 1
Kondisi 1 : PCN < ACN < 1,1 PCN untuk landasan Fleksibel.
dalam dua mode komputasi, mode komputasi pesawat ACN (Aircraft Classification
kondisi tanah dasar standar. PCN adalah angka yang mengungkapkan kekuatan
sebuah struktur perkerasan untuk operasi tak terbatas. Oleh karena itu, jika
pesawat terbang tertentu pada berat tertentu memiliki ACN kurang dari atau sama
dengan, PCN dari bandara PCN), maka tidak ada batasan yang harus dilakukan
untuk menghitung nilai ACN/PCN karena persyaratan ICAO dan banyak negara
FAA menerbitkan sebuah perangkat lunak baru bernama COMFAA 3.0 yang
memiliki perbedaan besar dalam nilai PCN dari versi sebelumnya sehingga
COMFAA 3.0 dengan ekstensi exe atau dikenal sebagai file eksekusi dan program
4. No. main gears untuk mengubah jumlah roda pendaratan utama pesawat.
5. Tire pressure (kPa) untuk mengubah nilai tekanan roda pesawat dalam satuan
kilo-pascal.
6. Annual departures untuk mengubah nilai jumlah keberangkatan pesawat setiap
tahun.
7. Flex 20yr Covs, (P/C) untuk mengubah nilai jumlah lintasan pesawat pada
cakupan perkerasan lentur selama 20 tahun.
8. Rig 20yr Covs, (P/C) untuk mengubah nilai jumlah lintasan pesawat pada cakupan
perkerasan kaku selama 20 tahun.
9. 51 Concrete flex str untuk mengubah nilai kekuatan lentur perkerasan kaku. CBR
untuk mengubah nilai daya dukung kualitas tanah dasar pada perkerasan lentur.
10. k (MN/m3 ) untuk mengubah nilai daya dukung kualitas tanah dasar pada
perkerasan kaku.
11. Evaluation thickness untuk mengubah nilai ketebalan evaluasi perkerasan yang
diperoleh pada program tambahan Spreadsheet.
12. Aircraft window untuk mengubah data lalu lintas pesawat yang beroperasi.
2. Gross weight (tonnes) untuk mengubah nilai beban kotor pada pesawat dalam
satuan ton.
3. Percent GW on gear untuk mengubah presentase beban yang bekerja pada roda
pendaratan utama pesawat.
4. Tire pressure (kPa) untuk mengubah nilai tekanan roda pesawat dalam satuan
kilo-pascal.
5. Annual departures untuk mengubah nilai jumlah keberangkatan pesawat setiap
tahun. Add the selected aircraft untuk menambahkan jenis pesawat dari aircraft
grup atau library aircraft menuju aircraft data.
6. Save the list as a new external file untuk menyimpan data pesawat yang sudah
dipilih pada aircraft data dalam sebuah file berekstensi ext.
7. Open an external file untuk membuka data pesawat yang sudah dibuat dengan file
berekstensi ext
Gambar 2.4 Tampilan program tambahan Spreadsheet COMFAA pada sheet FlexPCN
1. Convert to P-209 untuk mengubah nilai faktor ekuivalensi lapisan ke lapisan base.
2. Covert to P-154 untuk mengubah nilai faktor ekivalensi lapisan ke lapisan
subbase. Existing layer thickness (mm) untuk mengubah nilai ketebalan setiap
lapisan perkerasan yang ada dalam satuan milimeter.
19
3. 54 Subgrade CBR untuk mengubah nilai CBR pada lapisan tanah dasar.
4. Ref section requirements (mm) untuk mengubah nilai ketebalan standar/referensi
pada lapisan surface dan base dalam satuan millimeter.
5. Loc_ID untuk memberikan informasi lokasi rencana.
6. Pavement ID untuk memberikan infomasi jenis perkerasan rencana.
7. Project details untuk memberikan informasi tambahan pada proyek.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang akurat maka peneliti, melakukan penelitian sesuai
dengan jaMetode pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif
sesuai dengan Pedoman Teknis Perancangan dan Kontruksi Prasarana Bandar Udara
oleh Seksi Mutu Kontruksi Sipil dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
ada dua tipe yaitu rigid (R) atau fleksibel (F). Struktur komposit atau yang lain dari
perkerasan harus diberi kode R atau F sesuai dengan metoda yang digunakan
No Uraian Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Proposal
2 Pengambilan Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan Skripsi
3. Studi pustaka untuk mencari dan mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian.
Data yang digunakan dalm penelitian ini adalah data primer yang didapatkan
Mulai
Penentuan Lokasi
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Primer
1. Karakteristik Tanah Dasar
2. Karakteristik pesawat rencana
3. Karakteristik PCN bandar udara
22
BAB IV
Nilai PCN adalah suatu indikasi nilai relative dari “ bearing strength”, suatu
perkerasan pada standart single wheel load dengan “ unrestricted airctaft operations” .
Dalam penentunya tipe landasan pacu Bandar udara Loleo berupa tipe perkerasan Rigid.
Daftar Pustaka
23
Pedoman Teknis Perancangan dan Kontruksi Prasarana Bandar Udara oleh Seksi Mutu
Kontruksi Sipil (Sub Direktorat Penyelidikan dan Standardisasi Direktorat Teknik Bandara
KP_93_Tahun_2015.pdf
SKEP 77 VI 2005.pdf