Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENINGKATAN KOMPETESI GURU

Disusun Oleh : Kelompok 3

Nama Anggota

1. Eka Dewi Sinta


2. Elis Nur Cahyati
3. Sita Aulia Rahma
4. Syarroma

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PG-PAUD

Jl. Ahmad Dahlan No.76, Mojoroto, Kec. Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur 64112
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang senantiasa mengajar dan
mendidik kita sebagai para siswa dan pelajar. Dengan senang hati berupaya mengubah
pola fikir dan tingkah laku kita agar menjadi insan cerdas nan berakhlak mulia.
Dengan harapan kami dapat menjadi generasi penerus bangsa yang mampu bersaing
dengan dunia luar tanpa meninggalkan kebudayaan yang kita miliki sebagai dasar dan
acuan.  Sepanjang sejarah kehidupan manusia, tidak seorangpun anak manusia yang
hidup tanpa bimbingan guru. Sebagai salah satu subsistem dalam pendidikan nasional,
guru memiliki peran kunci dalam sistem pendidikan kita. Masa depan bangsa, salah
satunya sangat ditentukan oleh guru. Betapa besarnya peranan guru dalam mendidik
dan menciptakan generasi penerus bangsa yang intelegen baik dalam biang akademik
maupun non akademik.

Guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang senantiasa mengajar dan
mendidik kita sebagai para siswa dan pelajar. Dengan senang hati berupaya mengubah
pola fikir dan tingkah laku kita agar menjadi insan cerdas nan berakhlak mulia.
Dengan harapan kami dapat menjadi generasi penerus bangsa yang mampu bersaing
dengan dunia luar tanpa meninggalkan kebudayaan yang kita miliki sebagai dasar dan
acuan.  Sepanjang sejarah kehidupan manusia, tidak seorangpun anak manusia yang
hidup tanpa bimbingan guru. Sebagai salah satu subsistem dalam pendidikan nasional,
guru memiliki peran kunci dalam sistem pendidikan kita. Masa depan bangsa, salah
satunya sangat ditentukan oleh guru. Tidaklah heran, ketika Hiroshima hancur lebur
dibombardir Amerika Serikat, hanya satu pertanyaan yang keluar dari mulut Kaisar
Jepang, “Berapa banyak guru yang masih hidup?”. Betapa saat itu, Sang Kaisar
memikirkan nasib bangsa dengan menggantungkannya pada peran guru. Berkaca dari
pengalaman tersebut, dapat dibayangkan betapa besarnya peranan guru dalam
mencapai suatu keberhasilan dalam sebuah negara. Betapa besarnya peranan guru
dalam mendidik dan menciptakan generasi penerus bangsa yang intelegen baik dalam
biang akademik maupun non akademik.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud Kompetensi Guru ?


2. Apa saja prinsip-prinsip Kompetensi Guru ?
3. Bagaimana upaya peningkatan Kompetensi Guru ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi guru.


2. Dapat mengetahui apa saja prinsip-prinsip kompetensi guru.
3. Dapat mengetahui bagaimana upaya peningkatan kompetensi guru.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi Guru

Sebagai garda terdepan dalam sistem pendidikan di Indonesia, guru harus


mendapatkan perhatian secara maksimal. Itulah mengapa setiap guru dituntut untuk
menjadi tenaga profesional dan bermartabat. 

Kompetensi guru adalah hasil integrasi antara kemampuan personal, keilmuan,


teknologi, sosial, dan spiritual untuk membentuk suatu kompetensi yang meliputi
penguasaan materi, pemahaman peserta didik, pengembangan pribadi, profesionalisme,
dan pembelajaran.

Kompeten dan Kompetensi merupakan dua kata yang tidak asing lagi di telinga
kita. Baik di lingkup organisasi, pemerintahan, bahkan sampai pendidikan pun sering
menggunakan kata kompeten dan kompetensi. Karena terlalu sering diucapkan, makna
hakiki dari kedua kata tersebut cenderung di sederhanakan. Misalnya saja, kompeten dan
kompetensi sering hanya di artikan sebagai sebuah keahlian atau kemampuan. Sebagai
contohnya, orang yang ahli di bidang teknik bangungan, sering kali disebut sebagai orang
yang berkompeten di bidang bangunan. Padahal pada kenyataannya, kompetensi seorang
ahli teknik bangunan yang berprofesi sebagai dosen, dengan kompetensi yang dimiliki
oleh ahli teknik bangunan yang berprofesi pada bidang proyek jelas sangat berbeda.
Disini terlihat dengan jelas, bahwa sebuah kompetensi individu tidak dapat berdiri sendiri
hanya karena didasarkan pada sebuah kemampuan atau kebiasaan individu. Namun,
sebuah kompetensi sangat berkaitan erat daengan tugas dan profesi yang dijalani oleh
individu tersebut. Kompetensi diakui sebagai salah satu faktor terpenting seseorang
mencapai keberhasilan dalam profesi yang dijalaninya.

Robert A. Roe (2001) mengemukakan bahwa definisi dari kompetensi adalah


kemampuan untuk menjalankan suatu tugas, peran, atau kemampuan untuk
mengintegrasikan suatu pengetahauan, keterampilan – keterampilan yang berdasarkan
pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.

Dalam kaitannya dengan tenaga profesional kependidikan, maka Rastodio (2009)


mendefinisikan kompetensi guru sebagai penguasaan terhadap pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang di realisasikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
dalam menjalankan profesi sebagai guru. Dari beberapa pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer
pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran secara
profesional dan bertanggungjawab. 

Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar kompetensi guru yang di


kembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama : Kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1.      Kompetensi Pedagogik

Merupakan kompetensi seorang guru dalam mengelola


pembelajaran. Sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

2) Pemahaman terhadap peserta didik

3) Pengembangan kurikulum atau silabus

4) Perancangan pembelajaran

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7) Evaluasi hasil belajar

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang


dimilikinya.

Kompetensi sebagaimana tersebut di atas menurut Soedijarto,  hendaknya


dimiliki oleh guru sebelum menjadi guru profesional dengan kompetensi sebagai
berikut:

1. Guru memiliki kemampuan merencanakan program pembelajaran

2. Mampu melaksanakan program pembelajaran.

3. Mampu mendiagnosis berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi peserta didik.

4. Mampu menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan umpan balik yang


telah dikumpulkan secara sistematik.

2.      Kompetensi Kepribadian

Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang kepribadian yang mantap,


berakhlak mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan peserta didik.

Sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:

1.      Beriman dan bertaqwa.


2.      Berakhlak mulia.
3.      Arif dan bijaksana.
4.      Demokratis.
5.      Mantap.
6.      Berwibawa.
7.      Stabil.
8.      Dewasa.
9.      Jujur.
10.  Sportif.
11.  Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
12.  Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri.
13.  Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3.      Kompetensi Sosial

Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang berkomunikasi dan


berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/
wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:

1.Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama peserta didik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik.

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma


serta sistem nilai yang berlaku.

5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

                                                

4.      Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai


bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya
sekurang-kurangnya meliputi:

1.Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program
satuan pendidikan, mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu;
2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang
secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata
pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

2.2 Prinsip – Prinsip Pengembangan Kompetensi Guru

Dalam dunia pendidikan terdapat prinsip perinsip yang mendasari untuk berpikir,
bertindak dalam dunia pendidikan itu sendiri. Dalam pendidikan, terdapat beberapa
prinsip dasar yang dibagi menjadi  prinsip umum dan prinsip khusus. Secara umum
program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-
prinsip seperti berikut ini:

1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
3. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang
hayat.
4. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru
dalam proses pembelajaran.
5. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Sedangkan prinsip khusus program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan


dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini:

1. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi dan
indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga pendidik
profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
3. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten, adanya hubungan yang taat asas antara kompetensi dan indikator.
5. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti
perkembangan Ipteks.
6. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan jaman.
7. Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan
melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya, baik secara
individual maupun institusional.
8. Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan mengacu
kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator terukur dari
kompetensi profesinya.
9. Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan
pendidikan dalam rangka membangun generasi yang memiliki pengetahuan,
kemampuan atau kompetensi, mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani
hidup bersama orang lain.
10. Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu
meningkatkan kompetensi guru secara berkesinambungan, sehingga memiliki
kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
11. Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
12. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas kompetensi yang dimiliki oleh guru.
13. Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang
ada pada standar kompetensi.
14. Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta adanya
kebutuhan penyegaran kompetensi guru;
15. Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik;
16. Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus
mampu memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait dengan profesi dan karir lebih
lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru.
17. Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus
didasari atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk
mendapatkan hasil yang optimal.

2.3 Upaya Peningkatan Kompetensi Guru.

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu,


relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan aspek
kompetensi profesional guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan
bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa komponen
pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan pengajaran
mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak bergantung kepada
kepiawan guru dalam menerapkan kompetensi standar yang harus dimiliki termasuk
kompetensi profesional.

    Beberapa upaya meningkatkan kompetensi profesional guru, yaitu


1. Dalam melaksanakan pembinaan profesional guru.

Upaya ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara menyusun
program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi DIII agar mengikuti
penyetaraan S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan
pengetahuan yang menunjang tugasnya. Dengan para guru yang  mengikuti program
penyetaraan S1 maka dengan itu akan bertambah pula pengalaman dan wawasannya
sehingga paara guru dapat membagi ilmu serta pengalamannya lebih dari sebelumnya
kepada para pesereta didiknya. Dengan terjalinnya hubungan seperti itu antara guru
dan murid, maka para peserta didik akan dapat senang hati berbagi kisah dan
melakukan proses belajar mengajar bersama guru mereka yang memiliki pengalaman
jauh lebih banyak dari para peserta didik itu sendiri. Dengan demikian secara otomatis
akan membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

2. Untuk meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan kepala
sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan
Diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja
guru dalam membenahi dan metodologi pembelajaran. Dengan metodologi yang lebih
baik dan menyenangkan, maka pe
serta didik pun akan dengan senang hati mengikuti proses belajar mengajar.
3. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru). Melalui
wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai
metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.
4. Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan, karena
merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja, yang secara langsung
terhadap mutu pendidikan..
5. Memberikan motivasi dan mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan, yaitu
dengan belajar sendiri di rumah, belajar di perpustakaan, membentuk persatuan
pendidik sebidang studi, mengikuti pertemuan ilmia, belajar secara formal S1 – S3,
mengikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan, ikut mengambil dalam
kompetensi ilmiah. Tidak hanya peserta didik yang memerlukan suatu motivasi dan
kegiatan pembinaan.
6. Semakin berkembangnya jaman, kini tidak sulit bagi para pendidik untuk menambah
wawasan mereka untuk meningkatkan kualitas diri. Selain gadget-gadget serta
kemudahan dalam mengakses internet, tidak jarang pula para pendidik memiliki
perpustakaan pribadi di rumah-rumah mereka sendiri. Buku–buku dibeli secara rutin
maupun insidental. Kemudahan-kemudahan tersebut diharapkan tidak membuat para
pendidik malas dan mengandalkan kemajuan jaman yang ada, melainkan dapat
membantu para guru dalam mencari dan menggali informasi lebih dan lebih lagi,.
7. Dengan cara membentuk persatuan pendidik bidang studi atau yang berspesialisasi
sama dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi dalam kelompok masing-masing.
Cara belajar seperti ini dilakukan lembaga pendidikan sangat intensif sebab masing-
masing peserta akan menyumbangkan pengalaman dan pikirannya yang memberikan
banyak masukan kepada para pendidikan.
8. Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah dimanapun pertemuan itu diadakan selama
masih dijangkau oleh pendidik (guru). Pertemuan-pertemuan seperti ini biasanya diisi
oleh para ahli yang sudah mempunyai nama. Dengan mengikuti hasil karya mereka
dan berpartisipasi aktif akan memberikan pengalaman tambahan kepada para pendidik
disamping kemungkinan ada materi-materi baru yang perlu diserap.
9. Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik dalam negeri maupun di
dalam negeri. Studi lanjut ini bisa ditingkat S1, S2, S3 atau dapat juga dalam waktu
pendek 1-6 bulan untuk mendalami bidang studi tertentu yang disahkan dengan
pemberian sertifikat.
10. Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan. Dalam utusan-utusan dalam beberapa
daerah akan berkumpul. Pada umumnya mereka membawakan makalahnya masing-
masing yang berisi pengalaman, hasil penelitian, atau pemikiran kritis yang bertalian
dengan tugas pendidik di daerahnya masing-masing. Perpaduan informasi dari seluruh
penjuru ini sangat membantu pengembangan besar bagi pendidik bersangkutan untuk
mengembangkan profesinya.
11. Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah, seperti kompetensi pengabdian
masyarakat, kompetensi desain bangunan tertentu, kompetensi desain kendaraan
bermotor, kompetensi inovatif dalam bidang tertentu. Kemenangan dalam kompetensi
12. Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat untuk memudahkan mengingat, sebab
disusun atas pemahaman sendiri dengan sistam sistematika pola. Disamping itu
ringkasan ini menghindarkan pendidik untuk selalu membaca banyak, sebab sulit
mengingat suatu hanya dengan satu kali saja
13. Membuat makalah, yaitu dengan mengemukakan ide baru didukung oleh informasi-
informasi ilmiah. Manfaat utama membuat makalah adalah belajar menyusun pikiran
secara teratur dalam bentuk tulisan. Manfaat lain adalah belajar rajin mengumpulkan
informasi dan memadukannya dengan ide baru sehingga menjadi tulisan yang enak
dibaca denagan isi yang menarik
14. Melakukan penelitian, baik penelitian perpustakaan, laboratorium maupun lapangan
15. Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel penelitian inovatif. Artikel ini adalah
untuk konsumsi majalah atau jurnal ilmiah. Hasil penelitian yang baik adalah apabila
ia dikomunikasikan lewat artikel agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
16. Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan tinggi maupun untuk sekolah. Penulisan
buku ini perlu digalakkan sejak awal agar ilmu tumbuh di Indonesia
17. Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat umum atau mengadakan
pengabdian kepada masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1.  KESIMPULAN

Dari berbagai uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan untuk menjalankan


aktivitas dalam suatu pekerjaan, yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer
keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru. Oleh sebab itu, seorang yang
memiliki kompetensi berarti yang bersangkutan memiliki  kemampuan yang dapat
diamati dan diukur. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan
keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan
bertanggungjawab.  Selanjutnya, Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan
standar kompetensi guru yang di kembangkan secara utuh dari empat kompetensi
utama : Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dibagi menjadi  prinsip umum dan
prinsip khusus. Prinsip umum diantaranya : Demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa. Mampu memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran. Mampu
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan, dll. Sedangkan prinsip
khusus program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan
prinsip-prinsip seperti berikut ini: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Aktual dan
kontekstual, Fleksibel, Demokratis, Obyektif, Komprehensif, Profesional, Bertahap,
Berjenjang, Berkelanjutan, Akuntabel, Efektif, Efisien.

Beberapa upaya meninigkatkan kompetensi profesional guru, yaitu :


melaksanakan pembinaan profesional guru, mengikutsertakan guru melalui seminar
dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas, peningkatan
prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan Kerja Guru), meningkatkan
kesejahteraan guru, dan mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan.

Anda mungkin juga menyukai