Anda di halaman 1dari 21

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan

Pasanggiri Apresiasi Bahasa dan Sastra Sunda


(PABSAS)
Kabupaten Kuningan

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN KUNINGAN
TAHUN 2022
PENYELENGGARAAN
1. Kegiatan ini bernama : “Pasanggiri Apresiasi Bahasa dan Sastra Sunda” disingkat
PABSAS. Nama lain dari PABSAS adalah FTBI : Festival Tunas Bahasa Ibu.
2. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pasanggiri Apresiasi Bahasa dan Sastra Sunda
ini merujuk kepada hasil Rapat Koordinasi Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah yang
diselenggarakan oleh Balai Bahasa Jawa Barat yang diikuti oleh Forum KKG dan MGMP
Bahasa dan Sastra Sunda Kabupaten/Kota se-Jawa Barat tahun 2022.
3. Sasaran Kegiatan ini adalah siswa SD Kelas 1 s.d. 6 dan SMP Kelas 7 s.d. 9.
4. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat sekolah dilanjutkan ke
tingkat kecamatan (untuk SD) kemudian ke tingkat kabupaten selanjutnya ke tingkat
provinsi.
5. Kegiatan Lomba (Pasanggiri Apresiasi Bahasa dan Sastra Sunda) di tingkat kecamatan
difasilitasi oleh Koorwil Pendidikan, Forum KKG, dan K3S di masing-masing kecamatan.
Ditingkat Kabupaten difasilitasi Dinas Pendidikan Bidang Budaya. Sementara tingkat
provinsi difasilitasi oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat.
6. Para juara lomba tingkat kecamatan dikirim ke tingkat kabupaten. Para juara tingkat
kabupaten dikirim sebagai perwakilan untuk mengikuti lomba di tingkat provinsi.

MATERI LOMBA
Untuk Siswa :
1. Lomba bercerita (ngadongeng);
2. Lomba berpidato (biantara);
3. Lomba menulis dan membaca aksara Sunda (maca jeung nulis aksara Sunda);
4. Lomba mengarang cerpen (ngarang carpon);
5. Lomba membaca puisi (maca sajak Sunda);
6. Lomba melantunkan pupuh (nembang pupuh);
7. Lomba Borangan, serta
8. Lomba Nadoman (Pupujian)
PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS
PASANGGIRI APRESIASI BAHASA DAN SASTRA SUNDA

TUJUAN
1. Memperkuat sikap (karakter), memperluas pengetahuan (wawasan), serta melatih dan
mengembangkan sikap positif siswa SD dan SMP terhadap Bahasa daerah melalui
kegiatan perlombaan (Pasanggiri Bahasa dan Sastra Sunda).
2. Melihat sekaligus bentuk evaluasi terhadap hasil pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
pada jenjang SD dan SMP.
3. Sebagai bentuk evaluasi dari program Revitalisasi Bahasa Daerah bagi Penutur Muda
yang diinisiasi oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat.
4. Terpeliharanya Bahasa dan Sastra pada bidang pendidikan, hususnya pada jenjang
satuan pendidikan.

INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Adanya perwakilan peserta yang mengikuti kegiatan dari seluruh Kecamatan atau
seluruh satuan pendidikan SMP di Kabupaten Kuningan.
2. Terlaksananya kegiatan Pasanggiri Bahasa dan Sastra Sunda bagi siswa SD dan SMP
tingkat Kabupaten Kuningan Tahun 2022,
3. Terpilihnya juara 1, juara 2, juara 3, harapan 1, harapan 2, dan harapan 3 kategori putra
putri untuk setiap materi pasanggiri;
4. Adanya perwakilan peserta jenjang SD dan SMP dari Kabupaten Kuningan ke tingkat
Provinsi Jawa Barat Tahun 2022, dan;
5. Terjalinnya kerjasama kemitraan antar instansi, Lembaga, komunitas, serta masyarakat
pada umumnya.

WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan Pasanggiri Apresiasi Bahasa dan Sastra Daerah bagi Siswa SD/MI dan SMP/MTs Tingkat
Kabupaten Tahun 2022 akan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal :
1. Sosialisasi : Senin, 1 Agustus 2022
2. Pertemuan Teknik : Jumat, 26 Agustus 2022
3. Pelaksanaan : Sabtu - Minggu, 24 – 25 September 2022
4. Tempat Pelaksanaan : Kompleks SD Negeri Unggulan Kuningan
KETENTUAN UMUM PASANGGIRI

1. Kegiatan lomba dilakukan secara luring.


2. Setiap Kecamatan mengirimkan perwakilan siswa peserta lomba yang terdiri dari 1 orang
putra serta 1 orang putri dari jenjang SD.
3. Peserta untuk jejang SMP/MTs adalah 1 orang putra serta 1 orang putri perwakilan dari
masing-masing Satuan Pendidikan.
4. Pada saat tampil/mengikuti perlombaan peserta tidak boleh memperkenalkan diri,
menyebutkan asal kecamatan/sekolah, atau identitas lainnya. Peserta hanya diperbolehkan
menunjukan atau menulis nomor peserta.
5. Setiap peserta dari satu mata lomba tidak boleh mengikuti mata lomba lainnya.
6. Peserta lomba mengenakan pakaian khas Sunda atau batik sekolah/kontingen.
7. Saat tampil/mengikuti lomba peserta tidak menggunakan pelantang (pengeras suara)
kecuali lomba nembang pupuh dan borangan.
8. Untuk lomba yang memerlukan durasi waktu panitia akan memberikan tanda khusus
apabila diperlukan.
9. Selama berlangsung perlombaan, panitia hanya memfasilitasi peserta lomba dan
pembimbingnya (official).

PERSYARATAN PESERTA
1. Berstatus pelajar SD/MI kelas 1 s.d. kelas 6, dengan ketentuan utusan SD merupakan
perwakilan Kecamatan, sedangkan utusan MI merupakan perwakilan dari Gugus
2. Berstatus Pelajar SMP/MTs sebagai perwakilan Sekolah yang dikukuhkan oleh rekomendasi
dari Kepala Sekolah/Madrasah
3. Menyerahkan/melampirkan photo Copy rapot terakhir yang telah dilegalisir sebanyak 2 (
dua) rangkap
4. Menyerahkan/melampirkan photo Copy akta kelahiran / Surat kena Lahir yang dilegalisir
sebanyak 2 (dua) rangkap
5. Menyerahkan/melampirkan photo Copy Ijazah terakhir (SD) bagi peserta SMP/MTs yang
telah dilegalisir sebanyak 2 (dua) rangkap
6. Pas Photo (warna) ukuran 3 x 4 sebanyak 4 lembar (Pakaian Seragam Sekolah)
7. Menyerahkan formulir pendaftaran yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah/Madrasah
bersangkutan.
8. Siswa yang sudah pernah menjadi Juara I Tingkat Kabupaten tidak diperbolehkan
diikutisertakan kembalikan menjadi peserta pada mata lomba yang sama dan pada jenjang
pendidikan yang sama.
9. Peserta diwajibkan mentaati ketentuaan yang berlaku terutama pada pelaksanan lomba
dengan tetap menjaga suasana yang kondusif demi terwujudnnya keamanan dan
kenyamanan.
JUMLAH PESERTA

No. Jenis lomba Guru SD/MI SD/MI SMP/MTs


1 Pa 1 Pa
1. Pupuh -
1 Pi 1 Pi
1 Pa 1 Pa
2. Ngadongeng -
1 Pi 1 Pi
1 Pa 1 Pa
3. Biantara basa Sunda -
1 Pi 1 Pi
1 Pa 1 Pa
4. Maca Sajak Sunda -
1 Pi 1 Pi
1 Pa 1 Pa
5. Nulis aksara sunda -
1 Pi 1 Pi

Rampak Rampak
6. Nadom/pupujian Sunda - 8 orang 8 orang
(4 pa dan 4 pi) (4 pa dan 4 pi)
Borangan (ngabodor
7. - 1 Pa/Pi 1 Pa/Pi
sorangan)
mengarang cerpen
8. - 1 Pa/Pi 1 Pa/Pi
(ngarang carpon)

ATURAN KHUSUS
A. Lomba Biantara (Pidato)
1. Saat lomba berlangsung, peserta tidak diperbolehkan membawa atau membaca naskah.
2. Durasi waktu pidato (biantara) antara 5 – 7 menit dan jika ada peserta yang belum
selesai pada waktu yang telah ditentukan maka dewan juri berhak menghentikan
penampilan peserta.
3. Setiap peserta menyerahkan naskah biantara masing-masing sebanyak 3 rangkap untuk
diserahkan kepada panitia (1 rangkap) dan dewan juri (2 rangkap). Pada naskah biantara
tidak disebutkan nama dan asal peserta (sekolah/kecamatan), cukup disebutkan nomor
peserta saja.
4. Setiap peserta lomba menyampaikan biantara di tempat yang telah disediakan panitia.
5. Peserta lomba tidak meniru/mencontoh gaya PILDACIL.
6. Isi biantara berkaitan dengan tema utama “ngamumule Basa Sunda”.
Kriteria Penilaian Lomba Biantara
No. Aspek Penilaiian Indikator
1. Aspek Bahasa  Pilihan kata (diksi)
 Gaya bahasa (rakitan basa)
 Tatakrama bahasa (undak-usuk basa)
 Intonasi (lentong) dan pelafalan
2. Aspek Materi (Isi)  Kesesuaian topik/tema dengan isi.
 Substansi isi, aktualitas ide dan keaslian gagasan.
 Penguasaan dan pemahaman isi.
 Organisasi dan sistematika penyampaian isi.
3. Aspek Penampilan (Ekspresi)  Gesture (mimik dan gerak).
 Gaya bicara dan teknik vokal.

B. Lomba Bercerita (Ngadongeng)


1. Konsep yang digunakan dalam pasanggiri ngadongéng yaitu ”niténan nu ngadongéng”,
dan “ngadéngékeun nu ngadongéng”.
2. Materi dongeng yang dilombakan adalah dongeng asli/khas yang berasal dari daerah
(kecamatan/desa) masing-masing.
3. Materi dongeng yang dipilih harus memperhatikan konvensi cerita dongeng; bisa fabel,
parabel, legenda, mite, atau babad.
4. Selama tampil, perserta ngadongéng tidak keluar dari tempat yang disediakan oleh
panitia.
5. Peserta tidak diperkenankan membawa atau menggunakan properti apapun.
6. Penyampaian dongeng (ngadongeng) harus sesuai teks yang tertera. Contoh, apabila
pada teks cerita ada kakawihan/kawih/tembang maka peserta harus menyanyikan
bagian tersebut, dst.
7. Durasi waktu ngadongéng antara 5-7 menit dan jika ada peserta yang belum selesai
pada waktu yang telah ditentukan maka dewan juri berhak menghentikan penampilan
peserta.
Kriteria Penilaian Lomba Bercerita (ngadongeng)

No Aspek Penilaian Indikator


1. Aspek Bahasa  Pilihan kata (diksi)
 Gaya bahasa (rakitan basa)
 Kepaduan alur cerita dongeng
 Intonasi (lentong) dan pelafalan
2. Pemahaman Isi  Penguasaan isi dongeng
 Penghayatan dan penjiwaan
3. Aspek Penampilan  Gesture (mimik dan gerak)
(Ekspresi)  Gaya bercerita dan teknik vokal
C. Lomba Baca Puisi (Maca Sajak)
1. Peserta mengenakan pakaian sekolah masing masing jenjang ( SD atau SMP).
2. Peserta tidak diperkenakan menggunakan perlengkapan/ aksesoris atau properti apa
pun kecuali naskah/teks Sajak.
3. Peserta tidak diperkenankan diiringi oleh musik.
4. Peserta harus menyebutkan dengan jelas judul sajak yang dibaca serta nama pengarang.
5. Peserta hanya mendapatkan satu kesempatan tampilan di tempat yang telah ditentukan
oleh panitia.
6. Peserta membaca satu sajak wajib dan satu sajak pilihan yang disediakan oleh panitia.
7. Peserta tampil di tempat yang telah ditentukan oleh panitia.

Kriteria Sajak

Jenjang Sajak Wajib Sajak Pilihan


SD ETA SAHA 1. INDUNG JEUNG ANAK
Karya : Nala Apsari Karya : Sayuti
2. K A T I G A
Karya : Yayat Hendayana
3. BUMI GARING
Karya : Hadi AKS
SMP LEUWEUNG 1. M E R I
Karya : Surachman RM. Karya : Apip Mustopa
2. HANDAPEUN LANGIT KOTA
Karya : Hadi AKS
3. KATIGA ASA KULILA
Karya : Dedy Windyagiri

Kriteria Penilaian Lomba Maca Sajak

No Aspek Penilaian Indikator


1. Aspek Bahasa  Pilihan kata (diksi)
 Gaya bahasa (rakitan basa)
 Kepaduan alur cerita dongeng
 Intonasi (lentong) dan pelafalan
2. Pemahaman Isi  Penguasaan isi dongeng
 Penghayatan dan penjiwaan
3. Aspek Penampilan (ekspresi)  Gesture (mimik dan gerak)
 Gaya bercerita dan teknik vokal

Keterangan : Naskah Sajak TERLAMPIR


D. Lomba Nembang Pupuh
1. Pupuh yang dibawakan adalah pupuh buhun versi Mang Koko, dengan ketentuan
dibawakan (ditembangkeun) oleh seorang peserta.
2. Setiap peserta hanya memilih satu pupuh yang disediakan oleh panitia sesuai jenjang.
3. Peserta Membawakan pupuh merdika dua rambahan (dua kali pengulangan) dan sekar
tandak dua rambahan (dua kali Pengulangan).
4. Rumpaka lagu pokok pupuh yang berirama merdika menggunakan guguritan yang ditulis
oleh para guru, pelatih, sastrawan, atau kontingen dari masing masing kecamatan
berdasarkan aturan pupuh yang akan dibawakan. Rumpaka sekar tandak pun ditulis dan
menyesusaikan dengan tema rumpaka lagu pokok. Khusus untuk rumpaka sekar tandak
versi mang koko yang tidak berupa pupuh sebaiknya menyesuaikan dengan jumlah suku
kata dalam setiap baris (padalisan)lagu sekar tandak. Rumpaka yang akan dibawakan
harus dikirim ke panitia dengan membubuhkan nama penulis rumpaka tersebut sebagai
pemegang hak cipta, selambat lambatya 14 hari sebelum pelaksanaan FTBI ditingkat
kabupaten.
5. Peserta menggunakan Pakaiakan tradisional sunda yang tidak mengganggu gerak dan
penampilan siswa dalam membawakan lagu.
6. Pamirig (Pengiring) dan Waditra disediakan oleh panitia.Surupan yang digunakan adalah
54.
7. Peserta bisa mendapatkan panduaan arkuh dan minus one dari Yayasan Cangkurileung
Mang Koko.
8. Adapun Pupuh yang dibawakan adalah sebagai berikut:

Pilihan Pupuh

Jenjang Pupuh
SD/MI Mijil
Lambang
Kinanti pelog
Magatru
Maskumambang
SMP/MTs Durma
Asmarandana
Sinom
Wirangrong
Pangkur
Kriteria Penilaian Lomba Nembang Pupuh

No Aspek Pemilihan Indikator


1. Vokal  Artikulasi
 Teknik nembang
 Pedotan
2. Penghayatan  Penjiwaan isi rumpaka dan penjiwaan
musikalitas
3. Penampilan  Gesture (mimik dan gerak)
 Penguasaan panggung dan koreografi

E. Lomba Membaca dan Menulis Aksara Sunda


1. Durasi waktu menulis aksara Sunda 20 menit dan membaca 2 menit.
2. Setiap peserta harus menyelesaikan pekerjannya tidak melebihi waktu yang disediakan.
3. Bentuk aksara Sunda yang dijadikan acuan untuk lomba ini adalah Akasa Sunda Standar
Unicode versi tahun 2013.
4. Materi lomba ditentukan oleh panitia pada saat pelaksanaan lomba.
5. Materi untuk “Maca Aksara Sunda” menggunakan media manual (print out).
6. Pada Pelaksanaan “ Maca Aksara Sunda”, Panitia menggunakan penanda
waktu(stopwatch) untuk menghitung durasi masing masing peserta.
7. Materi “ Nulis Aksara Sunda” mencakup hal-hal berikut:
a) Tulisan diterakan pada kertas polos putih dan bercap panitia.
b) Alat tulis menggunakan spidol yang disediakan oleh panitia dalam bentuk standar
dan tidak boleh diubah atau dimodifikasi.

Kriteria Penilaian Lomba Membaca dan Menulis Aksara Sunda

No Aspek Penilian Indikator


1. Membaca Aksara  Ketepatan membaca teks.
Sunda  Kecepatan membaca teks.
 Intonasi dan ekspresi membaca.
2. Menulis Aksara Sunda  Ketepatan bentuk tulisan
 Tipografi (kerapihan dan keseimbangan tulisan)
 Efektivitas (misalnya dalam penggunaan
rarangkén).
F. Lomba Mengarang Carpon

1. Tema ditentukan oleh panitia pada saat lomba akan dimulai berupa stimulasi visual
(gambar/foto/video).
2. Carpon merupakan karangan siswa dan tidak mengandung unsur plagiarisme, SARA, dan
pornografi.
3. Carpon ditulis menggunakan tangan dengan memperhatikan tingkat keterbacaan yang
baik, serta memperhatikan ejahan dan tanda baca yang benar.
4. Carpon ditulis pada kertas folio bergaris menggunakan pensil 2B yang disediakan oleh
panitia dengan panjang karangan maksimal satu halaman untuk jenjang SD dan dua
halaman untuk SMP.
5. Paragraf ditulis menjorok, bukan rata kiri dan renggang antaralinea.
6. Durasi mengarang carpon maksimal 3 jam.
7. Carpon karangan siswa adalah fiksi hasil dari pengolahan imajinasi, bukan hanya sekedar
pengalaman sehari-hari atau catatan harian (diary).
8. Dalam mengarang siswa menggunakan kecap panganteb, kecap panganteur dan kecap
bitunarasa secara proporsional sebagai upaya pemanfaatan kekayaan dan kekhasan
bahasa sunda.
9. Penilaiian lomba meliputi aspek aspek berikut

Kriteria Penilaian Lomba Ngarang Carpon

No Aspek Yang Dinilai Indikator


1. Bahasa  Proporsionalitas ukuran huruf.
 Bisa terbaca dengan jelas (menunjukan
tingkat keterbacaan yang baik).
 Penggunaan ejaan yang baik dan benar.
 Penggunaan kosa kata dan struktur bahasa
Sunda yang baik.
 Panjang karangan sesuai ketentuan.
2. Isi  Kesesuaian isi dengan tema.
 Orisinalitas karangan.
 Pengembangan gagasan.
 Memenuhi unsur intrinsik cerita pendek.
G. Lomba Borangan (Ngabodor Sorangan)
1. Peserta adalah siswa pada jenjang SD dan SMP yang ditunjuk (mewakili) atau juara
borangan di tingkat Kecamatan.
2. Jumlah Peserta dari tiap jenjang masing masing 2 orang, seorang siswa dan siswi.
3. Materi borangan semata - mata bukan dongeng lucu, tetapi cerita mengandung
kelucuaan tentang kejadiaan yang sedang hangat (viral) di masyarakat.
4. Tema bebas, tidak mengandung unsur SARA dan pornografi dan ledekan.
5. Materi yang dibawakan peserta adalah karya asli bias karya guru atau pihak lain.
6. Peserta mengenakan pakaian yang sopan dan disesuaikan dengan materi lomba.
7. Durasi waktu borangan antara 4-5 menit dan jika ada peserta yang belum selesai pada
waktu yang telah ditentukan maka dewan juri berhak menghentikan penampilan
peserta;
7. Penilaian lomba borangan meliputi aspek-aspek berikut ini

Kriteria Penilaian Lomba Borangan

No Aspek Penilaian Indikator


1. Bahasa • Menggunakan bahasa Sunda yang baik dan benar.
2. Materi  Lucu, tidak mengandung SARA dan pornografi
(cawokah/jorang).
 Sesuai waktu (4-5 menit).
 Karya Sendiri (original)
3. Penampilan  Artikulasi
 Emosi (penghayatan/penjiwaan)
 Rigig (gestur)
 Pasemon (gerak beungeut)

H. Festival Nadoman (Pupujian)


1. Nadoman atau nadhom adalah rangkaian kalimat yang dituliskan dan isinya berupa
pupujian, do’a kepada Tuhan, Sholawat Nabi, nasehat kepada umat Islam, atau
pengajaran tentang keagamaan.
2. Isi Nadoman berupa puji-pujian yang biasa dikumandangkan di pengajian atau surau-
surau (mesjid).
3. Durasi penampilan nadoman 3 sampai dengan 5 menit.
4. Jumlah anggota grup (kelompok) sebanyak 8 (delapan) orang (campuran putera dan
puteri).
5. Tema dan isi nadoman diserahkan kepada masing-masing peserta.
Kriteria Penilaian Lomba Nadoman

No Aspek Penilaian Indikator


1. Bahasa dan Vokal • Menggunakan bahasa Sunda yang baik dan benar.
• Artikulasi;
2. Teknik 
3. Penampilan 
4. Ekspresi dan mimik 

Pendampingan (Official)
Pendamping (official) dari setiap perwakilan kecamatan/SMP berjumlah 8 (delapan) orang,
masing-masing mewakili/mendampingi satu cabang lomba (kecuali lomba borangan).

Dewan Juri (Girang Pangajén)


Dewan juri (girang pangajén) untuk seluruh perlombaan (pasanggiri) bisa terdiri dari unsur
akademis, praktisi, organisasi kesundaan dan organisasi/sanggar kesenian yang dipilih
berdasarkan kompetensi dan profesionalitasnya.

Kejuaraan
Dalam pelaksanaan pasanggiri, dewan juri (girang pangajén) memiliki tanggung jawab untuk
menilai dan menentukan serta menetapkan kategori juara yang meliputi: juara (pinunjul) I,
juara (pinunjul) II, juara (pinunjul) III, juara harapan (pinunjul harepan) I, juara harapan (pinunjul
harepan) II, serta juara harapan (pinunjul harepan) III. Seluruh keputusan dewan juri (girang
pangajén ) tidak bisa diganggu gugat.

Lainnya
Hal lain yang belum ada/termasuk pada Juknis dan Juklak penyelenggaraan ini, akan ditentukan
kemudian pada tekhnikal meeting, dan ketentuan akhir/final merupakan hak panitia untuk
memutuskan.
LAMPIRAN : SAJAK WAJIB

karya Nala Apsari

Éta saha nu dibeungkeut masker


Naha sobat atawa dulur
Kabéh jadi samar

Éta saha nu numpi di bumi Lila


teu kaluar lantaran buni
Nyumput lantaran sieun ku virus
Hirup sapopoé teu kaurus

Éta saha dina warta Ngantunkeun


sabada virus tépa
Layonna teu meunang dijajap ka kubur
Cukup disérangkeun ku dulur-dulur

Éta saha nu kalah liar


Héy, ngampih bisi virus nular!
Aéh meureun manéhna butuh dahar
Kumaha lamun teu barangsiar

Éta saha nu keur ngalamun


Euleuh geuning kuring nu keur anteng
Nyawang kumaha pikahareupeun
Mun sasalad teu daék ilang
LAMPIRAN : SAJAK PILIHAN

karya Sayudi

Anak:
Ema naon eusi langit
jeung di mana tungtung
langitkatut béntang nu
baranang

Indung:
Teu jauh ti dada ema
eusina napas jeung
getih béntang teu jauh
ti Ujang

Anak:
Ema saha nu boga langit
jeung béntang anu
baranangsaha nu boga
bulan
katut beurang jeung peutingna

Indung:
Kapan sagala nu Ujang
paéh hirup anu Ujang
LAMPIRAN : SAJAK PILIHAN

karya Yayat Héndayana

Kekebul jalanhaliber
katebak angin katiga eunteup
dina kaca toko sawaréh arasup
kana panon

Kekebul kota
sarila
katebak angin katiga
unggut-unggutan dina émpér
némbongkeun dampal leungeunnaka
sakur nu liwat

Kekebul jalan jeung


kekebul kota
nu sareukseuk kana mata
pada-pada miharep hujan silantang
pikeun dirina

1969
LAMPIRAN : SAJAK PILIHAN

karya Hadi AKS

Bumi garing
tangkal dugul teu daunan
halodo teuing ku panjang
ngaduruk embun-embunan

Bumi garung
sato gering nahan lapar
sabab daun jujukutan
parérang di tanah angar

Bumi garing
gunung biru nu kulawu
ayeuna teuing ka mana
sirna ku leungeun manusa

Bumi gering
haté nguyung sedih kingkin
iraha rék aya hujan
nyiram bumi nu hanaang

1997
LAMPIRAN : SAJAK WAJIB

karya Surachman RM

Cék kuring ka
régang, 'Wawuh
henteu ka dahan?'
Kalah ka nanya deui,
'Bageur kitu ari dahan
téh?'

Cék kuring ka dahan,


'Kungsi di- tanya ku
tangkal?' Polos pisan
jawabna,'Jiga saha
atuh tangkal téh?'

Satarabasna ka
tangkal, 'Ku lega
leuweung téh nya.'
Tangkal mumuntang,
'Tuduhkeun kula, jalan
pitepieun ka ditu!’
LAMPIRAN : SAJAK PILIHAN

karya Apip Mustopa

di alam dunya
asana moal aya
nu bisa hirup sauyunan
cara meri saabrulan

mun nu ngangon nitah ka katuhu


bring ngatuhu
mun nu ngangon nitah ka kénca
bring ngénca bari disarada:
wék wék wék!

di alam dunya
asana moal aya
nu bisa hirup basajan
cara meri saabrulan

dahar cukup saaya-aya


kumaha nu rék maraban
mun keur diabur
lolodok di sawah batur
bari disarada:
wék wék wék!

1979
LAMPIRAN : SAJAK PILIHAN

karya Dédy Windyagiri

tonggérét geus capéeun hihiberan


nénéangan pangeunteupan
tatangkalan geus dituaran

eunteup dina parabola


teu bisa disada
kaburu rangsak jangjangna

aya nu karasa leungit


tina garingna langit
aya nu karasa euweuh
tina garungna taneuh

katiga asa ku lila nyérésétna


seuseukeutna nurihan
dampal leungeun
sabot ngagarap lahan deungeun

hujan nu dicita-cita nu
turun hujan cimata

1994
LAMPIRAN : SAJAK PILIHAN

karya Hadi AKS

Umurna sapuluh taun kira-kira


awakna kotor bajuna kucel nyekel
gitar enggeus belél sorana teuing ku
peura
laguna teuing ku silung

Manéhna kapaksa kudu pengkuh


handapeun langit kotanu
kebul pinuh karipuh
nandonkeun raga jeung nyawa
lantaran teu aya tempat pikeun
nyaluuh

Mun peuting nya angin peutingnu


héman nyimbutan
Mun beurang nya panas beurangnu
tuhu maturan

Ukur sakeclak kanyaah


jeung sakencring récéh nu ditéangan
nu sok ragrag ‘na dampal leungeun

1995

Anda mungkin juga menyukai