Anda di halaman 1dari 26

ALUR PENGKAYAAN DAN UJIAN KETERAMPILAN

DI LABORATORIUM (METODE DARING)


KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II
TINGKAT I SEMESTER II TRANSFER
08-09 JULI 2022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021/2022
ALUR PENGKAYAAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II KELAS TRANSFER
PENCAPAIAN KETERAMPILAN DI LABORATORIUM

1. Mahasiswa berkoordinasi dengan anggota kelompok masing-masing serta memilih satu


orang koordinator kelompok (lihat lampiran 1).
2. Mengidentifikasi alur pengkayaan laboratorium keterampilan Keperawatan Kesehatan
Jiwa II.
3. Membaca, memahami, menganalisis, dan berlatih mempraktikan keterampilan
berdasarkan panduan modul pembelajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa II yang sudah
diberikan file modulnya saat pembelajaran teori dan konsep menuju praktik
keterampilan.
4. Membuat 1 buah video Strategi Pelaksanaan (SP) tindakan keperawatan jiwa dengan
instrumen komunikasi terapeutik sesuai SP masalah gangguan jiwa yang sudah
ditetapkan untuk masing-masing mahasiswa yang tidak diperkenankan menggantinya
(lihat lampiran 4). Dikumpulkan kolektif oleh koordinator setiap kelompok Jumat, 08
Juli 2022, sebelum jam 18.00 WIB dengan mengirimkan daftar link upload video ke
youtube dikompilasi pada format word perkelompok dan perpenguji melalui email, WA,
atau media lain yang disepakati dengan penguji masing-masing kelompok.
5. Membuat 1 buah video Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK), disilakan
kelompok mahasiswa bebas membuat topik TAK yang akan dilakukan. Dikumpulkan
kolektif oleh koordinator setiap kelompok Jumat, 08 Juli 2022, sebelum jam 18.00
WIB dengan mengirimkan daftar link upload video ke youtube perkelompok dan
perpenguji melalui email, WA, atau media lain yang disepakati dengan penguji masing-
masing kelompok.
6. Setting komunikasi harus sesuai dengan teori dan konsep komunikasi terapeutik yang
sudah dipelajari. Perhatikan format penilaian yang menunjukan ketercapaian kompetensi
yang diharapkan.
7. Mahasiswa yang berperan sebagai perawat harus menggunakan seragam jas laboratorium
mahasiswa sesuai ketentuan aturan akademik PSIK FIKes UF. Peran pasien bisa
dilakukan oleh orang lain seperti anggota keluarga, mahasiswa dan atau siapa pun
dengan menampilkan setting yang sesuai etika dan norma kesopanan.
8. Berkoordinasi dengan dosen peguji untuk proses evaluasi melalui responsi (mulai dari
media melalui aplikasi virtual meeting; zoom meet atau google meet juga terkait sistem
pembagian kelompok diskusi evaluasi dibagi kelompok – kelompok kecil, satu persatu
atau sesuai kesepakatan mahasiswa dengan dosen pembimbing).
9. Dosen peguji memberikan hasil evaluasi beserta nilai kepada kordinator mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II.
Lampiran 1
DAFTAR KELOMPOK MAHASISWA DAN PENGUJI
UJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
Deni Suwardiman, S.Kp.,M.Kep Dedih Nuryatna, S.Kp.,M.Kep
1 Lulu Gita Agustin 1 Ayu Ningtias A.
2 Putri Ihda Paniesa 2 Masroiyah
3 Jumri 3 Siti Fuzi Rahayu
4 Yudito Munandar 4 Nurul Radih E.
5 Yuda 5 Elia Indriani
6 Predik 6 Dede Ratih A.
7 Dwi Yanwar 7 Maulan Bernika
8 Yani 8 Suci Rindayati
9 M. Gustiana 9 Yulia Indri
10 Herdi 10 Iklima Husnul H
11 Ayu Wandira 11 Upit Patimah
12 Rini W. 12 Een Suenah
13 Finka Cintia 13

KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
Ns.Herna Alifiani, S.Kep.,M.Kep Ns.Delly Arfa Syukrowardi, S.Kep.,MNS
1 Amelia Agnes 1 Dariyatun
2 Muthia Nufus 2 Dian Anggraeni
3 Ita Nadia 3 Hidayatullah
4 Indah Lusi 4 M. Tajul Arifin
5 Ina Paolina 5 Eneng Yeni
6 Ika Mudrikah 6 Karsih
7 Yeni 7 Imas Islamiah
8 Yulia Sari 8 Imas Larasati
9 Yuni Satiroh 9 Lili Subayga
10 Diyan Siti 10 Rakhmad Rafiendi
11 Eha Huwaida 11 Pipin Musfiroh
12 M. Beril Firdaus 12 Wihda Firdayanti
13 M. Sandi 13 H. A’sad
Lampiran 2

JADWAL UJIAN RESPONSI KETERAMPILAN LABORATORIUM


KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II

HARI/TANGGAL
NO KELOMPOK Jumat, Sabtu, PENGUJI
08/07/2022 09/07/2022
Tutorial dan
1 I SP/TAK Deni Suwardiman, S.Kp.,M.Kep
HER
Tutorial dan
2 II SP/TAK Dedih Nuryatna, S.Kp.,M.Kep
HER
Tutorial dan
3 III SP/TAK Ns. Herna Alifiani, S.Kep..,M.Kep
HER
Tutorial dan
4 IV SP/TAK Ns. Delly Arfa S, S.Kep.,MNS
HER
Lampiran 3
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

PENILAIAN STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP)

Nama :.....................................................
NIM :.....................................................

PESERTA KET
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5
FASE ORIENTASI
1 Terdapat salam terapetik
2 Terdapat evaluasi /validasi
3 Terdapat kontrak
4 Terdapat tujuan tindakan / pembicaraan
FASE KERJA
5 Kesesuaian teknik komunikasi terapeutik
6 Kesesuaian langkah –langkah tindakan
keperawatan
7 Reinforcement positif
FASE TERMINASI
8 Terdapat evaluasi respon klien
9 Terdapat rencana tindak lanjut
10 Terdapat kotrak yang akan datang
TOTAL

Total :........... X 100 = .................


50 Serang, ……………………2022
Penguji,

Nilai:
(………………………………………..)

Keterangan
5 = Sangat baik.
4 = Baik.
3 = Sedang.
2 = Kurang.
1 = Sangat Kurang
Lampiran 3

UNIVERSITAS FALETEHAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

PENILAIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

Nama Mahasiswa:
1. ..................................................................
2. ..................................................................
3. ..................................................................
4. ..................................................................
5. ..................................................................
6. ..................................................................
7. ..................................................................

POIN KET
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5
Mengidentifikasi tujuan umum dan khusus
1
dari aktivitas.
2 Memilih kegiatan atau aktivitas untuk klien.

3 Merencanakan waktu yang dipakai.


Memilih klien untuk bergabung dalam
4
kelompok.
Mendorong klien berperan serta dalam
5
aktivitas.
Mengimplementasikan aktivitas yang
6
direncanakan.
Mengatasi masalah yang muncul selama
7
aktivitas berlangsung.
8 Mengevaluasi pencapaian tujuan aktivitas
TOTAL

Total :.........................................................
Nilai akhir : Total X 100 = .......................................
8 Serang,……………………..2022
Keterangan
5 = Sangat baik. Penilai,
4 = Baik.
3 = Sedang.
2. = Kurang.
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 1

Latihan 1: Percakapan saat melakukan pengkajian pada pasien dengan kurang perawatan
diri: kebersihan diri

Orientasi :

“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Bagaimana kalau saat ini kita
mendiskusikan tentang kegiatan Tina sehari-hari 15 menit disini, bagaimana Tin?”
Kerja :
o Pengkajian Kebersihan diri
“Berapa kali Tina mandi dalam sehari? Apakah Tina sudah mandi hari ini? Menurut
Tina apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Tina sehingga tidak bisa merawat diri ?
Menurut Tina apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-
tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Tina yang bisa muncul ?”
o Pengkajian Berdandan untuk pasien wanita
“Apa yang Tina lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Tina menyisir
rambut ? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan
?”
o Pengkajian Berdandan untuk pasien laki-laki
“Berapa kali Tono cukuran dalam seminggu? Kapan Tono cukuran terakhir?
Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”
o Pengkajian Makan
“Berapa kali makan sehari? Apa saja persiapan makan? Di mana tempat kita makan?
Bagaimana cara makan yang baik? Apa yang dilakukan sebelum makan ? Apa pula
yang dilakukan setelah makan?”
o Pengkajian kemampuan BAB/BAK
“Di mana biasanya Tina berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri
tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi ? Setengah jam lagi kita
akan mendiskusikan tentang cara-cara merawat diri sekaligus Tina mempraktekkannya.
Bagaimana Tina? Setuju?”
(Perawat menyiapkan alat kebersihan diri yang akan digunakan)
Lampiran 4
SP untuk Nomor urut 2

Latihan 5. Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

Orientasi
“Selamat pagi Tina? Bagaimana perasaannya hari ini ?”
“Apakah berdandan sudah dilakukan tiap hari ?”
“Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan selama satu
jam… langsung di ruang makan ya..!”

Kerja
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? Dimana Tina makan ?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan ! “Bagus !
Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan Tina
yang pimpin !. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan.
Ya, mari kita makan”..
“Setelah makan kita bereskan piring, gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci
tangan. Ya bagus”!

Terminasi
“Bagaimana perasaan Tina setelah kita makan bersama-sama”.
“Setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan ?”
“Hari-hari berikutnya saya berharap Ibu Asih melakukan cara tadi dengan baik. Dua hari
lagi saya datang lagi untuk melihat hasil kegiatan Tina. Sampai jumpa!”
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 3

Latihan 4: Pertemuan pertama dengan pasien halusinasi:


 Membina hubungan saling percaya
 Mengkaji: isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus dan respons (mengenal halusinasi)
Orientasi:
 Assalamualaikum Bpk/Ibu. Saya perawat yang akan merawat Bpk/Ibu. Nama Saya ...,
senang dipanggil... Seminggu sekali saya akan ke mari. Nama Bpk/Ibu siapa? Senang
dipanggil apa?
 Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini? Apa keluhan Bpk/Ibu saat ini?
 Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini Bpk/Ibu
dengar tetapi tak tampak ujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit?
Kerja:
 Apakah Bpk/Ibu mendengar suara tanpa ada ujudnya? Apakah terus-menerus terdengar
atar sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Bpk/Ibu dengar suara? Berapa kali
sehari Bpk/Ibu alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu
sendiri? Apa yang Bpk/Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu? Dan apa yang
Bpk/Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu? Dan apa yang Bpk/Ibu lakukan?
Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul?
Terminasi:
 Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap?
 Jadi suara-suara itu mengejek Bpk/Ibu, terus-menerus terjadi dan terutama kalau sendiri
dan Bpk/Ibu merasa kesal.
 Baik Bpk/Ibu sebelum kita ketemu dua hari lagi, coba perhatikan pakah suara-suara itu
masih terjadi!
 Dua hari lagi kita mulai latihan cara-cara mencegah suara-suara itu muncul. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau seperti saat ini, jam 10.00? Sampai jumpa.
Wassalammualaikum.
Lampiran 4
SP untuk Nomor urut 4

Latihan 6: Melatih Pasien Menghardik Halusinasi

Orientasi:
“Assalammualaikum Bpk/Ibu! Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini? Apakah Bpk/Ibu masih
mendengar suara-suara seperti yang lalu kita diskusikan? Sesuai janji Saya sebelumnya,
hari ini kita akan belajar salah satu cara untuk mengendalikan suara-suara yang muncul
yaitu dengan menghardik. Kita akan berlatih selama setengah jam di sini. Setuju Bpk/Ibu?”

Kerja:
“Begini Bpk/Ibu. Untuk mengendalikan diri, walaupun suara-suara tetap muncul, Bpk/Ibu
bisa lakukan dengan cara menghardik suara-suara tersebut. Caranya sebagai berikut: saat
suara-suara itu muncul, langsung Bpk/Ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak
mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi.
Coba Bpk/Ibu peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus Bpk/Ibu sudah bisa.

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah peragaan latihan tadi? Kalau muncul suara-suara itu
silakan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa
saja latihannya ? Masukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien. Kita ketemu lagi minggu
depan, Saya akan ke sini untuk latihan cara kedua untuk mencegah suara-suara. Selamat
pagi Bpk/Ibu!”
Lampiran 4
SP untuk Nomor urut 5

Latihan 7: Melatih Pasien Bercakap-cakap Saat Halusinasi Muncul

Orientasi:
“Assalammualaikum Bpk/Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih ? Bagus ! Sesuai janji hari
ini kita akan latihan cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain. Kita akan latihan selama 30 menit di sini. Siap Bpk/Ibu?

Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau Bpk/Ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja
cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Ibu. Contohnya begini;
… tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang
dirumah misalnya anak Bpk/Ibu katakan: Nak, ayo ngobrol dengan Bpk/Ibu. Bpk/Ibu sedang
dengar suara-suara. Begitu Bpk/Ibu. Coba Ibu lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu.
Bagus!”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang Bpk/Ibu
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau Bpk/Ibu
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan Bpk/Ibu.
Minggu depan Saya akan ke mari untuk latihan cara yang ketiga yaitu menjadwal kegiatan
kita. Selamat pagi Bpk/Ibu!”
Lampiran 4
SP untuk Nomor urut 6

Latihan 8: Membantu Pasien melaksanakan aktivitas terjadwal

Orientasi: “Selamat pagi Bpk/Ibu. Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana
hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu membuat jadwal kegiatan Bpk/Ibu dari bangun pagi sampai tidur
malam. Ini blangko yang bisa Bpk/Ibu pakai. Kita akan mengerjakannya selama 1 jam. Di
sini ya Bpk/Ibu.

Kerja: “Apa saja yang biasa Bpk/Ibu lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali
Bpk/Ibu bisa lakukan. Kegiatan ini dapat Bpk/Ibu lakukan untuk mencegah suara tersebut
muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi: “Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga
untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan
harian Bpk/Ibu. Coba lakukan sesuai jadwal ya! Minggu depan saya akan datang lagi untuk
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10.00 pagi? Sampai jumpa. Wassalammualaikum.
Lampiran 4
SP untuk Nomor urut 7

Latihan 9: Pendidikan Kesehatan Penggunaan Obat

Orientasi:
“Assalammualaikum Bpk/Ibu. Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah
jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini
kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang Bpk/Ibu minum. Kita akan diskusi selama
30 menit. Di sini saja ya Bpk/Ibu?”

Kerja:
“Bpk/Ibu adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang Bpk/Ibu dengar
dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Bpk/Ibu minum ?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 07.00,
13.00 dan 19.30 gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali
sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu
(HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara
sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab
kalau putus obat, Bpk/Ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula.
Kalau obat habis Bpk/Ibu bisa kontrol ke Puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Untuk itu
2 hari sebelum obat habis diharapkan Bpk/Ibu sudah kontrol. Bpk/Ibu juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, pastikan bahwa itu obat yang benar-
benar punya Bpk/Ibu. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya.
Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah
makan dan tepatjamnya. Bpk/Ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum,
dan harus cukup minum 10 gelas per hari”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa
cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban
benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan Bpk/Ibu. Jangan
lupa pada waktunya minta obat pada keluarga. Minggu depan kita ketemu lagi untuk melihat
manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00. sampai jumpa. Wassalammualaikum.
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 8

Latihan 10: Pendidikan Kesehatan Keluarga Pasien Halusinasi

Pertemuan I: Menjelaskan Masalah Pasien

Orientasi:
“Assalammualaikum Bpk/Ibu!”“Saya ….., perawat yang merawat anak Bpk/Ibu.”
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini? Apa pendapat Bpk/Ibu tentang anak
Bpk/Ibu?”“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bpk/Ibu alami dan
bantuan apa yang Bpk/Ibu bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Berapa lama?”
Kerja:
“Selama ini apa yang dilakukan oleh anak Bpk/Ibu?”
“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bpk/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau
melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.”Tanda-tandanya bicara dan tertawa
sendiri, marah-marah tanpa sebab.
“Jadi kalau anak Bpk/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak
ada.” “Kalau anak Bpk/Ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan
itu tidak ada.”
“Kalau dalam kondisi seperti itu, Bpk/Ibu jangan menyetujui atau menyanggah apa yang
diceritakan oleh anak Bpk/Ibu!” “Dengarkan saja! Katakan bahwa Bpk/Ibu tidak
mendengar suara atau melihat bayangan itu!”
“Ya, bagus seperti itu!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita berdiskusi?”
“Coba Bpk/Ibu ulangi lagi apa masalah yang dihadapi oleh anak Bpk/Ibu!”
“Bpk/Ibu, kalau anaknya mendengar suara-suara atau melihat bayangan-banyangan,
cobalah untuk menerapkan cara tidak menyokong atau menyanggah halusinasinya!”
“Minggu depan Saya akan kemari lagi untuk berdiskusi tentang cara merawat anak Bpk/Ibu
yang mengalami halusinasi.” Selamat pagi Bpk/Ibu.
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 9

Latihan 11: Pendidikan Kesehatan Keluarga Pasien Halusinasi

Pertemuan II: Melatih keluarga merawat pasien halusinasi

Orientasi:
“Assalammualaikum Bpk/Ibu!”
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”Apakah anaknya masih terlihat bicara sendiri?
“Sesuai janji kita minggu yang lalu, hari ini kita akan berdiskusi bagaimana cara menangani
anak Bpk/Ibu yang mengalami halusinasi. Mau berapa lama? Di mana enaknya kita
berdiskusi?” Bagaimana kalau di ruang tamu?”

Kerja:
“Kalau anak Bpk/Ibu mengalami halusinasi apa yang dilakukan? Bagaimana pengaruh
terhadap perilaku anak Bpk/Ibu? Apakah halusinasinya berkurang?”
“Ada beberapa cara untuk membantu anak Bpk/Ibu bisa mengatasi halusinasi. Cara-cara
tersebut meliputi:
Jangan membantah pernyataan anak Bpk/Ibu atau menyokongnya. Katakan saja Bpk/Ibu
percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi
Bpk/Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya.
Saya sudah melatih anak Bpk/Ibu untuk menerapkan 4 cara untuk mengatasi halusinasi yaitu
menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan kegiatan yang terjadwaldan
makan obat secara teratur (jelaskan). Tolong Bpk/Ibu bisa memantau pelaksanaan ketiga
cara tersebut. Berikan pujian dan dorongan untuk melaksanakannya! Jangan biarkan anak
Bpk/Ibu melamun, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang
mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat
bersamabersama Bantu anak Bpk/Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat
tanpa konsultasi.Bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, ajaklah anak Bpk/Ibu
bercakap-cakap dan suruh dia menghardik suara tersebut!”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba Bpk/Ibu sebutkan lagi empat cara membantu anak Bpk/Ibu mengatasi halusinasinya!”
“Dalam seminggu ini cobalah pantau anak Bpk/Ibu menerapkan cara-cara tadi!”

“Minggu depan Saya akan kemari untuk melatih Bpk/Ibu berkomunikasi dengan anak
Bpk/Ibu. Saya akan datang sekitar jam 10.00 pagi.
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 10

Latihan 2 : Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Orientasi :
“ Assalamuallaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ? Saya lihat Bapak/ibu pagi ini
tampak segar” Bagaimana, apakah ada lagi kemampuan Bapak/ibu yang belum kita
bicarakan ?Bagus sekali, jadi sudah ada 7 (tujuh) ya ! Baiklah kita akan menilai kegiatan
yang masih bisa Bapak/ibu lakukan.” Mau duduk dimana, bagaimana kalau di ruang tamu ?
Mau berapa lama, bagaimana kalau 20 menit?”

Kerja :
” Bapak/ibu, dari 7 (tujuh) kegiatan/kemampuan ini yang mana yang masih dapat dikerjakan
di rumah ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 7 (misalnya ada 4
yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah. Menurut Bapak/ibu adakah bantuan yang diperlukan? Iya, bagus sekali!”

Terminasi :
”Bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap ? Jadi ada 4 (empat) kegiatan
yang dapat Bapak/ibu lakukan. Coba Bapak/ibu pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk
dilatih. Bagaimana kalau dua hari lagi kita memilih kegiatan yang paling disuka, dan
melatihnya. Mau jam berapa ?”
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 11

Latihan 3 : Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dengan


kemampuan.
Orientasi :
“Assalammuallaikum, bagaimana perasaan Bapak/ibu hari ini ? Wah, tampak segar !, Masih
ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini ? Betul sekali, memilih kegiatan yang dapat
bapak/ibu kerjakan dari 7 kegiatan yang Bapak/ibu pernah lakukan. Bagaimana kalau kita
bercakap-cakap ditempat biasa. Berapa lama ? 30 menit seperti biasa”.

Kerja :
“Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita buat dua hari yang lalu”.
”Coba Bapak/ibu pilih yang mana yang masih bisa dikerjakan di rumah. Yang nomor satu,
merapihkan tempat tidur, bagaimana Bapak/ibu ? Wah, tentu bisa dilakukan ya. Bagus
sekali. Yang nomor dua main tenis, Wah saat ini belum bisa dilakukan. Baik, nomor tiga
mencuci piring, bisa ya. (dst sampai ke 7 nya didiskusikan, misalnya ada 5 kegiatan dipilih
dan dapat dikerjakan di rumah)”.

Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah memilih kegiatan yang dapat dikerjakan di rumah
? Bagus sekali ! ada 5 kegiatan yang bisa dilakukan Bapak/ibu. Coba, dipikirkan kegiatan
yang mana yang akan dilatih terlebih dahulu. Dua hari lagi, saya akan datang untuk melatih
Bapak/ibu. Mau jam berapa ? Bagaimana kalau jam 10 lagi. Sampai jumpa ”.
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 12

Latihan 5 : Percakapan dengan keluarga untuk membantu memotivasi pasien dalam


melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan
Orientasi :
“Assallammuallaikum ! Bagaimana keadaan Bapak/Ibu disini ? Bagaimana kalau hari ini
kita bercakap-cakap tentang cara memotivasi anak Bapak/ibu melakukan kegiatan yang
sudah dilatih ? Adakah waktu Bapak/ibu, kira-kira 30 menit ?

Kerja :
“ Anak Bapak/ibu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan mandi.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Saya telah katakana bahwa Bapak/ibu akan
mengingatkannya untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya
meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.

Terminasi :
”Bagaimana Bapak/bu ? Ada yang ingin ditanyakan ?. Baik, jangan lupa ya Bapak/ibu. Dua
hari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan yang lain. Nanti kita lakukan bersama-
sama. Sampai jumpa “.
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 13

Latihan 1: Melakukan Pengkajian Pasien Isolasi sosial

Orientasi:
“Assalammualaiukum Bpk/Ibu ……! Saya ... perawat dari Puskesmas ... Nama Bpk/Ibu
siapa? Senang dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu......hari ini?”
“Baiklah, sekarang kita mau diskusikan tentang bagaimana hubungan Bpk/Ibu dengan
orang di sekitar sini. Berapa lama kita mau berdiskusi? Mau di mana?”
Kerja:
“Dengan siapa Bpk/Ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat?”
“Apa yang membuat Bpk/Ibu tidak dekat dengan orang lain?”
“Apa saja kegiatan yang biasa Bpk/Ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana dengan
teman-teman yang lain?”
“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain?”
“Apa yang menghambat Bpk/Ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang
lain?”
Terminasi:
“Baiklah, bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap?”
“Jadi apa saja tadi yang membuat Bpk/Ibu tidak senang bercakap-cakap dengan orang
lain?” (Perawat merangkum beberapa alasan pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain
melalui percakapan yang telah dilakukan)
“Coba dalam dua hari ini Bpk/Ibu mengingat lagi hal-hal apa yang membuat tidak ingin
bercakap-cakap dengan orang lain ”
“Dua hari lagi saya akan kemari, jam ……, kita akan bercakap-cakap tentang keuntungan
bercakap-cakap dengan orang lain dan kerugian tidak bergaul.”
“Wassalammualaikum Bpk/Ibu!”
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 14

Latihan 4: Membantu Pasien Menyadari Masalah Isolasi sosial Pasien

Orientasi :
“Assalammualaikum Bpk/Ibu! ”
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini? Masih ada hal-hal yang membuat Bpk/Ibu tidak
ingin bercakap-cakap dengan orang lain ? ‘’
“Seperti janji seminggu yang lalu, hari ini kita akan diskusi tentang apa yang menyebabkan
Bpk/Ibu kurang suka bergaul, keuntungan bergaul dan kerugian bila tidak bergaul dengan
orang lain. Mau berapa lama Bpk/Ibu? Di sini saja ya Bpk/Ibu?”
Kerja :
”Menurut Bpk/Ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya Pak/Bu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah Bpk/Ibu belajar bergaul dengan orang lain ?
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita tahu untungnya bergaul dan ruginya tidak
bergaul?”
”Iya, ada 3 keuntungannya (sebutkan!) dan ada 4 kerugian tidak bergaul”
”Coba nanti diingat-ingat lagi apa untungnya bergaul dan ruginya tidak bergaul. ”
”Nah, dua hari lagi saya akan datang, dan kita akan bicarakan cara bergaul dengan orang
lain.”
”Assalammualaikum..., sampai jumpa.
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 15

Latihan 4: Membantu Pasien Menyadari Masalah Isolasi sosial Pasien

Orientasi :
“Assalammualaikum Bpk/Ibu! ”
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini? Masih ada hal-hal yang membuat Bpk/Ibu tidak
ingin bercakap-cakap dengan orang lain ? ‘’
“Seperti janji seminggu yang lalu, hari ini kita akan diskusi tentang apa yang menyebabkan
Bpk/Ibu kurang suka bergaul, keuntungan bergaul dan kerugian bila tidak bergaul dengan
orang lain. Mau berapa lama Bpk/Ibu? Di sini saja ya Bpk/Ibu?”
Kerja :
”Menurut Bpk/Ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya Pak/Bu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah Bpk/Ibu belajar bergaul dengan orang lain ?
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita tahu untungnya bergaul dan ruginya tidak
bergaul?”
”Iya, ada 3 keuntungannya (sebutkan!) dan ada 4 kerugian tidak bergaul”
”Coba nanti diingat-ingat lagi apa untungnya bergaul dan ruginya tidak bergaul. ”
”Nah, dua hari lagi saya akan datang, dan kita akan bicarakan cara bergaul dengan orang
lain.”
”Assalammualaikum..., sampai jumpa.
Lampiran 4
SP untuk Nomor urut 16

Latihan 1: Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan serta akibatnya
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI:
“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya A K,panggil saya A, dari puskesmas Kuto
Baru. Saya yang akan merawat bapak hari ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil
apa?”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang penyebab bapak marah”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?”

KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus,
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, jadi ada 2 penyebab marah
bapak”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang kerumah dan istri belum
menyediakan makanan, apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan
memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak. Apa
kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah.
Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........
(sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang
bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas””Baik, saya akan datang 2 hari lagi, kita
bahas cara marah yang baik agar tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan. Mau jam
berapa ketemunya? Baik, jam 9 lagi ya. Sampai jumpa lagi dua hari mendatang.
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 17

Latihan 2: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik

ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang
lagi”
“Bagaimana perasaan bapak hari ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik”
“Dimana kita bicara? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”

KERJA
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar,
mata melotot, bapak dapat melakukan: tarik napas dalam dan pukul kasur dan bantal”.
“Mari kita coba latihan tarik napas dalam: Berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tipu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah,
lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sedah bisa melakukannya”.
“Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak
kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus
sekali bapak melakukannya”.
“Sekarang kita buat jadualnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur
dan bantal serta tarik napas dalam ini?”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi”
“Mari kita masukkam kedua cara tadi kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Tarik
napas dalam mau jam berapa? Pukul kasur bantal mau jam berapa?. Baik, jadi tarik napas
dalam jam ........... dan jam ........... Pukul kasur bantal jam .............. dan jam ........... Lalu
kalau ada keinginan marah, gunakan kedua cara tadi ya pak”.
“Dua hari lagi saya akan kembalidan kita latih cara mengontrol marah dengan belajar
bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa”
Lampiran 4

SP untuk Nomor urut 18

Latihan 3: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal

ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang
lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”

KERJA
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak:
Pertama meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, tolong ambilkan saya air minum itu’. Coba
bapak praktekkan. Bagus pak”.
Kedua menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak
praktekkan. Bagus pak”
Ketiga mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktekkan. Bagus”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah
dengan bicara yang baik?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau
latihan bicara yang baik?, bisa
kita buat jadualnya?. Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta
obat, uang, dll”.
“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi bapak ya?”
“Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, pak setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan
cara ibadah, bapak setuju?”
Lampiran 4

Cadangan 1 untuk remedial

Latihan 4: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual


ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang
lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal dan bicara
yang baik?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk menyalurkan marah bapak yaitu
dengan ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”

KERJA
“Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan. Bagus”
“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika
tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan”.

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadula kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak
sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien)
“Dua hari lagi saya akan datanglagi, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa
marah, yaitu dengan obat yang sudah bapak dapat dari puskesmas. Mau jam berapa pak?
Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa
marah”
“Dua hari lagi saya akan mengunjungi bapak lagi ya?”
“Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, pak setuju?”
“Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat tadi”
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaanobat yang benar untuk mengontrol rasa
marah bapak, setuju pak?”

Anda mungkin juga menyukai