Anda di halaman 1dari 7

PENYESUAIAN DIRI

REMAJA

SANTOSO TRI RAHARJO


PENYESUAIAN DIRI
REMAJA

Oleh

SANTOSO TRI RAHARJO


Copyright @2016, Santoso Tri Raharjo

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.


Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Cetakan ke-1, Juli 2016


Diterbitkan oleh Unpad Press
Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Lantai IV
Jl. Ir. Soekarno KM 21 Bandung 45363
Telp. (022) 84288867/ 84288812
Fax : (022) 84288896
e-mail : press@unpad.ac.id /press@unpad.ac.id .
http://press.unpad.ac.id
Anggota IKAPI dan APPTI

Editor : Budhi Wibhawa


Tata Letak : Santoso Tri Raharjo
Desainer Sampul : Santoso Tri Raharjo

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Santoso Tri Raharjo
Penyesuaian Diri Remaja
Raharjo, ST. Penyunting, Budhi Wibhawa
--Cet. Ke-1– Bandung; Unpad Press; 2016
___h.; 21 cm
ISBN : 978-602- 6242-49-5>
I . Judul: Penyesuaian Diri Remaja II. Santoso Tri Raharjo

~ iii ~
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

TREATMENT MODIFIKASI PERILAKU ANAK SEKOLAH


MENENGGAH PERTAMA ( (PENGGUNAAN BEHAVIORAL
THERAPHY, TOKEN ECONOMY DAN KONTRAK BAGI ANAK
DIDIK SMP KELAS VII) 9
OLEH : EZZA OKTAVIA UTAMI

ASSERTIVE TRAINING DAN TERAPI KOGNITIF UNTUK


MEMPERBAIKI POLA KOMUNIKASI REMAJA DALAM
INTERAKSI 82
OLEH : MUTIA RAHMI

PENERAPAN REALITY THERAPY UNTUK PENINGKATAN


ADAPTASI REMAJA 153
OLEH : MUHAMMAD RENARDY

ANAK PUNK DI KALANGAN SISWA SMP N 1 JATINANGOR


OLEH : FAACHIRA 202

PENUTUP 247

~ iv ~
KATA PENGANTAR

Banyak sekali bahan-bahan ilmiah yang belum terdokumentasi


dengan baik, bahkan untuk menjadi bahan pembelajaran
berikutnya.

Penulisan buku ini merupakan salah satu upaya untuk


mendokumentasikan berbagai karya ilmiah yang berasal dari
proses pembelajaran di perguruan tinggi (PT). Hal ini penting
mengingat bahan-bahan pustaka mengenai bidang praktek
pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial masih minim, baik
secara jumlah maupun kualitasnya. Hasil dari proses
pembelajaran yang terdokumentasi dan terpublikasi dengan
baik, selain sebagai bahan evaluasi dan perbaikan, juga dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berikutnya. Ini lah
salah satu cara dari suatu proses pembelajaran berbasis riset
(PBR).

Apresiasi yang setinggi-tngginya patut diberikan kepada tim


penulis, khusus para dosen dan mahasiswa yang mengikuti
Praktikum Kompetensi Individu yang dengan dengan tidak
kenal lelah melahirkan karya ini.

Semoga penulisan buku dapat bermanfaat, baik bagi para


penulisnya, maupun para pembaca maupun pengguna dan
pemerhati bidang praktik kesejahteraan sosial dan profesi
pekerjaan sosial di Indonesia. Semoga...!!

Wassalan,

Jatinagor, Juli 2016

~v~
PENDAHULUAN

Fenomena kehidupan remaja selalu menarik untuk diamati.


Dinamikan kehidupan remaja yang merupakan masa transisi
dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, harus melalui fase
remaja ini. Pada remaja yang memiliki beragam sumber diri
dan lingkungan yang kuat, mereka cenderung memiliki
kemampuan adaptif yang baik. Sedangkan pada remaja yang
tidak memiliki bekal diri dan sumber sosial yang cukup,
cenderung membuat mereka akan terbawa pada situasi yang
tidak diinginkan olehnya dan lingkungan sekitarnya.
Apsari (2015) mengemukakan batas usia remaja antara
usia 13-18 tahun. Selanjutnya Hutchinson (2003)
mengemukakan berbagai perubahan mendasar pada kelompok
usia ini, yang diantaranya dicirikan dengan adanya perubahan
fisik yang signifikan, produksi hormon yang meningkat,
pendewasaan seksual, meningkatnya fungsi kognitif,
perkembangan identitas, meningkatnya kemandirian dan
percobaan-percobaan dengan seksual dan obat-obatan
terlarang. Pada masa ini lah gejolak secara jiwa, sosial serta

-1-
Para orang tua dan orang dewasa perlu memahami karakteristik
remaja, baik secara psikologis, secara sosial, secara sipritual, serta secara
fisik. Proses membimbing para remaja pada akhirnya bukan hal
sederhana, tetapi memerlukan keahlian khusus, sesuai dengan perubahan
pada diri remaja. Pahami bahwa anak remaja adalah amanah dari yang
maha kuasa untuk dibimbing dan dibina untuk menjadi anak yanh sholeh.
Adalah sangat tidak bertanggung jawab, apabila orang tua memberi anak
remaja yang belum cukup umur sebuah sepeda motor untuk dikendarai.
Secara fisik mungkin sudah cukup untuk mengendarai sepeda motor,
tetapi mungkin mereka belum matang secara jiwa. Banyak putusan cepat
yang harus segera diambil ketika berada di tengah jalan. Kurang
matangnya dalam mengambil keputusan dapat membahayakan jiwa
remaja.
Kemudian, remaja dalam proses aktualisasi dirinya, akan sangat
dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya. Pendapat orang tuanya sendiri
sering kali tidak diperhatikan oleh mereka. Kenakalan (catat, bukan
kejahatan) remaja ‘semestinya’ dipahami sebagai banyak potensi diri
remaja yang harus disalurkan ke arah yang positif. Kenakalan remaja
muncul sebagai bentuk upaya penyesuaian dari beragam potensi dalam
dirinya yang belum tersalurkan secara positif. Mereka perlu dan butuh
didengar pendapatnya, jangan langsung memotong dan menentang
pendapat remaja. Dengarkanlah dengan sabar dan penuh senyum namun
perhatian atas pendapat mereka. Ajaklah remaja untuk belajar berfikir
logis dan masuk akal, tanpa memaksakan cara berifikir orang tua.
Mungkin saja cara pandang remaja salah, tetapi jangan langsung
disalahkan. Memotong pendapat mereka sama saja dengan orang tua
yang egois, yang merasa benar sendiri; yang pada akhirnya akan
membuat remaja akan merasa tidak nyaman atau tidak suka untuk bicara
atau bertukar pikiran dengan orang tuanya. Ini berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai