Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ulum Al-Quran
Fakultas Syariah dan Hukum Islam Program Studi Hukum Tata Negara
Oleh :
KELOMPOK XII
RAFLY NUGRAHA
NIM : 742352022153
Syukur Allhamdullillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ulum Al-Quran, dengan judul :
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
Kelompok XII
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah petunjuk manusia di dunia demi untuk kebahagian umat manusia
didunia dan diakhirat nanti. Dari sisi formulasi bentuk Al-Quran sejak masa penyusunan
dimasa khalifah utsman hingga sekarang masih tetap apa adanya. Untuk menjadikan Al-
quran sebagai pedoman dan dapat diaplikasikan manusia didunia ini. Maka siapa saja yang
bantu tersebut lazim dikenal dengan nama Ulum Al-quran. Ilmu-ilmu yang digunakan
untuk menyampaikan penafsiran kepada pemahaman yang tepat selalu berkembang seiring
Para ulama tafsir menggali ilmu-ilmu Al-Quran dan mengkajinya dari berbagai
dimensi, baik yang bersifat serius seperti tenang asbab nuzul, munasabah, makkiyah dan
maddaniyah, nasikh dan mansukh, maupun yang bersifat sebagai pelengkap namun
memiliki kaitan dengan Al-quran terdapat kajian khusus tentang titik dalam Al-Quran al-
nuqthah fi al-quran.
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang yang telah tertera diatas tadi, maka disusunlah sebuah rumusan
masalah yang mana nantinya akan diselesaikan dalam pembahasan makalah ini. Rumusan
1
2
C. Tujuan Penulisan
Setelah disusunnya tadi sebuah rumusan masalah pada makalah ini, maka adapun
tujuan dari kenapa kami menyusun masalah tadi. Adapun tujuan penulisan dari makalah
4. Untuk mengetahui sebab timbulnya perbedaan dari menetapkan jumlah ayat al-
quran.
PEMBAHASAN
1. Ayat dimaknai sebagai mu’jizat, terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 21, “tanyakan
kepada Bani Israel : berapa banyaknya tanda-tanda kebenaran (mu’jizat) yang nyata,
2. Ayat dimaknai alamat atau tanda, seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 248,
“sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya sabut kepadamu, yang
Secara Terminologi ayat adalah kumpulan lafadz yang memiliki permulaan dan
akhiran yang terhimpun dalam sebuah surat Al-Qur’an. Dalam pengertian yang lain,
Ayat (tunggalnya: aya) bermakna “tanda dan mu’jizat”. Kata ini berkait dengan kata
Ibrani ‘oth dan kata Siria atha, dan “tanda” jelas merupakan pengertian dasar. [1]
Ayat dari segi bahasa berarti: tanda, alamat, bukti / dalil, dan mukjijat. Seperti kata
“Dan telah kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata
3
4
Menurut Al-Jabari yang dijelaskan oleh As-suyuthi dalam Al-Itqan, definisi ayat
adalah bacaan yang tersusun dari beberapa kalimat sekalipun secara taqdiri (perkiraan)
Dari dua definisi diatas dapat dikompromikan bahwa ayat adalah kalam Alloh yang
berupa bacaan, terdiri dari kalimat atau beberapa kalimat sempurna, mempunyai
permulaan dan akhiran, dan yang merupakan bagian dari surah. [2]
Ayat al-Qur’an juga merupakan tanda kebenaran yang diturunkan kepada nabi
ketinggian kedudukan dan mu’jizatnya, juga ada pengertian jamaah, karena ayat terdiri
dari sejumlah huruf dan kalimat. &erta dalam ayat al-Qur’an ada pengertian Burhan
dandalil karena ayat al-Qur’an mengandung petunjuk dan ilmu , juga mengandung
kekuasaan, ilmu dan kebijaksanaan Allah SWT, serta mengandung kebenaran risalah
Nabi, ada yang menganggapnya sebagai tanda baca berakhirnya suatu ayat, sementara
yang lain menganggapnya sebagai akhir ayat (fashillah). Pada gilirannya nanti dengan
megetahui kelompok ayat yang sama akan membantu memberikan sebagian jawaban
bagi adanya perbedaan jumlah ayat Al-quran. Untuk itu, akan dipaparkan model
1. Jumlah ayat Al-Quran sesuai jumlah ayat yang disebutkan pada pembukaan tiap
surah.
3. Perhitungan yang tidak memasukkan ayat sama persis pada dua surah berbeda.
4. Perhitungan dengan tidak memasukkan ayat yang sama pada tiga surah atau lebih.
Model penghitungan pertama ini di lakukan dengan cara manual, yaitu dengan
cara menjumlahkan ayat-ayat yang terdapat npada Al-Qar’an berdasarkan atas jumlah
ayat seperti yang di lakukan pada setiap awal surah. Melalui penghitungan manual, di
berfungsi sebagai pembatas antar surah dan tidak di hitung sebagai ayat secara mandiri
sebanyak 112 buah. Jumlah tersebut di peroleh dari 114 surah di kurangi
dengan basmallah yang terdapat pada surah al-fatihah dan satu lagi karena ketidak
Kelompok ayat-ayat yang sama persis yang terdapat pada satu surah
Yang di maksud ayat yang sama persis adala ayat-ayat Al-Qur’an yang mandiri,
bukan merupakan pengulangan dari bagian ayat dari ayat yang lain, sehingga yang di
[3]
hitung sebagai satu ayat adalah ayat-ayat yang sama persis .
Jadi, meskipun memiliki keserupaan namun ada sedikit perbedaan, hanya perbedaan
satu huruf tidak dihitung sebagai ayat yang dimaksud. Begitu juga dengan ayat yang
mirip persis namun menjadi bagian dari ayat yang lain, seperti pada surah Al-Shaffat
3 Prof.Dr.H Amroen Drajat, M.Ag. Ulumul Quran Pengantar Ilmu-Ilmu Al-quran, (Rawamangun-
jakarta: PT kencana 2017) hlm.180-193
6
(37) ayat 80,121 dan 131 diatas yang menjadi bagian dari ayat 105 pada surah yang
sama.
Dengan prinsip pengelompokkan ayat tersebut, maka dapat diketahui ayat yang
sama persis yang terdapat pada satu surah. Pada pengelompokan ini sengaja dituliskan
lengkap dan berulang sesuai engan nomor ayat yang dimana ayat serupa dijumpai untuk
menurut keterangan yang masyhur berjumlah 6.666, jumlah angka ini yang paling mudah
Jumlah keseluruhan ayat-ayat al-Qur’an, para ulama sepakat pada angka 6200.
Namun, masih banyak perbedaan dalam angka puluhan dan ratusan, yaitu sebagai
berikut :
2. Menurut hitungan ulama Madinah yang kedua jumlahnya 6214 ayat dan ada juga
3. Menurut hitungan ulama Makkah jumlahnya 6219 ayat, ada pula yang
berpendapat jumlahnya 6220 ayat dan ada pula yang berpendapat 6205 ayat.
Perbedaan penetapan basmalah sebagai ayat dari surat-surat Al-Quran atau tidak
menyebabkan ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah ayat Al-Quran. Seperti
yang dinyatakan oleh Hamka, ada dua pendapat tentang basmalah ini. Sebagian besar
sahabat dan ulama salaf berpendapat bahwa basmalah adalah ayat pertama dar isetiap
surat. Dari golongan sahabat yang berpendapat demikian antara lain : Ibnu Abbas, Ali
Sedangkan dari golongan ulama salaf antara lain: Ibnu Katsir, al- Kasa’i, al-
bukan ayat pertama dari setiap surat, tetapi hanya sebagai pemisah antara satu surat
7
dengan surat lainnya. Diantara mereka yang berpendapat seperti ini adalah Imam Malik
Di samping itu, serta penentuan fashilah dan ra’s al-ayat juga menjadi sebab
perbedaan pendapat ulama dalam menghitung jumlah ayat. Fashilah adalah Istilah yang
diberikan kepada kalimat yang mengakhiri ayat dan merupakan akhir ayat. Sedangkan
ra’s al- ayat adalah akhir ayat yang padanya diletakkan tanda fashal (pemisah) antara
ayat yang satu dengan ayat lain. Fashilah ini terkadang berupa ra’s ayat dan terkadang
tidak. Dengan demikian setiap ra’s al- ayat adalah fashilah dan tidak setiap fashilah
adalah ra’s al-ayat. Fashilah dan ra’s ayat ini mungkin mirip dengan sajak, seperti yang
dikenal dengan ilmu Badi’ (Statiskik). Tetapi ulama tidak menggunakan istilah sajak
karena Al-Quran bukan karya Sastrawan atau ungkapa para Nabi., tetapi adalah wahyu
makna dan bukan fashilah itu sendiri yang dimaksud. Sementara sajak, yang
dimaksudkan (dalam suatu perkataan) dan baru kemudian arti perkataan itu dialihkan
kepadanya, sebab hakikat sajak telah menguntai kalimat dalam satu irama.
1. Karena Nabi saw. Pada suatu ketika mewaqafkan pada akhir suatu ayat
(fashilah), ketika sudah dimaklumi oleh para sahabat banyak dilain waktu
surah) yang terdiri dari huruf hijaiyah atau al-ahruf al-muqaththa’ah (huruf-
حمعسقdua ayat tetapi tidak menghitung كهيعصdua ayat padahal serupa dan
sebagai suatu ayat dan ulam lain tidak menghitungnya satu ayat.
menghitung sebagian ayat-ayat Al-qur’an apakah waqaf Nabi pada saat membacanya
dihitung satu ayat atau waqaf ditengah-tengah ayat atau perbedaan dalam menghitung
permulaan surah.
pandang yang menjadi latar belakang perbedaan tentang jumlah ayat Al-Quran. Yang
pertama, terkait dengan pola perhitungan yang digunakan sebab Al-Quran yang pada
intinya tidak ada pengurangan dan kelebihan namun pada kenyataannya terdapat
beberapa pendapat tentang jumlah ayatnya. Dari sisi penghitungan maka dijumpai ada
pola hitung menurut perhitungan manual dan menurut kelompok serta pandangan
Jika perhitungan ayat Al-quran dihitung menurut perhitungan manual, maka akan
dijumpai jumlahnya ada 6236 ayat, namun jika mengikuti yang dilakukan oleh kelompok
Ahmadiyah, maka akan lebih banyak lagi. Menurut kelompok Ahmadiyah, dengan
menggunakan pola hitungan manual maka akan dijumpai jumlah ayat yang lebih banyak
lagi sebanyak 112 ayat, jadi menurut perhitungan Ahmadiyah jumlah ayat sebanyak
6236+122 = 6348. Hal itu dimungkinkan, karena kelompok ini memasukkan basmallah
yang terdapat pada awal surah dihitung sebagai satu ayat yang mandiri. Sementara itu
menurut Abi al-Hasan dalam kitab ‘Aqidah al Naji halaman 99 jumlah ayat Al-quran
sebanyak 6666 ayat. Tetapi pola penghitungan yang dilakukan bukan berdasarkan atas
Kelompok ayat tentang Amar Makruf sebanyak 1000 ayat. Kelompok ayat tentang Nahir
9
Mungkar sebanyak 1000 ayat. Kelompok ayat tentang Al-wa’du sebanyak 1000 ayat dan
kelompok ayat tentang Al-wa’idu sebanyak 1000 ayat. Kelompok ayat tentang
perbandingan dengan sesuatu sebanyak 1000 ayat dan kelompok ayat tentang kisah dan
khabar sebanyak 1000 ayat, ditambah lagi dengan dengan kelompok ayat tentang halal
dan haram sebanyak 500 ayat. Kemudian ditambah lagi dengan kelompok ayat tentang
doa dan tasbih sebanyak 500 ayat, lalu dilengkapi dengan 66 ayat tentang nasikh dan
jumlah ayat sebanyak 6666 seperti yang selama ini populer ditengah masyarakat.
Ketiga, penyebab lain terjadinya perbedaan dalam menentukan jumlah ayat pada Al-
Quran adalah karena adanya ayat-ayat yang sama persis dan tidak terdapat perbedaan
sama sekali. Dalam istilah Ulum Al-quran disebut dengan Al-ayat al-mutasyabihah al-
faladh. Ayat-ayat yang sama pada Al-quran terdapat pada berbagai tempat. Adakalanya
terdapat pada surah yang sama. Ada juga ayat sama dan terdapat pada dua surah yang
berbeda. Demikian pula terdapat ayat yang sama terdapat pada berbagai surah yang
berlainan. Berdasarkan atas persoalan itu, maka pada tulisan ini akan dipaparkan
kelompok ayat-ayat yang serupa tersebut. Pada gilirannya nanti dengan megetahui
kelompok ayat yang sama akan membantu memberikan sebagian jawaban bagi adanya
perbedaan jumlah ayat Al-quran. Untuk itu, akan dipaparkan model pengelompokkan
yang di gunakan para ulam tafsir dalam menentukan jumlah ayat Al-Quran. Hal ini yang
menarik untuk di cermati dan di bahas pada tulisan ini adalah adanya perbedaan dengan
Menurut Amin Summa, bahwa para pengkaji Al-Qaur’an sepakat tentang jumlah
ayat tidak kurang dari 6000 ayat dan yang perselisihan di antara mereka adalah adanya
10
jumlah ayat yang lebih dari 6000 ayat. Menurut penyelidikan ulama Madinah, jumlah
ayat Al-Qur’an 6210. Menurut ulama Basrah jumlah ayat Al-Qur’an 6204, menurut ahli
Syam 6226. Ahli Kufah menyebutkan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an berjumlah 6236.
Perbedaan yang lain adalah terkait dengan posisi bacaan posisi bacaan yang di
waqafkan oleh Nabi, ada yang menganggapnya sebagai tanda baca berakhinya suatu
ayat, selainnya menganggap sebagai akhir ayat. Sementara itu, pada umumnya
masyarakat umum khususnya umat islam di Indonesia mempercayai bahwa jumlah ayat
di dalam Al-Qur’an ada 6666 ayat.jumlah ini merupaka keyakinan yang selama ini di
pertanyaan sekitar Al-Qur’an. Misalnya jika terdapat perbedaan dalam jumlah bukanlah
akan beaitan pada adanya ayat Al-Qur’an di kurangi atau tidak sama. Sebenarnya yang
pelu di tekankan adalah perbedaan antara hakikat Al-Qur’an dan hal-hal yang merupakan
Oleh sebab itu meskipun kajian tentang penetapan jumlah ayat Al-Qur’an
merupakan hal ringan namun terkadang memiliki imbas kepada ke agungan Al-Qur’an
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara Terminologi ayat adalah kumpulan lafadz yang memiliki permulaan dan
lain, Ayat (tunggalnya: aya) bermakna “tanda dan mu’jizat”. Kata ini berkait
dengan kata Ibrani ‘oth dan kata Siria atha, dan “tanda” jelas merupakan pengertian
dasar. Ayat dari segi bahasa berarti: tanda, alamat, bukti / dalil, dan mukjijat.
perhitungan jumlah ayat. Pertama, Jumlah ayat Al-Quran sesuai jumlah ayat yang
disebutkan pada pembukaan tiap surah. Kedua, Perhitungan ayat Al-Quran dengan
tidak memasukkan ayat-ayat Al-Quran yang sama persis pada tiap surah. Ketiga,
Perhitungan yang tidak memasukkan ayat sama persis pada dua surah berbeda.
Keempat, Perhitungan dengan tidak memasukkan ayat yang sama pada tiga surah
atau lebih.
3. Menurut Ibnu Abbas jumlah ayat dalam Al-qur’an sebanyak 6.616 ayat. Adapun
menurut keterangan yang masyhur berjumlah 6.666, jumlah angka ini yang paling
mudah pada umumnya diingat oleh umat islam. Jumlah keseluruhan ayat-ayat al-
4. Ada beberapa sudut pandang yang menjadi latar belakang perbedaan tentang
jumlah ayat Al-Quran. Yang pertama, terkait dengan pola perhitungan yang
digunakan sebab Al-Quran yang pada intinya tidak ada pengurangan dan kelebihan
Dari sisi penghitungan maka dijumpai ada pola hitung menurut perhitungan
11
12
5. Salah satu objek yang yang menjadi kajian dari Al-Qur’an adalah tentang metode
yang di gunakan para ulam tafsir dalam menentukan jumlah ayat Al-Quran. Hal ini
yang menarik untuk di cermati dan di bahas pada tulisan ini adalah adanya
B. Saran
Al-Qur’an adalah petunjuk manusia di dunia demi untuk kebahagian umat manusia di
bantu yang dapat di gunakan untuk mengantarkan pemahaman yang di inginkan pemberi
wahyu. Alat-alat bantu tersebut lazim di kenal dengan nama Ulum Al-Qur’an.
Dengan makalah ini semoga kita dapat memahami apa yang ada di dalam makalah
ini, mengingat masih banyak kekurangan dalam makalh kami berharap pembaca agar
dari hafash)
jakata PT Kencana
http://marzuqiqurantafsir.blogspot.com/2014/12/makalah-ayat-al-quran-dan-susunannya.html
WIB) http://marzuqiqurantafsir.blogspot.com/2014/12/makalah-ayat-al-quran-dan-
13