Anda di halaman 1dari 16

21MODEL PERHITUNGAN AYAT AL-QURAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ulum Al-Quran

Fakultas Syariah dan Hukum Islam Program Studi Hukum Tata Negara

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) BONE

Semester Satu (I)

Oleh :
KELOMPOK XII

NABILA MURTI NURKHASANAH


NIM : 742352022150

MUH. PALLAWA RUKKA


NIM : 742352022152

RAFLY NUGRAHA
NIM : 742352022153

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Allhamdullillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna

memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ulum Al-Quran, dengan judul :

“Model Perhitungan Ayat Al-Quran”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini

dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh

karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Akirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Wassamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Watampone, 22 Desember 2022


Penulis

Kelompok XII

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Definisi Ayat Al-Quran .......................................................................................... 3


B. Model Perhitungan Ayat Al-Quran ........................................................................ 4
C. Jumlah Ayat Al-Quran ............................................................................................ 6
D. Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Menetapkan Jumlah Ayat Al-Quran ......... 8
E. Analisis Perbedaan Perhitungan Al-Quran ............................................................. 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran adalah petunjuk manusia di dunia demi untuk kebahagian umat manusia

didunia dan diakhirat nanti. Dari sisi formulasi bentuk Al-Quran sejak masa penyusunan

dimasa khalifah utsman hingga sekarang masih tetap apa adanya. Untuk menjadikan Al-

quran sebagai pedoman dan dapat diaplikasikan manusia didunia ini. Maka siapa saja yang

hendak memedomaninya di tuntut pemahaman yang benar terhadap ayat-ayat Al-quran.

Dalam memahami ayat-ayatnya, seseorang memerlukan alat bantu yang dapat

digunakan untuk mengantarkan pemahaman yang diinginkan pemberi wahyu. Alat-alat

bantu tersebut lazim dikenal dengan nama Ulum Al-quran. Ilmu-ilmu yang digunakan

untuk menyampaikan penafsiran kepada pemahaman yang tepat selalu berkembang seiring

dengan perkembangan zaman.

Para ulama tafsir menggali ilmu-ilmu Al-Quran dan mengkajinya dari berbagai

dimensi, baik yang bersifat serius seperti tenang asbab nuzul, munasabah, makkiyah dan

maddaniyah, nasikh dan mansukh, maupun yang bersifat sebagai pelengkap namun

memiliki kaitan dengan Al-quran terdapat kajian khusus tentang titik dalam Al-Quran al-

nuqthah fi al-quran.

B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang yang telah tertera diatas tadi, maka disusunlah sebuah rumusan

masalah yang mana nantinya akan diselesaikan dalam pembahasan makalah ini. Rumusan

masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jelaskan definisi ayat al-quran?

2. Jealskan bagaimana model dari perhitungan ayat al-quran?

3. Berapakah jumlah ayat al-quran sesuai model perhitungan tadi?

4. Apa yang melatarbelakangi timbulnya perbedaan menetapkan jumlah ayat al-quran?

5. Coba analisi perbedaan dari perhitungan ayat dan jelaskan?

1
2

C. Tujuan Penulisan
Setelah disusunnya tadi sebuah rumusan masalah pada makalah ini, maka adapun

tujuan dari kenapa kami menyusun masalah tadi. Adapun tujuan penulisan dari makalah

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami apa itu ayat al-quran.

2. Untuk mengetahui bagaimana model perhitungan ayat al-quran.

3. Untuk mengetahui berapa jumlah ayat al-quran.

4. Untuk mengetahui sebab timbulnya perbedaan dari menetapkan jumlah ayat al-

quran.

5. Untuk dapat menganalisi letak perbedaan perhitungan ayat al-quran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ayat Al-Quran


Secara Epistemologis ayat memiliki beberapa makna, diantaranya;

1. Ayat dimaknai sebagai mu’jizat, terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 21, “tanyakan

kepada Bani Israel : berapa banyaknya tanda-tanda kebenaran (mu’jizat) yang nyata,

yang telah kamu berikan kepada mereka”.

2. Ayat dimaknai alamat atau tanda, seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 248,

“sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya sabut kepadamu, yang

didalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu”.

Secara Terminologi ayat adalah kumpulan lafadz yang memiliki permulaan dan

akhiran yang terhimpun dalam sebuah surat Al-Qur’an.  Dalam pengertian yang lain,

Ayat (tunggalnya: aya) bermakna “tanda dan mu’jizat”. Kata ini berkait dengan kata

Ibrani ‘oth dan kata Siria atha, dan “tanda” jelas merupakan pengertian dasar. [1]

Ayat dari segi bahasa berarti: tanda, alamat, bukti / dalil, dan mukjijat. Seperti kata

ayat dalam surat Al-mu’minun, ayat 50 .

‫وجعلنا ابن مريم وامه ءاية‬

 “Dan telah kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata

bagi (kekuasaan Kami).”

 Menurut istilah adalah sebagai berikut:

‫واالية هي الجملة من كالم هللا المندرجة في سورة من القرأن‬

“Ayat adalah sejumlah kalam Allah yang masuk kedalam Al-Qur’an.”

1 Fajrul Munawir, Al-Quran (Yogyakarta: Pokja Akademik, 2005) hlm. 7-9

3
4

Menurut Al-Jabari yang dijelaskan oleh As-suyuthi dalam Al-Itqan, definisi ayat

adalah bacaan yang tersusun dari beberapa kalimat sekalipun secara taqdiri (perkiraan)

yang memiliki permulaan atau bagian yang masuk dalam surah.

Dari dua definisi diatas dapat dikompromikan bahwa ayat adalah kalam Alloh yang

berupa bacaan, terdiri dari kalimat atau beberapa kalimat sempurna, mempunyai

permulaan dan akhiran, dan yang merupakan bagian dari surah. [2]

 Ayat al-Qur’an juga merupakan tanda kebenaran yang diturunkan kepada nabi

Muhammad SAW. Ayat al-Qur’an  juga termasuk sesuatu yang mengagumkan karena

ketinggian kedudukan dan mu’jizatnya, juga ada pengertian jamaah, karena ayat terdiri

dari sejumlah huruf dan kalimat. &erta dalam ayat al-Qur’an ada pengertian Burhan

dandalil karena ayat al-Qur’an mengandung petunjuk dan ilmu , juga mengandung

kekuasaan, ilmu dan kebijaksanaan Allah SWT, serta mengandung kebenaran risalah

yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

B. Model Perhitungan Ayat Al-Quran

 Jumlah ayat terletak pada perbedaan mereka dalam memosisikan basmallah dan

fawatih alsuwar. Sebagian memasukkan basmallah dan fawatih alsuwar bagian dari


ayat. Sumber perbedaan yang lain adalah terkait dengan posisi bacaan yang di waqafkan

Nabi, ada yang menganggapnya sebagai tanda baca berakhirnya suatu ayat, sementara

yang lain menganggapnya sebagai akhir ayat (fashillah). Pada gilirannya nanti dengan

megetahui kelompok ayat yang sama akan membantu memberikan sebagian jawaban

bagi adanya perbedaan jumlah ayat Al-quran. Untuk itu, akan dipaparkan model

pengelompokkan ayat kedalam empat kategori model perhitungan jumlah ayat.

1. Jumlah ayat Al-Quran sesuai jumlah ayat yang disebutkan pada pembukaan tiap

surah.

2. Perhitungan ayat Al-Quran dengan tidak memasukkan ayat-ayat Al-Quran yang

sama persis pada tiap surah.


2 Dr.H.Abdul Majid Khon, M.Ag. Praktikum Qiraat (Keanehan Bacaan Al-quran Qiraat Ashim dari
Hafash, 2008) hlm.15
5

3. Perhitungan yang tidak memasukkan ayat sama persis pada dua surah berbeda.

4. Perhitungan dengan tidak memasukkan ayat yang sama pada tiga surah atau lebih.

Model pertama: penghitungan ayat Al-Qur’an

Model penghitungan pertama ini di lakukan dengan cara manual, yaitu dengan

cara menjumlahkan ayat-ayat yang terdapat npada Al-Qar’an berdasarkan atas jumlah

ayat seperti yang di lakukan pada setiap awal surah. Melalui penghitungan manual, di

dapati jumlah ayat dalam Al-Qur’an sebanyak 6236 ayat. Maka basmallah yang di

hitung sebagai ayat mandiri hanya pada surah Alfatihah,sehingga basmallah yang ada

pada surah lain tidak di hitung sebagai ayat mandiri.

Seperti dapat di lihat dalam Al-Qur’an mushab’Utsman , bismillah yang

berfungsi sebagai pembatas antar surah dan tidak di hitung sebagai ayat secara mandiri

sebanyak 112 buah. Jumlah tersebut di peroleh dari 114 surah di kurangi

dengan basmallah yang terdapat pada surah al-fatihah dan satu lagi karena ketidak

adaan basmallah pada surah al-ba’ah atau taubah .

Sementara itu golongan Ahmadiyah memasukkan basmallah yang terdapat pada


awal surah di anggap sebagai satu ayat mandiri. Dengan demian jumlah ayat-ayat
menurut penghitungan Ahmadiyah menjadi 6236+112=6348 ayat.

Kelompok ayat-ayat yang sama persis yang terdapat pada satu surah

Yang di maksud ayat yang sama persis adala ayat-ayat Al-Qur’an yang mandiri,

bukan merupakan pengulangan dari bagian ayat dari ayat yang lain, sehingga yang di
[3]
hitung sebagai satu ayat adalah ayat-ayat yang sama persis .

Jadi, meskipun memiliki keserupaan namun ada sedikit perbedaan, hanya perbedaan

satu huruf tidak dihitung sebagai ayat yang dimaksud. Begitu juga dengan ayat yang

mirip persis namun menjadi bagian dari ayat yang lain, seperti pada surah Al-Shaffat

3 Prof.Dr.H Amroen Drajat, M.Ag. Ulumul Quran Pengantar Ilmu-Ilmu Al-quran, (Rawamangun-
jakarta: PT kencana 2017) hlm.180-193
6

(37) ayat 80,121 dan 131 diatas yang menjadi bagian dari ayat 105 pada surah yang

sama.

Dengan prinsip pengelompokkan ayat tersebut, maka dapat diketahui ayat yang

sama persis yang terdapat pada satu surah. Pada pengelompokan ini sengaja dituliskan

lengkap dan berulang sesuai engan nomor ayat yang dimana ayat serupa dijumpai untuk

memastikan keberadaannya pada nomor yang dimaksud.

C. Jumlah Ayat Al-Quran


Menurut Ibnu Abbas jumlah ayat dalam Al-qur’an sebanyak 6.616 ayat. Adapun

menurut keterangan yang masyhur berjumlah 6.666, jumlah angka ini yang paling mudah

pada umumnya diingat oleh umat islam.

 Jumlah keseluruhan ayat-ayat al-Qur’an, para ulama sepakat pada angka 6200.

Namun, masih banyak perbedaan dalam angka puluhan dan ratusan, yaitu sebagai

berikut :

1. Menurut hitungan ulama Madinah yang pertama jumlahnya 6217 ayat.

2. Menurut hitungan ulama Madinah yang kedua jumlahnya 6214 ayat dan ada juga

yang menyatakan 6210 ayat.

3. Menurut hitungan ulama Makkah jumlahnya 6219 ayat, ada pula yang

berpendapat jumlahnya 6220 ayat dan ada pula yang berpendapat 6205 ayat.

Perbedaan penetapan basmalah sebagai ayat dari surat-surat Al-Quran atau tidak

menyebabkan ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah ayat Al-Quran. Seperti

yang dinyatakan oleh Hamka, ada dua pendapat tentang basmalah ini. Sebagian besar

sahabat dan ulama salaf berpendapat bahwa basmalah adalah ayat pertama dar isetiap

surat. Dari golongan sahabat yang berpendapat demikian antara lain : Ibnu Abbas, Ali

bin Abi Thalib, Abdullah ibn Umar dan Abu Hurairah.

Sedangkan dari golongan ulama salaf antara lain: Ibnu Katsir, al- Kasa’i, al-

Syafi’i, al-Tsauri danAhmad. Sedangkan sebagian lagi menyatakan bahwa basmalah

bukan ayat pertama dari setiap surat, tetapi hanya sebagai pemisah  antara satu surat
7

dengan surat lainnya. Diantara mereka yang berpendapat seperti ini adalah Imam Malik

dan Al-Auza’I (Hamka: 1982:74).

Di samping itu, serta penentuan fashilah dan ra’s al-ayat juga menjadi sebab

perbedaan pendapat ulama dalam menghitung jumlah ayat. Fashilah adalah Istilah yang

diberikan kepada kalimat yang mengakhiri ayat dan merupakan akhir ayat. Sedangkan

ra’s al- ayat adalah akhir ayat yang padanya diletakkan tanda fashal (pemisah) antara

ayat yang satu dengan ayat lain. Fashilah ini terkadang berupa ra’s ayat dan terkadang

tidak. Dengan demikian setiap ra’s al- ayat adalah fashilah dan tidak setiap fashilah

adalah ra’s al-ayat. Fashilah dan ra’s ayat ini mungkin mirip dengan sajak, seperti yang

dikenal dengan ilmu Badi’ (Statiskik). Tetapi ulama tidak  menggunakan istilah sajak

karena Al-Quran bukan karya Sastrawan atau ungkapa para Nabi., tetapi adalah wahyu

Allah yang tentu lebih tinggi kedudukannya disbanding dengan sajak.

Di Samping itu, fashilah yang dimaksud dalam Al-Quran adalah meruntutkan

makna dan bukan fashilah itu sendiri yang dimaksud. Sementara sajak, yang

dimaksudkan (dalam suatu perkataan) dan baru kemudian  arti perkataan itu dialihkan

kepadanya, sebab hakikat sajak telah menguntai kalimat dalam satu irama.     

Alasan perbedaan jumlah ayat ini diantaranya adalah:

1. Karena Nabi saw. Pada suatu ketika mewaqafkan pada akhir suatu ayat

(fashilah), ketika sudah dimaklumi oleh para sahabat banyak dilain waktu

beliau mewashalkannya. Oleh sebagian pendengarannya (sahabat) menduga

bukan akhir ayat.

2. Para Ulama juga berbeda dalam menghitung fawatih as-suwar (permulaan

surah) yang terdiri dari huruf hijaiyah atau al-ahruf al-muqaththa’ah (huruf-

huruf yang terpotong). Sebagian ulama menghitung ‫ المص‬suatu ayat tetapi

mereka tidak menghitung ‫ المر‬suatu ayat. Mereka menghitung ‫ يس‬suatu ayat,

tetapi tidak menghitung ‫طس‬  suatu ayat. Demikian juga mereka menghitung


8

‫ حمعسق‬dua ayat tetapi tidak menghitung ‫ كهيعص‬dua ayat padahal serupa dan

hampir sama. Atau sebagian ulama menghitung fawatih as-suwar tersebut

sebagai suatu ayat dan ulam lain tidak menghitungnya satu ayat.

Perbedaan perhitungan jumlah ayat tersebut hanya karena berbeda dalam

menghitung sebagian ayat-ayat Al-qur’an apakah waqaf Nabi pada saat membacanya

dihitung satu ayat atau waqaf ditengah-tengah ayat atau perbedaan dalam menghitung

permulaan surah.

D. Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Menetapkan Jumlah Ayat Al-Quran


Menurut informasi yang dapat dikumpulkan, bahwa paling tidak ada beberapa sudut

pandang yang menjadi latar belakang perbedaan tentang jumlah ayat Al-Quran. Yang

pertama, terkait dengan pola perhitungan yang digunakan sebab Al-Quran yang pada

intinya tidak ada pengurangan dan kelebihan namun pada kenyataannya terdapat

beberapa pendapat tentang jumlah ayatnya. Dari sisi penghitungan maka dijumpai ada

pola hitung menurut perhitungan manual dan menurut kelompok serta pandangan

individual ulama Al-quran.

Jika perhitungan ayat Al-quran dihitung menurut perhitungan manual, maka akan

dijumpai jumlahnya ada 6236 ayat, namun jika mengikuti yang dilakukan oleh kelompok

Ahmadiyah, maka akan lebih banyak lagi. Menurut kelompok Ahmadiyah, dengan

menggunakan pola hitungan manual maka akan dijumpai jumlah ayat yang lebih banyak

lagi sebanyak 112 ayat, jadi menurut perhitungan Ahmadiyah jumlah ayat sebanyak

6236+122 = 6348. Hal itu dimungkinkan, karena kelompok ini memasukkan basmallah

yang terdapat pada awal surah dihitung sebagai satu ayat yang mandiri. Sementara itu

menurut Abi al-Hasan dalam kitab ‘Aqidah al Naji halaman 99 jumlah ayat Al-quran

sebanyak 6666 ayat. Tetapi pola penghitungan yang dilakukan bukan berdasarkan atas

perhitungan manual, melainkan perhitungan tematik kelompok ayat. Abu al-Hasan

menggunakan perhitungan berdasarkan atas pengelompokkan ayat sebagai berikut.

Kelompok ayat tentang Amar Makruf sebanyak 1000 ayat. Kelompok ayat tentang Nahir
9

Mungkar sebanyak 1000 ayat. Kelompok ayat tentang Al-wa’du sebanyak 1000 ayat dan

kelompok ayat tentang Al-wa’idu sebanyak 1000 ayat. Kelompok ayat tentang

perbandingan dengan sesuatu sebanyak 1000 ayat dan kelompok ayat tentang kisah dan

khabar sebanyak 1000 ayat, ditambah lagi dengan dengan kelompok ayat tentang halal

dan haram sebanyak 500 ayat. Kemudian ditambah lagi dengan kelompok ayat tentang

doa dan tasbih sebanyak 500 ayat, lalu dilengkapi dengan 66 ayat tentang nasikh dan

mansukh. Jadi, menurut perhitungan ayat berdasarkan pengelompokan inilah dijumpai

jumlah ayat sebanyak 6666 seperti yang selama ini populer ditengah masyarakat.

Kedua, adanya perbedaan imam yang meriwayatkan Al-Quran. Misalnya Al-quran

dengan riwayat ‘Ashim berbeda dari yang diriwayatkan oleh Qalun.

Ketiga, penyebab lain terjadinya perbedaan dalam menentukan jumlah ayat pada Al-

Quran adalah karena adanya ayat-ayat yang sama persis dan tidak terdapat perbedaan

sama sekali. Dalam istilah Ulum Al-quran disebut dengan Al-ayat al-mutasyabihah al-

faladh. Ayat-ayat yang sama pada Al-quran terdapat pada berbagai tempat. Adakalanya

terdapat pada surah yang sama. Ada juga ayat sama dan terdapat pada dua surah yang

berbeda. Demikian pula terdapat ayat yang sama terdapat pada berbagai surah yang

berlainan. Berdasarkan atas persoalan itu, maka pada tulisan ini akan dipaparkan

kelompok ayat-ayat yang serupa tersebut. Pada gilirannya nanti dengan megetahui
kelompok ayat yang sama akan membantu memberikan sebagian jawaban bagi adanya

perbedaan jumlah ayat Al-quran. Untuk itu, akan dipaparkan model pengelompokkan

ayat kedalam empat kategori model perhitungan jumlah ayat.

E. Analisis Perbedaan Perhitungan Al-Quran


Salah satu objek yang yang menjadi kajian dari Al-Qur’an adalah tentang metode

yang di gunakan para ulam tafsir dalam menentukan jumlah ayat Al-Quran. Hal ini yang

menarik untuk di cermati dan di bahas pada tulisan ini adalah adanya perbedaan dengan

menentukan jumlah ayat-ayat yang ada.

Menurut Amin Summa, bahwa para pengkaji Al-Qaur’an sepakat tentang jumlah

ayat tidak kurang dari 6000 ayat dan yang perselisihan di antara mereka adalah adanya
10

jumlah ayat yang lebih dari 6000 ayat. Menurut penyelidikan ulama Madinah, jumlah

ayat Al-Qur’an 6210. Menurut ulama Basrah jumlah ayat Al-Qur’an 6204, menurut ahli

Syam 6226. Ahli Kufah menyebutkan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an berjumlah 6236.

Perbedaan yang lain adalah terkait dengan posisi bacaan posisi bacaan yang di

waqafkan oleh Nabi, ada yang menganggapnya sebagai tanda baca berakhinya suatu

ayat, selainnya menganggap sebagai akhir ayat. Sementara itu, pada umumnya

masyarakat umum khususnya umat islam di Indonesia mempercayai bahwa jumlah ayat

di dalam Al-Qur’an ada 6666 ayat.jumlah ini merupaka keyakinan yang selama ini di

pegangi  oleh kebanyakan umat islam.

Perbedaan jumlah ayat yang di kemukakan tentunya akn menimbulkan berbagai

pertanyaan sekitar Al-Qur’an. Misalnya jika terdapat perbedaan dalam jumlah bukanlah

akan beaitan pada adanya ayat Al-Qur’an di kurangi atau tidak sama. Sebenarnya yang

pelu di tekankan adalah perbedaan antara hakikat Al-Qur’an dan hal-hal yang merupakan

kaitan dari Al-Qr’an itu sendiri.

Oleh sebab itu meskipun kajian tentang penetapan jumlah ayat Al-Qur’an

merupakan hal ringan namun terkadang memiliki imbas kepada ke agungan Al-Qur’an

sendiri. Manakala perbedaan tersebut tidak di ketahui latar belakangnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan materi diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Secara Terminologi ayat adalah kumpulan lafadz yang memiliki permulaan dan

akhiran yang terhimpun dalam sebuah surat Al-Qur’an.  Dalam pengertian yang

lain, Ayat (tunggalnya: aya) bermakna “tanda dan mu’jizat”. Kata ini berkait

dengan kata Ibrani ‘oth dan kata Siria atha, dan “tanda” jelas merupakan pengertian

dasar. Ayat dari segi bahasa berarti: tanda, alamat, bukti / dalil, dan mukjijat.

Seperti kata ayat dalam surat Al-mu’minun, ayat 50.

2. Dipaparkan model pengelompokkan ayat kedalam empat kategori model

perhitungan jumlah ayat. Pertama, Jumlah ayat Al-Quran sesuai jumlah ayat yang

disebutkan pada pembukaan tiap surah. Kedua, Perhitungan ayat Al-Quran dengan

tidak memasukkan ayat-ayat Al-Quran yang sama persis pada tiap surah. Ketiga,

Perhitungan yang tidak memasukkan ayat sama persis pada dua surah berbeda.

Keempat, Perhitungan dengan tidak memasukkan ayat yang sama pada tiga surah

atau lebih.

3. Menurut Ibnu Abbas jumlah ayat dalam Al-qur’an sebanyak 6.616 ayat. Adapun

menurut keterangan yang masyhur berjumlah 6.666, jumlah angka ini yang paling

mudah pada umumnya diingat oleh umat islam. Jumlah keseluruhan ayat-ayat al-

Qur’an, para ulama sepakat pada angka 6200.

4. Ada beberapa sudut pandang yang menjadi latar belakang perbedaan tentang

jumlah ayat Al-Quran. Yang pertama, terkait dengan pola perhitungan yang

digunakan sebab Al-Quran yang pada intinya tidak ada pengurangan dan kelebihan

namun pada kenyataannya terdapat beberapa pendapat tentang jumlah ayatnya.

Dari sisi penghitungan maka dijumpai ada pola hitung menurut perhitungan

manual dan menurut kelompok serta pandangan individual ulama Al-quran.

11
12

5. Salah satu objek yang yang menjadi kajian dari Al-Qur’an adalah tentang metode

yang di gunakan para ulam tafsir dalam menentukan jumlah ayat Al-Quran. Hal ini

yang menarik untuk di cermati dan di bahas pada tulisan ini adalah adanya

perbedaan dengan menentukan jumlah ayat-ayat yang ada.

B. Saran

Al-Qur’an adalah petunjuk manusia di dunia demi untuk kebahagian umat manusia di

dunia dan di akhirat. Dalam memahami ayatnya-ayatnya, seseorang memerlukan alat

bantu yang dapat di gunakan untuk mengantarkan pemahaman yang di inginkan pemberi

wahyu. Alat-alat bantu tersebut lazim di kenal dengan nama Ulum Al-Qur’an.

 Dengan makalah ini semoga kita dapat memahami apa yang ada di dalam makalah

ini, mengingat masih banyak kekurangan dalam makalh kami berharap pembaca agar

memberikan sarannya untuk kesempurnaan maklah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Munawir ,fairuz.2005,Yogyakarta:pokja Ademik

Majidkhon,Abdul M.Ag  2008(Praktikum qira’at(keanehan bacaan Al-Quran qira’at ashim

dari hafash)

Drajat,Amroen M.Ag 2017,Ulumul Qur’an,Pengantar ilmu-ilmu Al-Qur’an,Rawamangun-

jakata PT Kencana

http://marzuqiqurantafsir.blogspot.com/2014/12/makalah-ayat-al-quran-dan-susunannya.html 

(Diakses pada tanggal 2 April 2020 pkl. 12.27

WIB) http://marzuqiqurantafsir.blogspot.com/2014/12/makalah-ayat-al-quran-dan-

susunannya.html (Diakses pada tanggal 2 April 2020 pkl. 12.27 WIB)

     

13

Anda mungkin juga menyukai