Anda di halaman 1dari 6

PROSES PENELITIAN: SUATU

KERANGKA UMUM

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah- langkah yang dilakukan secara
terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Ada- pun langkah-langkah penelitian itu pada
umumnya adalah sebagai tersebut di bawah ini:
Kesebelas langkah tersebut berturut-turut akan disajikan secara ringkas di sini, dengan
menunjukkan hal-hal yang pokok serta praktis."
1. Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah
a. Identifikasi Masalah
Hal- hal yang dapat menjadi sumber masalah, terutama adalah:
(1) Bacaan
(2) Diskusi, Seminar, Pertemuan Ilmiah.
(3) Pernyataan Pemegang Otoritas.
(4) Pengamatan Sepintas.
(5) Pengalaman Pribadi.
(6) Perasaan Intuitif.
b. Pemilihan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah
tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha mengidentifikasikan
atau menemukan masalah penelitian diketemukan lebih dari satu masalah. Dari
masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang paling layak dan
sesuai untuk diteliti. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu
masalah layak dan sesuai untuk diteliti. pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu :
(1) Pertimbangan dari Arah Masalahnya. Untuk menentukan apakah sesuatu
masalah layak untuk diteliti perlu dibuat per- timbangan-pertimbangan dari
arah masalahnya atau dari sudut objektif.
a. pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoretis
penelitiannya, dan
b. pemecahan masalah-masalah praktis.
Kiranya jelas, bahwa kelayakan sesuatu masalah untuk diteliti itu sifatnya
relatif, tergantung kepada konteksnya.
(2) Pertimbangan dari Arab Calon Peneliti. Dari segi subjektif, yaitu
pertimbangan dari arah calon peneliti, perlu dipertimbangkan apakah masalah
itu sesuai dengan calon peneliti. Sesuai atau tidaknya sesuatu masalah itu
untuk diteliti terutama bergantung kepada apakah masalah tersebut managable
atau tidak oleh si ca lon peneliti. Managability itu terutama dilihat dari lima
segi, yaitu:
a. biaya yang tersedia,
b. waktu yang dapat digunakan,
c. alat-alat dan perlengkapan yang tersedia,
d. bekal kemampuan teoretis, dan
e. penguasaan metode yang diperlukan.
c. Perumusan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini
penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.
(a) masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya,
(b) rumusan itu hendaklah padat dan jelas,
(c) rumusan itu hendaklah memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan
data guna menjawab pertanyaan- pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
2. Penelaahan Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori,
konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi
penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.
3. Perumusan Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masa- lah penelitian, yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangkaian langkah-langkah penelitian
yang disajikan dalam bab ini hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoretis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan
jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan
paling tinggi tingkat kebenarannya.
Bagaimana cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan umumnya. Namun,
dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
(a) hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih;
(b) hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan;
(c) hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat;
4. Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian Definisi Variabel-variabel
Dalam mengambil kesimpulan-kesimpulan teoretis sebagai hasil akhir penelaahan
kepustakaan peneliti harus mengidentifikasikan variabel-variabel utama yang akan
ditelitinya. Dalam persiapan metodologis untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti harus
memastikan variabel-variabel itu. Ia sekali lagi harus mengidentifikasikan variabel-variabel
apa saja yang akan dilibatkan dalam penelitiannya. Variabel-variabel itu selanjutnya ha- rus
diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional. Sebagai kelanjutan dari definisi
operasional itu perlu pula ditunjuk alat pengambil data (instrument) yang akan digunakan.
a. Mengidentifikasikan Variabel
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam tulisan ini variabel diartikan
sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula
dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
b. Mengklasifikasikan Variabel
Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan
jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan
alat pengambil data apa yang a digunakan dan metode analisis mana yang sesuai
untuk diterapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis,
yaitu (a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data interval, dan (d) data ratio.
Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara
yang sama.
(a) Variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses
penggolongan; variabel ini bersifat deskrit dan saling pilah (mutually
exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis
kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
(b) Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang
dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi ang- ka 1, jenjang di
bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya diberi angka 3, dan di bawahnya
lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh: hasil perlombaan inovatif
produktif di antara para maha- siswa, ranking mahasiswa dalam sesuatu mata-
kuliah, ranking dalam sesuatu perlombaan mengarang, dan sebagainya.
(c) Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukur- an, yang di
dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang
sama. Contoh variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap
sesuatu program dinyatakan da- lam skor, penghasilan, dan sebagainya.
(d) Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol
mutlak. Di dalam penelitian, terlebih-lebih da- lam penelitian di bidang ilmu-
ilmu sosial, orang jarang menggu- nakan variabel ratio.
c. Merumuskan Definisi Operasional Variabel-variabel
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat- sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi
ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain
selain peneliti
5. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
Dalam sesuatu penelitian, alat pengambil data (instrument) kurnya. Validitas atau
kesahihan menunjuk kepada sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang dimaksudkan
untuk diukur.
a. Pemilihan Alat Pengambil Data
b. Pengembangan Alat Pengambil Data
6. Penyusunan Rancangan Penelitian
Seperti halnya dengan alat pengambil data, rancangan penelitian juga didiktekan oleh
variabel-variabel penelitian yang telah diidentifikasi serta oleh hipotesis yang akan diuji
kebenarannya. Dalam menentukan rancangan penelitian yang mana yang digunakan, perlu
sekali selalu diingat bahwa seluruh komponen penelitian itu harus terjalin secara serasi dan
tertib.
Pada umumnya, rancangan penelitian itu sekaligus juga merupakan rancangan analisis data.
Di samping itu, penentuan sampel juga sudah diberi arah oleh rancangan penelitian.
7. Penentuan Sampel
Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian
saja dari hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap
sampel, tidak terhadap populasi. Namun kesimpulan-kesimpulan penelitian mengenai sampel
itu akan dikenakan atau digeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke
populasi ini mengandung risiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena
sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Makin tidak sama sampel itu
dengan populasinya, maka makin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi itu.
Karena hal yang demikian itulah maka teknik penentuan sampel itu menjadi sangat penting
peranannya dalam penelitian.
8. Pengumpulan Data
Seperti telah disebutkan, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data
atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil da- tanya cukup reliabel dan valid, maka
datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Namun masih ada satu hal lagi yang perlu
dipertimbangkan,
9. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu disele atas dasar reliabilitas
dan validitasnya. Data yang rendah reliabilit dan validitasnya, data yang kurang lengkap
digugurkan atau diler kapi dengan substitusi. Selanjutnya data yang telah lulus dala seleksi itu
lalu diatur dalam tabel, matriks, dan lain-lain agar mem dahkan pengolahan selanjutnya.
Kalau mungkin pada penyusuna tabel yang pertama itu dibuat tabel induk (master table). Jika
tabe induk itu dapat dibuat, maka langkah-langkah selanjutnya akan lebih mudah dikerjakan,
karena perhitungan-perhitungan dan analis dapat dilakukan berdasarkan tabel induk itu.
10. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil analisis boleh dikata masih faktual, dan ini harus d arti oleh peneliti. Hasil itu
biasa dibandingkan dengan hipo penelitian, didiskusikan atau dibahas, dan akhirnya diberi ke
pulannya. Seperti telah pernah disebutkan, peneliti mengharap yang terjadi memang
demikian, bahasan itu mungkin dapat ti hipotesis penelitiannya tahan uji, yaitu terbukti
kebenarannya terlalu menonjol peranannya. Beberapa sumber tidak terbuktinya hipotesis
penelit itu dapat dicari antara lain dari hal-hal berikut ini.
(a) Landasan teori
(b) Sampel
(c) Alat pengambil data
(d) Rancangan penelitian
(e) Variabel-variabel luaran
11. Penyusunan Laporan
Langkah terakhir dalam seluruh proses penelitian adalah penyusunan laporan.
Laporan ini merupakan langkah yang sangat penting karena dengan laporan itu syarat
keterbukaan ilmu penge tahuan dan penelitian dapat dipenuhi. Melalui laporan itu ilmuwan
lain dapat memahami, menilai, kalau perlu menguji kembali hasil- hasil penelitian itu, dan
dengan demikian pemecahan masalahnya mengalami pemantapan dan kemajuan.
Suatu hal yang juga sangat penting dalam laporan penelitian adalah format atau
sistematiknya. Pada waktu ini umumnya orang menggunakan format yang disesuaikan
dengan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Secara garis besar, sistematik laporan itu
dapat berupa sebagai berikut ini.
A. Bagian Awal, yang berisi:
1. Halaman judul;
2. Halaman pendahuluan;
3. Halaman daftar isi;
4. Halaman daftar tabel (jika ada);
5. Halaman daftar gambar (jika ada);
6. Halaman daftar lampiran (jika ada).
B. Bagian Inti, yang berisi:
1. Latar belakang masalah;
2. Tujuan penelitian;
3. Penelaahan kepustakaan, termasuk perumusan hipotesis
(jika tidak disajikan tersendiri);
4. Hipotesis (jika belum dicakup pada pasal sebelumnya),
5. Metodologi;
6. Hasil;
7. Interpretasi/Diskusi, kesimpulan, dan saran-saran.
C. Bagian Akhir, yang berisi:
1. Daftar pustaka;
2. Lampiran-lampiran (jika ada).
Seperti kecakapan dan keterampilan dalam langkah-langkah penelitian yang lain, kemahiran
menulis dengan menggunakan tata tulis penulisan ilmiah inipun berkembang melalui latihan.
Sebagai ilustrasi, pada tulisan ini dilampirkan suatu model "Pedoman Usulan Penelitian
Untuk Disertasi", yang tata tulisnya sama dengan laporan penelitian (Periksa Lampiran B).

Anda mungkin juga menyukai