Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

“RUANG LINGKUP ILMU-ILMU Al –QUR’AN”

OLEH:

NAMA : RIZALUL FIKRI

NIM : 22102010076

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Ulumul
Qur’an”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ulumul Qur’an, Dra. Anisah Indriati,
M.Si. Semoga apa yang beliau ajarkan kepada kami menjadi manfaat dan menjadi amal
jariyah bagi beliau di Akhirat kelak. Amiin.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an.
Dalam makalah ini akan dibahas pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu-ilmu Al-Qur’an.
Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.
 

Yogyakarta, 12 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2

A. Ruang Lingkup Ilmu-ilmu Al-Qur’an.............................................. 4

BAB III PENUTUP ................................................................................... 5

A. Kesimpulan .................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk

bagi manusia dalam mengarahkan kehidupannya. Secara garis besar al-Qur’an

mengandung ajaran tentang aqidah, syariah, dan akhlak. Untuk dapat mengenal,

memahami, dan menafsirkan  al-Qur’an tidak hanya berbekal pengetahuan bahasa

Arab, melainkan dibutuhkan berbagai ilmu yang relevan guna untuk mengungkap

makna yang terkandung dalam al-Qur’an.

Tujuan Mahasiswa mempelajari Mata Kuliah Ulumul Qur’an adalah agar

memiliki pengetahuan dasar tentang seluk beluk al-Qur’an sebagai sumber utama

agama Islam dan hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang dan cara al-Qur’an

diwahyukan, penyampaian, pengumpulan, dan pembukuannya, serta memahami

prinsip-prinsip dasar Ulumul Qur’an sebagai pedoman untuk mengkaji isi kandungan

al-Qur’an secara keseluruhan.

  Berikut ini akan dibahas mengenai ruang lingkup ilmu-ilmu Al-Qur’an

sebagai sebuah metode yang lengkap dan menyeluruh untuk membuka pintu awal dari

kedalaman kandungan al Qur’an.

B. Rumusan Masalah

Apa saja yang merupakan ruang lingkup dari ilmu-ilmu Al-Qur’an?

C. Tujuan

Untuk mengetahui ruang lingkup pemabahasan ilmu-ilmu Al-Qur’an


BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Ilmu-ilmu Al-Qur’an

Mengingat luasnya ruang lingkup kajian Ulumul Qur’an sehingga sebagian ulama

menjadikannya seperti luas yang tak terbatas. Bahkan, menurut Abu Bakar Al-‘Arabi,

ilmu-ilmu Al Qur’an itu mencapai 77.450. Hal ini didasarkan kepada jumlah kata yang

terdapat dalam Al Qur’an dengan dikalikan empat. Sebab setiap kata dalam Al-Quran

mengandung makna zahir, batin, terbatas, dan tidak terbatas. Hal ini didasarkan kepada

jumlah kata yang terdapat dalam al-qur’an dengan dikalikan empat. Perhitungan ini masih

dilihat dari sudut mufrodatnya. Adapun jika dilihat dari sudut hubungan kalimat-

kalimatnya, maka jumlahnya menjadi tidak terhitung.

Firman Allah :

“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku,

sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun

Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.(Q.S. Al-Kahfi :109).1

Berkaitan dengan hal tersebut maka ‘Ulumul Qur’an memilikiruang lingkup

pembahasan seperti diungkapkan oleh M. Hasbi As-Shiddieqy yang berpendapat bahwa

ruang lingkup pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an terdiri dari enam hal pokok berikut:

1. Persoalan turunnya Al-Qur’an (nuzul Al-Qur’an)

Persoalan ini menyangkut tiga hal :

a. Waktu dan tempat turunnya Al-Qur’an (auqat nuzul wa mawathin an-nuzul)


b. Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an (asbab an-nuzul)
c. Sejarah turunnya Al-Qur’an (tarikh an-nuzul)

1
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an Untuk UIN, STAIN, dan PTAIS, (CV Pustaka Setia : Bandung, 2007), hlm
14.
2. Persoalan sanad (rangkaian para periwayat), Persoalan ini menyangkut enam hal :
a. Riwayat mutawatir
b. Riwayat ahad
c. Riwayat syadz
d. Macam-macam qira’at Nabi
e. Para perawi dan penghapal Al-Qur’an
f. Cara-cara penyebaran riwayat (tahammul)
3. Persoalan qira’at (cara pembacaan Al-Qur’an), Persoalan ini menyangkut hal-hal
berikut ini :
a. Cara berhenti (waqaf)
b. Cara memulai (ibtida’)
c. Imalah
d. Bacaan yang dipanjangkan (madd)
e. Meringankan bacaan hamzah
f. Memasukkan bunyi huruf yang sukun kepada bunyi sesudahnya (idhgam)
4. Persoalan kata-kata Al-Qur’an, Persoalan ini menyangkut beberapa hal berikut :
a. Makan umum (‘am) yang tetap dalam keumumannya
b. Makan umum (‘am) yang dimaksudkan makna khusus
c. Makan umum (‘am) yang maknanya dikhususkan sunnah
d. Nash
e. Makna lahir
f. Makna global (mujmal)
g. Makna yang diperinci (mufashshal)
h. Makna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraan (manthuq)
i. Makna yang dapat di pahami dari konteks pembicaraan (mafhum)
j. Nash yang petunjukknya tidak melahirkan keraguan (muhkam)
k. Nash yang musykil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnya
(mutasyabih)
l. Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu
sendiri (musykil)
m. Ayat yang menghapus dan dihapus (nasikh-mansukh)
n. Yang didahulukan (muqaddam)
o. Yang diakhirkan (mu’akhakhar)
5. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berpautan dengan kata-kata Al-Qur’an,
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut :
a. Berpisah (fashl)
b. Bersambung (washl)
c. Uraian singkat (i’jaz)
d. Uraian panjang (ithnab)
e. Uraian seimbang (musawah)
f. Pendek (qashr)2

2
Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag., Ulumul Qur’an Pengantar Ilmu-ilmu Al-Qur’an, ( KENCANA: Depok:
2017), hlm 8-10.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ash-Shiddieqi memandang segala macam pembahasan Ulumul Quran itu
kembali kepada bebrapa pokok persoalan saja sebagai berikut: Pertama, persoalan
nuzul. Kedua, persoalan sanad. Ketiga, persoalan ada’ al qiroah (cara membaca al
quran. Keempat, pembahasan yang menyangkut lafal al quran. Kelima, Persoalan
makna al quran yang berhubungan dengan al quran. Keenam, persoalan makna al
quran yang berhubungan dengan lafal.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag., Ulumul Qur’an Pengantar Ilmu-ilmu Al-Qur’an,

(KENCANA:Depok: 2017)

Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an Untuk UIN, STAIN, dan PTAIS, (CV Pustaka Setia :
Bandung, 2007)

Anda mungkin juga menyukai