Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “K” USIA 48 TAHUN DENGAN PREMENOPOUSE DI POLI KIA
PUSKESMAS SUMBERPUCUNG
KAB. MALANG

Oleh :
RISKA DISTIANI
NIM : 213108111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDA


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG
WIDYA CIPTA HUSADA
2022
ASUHAN KEBIDANAN
PADA PADA Ny “K” USIA 48 TAHUN DENGAN PREMENOPOUSE DI POLI KIA
PUSKESMAS SUMBERPUCUNG
KAB. MALANG

Oleh :
RISKA DISTIANI
NIM : 213108111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG
WIDYA CIPTA HUSADA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan pada Ny “K” Usia 48 tahun dengan premenopouse di Poli KIA
puskesmas sumberpucung.

Hari : Senin
Tanggal : 05-12-2022

Malang,05-12-2022
Mahasiswa

RISKA DISTIANI
213108111

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

(Asri Dewi W,S.Tr.Keb,M.Kes) (Sofia Maharani ,SST.,M.K.M)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre
menopause. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses
menua terjadi suatu fase yaitu fase menopouse. Sebelum terjadi fase menopouse
biasanya didahului dengan fase pre menopouse dimana pada fase pre menopouse ini
terjadi masa peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan
(anovalator). Sebagian besar wanita mengalami gejala pre menopouse pada usia 40-an
dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun yaitu terjadinya masa menopouse dimana
pada masa menopouse ini wanita sudah tidak mengalami haid lagi. Pertambahan
jumlah wanita Indonesia Menopause dalam kurun waktu tahun 1995-2025 sekitar 14
juta jiwa. Menurut proyeksi penduduk Indonesia oleh badan statistik, jumlah
penduduk perempuan berusia diatas 45-50 tahun adalah 15,9 juta orang, dan pada
tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 60 juta perempuan menopause (Rachmawati,
2006). Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50
tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun
2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30 juta atau 11,5% dari total
penduduk. Lebih lanjut ditegaskan, berdasarkan perhitungan statistik, diperkirakan di
tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah
perempuan yang hidup dalam menopause adalah sekitar 30,3 juta jiwa dan jumlah
laki-laki di usia andropause akan mencapai 24,7 juta jiwa (Depkes RI, 2005).
Menurut WHO (World health Organization), syndrome pre menopouse dialami
oleh banyak wanita hampir diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di
Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia.
Sedangkan di Indonesia yang sebesar 240-250 juta pada 2010 hampir 100% telah
mengalami menopause dengan gejala premenopause syndrome sebelumnya dimana
64% mengalami penurunan libido, 82,2% haid tidak teratur, 69% mengalami depresi
dan gangguan psikis, dan 17% sebagaian tidak mengalami keluhan sama sekali karena
haid yang tidak muncul lagi (Proverawati, 2010). Peran bidan adalah memberikan
asuhan kesehatan reproduksi pada perempuan selama siklus kehidupan. Masa pre
menopause merupakan masa transisi dalam siklus kehidupan pererempuan, dari
kondisi produktif menjadi tidak produktif. Bidan mempunyai kompetensi memberikan
asuhan pada masa transisi ini dengan membantu memberdayakan perempuan dengan
keluarganya melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, sehingga
perempuan dapat melalui masa transisi ini dengan bahagia dan sejahtera serta tetap
berkarya.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis mampu melaksanakan konsep asuhan kebidanan secara komprehensif
meliputi asuhan pada ibu pre menopause
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian sesuai data subjektif dan objektif
b. Mampu menentukan perencanaan sesuai dengan asuhan kebidanan pada kasus
c. Mampu melakukan penatalaksanaan sesuai dengan asuhan kebidanan pada
kasus
d. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang sesuai dengan asuhan kebidanan
pada kasus
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.

C. Manfaat
1. Bagi Institusi pendidikan
Hasil laporan kasus dapat dijadikan penilaian, sehingga dosen bisa memperbaiki
praktik–praktik pembelajaran agar mahasiswa bisa menjadi lebih kreatif, efektif,
efisien dan kualitas pembelajaran meningkat.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil laporan kasus menambahkan wawasan dan kemampuan berfikir mengenai
penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam
penelitian yang sebenarnya.
3. Bagi Pasien
Dapat menambah pengetahuan yang berguna untuk memgatasi jika terdapat
masalah saat terjadinya pre menopause
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian sesuai data subjektif dan objektif
b. Mampu menentukan perencanaan sesuai dengan asuhan kebidanan pada
kasus
c. Mampu melakukan penatalaksanaan sesuai dengan asuhan kebidanan pada
kasus
d. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang sesuai dengan asuhan kebidanan
pada kasus
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.
D. Pelaksanaan

1.3.1 Tempat : Poli KIA Puskesmas Sumberpucung

1.3.2 Waktu : 08.30 WIB

1.1 Metode Penulisan


1.1.1 Sesuai kepustakaan
Dengan membaca literatur yang berkaitan dengan topik asuhan kebidanan pada
pre menopause di poli KIA.

1.4.2 Praktik langsung

Memberikan asuhan kepada pasien, melakukan pendekatan serta pelayanan


kesehatan secara langsung.

1.1.2 Bimbingan dan konsultasi


Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, penulis melakukan konsultasi dengan
pembimbing di lahan praktik dan pembimbing pendidikan.

1.2 Sistematika Penulisan


Bab 1 Pendahuluan

Menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat, pelaksanaan,


metode penulisan dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Teori

Menguraikan tentang konsep dasar Menopouse, dan konsep dasar asuhan pada Ny
”K” usia 48 tahun dengan premenopouse di puskesmas sumberpucung

Bab 3 Tinjauan kasus

Menguraikan pengkajian data secara subyektif dan obyektif, penetapan analisis


serta penatalaksanaan.
Bab 4 Pembahasan

Membandingkan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus apakah sesuai


atau tidak.

Bab 5 Penutup

Menguraikan kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Menopause
2.1. Pengertian
Kata “Menopause” berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berarti „bulan‟
dan peusis artinya „penghentian sementara‟ yang digunakan untuk menggambarkan
berhentinya haid. Sebenarnya secara liungistik yang lebih tepat adalah „menocease‟
yang berarti masa menstruasi. Menopause diartikan sebagai suatu masa ketika
secara fisiologis siklus menstruasi berhenti, hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut
usia perempuan (Smart, 2010). Gejala pre menopause sama dengan menopause.
Hanya saja saat menopause ibu tidak lagi mengalami menstruasi. Sedangkan pada
masa pre menopause ibu masih mengalami menstruasi tetapi tidak teratur. Gejala
yang muncul saat masa pre menopause menandai bahwa ibu akan memasuki
menopause. Dan pada saat menopause terjadi gejala gejala yang muncul pada saat
pre menopause akan berkurang. Penanganan pre menopause dan menopause secara
keseluruhan sama yaitu: merubah gaya hidup/pola hidup yang lebih sehat seperti:
makan-makanan yang mengandung gizi seimbang dan sering berolahraga.
2.2 Etiologi
Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang
kehidupan seksual seseorang wanita kira-kira 400 folikel primodial tubuh menjadi
folikel vesikuler dan berevulasi sementara beratus-ratus dan ribuan ovum
berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel primodial
tetap tertinggal untuki dirangsang oleh FSH dan LH, dan pembentukan estrogen oleh
ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial mendekati nol. Bila pembentukan
estrogen turun sampai tingkat kristis, estrogen tidak dapat lagi menghambat
pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus ovulasi.
Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah dihasilkan dulu jumlah besar dan
tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu pendek setelah
menopause, tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir. Folikel primodial
menjadi atretis, pembentukan estrogen oleh ovarium turun sampai nol (Guyton,
2002).
2. 3. Periode Menopause
a. Pre Menopause (klimakterium)
1) Pengertian
Merupakan masa perubahan antara pramenopause dan pasca menopause. Fase
ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus
haidnya >38 hari dan sisanya Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang
anovulatorik.
2) Tanda-tanda pre menopause.
Wanita yang mengalami masa menopause, baik menopause dini, premenopause
dan post menopause, umumnya mengalami gejala puncak (klimakterium) dan
mempunyai masa transisi atau masa peralihan. Fase ini disebut dengan periode
klimakterium (climacterium= tahun perubahan, pergantian tahun yang
berbahaya). Periode klimakteriumini disebut pula sebagai periode kritis yang
ditandai dengan rasa terbakar (hot flush), haid tidak teratur, jantung berdebar, dan
nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan karena keluarnya hormon dari ovarium
(indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian hilang
sama sekali. Perubahan-perunahan dalam system hormonal ini mempengaruhi
segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan jasmani) sehingga berlangsung
proses kemunduran tersebut menimbulkan krisis dalam kehidupan psikis pribadi
yang bersangkutan. Pada umumnya, menopause ini diawali dengan suatu
proses“pengakhiran” maka munculah tanda-tanda antara lain:
a) Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur.
b) Kotoran haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit.
c) Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan
atau pelebaran pada pembuluh darah.
d) Merasa pusing disertai sakit kepala.
e) Berkeringat tiada henti.
f) Neuralgia atau gangguan/sakit syaraf.
Semua keluhan ini disebut fenomena klimateris, akibat dari timbulnya modifikasi
atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar. Selain terjadi perubahan-perubahan
fisik, pada tahap pre menopause terjadi pula pergeseran atau erosi dalam
kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan (Proverawati, 2010).
b. Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat. Hingga pada suatu
ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen berkurang dan
haid tidak terjadi lagi. Yang berakhir dengan terjadinya menopause. Setelah
memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35
mIU/ml). Perubahan dan keluhan psikologi baik fisik makin menonjol. Terjadi
pada usia 56-60 tahun. Tanda tanda terjadinya menopause antara lain: perdarahan,
rasa panas dan berkeringat dimalam hari, gangguan berkemih, gangguan
emosional dan perubahan fisik yang lain (Baiziad,2008).
c. Pasca Menopause.
Adalah setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan
amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35 mIU) dan kadar estradiol sangat
rendah (<30pg/ml). Rendahnya kadar estradiol mengakibatkan endometrium
menjadi atropi sehingga tidak mungkin terjadi lagi ( Baziad,2008).
d. Senium.
Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia pasca menopause
lanjut sampai usia >65 tahun. (Ali baziad, 2008).
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause.
Menurut Baziad, 2008, Saat masuknya seorang dalam fase menopause sangat
berbeda-beda. Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause
faktor-faktornya yaitu:
a. Menarche (umur haid pertama kali).
Beberapa penelitian menemukan bahwa hubungan antara umur pertama
mendapat haid pertama dengan umur sewaktu memasuki menopause.Semakin
muda umjur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki
menopause.
b. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan.
Ada penelitian yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan bekerja,
umur memasuki menopause lebih muda dibandingkan dengan wanita sebaya
yang menikah dan bekerja.
c. Jumlah anak.
Meskipun kenyataan ini masih kontronersial, ada peneliti yang menemukan,
semakin sering melahirkan, semakin tua memasuki usia menopause.
Kelihatannya kenyataan ini lebih terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan
dibandingkan pada golongan masyarakat ekonomi
kurang mampu.
d. Penggunaan obat-obatan KB.
Karena obat-obat KB menekan fungsi hormon dari indung telur,kelihatannya
wanita yang menggunakan pil KB lebih lama memasuki usia menopause.
e. Merokok.
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
f. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut
Dari penelitian yang masih sedikit dilakukan, kelihatnnya wanita yang tinggal
diketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan laut lebih cepat 1-2 tahun
memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tinggal
diketinngian <1000m
g. Sosial-ekonomi
Seperti juga usia pertama mendapat haid, menopause juga kelihatannya
dipengaruhi oleh faktor status sosial-ekonomi, disamping pendidikan dan
pekerjaan suami.
2.4. Tanda dan Gejala Menopause.
Menurut Ali baziad, 2003, tanda dan gejala menopause adalah sebagai
berikut:
a. Gejolak panas.
b. Jantung berdebar-debar.
c. Gangguan tidur.
d. Depresi.
e. Mudah tersinggung, merasa takut, gelisah dan mudah marah.
f. Sering sakit kepala.
g. Cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga.
h. Kesemutan.
i. Gangguan libido.
j. Nyeri tulang dan otot.
2.5. Perubahan Tubuh atau dampak pada saat Menopause
Perubahan-perubahan yang terjadi yaitu:
a. Uterus.
Uterus mengecil selain disebabkan oleh menciutnya selaput lendir rahim (atrofi
endometrium) juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan
ikat antar sel.
b. Tuba falopi.
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengerut.Endosalping
menipis, mendatar serta rambut getar dalam tuba (silia) menghilang.
c. Ovarium (indung telur).
Semakin tua jumlah folikel primodial tersebut akan makin berkurang sehingga
siklus haid menjadi anovulasi.
d. Serviks
Serviks akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripea servikal
menjadi atropik, kanalis servikalis memendek.
2.6. Peran Bidan Dalam Menghadapi Wanita Pre Menopause
Pre Menopause akan dialami dengan mulus oleh para wanita jika mereka mengerti
dan menyadari tentang hal tersebut. Sebagai seorang bidan, kita sangat berperan
dalam menghadapi wanita yang mulai memasuki masa menopause. Kita harus
bisa menyiapkan seorang wanita sehingga dia tidak akan kaget jika sudah
mengalami menopause. Dibawah ini adalah beberapa hal yang bisa bidan lakukan
untuk menghadapi wanita pre menopause, yaitu:
1. Memberikan konseling kepada ibu khususnya usia dewasa tentang pre
menopause atau menopause. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan diri ibu agar
ibu dapat memahami dan menerima bahwa dirinya sudah memasuki masa
sebelum memopause.
2. Memberikan konsultasi yang baik.
Ibu yang mengalami pre menopause membutuhkan seseorang untuk diajak
bercerita tentang keluhan-keluhannya, sebab sering ibu akan merasa malu jika
bercerita kepada orang disekitarnya. Disini, peran bidan adalah memberikan
konsultasi sebaik mungkin sehingga rasa gelisah dan kekhawatiran ibu akan
perubahan dalam dirinya bisa dihilangkan dan kita bisa membangkitkan
kembali rasa percaya diri ibu.
3. Memberikan dukungan baik secara psikologis ataupun spritual.
2.7. Penatalaksanaan Gejala Pre Menopause Yang Muncul
a. Penanganan gejala pre menopause oleh bidan
Memberikan konseling cara penanganan gejala pre menopause yang muncul
seperti:
a. Menghindari makanan atau minuman tertentu.
b. Makanan pedas atau minuman panas berkafein atau beralkohol dapat
membuat gejala premenopause seperti hot flashes dan jantung berdebar
menjadi lebih parah.
c.Makan makanan yang seimbang, rendah lemak dan tinggi kalsium untuk
mencegah terjadinya osteoporosis dan melindungi jantung d. Mengenakan
pakaian tipis berbahan katun. Cara ini dapat mengurangi hot flashes yang
dirasakan selama masa transisi ini.
d. Menerapkan teknik relaksasi, seperti : yoga, meditasi, dan pengaturan
napas. Teknik teknik ini dapat membantu mengurangi gangguan tidur
dan mengurangi tingkat stress serta mencegah depresi.
e. Berolahraga secara teratur untuk mengurangi kecemasan, stress dan menjaga
diri dari penyakit jantung.
f. Meberikan konseling tentang perubahan pola spiritual pada ibu untuk lebih
rajin melakukan ibadah dan berserah diri kepada Allah.
b. Penanganan gejala pre menopause secara mandiri
Menerapkan hal-hal yang sudah diberikan oleh bidan yaitu:
a. Makan makanan yang mengandung gizi seimbang dan menghindari
makanan atau minuman tertentu seperti makanan pedas dan minuman yang
mengandung kafein dan alkohol. Karena makanan pedas dapat menyebabkan
hot flashes dan minuman yang mengandung kafein dapat memperparah
gangguan tidur jika ibu mengalami susah tidur.
b. Menghindari tidur siang jika mengalami gejala gangguan tidur
c. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun yang mudah menyerap keringat
jika ibu merasa gerah dan mengatur suhu ruangan agar tetap segar dengan
membuka jendela pada siang hari dan bisa menggunakan kipas angin atau
AC.
d. Rutin berolahraga ringan seperti yoga untuk merileksasikan tubuh untuk
mencegah terjadinya ganguan tidur.
e. Lakukan aktivitas yang membuat tenang atau rileks, seperti yoga atau
mandi dengan air hangat, terutama menjelang waktu tidur.
c. Penanganan Gejala Pre Menopause Oleh Dokter
Bila gejala pre menopause ini sangat mengganggu. Terapi ini efektif untuk
meredakan gejala menopause. Terdapat dua jenis terapi pengganti
hormon untuk pre menopause/menopause, yaitu:
1. Terapi pegganti hormon estrogen.
Terapi ini diberikan pada wanita yang sudah menjalani operasi
pengangkatan rahim.
2. Terapi kombinasi (estrogen dan progesteron)
Terapi ini diberikan pada wanita yang mengalami menopause secara
alami.
Terapi pengganti hormon dapat diberikan dalam bentuk tablet, krim, atau
gel. Namun, terapi ini tidak dianjurkan bagi wanita yang menderita
kanker payudara atau beressiko mengalami kanker payudara.

2.3 Proses Manajemen Asuhan Kebidanan pada premenopouse


a. Langkah 1 : Identifikasi Data Dasar
Pada langkah ini, peneliti mengumpulkan dan mengevaluasi semua data yang
mereka terima untuk menilai kondisi klien pada wanita perimenopause
dengan menstruasi tidak teratur. Pada langkah ini bidan mengumpulkan
semua informasi yang akurat dan lengkap tentang kondisi klien dari berbagai
sumber dan memperoleh data subjektif melalui wawancara dengan klien,
suami, keluarga dan pasien. Data objektif dilakukan melalui observasi dan
survei (Yulifah & Surachmindari, 2014: 125-137)
Data subjektif terdiri dari alasan utama ibu berobat ke puskesmas, riwayat
keluhan utama, riwayat menstruasi yang meliputi menarche, siklus, periode
dan jumlah darah menstruasi, dan hasil pendataan berdasarkan riwayat
perkawinan dan kehamilan dan persalinan yang lalu, riwayat KB, riwayat
penyakit dahulu dan sekarang, riwayat penyakit kesehatan yang dulu dan
sekarang, riwayat keluarga, riwayat psikososial, ekonomi dan spiritual.
Pada kasus perimenopause dengan menstruasi tidak teratur ditemukan
wanita umur > 45 tahun dengan keluhan diantaranya siklus haid yang
memanjang/ oligemenore (>35 hari), siklus haid yang memendek/
poligemenore ( 3 bulan) serta merasa cemas dengan keadaannya. Kemudian
menstruasi mulai tidak stabil, kadang haid dibulan tersebut atau sama sekali
tidak haid, kadang haidnya datang dengan waktu yang tidak teratur, volume
darah pun kadang berupa flek.
Data objektif adalah data yang menggambarkan hasil pendekomentasian
dari pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan klien, dan
diformulasikan dengan data terfokus. Data objektif periode perimenopause
meliputi pemeriksaan fisik yaitu head-to-toe, fokus pada keadaan umum,
kesadaran, tanda-tanda vital (batas normal), berat badan (batas normal), dan
rambut (rambut rontok dan beruban). Pemeriksaan, wajah (pucat, tidak ada
edema). Mata (konjungtiva merah muda, dermis putih), kerutan pada kulit
meningkat, otot-otot di sekitar dagu, lengan dan perut mengendur, dada
kendur, daerah genetalia dan ekstremitas atas dan bawah.
b. Langkah II: Identifikasi diagnose/masalah actual
Pada langkah ini, peneliti menggunakan data yang diperoleh untuk
mengidentifikasi diagnosis dan masalah berdasarkan intervensi yang benar.
Data dasar yang dikumpulkan diinterpretasikan sehingga masalah tertentu
dapat didiagnosis. Masalah dan diagnosa ini tidak dapat menyelesaikan
masalah seperti diagnosa, tetapi digunakan untuk membutuhkan perawatan
yang termasuk dalam rencana perawatan klien. Biasanya masalah sering
berhubungan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
petunjuk. .
Dengan diagnose perimenopause ditegakkan berdasarkan data subjektif
pada kasus ini meliputi ibu dengan umur 45-50 tahun yang merasa cemas
dengan keadaannya karena siklus menstruasinya yang tidak teratur serta
mengalami rasa panas akibat berkeringat dimalam hari, sedangkan data
objektif meliputi keadaan umum pasien, kesadaran pasien dan tandatanda
vital. Selain itu, langkah ini memerlukan identifikasi masalah dan kebutuhan
pasien. Masalah yang umum terjadi pada wanita perimenopause antara lain
siklus menstruasi yang tidak teratur dan ketakutan akan keadaan wanita
ketika terjadi perubahan selama periode perimenopause. Kebutuhan adalah
hal-hal yang dibutuhkan pasien dan tidak diidentifikasi dalam diagnosis
masalah yang diperoleh dengan analisis data. Namun, saran kebutuhan wanita
perimenopause dengan gangguan siklus menstruasi tidak teratur serta
konseling mengenai perubahan yang terjadi selama masa perimenopause.
c. Langkah III : Identifikasi diagnose/masalah potensial
Di langkah ini dapat dicegah saat menungggu klien dan membutuhkan
antisipasi jika bidan memiliki harapan yang mendesak, perawatan yang aman
disediakan jika terjadi masalah potensial benar-benar terjadi (Yulifah, &
Suracmindari, 2014:125-137). Selain itu, langkah ini mengidentifikasi potensi
masalah atau diagnosa tambahan berdasarkan masalah dan diagnosa yang
teridentifikasi. Salah satunya contohnya ada pada ibu kasus ibu
perimenopause dengan gangguan siklus menstruasi dan diagnose potensial
terjadi gangguan psikologis, seperti halnya depresi dan stress.
d. Langkah IV: Tindakan segera/kolaborasi langkah keempat, bidan
menentukan perlunya penanganan segera. Konseling dan kerjasama dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien dan anggota tim kesehatan
lainnya tergantung kondisi klien (Yulifah & Surachmindari, 2014). Langkah
ini mencerminkan kesinambungan proses manajemen kebidanan. Dalam hal
ini, kasus pada wanita perimenopause dengan menstruasi tidak teratur tidak
memerlukan tindakan atau kerjasama segera
e. Langkah V: Rencana asuhan kebidanan
Rencana ini merupakan rencana asuhan yang komprehensif berdasarkan
intervensi sebelumnya. Langkah ini adalah untuk terus mengelola masalah
atau diagnosis yang diidentifikasi atau diharapkan. Pada langkah ini,
informasi yang tidak lengkap akan dilengkapi dengan rencana yang
disepakati oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan klien yang telah
dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksaan
rencana tersebut. Semua rencana harus didasarkan pada pengetahuan, teori
terkini, bukti, dan pertimbangan yang telah divalidasi berdasarkan asumsi
tentang apa yang diperlukan dan direncanakan.
Pada akhirnya, proses pengambilan keputusan rencana perawatan harus
disetujui oleh pasien. Adapun asuhan klien perlu dilibatkan pada
perimenopause adalah memberikan penyeluhan/konseling pada ibu dengan
menjelaskan tanda dan gejala periode perimenopause diantaranya yaitu
perubahan haid, jarang terjadi, bahkan siklus haid, nasehat/nasehat mulai
terganggu (tidak teratur). Dari waktu ke waktu, ibu mengeluh sakit kepala,
tekanan darah tidak stabil, insomnia, lekas marah, perubahan suasana hati
yang tiba-tiba, hubungan seksual yang menyakitkan, osteoporosis, dan
gangguan saluran kemih.
Rencana asuhan selanjutnya ialah konseling penanganan gejala
perimenopause yang sedang ibu alami seperti mengatur asupan gizi dan
aktivitas tubuh yang cukup, terapi hormone, perencanaan gizi terutama diet
tinggi kalsium dan rendah lemak, tidur teratur, dan penurunan berat badan.
pengobatan gejala. Peningkatan tekanan darah. Akibatnya Kekurangan
estrogen menyebabkan vagina kering dan sakit saat berhubungan seksual. Hal
ini hanya dapat dicegah dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen
oral atau krim vagina. Namun, yang terbaik adalah berkonsultasi dan
mendapatkan nasihat medis. Anjurkan ibu agar tidak cemas atau khawatir,
dan selalu perbanyak Dzikir dan beribadah kepada Allah SWT.
f. Langkah VI: Implementasi asuhan kebidanan Melaksanakan perencanaaa
asuhan menyeluruh, bisa dilakukan seluruhya oleh bidan atau anggota tim
kesehatan lainya. Meskipun bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memberikan tanggung jawabnya untuk mengarahkan. Meskipun bidan
berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan
bagi klien yang mengalami komplikasi bidan bertanggung jawab terhadap
pelaksana manajemen asuhan klien agar penanganan pada perimenopause
dengan menstruasi tidak teratur dapat berhasil dan memuaskan.
g. Langkah VI : Evaluasi Langkah yang terakhir ini merupakan tindakan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan diantaranya
pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana yang telah teridentifikasi pada masalah dan diagnose
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU PRE MENOPAUSE PADA NY.L
UMUR 48 TAHUN DI POLI KIA PUSKESMAS SUMBERPUCUNG

Tanggal/Jam Pengkajian : 05-12-2022/09.15 WIB


Tempat Pengkajian : Poli KIA Puskesmas Smberpucung.

PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu Suami
Nama : Ny.K Nama : Tn.
Usia : 48 Tahun Usia : 50 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wirasawasta
Alamat : Jatiguwi RT 36 RW 09 Alamat : Jatiguwi RT 36 RW 09
a. Anamnesa.
Ibu mengatakan menstruasinya tidak teratur dari 2 tahun yang lalu.Terakhir menstruasi
pada bulan September lamanya 15 hari.
b. Riwayat Menstruasi.
Menarche : 11 Tahun
HPHT : 12-09-2022
Lamanya : ±15 Hari
Siklus : Tidak Teratur
c. Riwayat Pernikahan.
Usia Menikah : 24 Tahun
Pernikahan ke : 1
Lama Menikah : 23 Tahun
d. Riwayat Kesehatan.
Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak mempunyai penyakit menular seperti: HIV/Aids,
TBC, Hepatitis, Penyakit menurun seperti: Hipertensi,jantung, asma dan diabetes.
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari.
1. Nutrisi.
Makan : 3-4x/hari, Jenis : Nasi, sayur dan lauk pauk.Minum : 5-6x/hari.Jenis : Air
Putih, Susu dan Teh.
2. Eliminasi.
- BAB : 1x/hari ,Konsistensi : Lembek. BAK : 5x/hari, Konsistensi : Cair.
3. Aktivitas.
Ibu mengatakan sehari-harinya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
4. Personal Hygiene.
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, berganti pakaian 2x/hari dan membersihkan alat
kelaminnya ketika mandi dan buang air.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis
b. Status Emisional : Stabil
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/mnt
RR : 21x/mnt
S : 36,7ºC
d. BB/ TB : 60 Kg/158Cm
e. Kepala : Bersih, Tidak Berketombe.
f. Wajah : Normal, Tidak Oedema.
g. Mata : Konjungtiva An anemis, Sklera An Ikterik.
h. Hidung : Normal, Tidak ada polip.
i. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar
limfe dan Vena jugularis.
j. Dada : Normal, payudara simetris, tidak ada benjolan dan Nyeri tekan.
k. Abdomen : Normal, terdapat strie.
l. Genetalia : Tidak Dilakukan.
m. Ekstermitas : Normal, tidak oedama dan tidak ada varices
n. Data penunjang : Tidak Dilakukan.
C. ASSASMENT
Ny. K Umur 48 Tahun dengan premenopouse
Masalah : Haid tidak teratur dari 2 tahun yang lalu dan susah tidur karena
merasa panas dimalam hari yang disertai dengan keringat.
Kebutuhan : Konseling Pre Menopause.

D. PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan. Hasil : TD : 110/70 mmHg, N : 84x/mnt
R : 21x/mnt, S : 36,7ºC. Dalam batas normal.
Evaluasi : ibu mengerti dengan keadaannya.
2. Memberitahu ibu bahwa hal yang dialaminya merupakan hal yang wajar karena usia ibu
yang sudah 48 tahun produksi hormon di dalam tubuh sudah mulai berkurang yang
menyebabkan haid ibu tidak teratur dan merasakan hal hal lainnya karena ibu sudah
memasuki masa menjelang menopause atau yang disebut dengan pre menopause.
E: ibu mengerti bahwa hal yang dialaminya merupakan hal yang normal.
3. Memberitahu ibu tanda gejala pre menopause yaitu:
1. Hot flashes atau sensasi gerah atau kepanasan yang muncul secara mendadak.
2. Gangguan tidur yang bisa disertai keringat atau tanpa keringat.
3. Perubahan suasana hati seperti: mudah tersinggung, cemas dan merasa sedih.
4. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.
5. Menurunnya gairah seksual dan kesuburan.
Evaluasi: ibu sudah mengerti tanda gejala pre menopause.
4. Memberitahu ibu cara penanganan gejala pre menopause jika muncul pada
ibu yaitu :
1. Makan makanan yang mengandung gizi seimbang seperti : tahu, tempe, buah dan
sayur, susu, ikan, telur, kacang-kacangan dan memperbanyak minum air putih, dan
menghindari makanan atau minuman tertentu seperti makanan pedas dan minuman
yang mengandung kafein dan alkohol. Karena makanan pedas dapat menyebabkan hot
flashes dan minuman yang mengandung kafein dapat memperparah gangguan tidur
jika ibu mengalami susah tidur.
2. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun yang mudah menyerap keringat jika ibu
merasa gerah dan mengatur suhu ruangan agar tetap segar dengan membuka jendela
pada siang hari dan bisa menggunakan kipas angin atau AC.
3. Rutin berolahraga ringan uuntuk merileksasikan tubuh untuk mencegah terjadinya
ganguan tidur.
Evaluasi: ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan teori yang ada dengan data yang didapatkan
dari kasus yang ditemui di lahan. Dalam membandingkan teori dan data tersebut penulis
menggunakan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan yaitu identifikasi data dasar,
interpretasi data dasar, diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah
dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan
asuhan kebidanan yang tepat, efektif, dan efisien khususnya pada pelaksanaan manajemen
Asuhan Kebidanan Pada Ny. “K” Usia 48 Tahun dengan premenopouse di Poli KiA
Puskesmas Sumberpucung.
Berdasakan anamnesa yang dilakukan, didapatkan data subjektif bahwa Ny. “K”berusia
48 tahun, klien mengatakan bahwa menstruasinya tidak teratur dari 2 tahun yang
lalu.Terakhir menstruasi pada bulan September lamanya 15 hari, dan Menarche : 11 Tahun,
HPHT : 12-09-2022, Lamanya : ±15 Hari, Siklus : Tidak Teratur
Pengkajian data objektif dilakukan dengan pemeriksaan keadaan umum klien,yaitu
tekanan darah TD : 110/70 mmHg, N : 84x/mnt,RR : 21x/mnt, S : 36,7ºC dengan hasil
normal dan dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil normal.
Pada kasus Ny. "K" pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori, pengkajian
anamnesa dilakukan secara menyeluruh dan terfokus terutama terhadap keluhan yang dialami
klien. Pengkajian data objektif juga dilakukan secara terfokus head to toe. Dari analisa
ditemukan kesesuaian antara teori dan kasus Ny. “K”.
Rencana tindakan yang dilakukan pada Ny. “K”yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaa, beritahu
ibu bahwa hal yang dialaminya merupakan hal yang wajar karena usia ibu yang sudah 48
tahun produksi hormon di dalam tubuh sudah mulai berkurang yang menyebabkan haid ibu
tidak teratur dan merasakan hal hal lainnya karena ibu sudah memasuki masa menjelang
menopause atau yang disebut dengan pre menopause,beritahu ibu tanda gejala pre
menopause, Kenakan pakaian tipis berbahan katun yang mudah menyerap keringat jika ibu
merasa gerah dan mengatur suhu ruangan agar tetap segar dengan membuka jendela pada
siang hari dan bisa menggunakan kipas angin atau AC,dan Rutin berolahraga ringan uuntuk
merileksasikan tubuh untuk mencegah terjadinya ganguan tidur.
Penatalaksanaan untuk keadaan pada kasus Nn. ”S ”yaitu Menjelaskan pada pasien hasil
pemeriksaan umum dalam batas normal, Memberitahu ibu bahwa hal yang dialaminya
merupakan hal yang wajar karena usia ibu yang sudah 48 tahun produksi hormon di dalam
tubuh sudah mulai berkurang yang menyebabkan haid ibu tidak teratur dan merasakan hal
hal lainnya karena ibu sudah memasuki masa menjelang menopause atau yang disebut
dengan pre menopause, Memberitahu ibu tanda gejala pre menopause, Rutin berolahraga
ringan uuntuk merileksasikan tubuh untuk mencegah terjadinya ganguan tidur.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari keseluruhan asuhan proses kebidanan. Evaluasi
menilai apakah asuhan yang diberikan sudah efektif atau tidak.Pada kasus ini, evaluasi dinilai
dari kepahaman ibu tentang apa yang dijelaskan oleh petugas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam kasus Ny. ”K” usia 48 tahun dengan premenopouse, dari hasil
pemeriksaan baik itu secara subjektif maupun objektif sesuai dengan teori yang ada
begitupun dengan penatalaksanaannya, dimana pasien diberikan asuhan sesuai dengan
kebutuhannya. Sehingga kondisi ibu dapat pulih dengan cepat dan Asuhan Kebidanan
dapat berjalan dengan baik ditandai dengan pada evaluasi penataksanaan ibu mengerti
dengan penjelasan petugas dan bersedia melakukan apa yang diberitahu oleh petugas.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi klien

Untuk kontrol sewaktu-waktu jika ada keluhan lebih lanjut.

5.2.2 Bagi Petugas

Bidan sebagai pelaksana yang ada di garis depan harus memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai agar dapat melakukan asuhan kebidanan yang
komprehensif.

5.2.3 Bagi Pendidikan/Akademik

Institusi pendidikan memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan ilmu terbaru


mengenai kebidanan, sehingga dalam melaksanakan asuhannya petugas kesehatan
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai ilmu terbaru.
DAFTAR PUSTAKA

Atikah Proverawati, MPH. 2010. Menopause dan Sindrom Pre Menopause. Yogyakarta:


Muha Medika.
 Aqila Smart, 2010. Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta : Aplus Books. Anwar
Baizad,Ali 2008.Mennopouse dan Andropouse.Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Baziad A (1), 2003. Menopause dan Andropause. 1st ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Guyton Airthur L, Hall E.2002. Fisiologi Kedokteran.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran:EGC
Yulifah & Surachmindari, 2014. Konsep Kebidanan untuk Pendidikan
Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai