PROPOSAL
Diusulkan Oleh :
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN
Penyakit kulit termasuk penyakit yang umum terjadi dan dapat muncul
secara tak terduga. Yaitu suatu kondisi yang terjadi pada saat lapisan luar tubuh
mengalami masalah seperti iritasi dan meradang. Sehingga menyebabkan kulit
terjangkit menjadi gatal, bersisik, memerah, luka hingga cacat. Penyakit kulit
sering dianggap masalah yang sepeleh dalam kehidupan, namun seiring
berjalannya waktu penyakit kulit dapat menyebakan kematian.
Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang melakukan
kegiatan keislamian dan mempelajari agama islam. Dimana pondok pesantren
sebagai tempat mandiri nya para santri jauh dari keluarga nya terutama dari orang
tuanya yang jauh dari pondok pesantren. Di pondok pesantren itu kemandiriran
nya seperti mencuci baju sendiri, kebersihan diri, mengurusi barang diri nya
sendiri, dan sebagainya, di pondok pesantren selalu berinteraksi antara santri yang
satu dengan santri yang lainnya sehingga penyakit menular berbasis lingkungan
seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran pernapasan akut, diare dan penyakit kulit
sering kali ditemukan. Karena ada nya kebiasaan buruk dalam kesehatan nya di
para santri pondok pesantren seperti pakai baju bergantian, alat mandi bergantian,
mandi tidak bersih dan sebagai nya. Tetapi, di seluruh pondok pesantren yang ada
di Indonesia yang paling sering muncul penyakit yang ada di atas atau di pondok
adalah penyakit kulit. Berdasarkan hal tersebut maka kami memilih topik
memberikan penyuluhan mengenai cara penanganan dan penanggulangan
penyakit menular di Pondok Pesantren Nabil Husein Samarinda.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kulit termasuk penyakit yang umum terjadi dan dapat muncul
secara tak terduga. Yaitu suatu kondisi yang terjadi pada saat lapisan luar tubuh
mengalami masalah seperti iritasi dan meradang. Sehingga menyebabkan kulit
terjangkit menjadi gatal, bersisik, memerah, luka hingga cacat. Banyak faktor
yang menyebabkan kulit terjangkit penyakit kulit menular, diantaranya infeksi
bakteri, virus, jamur dan parasit. Dalam diagnosis penyakit kulit sangatlah
complex karena bisa jadi beberapa penyakit memiliki gejala yang sama sehingga
memerlukan seorang pakar dalam bidang dermatology (Caniago, et al., 2020).
Penyakit kulit sering dianggap masalah yang sepeleh dalam kehidupan,
namun seiring berjalannya waktu penyakit kulit dapat menyebakan kematian.
Hasil Penelitian World Health Organization (WHO) terhadap insiden dari infeksi
penyakit jamur yang menyerang kulit menyatakan 20% orang dari seluruh dunia
mengalami infeksi kutaneus dengan infeksi dermatofitosis (Letter N, 2019).
Morbiditas Global Burden of Disease dalam Laporan kematian mengidentifikasi
penyakit kulit sebagai penyebab keempat penyebab global disabilitas disesuaikan
tahun hidup selain itu penyakit kulit dapat menurunkan kualitas hidup sesorang
yang mengarah pada kematian. Penyakit kulit sendiri merupakan berbagai
penyakit yang menyerang kulit yang terdiri dari dermatitis kontak, keratosis
aktinik, neoplasma, dermatofitosis, jerawat, dan granuloma benda asing, alergi,
atau dermatitis kontak iritan dan scabies menyumbang 70-95% pada individu
dengan pekerjaan tertentu (Park, 2020).
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun
2021 menyebutkan prevelensi penyakit menular kulit di Indonesia sebesar 0,45
kasus per 10.000 penduduk dan angka penemuan kasus baru sebesar 4,03 kasus
per 100.000 penduduk. Sementara itu penyakit kulit yang paling banyak diderita
2
santri di pondok pesantren adalah herves, scabies, mata ikan dan sebagainya
(Husein, 2017)
Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang melakukan
kegiatan keislamian dan mempelajari agama islam. Selain itu, Pesantren
merupakan suatu lembaga pendidikan Islam yang melembaga di Indonesia,
dimana kyai dan santri hidup bersama dalam suatu asrama yang memiliki bilik-
bilik kamar sebagai ciri-ciri esensialnya dengan berdasarkan nilai-nilai agama
Islam. Dimana pondok pesantren sebagai tempat mandiri nya para santri jauh dari
keluarga nya terutama dari orang tuanya yang jauh dari pondok pesantren. Di
pondok pesantren itu kemandiriran nya seperti mencuci baju sendiri, kebersihan
diri, mengurusi barang diri nya sendiri, dan sebagainya (Rizal, 2019)
Dalam menerapkan sehat jasmani dan rohani, dipondok pesantren dalam
kehidupan sehari-hari para santri yang tinggal di pondok pesantren selalu
berinteraksi antara santri yang satu dengan santri yang lainnya sehingga penyakit
menular berbasis lingkungan seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran pernapasan
akut, diare dan penyakit kulit sering kali ditemukan. Karena ada nya kebiasaan
buruk dalam kesehatan nya di para santri pondok pesantren seperti pakai baju
bergantian, alat mandi bergantian, mandi enggak bersih dan sebagai nya. Tetapi,
di seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia yang paling sering muncul
penyakit yang ada di atas atau di pondok adalah penyakit kulit (Rizal, 2019)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Alfi (2019) yang
dilakukan di Pondok Pesantren Nabil Husein, menyimpulkan bahwa pegetahuan
meneganai pencegahan penyakit menular pada kulit menunjukan hasil baik
sebanyak 36 orang, pengetahuan cukup sebanyak 101 orang dan pengetahuan
kurang sebanyak 50 orang, yang menandakan perlunya dilakukan penyuluhan
agar peningkatan pengetahuan mengenai penyakit menular dapat meningkat.
Sehingga ini merupakan alasan kami untuk melakukan promosi kesehatan dengan
tema ”Edukasi Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Kulit Menular Di
Pondok Pesantren Nabil Husein Samarinda”.
3
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
2. Sasaran
4
BAB II
PENETAPAN MASALAH
A. Penetapan Masalah
1. Nama kegiatan : Pencegahan penyakit menular dan prilaku hidup
sehat
2. Masalah pokok : kurangnya pengetahuan mengenai penyakit
menular kulit di Pondok Pesantren Nabil Husein
3. Faktor :
a. Faktor penunjang : Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Alfi
(2019) yang menyimpulkan bahwa pegetahuan meneganai
pencegahan penyakit menular pada kulit menunjukan hasil baik
sebanyak 36 orang, pengetahuan cukup sebanyak 101 orang dan
pengetahuan kurang sebanyak 50 orang, yang menandakan
perlunya dilakukan penyuluhan agar peningkatan pengetahuan
mengenai penyakit menular dapat meningkat.
5
BAB III
LUARAN YANG DIHASILKAN
6
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
B. Rancangan Kegiatan
Pada kelompok 5 ini merancang kegiatan yang nantinya akan kami
laksanakan pada Jumat, 25 November 2022 yang telah disusun sesuai dengan
tema penyulihan yang dibuat yaitu “Pencegahan Penyakit Menular Dan Prilaku
Hidup Sehat”
7
BAB V
RENCANA BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Rencana Biaya
Isi Doorprice
No Keterangan Jumlah Harga Total
1 Sabun Mandi 10 Pcs Rp 6.000 Rp 60.000
2 Spon Mandi 10 Pcs Rp 9.000 Rp 90.000
3 Sikat Gigi 10 Pcs Rp 4.000 Rp 40.000
4 Odol 10 Pcs Rp 6.000 Rp 60.000
5 Sampo 10 Pcs Rp 5.000 Rp 50.000
Total Keseluruhan Rp 300.000
8
B. Jadwal Kegiatan
9
DAFTAR PUSTAKA
Alfi Ari Fakhrur Rizal., 2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putra
Tentang Pencegahan Penyakit Kulit Di Pondok Pesantren Nabil Huesain
Samarinda. Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman. 1 (1)
D. P. Caniago, Sumijan, J. Santony., 2022. Akurasi dalam Mendeteksi Penyakit
Kulit Menular Menggunakan Gabungan Metode Forward Chaining Dengan
Certainty Factor. Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Bisnis. 2(2)
Husein, T, P., 2017. Penyakit Kulit Di Pondok Pesantren Nabil Husein.
Samarinda
Letter, N., 2019. Prevalence of skin diseases among Omani population attending
dermatology clinics in North Batinah Governorate , Oman – retrospective
study of 2 , 32 , 362 cases.
Park JS, Park EK, Kim HK, Choi GS., 2020. Prevalence and risk factors of
occupational skin disease in Korean workers from the 2014 Korean working
conditions survey. Yonsei Med J. 61(1):64–72.
10