Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

MATA KULIAH PENGANTAR KOLABORASI KEILMUAN


“PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA
DI MASA PANDEMI COVID-19”
RISET SEDERHANA

Proposal Mata Kuliah Wajib

OLEH :
Kelompok 3 (Kelas E-1.9)

Ulya Nurin Maulidya 032111133168


Rhoelly Nony Aureliah 062111133179
Rahma Amalia Safitri 072111733049
Salsabila Shafani Aurellia 102111133127
Kemal Zulfikar Ramdhan 152110583070
Almira Avrilian Ghaissani 152111313068

UNIT PENDIDIKAN KEBANGSAAN DAN KARAKTER (UPKK)


DIREKTORAT PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
MATA KULIAH PENGANTAR KOLABORASI KEILMUAN
“PERILAKU HIDUR BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA
DI MASA PANDEMI COVID-19”
RISET SEDERHANA

OLEH :
KELOMPOK 3 (KELAS E-1.9)

Ulya Nurin Maulidya 032111133168


Rhoelly Nony Aureliah 062111133179
Rahma Amalia Safitri 072111733049
Salsabila Shafani Aurellia 102111133127
Kemal Zulfikar Ramdhan 152110583070
Almira Avrilian Ghaissani 152111313068

Fasilitator : PJMA :

Dr.Afif Nurul Hidayati dr.,Sp,KK(K) Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep.Ns.M.Kep

Nip : 1969 0815 200003 Nip: 197606162014092006

1
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Tujuan.....................................................................................................................3
1.3 Manfaat...................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 Perilaku Kesehatan.................................................................................................4
2.2 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat...........................................................................5
2.3 Tinjauan Umum Tentang Covid.............................................................................8
2.4 Perilaku Hidup Bersih Sehat ditinjau dari berbagai aspek.....................................9
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.........................................................................12
3.1 Desain Penelitian....................................................................................................12
3.2 Kerangka Konsep.................................................................................................. 12
3.3 Tahapan Penelitian.................................................................................................13
3.4 Objek Dan Subjek Penelitian.................................................................................13
3.5 Pengolahan Data, Analisi Data, Dan Pengumpulan Hasil Penelitian....................14
BAB IV RENCANA PROJECT.....................................................................................15
4.1 Bentuk Kegiatan....................................................................................................15
4.2 Tujuan Kegiatan....................................................................................................15
4.3 Ruang Lingkup......................................................................................................15
4.4 Pelaksanaan Kegiatan............................................................................................16
4.5 Susunan Organisasi Tim Pelaksana.......................................................................16
4.6 Anggaran Dana......................................................................................................17
BAB V LAPORAN PELAKSANAAN PROJECT KOLABORASI...........................18
BAB VI PENUTUP..........................................................................................................22
5.1 Kesimpulan............................................................................................................22
5.2 Saran......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
LAMPIRAN.....................................................................................................................27

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan
sosial. Salah satu cara untuk sehat adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat
dengan tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat yang ditandai dengan penduduk yang
hidup dengan perilaku bersih dan sehat dalam lingkungan yang sehat. PHBS sendiri
merupakan kebijakan nasional promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah suatu upaya
dalam meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri supaya mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat serta didukung dengan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
(Kemenkes, 2011). Masalah kesehatan di masyarakat biasanya disebabkan oleh tiga faktor
yaitu faktor bibit penyakit, lingkungan yang menyebabkan timbulnya bibit penyakit dan
perilaku manusia yang tidak peduli akan lingkungan di sekitarnya.
Trusilowati, Hanifah (2007) menyatakan bahwa perilaku hidup sehat di indonesia saat
ini masih rendah, hal ini disebabkan dengan banyak permasalahan kesehatan atau virus
penyakit yg tersebar di lingkungan secara epidemiologis di indonesia. Sebanyak 30 ribu data
menyebutkan desa di 440 kabupaten memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Di beberapa
kabupaten tersebut masyarakat nya belum berperilaku hidup sehat sehingga angka penyakit
masyarakat sangat tinggi. Progam yang terdapat di PHBS mencakup indikator penilaian
wilayah atau kawasan tertentu seperti wilayah pantai, desa atau kota. Indikator PHBS
dirumah tangga harus dipraktikan karena dianggap mencerminkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Indikator PHBS sendiri terdiri dari pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
seperti bayi diberi ASI ekslusif, menimbang bayi tiap bulan, ketersedian air bersih, mencuci
tangan, menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan aktifitas fisik serta makan sayur dan
buah-buahan.
Adanya penyebaran virus COVID-19 yang cukup masif ke berbagai belahan dunia
menyebabkan tingginya angka positif COVID-19. WHO melaporkan kasus pneumonia
dimulai dan ditemukan di Kota Wuhan, China dengan dugaan pasar hewan setempat sebagai
sumber COVID-19. Jumlah kematian pun turut meningkat seiring dengan tingginya angka
penularan virus ini. Pencegahan penularan diupayakan dengan cara menerapkan Perilaku
Hidup Bersih Sehat melalui kegiatan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun.
Hal ini diikuti dengan konsumsi gizi yang cukup, istirahat 7-8 jam, melakukan olahraga

1
ringan, menghindari asap rokok, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, utamanya
dalam lingkup rumah. Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat dinilai efektif untuk memutus
angka penularan COVID-19 dikarenakan tubuh seseorang akan terjaga imunnya dari
serangan virus.
Pada tahun 2018, berdasarkan data yang berasal dari Riskesdas, persentase anggota
rumah tangga yang berperilaku benar cuci tangan dengan benar di Indonesia yaitu 49,8%,
sementara prevalensi perokok umur > 10 tahun di Indonesia sebanyak 29,3%. Kasus positif
Covid-19 di Indonesia yaitu 828.026 kasus dengan angka kematian 24.129 dan angka
kesembuhan 681.024 orang sampai tanggal 10 Januari 2021. Mengingat hal di atas,
pencegahan dari penularan Covid-19 yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Penelitian terhadap penerapan sikap akan kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) di JL. Srikana pada era pandemi bulan April tahun 2022 mendapatkan hasil bahwa
ada pengaruh yang signifikan terhadap penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi
mengenai perilaku masyarakat terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap PHBS.
Hasil dari penelitian tersebut masyarakat belum sepenuhnya menerapkan perilaku hidup sehat
karena terdapat beberapa anggota keluarga yang masih melakukan merokok didalam rumah,
pemberantasan jentik yang sudah tidak dilakukan dari dua tahun yang lalu, posyandu yang
sudah jarang dilakukan lagi, dan jarangnya melakukan olahraga.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mengatasi
faktor-faktor Sikap yang masih kental dengan kebiasaan turun-temurun seperti pertolongan
persalinan yang dibantu oleh dukun kampung serta kebiasaan mandi di sungai, cuci tidak
menggunakan sabun, tidak melakukan kegiatan fisik/olahraga, dsb. Kurang lengkapnya
sarana dan prasarana, jarak rumah yang jauh dari fasilitas kesehatan, serta pelayanan
kesehatan yang masih sangat terbatas. Selain itu penelitian tersebut, juga diharapkan berguna
bagi masyarakat sebagai pedoman agar dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
dilingkungan masyarakat dan anggota keluarga. Maka dari itu dilakukannya upaya dalam
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

1.2 Tujuan

● Mempromosikan kesehatan khususnya tentang protokol kesehatan di wilayah


setempat.

2
● Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan di masa
pandemi.
● Menciptakan kondisi masyarakat yang sehat baik individu maupun kelompok.

1.3 Manfaat

Agar dapat mewujudkan program-program kesehatan masyarakat Indonesia baru


dengan menerapkan budaya hidup bersih dan sehat serta diharapkan adanya partisipasi dari
masyarakat secara langsung dalam melaksanakan kegiatan promosi kesehatan yang
diselenggarakan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Kesehatan


Perilaku sehat menurut Soekidjo Notoatmojo (1997:121) merupakan respon
organisme terhadap dorongan yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, pelayanan
kesehatan, sumber dan bahan pangan, serta lingkungan. Perilaku adalah tanggapan dari
seseorang terhadap rangsangan yang berasal dari luar. Perilaku itu dapat digolongkan
menjadi:
a. Perilaku pasif merupakan reaksi yang terjadi di dalam diri manusia yang tidak
dapat dilihat oleh orang lain.

b. Perilaku aktif merupakan reaksi atau bentuk perilaku yang dapat dilihat melalui
tindakan.

Dimensi perilaku kesehatan dibagi lagi menjadi dua oleh Soekidjo Notoatmojo
(2010:24)

a. Perilaku orang sehat (healthy behaviour) merupakan tindakan preventif atau


upaya menghindari sakit atau masalah kesehatan lainnya dan juga tindakan
promotif guna meningkatkan kesehatannya dengan cara melakukan aktivitas
fisik dan mengonsumsi makanan bergizi.

b. Perilaku orang sakit (health seeking behaviour) merupakan tindakan orang


sakit untuk mencapai kesembuhan dan pulih dari kondisi sakit. Tindakan ini
juga termasuk pada perilaku kuratif dan rehabilitasi dengan cara berobat atau
datang ke fasilitas kesehatan dan mengikuti prosedur penyembuhan.

Becker melakukan klasifikasi pada perilaku kesehatan guna mengukur tingkat


perilaku kesehatan individu terkait dan terbagi menjadi tiga dimensi :

a. Pengetahuan kesehatan, terdiri dari cara-cara pemulihan dan pemeliharaan


kesehatan, apa saja yang mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang

4
fasilitas kesehatan terdekat, dan apa yang harus dilakukan untuk
meminimalisir dan menghindari penyakit.

b. Sikap, perilaku seseorang akan hal-hal terkait pemeliharaan kesehatan,


bagaimana sikap terhadap penyakit, sikap terhadap faktor-faktor kesehatan,
sikap terhadap pelayanan kesehatan, dan sikap untuk meminimalisir dan
menghindari penyakit.

c. Praktek Kesehatan, aktivitas seseorang untuk memelihara kesehatan dan


meminimalisir terjadinya penyakit menular maupun tidak menular.

2.2 Perilaku Hidup Bersih Sehat


Sehat merupakan kondisi tubuh seseorang dalam keadaan sehat baik secara fisik,
spiritual, maupun sosial di mana seseorang tersebut mampu untuk melakukan kegiatan
produkti sehari-hari secara sosial dan ekonomis (UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan). Menurut WHO, sehat adalah di mana keadaan tubuh sempurna baik fisik, mental,
maupun sosial, tidak hanya sebatas terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat. Sehat adalah
hak dasar bagi setiap manusia tanpa memandang latar belakang yang dimilikinya baik agama,
ras, ideologi, dan kondisi lainnya.

Perilaku Hidup Bersih Sehat adalah upaya untuk mendukung budaya seseorang,
kelompok, maupun masyarakat dengan tujuan meningkatkan kepedulian akan kesehatan dan
mengutamakan kesehatan demi mencapai kehidupan yang bermutu (Kemensos RI, 2020).
Perilaku Hidup Bersih Sehat dapat dimaknai sebagai perilaku-perilaku yang dilakukan
dengan penuh kesadaran dari hasil penerimaan ajaran yang membuat seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat dapat membantu dirinya sendiri di ranah kesehatan dan
mendukung penuh kesehatan masyarakat yang baik (Kementrian Kesehatan, 2011).

Perilaku Hidup Bersih Sehat dilakukan dengan tujuan memberikan pengalaman dan
mewujudkan kondisi seseorang, kelompok, keluarga, dan masyarakat melalui jalan
komunikasi, informasi, dan pengetahuan guna menciptakan bekal ilmu, sikap, dan perilaku
sehingga masyarakat paham, mau, dan cakap untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih
sehat. Masyarakat diharapkan sadar untuk dapat menerapkan langkah dan cara-cara hidup
sehat guna menjaga, memelihara, dan meningkatkan kewaspadaan akan kesehatannya.
Gerakan Perilaku Hidup Bersih Sehat dilakukan dengan dukungan Promosi Kesehatan.

5
Promosi Kesehatan adalah gerakan yang dilakukan oleh tenaga khusus dibawah
naungan Kementrian Kesehatan yang bertugas untuk berinteraksi langsung dengan
masyarakat. Tujuan dilakukan promosi kesehatan adalah meningkatkan kualitas kesehatan
rakyat bersama dengan memberikan informasi lanjutan agar masyarakat mau dan mampu
melakukan perilaku bersih hidup sehat, dan meningkatkan sumber daya kesehatan agar
tercipta kualitas kesehatan yang baik.

Perilaku Hidup Bersih Sehat dapat diimplementasikan di berbagai lingkungan sehari-


hari kita, seperti:

a. Sekolah, PHBS adalah sederet upaya yang dilakukan oleh guru, murid, dan
warga sekolah lainnya guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Dengan
menerapkan PHBS di sekolah maka akan tercipta lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
guna menjunjung lancarnya proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh warga
sekolah.

b. Tempat Kerja, PHBS merupakan kegiatan untuk para pekerja guna


mendukung kesadaran dan kemampuan pekerja untuk mengimplementasikan PHBS secara
langsung untuk mendukung terciptanya produktivitas kerja dan lingkungan kerja yang sehat.

c. Rumah Tangga, PHBS di lingkup keluarga adalah hal penting yang harus
diterapkan guna meminimalisir adanya masalah kesehatan. Dengan menerapkan PHBS di
lingkup terdekat, yaitu keluarga, dapat meningkatkan imunitas dan produktifitas seluruh
keluarga dan juga kebutuhan gizi dan perkembangan bisa berjalan dengan baik.

d. Masyarakat, penerapan PHBS di lingkungan masyarakat akan mendukung


terciptanya lingkungan yang sehat dan bebas penyakit. Masyarakat juga bisa menggunakan
fasilitas kesehatan terdekat guna mencari tahu dan meminimalisir penularan penyakit.

2.2.1 Indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat

a. Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan. Persalinan ini dibantu oleh tenaga
kesehatan ahli meliputi dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya dengan tujuan
menekan angka kematian ibu dan bayi.
b. Memberikan ASI eksklusif pada bayi. ASI eksklusif diberikan kepada bayi sejak
usia 0 bulan hingga usia 6 bulan tanpa didampingi oleh sumber pangan lainnya.

6
Hal ini dilakukan karena ASI mengandung gizi yang cukup untuk kebutuhan bayi
dan mendukung tumbuh kembang bayi dengan baik agar terhindar dari penyakit.
c. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan. Bayi ditimbang setiap bulan sejak usia 1
bulan hingga usia 5 tahun di Posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat guna
meninjau tumbuh kembang bayi. Penimbangan bayi dilakukan dengan tujuan
mendeteksi apakah ada penyimpangan akan pertumbuhan bayi dan memastikan
bayi dapat tumbuh sehat.
d. Menggunakan air bersih. Air adalah kebutuhan dasar setiap makhluk hidup guna
menunjang kehidupannya sehingga diperlukan air yang bersih agar terhindar dari
penyakit. Air yang bersih dapat kita rasakan melalui indera kita yakni air tidak
berwarna atau harus jernih, air tidak keruh dan tidak ada kotoran, air tidak berasa,
dan air tidak memiliki bau tertentu. Sumber air harus dijaga kebersihannya dengan
memastikan bahwa sumber air jauh dari jamban, bahan pencemar, sumur diplester
dan kedap air, dan tidak ada genangan air, kotoran, ataupun lumut di sekitar
sumber air.
e. Mencuci tangan memakai sabun. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
yang mengalir dapat membersihkan kotoran atau kuman. Ada 6 langkah dalam
mencuci tangan yang harus diikuti dan diperhatikan. Pastikan untuk mencuci
tangan setelah buang air, sebelum dan sesudah makan, saat tangan kotor, dan
setelah bersin.
f. Menggunakan jamban yang sehat. Jamban merupakan tempat pembuangan
kotoran manusia dengan bentuk tempat duduk atau jongkok disertai dengan
penampungan kotoran dan air besih. Jamban yang bersih ialah tidak dekat dengan
sumber air, tidak berbau, tersedia alat pembersih, mudah dibersihkan, dan ruangan
memiliki luas yang cukup dan terdapat ventilasi.
g. Memberantas Jentik Nyamuk. Pemberantasan jentik nyamuk di lingkungan rumah
perlu dilakukan setiap seminggu sekali guna menghindari serangan nyamuk dan
terhindar dari penyakit. Pemberantasan dapat dilakukan dengan 3M yaitu
menguras penampungan air, menutup rapat penampungan air dan lekukan yang
dapat menampung air, dan mengubur barang-barang yang sudah tidak terpakai
lagi.
h. Mengonsumsi sayur dan buah setiap hari. Sayur dan buah merupakan sumber
nutrisi yang kaya dengan kandungan vitamin dan mineral guna mendukung
kesehatan tubuh kita. Kita dapat mengonsumsi sayur dan buah minimal tiga porsi

7
buah dan dua porsi sayuran. Pastikan untuk memilih sayur dan buah yang bebas
dari pestisida dan senyawa buatan berbahaya lainnya.
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Aktivitas fisik diperlukan untuk menjaga
kebugaran tubuh dan menghindari tubuh dari penyakit kronis. Aktivitas ringan
yang bisa dilakukan adalah jalan kaki, berlari, berkebun, dan lain-lainnya.
j. Tidak merokok. Merokok adalah aktivitas yang merugikan kesehatan dikarenakan
rokok mengandung bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar, dan karbon
monoksida yang dapat membahayakan tubuh. Rokok berbahaya bagi perokok
aktif atau orang yang mengonsumsi rokok secara langsung maupun perokok pasif
atau orang yang bukan perokok tetapi ikut menghirup asap rokok.

2.3 Tinjauan Umum tentang COVID-19

COVID-19 adalah virus yang menyerang organ pernapasan dengan gangguan batuk,
pilek, hingga Middle east Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) yang ditemukan di kota Wuhan, China dan telah menyebar menjadi
pandemi global di negara-negara dunia (Janna, 2020). Wabah penyakit ini diduga muncul
dari sebuah pasar hewan, utamanya kelelawar.Virus yang terdapat di tubuh hewan ini
menyerang pernapasan dan terjadi gejala lanjutan. Pasien lanjut usia memiliki risiko
komplikasi dan kematian yang tinggi akibat COVID-19, hal ini dikarenakan COVID-19
berkaitan erat dengan penyakit bawaan yang diderita pasien. Namun, berapapun usianya,
virus ini dapat menyerang tanpa pandang bulu. Seseorang yang terkena COVID-19 akan
menunjukkan gejala-gejala tertentu seperti demam, anosmia, gangguan tenggorokan, higga
sesak napas dan nyeri dada.

Gejala COVID-19 diklasifikasikan menjadi empat kasus yaitu :


a. Kasus Ringan, tidak ada indikasi pneumonia.
b. Kasus Sedang, menunjukkan gejala demam, gejala saluran pernapasan, dan ada indikasi
pneumonia.
c. Kasus Parah, pasien menunjukkan saturasi oksigen ≤ 93% dan frekuensi pernapasan ≥ 30
napas / menit.
d. Kasus Kritis, terjadi kegagalan napas, ada syok, dan kegagalan organ lain.

Upaya pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan cara menerapkan Perilaku Hidup
Bersih Sehat seperti:

8
a. Menerapkan physical distancing saat berada di tempat umum
b. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
c. Menghindari kontak tangan dengan mata, hidung, dan mulut sebelum mensterilkan
tangan.
d. Meningkatkan daya dan imunitas tubuh dengan konsumsi gizi dan vitamin yang cukup.
e. Hindari asap rokok.
f. Istirahat 7-8 jam guna meningkatkan kesehatan tubuh.
g. Melakukan aktivitas fisik yang ringan atau berolahraga.

2.4 Perilaku Hidup Bersih Sehat ditinjau dari berbagai aspek


2.4.1 Aspek Hukum
Dalam sisi hukum perilaku hidup bersih dan sehat diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor:2269/MENKES/PER/XI/2011. Adapun
pengaturannya ditekankan pada pasal 1-3 yang berbunyi :
1. Pasal 1
Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat yang selanjutnya disebut
PHBS sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
2. Pasal 2
(1) PHBS sebagaimana dimaksud pada pasal 1 agar digunakan sebagai acuan bagi
semua pemangku kepentingan dalam rangka pembinaan perilaku hidup bersih
dan sehat di tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat
kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas pelayanan kesehatan.
(2) PHBS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah koordinasi pusat
promosi kesehatan kementrian kesehatan.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan PHBS ini dilakukan oleh:
a. Kementrian Kesehatan berkoordinasi dengan Kementrian Dalam Negri serta
kementrian dan sektor terkait lainnya;
b. Pemerintah Provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi;
c. Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Kesehatan Kabupaten, dan Pemerintah
Kota melalui Dinas Kesehatan Kota dengan melibatkan Badan/Dinas/Kantor
terkait.
2.4.2 Aspek Literatur----------------------------------------------------------------------
Kurangnya literasi akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

9
dilingkungan masyarakat dan anggota keluarga, dapat menyebabkan
masyarakat sulit menerapkan PHBS karena kurangnya pengetahuan
mengenai pentingnya PHBS. Dengan meningkatkan budaya literasi
masyarakat mendapatkan ilmu serta dapat membangun kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, serta kemauan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal. Dengan meningkatkan literasi seluruh masyarakat diharapkan
untuk sanggup berpartisipasi aktif dalam menjaga serta meningkatkan
derajat kesehatannya sendiri, dengan hal tersebut masyarakat mampu
menjadi subjek dalam pembangunan kesehatan.
2.4.3 Aspek Budaya
Tradisi atau aktivitas masyarakat yang kurang baik dan telah menjadi
kebiasaan sejak dulu perlu dihilangkan guna memperlancar penerapan
Perilaku Bersih Hidup Sehat. Hal ini cenderung sulit dilakukan karena
masyarakat amat sangat menghargai kebiasaan peninggalan leluhur mereka.
Masyarakat perlu dampingan dari praktisi kesehatan guna meningkatkan
perhatian mereka akan pentingnya kesehatan. Tujuannya adalah agar
mereka bisa memperoleh pemahaman, mau, serta mampu untuk
menerapkan Perilaku Bersih Hidup Sehat agar tercapai kesehatan dan
kesejahteraan bersama.
2.4.4 Aspek Ekonomi
Perilaku Hidup Bersih dan sehat keluarga tidak hanya diukur dari aspek
fisik dan mental saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi sehingga
diharapkan dapat lebih mendorong atau memfasilitasi keluarga untuk PHBS
(Irawati dan Wahyuni, 2011). Dalam artian semakin baik pekerjaan
seseorang, maka pendapatan keluarga juga akan meningkat sehingga status
ekonomi juga akan meningkat sehingga akan mampu melakukan
pembiayaan dalam segala aspek kehidupannya termasuk pembiayaan
kesehatan. PHBS tatanan rumah tangga penting dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan keluarga. Ini bertujuan agar anak dapat tumbuh
dengan sehat dan cerdas. Di samping itu, kemampuan bekerja setiap
anggota keluarga meningkat, serta pengeluaran biaya rumah tangga dapat
digunakan untuk pemenuhan gizi keluarga, pendidikan, dan peningkatan

10
pendapatan. Bagi masyarakat, akan tercipta lingkungan yang sehat dan
mampu mencegah serta menanggulangi masalah-masalah kesehatan.

2.4.5 Aspek Kesehatan Masyarakat


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–
kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007). PHBS adalah upaya
memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support)
dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat,dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Dari pengertian tersebut diketahui kesehatan
masyarakat merupakan hal yang penting, sehingga dalam pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan terdapat tujuan yang salah satunya adalah
masyarakat memiliki perilaku hidup bersih dan sehat.

11
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Desain Penelitian


Jenis penelitian ini berupa penelitian sederhana terkait pengetahuan masyarakat
mengenai pola hidup bersih dan sehat di masa pandemi. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif yaitu metode yang bersifat deskriptif yang berupa kata tertulis maupun
lisan dari orang-orang maupun perilaku yang diamati dan cenderung menggunakan analisis.
Penelitian dengan metode deskriptif adalah karakteristik penelitian yang mengungkapkan
secara spesifik berbagai fenomena sosial dan alam yang ada di dalam kehidupan masyarakat
(Sukmadinata, 2006). Penelitian ini juga merupakan penelitian lapangan dengan melakukan
survei langsung tentang pola hidup bersih dan sehat di masa pandemi pada daerah Universitas
Airlangga Kampus B Surabaya. Setelah membaca bermacam mengenai literatur berdasarkan
topik yang terkait, peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada warga di daerah
Universitas Airlangga Kampus B Surabaya, tepatnya di daerah srikana untuk mendukung
tujuan dari penelitian ini. Beberapa responden juga diberikan poster edukasi mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengimplementasikan bentuk dari promosi kesehatan.

3.2 Kerangka Konsep

12
3.3 Tahapan Penelitian

3.4 Objek dan Subjek Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan warga tentang pola hidup
bersih dan sehat di masa pandemi. Sedangkan subjek pada penelitian ini adalah warga yang
tinggal di daerah Universitas Airlangga Kampus B Surabaya. Penelitian ini menggunakan
consecutive sampling, yang berarti bahwa subjek yang ada dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan ke dalam penelitian hingga subjek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro &
Ismael, 2014). Menurut Dahlan, rumus besar sampel yang digunakan untuk penelitian
analisis korelatif adalah :

13
Keterangan
n : besar sampel
Zα : derivat baku alfa , nilai z dalam derajat kemaknaan (90%= 1,64)
Zβ : derivat baku beta, tingkat kuasa atau kekuatan yang diinginkan (80%= 0,84)
r : korelasi minimal yang dianggap bermakna, nilai r = 0,391

Maka, besar sampel yang dibutuhkan berdasarkan perhitungan dari rumus analisis korelasi
adalah 39 sampel dengan kriteria :
1. Merupakan warga daerah Jalan Srikana
2. Berumur 17 tahun ke atas

3.5 Pengolahan Data, Analisis Data, dan Penyimpulan Hasil Penelitian


Tahap pengolahan data dilakukan apabila data telah terkumpul. Pengolahan data dalam
penelitian ini menggunakan program statistik komputer dengan langkah sebagai berikut
(Notoatmodjo, 2011):
1. Editing
Proses pengolahan data ini meliputi pengecekan dari identitas responden, penulisan
serta kelengkapan data
2. Coding
Coding merupakan proses menguji data dengan memberikan label dalam bentuk kata-
kata.
3. Tabulating
Proses tabulating meliputi pengelompokkan data menurut sifat-sifat tertentu.
Selanjutnya, hasil analisis akan dipaparkan menggunakan salah satu bentuk statistika
deskriptif, yaitu pie chart (Abdillah, 2021). Hasil analisis data kemudian akan disimpulkan
secara umum atau digeneralisasikan terhadap populasi. Kesimpulan disusun sesuai dengan
apa yang menjadi tujuan dan rumusan masalah dalam penelitian ini.

14
BAB IV
RENCANA PROJECT

4.1 Bentuk Kegiatan


Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran diri. Tanpa adanya kesadaran diri anggota keluarga atau keluarga tidak dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan tidak dapat berperan dalan kegiatan
kesehatan di masyarakat. Disini kelompok 3 dari kelas Pengantar Kolaborasi Keilmuan E-1.9
melakukan survei langsung dan memberikan kuisioner terhadap warga di sekitar Universitas
Airlangga Kampus B untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat selama pandemi
Covid-19.
4.2 Tujuan Kegiatan

1. Mempromosikan kesehatan khususnya tentang perilaku hidup bersih dan sehat


serta protokol kesehatan di wilayah setempat.
2. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan di
masa pandemi.
3. Menciptakan kondisi masyarakat yang sehat baik individu maupun kelompok.

15
4.3 Ruang Lingkup
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan survei dan
wawancara langsung untuk mendapatkan data tentang lingkungan hidup dan perilaku warga
sekitar Universitas Airlangga Kampus B. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif
dengan tujuan membuat deskripsi secara sistematis dan faktual tentang aspek yang diteliti.
Objek dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan warga tentang pola hidup bersih dan
sehat di masa pandemi. Sedangkan subjek pada penelitian ini adalah warga yang tinggal di
daerah Universitas Airlangga Kampus B Surabaya. Penelitian ini menggunakan consecutive
sampling, yang berarti bahwa subjek yang ada dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan
ke dalam penelitian hingga subjek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro & Ismael,
2014). 

4.4 Pelaksanaan Kegiatan

Hari/Tanggal : Sabtu, 02 April 2022


Waktu Kegiatan
08.00 – 09.00 Bertemu di titik kumpul untuk persiapan awal ( Fakultas Hukum
Universitas Airlangga Kampus B)
09.00-10.00 Survey mencari lokasi yang tepat
10.00 – 11.30 Bertemu dengan Kepala RT daerah setempat
11.30 – 12.00 Istirahat sholat makan
12.00 – 14.30 Pembagian kuisioner dan pengisian kuisioner
14.30 – 15.30 Pembagian masker dan poster kepada masyarakat sekitar

4.5 Susunan Organisasi Tim Pelaksana


NAMA Susunan Organisasi

Ulya Nurin Maulidya Ketua

Rahma Amalia Safitri Wakil Ketua

16
Salsabila Shafani Aurellia Sekretaris 1

Kemal Zulfikar Ramdhan Sekretaris 2

Almira Avrilian Ghaissani Bendahara

Rhoelly Nony Aureliah Anggota

4.6 Anggaran Dana


Pengeluaran
No. Komponen Biaya Unit Satuan Biaya Jumlah

1. Poster 10 Rp2.500 Rp25.000


2. Kuisioner 40 Rp300 Rp12.000
3. Masker 1 box 1 Rp.30.000 Rp30.000
TOTAL Rp67.000

Pemasukan
No. Sumber Dana Jumlah

1. Iuran Anggota Kelompok Rp67.000

TOTAL Rp67.000

17
BAB V
LAPORAN PELAKSANAAN PROJECT KOLABORASI

Berdasarkan project kegiatan yang telah kami laksanakan, maka kami akan
menyampaikan beberapa hasil dan pembahasan setelah memperolah dan mengolah dari 50
responden yang merupakan warga sekitar Universitas Airlangga Kampus B.

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan Pekerjaan
Karakteristik n %
Umur (Tahun)
17 – 20 4 8%
20 – 30 17 34%
30 – 40 26 52%
41 – 50 2 4%
50+ 1 2%
Jenis Kelamin
Laki-Laki 16 32%

18
Perempuan 34 68%
Pekerjaan
Tidak Bekerja 7 14%
Ibu Rumah Tangga 30 60%
Swasta/Wiraswasta 8 16%
PNS 5 25%

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan


yaitu berjumlah 34 orang (68%). Dalam penelitian kami, responden perempuan telah
menunjukkan adanya jumlah keterlibatan dalam melakukan PHBS dibandingkan dengan laki-
laki. Pernyataan ini didukung pula oleh adanya perbedaan perkembangan biologis dan
psikologi antara laki-laki dan perempuan (Notoatmodjo, 2007). Jenis kelamin merupakan
faktor predisposing atau faktor yang mempermudah untuk menentukan seseorang dalam
berperilaku (Notoatmodjo, 2012). Bahwa seperti yang kita ketahui sendiri, terutama dalam
budaya Timur, perempuan lebih cenderung menjaga kebersihan dibandingkan laki-laki.
Dalam pelaksanaan project kegiatan yang telah kami laksanakan, mayoritas yang kami temui
juga merupakan Ibu Rumah Tangga.

Tabel 2. Presentase Pengetahuan dan Penerapan Terhadap Indikator PHBS


Indikator 1 : Kelahiran Dibantu oleh Bidan
75% Ya 25% Tidak
Indikator 2 : Pemberian ASI Eksklusif terhadap Anak
85% Ya 15% Tidak
Indikator 3 : Penimbangan Rutin setiap ada Posyandu
85% Ya 15% Tidak
Indikator 4 : Penggunaan Air Bersih untuk Memasak dan Mencuci Baju
100% Ya
Indikator 5 : Pembiasaan Mencuci Tangan
95% Ya 5% Tidak
Indikator 6 : Penggunaan Jamban Sehat
100% Ya
Indikator 7 : Pemberantasan Jentik Seminggu Sekali
100% Tidak

19
Indikator 8 : Konsumsi Sayur dan Buah-Buahan secara Seimbang
90% Ya 10% Tidak
Indikator 9 : Kebiasaan Berolahraga
35% Ya 65% Tidak
Indikator 10 : Kebiasaan Menghisap Rokok di Sekitar Rumah
40% Ya 60% Tidak

Pengetahuan serta perilaku dinilai dengan skala guttman, sementara untuk sikap dinilai
menggunakan skala likert. Variabel pengetahuan dan perilaku akan dinilai sebagai :
Baik, jika memperoleh skor : 76 – 100%
Cukup, jika memperoleh skor : 56 – 75%
Kurang, jika memperoleh skor : 40 – 55%
Sanagat kurang, jika memperoleh skor : < 40%

Dalam hasil pengolahan data yang diperoleh, variabel bebas adalah indikator PHBS
sementara variabel terikatnya adalah penerapan dari PHBS itu sendiri. Tabel 2 menunjukkan
bahwa terdapat 6 indikator yang memiliki skor dengan baik, 1 indikator memiliki skor
cukup, 1 indikator memiliki skor, dan 2 indikator memiliki skor yang sangat kurang.
Berdasarkan penghitunga kami, P value yaitu 0,039< α (0,05), maka H₀ ditolak, yang artinya
terdapat pengaruh antara pengetahuan dengan PHBS pada warga daerah Srikana, Surabaya.

 Hubungan Antara Sikap dan Pengetahuan dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih
Sehat

Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat sendiri dipengaruhi secara langsung oleh
sikap. Menurut Sunaryo (2013) sikap merupakan kecenderungan individu untuk melakukan
respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu di lingkungan sekitarnya. Untuk
menerapkan PHBS diperlukan kesadaran diri yang nantinya akan mendorong individu untuk
bersikap menaati PHBS demi kesehatan diri dan lingkungannya. Dorongan untuk bersikap ini
adalah motivasi, yang nantinya akan mendukung kesadaran dalam diri individu untuk
bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat. Individu atau
keluarga yang memiliki kesadaran diri tinggi dan sikap yang baik, akan melakukan dan
menerapkan PHBS dengan lebih baik dan taat. Sebaliknya, individu atau keluarga yang

20
memiliki kesadaran diri yang rendah dan sikap yang tidak baik, cenderung akan lalai akan
pentingnya penerapan PHBS.
Sikap akan selalu berhubungan langsung dengan pribadi individu. Hanya dengan
melihat sikap individu tertentu, orang lain bisa menilai kepribadian yang dimiliki oleh
individu tersebut. Jadi, sikap merupakan hasil manifestasi dari ungkapan pribadi seorang
individu, apabila kita mencoba untuk mengubah sikap seseorang, maka kita perlu mengetahui
bagaimana kondisi seseorang tersebut sebelumnya. Kita pun akhirnya dapat mengetahui
apakah mungkin atau tidak, seseorang tersebut bisa mengubah sikapnya di masa depan
(Purwanto, 2009). Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian Sikap dan Perilaku
Hidup Bersih Sehat merupakan hal yang sangat berhubungan, karena sikap merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi perilaku seperti pada teori Lawrence Green 1980 dalam
Notoatmodjo (2010). Penentuan sikap yang utuh. Diperlukan komponen kepercayaan
emosional dan kecenderungan perilaku yang didasari oleh sikap yang positif akan bersifat
long lasting atau bertahan lama dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh sikap
positif.
Hasil penelitian terkait PHBS yang dilakukan di Bekasi Utara juga mengemukakan
bahwa ada hubungan antara sikap dengan PHBS pada ibu rumah tangga (Rayhana,
2016).Penelitian lainnya terkait PHBS di sekolah yang dilakukan di Kabupaten Sintang,
tepatnya di SD Negeri 25, menyebutkan bahwa memang ada hubungan antara sikap dengan
penerapan PHBS.
Penerapan perilaku hidup sehat dan bersih dipengaruhi oleh pengetahuan atau
pemahaman tentang hidup sehat dan bersih. Pengetahuan merupakan informasi yang
diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
sangatlah penting untuk setiap orang. Perilaku hidup bersih dan sehat memiliki beberapa
indikator yang harus diketahui masyarakat.
Hingga saat ini perilaku hidup sehat menjadi satu perhatian khusus terutama bagi
pemerintah. Hal ini karena PHBS dijadikan sebagai tolak ukur dalam pencapaian untuk
meningkatkan cakupan kesehatan pada program Sustainable Development Goals (SDGs)
tahun 2015- 2030. Terdapat tiga faktor yang masing-masing faktor mempunyai pengaruh
tersendiri terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Ketiga faktor tersebut yaitu faktor
pemudah, faktor pemungkin, dan faktor penguat (Green, 1980).
Kedua adalah faktor pemungkin (enabling factor) yang merupakan pemicu adanya
suatu perilaku yang memungkinkan suatu tindakan agar terlaksana. Faktor ini meliputi
tersedianya alat atau fasilitas kesehatan bagi rumah tangga, misalnya air bersih, rumah sehat

21
yang bertambah jumlahnya, tempat untuk pembuangan sampah, tersedianya jamban pada tiap
rumah.
Ketiga yaitu faktor penguat (reinforcing factor), dimana faktor ini merupakan
perwujudan yang dimunculkan dalam bentuk sikap seseorang atau petugas, perilaku petugas
kesehatan, maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat. Pihak-pihak tersebut dijadikan tokoh
panutan bagi masyarakat dalam melakukan suatu tindakan pada lingkungan masyarakat.
Contohnya, ada seorang kader kesehatan yang sedang memberikan penyuluhan atau
informasi mengenai PHBS pada masyarakat sekitar. Tindakan ini biasanya akan menjadi
sebuah penguat atau pendorong bagi masyarakat untuk melakukan kebiasaan pola hidup sehat
(Green, 1980).
Dalam pelaksanaan project ini, kami juga membuat poster dan melakukan sosialisasi
kepada masyarakat daerah Srikana sebagai bentuk upaya promosi kesehatan agar masyarakat
semakin sadar akan pentingnya penerapan PHBS dalam keseharian mereka ketika
beraktivitas.

BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHBS yang terdapat di Jl. Srikana Surabaya
masih kurangnya dalam melakukan olahraga serta masih banyaknya masyarakat yang
merokok. Terdapat sejumlah 65% yang tidak berolahraga dan 65% masih merokok.
Masyarakat di Jl. Srikana Surabaya memiliki hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dan tindakan serta terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan tindakan PHBS.
Dari hasil penelitian yang telah kami dapatkan, maka peneliti menyarankan bagi para
masyarakat Jl. Srikana Surabaya yaitu dengan tidak sering merokok didalam rumah maupun
diluar rumah, dan hindari merokok didekat bayi maupun balita. Serta dapat mengadakan
kegiatan senam pagi disetiap hari minggu agar masyarakat dapat melakukan olahraga
seminggu sekali. Diharapkan juga kepada masyarakat agar masyarakat dapat meningkatkan
kepedulian kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat dengan PHBS.

22
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, penulis melengkapinya dalam
penyajian data dan pembahasan keseluruhan kategorisasi, maka penulis menyimpulkan
berdasarkan dari pokok permasalahan yang telah dibahas dan akan memberikan saran yang
mungkin bermanfaat. Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tujuan
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan dalam memberikan pengalaman dan
mewujudkan kondisi seseorang, kelompok, keluarga, dan masyarakat melalui jalan
komunikasi, informasi, dan pengetahuan guna menciptakan bekal ilmu, sikap, dan perilaku
sehingga masyarakat paham, mau, dan cakap untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih
sehat. Dari aspek lingkungan hidup, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
menerapkan 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat, namun terdapat beberapa
masyarakat yang masih belum sepenuhnya menerapkan 10 indikator PHBS tersebut. PHBS
juga dapat mencegah peningkatan Covid-19. Untuk itu perlunya menerapkan 10 indikator
PHBS dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat. Dukungan dari pihak Kesehatan juga dapat memudahkan dalam membantu
masyarakat setempat.

6.2 SARAN
Saran yang dapat kami berikan adalah promosi kesehatan juga dilakukan dengan
dukungan dari pihak Kesehatan atau pihak tertentu dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, diperlukan juga partisipan
dari masyarakat dalam mendukung kelancaran dari penerapan Hidup Bersih dan Sehat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kemensos RI (2020) ‘Perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) penguatan kapabilitas anak dan
keluarga’, Penguatan Kapabilitas Anak dan Keluarga, pp. 1–14.

Kementrian Kesehatan (2011) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia’, Peraturan


Menteri Kesehatan No. 2406 TAHUN 2011 tentang Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotik, pp. 1–69. Available at:
https://promkes.kemkes.go.id/phbs.

Janna, M. (2020) ‘Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Sebelum Dan Selama
Pandemi Covid-19 (Pra PSBB, Saat PSBB dan Pasca PSBB) Pada Mahasiswa
Kota Makassar 2020’, 19, pp. 1–42. Available at:
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2854.

24
Suwarja, M. H. (2019). Implementasi Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dalam
Rangka Peningkatan Kualitas Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh
Kota Medan Di Kecamatan Medan Marelan. Jurnal Publik Reform Undhar
Medan. 52-60.

Irawati, E., & Wahyuni. (2011, Agustus 2). GAMBARAN KARAKTERISTIK


KELUARGA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA KARANGASEM
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON II SRAGEN. 8, 741 - 749.

Kementerian Kesehatan. (2011). Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 2406 TAHUN 2011 Tentang Pedoman
Umum Penggunaan Antibiotik, 1–69. https://promkes.kemkes.go.id/phbs

Utami, F. A., & Sani, F. (2021). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Era
Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) di Indonesia. Jurnal Biostatistik,
Kependudukan, Dan Informatika Kesehatan, 1(3), 197.
https://doi.org/10.51181/bikfokes.v1i3.4662

25
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian

26
Gambar 1.1 : Kelompok kami saat melakukan penelitian di Jl. Srikana.

27
Gambar 1.2 : Poster Promosi Kesehatan dalam Project Kami

28

Anda mungkin juga menyukai