Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KOMUNITAS

PELATIHAN DAGUSIBU TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)


UNTUK MENGATASI HIPERTENSI DAN KOLESTEROL DI DESA
GUDANG HIRANG RT 07

Disusun Oleh:

KELOMPOK 11

Aisyah Inayati 11194761920284


Ranti 11194761920269
Risky Amelia 11194761920270
Roosma Hatmayana 11194761920271
Septyan Enno Putri 11194761920273
Siti Nurintan Fakhriah 11194761920274
Sofa Nur Aini 11194761920275
Syafira Nabillah 11194761920276

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) KOMUNITAS
DI
DESA GUDANG HIRANG RT 07
(Tanggal 15 November s.d 10 Desember 2021)

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian Praktik Kerja Lapangan
(PKL) pada Program Sarjana Farmasi
Fakultas Kesehatan, Universitas Sari Mulia
Banjarmasin

Disusun Oleh:

Aisyah Inayati 11194761920284


Ranti 11194761920269
Risky Amelia 11194761920270
Roosma Hatmayana 11194761920271
Septyan Enno Putri 11194761920273
Siti Nurintan Fakhriah 11194761920274
Sofa Nur Aini 11194761920275
Syafira Nabillah 11194761920276

Disetujui oleh:
Ketua Jurusan

apt. Noval, M.Farm


NIK.116602017095
Dosen Pembimbing Pembimbing PKL Komunitas
Prodi S1 Farmasi, Universitas
Sari Mulia

apt. Melviani, M.Farm Sufianoor


NIK. 1166022018119

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Analisis Masalah .................................................................................................... 3
C. Penyusunan Prioritas Masalah.............................................................................. 5
BAB II METODE ................................................................................................... 6
A. Rancangan Solusi ................................................................................................... 6
B. Timeline/Rancangan Aktivitas ............................................................................. 7
C. Penerapan Teknologi Tepat Guna ........................................................................ 7
D. RAB Program ....................................................................................................... 10
BAB III HASIL ..................................................................................................... 11
A. Hasil Implementasi Program .............................................................................. 11
B. Kendala Implementasi ......................................................................................... 14
C. Evaluasi ................................................................................................................. 14
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Soerjono Soekanto (2012), masyarakat merupakan orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan, sedangkan menurut
Mansur Fakih dalam Ferawati (2013) menyatakan bahwa masyarakat adalah
sebuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan
masing-masing bagian yang terus mencari keseimbangan dan keharmonian.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi satu sama lain sesuai dengan sistem adat istiadat
yang sifatnya berkesinambungan, dalam masyarakat terdapat suatu kelompok
social atau suatu komunitas.
Komunitas merupakan suatu kelompok dari masyarakat yang tinggal
disuatu tempat yang sama dan diatur di bawah pemerintahan, area, maupun
lokasi yang sama (Riyadi, 2017), sedangkan menurut Soenarno dalam
Rahmawati (2012) komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi social
yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa komunitas adalah suatu kumpulan orang-orang tertentu
pada suatu wilayah tertentu dan waktu tertentu yang membentuk kelompok-
kelompok sosial, sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih
dari yang seharusnya, di mana dalam sebuah komunitas yang kemudian
menghasilkan kebudayaan dan peraturan-peraturan yang dijadikan dasar
bersama, serta dapat bertindak secara kolektif dalam mencapai tujuan yang
sama.
Masalah kesehatan di masyarakat tidak terlepas dari faktor lingkungan di
mana mereka tinggal. Perilaku atau gaya hidup yang kurang baik dapat
merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan, bermula dari perilaku
individu, keluarga ataupun kelompok masyarakat, ketersediaan dan
keterjangkauan fasilitas kesehatan juga dapat mempengaruhi masalah
kesehatan pada masyarakat (Efendi F & Makhfudli, 2012). Selain perilaku
masyarakat, tingkat pengetahuan juga dapat menjadi faktor yang dapat

1
2

mempengaruhi kesehatan pada masyarakat (Suryoputri & Sunarto, 2019).


Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif yang
lebih stabil dan bertahan lama (Depkes, 2009).
Hipertensi dan kolesterol merupakan suatu penyakit yang sering muncul di
masyarakat. Hipertensi dilaporkan menjadi penyebab kematian ketiga setelah
tuberkulosis dan stroke yang dapat menyerang pada semua rentang usia di
Indonesia (6,7%) (Margarita et al, 2013). Berdasarkan data Riskesdas tahun
2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia semakin naik dari tahun
ke tahun, terutama di Kalimantan Selatan terdapat sebesar 32,67% penderita
hipertensi. Menurut Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2011, penderita
hipertensi di Kota Banjarmasin berjumlah 11.710 pada tahun tersebut yang
kemudian terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, hipertensi merupakan
penyakit komorbid yang dapat menjadi faktor risiko di masa pandemi Covid-19
saat ini karena penderita hipertensi memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih
rendah sehingga rentan terinfeksi virus corona (Karyono, 2020).
Desa Gudang Hirang merupakan salah satu desa yang terletak di
Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan. RT 07 memiliki penduduk yang cukup padat
dibandingkan penduduk RT lainnya yaitu memiliki jumlah penduduk sebanyak
450 KK. Kondisi lingkungan RT 07 menunjukkan lingkungan yang terbuka
dan berada di sekitar sawah dan sebagian juga ada yang berada dipinggir jalan
maupun komplek perumahan. Desa Gudang Hirang RT 07 memiliki tanah rawa
sehingga sebagian masyarakat RT 07 bekerja sebagai petani, namun ada juga
masyarakat yang bekerja sebagai pedagang maupun kerja kantoran bagi
beberapa orang. Dari hasil survey yang kami lakukan didapatkan bahwa
riwayat pendidikan masyarakat yang ada di RT 07 sebagian besar adalah
lulusan SD 30 orang (25%), 24 orang lulusan SMP (20%), lulusan SMA
sebanyak 47 orang (39%), lulusan diploma IV sebanyak 10 orang (8%), strata
sebanyak 8 orang (7%) dan tidak sekolah sebanyak 1 orang (1%).
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan observasi dan survey
lapangan maupun wawancara kepada masyarakat RT 07 Desa Gudang Hirang
agar dapat menentukan prioritas masalah kesehatan yang terjadi pada
3

masyarakat RT 07 tersebut. Harapannya setelah menentukan prioritas masalah


kesehatan yang ada, kami dapat menyediakan solusi dari permasalahan yang
ada. Oleh karena itu, langkah pertama yang kami lakukan adalah
mengumpulkan informasi dari masyarakat, melakukan analisis terhadap
informasi dan data yang diperoleh, kemudian menentukan prioritas masalah
untuk dapat diberikan solusi dan evaluasi tindakan yang kami berikan.
B. Analisis Masalah
Kepadatan bangunan di RT 07 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis
bangunan perumahan di RT 07 yang berada dipinggir jalan dan area sawah
adalah terbuat dari kayu dan saling berdempetan antara satu dengan yang lain,
kecuali perumahan yang berada di dalam komplek. Batas wilayah RT 07
dengan RT lainnya ditandai dengan tanda bertulisan batas wilayah RT 07 yang
terbuat dari papan kayu dan batas awal wilayah diletakkan pada nomor rumah
urutan 01 pada RT tersebut serta batas akhir wilayah diletakkan pada batas
rumah urutan 01 RT selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi dan survey lapangan pada RT 07 Desa Gudang
Hirang, kami menemukan beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi
pengetahuan dan kondisi kesehatan masyarakat RT 07, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan yang rendah karena dari 120 KK, sebagian besar
masyarakat RT 07 Desa Gudang Hirang memiliki Riwayat pendidikan
masyarakat yang ada di RT 07 sebagian besar adalah lulusan SD 30 orang
(25%), 24 orang lulusan SMP (20%), lulusan SMA sebanyak 47 orang
(39%), lulusan diploma IV sebanyak 10 orang (8%), strata sebanyak 8 orang
(7%) dan tidak sekolah sebanyak 1 orang (1%).
2. Pekerjaan masyarakat yang sebagian besar menuntut untuk terus berada di
luar rumah dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan
masyarakat RT 07. Dari 120 KK yang telah kami data, sebanyak 86 orang
(72%) sebagai ibu rumah tangga, petani 8 orang (7%), pedagang 7 orang
(6%), guru 3 orang (3%), pegawai swasta 5 orang (4%), pegawai puskesmas
1 orang (1%), buruh 5 orang (4%), wirausaha 2 orang (2%), perawat 1 orang
(1%), dan dosen 2 orang (2%).
4

3. Di Desa Gudang Hirang Rt 07 terdapat masyarakat yang menderita


hipertensi sebanyak 60 orang (50%) hal ini disebabkan masyarakat yang
tidak patuh dalam mengkonsumsi obat karena merasa sehat sehingga
berhenti mengkonsumsi obat tersebut dan banyaknya masyarakat yang tidak
melakukan pengontrolan.
4. Selain hipertensi masyarakat di Desa Gudang Hirang Rt 07 juga terdapat
masyarakat yang menderita kolesterol yaitu sebanyak 39 orang (33%) hal ini
disebabkan karena masyarakat yang masih kurang untuk mengontrol
mengkonsumsi makanan yang berlemak dan jarang berolahraga.
5. Pengetahuan masyarakat mengenai covid-19 sudah baik yaitu sebanyak 84
orang (70%) dan yang masih belum mengetahui sebanyak 36 orang (30%),
namun tingkat kesadaran masyarakat masih rendah dalam mematuhi
protokol kesehatan untuk menggunakan masker apabila bepergian maupun
ke tempat kerumunan.
6. Dagusibu
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat ketika melakukan
swamedikasi (pengobatan sendiri), memperoleh obat tidak melalui tempat
fasilitas pelayanan kesehatan, dan cara menyimpan obat kurang baik dan
tidak tepat, merupakan perilaku masyarakat yang keliru dan membuat
pengobatan menjadi tidak rasional.
7. Konsumsi obat
Kebanyakan masyarakat RT 07 memilih untuk tidak menyimpan obat di
rumah atau hanya dibeli ketika sakit saja dan tidak sesuai dosis yang
seharusnya. Masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi buah-buahan
sebagai upaya untuk mengatasi penyakit yang diderita.
5

C. Penyusunan Prioritas Masalah


Tabel 1.1 Penyusunan prioritan masalah
Hambatan
Solusi yang mungkin
Intervensi Keluasa
No Masalah Urgensi (U) Kefarmasian terjadi dalam
(I) n (K)
(S) aplikasi solusi
(H)
1. Hipertensi (2) Masalah (1) Bila (3) Bila (1) Terdapat Banyak
penting masalah terjadi solusi masyarakat yang
namun tidak dapat masalah kefarmasian enggan untuk
harus diatasi pada 50 - yang dapat melakukan
diselesaikan dengan 70% diaplikasikan, pemeriksaan dan
segera sumber namun bukan pengobatan
daya yang menjadi
ada solusi utama
penanganan
masalah
2. Kolesterol (2) Masalah (1) Bila (3) Bila (1) Terdapat Banyak
penting masalah terjadi solusi masyarakat yang
namun tidak dapat masalah kefarmasian enggan untuk
harus diatasi pada 50 - yang dapat melakukan
diselesaikan dengan 70% diaplikasikan, pemeriksaan dan
segera sumber namun bukan pengobatan
daya yang menjadi
ada solusi utama
penanganan
masalah
3. Covid-19 (2) Masalah (1) Bila (3) Bila (1) Terdapat Banyak
penting masalah terjadi solusi masyarakat yang
namun tidak dapat masalah kefarmasian enggan untuk
harus diatasi pada 50 yang dapat melakukan
diselesaikan dengan 70% diaplikasikan, pemeriksaan dan
segera sumber namun bukan pengobatan,
daya yang menjadi terutama vaksin.
ada solusi utama
penanganan
masalah
4. DAGUSI (2) Masalah (1) Bila (2) Bila (1) Terdapat Banyak
BU penting masalah terjadi solusi masyarakat yang
namun tidak dapat masalah kefarmasian malas untuk
harus diatasi pada 21 - yang dapat mengikuti saran
diselesaikan dengan 50% diaplikasikan, cara
segera sumber namun bukan DAGUSIBU
daya yang menjadi yang baik dan
ada solusi utama benar
penanganan
masalah
BAB II
METODE

A. Rancangan Solusi
Berdasarkan penyusunan prioritas permasalahan, kami memilih tema
“Pelatihan DAGUSIBU Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk Mengatasi
Hipertensi dan Kolesterol di Desa Gudang Hirang RT 07”. Tema tersebut
menjadi pondasi utama dalam penyusunan program kerja yang akan kami
laksanakan sebagai solusi permasalahan. Adapun rencana program yang akan
kami laksanakan adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengkaderan program “DAGUSIBU TOGA” untuk hipertensi
dan kolesterol.
2) Melakukan Pelatihan Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan
membuat “Pojok Herbal” untuk mengatasi Hipertensi dan Kolesterol.
3) Melakukan sosialisasi edukasi kepada masyarakat RT 07 mengenai
DAGUSIBU TOGA pada Hipertensi dan Kolesterol serta kaitannya dengan
Covid-19.
4) Menyediakan wadah tertutup rapat yang dapat dijadikan sebagai kotak obat
di rumah masing-masing.
5) Menyediakan dan membagikan masker kepada masyarakat RT 07 serta
memberikan edukasi bahwa masker merupakan alat pendukung untuk
mencegah penularan virus di masa pandemi Covid-19.
6) Menyediakan tempat pembuangan sampah kemasan obat dengan diberi
nama ABSO (Ayo Buang Sampah Obat) agar masyarakat RT 07 dapat
membedakan sampah rumah tangga dan sampah obat serta menerapkannya
pada kehidupan sehari-hari.

6
7

B. Timeline/Rancangan Aktivitas
Tabel 2.1 Timeline/ Rancangan aktivitas
November 2021
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
1. Observasi, survey lapangan
dan wawancara
2. Penentuan prioritas
permasalahan
3. Merancang solusi
permasalahan
4. Presentasi proposal kegiatan
5. Aplikasi rancangan kegiatan
6. Evaluasi kegiatan dalam
format laporan kemajuan
7. Presentasi laporan kemajuan
8. Aplikasi kegiatan
berdasarkan diskusi laporan
kemajuan
9. Pembuatan laporan akhir
10. Presentasi laporan akhir
11. Pengumpulan laporan PKL
Komunitas

C. Penerapan Teknologi Tepat Guna


1. Melakukan Sosialisasi Edukasi dan Pengkaderan DAGUSIBU TOGA
Sebelum dilaksanakan kegiatan “Pojok Herbal”, dilakukan Sosialisasi
Edukasi dan Pengkaderan DAGUSIBU TOGA terlebih dahulu. Sosialisasi
Edukasi DAGUSIBU TOGA dilakukan kepada pada sebagian masyarakat
RT 07 karena meminimalisir adanya kerumunan saat pandemi. Selanjutnya
dilakukan pengkaderan untuk melaksanakan program utama yaitu “Pojok
Herbal” dengan memilih dari peserta terbaik pada saat sosialisasi edukasi
DAGUSIBU TOGA.
8

2. Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA)


Dari hasil observasi dan survey mahasiswa Kelompok 11 PKL
Komunitas, diperoleh suatu informasi bahwa masyarakat RT 07 ketika sakit
lebih memilih mengkonsumsi buah-buahan atau rempah untuk mengatasi
penyakit yang diderita. Oleh karena lingkungan yang ada di RT 07
memungkinkan untuk dilakukan penanaman, maka kami melakukan
sosialisasi dan pelatihan pada kader-kader yang terpilih untuk membuat
“Pojok Herbal” dengan menanam bibit jahe dan seledri.
3. Menyimpan Obat dan ABSO (Ayo Buang Sampah Obat)
Dari hasil observasi dan survey mahasiswa Kelompok 11 PKL
Komunitas, diperoleh suatu informasi bahwa masyarakat RT 07 masih
banyak yang tidak mengetahui cara menyimpan obat dan membuang obat
yang sudah rusak/kadaluarsa serta cara membuang kemasannya.
Kebanyakan masyarakat masih sering mencampurkan antara sampah rumah
tangga dengan sampah obat. Sehingga kami menyediakan wadah tertutup
baik sebagai contoh penyimpanan obat yang baik dan benar serta tempat
sampah khusus obat/kemasan obat agar masyarakat RT 07 dapat
menerapkan cara membuang sampah obat dengan baik dan benar (tidak
dicampurkan dengan sampah rumah tangga).
4. Menyediakan dan Membagikan Masker
Dari hasil observasi dan survey mahasiswa Kelompok 11 PKL
Komunitas, diperoleh suatu informasi bahwa masyarakat RT 07 masih
banyak yang kurang peduli mengenai protokol kesehatan di masa pandemi
seperti ini. Maka dari itu, kami menyediakan dan membagikan masker pada
saat program dilaksanakan.
Dalam merealisasikan program yang kami rancang, secara garis besar
pelaksanaan program dapat dibagi atas beberapa langkah yaitu persiapan,
pelaksanaan, evaluasi atau pengujian, dan hasil program. Adapun langkah-
langkah dalam pelaksanaan program sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada persiapan ini bentuk kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah
pada saat observasi dan survey lapangan, dilakukan wawancara kepada
9

masyarakat RT 07 mengenai identitas diri, riwayat penyakit, pekerjaan,


pendidikan, penghasilan, mengkonsumsi obat atau tidak, dan pertanyaan-
pertanyaan yang relevan dengan program yang kami rancang. Selain itu, di
tahap persiapan ini juga dilakukan pembagian tugas kelompok kerja pada
masing-masing anggota kelompok dan pengadaan prasarana.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan merupakan tahap kedua dari program yang akan
kami lakukan pengumpulan kader, sosialisasi edukasi dan pelatihan kader,
pelaksanaan “Pojok Herbal” dengan menanam bibit jahe dan benih seledri di
perkarangan pada salah satu rumah warga RT 07. Pada saat sosialisasi
edukasi dan pelatihan kader, dilakukan kegiatan dengan memberikan
pengarahan terhadap manfaat dan pentingnya program, pelatihan tenaga
terampil, dan pemberian wawasan perawatan terhadap “Pojok Herbal”.
3. Evaluasi Program
Evaluasi yang dimaksud di sini adalah melakukan uji coba dan
pemantauan apakah setelah di laksanakan “Pojok Herbal” kader terpilih
dapat menerapkan dan membagikan pengetahuan yang telah diberikan saat
pelatihan kepada seluruh masyarakat RT 07 yang kemudian dapat
dimanfaatkan untuk pribadi masing-masing, maupun perekonomian
masyarakat setempat.
Langkah evaluasi program ini diharapkan mempunyai dampak yang
baik terhadap masyarakat awam maupun anggota Kelompok 11 PKL
Komunitas yang tergabung dalam satuan tugas. Dengan menerapkan dan
mengembangkan “Pojok Herbal”, masyarakat RT 07 dapat memperoleh
gambaran nyata dan memberikan motivasi kepada masyarakat di sana
bahwa penerapan terapi non farmakologi yang selama ini telah dilakukan
dapat dikembangkan dengan cara yang baik dan benar serta dapat
memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar maupun perekonomian.
10

D. RAB Program
Tabel 2.2 RAB program
Harga
No Rincian Pengeluaran Kuantitas Biaya Total
Satuan
1. Leaflet 112 lembar Rp 1.500 Rp 168.000
2. Kertas A4 + Amplop 1 rim Rp 30.000 Rp 30.000
3. Bibit Jahe Merah 15 buah Rp 8.000 Rp 120.000
4. Benih Seledri 1 Pack Rp 9.000 Rp 9.000
5. Tanah Pupuk 2 Karung Rp 6.000 Rp 12.000
6. Polybag 30 lembar Rp 6.000
7. Rak Tanaman Kecil 1 buah Rp 60.000 Rp 60.000
8. Rak Tanaman Besar 1 buah Rp 100.000 Rp 100.000
9. Mika Kotak Obat 5 buah Rp 2.000 Rp 10.000
10. Spanduk 1 buah Rp 30.000 Rp 30.000
11. Masker 1 Pack Rp 15.000 Rp 15.000
12. Doorprize 6 buah Rp 20.000 Rp 120.000
13. Tempat Sampah 2 buah Rp 35.000 Rp 70.000
14. Konsumsi 50 buah Rp 5.000 Rp 250.000
Total Rp 1000.000
BAB III
HASIL
A. Hasil Implementasi Program
Survey dilakukan di desa Gudang Hirang Rt 07 dimana dari 120
masyarakat tingkat pendidikan SD sebanyak 30 orang (25%), 24 orang lulusan
SMP (20%), lulusan SMA sebanyak 47 orang (39%), lulusan diploma IV
sebanyak 10 orang (8%), strata sebanyak 8 orang (7%) dan tidak sekolah
sebanyak 1 orang (1%). Dimana hal ini lah yang sangat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki
maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi, sehingga,
pengetahuannya akan semakin baik (Widayanti, 2012).

Tingkat pendidikan
SD SMP SMA Lulusan diploma IV Strata Tidak sekolah

1%

7%
8% 25%

39% 20%

Gambar 3.1 Tingkat pendidikan di Desa Gudang Hirang Rt 07


Dari hasil survey PKL komunitas yang kami lakukan diketahui bahwa di
Desa Gudang Hirang Rt 07 mayoritas memiliki penyakit hipertensi sebanyak
60 orang (50%) hal ini disebabkan masyarakat yang tidak patuh dalam
mengkonsumsi obat karena merasa sehat sehingga berhenti mengkonsumsi
obat tersebut dan banyaknya masyarakat yang tidak melakukan pengontrolan.
Hasil survey menunjukkan memiliki kolestrol yaitu sebanyak 39 orang (33%)
hal ini disebabkan karena masyarakat yang masih kurang untuk mengontrol
mengkonsumsi makanan yang berlemak dan jarang berolahraga (Suarsih,
2020). Serta masih banyaknya masyarakat yang kurang memiliki kesadaran
terkait covid-19. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat

11
12

terkait penyakit tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki


masyarakat maka semakin mudah orang tersebut untuk memiliki kesadaran
atau pengetahuan tentang kesehatan dan mencapai perilaku kesehatan yang
baik (Macleod, 2009).
Program selanjutnya mengadakan sosialisasi terkait materi hipertensi,
kolestrol, covid-19, serta Dagusibu obat di Desa Gudang Hirang Rt 07. Pada
saat awal dan akhir sosialisasi kami memberikan masyarakat kuesioner agar
dapat mengetahui peningkatan pemahaman terkait penyakit hipertensi,
kolestrol serta covid-19 dan dagusibu obat. Pada saat sosialisasi masyarakat
sangat antusias untuk mendapatkan materi terkait penyakit dan dagusibu obat.
Selain pemaparan materi kami juga memberikan kotak obat agar masyarakat
mampu memahami bagaimana wadah penyimpanan obat yang baik dan benar
serta disediakan bak sampah khusus untuk pembuangan obat. Pada akhir
sosialisasi juga di adakan doorprice untuk masyarakat yang aktif bertanya
maupun menjawab pertanyaan.
Evaluasi dari hasil kuesioner yang didapatkan dari 29 responden sebelum
dilakukan sosialisasi didapatkan bahwa hasil kuesioner dengan jawaban sangat
baik tentang penyakit yaitu 13 orang (45%), dapatkan 9 orang (31%), gunakan
1 orang (3%), simpan 6 orang (21%), dan buang 5 orang (17%). Kemudian
hasil kuesioner dengan jawaban sangat baik yang dilakukan setelah sosialisasi
pada materi penyakit sebanyak 15 orang (52%), dapatkan 23 orang (79%),
gunakan 15 orang (52%), simpan 24 orang (83%), dan buang 13 orang (45%).
Dari hasil kuesioner yang diadakan di awal dan akhir sosialisasi didapatkan
bahwa masyarakat mampu memahami pemaparan materi terkait penyakit
hipertensi, kolestrol serta covid-19 dan Dagusibu obat hal ini dibuktikan dari
hasil peningkatan pengetahuan kuesioner yang dilakukan masyarakat.
13

90%

80%

70%

60%

50%
Pre test
40%
Post test
30%

20%

10%

0%
Tentang Dapatkan Gunakan Simpan Buang
penyakit

Gambar 3.2 Hasil kuesioner sosialisasi


Pada PKL komunitas yang dilaksanakan pada tanggal 16 November 2021
dilakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Gudang Hirang Rt 07 terkait
penyakit hipertensi, kolestrol, covid-19 dan dagusibu obat. Dari hasil kuesioner
yang telah kami lakukan sebelum dan sesudah sosialisasi didapatkan bahwa
masyarakat mampu memahami penjelasan yang telah kami jelaskan dimana hal
ini bisa dilihat pada gambar 3.2 berapa banyak responden yang menjawab
sangat baik. Dilanjutkan kegiatan tanya jawab kepada masyarakat apabila
masyarakat aktif dalam bertanya maupun menjawab akan diberikan doorprice.
Selanjutnya dilakukan kegiatan pemilihan kader untuk melakukan
penanaman obat keluarga (TOGA) yang akan dilaksanakan hari minggu di
salah satu rumah warga. Pada saat penanaman TOGA kami menggunakan 5
bungkus bibit seledri dan 5 jahe, masyarakat sangat antusias untuk menanam
tumbuhan tersebut. Setelah selesai penanaman kami melakukan penjelasan
terkait tanaman seledri dan jahe dari klasifikasi, manfaat, proses pembuatan
tanaman dan takaran agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Setelah selesai
semua kegiatan pengkaderan akan tetap kami lakukan pemantauan. Adanya
TOGA ini diharapkan bisa mengatasi penyakit kolestrol maupun hipertensi dan
dapat meningkatkan perekonomian warga Desa Gudang Hirang Rt 07.
14

B. Kendala Implementasi
Kendala yang kami dapatkan selama Praktik Kerja Lapang Komunitas di
Desa Gudang Hirang Rt 07 yaitu sebagai berikut:
1. Transportasi yang tidak memadai.
2. Masyarakat yang masih tertutup untuk ditanya terkait penyakit dan covid-19
3. Cuaca yang tidak mendukung dan selalu berubah.
4. Masyarakat yang masih takut terhadap pendatang baru yang dikira mau
memvaksin.
5. Peserta tidak terlalu fokus ketika penyampaian materi.
6. Pada saat sosialisasi waktu terbuang karena Lcd tidak tersambung ke laptop.
C. Evaluasi
Evaluasi yang kami lakukan untuk mengatasi kendala implementasi kami
yaitu sebagai berikut:
1. Pada saat membawa barang kami membagi dalam membawanya agar tidak
kesulitan selama proses perjalanan.
2. Untuk mengatasi masyarakat yang masih tertutup terkait penyakit kami
melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada masyarakat.
3. Karena cuaca yang tidak mendukung dan dikhawatirkan banjir maka kami
menyediakan rak untuk tanaman TOGA agar aman apabila terjadi banjir.
4. Untuk mengatasi masyarakat yang takut terhadap pendatang baru kami
melakukan pengenalan maksud dan tujuan kami melakukan survey ini.
5. Untuk mengatasi peserta yang tidak fokus pada saat pemaparan materi kami
menyiapkan pertanyaan di akhir materi dan yang bisa menjawab akan
diberikan doorprize sehingga masyarakat lebih memperhatikan materi yang
dijelaskan.
6. Agar tidak membuang-buang waktu pada saat sosialisasi sebaiknya lakukan
pendekatan ke masyarakat terkait materi yang akan di sosialisasikan dan
sebaiknya sebelumnya dilakukan pengecekan.
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari hasil sosialisasi yang telah kami lakukan di Rt 07 gudang Hirang
masyarakat terjadi peningkatan pengetahuan sebagai berikut:
1. Peningkatan tentang pengetahuan penyakit hipertensi, kolestrol, covid-19
2. Peningkatan pengetahuan tentang DAGUSIBU obat
3. Mengetahui manfaat TOGA yang telah ditanam di rumah warga terpantau
tumbuh subur diharapkan dengan adanya tanaman TOGA tersebut bisa
mengatasi penyakit hipertensi dan kolestrol yang dialami masyarakat dan
mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Gudang Hirang Rt
07.

15
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. JAKARTA:


Kementrian Kesehatan RI.
Dinkes (Dinas Kesehatan). 2011. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2011.
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. (2019). Profil Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin tahun 2018, 2017, 2016: Banjarmasin.
Efendi, Ferry dan Makhfudli.(2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Ferawati.(2013). Pengertian Masyarakat. (http://ferawati1.blogspot.Com/2013/02
/pengertian-masyarakat-menurut-beberapa-ahli.html,diakses 18 Juni 2014).
Irianto, et al. (2014). Penyakit Hipertensi dan Pencegahannya. Jakarta: EGC.
Macleod U ME. Risk factors for delayed presentation and referral of symptomatic
cancer. 2009 (Evidence for common cancers).
Mubarak, W.I & Chayatin, N. (2013). Ilmu keperawatan komunitas I. Jakarta :
Salemba.
Mumpuni Y., Wulandari A., 2011. Cara Jitu Mengtasi Kolesterol. Yogyakarta:
Andi
Rahmawati, Annisaa, (2012). Komunitas Sosiologi Pertanian.
(http://blog.ub.ac.id/ annisaarahmawati/2012/04/komunitas-sosiologi-
pertanian/, diakses 18 Juni 2014).
Riyadi Slamet. 2017. Akuntansi Manajemen. Taman Sidoarjo: Zifataman
Publisher.
Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan keperawatan bagi penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yokyakarta: Graha Ilmu.
Widayati, Aris, S. Suryawati, C. de Crespigny, dan J. E. Hiller. Knowledge and
Beliefs About Antibiotics Among People in Yogyakarta City Indonesia : A
Cross Sectional Population-based Survey. Antimicrobial Resistance and
Infection Control, 2012, (1): 38 – 44.

16
17

World Health Organization. Definisi Sehat WHO: WHO; 1947 [cited 2016 20
February]. Available from: www.who.int.
18

LAMPIRAN
19

Lampiran 1. Survei ke masyarakat

Lampiran 2. Presentasi proposal


20

Lampiran 3. Materi Dagusibu dan penyakit hipertensi, kolestrol serta covid-


19
21
22
23

Lampiran 4. Leaflet penyakit hipertensi, kolestrol serta covid-19

Lampiran 5. Sosialisasi terkait dagusibu dan penyakit hipertensi, kolestrol,


serta covid-19

Lampiran 6. Penanaman TOGA


24

Lampiran 7. Kuesioner Sosialisasi dagusibu dan penyakit hipertensi,


kolestrol serta covid-19
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan obat yang benar,
kami ingin melakukan survey mengenai cara penggunan obat yang benar. Kami
memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu 10-15 menit untuk
mengisi kuisioner di bawah ini. Kami menjamin bahwa informasi yang Bapak/Ibu/
Saudara/ i berikan akan dijaga kerahasiaannya.
IDENTIFIKASI RESPONDEN
Nama :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Alamat :
Pendidikan terakhir : □ Sd/Sederajat □ SMA/sederajat
□ SMP/sederajat □ Perguruan Tinggi
□ Tidak sekolah
Pekerjaan : □ PNS/TNI/Polri □ Guru
□ Pegawai swasta □ Buruh
□ Tidak bekerja □ Lainnya
□ Ibu rumah tangga

Berilah tanda (√) pada kolom Y (Ya) apabila pernyataan benar/ sesuai dan beri tanda
(√) pada kolom T (Tidak) apabila pernyataan salah/ tidak sesuai.

Opsi Jawaban
No. Pernyataan
B S
Tentang Penyakit
1. Suatu penyakit dimana meningkatkan tekanan darah
disebut dengan kolestrol
2. Salah satu tanda hipertensi yaitu Sakit kepala, Sulit tidur,
kelelahan, mual, muntah, dan gelisah.
3. Menggunakan masker, mencuci tangan, mengkonsumsi
vitamin dan olahraga merupakan upaya dalam mencegah
Covid-19
25

Cara Mendapatkan Obat


1. Obat dengan logo seperti gambar disamping, merupakan
obat bebas yang dapat dibeli tanpa resep dokter
di minimarket atau toko obat berijin.
2. Obat bisa dibeli di apotek, toko obat berizin, puskesmas,
rumah sakit dan klinik.
3. Informasi yang harus diperhatikan dari kemasan yaitu
nama obat, zak aktif, logo obat, khasiat, efek samping, dan
tanggal kadaluwarsa
Cara Penggunaan Obat
1. Obat tablet diminum dengan segelas air.
2. Yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat yaitu
ukuran obatnya
3. Apabila obat diminum 2x sehari berarti dikonsumsi setiap
12 jam
Cara Penyimpanan Obat
1. Semua obat dapat disimpan didalam lemari pendingin
(kulkas) agar lebih tahan lama.
2. Obat dapat rusak jika terkena sinar matahari langsung
3. Obat harus disimpan dengan baik agar terhindar dari
jangkauan anak-anak.
Cara Pembuangan Obat
1. Obat dapat dibuang langsung pada tempat pembuangan
sampah.
2. Semua obat yang sudah kedaluwarsa dapat dibuang
ditempat sampah.
3. Obat berbentuk tablet dibuang dengan cara dihancurkan
lebih dulu taruh dalam wadah plastik untuk kemasan obat
digunting lalu dibuang di bak sampah
26

Lampiran 8. Hasil kuesioner pre test dan post test masyarakat


27

Lampiran 9. Nota Anggaran


28
29

Lampiran 10. Aploud Jurnal


30
31
32

Anda mungkin juga menyukai