Disusun Oleh:
Kelompok 12
Ketua Kelompok
(Muhammad Maulana)
NIM. 11194761920056
Menyetujui,
Mengetahui,
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................
BAB 1
LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi beban dan memiliki
prevalensi tinggi dalam masalah kesehatan di Dunia yaitu hipertensi. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal (Dipiro, 2015).
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi sistolik sama dengan atau diatas
140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik sama dengan atau diatas 90 mmHg
(Damayantie, 2018).
Menurut World Health Organization (WHO) 2015, sekitar 1,13 Miliar orang
di dunia menderita hipertensi, atau artinya 1 dari 3 orang di dunia telah
terdiagnosa hipertensi. Jumlah penderita hipertensi pada tahun 2025
diperkirakan terus meningkat menjadi 1,5 Miliar penderita hipertensi (WHO,
2015).
Indonesia memiliki penderita hipertensi Sekitar 18-28,6% dari keseluruhan
jumlah penduduk dengan usia penderita diatas 20 tahun (Yusuf dkk, 2015).
Kalimantan Selatan merupakan provinsi di Indonesia yang menempati urutan
tertinggi kedua untuk prevalensi hipertensi yaitu sebanyak 30,8% (Ayuchecaria
dkk, 2018). Penderita hipertensi di Kalimantan Selatan telah mengalami
pergeseran usia, karena saat ini tidak hanya umur diatas 40 yang dapat
menderita hipertensi tetapi umur dibawah 30 tahun juga dapat menderita
hipertensi (Yusuf dkk, 2015).
Hipertensi dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti faktor genetik,
obesitas, kelebihan asupan natrium, dislipidemia, kurangnya aktivitas fisik, dan
defisiensi vitamin D, serta gaya hidup. Selain itu, rendahnya pengetahuan
tentang hipertensi juga dapat menjadi penyebab utama tidak terkontrolnya
tekanan darah (Sudarso et al. 2017).
Tekanan darah yang tidak terkontrol ini dapat menyebabkan kerusakan
pada organ lainnya, seperti jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar
hingga dapat menyebabkan kematian (Kusuma, 2017). Menurut WHO, diketahui
25% diantara penderita hipertensi mendapatkan pengobatan, tetapi hanya
terdapat 12,5% yang dapat diaobati (Sartik,2017). Hal ini karena adanya
pengaruh dari kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Kepatuhan dalam
menjalani pengobatan hipertensi merupakan faktor penting dalam mengontrol
tekanan darah pada pasien hipertensi, karena ketidakpatuhan dapat
menyebabkan kegagalan terapi (Ayuchecaria dkk, 2018).
Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Sungai Tabuk I
prevalensi 10 penyakit tertinggi di desa Sungai Tabuk salah satunya hipertensi.
Desa Gudang Hirang termasuk desa yang memiliki prevalensi hipertensi yang
tinggi ini juga didukung dari data yang didapatkan dari kuisioner pada pendataan
yang telah dilakukan. Hal yang dapat menyebabkan tingginya prevelensi
hipertensi di desa ini yang paling tinggi adalah pengetahuan masyarakat terkait
hipertensi dan kepatuhan pengobatan yang masih rendah.
Oleh karena itu, kami ingin melakukan suatu program dengan tema “Satu
Hari Mengenal Hipertensi” yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
kepatuhan masyarakat dalam pengobatan hipertensi di desa Gudang Hirang
RT.10.
BAB 2
PENGKAJIAN MASALAH DAN KEBUTUHAN WILAYAH
1
Spanduk
2
Poster
3
Leaflet
4
Buah
5
Konsumsi
6
Souvenir
7
Biaya Print
8
Transportasi
Total Biaya
Minggu
No Rincian Kegiatan
1 2 3 4
1
Pendataan Penduduk
2
Rekapitulasi data
3
Pembuatan proposal kegiatan
4
Implementasi kegiatan
5
Pembuatan laporan kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Ayuchecaria N, Siti NK, Rina F., 2018. Tingkat kepatuhan minum obat pasien
hipertensi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Jurnal Insan Farmasi
Indonesia. 1(2): 234-242.
Dipiro JT, Wells BG, Schwinghammer TL, Dipiro CV, 2015. Pharmacotherapy
Handbook, Ninth Edit., Inggris: McGraw-Hill Education Companies.
Santosa LHK, Shofa C, Setyo GP., 2016. Faktor risiko kejadian hipertensi di
Puskesmas Kenduruan, Kabupaten Tuban. Jurnal Kedokteran
Diponegoro. 5(4): 1182-1191.
Sartik, Tjekyan RMS, Zulkarnain M., 2017. Faktor – faktor risiko dan angka
kejadian hipertensi pada penduduk Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat. 8(3): 180-191.