DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
KELAS A
2022
Nama Kelompok 6 :
PENDAHULUAN
Jawab :
Sejarah kesehatan masyarakat dipelopori dari negara Eropa tepatnya negara Inggris
oleh Edwin Chadwick.1,2
Pada zaman ini hanya menangani kegiatan kesehatan semata-mata untuk tujuan
menghilangkan gejala-gejala penyakit tanpa melihat penyebab maupun faktor yang
memungkinkan timbulnya penyakit. Cara pengobatannya “symptoms centred” .
Zaman ini dunia pengobatan yang paling tradisional dan konservatif, dinamakan
juga “Era Symptomatic Treatment” atau “Era Non Causative Treatment”
Tanggapan masyarakat yang baik terhadap peranannya dan manfaat akan adanya
rumah sakit dengan sendirinya ikut membangkitkan kesadaran akan “hospital
minded”. Rasa takut dan diliputi kecurigaan saat berhadapan dengan dokter tidak
lagi dirasakan. “Clinical centred” diperluas menjadi “community centred”.
Sumber :
1.Sianturi E, Pardosi M, Surbakti E. Kesehatan Masyarakat. Zifatama Jawara; 2019.
2.Yermi. Pengantar Kesehatan Masyarakat. Cirebon: Insania, 2021;19.
3.Hasnidar, dkk. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis,
2020;2-3.
Jawab :
Antibiotika ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming. Penemuan ini
diawali dari pengamatan Alexander Fleming terhadap fenomena kematian bakteri
Staphylococcus dalam cawan petri yang juga ditumbuhi jamur. Sebelum ditemukan
antibiotik, tidak ada obat untuk pneumonia, gonorrhea atau demam rematik
sehingga rumah sakit dipenuhi pasien sedangkan tidak banyak yang dapat
dilakukan dokter untuk menolong. Tidak mengherankan jika kemudian Alexander
Fleming bersama Howard Florey, Ernst Chain yang merupakan tim penemu
antibiotik penicillin, dianugerahi Nobel Prize untuk Fisiologi dan Kedokteran pada
1945.
Pioner kesehatan yang menemukan rontgen foto adalah Wilhelm Conrad Roentgen.
Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan
tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari
tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya dan mengaktifkan layar
pendar atau film foto.5
Sumber :
Obyek Pada Pemanfaatan Pesawat Sinar-X, TYPPE CGR. J Bulletin Fisika. 2014;
15(1) : 16
Namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat dibedakan dua
bagian utama yaitu:
- Penyebab primer
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan
bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya. Pada
penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai penyebab kausal. Unsur penyeba
kausal ini dapat dibagi menjadi 5 kelompok:
b. Host (Pejamu)
Faktor manusia adalah semua ciri dan karakter yang melekat pada diri manusia yang
dapat menimbulkan penyakit. Faktor tersebut diantaranya adalah:
- Umur
- Jenis kelamin
- Ras
- Genetika
- Pekerjaan
- Kekebalan
- Adat istiadat
- Gaya hidup
- Psikis
c. Lingkungan (Environtment)
Unsur lingkungan mempunyai peranan penting dalam menentukan terjadinya
proses interaksi antara penjamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya
penyakit. Secara garis besar, unsur lingkungan dapat dibagi dalam tiga bagian
utama yaitu:
- Lingkungan biologis
- Lingkungan fisik
- Lingkungan sosial
Sumber :
7.Sari MHP,dkk. Dasar-Dasar Epidemiologi. Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021;21.
2.4 Jelaskan 4 unsur penyebab gangguan kesehatan secara lengkap!
Unsur penyebab gangguan kesehatan terdiri atas: lingkungan , perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.8
1. Lingkungan hidup
2. Perilaku
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir. Sebagai contoh: diabetes mellitus, asma, epilepsy,
retardasi mental, hipertensi, buta warna.
Sumber:
8 Irwan. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media, 2017:
10-11.
2.5 Jelaskan hubungan kependudukan dengan kesehatan?
Kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan keadaan kependudukan. Yang mana
ada beberapa indikator kependudukan yang dapat dijadikan indikator umum dalam
kesehatan masyarakat: 9,10
A. Hygiene
Upaya dari manusia itu sendiri mencegah timbulnya penyakit serta membuat
kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.
B. Sanitasi
Sumber :
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah suatu penyakit atau keadaan kesehatan
yang diakibatkan oleh rutinitas pekerjaan atau lingkungan kerja. PAK dapat
ditimbulkan dari berbagai faktor contohnya dari faktor pekerjaan itu sendiri, proses
kerja, alat kerja yang dipakai, lingkungan kerja dan juga bahan yang dipakai untuk
bekerja.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja Pasal 4:
(1) Diagnosis penyakit akibat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
dilaksanakan dengan pendekatan 7 (tujuh) langkah yang meliputi:17,18
a. penegakan diagnosis klinis;
b. penentuan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja;
c. penentuan hubungan antara pajanan dengan penyakit;
d. penentuan kecukupan pajanan;
e. penentuan faktor individu yang berperan;
f. penentuan faktor lain di luar tempat kerja; dan
g. penentuan diagnosis okupasi.
1) Menentukan diagnosis klinis
Dalam mendiagnosis suatu penyakit harus melalui beberapa tahapan yaitu:
A. Anamnesis, yang terdiri dari keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit
saat ini, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat
reproduksi wanita ditanyakan kepada pasien secara lengkap dan mendetail.
Suatu anamnesis dapat dilakukan secara autoanamnesis (secara langsung
pada pasien) atau pada keluarga, teman kerja dll (alloanamnesis).
B. Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk menentukan kelainan suatu sistem atau
organ tubuh dengan menggunakan 4 cara yaitu inspeksi (melihat), palpasi
(meraba), perkusi (mengetuk) dan auskultasi (mendengar menggunakan alat
stetoskop). Pemeriksaan fisik khusus juga dilakukan pemeriksaan tanda
vital seperti nadi, pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, status gizi, dan
tingkat kesadaran juga diperiksa secara detail.
C. Pemeriksaan penunjang, juga dilakuakn untuk memperkuat diagnosis yang
dihasilkan dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
dapat berupa pemeriksaan laboratorium (darah, urin, feses dll) spirometri,
audiometri, rontgen, USG, EKG dll.
E. Faktor Psikososial
- Beban kerja yang tidak sesuai dengan waktu dan jumlah pekerjaan
- Pekerjaan tidak sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
- Ketidakjelasan tugas
- Hambatan jenajang karir
- Bekerja gilir (shift)
- Konflik dengan teman sekerja
- Konflik dalam keluarga
3. Menentukan hubungan antara pajanan dan penyakit
Menentukan hubungan antara pajanan dengan penyakit dapat dilakukan
berdasarkan evidence based dan ditunjang dengan bukti yang ada.
4. Menentukan besarnya Pajanan
Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan melihat data
pengukuran lingkungan dan masa kerja atau secara kualitatif dengan mengamati
cara kerja pekerja.
5. Menentukan faktor peranan individu
Peranan individu yang dimaksud adalah faktor yang mempercepat terjadinya
penyakit akibat kerja atau juga menurunkan kemungkinan penyakit akibat
hubungan kerja yang seperti genetik atau juga kurang tertib dalam menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD).
6. Menentukan faktor lain diluar pekerjaan
Faktor lain yang dimaksud adakah pajanan selain di tempat kerja, faktor gaya hidup
yang dapat menunjang terjadinya penyakit dll.
7. Menentukan diagnosis penyakit akibat kerja
Melalui beberapa tahapan diatas dapat dibuktikan bahwa minimal ada satu faktor
pekerjaan yang berperan sebagai penyebab penyakit yang termasuk kategori PAK.
Sumber :
17,Buchari. 2007. Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Diakses
melalui http://library.usu.ac.id/download/ft/07002746.pdf
Obyek Pada Pemanfaatan Pesawat Sinar-X, TYPPE CGR. J Bulletin Fisika. 2014;
15(1) : 16
17,Buchari. 2007. Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Diakses
melalui http://library.usu.ac.id/download/ft/07002746.pdf