Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 1: PENGANTAR ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT


BLOK 23 ( ADMINISTRASI KESEHATAN DAN ENTERPRENEURSHIP )

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

KELAS A

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
Nama Kelompok 6 :

Ketua : Elvanda Wongso ( 190600059)

Sekretaris : Sakinah ( 190600060)

Anggota : - Jessica Jemy Tiurma Pasaribu ( 190600053)

- Maudina Aulia Siregar ( 190600054)

- Ade Syifa Azzahra ( 190600055)

- M.Fitra Fajar ( 190600056)

- Ade Khairunnisa ( 190600057)

- Jayne Mary Simanungkalit ( 190600058)

- Grace Mariati R.Simbolon ( 190600061

- Alya Salsabila Harahap ( 190600062)

- Vimala Saranya ( 190600165)

- Desiska Bella Yolanda Pangabean ( 190600166)

- Adriani M Panjaitan ( 190600167)

- Nadya Chandra (190600168)

- Fadli Al Habib ( 190600169)

- Farah Naurah Salsabila Nasution ( 190600170)

- Fidelia Nava Shakira ( 190600171)

- Muhammad Fazlil Bin Mohd Fauzil ( 190600226)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009. Kesehatan adalah


keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
perlu adanya upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Kesehatan
yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan
gigi dan mulut karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan
tubuh secara keseluruhan . Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia
masih menjadi perhatian yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan
dan perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan. Penyakit gigi dan mulut yang
paling banyak diderita masyarakat adalah penyakit karies gigi dan peradangan
gusi. Penyebab utama kedua penyakit tersebut disebabkan oleh kebersihan
mulut dan pola makan yang kurang baik . Pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan
sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih
dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi
kesehatan dan kesejahteraan se-seorang. Oleh karena itu kesehatan gigi dan
mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang.

1.2 Deskripsi Topik

Nama Pemicu : Pengantar Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat


Narasumber : Simson Damanik, drg., M.Kes; Buchari ST, M.Kes
Hari/ Tanggal: Kamis / 08 September 2022
Waktu : 13.30 – 15.30 WIB
Setelah pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama dua tahun ini, maka seluruh
sarana pelayanan kesehatan harus bersama-sama melakukan kegiatan terintegrasi.
Semua kegiatan difokuskan pada tindakan promotif dan preventif. Saudara diberikan
amanah sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Tk.I) di salah satu Provinsi dari 37
Provinsi di Indonesia. Di setiap provinsi biasanya terdapat pabrik, perumahan dan
daerah perkotaan yang padat penduduknya. Diskusikan pertanyaan dibawah ini.
Pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana sejarah adanya kesehatan masyarakat!
2. Tuliskan pionir kesehatan yang menemukan vaksin, antibiotik, alat-alat
kedokteran (ronsen foto), dan mikroorganisme!
3. Jelaskan 3 unsur faktor utama timbulnya penyakit secara lengkap !
4. Jelaskan 4 unsur penyebab gangguan kesehatan secara lengkap!
5. Jelaskan hubungan kependudukan dengan kesehatan?
6. Bagaimana Saudara mengatasi penyakit akibat faktor lingkungan? Berikan
contohnya!
7. Bagaimana Saudara mengatasi penyakit yang disebabkan oleh perilaku yang
salah? Berikan contohnya!
8. Jelaskan program-program yang dilakukan oleh perusahaan tentang kesehatan
kerja!
9. Jelaskan program promosi kesehatan!
10. Bagaimana mendiagnosa timbulnya penyakit akibat kerja?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jelaskan bagaimana sejarah adanya kesehatan masyarakat!

Jawab :

Sejarah kesehatan masyarakat dipelopori dari negara Eropa tepatnya negara Inggris
oleh Edwin Chadwick.1,2

A. Emperical Health Era (sebelum tahun 1850)

Pada zaman ini hanya menangani kegiatan kesehatan semata-mata untuk tujuan
menghilangkan gejala-gejala penyakit tanpa melihat penyebab maupun faktor yang
memungkinkan timbulnya penyakit. Cara pengobatannya “symptoms centred” .
Zaman ini dunia pengobatan yang paling tradisional dan konservatif, dinamakan
juga “Era Symptomatic Treatment” atau “Era Non Causative Treatment”

B. Basic Science Era (1850-1900)

Titik tolak dari pengembangan dunia kedokteran/kesehatan yang


sesungguhnya,sudah ada penelitian di lab, dan ditemukan berbagai macam bakteri,
sehingga mendorong para peneliti menemukan berbagai obat bagi dunia
pengobatan. Penyusutan suatu penyakit lebih banyak ditujukan untuk mencari
causa primanya yang berupa mikroorganisme. Cara pengobatannya dikenal dengan
“bacteria or disease centred”.1

C. Clinical Science Era (1900-1950)

Cara-cara pengobatan telah diperkenalkan melalui suatu lembaga yang kemudian


kita kenal sebagai poliklinik-poliklinik, kemudian bertahap digabungkan dengan
lembaga- lembaga kedokteran lainnya di rumah Sakit. Masyarakat mulai berani
membiasakan dirinya dirawat di rumah sakit bila memang keadaannya perlu
dirawat. Pandangan berpikir masyarakat di bidang kesehatan mulai maju. Lahir
sistem pendidikan bagi mahasiswa- mahasiswa kedokteran melalui “bedside
teaching” di dalam rumah sakit. Cara pengobatannya dikenal dengan “patient
centred/clinical centred”.2.3

D. Public Health Era (1950-sekarang)

Tanggapan masyarakat yang baik terhadap peranannya dan manfaat akan adanya
rumah sakit dengan sendirinya ikut membangkitkan kesadaran akan “hospital
minded”. Rasa takut dan diliputi kecurigaan saat berhadapan dengan dokter tidak
lagi dirasakan. “Clinical centred” diperluas menjadi “community centred”.

Sumber :
1.Sianturi E, Pardosi M, Surbakti E. Kesehatan Masyarakat. Zifatama Jawara; 2019.
2.Yermi. Pengantar Kesehatan Masyarakat. Cirebon: Insania, 2021;19.
3.Hasnidar, dkk. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis,
2020;2-3.

2.2 Tuliskan pionir kesehatan yang menemukan vaksin, antibiotik, alat-alat


kedokteran (ronsen foto), dan mikroorganisme!

Jawab :

Pionir Kesehatan yang menemukan Vaksin

Vaksin merupakan antigen (mikroorganisme) yang diinaktivasi atau dilemahkan


yang bila diberikan kepada orang yang sehat akan menimbulkan antibodi spesifik
terhadap mikroorganisme tersebut sehingga bila kemudian dia terpapar, akan kebal
dan tidak sakit. Secara historis, vaksin muncul pertama kali pada tahun 1796, pada
saat itu vaksin pertama berupa vaksin cacar yang berhasil dibuat seorang ahli medis
berkenamaan asal Inggris bernama Edward Jenner. Pionir yang menemukan
vaksin adalah Edward Jenner 1796 menemukan vaksin untuk mencegah cacar.4

2.Pionir Kesehatan yang menemukan antibiotic

Antibiotika ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming. Penemuan ini
diawali dari pengamatan Alexander Fleming terhadap fenomena kematian bakteri
Staphylococcus dalam cawan petri yang juga ditumbuhi jamur. Sebelum ditemukan
antibiotik, tidak ada obat untuk pneumonia, gonorrhea atau demam rematik
sehingga rumah sakit dipenuhi pasien sedangkan tidak banyak yang dapat
dilakukan dokter untuk menolong. Tidak mengherankan jika kemudian Alexander
Fleming bersama Howard Florey, Ernst Chain yang merupakan tim penemu
antibiotik penicillin, dianugerahi Nobel Prize untuk Fisiologi dan Kedokteran pada
1945.

3.Pionir Kesehatan yang menemukan Alat-alat kedokteran (Rontgen Foto)

Pioner kesehatan yang menemukan rontgen foto adalah Wilhelm Conrad Roentgen.
Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan
tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari
tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya dan mengaktifkan layar
pendar atau film foto.5

4.Pionir Kesehatan yang menemukan Mikroorganisme

Takbir terungkapnya dunia mikroorganisme berawal dari ditemukannya mikroskop


oleh Anthony van Leeuwenhoek (1633-1723). Pada mulanya, mikroskop temuan
tersebut masih sangat sederhana, hanya dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus
yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas yang setara dengan
perbesaran 50-300 kali. Pengamatan yang dilakukan oleh Leeuwenhoek di
antaranya pengamatan terhadap struktur mikroskopis biji, jaringan tumbuhan, dan
invertebrata kecil. Penemuan terbesar pada zamannya dan diketahui sebagai dunia
mikroorganisme, yang disebut sebagai animalculus atau hewan kecil. Animalculus
adalah berbagai jenis mikroorganisme yang sekarang diketahui sebagai protozoa,
algae, khamir, dan bakteri.6

Sumber :

4.Retno A. Seri Methods in Molecular Biology. J Tekno Sains. 2017; 22(1) : 74

5. Souisa F, dkk. Pengaruh Perubahan Jarak Obyek Ke Film Terhadap Pembesaran

Obyek Pada Pemanfaatan Pesawat Sinar-X, TYPPE CGR. J Bulletin Fisika. 2014;

15(1) : 16

6.Riyadi ALS. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: ANDI, 2016;15.


2.3 Jelaskan 3 unsur faktor utama timbulnya penyakit secara lengkap !
Jawab :

Peristiwa timbulnya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari ranti sebab


akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yaitu proses interaksi antara manusia
(pejamu) dengan penyebab (agent) serta dengn lingkungan (environment). Dengan
demikian penyebab timbulnya penyakit bersifat majemuk (multiple causation of
disease). Timbulnya suatu penyakit tergantung pada keadaan ketiga unsur
terbsebut, yakni unsur Agen, Host dan Environment. 7
a. Agen
Agen adalah sesuatu yang menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit
manusia/individu/masyarakat. Agen dapat berupa jasad renik( mikroba) yang
menyebabkan infeksi pada jaringan tubuh manusia.Agen dibedakan menjadi agen
tak hidup,agen hidup dan agen bordeline. Pada dasarnya tidak satupun penyakit
yang dapat timbul hanya disebabkan oleh satu faktor penyebab tunggal semata.
Pada umumnya, kejadian penyakit disebabkan oleh berbagai unsur yang secara
Bersama-sama mendorong terjadinya penyakit.

Namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat dibedakan dua
bagian utama yaitu:
- Penyebab primer
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan
bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya. Pada
penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai penyebab kausal. Unsur penyeba
kausal ini dapat dibagi menjadi 5 kelompok:

- Penyebab Non Kausal (Sekunder)


Penyebab Sekunder merupakan unsur pembantu atau penambah dalam proses
kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit.
Dengan demikian, maka dalam setiap analisis penyebab penyakit dan hubungan
sebab akibat terjadinya penyakit, kita tidak hanya terpusat pada penyebab primer
semata, tetapi harus memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab
primer.

b. Host (Pejamu)
Faktor manusia adalah semua ciri dan karakter yang melekat pada diri manusia yang
dapat menimbulkan penyakit. Faktor tersebut diantaranya adalah:
- Umur
- Jenis kelamin
- Ras
- Genetika
- Pekerjaan
- Kekebalan
- Adat istiadat
- Gaya hidup
- Psikis

c. Lingkungan (Environtment)
Unsur lingkungan mempunyai peranan penting dalam menentukan terjadinya
proses interaksi antara penjamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya
penyakit. Secara garis besar, unsur lingkungan dapat dibagi dalam tiga bagian
utama yaitu:
- Lingkungan biologis

- Lingkungan fisik

- Lingkungan sosial

Sumber :
7.Sari MHP,dkk. Dasar-Dasar Epidemiologi. Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021;21.
2.4 Jelaskan 4 unsur penyebab gangguan kesehatan secara lengkap!
Unsur penyebab gangguan kesehatan terdiri atas: lingkungan , perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.8

1. Lingkungan hidup

˗ Fisik: sampah, air, udara, perumahan dsb

˗ Sosial : kebudayaan , pendidikan, ekonomi (interaksi manusia )

˗ Biologi : hewan , jasad remik, tetumbuhan

2. Perilaku

Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat. Sehat tidaknya lingkungan


dan keluarga tergantung perilaku.

3. Pelayanan kesehatan

Peranan pelayanan kesehatan adalah :

a Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan


penyakit pengobatan, dan perawatan kesehatan.

b Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan


sumber daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.

4. Keturunan

Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir. Sebagai contoh: diabetes mellitus, asma, epilepsy,
retardasi mental, hipertensi, buta warna.

Sumber:

8 Irwan. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media, 2017:
10-11.
2.5 Jelaskan hubungan kependudukan dengan kesehatan?
Kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan keadaan kependudukan. Yang mana
ada beberapa indikator kependudukan yang dapat dijadikan indikator umum dalam
kesehatan masyarakat: 9,10

a Angka pertumbuhan penduduk : untuk mengetahui tingkat pertumbuhan


penduduk suatu negara/daerah tertentu, angka pertumbuhan penduduk yang
semakin tinggi menunjukkan tingkat pertambahan penduduk yang semakin
cepat.

b Kepadatan penduduk: jumlah penduduk pada suatu daerah tertentu.


Semakin tinggi kepadatan penduduk suatu daerah, dapat menyebabkan
kurangnya keseimbangan antara penduduk dan lingkungan sehingga dapat
mengakibatkan sanitasi lingkungan yang kurang baik dan penularan
penyakit bertambah banyak.

c Persentase penduduk perkotaan: jumlah penduduk perkotaan dibagi dengan


total penduduk. Bila persentase penduduk perkotaan besar, berarti maslah
Kesehatan yang dihadapi adalah masalah Kesehatan daerah perkotaan

d Angka kelahiran kasar: jumlah kelahiran selama 1 tahun dibagi dengan


banyaknya penduduk pada pertengahan tahun. Dipakai untuk mengetahui
tingkat kelahiran di suatu wilayah tertentu dalam kaitannya dengan
keberhasilan di suatu wilayah tertentu dalam kaitannya dengan keberhasilan
upaya Program Keluarga Berencana.

e Angka kelahiran menurut umur: tingginya angka kelahiran menurut uu


menggambarkan bahwa tingkat kelahiran pada wanita usia tertentu atau
golongan usia tertentu tinggi pula

f Kepadatan penghuni rumah : menggambarkan kepadatan anggota keluarga


yang menempati rumah pada wilayah tertentu dan juga sebagai salah satu
indicator untuk mengetahui tingkat ssosial ekonomi penduduk dan untuk
menilai sanitasi perumahan. Semakin tinggi angka ini, maka semakin buruk
keadaan lingkungan dan social ekonomi penduduk.
Sumber:

9.Amiruddin R. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Bogor: IPB Press, 2012;161-4

10. Triyastuti, D. (2019). Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup


Masyarakat di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 2013 dan 2017
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

2.6 Bagaimana Saudara mengatasi penyakit akibat faktor lingkungan?


Berikan contohnya!

Cara mengatasi penyakit akibat faktor lingkungan yaitu :

A. Hygiene

Upaya dari manusia itu sendiri mencegah timbulnya penyakit serta membuat
kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.

Contoh : Minum air direbus, pengawasan makanan/mutu daging, mencuci tangan


sebelum makan

B. Sanitasi

Menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi


derajat kesehatan manusia yaitu usaha pencegahan terhadap lingkungan dan
menurunkan jumlah bibit penyakit.

Contoh : Drainase air limbah, pembuatan tempat pembuangan kotoran (septitank),


pemanfaatan temat pembuangan sampah, pembangunan rumah ideal (pembuatan
jendela rumah sebesar 15% dari luas lantai), pembuatan sumur yang memenuhi
syarat kesehatan, pengawasan kebersihan peralatan makanan.

Sumber :

11.Mahawati E,dkk. Penyakit Berbasis Lingkungan. Medan: Yayasan Kita


Menulis, 2021.
2.7 Bagaimana Saudara mengatasi penyakit yang disebabkan oleh perilaku
yang salah? Berikan contohnya!
Perilaku merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran dan
predisposisi tindakan seeseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.
Proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang berasal dari individu itu sendiri antara lain susunan syaraf pusat, persepsi,
motivasi, emosi dan belajar.
Perilaku yang salah ini dapat diatasi dengan diadakannya sosialisasi kepada
masyarakat. Pendekatan dengan cara sosialisasi agar masyarakat lebih mudah
menerima apa yang disampaikan dibanding apa yang dicari. Sosialisasi adalah cara
yang mudah dan efektif dalam sebuah penyampaian pesan. Sosialisasi mengenai
perilaku yang benar dalam kesehatan dan hidup sehat.
Selain sosialisasi dapat juga dilakukan promosi kesehatan. Contohnya
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). dengan dilakukan nya GERMAS
masalah kesehatan terkait pemberantasan penyakit dapat dilakukan. Germas adalah
sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hiudp sehat serta
meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang salah atau yang kurang
sehat. Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk
memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta
pembangunan pemukiman yang layak huni. Aksi GERMAS juga diikuti dengan
memasyaraktkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat).
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) merupakan semua perilaku kesehatan
yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya
mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif
dalam aktivitas masyarkat. PHBS pada dasarnya upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun
masyarakat luas dengan jalur - jalur komunikasi sebagai media berbagai informasi.
Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna
menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup
yang bersih dan sehat.
Sumber :
12. Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. 2017 Des 1. [https://promkes.kemkes.go.id/germas)
13. Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat.2016 Jan1[ https://pomkes.kemkes.go.id/phbs]

2.8 Jelaskan program-program yang dilakukan oleh perusahaan tentang


kesehatan kerja!

1. Program pemeriksaan kesehatan pendahuluan pada calon tenaga


kerja.Bertujuan memeriksa kesehatan fisik dan mental,terutama untuk
seleksi tenaga kerja yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang
tersedia,disamping itu juga mengumpulkan data sebagai data dasar bagi
pemeliharaan berikutnya,setelah menjadi tenaga kerja tetap diperusahaan
tersebut.14,15
2. Program pemeriksaan kesehatan berkala yang langsung dilakukan saat
tenaga kerja melakukan kegiatan pada bidang pekerjaannya.Program ini
bertujuan mengamati/supervisi berdasarkan data dasar tentang kesehatan
tenaga kerja yang bersangkutan.Tujuan utamanya adalah mengamati segla
kemungkinan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kelancaran
pekerjaan mereka.14
3. Program pengobatan jalan,perawatan,pertolongan gawat darurat di rumah
sakit dan sub unit lainnya.Program berwujud tindakan medis bagi setiap
karyawan serta keluarganya yang memerlukan. Program lainnya adalah
perbaikan gizi tenaga kerja,keluarga berencana dan sebagainya,yang tidak
kalah pentingnya adalah program kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
4. Program pengembangan keterampilan serta pengetahuan tenaga kerja unit
kesehatan kerja dan juga program pengembangan perangkat teknis
kedokteran,dll.
5. Program penyuluhan kesehatan.Merupakan program yang berupa tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan tenaga kerja itu sendiri,misalnya tata
kehidupan dan pekerjaan yang sesuai dengan kaidah kesehatan,terutama
yng menyangkut kebersihan,dan alat pelindungan,dll.15
Sumber :
14,Halajur. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Malang: Wineka Media,2018;5-7
15.Entjang Indan,1990.Ilmu Kesehatan Masyarakat.PT Citra Aditya Bakti
,Bandung hal 158-160

2.9 Jelaskan program promosi kesehatan!


Aktivitas promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah
yang ada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat petugas promosi
kesehatan yang ditempatkan di setiap puskesmas sebagai lembaga pelayanan
kesehatan yang berinteraksi langsung dengan tingkatan masyarakat. Petugas
promosi kesehatan merupakan sosok yang berinteraksi langsung di tingkatan
masyarakat serta mengetahui kondisi di lapangan sebagai bagian dari institusi
puskesmas.16
Program atau gerakan kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah
merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Beberapa gerakan seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dapat menjadi sebuah sebuah gerakan yang sukses dengan
dukungan promosi kesehatan.
Tujuan promosi kesehatan yang utama di antaranya adalah memberikan
informasi yang pada tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat
mengenai program atau gerakan yang tengah dicanangkan oleh pemerintah;
menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan; kemauan dan kemampuan
individu, keluarga, dan masyarakat untuk mencegah penyakit; meningkatkan
kesehatannya; menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Direktorat Promosi Kesehatan
menjadi bagian yang secara khusus membawahi segala aktivitas promkes atau
promosi kesehatan yang ditujukan bagi masyarakat luas.16
Sumber :
16.Direktorat Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat. Promosi
Kesehatan. 01 Januari 2016. https://promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan. 06
September 2022
2.10 Bagaimana mendiagnosa timbulnya penyakit akibat kerja?

Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah suatu penyakit atau keadaan kesehatan
yang diakibatkan oleh rutinitas pekerjaan atau lingkungan kerja. PAK dapat
ditimbulkan dari berbagai faktor contohnya dari faktor pekerjaan itu sendiri, proses
kerja, alat kerja yang dipakai, lingkungan kerja dan juga bahan yang dipakai untuk
bekerja.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja Pasal 4:
(1) Diagnosis penyakit akibat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
dilaksanakan dengan pendekatan 7 (tujuh) langkah yang meliputi:17,18
a. penegakan diagnosis klinis;
b. penentuan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja;
c. penentuan hubungan antara pajanan dengan penyakit;
d. penentuan kecukupan pajanan;
e. penentuan faktor individu yang berperan;
f. penentuan faktor lain di luar tempat kerja; dan
g. penentuan diagnosis okupasi.
1) Menentukan diagnosis klinis
Dalam mendiagnosis suatu penyakit harus melalui beberapa tahapan yaitu:
A. Anamnesis, yang terdiri dari keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit
saat ini, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat
reproduksi wanita ditanyakan kepada pasien secara lengkap dan mendetail.
Suatu anamnesis dapat dilakukan secara autoanamnesis (secara langsung
pada pasien) atau pada keluarga, teman kerja dll (alloanamnesis).
B. Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk menentukan kelainan suatu sistem atau
organ tubuh dengan menggunakan 4 cara yaitu inspeksi (melihat), palpasi
(meraba), perkusi (mengetuk) dan auskultasi (mendengar menggunakan alat
stetoskop). Pemeriksaan fisik khusus juga dilakukan pemeriksaan tanda
vital seperti nadi, pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, status gizi, dan
tingkat kesadaran juga diperiksa secara detail.
C. Pemeriksaan penunjang, juga dilakuakn untuk memperkuat diagnosis yang
dihasilkan dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
dapat berupa pemeriksaan laboratorium (darah, urin, feses dll) spirometri,
audiometri, rontgen, USG, EKG dll.

2) Menentukan Pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja


Merupakan faktor risiko atau bahaya yang ada di tempat kerja. Bahaya potensial
yang dapat menyebabkan PAK dibagi menjadi :
A. Faktor Fisik: kebisingan; suhu panas; suhu dingin; radiasi bukan pengion
yang termasuk didalamnya adalah gelombang mikro, infra red, medan
listrik; getaran lokal, getaran seluruh tubuh; ketinggian
B. Faktor Kimia: debu anorganik (contoh debu silika, debu semen, dll); debu
organik seperti kapas, textil, gandum; asap; bahan kimia berbahaya seperti
logam berta, pelarut organik, iritan asam/basa, pestisida, uap logam, dan
cairan pembersih seperti amonia, klor, kaporit dll.
C. Faktor Biologi
- Bakteri / virus/ jamur/ parasite
- Darah dan cairan tubuh lain
- Nyamuk / serangga lainnya
- Limbah / kotoran manusia atau hewan
D. Faktor Ergonomi
- Gerakan berulang dengan tangan
- Angkat / angkut berat
- Duduk lama > 4 jam terus menerus
- Berdiri lama > 4 jam terus menerus
- Posisi tubuh tidak ergonomis
- Pencahayaan tidak sesuai
- Bekerja dengan layar/ monitor 4 jam / lebih dalam sehari

E. Faktor Psikososial
- Beban kerja yang tidak sesuai dengan waktu dan jumlah pekerjaan
- Pekerjaan tidak sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
- Ketidakjelasan tugas
- Hambatan jenajang karir
- Bekerja gilir (shift)
- Konflik dengan teman sekerja
- Konflik dalam keluarga
3. Menentukan hubungan antara pajanan dan penyakit
Menentukan hubungan antara pajanan dengan penyakit dapat dilakukan
berdasarkan evidence based dan ditunjang dengan bukti yang ada.
4. Menentukan besarnya Pajanan
Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan melihat data
pengukuran lingkungan dan masa kerja atau secara kualitatif dengan mengamati
cara kerja pekerja.
5. Menentukan faktor peranan individu
Peranan individu yang dimaksud adalah faktor yang mempercepat terjadinya
penyakit akibat kerja atau juga menurunkan kemungkinan penyakit akibat
hubungan kerja yang seperti genetik atau juga kurang tertib dalam menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD).
6. Menentukan faktor lain diluar pekerjaan
Faktor lain yang dimaksud adakah pajanan selain di tempat kerja, faktor gaya hidup
yang dapat menunjang terjadinya penyakit dll.
7. Menentukan diagnosis penyakit akibat kerja
Melalui beberapa tahapan diatas dapat dibuktikan bahwa minimal ada satu faktor
pekerjaan yang berperan sebagai penyebab penyakit yang termasuk kategori PAK.

Sumber :

17,Buchari. 2007. Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Diakses
melalui http://library.usu.ac.id/download/ft/07002746.pdf

18.Widyanti N. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja.04 Maret 2016.


https://prodiaohi.co.id/diagnosis-penyakit-akibat-kerja. 06 September 2022.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan Kesehatan Masyarakat tidak terlepas dari sejarah Kesehatan
Masyarakat (Public Health). Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya
interaksi antara Agen atau faktor penyebab penyakit, manusia sebagai penjamu atau
Host, dan faktor lingkungan/environment yang mendukung. Unsur-unsur gangguan
kesehatan yaitu keturunan, pelayanan kesehatan, faktor perilaku/gaya hidup dan
faktor lingkungan. Ke empat unsur tersebut sangat berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
Pada umumnya, masalah kependudukan yang ada di negara berkembang
adalah percepatan pertumbuhan penduduk, dan komposisi serta distribusi penduduk
yang tidak merata. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan meningkatkan
kebutuhan dasar penduduk, apabila kebutuhan dasar penduduk berkurang maka
akan berlangsung peningkatan angka kematian dan perperangan. Untuk mencegah
terjadinya hal tersebut sebaiknya dilakukan pengendalian berupa pencegahan. Cara
mengatasi penyakit akibat faktor lingkungan adalah dengan cara melakukan koreksi
dan melakukan pencegahan atau mengefisiensikan pengaturan sumber-sumber
lingkungan.
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting
dalam menunjang perilaku untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut.
Meningkatnya pengetahuan seseorang akan memengaruhi kemampuan orang
tersebut dalam menerima dan merespon informasi. Semakin baik tingkat
pengetahuan seseorang maka kemampuan untuk memiliki sikap serta perilaku akan
semakin baik. Pengetahuan yang baik akan berdampak pada perilaku yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

1.Sianturi E, Pardosi M, Surbakti E. Kesehatan Masyarakat. Zifatama Jawara; 2019.


2.Yermi. Pengantar Kesehatan Masyarakat. Cirebon: Insania, 2021;19.
3.Hasnidar, dkk. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis,
2020;2-3.
4.Retno A. Seri Methods in Molecular Biology. J Tekno Sains. 2017; 22(1) : 74

5. Souisa F, dkk. Pengaruh Perubahan Jarak Obyek Ke Film Terhadap Pembesaran

Obyek Pada Pemanfaatan Pesawat Sinar-X, TYPPE CGR. J Bulletin Fisika. 2014;

15(1) : 16

6.Riyadi ALS. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: ANDI, 2016;15.

7.Sari MHP,dkk. Dasar-Dasar Epidemiologi. Medan: Yayasan Kita Menulis,


2021;21.
8 Irwan. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media, 2017:
10-11

9.Amiruddin R. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Bogor: IPB Press, 2012;161-4

10. Triyastuti, D. (2019). Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup


Masyarakat di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 2013 dan 2017
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

11.Mahawati E,dkk. Penyakit Berbasis Lingkungan. Medan: Yayasan Kita


Menulis, 2021.

12. Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat. 2017 Des 1. [https://promkes.kemkes.go.id/germas)
13. Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat.2016 Jan1[ https://pomkes.kemkes.go.id/phbs]
14,Halajur. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Malang: Wineka Media,2018;5-7
15.Entjang Indan,1990.Ilmu Kesehatan Masyarakat.PT Citra Aditya Bakti
,Bandung hal 158-160
16.Direktorat Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat. Promosi
Kesehatan. 01 Januari 2016. https://promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan. 06
September 2022

17,Buchari. 2007. Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Diakses
melalui http://library.usu.ac.id/download/ft/07002746.pdf

18.Widyanti N. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja.04 Maret 2016.


https://prodiaohi.co.id/diagnosis-penyakit-akibat-kerja. 06 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai