Anda di halaman 1dari 83

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PUSKESMAS KARANGPLOSO

Diajukan untuk memenuhi kewajiban sebagai lulusan Diploma III Rekam Medis

dan Informasi Kesehatan

Pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang

Nama Kelompok :

1. ANGELA MERICI DESI 22032483

2. BAGAS GIRI RAMADHANANG 22032383

3. DINA HIDAYATUL AZIZAH 22032396

4. HILDE GARDIS J. ANARIA 22032411

PROGRAM DIPLOMA III REKAM MEDIS & INFORMASI

KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

(STIA) MALANG

2022
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PRAKTIK

KERJA LAPANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Angela Merici Desi

Tempat/ tanggal lahir : Kediri, 01-12-1997

NRP : 22032483

Alamat : Tlekung Krajan Lor 007/007 Junrejo Kota Batu

Menyatakan dan bersumpah bahwa Laporan PKL ini adalah hasil karya

sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.

Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran atas

pernyataan dari sumpah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari

almamater.

Malang, 6 Agustus 2022

Angela Merici Desi

22032483

i
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PRAKTIK

KERJA LAPANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Bagas Giri Ramadhanang

Tempat/ tanggal lahir : Malang, 18-12-2001

NRP : 22030383

Alamat : JL. Coban Talun Rt2 Rw12 Dsn. Wonoreo Kec.

Bumiaji Kota Batu

Menyatakan dan bersumpah bahwa Laporan PKL ini adalah hasil karya

sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.

Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran atas

pernyataan dari sumpah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari

almamater.

Malang, 6 Agustus 2022

Bagas Giri R.

22032483

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PRAKTIK

KERJA LAPANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dina Hidayatul Azizah

Tempat/ tanggal lahir : Malang,31-8-2002

NRP : 22032396

Alamat : Dusun Kalimalang Rt15 Rw04 Tarangargo

Karangploso Kab. Malang

Menyatakan dan bersumpah bahwa Laporan PKL ini adalah hasil karya

sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.

Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran atas

pernyataan dari sumpah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari

almamater.

Malang, 6 Agustus 2022

Dina Hidayatul Azizah

22032396

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PRAKTIK

KERJA LAPANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hilde Gardis J.Anaria

Tempat/ tanggal lahir : Data 07-08-2001

NRP : 22032411

Alamat : Jln.Simpang Batu Permata No 31B

Menyatakan dan bersumpah bahwa Laporan PKL ini adalah hasil karya

sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.

Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran atas

pernyataan dari sumpah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari

almamater.

Malang, 6 Agustus 2022

Hilde Gardis

22022411

iv
PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Judul : Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tahap II di

Puskesmas Karangposo

Kelompok Peserta : 1. Angela Merici Desi (22032483)

2. Bagas Giri Ramadhanang (22032383)

3. Dina Hidayatul Azizah (22032396)

4. Hilde Gardis J.Anaria (22022411)

Telah disetujui pada tanggal 30 bulan 8 tahun 2022

Malang, 30 Agustus 2022

Ketua Prodi DIII RMIK, Pembimbing Praktek,

Suhartinah, SE, MM Bella Renanda Ruri ST.

NIDN. 071807501

v
BERITA ACARA BIMBINGAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Judul : PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PUSKESMAS

KARANGPLOSO

Nama : BAGAS GIRI RAMADHANANG

NRP : 22032383

Jenjang Pendidikan : Diploma III

Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang

KONSULTASI TANGGAL TANDA TANGAN

Pengajuan Judul 8 Agustus 2022

Pengajuan BAB I,II & III 8 Agustus 2022

Revisi BAB I, II & III 10 Agustus 2022

Revisi BAB I, II & III 10 Agustus 2022

ACC BAB I, II & III 10 Agustus 2022

Keterangan : Selesai bimbingan pada tanggal 13 Agustus 2022

Malang,30 Agustus 2022

Ketua Prodi DIII RMIK, Pembimbing Praktek,

Suhartinah, SE, MM Bella Renanda Ruri ST

vi
NIDN. 071807501

MOTTO

“Sebelum apapun, persiapan adalah kunci menuju kesukesan”

(Alexander Graham Bell)

“Penemuan terbesar sepanjang masa adalah bahwa seseorang bisa mengubah

masa depannya hanya dengan mengubah sikapnya saat ini”

(Oprah Winfrey)

“Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang Pintar, tapi orang yang

selalu meraih kesuksesan adalah orang yang Gigih dan Pantang Menyerah”

(Susi Pudjiastuti)

vii
UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Taher Alhabsyi, selaku Ketua Yayasan Majapahit

2. Bapak Dr. Ir. Ali Hanafiah., MM selaku Ketua STIA Malang

3. Ibu Suhartinah, SE, MM selaku Kaprodi DIII RMIK

4. Ibu drg.Izzah El Maila , selaku Kepala Puskesmas Karangploso

5. Bella Renanda Ruri ST, selaku Kepala Unit Rekam Medis Puskesmas

Karangploso sekaligus Pembimbing Utama (CI)

6. Seluruh staff Puskesmas Karangploso yang telah membantu kegiatan

Praktik Kerja Lapangan ini

7. Seluruh staff pengajar, akademik, Program Studi DIII Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan di STIA Malang

8. Rekan-rekan Angkatan 2020 yang telah banyak membantu dalam

penulisan dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

9. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian Laporan Praktik Kerja

Lapangan ini

Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta

atas dorongan dan doa yang tulus ikhlas mengiringi penulis selama

menuntut ilmu.

Malang, 06 Agustus 2022

Penulis

viii
RINGKASAN

Angela Merici Desi, Bagas Giri Ramadhanang, Dina Hidayatul Azizah, dan Hilde

Gardis J Anaria, 2022, Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tahap II Puskesmas

Karangploso, Bella Renanda Ruri ST., 63 + xviii.

Rekam medis merupakan salah satu pilar penting dalam suatu instansi

kesehatan karena mengandung aspek administrasi, aspek medis, aspek hukum,

aspek penelitian, aspek pendidikan dan aspek dokumentasi. Rekam medis

adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan

kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun

swasta. Rekam medis yang baik adalah memiliki data yang berkesinambungan

sejak awal hingga akhir perawatan, sehingga jika dokumen rekam medis tidak

tersedia maka akan mengganggu berbagai aspek mulai dari pengobatan pasien

hingga proses pembayarannya. Sistem penyelenggaraan rekam medis

merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pemberian pelayanan di

instansi kesehatan.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Karangploso dilaksanakan

pada tanggal 11 Juli – 06 Agustus 2022. Tujuan dari praktik kerja lapangan ini

adalah untuk mempelajari sistem penyelenggaraan/ pengorganisasian rekam

medis di Puskesmas Karangploso mulai dari alur dan prosedur pendaftaran

pasien, alur berkas rekam medis, sistem penamaan, penomoran, penjajaran,

penyimpanan (Filling),kebijakan yang berlaku (standar pelayanan minimal rekam

medis), manajemen resiko. Hasil dari penelitian ini yaitu sistem penomoran

menggunakan sistem Serial Unit Numbering, sistem penyimpanan menggunakan

ix
sistem Sentralisasi dan berkas rekam medis disimpan sekurang-kurangnya untuk

jangka waktu 5 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau

diplangkan, formulir rawat jalan dan standar pelayanan minimal telah disesuaikan

dengan kebutuhan puskesmas,

x
SUMMARY

Angela Merici Desi, Bagas Giri Ramadhanang, Dina Hidayatul Azizah,

and Hilde Gardis J Anaria, 2022, Phase II Field Work Practice Karangploso

Health Center, Bella Renanda Ruri ST., RMIK, 63 + xviii.

Medical record is one of the important pillars in a health institution

because it contains administrative aspects, medical aspects, legal aspects,

research aspects, educational aspects and documentation aspects. Medical

record is a file containing records and documents about patients containing

identity, examination, treatment, other medical actions at health service facilities

for outpatient, inpatient, both managed by the government and the private sector.

A good medical record is to have continuous data from the beginning to the end

of treatment, so that if the medical record document is not available it will

interfere with various aspects ranging from patient treatment to the payment

process. The medical record management system is one of the most important

factors in providing services in health institutions.

The Field Work Practice (PKL) at the Karangploso Health Center was

held on 11 July – 06 August 2022. The purpose of this field work practice was to

study the system of organizing/organizing medical records at the Karangploso

Health Center starting from the flow and procedure for patient registration, the

flow of medical record files, naming system, numbering, alignment, storage

(Filling), applicable policies (minimum medical record service standards), risk

management. The results of this study are the numbering system using the Serial

Unit Numbering system, the storage system using a centralized system and

xi
medical record files are stored for at least 5 years from the last date the patient

was treated or discharged, outpatient forms and minimum service standards

have been adjusted to health center needs.

xii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Laporan Praktik Kerja Lapangan

(PKL) Tahap II Puskesmas Karangploso”. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini

merupakan tugas yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh

gelar Diploma III RMIK pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan

ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuandan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Taher Alhabsyi, selaku Ketua Yayasan Majapahit.

2. Bapak Dr. Ir. Ali Hanafiah., MM selaku Ketua STIA Malang.

3. Ibu Suhartinah, SE, MM, selaku Ketua Program Studi Diploma III RMIK

4. Ibu drg. Izzah El Maila selaku Kepala Puskesmas Karangploso

5. Bella Renanda Ruri ST, selaku clinical instruktur Puskesmas

Karangploso

6. Seluruh Staff Puskesmas Karangploso yang telah membantu dalam

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tahap II dan penyelesaian

Laporan ini.

7. Kedua orang tua, saudara dan sahabat kami yang tidak dapat disebutkan

satu persatu atas doa dan motivasi yang tak ternilai.

8. Rekan-rekan seperjuangan yang kami banggakan dan semua pihak yang

telah membantu dalam pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

tahap II ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

xiii
Demi kesempurnaan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, saran dan kritik

dan sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga Laporan Praktik

Kerja Lapangan ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti

bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 06 Agustus 2022

Penulis

xiv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORINSALITAS LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN..........i


PERNYATAAN ORINASILITAS LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.......iv
LAPORAN PERSETUJUAN.................................................................................v
BERITA ACARA BIMBINGAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN...........vi
MOTTO.......................................................................................................... .....vii
UCAPAN TERIMAKASIH...................................................................................viii
RINGKASAN.......................................................................................................ix
KATA PENGANTAR .........................................................................................xiii
DAFTAR ISI..........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
1.4 Manfaat............................................................................................ 2
BAB II GAMBARAN UMUM LAHAN PRAKTEK................................................5
2.1 Sejarah Singkat Puskesmas Karangploso......................................5
2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Karangploso.................................8
2.3 Visi, Misi, Tujuan dan sasaran........................................................9
2.4 Wilayah Kerja……………..............................................................15
BAB III LANDASAN TEORI..............................................................................17
3.1 Puskesmas....................................................................................18
3.1.1 Pengertian Puskesmas.........................................................18
3.1.2 Fungsi Puskesmas................................................................18
3.1.3 Tugas Pokok Puskesmas......................................................19
3.1.4 Karakteristik Puskesmas.......................................................19
3.1.5 Standart Operasi Prosedur Puskesmas................................21
3.2 Rekam Medis................................................................................21
3.2.1 Pengertian Rekam Medis......................................................21
3.2.2Tujuan Penyelenggaraan Rekam Medis.................................22

xv
3.2.3 Kegunaan dan Manfaat Rekam Medis..................................23
3.2.3 Isi Rekam Medis....................................................................25
3.2.4 Kepemilikan Rekam Medis ...................................................28
3.2.5 Sistem Pengorganisasian Rekam Medis...............................28
3.2.6 Pengelolaan Dokumen Rekam Medis...................................28
3.3 Manajemen Resiko......................................................................35
BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN................................................37
4.1 Sistem Pengorganisasian Puskesmas Karangploso......................37
4.1.1 Alur Pendaftaran Pasien.......................................................39
4.1.2 Alur Berkas Rekam Medis.....................................................40
4.1.3 Sistem Penamaan Rekam Medis..........................................41
4.1.4 Sistem Penomoran Rekam Medis.........................................43
4.1.5 Sistem Penjajaran Rekam Medis......................................... 44
4.1.6 Sistem Penyimpanan Rekam Medis..................................... 44
4.1.7 Sistem Retensi Rekam Medis.............................................. 45
4.1.7 Isi Formulir Rekam Medis..................................................... 46
4.2 Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit di Puskesmas Karangploso.....51
4.3 Kebijakan yang Berlaku di Unit Rekam Medis
di Puskesmas Karangploso...........................................................52
4.4 Manajemen Resiko Unit Rekam Medis Puskesmas Karangploso..53
4.5 Pengelolaan dan Penyajian Sistem Informasi Kesehatan
di Puskesmas Karangploso............................................................53
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN..........................................................55
5.1 Analisis Antara Teori dengan Kenyataan di Lahan Praktik............55
5.2 Permasalahan yang di Hadapi di Lahan Praktik............................56
5.3 Pemecahan Masalah …................................................................57
Bab VI PENUTUP ………………….................................................................59
6.1 Kesimpulan……….........................................................................59
6.2 Saran………………………………………………………………........61
DAFTAR PUSTAKA………………………...........................................................63

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Puskesmas Karangploso ……………............................................5

Gambar 2 Loket Pendaftaran ……………......................................................37

Gambar 3 Alur Pendaftaran Pasien…………….............................................39

Gambar 4 Map Rekam Medis……………......................................................42

Gambar 5 Ruang Penyimpanan……………..................................................44

Gambar 6 Tracer …………….......................................................................45

Gambar 7 Catatan Medis…………….............................................................46

Gambar 8 Kartu Ibu…………….....................................................................47

Gambar 9 Hasil Pelayanan ANC…………….................................................48

Gambar 10 Formulir Poli Klinik Gigisi ……………..........................................48

Gambar 11 Simpus…………….......................................................................54

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Alur Pendaftaran Pasien....................................................................39

Tabel 2 Laporan 10 Besar Penyakit Tahun 2018……………..........................52

Tabel 3 Sop Rekam Medis…………...............................................................53

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif di wilayah kerjanya (Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Bab 1 Pasal 1

Ayat 1). Adapun tugas pokok puskesmas yaitu melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Dalam

mendukung pelayanan kesehatan serta meningkatkan kualitas

pelayanannya, puskesmas menyelenggarakan rekam medis sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Bab III

Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis.

Rekam medis adalah berkas yang berisikan informasi tentang identitas

pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala

pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan

pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan

pelayanan gawat darurat. Rekam medis digunakan sebagai acuan tenaga

medis, terutama pada saat pasien itu berobat kembali. Dokumen rekam

medis ini bersifat rahasia, sehingga setiap petugas rekam medis harus

dapat menjaga kerahasiaanya.

Salah satu tujuan pendidikan tenaga kesehatan adalah menghasilkan

1
2

tenaga kesehatan yang profesional yang memiliki kemampuan untuk bekerja

secara mandiri, mampu mengembangkan diri dan beretika. Karena itu

pendidikan D3 Rekam Medis & Informasi Kesehatan telah menyiapkan

kurikulum sesuai dengan standar Profesi RMIK berdasarkan SK Menkes No.

337 Tahun 2007. Proses pembelajaran pendidikan D3 Rekam Medis &

Informasi Kesehatan meliputi pembelajaran teori dan praktek, sesuai dengan

ketentuan Kepmendiknas Nomor: 232/U/2000 bahwa beban studi pendidikan

Diploma terdiri dari 40% teori dan 60% praktek.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu bentuk

implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan

perguruan tinggi dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh

melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat

keahlian tertentu. Dimana dalam pelaksanaan PKL ini diharapkan

mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja dalam pelayanan rekam

medis dan mempraktikkan secara nyata pengetahuan serta ketrampilan yang

diperoleh di perkuliahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah singkat puskesmas karangploso?

2. Bagaimana pengorganisasian rekam medis di Puskesmas Karangploso ?

3. Apa saja formulir rekam medis rawat jalan di Puskesmas Karangploso?

4. Bagaimana kebijakan yang berlaku di unit rekam medis Puskesmas

Karangploso?

5. Bagaimana manajemen resiko unit rekam medis di Puskesmas

Karangploso?
3

6. Bagaimana pengolahan dan penyajian sistem informasi kesehatan di

Puskesmas Karangploso

1.3 TUJUAN

A. Tujuan Umum

PKL bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman sebagai

bekal untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja di bidang rekam

medis dan informasi kesehatan yang profesional, yaitu memiliki

pengetahuan, keterampilan klinik, tanggung jawab, serta sikap yang

diperlukan sesuai profesi.

B. Tujuan Khusus

1. Mengetahui sejarah singkat puskesmas karangploso

2. Mengetahui pengorganisasian rekam medis di Puskesmas Karangploso

3. Mengetahui apa saja formulir rekam medis rawat jalan di Puskesmas

Karangploso

4. Mengetahui kebijakan yang berlaku di unit rekam medis Puskesmas

Karangploso

5. Mengetahui manajemen resiko unit rekam medis di Puskesmas

Karangploso

6. Mengetahui pengolahan dan penyajian sistem informasi kesehatan di

Puskesmas Karangploso
4

1.4 Manfaat

A. Bagi Mahasiswa

1. Mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan bekal yang diperoleh

selama kuliah ke dalam kegiatan nyata di Pelayanan Kesehatan.

2. Mematangkan cara berpikir dan meningkatkan daya penalaran dalam

melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah.

3. Mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah

diperoleh di perkuliahan.

4. Meningkatkan wawasan dan kemampuan mahasiswa bentuk praktik.

B. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

1. Terjalinnya kerjasama dengan lembaga tempat mahasiswa PKL.

2. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman

3. Memperoleh masukan tentang perkembangan pelaksanaan PKL,

sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan proses pembelajaran

di Prodi D3 RMIK dapat disesuaikan dengan kebutuhan lahan.

4. Memperoleh masukan tentang berbagai kasus dan permasalahan

yang berkaitan denga rekam medis dan informasi kesehatan yang

dipakai sebagai bahan pengembangan penelitian.

5. Memperluas dan meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait.

C. Bagi Puskesmas Krangploso

Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan manajemen rekam

medis di Puskesmas Karangploso.


BAB II

GAMBARAN UMUM LAHAN PRAKTIK

2.1 Sejarah Singkat Puskesmas Karangploso

Gambar 1 Puskesmas Karangploso


(Sumber : Puskesmas Karangploso)

Puskesmas Karangploso berdiri mulai tahun 1969, pada saat itu

puskesmas Karangploso dipimpin oleh seorang petugas kesehatan

(Mantri), sedangkan program unggulan yang diusung pada saati itu

adalah Komando Cacar (Kocar). Pada tahun 1972, puskesmas

Karangploso masih dipimpin oleh seorang Mantri Kesehatan, sedangkan

program unggulan pada saat itu adalah Pencegahan dan

Pemberantasan Muntaber.

Pada tahun 1977, Puskesmas Karangploso diambil alih oleh

tenaga Medis, program yang diunggulkan adalah Upaya Peningkatan

Gizi Keluarga (UPGK). Pada tahun 1987, Puskesmas Karangploso

5
6

masih dipimpin oleh tenaga medis, program yang diunggulkan adalah

Posyandu. Pada saat itu posyandu masih dilaksanakan secara TIM

(petugas kesehatan, kecamatan, polsek, PLKB, KUA), jadi pada saat itu

kunjungan dimasingmasing posyandu sangatlah ramai, sehingga

kesehatan anak-anak sangat terpantau setiap bulan.

Pada tahun 1997, Puskesmas Karangploso mendapatkan

pimpinan pindahan atau alih tugas dari Puskesmas Beji, karena pada

saat itu wilayah Kota Batu masih bergabung dengan wilayah Kabupaten

Malang. Dan program yang diunggulkan pada saat itu adalah Perbaikan

Gedung Puskesmas. Pada tahun 2002, Puskesmas dipimpin oleh

seorang ibu yang cantik, yaitu drg. Titik Purwanti, pindahan dari

Puskesmas Wagir ke Puskesmas Karangploso. Program yang

diunggulkan saat itu adalah PILARMAS (Peduli Ibu & anak, Lansia,

Remaja dan Masyarakat). Pada pertengahan tahun 2009, saat itu terjadi

banyak perubahan, diantaranya :

1. Perubahan paradigma sakit menjadi paradigma sehat.

2. Pelayanan kesehatan yang berubah menjadi Instalasi Gawat

Darurat 24 jam.

3. Perubahan seragam dinas di setiap hari kamis menjadi seragam

icon pilarmas puskemas.

Pada tahun 2011, puskesmas Karangploso ada dibawah kendali

drg. Anitarini, pergantian kepala dari Puskesmas Kromengan. Pada saat

inilah, kinerja dari tiap karyawan-karyawati mendapat perhatian yang

khusus, terutama kepada Bidan Desa dan Perawat Desa yang terjun
7

langsung dan bertempat tinggal di tengah masyarakat guna memberikan

pelayanan kesehatan di seluruh wilayah penjuru pelosok kecamatan

Karangploso. Guna terciptanya tujuan program puskesmas yaitu

meningkatnya derajat kesehatan di masyarakat.

Menginjak tahun 2015, Puskesmas Karangploso diatur diarahkan

oleh drg. Izzah El Maila, dokter gigi muda yang mengemban tambahan

tugas sebagai Kepala Puskesmas Karangploso selama kurang lebih 1

tahun, sampai dengan pertengahan Bulan Februari 2016. Selama

mengemban tugas sebagai kepala puskesmas, drg. Izzah El Maila juga

turut sebagai pelaksana tugas pelayanan poli gigi. Dalam

kepemimpinannya, drg. Izzah El Maila mengacu pada ajaran agama

yang dijalaninya selaku Ketua Fatayat di wilayah Kecamatan

Karangploso. Tahun 2016, Puskesmas Karangploso mendapatkan

pengganti Kepala Puskesmas, dr. Sony Muchlison. Beliau mengemban

tugas sebagai Kepala Puskesmas secara kekeluargaan, kebersaamaan,

dan kegotongroyongan, memecahkan permasalahan dengan cara

musyawarah berdasarkan hasil kesepakatan.

Di awal Tahun 2020, Puskesmas Karangploso dipimpin oleh

drg. Ervan Suherjantana. Dalam menjalankan kepemimpinannya, beliau

menerapkan standart operasional dalam segala bidang, namun tetap

santai dan lugas. Awal Tahun 2021, drg. Ervan dipindahtugaskan untuk

mengisi kekosongan Kepala Puskesmas Donomulyo, yang memasuki

masa pension. Dan Puskesmas Karangploso diberikan Pelaksana

Tugas (Plt) Kepala Puskesmas drg.Izzah El Maila, yang mana beliau

sebelumnya berdinas di Dinas Kesehatan bagian Fasyankes Primer.


8

Beliau selama memimpin mengutamakan kedisiplinan yang sesuai

dengan SOP, dikombinasikan dengan Norma Agamis, namun tetap

santai juga lugas. Yang dilaksanakan hingga saat ini.

2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Karangploso

Struktur Organisasi UPT Puskesmas Karangploso Dinas

Kesehatan Pemerintah Kabupaten Malang berdasarkan Peraturan Bupati

Malang Nomor, tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Kesehatan

Kabupaten Malang dengan struktur sebagai berikut :

1. Kepala UPT Puskesmas

2. Sekretaris

a. Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Bagian Keuangan

c. Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

3. Bidang Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat

1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

2. Seksi Kesehatan Dasar

3. Seksi Gizi Masyarakat

4. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

a. Seksi Surveilans

b. Seksi Pencegahan Penyakit Menular

5. Bidang Pemberdayaan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan

a. Seksi Promosi Kesehatan

b. Seksi Sanitasi Lingkungan

c. Seksi Pemberdayaan Kesehatan


9

6. Bidang Pengelolaan dan Pengawasan Farmasi Makanan, Minuman

dan Alat Kesehatan

a. Seksi Pengelolaan Obat dan Pengawasan Farmasi

b. Seksi Alat Kesehatan

c. Seksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Kosmetika

d. Seksi Pengawasan Makanan dan Minuman

7. Kelompok Jabatan Fungsional

2.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

A. Visi UPT Puskesmas Karangploso

“ Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan

Yang Berkualitas & Peran Serta Masyarakat Untuk Hidup Sehat

Secara Mandiri Menuju Kecamatan Karangploso Sehat ”

B. Misi UPT Puskesmas Karangploso

a. Meningkatkan kinerja dan mutu Upaya Kesehatan, didukung

Sumber Daya Kesehatan yang Kompeten dan Profesional.

b. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat

dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan.

c. Meningkatkan Peran Serta Pihak Swasta dalam Upaya

Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan kepada semua lapisan

masyarakat.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah Terselenggaranya

Pembangunan Kesehatan secara berhasil guna berdaya guna dalam


10

rangka Mencapai Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-

tingginya melalui ;

a. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ke masyarakat, dan

masyarakat ke pelayanan kesehatan.

b. Meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular

c. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam rangka peran

serta masyarakat dan swasta dalam upaya kesehatan.

d. Menyiapkan dan menyediakan sember daya kesehatan yang

memadai.

e. Meningkatkan manajemen dan system informasi kesehatan.

D. Sasaran

UPT Puskesmas Karangploso menetapkan sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan

indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya kunjungan ibu hamil K4

b. Meningkatnya pertolongan persalinan oleh Bidan/ Tenaga

Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

c. Meningkatnya kunjungan bayi

2. Meningkatnya pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia

sekolah, dengan indicator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan

prasekolah
11

b. Meningkatnya cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan

atau setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/

Guru UKS/ Dokter Kecil

3. Meningkatnya pelayanan keluarga berencana, dengan indikator

sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya peserta KB aktif

4. Meningkatnya pelayanan imunisasi, dengan indikator sasaran

sebagai berikut :

-Meningkatnya Desa atau Kelurahan Universal Child

Immunization (UCI)

5. Meningkatnya pelayanan pengobatan dan perawatan, dengan

indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat jalan

b. Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat inap

6. Meningkatnya pelayanan kesehatan usia lanjut, dengan indikator

sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya pelayanan kesehatan pra usila lanjut dan usia

lanjut.

7. Meningkatnya pemantauan pertumbuhan balita, dengan indikator

sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya balita yang naik berat badannya (N/D)

b. Menurunnya balita bawah garis merah (BGM)

8. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat, dengan indikator

sasaran sebagai berikut :

a. Seluruh balita gizi buruk mendapat perawatan kesehatan


12

b. Menurunnya jumlah balita gizi buruk

9. Meningkatnya penyelenggaraan penyelidikan epidemologi dan

penanggulangan KLB dan Gizi Buruk, dengan indikator sasaran

sebagai berikut :

- Meningkatnya Desa/ Kelurahan yang mengalami KLB ditangani

< 24 jam

10. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio,

dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Tercapainya penemuan seluruh penderita Acute Flacid

Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk usia < 15 tahun

11. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit TB

Paru, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya angka kesembuhan penderita TB Paru BTA

positif

12. Peningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA,

dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Seluruh balita penderita pneumonia mendapat penanganan

pelayanan kesehatan

13. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-

AIDS, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Seluruh penderita HIV-AIDS mendapat penanganan

pelayanan kesehatan.

b. Seluruh penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) diobati.

14. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD,

dengan indikator sasaran sebagai berikut :


13

- Seluruh penderita DBD mendapat penanganan pelayanan

kesehatan

15. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare,

dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Seluruh balita penderita Diare mendapat penanganan

pelayanan kesehatan

16. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit

Malaria, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Seluruh penderita Malaria mendapat penanganan pelayanan

kesehatan

17. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Kusta,

dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Meningakatnya penderita Kusta yang selesai berobat (RFT

Rate)

18. Meningkatnya pelayanan kesehatan lingkungan, dengan

indikator sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya institusi yang dibina kesehatan lingkungannya

19. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan

perilaku sehat, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya Desa Siaga Paripurna

20. Meningkatnya pelayanan penyediaan obat dan pembekalan

kesehatan, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan

21. Meningkatnya pelayanan penggunaan obat generic, dengan

indikator sasaran sebagai berikut :


14

- Meningkatnya penulisan resep obat generik

22. Meningkatnya pelayanan penggunaan obat rasional, dengan

indikator sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya penggunaan obat rasional

23. Meningkatnya pelayanan pembinaan teknis mutu dan keamanan

IRT, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya penyuluhan keamanan pangan pada industri

rumah tangga pangan (IRTP) oleh petugas kesehatan

24. Meningkatnya penyelenggaraan pembiayaan untuk pelayanan

kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan, dengan

indikator sasaran sebagai berikut :

- Meningkatnya jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga

miskin dan masyarakat rentan

25. Meningkatnya manajemen kesehatan, dengan indikator sasaran

sebagai berikut :

a. Tersedianya dokumen Renstra UPTD Puskesmas

Karangploso

b. Tersedianya dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan UPTD

Puskesmas Karangploso

c. Tersedianya dokumen Profil UPTD Puskesmas Karangploso

d. Tersedianya Laporan Tahunan UPTD Puskesmas

Karangploso

e. Tersedianya Laporan Aset Sarana dan Prasarana

f. Tersedianya Laporan Ketenagaan UPTD Puskesmas

Karangploso
15

26. Meningkatnya sumber daya kesehatan, dengan indikator sasaran

sebagai berikut :

a. Meningkatnya Puskesmas Ideal

b. Puskesmas menjadi Rumah Sakit

2.4 Wilayah Kerja

Wilayah kerja UPT Puskesmas Karangploso Dinas Kesehatan

Pemerintah Kabupaten Malang adalah Pos Kesehatan yang berada di

wilayah Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, yang membawahi 9

Pos Kesehatan di 9 Desa/ Kelurahan, yaitu :

1. Puskesmas Pembatu Desa Tegalgondo.

2. Pondok Bersalin Desa Ampeldento dan Pondok Kesehatan Desa

Ampeldento.

3. Pondok Bersalin Desa Kepuharjo dan Pondok Kesehatan Desa

Kepuharjo.

4. Puskesmas Pembantu Desa Ngenep dan Pondok Kesehatan Desa

Ngenep.

5. Pondok Bersalin Desa Ngijo dan Pondok Kesehatan Desa Ngijo.

6. Pondok Bersalin Desa Girimoyo.

7. Pondok Bersalin Desa Bocek.

8. Pondok Bersalin Desa Donowarih dan Pondok Kesehatan Desa

Donowarih.

9. Puskesmas Pembantu Tawangargo Ngenep dan Pondok Kesehatan

Desa Tawangargo.

Luas wilayah UPT Puskesmas Kecamatan Karangploso Dinas

Kesehatan Pemerintah Kabupaten Malang meliputi :


16

- Tegal / kebun : 1.885.380 Ha

- Sawah : 1.393.900 Ha

- Hutan : 1.516.000 Ha

- Pemukiman : 885.419 Ha

- Perkebunan : 141.000 Ha

- Lain-lain : 166.199 Ha

Wilayah UPT Puskesmas Kecamatan Karangploso Dinas

Kesehatan Pemerintah Kabupaten Malang berada pada ketinggian 621 m

dari permukaan air laut. Dengan batas-batas sebagai berikut :

- Utara : Gunung Arjuno – Kecamatan Singosari

- Selatan : Kecamatan Dau – Kota Batu – Kota Malang

- Barat : Kecamatan Batu

- Timur : Kecamatan Singosari – Kota Malang


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Puskesmas

3.1.1 Pengertian Puskesmas

Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan

kesehatan masyarakat tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan

tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat KERJA NASIONAL ( Rakernas ) di

Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan

kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada

waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan

seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan

tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan

untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam

suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT ( Puskesmas ).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran 11

serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul

oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan

yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan

(Depkes RI, 2009). Jadi, dapat dikatakan bahwa Puskesmas merupakan

ujung tombak sistem pelayanan kcsehatan di Indonesia.

17
18

3.1.2 Fungsi Puskesmas

Adanya Puskesmas di suatu daerah tentu memberikan pengaruh baik

terhadap perkembangan kesehatan masyarakat. Adapun beberapa fungsi

Puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat atau mengedukasi masyarakat di

wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

masyarakat di wilayah kerjanya. Saat ini fungsi Puskesmas juga

bertambah yakni memberi rujukan jika pasien ingin dirawat dengan

BPJS di rumah sakit, maka Puskesmas akan melakukan

pemeriksaan dasar kemudian mengeluarkan surat rujukan agar

pasien diterima di RS untuk dirawat.

3.1.3 Tugas Pokok Puskesmas

Tugas pokok puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, Puskesmas

mengintegrasikan program yang dilaksanakan melalui pendekatan

keluarga.

Puskesmas juga bertugas dalam penyelenggaraan UKP Tingkat

Pertama di wilayah kerjanya seperti :

1. Mengadakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu.


19

2. Mengadakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif.

3. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

4. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

5. Mengadakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinasi dan

kerjasama inter dan antar profesi.

6. Menyelenggarakan rekam medis.

7. Melakukan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan

akses Pelayanan Kesehatan.

8. Melakukan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.

9. Melakukan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di

wilayah kerjanya.

10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan

Sistem Rujukan.

3.1.4 Karakteristik Puskesmas

Karakteristik puskesmas diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, yang dijelaskan pada pasal 20 sampai

dengan pasal 31 dalam peraturan tersebut adalah:

1. Karakteristik Wilayah Kerja

a. Puskesmas kawasan perkotaan

b. Puskesmas Kawasan pedesaan

c. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil


20

2. Kemampuan Penyelenggaraan

a. Puskesmas non rawat inap

b. Puskesmas rawat inap

3.1.5 Standart Operasional Prosedur Puskesmas

Standart Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat

intruksi/langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja

rutin tertentu dengan memberikan langkah-langkah yang benar dan

terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk membantu mengurangi

kesalahan dan pelayanan sub standar.

SOP bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi tenaga pelaksana

dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu. Selain hal tersebut,

standart dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, serta

melindungi masyaratak dari pelayanan tidak bermutu. Staff medis dan

non medis berperan aktif dalam pembuatan SOP serta disahkan oleh

Kepala Dinas Kesehatan/Kepala Puskesmas.

SOP harus disertai dengan instruksi kerja yang menjelaskan

secara rinci tata cara tentang hal tersebut diatas. Seluruh kegiatan yang

berkaitan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja

yang ada.
21

3.2 Rekam Medis

3.2.1 Pengertian Rekam Medis

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989

tentang Rekam Medis menjelaskan bahwa rekam medis adalah berkas

yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien

pada sarana pelayanan kesehatan. Peraturan tersebut diperbarui dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MenKes/Per/III/2008 tentang

Rekam Medis, bahwa Rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan

dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan,

rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta. Dalam penjelasan

Pasal 46 ayat (1) undang-undang Praktik Kedokteran, yang dimaksud

dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Menurut Gemala R

Hatta, rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan

seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan

saat ini dan masa lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam

upaya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah

rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana

pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang

memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang

diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali


22

(mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta

merekam hasilnya.

3.2.2 Tujuan Penyelenggaraan Rekam Medis

Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985) terdiri dari beberapa

aspek diantaranya aspek administrasi, legal, finansial, riset, edukasi dan

dokumentasi, yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Aspek administrasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

administrasi karena isinya meyangkut tindakan berdasarkan 16

wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis

dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2. Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis,

karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk

merencanakan pengobatan /perawatan yang harus diberikan seorang

pasien.

3. Aspek Hukum. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum

atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta

penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

4. Aspek keuangan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang

karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan

dalam menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.

5. Aspek penelitian. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat


23

dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

di bidang kesehatan.

6. Aspek pendidikan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

pendidikan, karena isinya menyangkut data/ informasi tentang

perkembangan/ kronologis dan kegiatan pelayanan yang diberikan

kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai

bahan/ referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.

7. Aspek dokumentasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus

17 didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung

jawaban dan laporan sarana pelayanan kesehatan.

3.2.3 Kegunaan Rekam Medis Kegunaan Dan Manfaat Rekam Medis

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis adalah sebagai berikut:

1. Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk

untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan

pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan

kepada pasien

2. Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi

penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan

meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan

untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi

perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan


24

dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi

perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi

kedokteran dan kedokteran gigi.

4. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan

untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada

sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti

pembiayaan kepada pasien.

5. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan

statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan 18

kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada

penyakit- penyakit tertentu.

6. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis

merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam

penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik. Kegunaan rekam

medis secara umum menurut Depkes RI (2006) adalah sebagai

berikut :

1) Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya

yang ikut ambil bagian didalam proses pemberian pelayanan,

pengobatan dan perawatan kepada pasien.

2) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan

yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3) Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan

pelayanan, pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien

berkunjung atau dirawat di rumah sakit.


25

4) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan

evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada

pasien.

5) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun

dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

6) Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk

keperluan penelitian dan pendidikan.

7) Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan

medis yang diterima oleh pasien.

8) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta

sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan.

3.2.4 Isi Rekam Medis

Di dalam berkas rekam medis berisi dua jenis data, yaitu:

1. Data Administratif

Data Administratif mencakup data demografi dan keuangan

disamping data tentang informasi lain yang berhubungan dengan

pasien, seperti data yang terdapat pada beragam izin (consent), pada

lembaran hak kuasa (otorisasi) untuk kepentingan pelayanan

kesehatan dan dalam penanganan informasi konfidensial pasien. Isi

data demografi bersifat permanent (kekal) dan setidaknya

mencangkup informasi tentang:

- Nama Lengkap.

- No RM dan No Identitas lain (Asuransi).

- Alamat Lengkap Pasien.


26

- Tempat dan Tanggal Lahir.

- Jenis Kelamin.

- Status Perkawinan.

- Nama dan Alamat Keluarga Terdekat yang sewaktu- waktu dapat

dihubungi.

- Tanggal dan Waktu terdaftar di tempat penerimaan pasien rawat

inap, rawat jalan dan gawat darurat.

- Nama Instansi Pelayanan Kesehatan (tertera pada kop formulir:

Nama, Alamat, Telepon dan Kota).

Umumnya data Administratif adalah data identifikasi yang dapat

dihubungan dengan pasien yang digunakan bagi kepentingan 20

administratif, regulasi, operasional pelayanan kesehatan dan

penggantian biaya pengobatan.

2. Data Klinis

Data klinis dapat diartikan sebagai data hasil pemeriksaan,

pengobatan, perawatan yang dilakukan oleh praktisi kesehatan dan

penunjangan medis terhadap pasien baik pasien rawat inap, rawat

jalan, maupun rawat darurat. Data yang bersifat rahasia (confidential)

tidak dapat dibuka kepada pihak ketiga tanpa izin dari pasien yang

bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan atau

perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.

Sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama, puskesmas wajib

menyediakan pelayanan rawat jalan dan pelayanan gawat darurat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


27

269/MENKES/PER/III/2 isi rekam medis untuk pasien rawat jalan

pada sarana pelayanan kesehatan sekurang- kurangnya memuat :

1. Identitas pasien

2. Tanggal dan waktu

3. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit

4. Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Diagnosis

5. Rencana penatalaksanaan

6. Pengobatan dan Tindakan

7. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasIen;

8. Untuk kasus gigi dilengkapi dengan odontogram, klinik; dan

Persetujuan tindakan (bila diperlukan). Sedangkan isi rekam

medis untuk pasien gawat darurat, sekurang- kurangnya

memuat:

1) Identitas pasien;

2) Kondisi pasien saat tiba;

3) Identitas pengantar pasien;

4) Tanggal dan waktu;

5) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya

keluhan dan riwayat penyakit;

6) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;

7) Diagnosis;

8) Pengobatan dan tindakan;

9) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan

pelayanan unit gawat darurat rencana tindak lanjut;


28

7. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan

tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;

8. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan

dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain;

9. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

3.2.5 Kepemilikan Rekam Medis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

269/MENKES/PER/III/2008 tentang kepemilikan rekam medis yang

jelaskan pada Bab V Pasal 12 adalah sebagai berikut ini :

1. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan

2. Isi rekam medis merupakan milik pasien

3. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam

bentuk ringkasan rekam medis

4. Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dapat diberikan,dicatat,atau dicopy oleh pasien atau orang

yang diberi kuasa atas persetujuan tertulis pasien atau

keluarga pasien yang berhak untuk itu.

3.2.6 Sistem Pengorganisasian Rekam Medis

Sistem penyelenggaraan/ pengorganisasian rekam medis diatur

dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi

Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat

Praktik Mandiri Dokter Gigi. Manajemen Informasi Rekam Medis termasuk

dalam Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan yang diuraikan pada BAB

VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis Standar 4.


29

A. Sistem Pendaftaran Pasien

Loket pendaftaran adalah tempat pendaftaran pasien rawat jalan

yang mempunyai tugas pokok menerima pasien yang berobat di suatu

fasilitas pelayanan kesehatan yang mencatat pendaftaran pasien

(registrasi), menyediakan formulir- formulir rekam medis dalam folder

DRM, memberi informasi tentang pelayanan-pelayanan yang

bersangkutan. Formulir-formulir yang digunakan di Tempat Pendaftran

Pasien (TPP) biasanya terdiri dari :

- KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien), untuk mencatat dan

mengindeks identitas pasien. 23 - KIB (Karu Identitas Berobat), untuk

untuk mencatat identitas pesien kemudian diserahkan kepada pasien.

- Formulir rekam medis untuk pelayanan pasien rawat jalan dalam

folder DRM baru untuk mencatat identitas lengkap pasien baru yang

mendaftar

- Buku register pendaftaran pasien rawat jalan, untuk mencatat

kegiatan pendaftaran pasien.

- Buku catatan penggunaan nomor rekam medis, untuk mencatat

penggunaan dan mengontrol nomor rekam medis.

- Buku catatan penggunaan formulir rekam medis, untuk mencatat

penggunaan dan mengontrol formulir rekam medis

- Tracer, untuk mencatat permintaan DRM lama ke fungsi Filling

(sebagai media komunikasi). - Buku ekspedisi untuk mencatat serah

terima DRM sebagai bukti serah terima.


30

B. Sistem Penamaan

Penulisan nama pasien pada DRM harus ditulis secara benar.

Hal tersebut bertujuan untuk menghindari tertukarnya DRM dengan

pasien lain, karena sering dijumpai pasien dengan nama yang sama

dan seringnya seorang pasien berobat di rumah sakit. Dalam sistem

penamaan rekam medis diharapkan:

- Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang

disempurnakan. - Sebagai pelengkap bagi pasien perempuan

diakhiri nama lengkap ditambah Ny atau Nn sesuai dengan

statusnya.

- Pencantuman gelar selalu diletakkan sesudah nama lengkap

pasien.

- Perkataan tuan, saudara, bapak tidak dicantumkan dalam

penulisan nama pasien.

C. Sistem Penomoran

Sistem penomoran merupakan tata cara penulisan nomor yang

diberikan kepada pasien yang berobat ke institusi pelayanan

kesehatan sebagai bagian identitas pasien yang bersangkutan. Hal

ini bertujuan untuk membedakan rekam medis pasien,

memudahkan dalam penyimpanan DRM dan memudahkan dalam

menemukan kembali DRM. Ada tiga macam sistem pemberian

nomor pasien (admission numbering system) yang umumnya

dipakai, yaitu:
31

1. Pemberi Nomor Cara Seri (Serial Numbering System) Dalam

sistem ini, setiap pasien mendapat satu nomor baru setiap

berkunjung ke rumah sakit. Jika pasien berkunjung lima kali,

maka akan mendapatkan lima nomor yang berbeda, semua

nomor yang telah diberikan dicatat pada Kartu Indeks Utama

pasien. Berkas rekam medisnya disimpan di berbagai

tempat sesuai nomor yang telah diperoleh pasien.

2. Pemberian Nomor Cara Unit (Unit Numering System) Dalam

sistem ini, pasien akan diberikan satu rekam medis. Baik

kepada pasien berobat jalan maupun pasien untuk dr. awat.

Satu pasien mempunyai satu nomor rekam medis yang

digunakan untuk kunjunan seterusnya, dan berkas rekam

medisnya disimpan 25 di dalam satu berkas rekam

medisnya disimpan di dalam satu berkas dengan nomor

yang sama.

3. Pemberian Nomor Cara Seri – Unit (Serial – Unit Numbering

System) Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem

seri dan sistem unit. Dalam sistem ini, setiap paien yang

berkunjung ke rumah sakit akan diberikan satu nomor baru

tetapi rekam medis yang lalu digabungkan dan disimpan di

dalam berkas rekam medis dengan nomor yang paling baru.

Apabila dokumen yang lama telah dipindahkan, maka

tempat lama diberi petunjuk keluar atau out guide. Dalam

ketiga sistem pemberian nomor diatas, puskesmas


32

dianjurkan untuk menggunakan sistem pemberian nomor

secara unit (Unit Numbering System).

Dengan sistem ini, semua pasien akan memiliki satu nomor

rekam medis yang terkumpul dalam satu berkas. Sistem

pemberian nomor secara unit akan menghilangkan

kerepotan mencari atau mengumpulkan rekam medis pasien

yang terpisahpisah dalam sistem seri. Sistem ini juga

menghilangkan kerepotan mengambil rekam medis lama

untuk disimpan kedalam nomor baru dalam sistem

penomoran secara unit.

D. Sistem Penjajaran

DRM yang disimpan dalam rak penyimpanan tidak ditumpuk

melainkan disusun berdiri sejajar satu dengan yang lain. Ada tiga

cara penjajaran DRM, yaitu :

1. Straight Numerical Filling (SNF) 26 Sistem penjajaran dengan

nomor langsung yaitu suatu sistem penyimpanan DRM dengan

mensejajarkan folder DRM bedasarkan urutan langsung nomor

rekam medisnya pada rak penyimpanan.

Contoh :

 46-50-23 47-51-50 50-50-50

 46-50-24 47-51-51 50-50-51

 46-50-25 47-51-52 50-50-52

2. Middle Digit Filling (MDF) Sistem penjajaran dengan sistem

angka tengah atau MDF yaitu suatu sistem penyimpanan DRM

dengan mensejajarkan folder DRM bedasarkan urutan nomor


33

rekam medis pada dua angka kelompok tengah. Dalam sistem

ini, dua angka yang terletak di tengah sebagai angka pertama,

dua angka yang paling kiri menjadi angka yang kedua, dan dua

angka yang paling kanan menjadi angka ketiga.

Contoh :

 58-78-96 58-78-99 59-78-02

 58-78-97 59-78-00 59-78-03

 58-78-98 59-78-01 59-78-04

3. Terminal Digit Filling (TDF) Penjajaran terminal digit filling

adalah sistem penyimpanan DRM dengan mensejajarkan folder

DRM bedasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka

kelompok akhir. Dua angka 27 yang terletak paling kanan

merupakan angka pertama, dua angka yang terletak di tengah

merupakan angka kedua, dan dua angka yang terletak paling

kiri merupakan angka ketiga.

Contoh :

 95-05-26 98-05-26 01-06-26

 96-05-26 99-05-26 02-06-26

 97-05-26 00-06-26 03-06-26

E. Sistem Penyimpanan

Penyimpanan DRM bertujuan untuk mempermudah dan

mempercepat ditemukan kembali DRM yang disimpan dalam rak

filling. Ditinjau dari pemusatan atau penyatuan DRM, sistem

penyimpanan DRM dibagi menjadi dua, yaitu:


34

1. Sistem Penyimpanan Secara Sentralisasi Sistem

penyimpanan DRM secara sentral yaitu suatu sistem

penyimpanan DRM dengan cara menyatukan formulir –

formulir rekam medis milik seorang pasien ke dalam satu

kesatuan (folder) baik pasien tersebut pasien rawat inap

maupun rawat jalan. Dengan sistem ini, terjadi duplikasi DRM

dapat dihindari dan biaya yang diperlukan lebih sedikit. Data-

data pasien juga dapat berkesinambungan karena menyatu

dalam satu folder, sehingga riwayat penyakitnya dapat terbaca

secara keseluruhan.

2. Sistem Penyimpanan Secara Desentralisasi Sistem

penyimpanan DRM secara desentralisasi yaitu suatu sistem

penyimpanan dengan caramemisahkan milik seorang pasien

antara DRM rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat 28

pada folder tersendiri dan atau tempat tersendiri. Sistem

penyimpanan ini dapat mengurangi beban kerja petugas dan

menjadikan pelayanan lebih efisien, sehingga pasien

mendapat pelayanan yang lebih cepat

F. Sistem Kodefikasi

Koding adalah pemberian kode dengan menggunakan huruf

atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili

komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di

dalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya diindeks agar

memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk


35

menunjang fungsi perencanaan, manajemen dan riset bidang

kesehatan.

Kode klasifikasi penyakit oleh WHO bertujuan untuk

menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala dan

faktor yang mempengaruhi kesehatan. Penetapan diagnosis

seorang pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggung jawab

dokter (tenaga medis) yang terkait. Dalam pengisian diagnosis

harus lengkap dan jelas sesuai dengan ketentuan yang ada di ICD

10 dan kode tindakan sesuai dengan ICD9-CM.

G. Sistem Retensi dan Pemusnahan

Sistem retensi adalah sistem yang mengatur jangka waktu

penyimpanan berkas rekam medis (bukan sistem yang mengatur

tata cara pemusnahan rekam medis). Sedangkan pemusnahan

merupakan proses penghancuran formulir-formulir yang terdapat

dalam berkas RM yang sudah tidak mengandung nilai guna.

Retensi dan pemusnahan berkas rekam medis sangat perlu untuk

dilakukan, karena pertambahan DRM yang tidak diimbangi dengan

pertambahan luas ruang penyimpanan dokumen. Sistem retensi

dan pemusnahan rekam medis di puskesmas diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 Tahun 2008 Bab IV Pasal 9

Tentang Penyimpanan, Pemusnahan, dan Kerahasiaan Rekam

Medis.
36

3.3 Manajemen Resiko

Manajemen resiko adalah aktivitas klinik dan administratif yang

dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan identifikasi,

evaluasi dan pengendalian resiko terjadinya cedera atau kerugian pada

pasien, pegawai, pengunjung dan fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri.

Manajemen resiko dapat berhubungan dengan pasien safety, keselamatan

petugas medis, keselamatan petugas non medis, keselamatan terkait

sarana dan prasarana serta lingkungan, resiko terhadap keuangan, aset

fasyankes, serta resiko lainnya.


BAB IV

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Sistem Pengorganisasian Rekam Medis Puskesmas Karangploso

4.1.1 Alur Pendaftaran Pasien

Gambar 2 Loket Pendaftaran


(Sumber : Puskesmas Karangploso)

Pada proses pendaftaran pasien, pasien dan petugas mengikuti

alur sebagai berikut :

1. Pasien datang ke puskesmas.

2. Pasien mengambil nomor antrian di loket pendaftaran

3. Pasien dipanggil menuju loket pendaftaran sesuai dengan nomor antrian

4. Petugas menanyakan kepada pasien, apakah pasien pernah berobat di

Puskesmas Karangploso

5. Jika pasien baru berobat di Puskesmas Karangploso, petugas akan

meminta pasien untuk :

a. Pasien umum : menyerahkan fotocopy KTP dan KK

37
38

b. Pasien BPJS : menyerahkan fotocopy Kartu BPJS, KTP, dan KK

6. Untuk pasien baru petugas akan membuat dokumen rekam medis baru.

7. Jika pasien sudah pernah berobat sebelumnya, maka petugas akan

meminta pasien untuk :

a. Pasien umum : menunjukkan kartu berobat atau KTP

b. Menunjukan kartu berobat atau kartu BPJS

8. Petugas mengisikan data pasien baru atau lama pada register

pendaftaran pasien sesuai dengan identitas dan poli tujuan pasien.

9. Setelah proses pendaftaran selesai pasien diarahkan langsung menuju ke

poli dan akan dilayani sesuai dengan nomor antrian.

Berikut ini merupakan gambaran alur pendaftaran pasien di Puskesmas

Karangploso
39

Gambar 3 Alur Pendaftaran Pasien

(Sumber : Puskesmas Karangploso)

4.1.2 Alur Berkas Rekam Medis

Alur berkas rekam medis di Puskesmas Karangploso adalah sebagai

berikut:
40

1. Pasien mendaftar di bagian loket pendaftaran.

2. Jika pasien sudah pernah berobat di Puskesmas Karangploso, maka

petugas akan mencari nomor rekam medis pasien yang tertulis di kartu

BPJS pasien. Berguna untuk memudahkan saat pengambilan

(retrieval) dokumen rekam medis pasien.

3. Jika pasien belum pernah berobat sebelumnya, maka petugas akan

membuatkan dokumen rekam medis baru sesuai dengan identitas

pasien.

4. Saat dokumen rekam medis pasien siap petugas rekam medis

mengentrykan kedalam register pelayanan pasien.

5. Petugas rekam medis akan melakukan distribusi rekam medis sesuai

dengan poli tujuan pasien.

6. Setelah pelayanan di poli selesai, maka petugas rekam medis akan

mengecek kelengkapan dokumen rekam medis.

7. Jika dokumen rekam medis telah lengkap, maka petugas akan

mengentrykan dokumen rekam medis di buku register kembali.

8. Setelah dokumen rekam medis selesai diregister, maka akan langsung

di filing sesuai dengan sistem penjajaran yang dapat dilihat

menggunakan tracer.

4.1.3 Sistem Penamaan Rekam Medis

Pada dasarnya sistem penamaan untuk memberikan identitas

kepada seorang pasien serta membedakan antara pasien satu dengan

pasien yang lain, sehingga mempermudah dalam pemberian pelayanan

kesehatan kepada pasien Puskesmas Karangploso.

Tata cara penulisan nama pasien meliputi:


41

a) Penulisan nama sesuai dengan identitas diri yang masih berlaku

b) Untuk keseragaman penulisan menggunakan huruf cetak

c) Tidak diperkenankan menuliskan jabatan atau gelar

d) Penggunaan singkatan depan sesuai dengan status pasien

An. : Bagi pasien anak

Nn. : Bagi pasien wanita belum menikah

Ny. : Bagi pasien wanita sudah menikah

Sdr. : Bagi pasien laki-laki belum menikah

Tn. : Bagi pasien laki-laki sudah menikah

By. : Bagi pasien bayi

By. Ny : Bagi pasien bayi yang belum memiliki nama KK diisi dengan

nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga pasien. Informasi

pekerjaan dan agama pasien juga disesuaikan dengan identitas diri

pasien.). Nama pasien ditulis di map rekam medis pasien menggunakan

spidol hitam, pasien laki-laki pada map rekam medis warna biru

sedangkan pasien wanita pada map rekam medis warna oranye.

Berikut ini adalah map rekam medis yang digunakan di

Puskesmas Karangploso dapat dilihat pada gambar 3.


42

Gambar 4 MAP Rekam Medis


(Sumber : Puskesmas Karangploso)

4.1.4 Sistem Penomoran Rekam Medis

Sistem pengkodean yang dipakai dalam penyimpanan dokumen

rekam medis rawat jalan di Puskesmas Karangploso menggunakan


43

pengkodean 8 digit yaitu 000000-999999. Dengan ketentuan sebagai

berikut :

 2 digit nomer pertama adalah kode kepala keluarga (kk)

01 = Pasien adalah kepala keluarga (kk)

02 = Pasien adalah status sebagai istri

03 = Pasien adalah status sebagai anak

 6 digit nomer terakhir adalah nomor indeks pasien pertama

kali mendapat nomer rekam medis.

Sistem penomeran yang dipakai di Puskesmas Karangploso

adalah Unit Numbering System (Sistem Penomeran Unit), yaitu

memberi satu unit nomor rekam medis kepada pasien yang berobat

jalan maupun pasien yang baru berkunjung pertama kali ke

puskesmas. Menggunakan metode family folder dimana 1 nomer

rekam medis digunakan untuk 1 keluarga dalam 1 KK.


44

4.1.5 Sistem Penjajaran Rekam Medis

Sistem penjajaran rekam medis telah dilaksanakan sesuai dengan

sistem nomor langsung (Straight Numerical Filing), dimana dokumen

rekam medis diurutkan berdasarkan urutan langsung nomor rekam

medisnya pada rak penyimpanan. Hal ini sangat memudahkan dalam

proses pengambilan dokumenrekam medis karena rekam medis

dijajarkan mulai dari angka terkecil hingga terbesar. Berikut ini adalah

gambar ruang penyimpanan rekam medis di puskesmas Karangploso

dapat diihat pada gambar 4.

Gambar 5 Ruang Penyimpanan


(Sumber : Puskesmas Karangploso)
45

4.1.6 Sistem Penyimpanan Rekam Medis

Sistem penyimpanan rekam medis di Puskesmas Karangploso

menggunakan sistem sentralisasi, dimana formulir-formulir rekam

medis pasien dalam kunjungan yang berbeda disatukan ke dalam satu

Gambar 6 Tracer
(Sumber : Puskesmas Karangploso)

4.1.7 Sistem Retensi Rekam Medis

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.269 Tahun 2008 tentang

Rekam medis bahwa penyimpanan rekam medis disimpan sekurang-

kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung dari tanggal pasien

berobat.

Proses retensi dan pemusnahan dilakukan untuk rekam medis

yang telah mencapai 5 tahun sejak terakhir berobat atau

dipulangkan.Pemusnahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi ruang penyimpanan rekam medik. Pemusnahan rekam medis

diusulkan kepada kepala Puskesmas Karangploso untuk ditetapkan

tim dan jadwal pemusnahannya.


46

4.1.8 Isi Formulir Rekam Medis

Berikut ini adalah gambar formulir rekam medis yang digunakan di

Puskesmas Karangploso yang terdiri dari formulir rekam medis

pemeriksaan umum, formulir rekam medis ibu anak, dan formulir rekam

medis gigi yang dapat dilihat pada gambar 7, 8, 9, 10

Gambar 7 Catatan Medis

( sumber : Puskesmas Karangploso )


47

Gambar 8 Kartu ibu

(Sumber : Puskesmas Karangploso)


48

Gambar 9 Hasil Peayanan ANC

(Sumber: Puskesmas Karangploso)

Gambar 10 Formulir Poli Klinik Gigi


49

(Sumber : Puskesmas Karangploso)

Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas serta

diatur lebih lanjut dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan sekurang-kurangnya memuat:

a) Identitas pasien

b) Tanggal dan waktu

c) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit

d) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

e) Diagnosis

f) Rencana penatalaksanaan

g) Pengobatan dan/atau tindakan

h) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

i) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram

j) Persetujuan tindakan bila diperlukan

2. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari

sekurang-kurangnya memuat :

a) Identitas pasien

b) Tanggal dan waktu

c) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit

d) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

e) Diagnosis

f) Rencana penatalaksanaan
50

g) Pengobatan dan/atau tindakan

h) Persetujuan tindakan bila diperlukan

i) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan

j) Ringkasan pulang (discharge summary)

k) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga

kesehatan ttertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

l) Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu

m) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram

3. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya

memuat:

a) Identitas pasien

b) Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan

c) Identitas pengantar pasien

d) Tanggal dan waktu

e) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dn

riwayat penyakit

f) Hasil pmeriksaan fisik dan penunjang medic

g) Diagnosis

h) Pengobatan dan/atau tindakan

i) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat

darurat dan rencana tinak lanjut

j) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan

tertentu yang memberikan peelayanan kesehatan

k) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan

ke sarana pelayanan kesehatan lain


51

l) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

a. Isi rekam medis pasien dalam keadan bencana, selain memenuhi

ketentuan sebagaimana dimaksud diatas ditambah juga :

i. Jenis bencana dan dimana pasien ditemukan

ii. Identitas yang menemukan pasien

b. Ringkasan pulang harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang

melakukan perawatan pasien, yang sekurang-kurangnya berisi :

i. Identitas pasien

ii. Diagnosis masuk dan indikasi pasien di rawat

iii. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,

diagnosis akhir, pengobatan dan tindak lanjut

iv. Nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang

memberikan pelayanan kesehatan

4.2 Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit di Puskesmas Karangploso

Klasifikasi, kodefikasi penyakit dan tindakan medis di Puskesmas

Karangploso dilakukan oleh dokter sesuai dengan aturan penggunaan

ICD 10 volume 1,2, dan 3 versi 2010 dan ICD-9-CM versi 2010. Berikut ini

adalah laporan 10 besar penyakit di Puskesmas Karangploso pada Bulan

Juli Tahun 2018.

NO. NAMA PENYAKIT ICD-X

1. RHENITIS AKUT J00

2. INFLUENZA J11.1

3. HIPERTENSI i10

4. GASTRITIS K30
52

5. GASTRO ENTRITIS K52.9

6. MYALGIA M79.1

7. ATOPIC DERMATITIS L30.9

8. DIABETIS MELITUS E11.5

9. TENSION HEADACHE R 51

10. DERMATITIS ALERGI L23.9

Tabel 2 Laporan 10 Besar Penyakit Puskesmas Karangploso pada

Bulan Juli Tahun 2018

(Sumber : Puskesmas Karangploso)

4.3 Kebijakan yang Berlaku di Unit Rekam Medis Puskesmas Karangploso

Kebijakan yang berlaku di unit rekam medis Puskesmas Karangploso

sesuai dengan kebijakan resmi yang dikeluarkan oleh Kepala Puskesmas

Karangploso. Kebijakan tersebut mengacu kepada Peraturan Pemerintah

dan Peraturan Kementrian Kesehatan RI yang kemudian disesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan puskesmas. Kebijakan tersebut juga menjadi

dasar dalam penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO) di

Puskesmas Karangploso. Berikut ini adalah daftar SPO di unit rekam medis

Puskesmas Karangploso :

No. Nama SOP di Unit Rekam Medis Puskesmas Karangploso

1. SOP Kerahasiaan Rekam Medis

2. SOP Penilaian Kelengkapan & Ketetapan Isi Rekam Medis

3. SOP Penyimpanan Rekam Medis Baru


53

4. SOP Akses Terhadap Rekam Medis

5. SOP Pendaftaran

6. SOP Mengindentifikasi Hambatan

7. SOP Alur Pelayanan

8. SOP Transfer Pasien

9. SOP Koordinasi & Komunikasi

10. SOP Penyampaian Hak & Kewajiban Pasien

11. SOP Penyampaian Informasi

12. SOP Identifikasi Pasien

13. SOP Menilai Kepuasan Pelanggan

Tabel 3 : SOP Rekam Medis

(Sumber : Puskesmas Karangploso)

4.4 Manajemen Resiko Unit Rekam Medis Puskesmas Karangploso

Manajemen resiko unit rekam medis di Puskesmas Karangploso meliputi

manajemen resiko yang dapat bersumber dan berhubungan dengan pasien

safety, keselamatan petugas medis, keselamatan petugas non medis,

keselamatan terkait sarana dan prasarana serta lingkungan puskesmas,

resiko terhadap keuangan, aset puskesmas, serta resiko lainnya.

4.5 Pengolahan dan Penyajian Sistem Informasi Kesehatan di Puskesmas

Karangploso

Pengolahan dan penyajian sistem informasi kesehatan dilakukan secara

rutin menggunakan sistem berbasis web seperti SIMPUS untuk pasien BPJS

dan Umum.
54

SIMPUS merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas, dan merupakan program aplikasi yang didesain khusus untuk

membantu memudahkan pencatatan data pasien, pengelolaan dan

penyajian data menjadi informasi dalam waktu yang cepat dan tepat.

Gambar 11 : SIMPUS
(Sumber : Puskesmas Karangploso)
BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis dan Pembahasan Antara Teori dengan Kenyataan di Lahan

Praktik

Analisis yang kami peroleh antara teori dengan yang ada di lahan praktik

adalah :

1. Sistem pendaftaran pasien di Puskesmas Karangploso dilakukan

dengan urutan sebagai berikut: pasien mengambil nomor antrian,

petugas memanggil nomor antrian sesuai dengan urutan, petugas

akan bertanya apakah pasien pernah datang berobat, jika pernah

petugas akan meminta KITAS (KTP, BPJS, ASKES) untuk

pengambila n berkas rekam medis, jika pasien belum pernah berobat

maka petugas akan meminta KITAS untuk dibuatkan berkas baru.

2. Alur berkas rekam medis di Puskesmas Karangploso yaitu,, pasien

datang mendaftar, petugas akan meminta KITAS untuk diambilkan

berkas rekam medisnya/dibuatkan berkas rekam medis baru untuk

pasien baru, petugas melakukan retrieval berkas rekam medis,

petugas mengentry data pasien, berkas rekam medis didistribusikan

pada poli yang dituju, setelah pemeriksaan selesai petugas akan

mengtry berkas rekam medis ke buku register kembali, lalu petugas

akan melakukan filing pada berkas yg sudah kembali.

3. Sistem penamaan rekam medis sesuai dengan pengamatan yang

kami dapat, yaitu penamaan sesuai dengan kartu identitas (KTP)

55
56

pasien, mengikuti ejaan yang disempurnakan dan diikuti dengan

sebutan Tn, Ny, An

4. Sistem penomoran rekam medis sesuai dengan salah satu teori

penomoran yang telah ditentukan, dimana Puskesmas Karangploso

menggunakan Unit Numbering System. Sistem ini sangat

memudahkan dalam pencarian dokumen rekam medis pasien karena

setiap pasien hanya memiliki satu nomor rekam medis.

5. Sistem penjajaran rekam medis telah dilaksanakan sesuai dengan

sistem nomor langsung (Straight Numerical Filing), dimana dokumen

rekam medis diurutkan berdasarkan urutan langsung nomor rekam

medisnya pada rak penyimpanan. Hal ini sangat memudahkan dalam

proses pengambilan dokumen rekam medis karena rekam medis

dijajarkan mulai dari angka terkecil hingga terbesar.

6. Sistem penyimpanan rekam medis di Puskesmas Karangploso

menggunakan sistem sentralisasi, dimana formulir-formulir rekam

medis pasien dalam kunjungan yang berbeda disatukan ke dalam

satu map yang sama. Hal ini sangat efektif dilakukan karena dapat

menghemat rak penyimpanan dan menghemat ruang filing rekam

medis.

7. Sistem retensi dan pemusnahan rekam medis di Puskesmas

Karangploso Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.269 Tahun

2008 tentang Rekam medis bahwa penyimpanan rekam medis

disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung

dari tanggal pasien berobat.


57

8. Ketersediaan formulir rawat jalan sudah sesuai dengan ketentuan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 Tahun 2008, dimana formulir

rekam medis rawat jalan memuat tentang identitas pasien, tanggal

dan waktu, hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang, diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan dan

tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasen, dan

untuk kasus gigi dilengkapi dengan odontogram, klinik, dan

persetujuan tindakan (bila diperlukan).

9. Klasifikasi, kodefikasi penyakit dan tindakan medis di Puskesmas

Karangploso dilakukan oleh dokter sesuai dengan aturan

penggunaan ICD 10 volume 1,2, dan 3 versi 2010 dan ICD-9-CM

versi 2010.

10. Kebijakan yang berlaku di unit rekam medis telah dilaksanakan

dengan baik sesuai dengan SPO yang disusun berdasarkan

kebutuhan puskesmas.

11. Manajemen resiko telah dilakukan untuk kebutuhan identifikasi,

evaluasi dan pengendalian resiko terjadinya cedera atau kerugian

pada pasien, pegawai, pengunjung dan fasilitas yang ada di

Puskesmas Karangploso

12. Pengolahan dan penyajian sistem informasi kesehatan dilakukan

secara rutin untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.

5.2 Permasalahan yang Dihadapi di Lahan Praktik

Pada saat kami melakukan praktik kerja lapangan, kami menemui

beberapa masalah, yaitu :


58

1. Beberapa rak penyimpanan rekam medis yang tidak berurutan dan

tidak ada penanda nomor.

2. Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis oleh poliklinik

yang bersangkutan sehingga menyebabkan terhambatnya proses

pendaftaran dan pemeriksaan pada pasien

3. Kurangnya pemahaman beberapa pegawai poliklinik tentang SIMPUS

sehingga seringkali bertanya pada pihak rekam medis

5.3 Pemecahan Masalah

Masalah yang kami temukan di lahan praktik tentunya memiliki

pemecahan masalah yang dapat meminimalisir terjadinya pengulangan

masalah tersebut. Berikut ini merupakan salah satu pemecahan masalah

berdasarkan analisis yang kami lakukan, yaitu :

1. Merapihkan tatanan rak penyimpanan agar sesuai urutan dengan sistem

penomoran yang telah dipakai Puskesmas Karangploso, memberikan

penanda nomor pada rak yang masih belum ada penanda nomor.

Dengan tatanan rak yang baik, benar dan berurutan maka pekerjaan

petugas filing akan lebih efektif dan efisien.

2. Melakukan monitoring terhadap berkas rekam medis yang masuk/keluar

dari ruang penyimpanan, dan melakukan evaluasi ketepatan

pengembalian berkas rekam medis. Agar staff Puskesmas Karangploso

dapat mematuhi SOP pengembalian berkas rekam medis yang berlaku.

3. Diadakannya pelatihan wajib tentang SIMPUS kepada seluruh staff

Puskesmas Karangploso agar dapat memanage data pasien mulai dari

pendaftaran, registrasi, pemeriksaan (diagnosis) serta pengobatan pasien.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktik kerja lapangan selama kurang lebih 1 bulan di

Puskesmas Karangploso, kami dapat menyimpulkan bahwa:

1. Puskesmas Karangploso berdiri mulai tahun 1969, pada saat itu

puskesmas Karangploso dipimpin oleh seorang petugas kesehatan

(Mantri), pada awal 2021 dipimpin oleh drg. Izzah El Maila. Struktur

organisasi Puskesmas Karangploso meliputi: Kepala UPT Puskesmas,

Sekertaris, Bidang Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat,

Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Bidang

Pemberdayaan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan, Bidang Pengelolaan

dan Pengawasan Farmasi Makanan, Minuman dan Alat Kesehatan dan

Kelompok Jabatan Fungsional. Visi UPT Puskesmas Karangploso yaitu,

“Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang

Berkualitas & Peran Serta Masyarakat Untuk Hidup Sehat Secara Mandiri

Menuju Kecamatan Karangploso Sehat ”.

2. Pada saat proses pendaftaran pasien, pasien dan petugas sudah

mengikuti alur pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang ada. Setelah

proses pendaftaran selesai pasien diarahkan langsung menuju ke poli

dan akan dilayani sesuai dengan nomor antrian.

3. Alur berkas rekam medis di Puskemas Karangploso yaitu: jika pasien

sudah pernah berobat di Puskesmas Karangploso, maka petugas akan

mencari nomor rekam medis pasien yang tertulis pada kartu BPJS pasien

59
60

berguna untuk memudahkan saat pengambilan (retrieval) dokumen

rekam medis pasien.

4. Pada sistem penamaan menggunakan nama sesuai dengan identitas

pasien dan ditambah dengan penyebutan Tn, Ny, An

5. Sistem penomoran rekam medis sesuai dengan salah satu teori

penomoran yang telah ditentukan, dimana Puskesmas Karangploso

menggunakan Unit Numbering System. Sistem ini sangat memudahkan

dalam pencarian dokumen rekam medis pasien karena setiap pasien

hanya memiliki satu nomor rekam medis.

6. Sistem penjajaran rekam medis telah dilaksanakan sesuai dengan sistem

nomor langsung (Straight Numerical Filing), dimana dokumen rekam

medis diurutkan berdasarkan urutan langsung nomor rekam medisnya

pada rak penyimpanan. Hal ini sangat memudahkan dalam proses

pengambilan dokumen rekam medis karena rekam medis dijajarkan mulai

dari angka terkecil hingga terbesar.

7. Sistem penyimpanan rekam medis di Puskesmas Karangploso

menggunakan sistem sentralisasi, dimana formulir-formulir rekam medis

pasien dalam kunjungan yang berbeda disatukan ke dalam satu map

yang sama. Hal ini sangat efektif dilakukan karena dapat menghemat rak

penyimpanan dan menghemat ruang filing rekam medis.

8. Klasifikasi, kodefikasi penyakit dan tindakan medis di Puskesmas

Karangploso dilakukan oleh dokter sesuai dengan aturan penggunaan

ICD 10 volume 1,2, dan 3 versi 2010 dan ICD-9-CM versi 2010.

9. Sistem retensi dan pemusnahan rekam medis di Puskesmas Sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan No.269 Tahun 2008 tentang Rekam medis


61

bahwa penyimpanan rekam medis disimpan sekurang-kurangnya untuk

jangka waktu 5 tahun terhitung dari tanggal pasien berobat.

10. Ketersediaan formulir rawat jalan sudah sesuai dengan ketentuan

Peraturan Menteri Kesehatan daftar pusNo. 269 Tahun 2008, dimana

formulir rekam medis rawat jalan memuat tentang identitas pasien,

tanggal dan waktu, hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang, diagnosis, rencana penatalaksanaan,

pengobatan dan tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada

pasen, dan untuk kasus gigi dilengkapi dengan odontogram, klinik, dan

persetujuan tindakan (bila diperlukan). Formulir rawat jalan yang tersedia

di Puskesmas Karangploso diantara lain: catatan medis pasien, lembar

pemeriksaan gigi dan juga kartu ibu.

11. Kebijakan yang berlaku di unit rekam medis telah dilaksanakan dengan

baik sesuai dengan SPO yang disusun berdasarkan kebutuhan

puskesmas.

12. Manajemen resiko telah dilakukan untuk kebutuhan identifikasi, evaluasi

dan pengendalian resiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien,

pegawai, pengunjung dan fasilitas yang ada di Puskesmas Karangploso

13. Pengolahan dan penyajian sistem informasi kesehatan dilakukan secara

rutin untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas

6.2 Saran

Sebagai hasil akhir praktik kerja lapangan tahap II yang telah kami

lakukan, kami mengemukakan beberapa saran yang dapat digunakan

sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Puskesmas Karangploso

dalam menghadapi permasalahan yang kami temukan, yaitu :


62

1. Merapikan tatanan rak penyimpanan rekam medis dan memberikan tanda

nomor pada rak yang belum diberi nomor agar pekerjaan yang dilakukan

oleh petugas filing lebih efektif dan efisien

2. Melakukan monitoring pengembalian dokumen rekam medis dan evaluasi

setiap bulannya, agar semua staff dapat mematuhi SOP pengembalian

dokumen rekam medis yang berlaku.

3. Diadakannya pelatihan tentang SIMPUS kepada seluruh staff Puskesmas

Karangploso.
63

DAFTAR PUSTAKA

Asmopawiro. 2020. Sistem Penomoran dan Penyimpanan Rekam Medis.


Diakses pada tanggal 28 Juli 2022, dari web http://www.manajemen
informasikesehatan.com/2014/02/penomoranpenyimpananpengambilanda
n.html

Dosen Pendidikan. 2021. Rekam Medis. Diakses pada tanggal 28 Juli 2022 , dari
webhttps://www.dosenpendidikan.co.id/rekammedis/#Tujuan_dan_Keguna
an_Rekam_Medis

Hatta G R, editor. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana


Pelayanan Kesehatan edisi revisi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis 2008. Jakarta: Pemerintah, diakses tanggal 28 Juli 2022 dari web
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-meneteri-
kesehatan-nomor-269-tentang-rekam-medis.pdf&ved

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi. Jakarta: Pemerintah, diakses tanggal 28 Juli 2022 dari web
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/139228/permenkes-no-46-tahun-
2015&ved

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas. Jakarta: Pemerintah, diakses tanggal 28 Juli 2022 dari web
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/PMK-
No-31-Tahun-2019-ttg-Sistem-Informasi-Puskesmas.pdf&ved

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Pemerintah, diakses tanggal 28 Juli 2022 dari web
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/138635/permenkes-no-43-tahun-
2019&ved

Pelayananpublik.id, 2020, Pengertian Puskesmas, Tugas, Fungsi, dan


Kegiatannya. Diakses pada tanggal 27 Juli 2022, dari web
https://pelayananpublik.id/2020/06/06/pengertian-puskesmas-tugas-
fungsidan-kegiatannya/

Seputar Pengetahuan. 2020. Rekam Medis : Pengertian Menurut para ahli,


Tujuan, Jenis, Fungsi dan Manfaatnya. Diakses pada tanggal 28 Juli 2022,
dai web https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/rekam-medis.html
64

Smartpus Consulting. 2019. Tujuan dari Akreditasi Puskesmas. Diakses pada


tanggal 27 Juli 2022, dari web https://smartplusconsulting.com/
2019/07/tujuan-dari-akreditasi-puskesmas/

Anda mungkin juga menyukai