NabiSAW. hnd Mundzir berkata, "Ulama sepakat bahwa siapa yang berbicara dengan sengaja tanpa ada maslahatrya, maka shalab4n rusak ftatal)."
Syaikhullslam berkata, "lni merupakan kesepakatan umat Islam, dan
maksud "orang yang sengaja' adalah orang png mengetahui bahwa ia sedang shalat.
3. Hadits ini menunjukkan keagungan dan pentingnSa shalat. Melakukan
shalat berarti berpaling dari segala kesibukan kehidupan (duniawi), menjaga shalat dengan melakukan hal-hal yang dapat menyanpumakannyra seperti rukun dan qnrat sertahal png wajib dan yang sunah, hal ini merupakan manisfestasi dari memelihara shalat sebagaimana yang disinggung dalam ayat "Dan oftrng-ofiirng yang memekharashahng."(Qs. Al Mukminuun [23]: 9) 4. Imam An-Nawawi berkata, "Hadits ini menunjukkan haramnya ragam ucapan manusia. Ulama telah sepakat bahwa oErng yang berbicara dengan sengaja dan ia tahu keharaman hal tersebut dan ia berbicara tanpa ada maslahab:rya, maka hal-hal ifu mernbatalkan shalattya." 5. Orang yang memerintahkan agar diam dan melamng berbicara dalam hadits di atas adalah Nabi sAW. Hal ini menunjukkan Peringkat Hadits ini adalah marfu'(sampai kepadaNabi). 6. Berticara dalam shalat dinilai haram, karenanya hal itu membatalkan shalat, karena larangan ifu menunfut p€rusakan atau pembatalan-
Rahasia atau makna 5nng terkandung dari dihammkarunyaberticara saat
shalat adalah berharap agar Allah menerima ibadah ini dan menikmati bermunajat kepada Allah, maka orang yang shalat hendaknya mernperhatikan makna yang tinggi ini.
Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama
Ulama sepakat bahwa orang yang berbicara dalam shalat tanpa ada maslahatrya dan dengan sengaja serta mengetahui kehammannya, maka batal shalatry'a.
ulama berbeda pendapat dalam hal orang yang hrpa, tidak tahu, terpaksa