Mereka mengerjakan pada waktu yang dimakruhkan, kemudian dia mengerjakannya pada waktu
tersebut, mereka mengerjakannya dengan cepat sama seperti burung gagak mematuk, tidak
thumaninah dan tidak pula khusyu, oleh karena itulah Rasulullah SAW bersabda: ...tidak
menyebut Allah padanya kecuali sedikit. Dan semoga yang mendorong mereka melakukan hal
itu adalah untuk berbuat riya di hadapan orang lain bukan untuk mengharapa keredhaan Allah
SWT, hal itu sama saja dengan tidak shalat secara keseluruhan.
Ayat 6 dan 7
Artinya mereka tidak berbuat ihsan dalam beribadah kepada Tuhan mereka dengan
mewujudkan keikhlaskan dalam beribadah kepada Allah SWT, dan tidak pula berbuat ihsan
kepada makhluk -Nya walaupun dengan memberikan pinjaman barang yang bisa dimanfaatkan,
dan bisa digunakan untuk keperluan tertentu padahal wujud barang tersebut tetap serta akan
dikemblikan kepada mereka selaku pemilik, seperti meminjam bejana, ember dan parang. Maka
orang yang bertipe seperti ini akan lebih gampang dalam meninggalkan zakat dan ibadah
lainnya.
Dalam Q.S. Al Maun diuraikan mengenai tanda-tanda pendusta agama, antara lain adalah:
1. Orang yang menghardik anak yatim
2. Orang yang enggan menganjurkan memberi makan orang miskin
3. Orang yang suka malalaikan salat
4. Orang yang suka pamer ( ria )
5. Orang yang tidak mau menolong orang lain dengan barang yang berguna
Azbabun Nuzul
Adapun sebab turunnya ayat ini terdapat dalam riwayat yang di kemukakan bahwa ada
orang yang di perselisihkan, apakah Abu Sufyan atau Abu jahal, Al-ash Ibn Walid atau selain dari
mereka. Konon setiap minggu mereka menyembelih unta. Suatu ketika, seorang anak yatim
datang meminta sedikit daging yang telah disembelih itu. Namun, ia tidak memberinya bahkan
menghardik dan mengusir anak yatim tersebut. Maka turunlah ayat pertama sampai ketiga dari
surat Al-Maun. Sedang menurut sebuah riwayat yang dituturkan dari sahabat Ibnu Abbas ra
yang melatari turunnya wahyu Allah Al Quran surat Al-Maun ayat keempat sampai terakhir ini
adalah sebagai berikut. Bahwa pada zaman Rasullah dulu ada sekelompok kaum munafik yang
rajin ibadah, dalam hal ini mengerjakan sholat. Namun patut disayangkan bahwa setiap mereka
sholat itu tidak diniatkan karena Allah, melainkan karena ingin dilihat oleh orang lain. Ketika ada
orang yang melihat mereka sholat maka mereka akan sholat dengan khusyuknya tetapi jika tidak
ada orang yang melihatnya maka mereka sholat dengan seenaknya bahkan mereka tidak
mengerjakannya. Apa yang dikerjakan selalu ingin mendapatkan pujian dari orang lain atau
dengan kata lain disebut riya. Selain itu kaum munafik ini enggan untuk memberikan barang-
barang berguna yang dimikinya kepada orang yang membutuhkannya dengan kata lain kaum
munafik ini enggan untuk megeluarkan zakat. Allah tidak menyukai kaum seperti ini. Oleh
karena itu, Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara
malaikat Jibril, sebagai ancaman kepada kaum munafik tersebut dan menggolongkan mereka
kedalam orang-orang yang mendustakan agama Allah.
Kesimpulan
1. Dari ayat ini kita dapat mengetahui bahwa kita diberi anjuran untuk memberi makan anak
yatim serta orang miskin.
2. Kita tidak boleh melalaikan sholat, usahakan harus sholat pada waktunya serta
mengetahui makna dari setiap gerakan dan bacaan dalam sholat kita.
3. Kita tidak diperbolehkan sombong/riya atas apa yang kita miliki, karena semua itu hanya
bersifat sementara
4. Kita harus berbuat kebaikan, seperti meminjamkan barang-barang baik kecil ataupun
besar jika orang lain benar-benar membutuhkanya
5. Dalam melakukan sesuatu kita harus ikhlas, tidak boleh menghaharapkan sesuatu
terutama pujian.
6. Kita percuma melakukan Sholat, tetapi masih tidak mau membantu anak yatim dan
miskin dan mereka malah berbuat riya.