Anda di halaman 1dari 12

uhnDDnn JIDu 5o1D

BAB I
PENDAHULUAN


Sebelumnya patut diketahui bahwa seluruh materi yang bermuat dan akan
terus dimuat dalam rubik taIsir ini adalah rangkuman pelajaran taIsir Al-Qur`an
untuk para pemula yang disajikan oleh Al-Allamah Hujjatul Islam wal Muslimin
Syekh Muhsen Qiraati. Qiraati adalah ahli taIsir dari Iran yang sejak masa muda
hingga usia kira-kira setengah abad sekarang banyak menghabiskan waktunya
untuk kegiatan menulis dan berceramah di berbagai majlis pengajian ilmiah yang
beliau adakan.
Tak seperti umumnya ulama, dalam berceramah Qiraati yang membidangi
ilmu taIsir ini memiliki retorika khas yang mudah dicerna oleh para audenya.
Untuk itu tak jarang beliau menyisipi keteranganya dengan humor-humor cerdas
yang menambah gairah dan konsentrasi audenya. Kelebihan inilah yang membuat
Muhsen Qiraati yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Malaysia ini tercatat
dalam jajaran ulama dan dai yang popular di tengah masyarakat sehingga
pengajian-pengajian beliau selalu di padati peminatnya yang mencakup kalangan
tua dan muda, pria dan wanita dari berbagai elemen masyarakat.
Dengan membaca taIsir yang dirangkum dari transkip pelajaran taIsir
beliau untuk para pemula, kami harap anda dapat menemukan nuansa-nuansa baru
makriIat Qurani dengan pendekatan yang mudah dan sederhana, namun berbobot.
uhnDDnn JIDu 5o1D

Untuk itu, mari kita salami kandungan Al-Qur`an dengan memulainya dari taIsir
surah yang sudah lama kita haIal dan kit abaca dalam setiap sholat lima rakaat
yaitu surah Al-Fatihah.
Didunia modern dan era industry setiap produk semisal lemari es dan
televise oleh desainer dan produsenya selalu disertai dengan buku petunjuk
pemakaian dan perawatan untuk diberikan kepada para pembeli dan konsumenya.
Buku ini memuat rincian tentang bagian luar dan dalam peralatan tersebut, juga
cara penggunaan yang benar, hal-hal yang berbahaya bagi alat itu, dan
sebagainya, agar konsumen dapat mempelajari dan memanIaatkannya dengan baik
dan benar, juga agar mereka dapat menghindari pantangan tertentu yang akan
membuat barang tersebut cepat rusak.

uhnDDnn JIDu 5o1D

BAB II
PEMBAHASAN
SURAT AL-KAFIRUN, AL-MA`UN, AT-TAKAASUR (109, 107,102)


A. SURAT AL-KAFIRUN (109) Ayat 1-6
Asbabun Nuzul:
Surat Al KaaIiruun terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat
Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Maa'uun. Dinamai Al KaaIiruun (orang-
orang kaIir), diambil dari perkataan Al KaaIiruun yang terdapat pada ayat pertama
surat ini.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha
mempengaruhi Nabi saw. Dengan menawarkan harta kekayaan sehingga Beliau
menjadi konglomerat terkaya di kota Mekah, dan akan dikawinkan kepada wanita
mana saja yang Beliau kehendaki. Usaha ini disampaikan dengan berkata :
'Sekiranya Engkau tidak berkeberatan mengikuti kami (menyembah berhala)
selama setahun, kami akan mengikuti Agamamu selama setahun pula. Maka
turunlah surat ini : Al-KaIirun (S.109:1-6).

Bersamaan dengan ini turun pula ayat :

'Katakanlah: Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai
orang-orang yang tidak berpengetahuan (Az Zumar Q.9: 64)

uhnDDnn JIDu 5o1D

Bunyi Surat Al-Kafiruun: 1-6


VC 4)0 ,AP
N )P0 )V
N, J0 )
)0 N, 0 )C
/)P N, J0
) )P0 N
Nq@ ,[L, @
Artinya:
'(1)Katakanlah. "Hai orang-orang kafir,(2) Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah.(3)Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.(4) Dan
Aku tidak pernah menfadi penyembah apa yang kamu sembah,(5) Dan kamu tidak
pernah (pula) menfadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.(6)Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Q.S. Al-KaIirun:1-6).
Kandungan:
Surat Al-KaIirun (109) ayat 1-6 mengandung tentang cara bersikap
menghadapi keyakinan beragama. Hal ini telah ditujukan oleh Rosulullah saw.
Saat menghadapi kaum musyrikin quraisy. Sebagaimana dipahami, Rosulullah
selalu mendakwahkan kebenaran ajaran yang dibawanya, yaitu Islam. Namun,
jika ada orang atau pihak yang menolak atau mengancam ajaran beliau, yang
pertama kali adalah mendoakan orang-orang yang mendoakanya.
Selain itu, saat ada pihak yang ingin mencampur adukan keyakinan suatu
agama sehingga menjadi samar, beliau menolaknya. Hal ini menunjukan bahwa
konsep kebenaran hakiki hanya satu, kebenaran dari Tuhan yaitu Allah SWT.
Dalam aplikasinya antar manusia atau kelompok tertentu, memiliki penaIsiran
berbeda terhadap kebenaran.
Dengan demikian, setiap orang yang telah meyakini kebenaran suatu ajaran
tidak serta merta dapat menyalahkan orang lain yang berbeda pemahaman.
Tindakan yang paling tepat adalah menyampaikan konsep kebenaran yang
dipahami dengan konsep dakwah, diantara melalui dialog.
uhnDDnn JIDu 5o1D

Dengan adanya perbedaan, setiap orang harus mempunyai sikap tasamuh


(toleransi) terhadap orang lain. Toleransi/tasamuh sangat dibutuhkan untuk
menjaga hubungan baik antar sesame demi terciptanya persahabatan,
persaudaraan, dan persatuan masyarakat.

B. SURAT AL-MAA`UUN (107) Ayat 1-7
Asbabun Nuzul:
Surat ini menurut mayoritas ulama` adalah surah Makkiyah. Sebagian
menyatakan Madaniyah` dan ada juga yang berpendapat bahwa ayat pertama
sampai ayat ketiga turun di mekah dan sisanya di madinah. Dan surat Al-Ma`un
ini di terima Nabi Muhannad ketika beliau masih bertempat tinggal di mekkah.
Demikian pendapat banyak ulama. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa awal
surat ini turun di mekkah, sebelum nabi berhijrah, sedangkan akhirnya yang
berbicara tentang riya` dalam shalatnya turun di mekkah.Yang berpendapat surat
ini Makkiyah, menyatakan ia adalah wahyu yang ke-17 yang diterima oleh Nabi
Muhammad.
Ia turun sesudah ayat At-Takatsur dan sebelum surah Al-KaIirun.
Adapun sebab turunna ayat ini terdapat dalam riwayat yang di kemukakan bahwa
ada orang yang di perselisihkan, apakah abu suIyan atau abu jahal, al-ash ibn
walid atau selain dari mereka, konon setiap minggu menyembelih unta. Suatu
ketika, seorang anak yatim datang meminta sedikit daging yang telah disembelih
itu namun, ia tidak memberinya bahkan menghardik dan mengusir anak yatim
tersebut. Maka turunlah ayat pertama sampai ketiga dari surat Al-Ma`un.
Dan ayat ke empat dan ketujuh merupakan sebuah kecaman kepada orang-
orang munaIik yang baru dikenal keberadaannya setelah hijrahnya nabi ke
madinah. Ayat ke empat dan ke tujuh ini menekankan kecelakaan bagi orang yang
lalai akan makna shalatnya itu, karena kelalaian ini menunjukkan bahwa keadaan
mereka tidak berbeda dengan yang mengingkari agama dan hari pembalasan,
uhnDDnn JIDu 5o1D

buktinya adalah sikap riya` dan keengganan mereka membantu orang-orang yang
butuh.

Bunyi Surat Al-Maa`uun: 1-7
,,;0 C L@N
A@ C
;) @/,@ N,
@ P[V
N V,_
C1 C
A _
C ,
_,1, _
Artinya. (1)Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?(2) Itulah orang
yang menghardik anak yatim,(3) Dan tidak menganfurkan memberi makan orang
miskin.(4) Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(5) (yaitu) orang-
orang yang lalai dari shalatnya,(6) Orang-orang yang berbuat riya,(7) Dan
enggan (menolong dengan) barang berguna (Q.S. Al-Maa`uun: 1-7).
Kandungan:
Dalam ayat ini Allah menghadapkan pertanyaan-Nya kepada Rosulullah
SAW . Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang
dimaksud dengan orang yang mendustakan agama? Sudah banyak terdapat dalam
ayat-ayat yang lain, bilamana tuhan memulainya dengan pertanyaan, adalah
berarti menyuruh kepada Rasul-Nya agar ini di perhatikan dengan sungguh-
sungguh. Dan bagi umat yang berimanpun agar di perhatikan sungguh-sungguh.
Dan pada surat Al-Ma`un ini yang terdapat pada ayat pertama merupakan
pertanyaan, tetapi pertanyaan ini tidak menuntut adanya jawaban.
Pertanyaan itu di maksudkan untuk menggugah hati dan pikiran manusia.
Karena kalau ayat tersebut tidak di jelaskan berupa pertanyaan seperti itu, akan di
uhnDDnn JIDu 5o1D

sangka bahwa orang yang mendustakan agama ialah semata-semata karena


menyatakan tidak mau percaya kepada agama islam. Dan kalau orang yang sudah
sembahyang, puasa itu tidak lagi mendustakan agama, akan tetapi orang yang
benar-benar mendustakan agama itu ialah pertama: orang-orang yang tidak
percaya terhhadap kebenaran agama dan orang-orang yang menolak dan
menghardik anak yatim dengan keras.
Dan jika anak yatim itu minta kepadanya, maka orang tersebut bersikap
sombong dan takabbur, kedua: mereka juga tidak menganjurkan kepada orang lain
untuk memberi makan kepada anak yatim dan kaum Iakir miakin. Jika mereka ini
tidak mau menganjurkan kepada orang lain untuk memberi makan, lebih-lebih
untuk dirinya sendiri. Sudah barang tentu tidak akan mau memberi makan kepada
anak yatim dan kaum miskin tersebut. Dan dengan ayat ini jelaslah bahwa kita
sesame muslim, terutama sekeluarga dan yang sejiran, ajak mengajak, galak
menggalakkan supaya menolong anak yatim dan Iakir miskin itu menjadi
perasaan bersama, menjadi budi pekerti yang umum.

. SURAT AT-TAKAASUR (102) Ayat 1-8
Asbabun Nuzul:
Surat takatsur turun berkaitan dengan dua kabila Ansor (Bani Harisah dan
Bani Hars). Mereka saling menyombongkan diri dengan kekayaan dan
keturunannya edngan saling bertanya, 'Apakah kalian mempuyai pahlawan
segagah dan secekatan si Fulan?. Mereka juga menyombongkan diri dengan
kedudukan dan kekayaan orang-orang yang masih hidup. Mereka mengajak pergi
ke kubur untuk menyombongkan kepahlawanan dari golongannya yang gugur
dengan menunjukkan kubur orang yang hidup bermegah-megah sehingga ibadah
mereka terlalaikan.

Penjelasan Ayat
uhnDDnn JIDu 5o1D

Ayat 1-2. kedua ayat ini memberi gambaran bahwa kebanyakan manusia
mendambakan dan membanggakan kemewahan dunia hingga kematian
menghampiri mereka. Begitu besarnya rasa bangga mereka sehingga mereka
melupakan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu mengabdikan diri kepada Allah
swt.
Ayat 3-5. merupakan bantahan terhadap anggapan orang yang bermegah-
megahan. Mereka tidak akan mendapat apapun dari yang mereka banggakan dan
megah-megahkan. Mereka akan mengetahui akibat dan perbuatan yang telah
mereka lakukan dalam bermegah-megahan dalam keduniaan.
Ayat 6-8. menjelaskan tentang balasan yang akan mereka peroleh di
nerakan jahim. Setiap mereka akan menyaksikan dan merasakan siksaan di neraka
jahim. Pada saat itu, mereka akan ditanya tentang kemegahan yang dahulu telah
dibanggakan. Namun, semua itu haya tinggal penyesalan yang tiada arti

Bunyi Surat At-Takatsur: 1-8


N10 CNJ P/
/; f AAH
[_ _1V AAH
_ _1V AAH _
_1V 1 f,@
,,@ @416
4g,@ f,@
1J L@_
@1

Artinya. '(1)Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu, (2) Sampai kamu
masuk ke dalam kubur.(3) Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu),(4) Dan fanganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui.(5)
Janganlah begitu, fika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,(6)
Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,(7). Dan Sesungguhnya
kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin (8)Kemudian kamu pasti
uhnDDnn JIDu 5o1D

akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di
dunia itu).(Q.S. At-Takaasur: 1-).
Kandungan:
Diriwayatkan oleh Ibnu Hakim dari Abu Hurairoh, ia berkata 'Al-
Hakumutakatsur turun karena ada kaitannya dengan dua kabilah dari seorang
Ansor, yaitu Bani Harisah dan Bani Al-Haris, mereka saling membanggakan
kabilahnya masing-masing. Salah satu dari kabilah itu berkata, adakah dikalangan
kaum kamu orang yang besar seperti sie Iulan?
Yang lain berkata begitu pula, mereka berbangga-bangga dengan orang
yang masih hidup. Lalu mereka bersama-sama menuju ke kubur, salah satu dari
dua kabilah itu mengatakan 'adakah diantara kamu orang yang besar seperti ini?
(sambil menunjuk salah satu kuburan) dan yang lain begitu pula, lalu turun surat
ini. Dalam ayat ini Allah SWT mengungkapkan bahwa manusia sibuk bermegah-
megahan dengan banyak harta, teman dan mengikuti sehingga melailaikan-Nya
dari kegiatan beramal, mereka asyik dengan berbicara saja, terpedaya oleh
keturunan mereka dan teman sejawat (teman dekat) tanpa memikirkan amal
perbuatan yang bermanIaat untuk mereka dan keluarga mereka.
D. KAITAN/HUBUNGAN DARI KETIGA SURAT TERSEBUT
Kaitannya atau hubungan dari ketiga surat diatas yaitu sangat berkaitan erat
diantaranya dalam agama islam kita di ajarkan untuk menyayangi orang yatim,
berhati-hati dengan orang kaIir karena agar kita tidak terjerumus kedalam jalan
yang sesat dan kita dalam memeluk agama ditegaskan untuk yakin kepada agama
uhnDDnn JIDu 5o1D

10

kita dan memperkuat iman kita kepada Allah SWT. Supaya terhindar dari api
neraka dan mendapatkan keridhoan dari perbuatan kita di dunia ini.
uhnDDnn JIDu 5o1D

11

BAB III
KESIMPULAN


Dari materi yang telah penulis jelaskan diatas, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut bahwa: Surat Al-KaIiruun (109) ayat 1-6 mengandung ajaran
tentang cara bersikap menghadapi perbedaan keyakinan beragama. Hal ini telah
ditunjukan oleh Rosulullah SAW. Saat menghadapi kaum Musyrikin Quraisy.
Sebagaimana dipahami, Rosulullah selalu mendakwahkan kebenaran ajaran yang
dibawanya, yaitu agama Islam. Namun, jika ada orang atau pihak yang menolak
atau mengancam ajaran beliau, yang dilakukan pertama kali adalah mendoakan
orang-orang yang mendoakanya.
Surat Al-Maa`uun mengandung ajaran tentang jangan mendustakan
agama. Sedangkan surat At-Takastsur dalam ayat ini Allah mengungkapkan
bahwa manusia sibuk bermegah-megahan dengan banyak harta, teman dan
mengikuti sehingga melalaikan-Nya dari kegiatan beramal, mereka asyik dengan
berbicara saja, terpedaya oleh keturunan mereka dan teman sejawat tanpa
memikirkan amal perbuatan yang bermanIaat untuk mereka dan keluarga mereka.

uhnDDnn JIDu 5o1D

DAFTAR PUSTAKA


Al-Qur`an Al-Karim terjemah, Jakarta: 006
Departemen Agama RI. athlah Pentashih Mushaf, Al-Qur`an Al-Karim,
Bandung. 007.

MusthaIa, Ahmad, Al-Muraghi, Terfemahan Tafsir Al-Muraghi, Semarang, CV.
Thaha Putra, 199

Anda mungkin juga menyukai