Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

STUDI QURAN DAN TAFSIR TARBAWI


FTIK SEMESTER GANJIL 2020/2021
DOSEN PENGAMPU: ROFIQ HIDAYAT, M.Pd.

NOMOR :28
ABSEN
NAMA :Muzayyanah Agustin
NIM :211101030005
KELOMPOK :Kelompok 8
KELAS :C1
NO. WA :081331286256

SURAT DAN AYAT


1. ISI SURAT DAN TERJEMAHAN

Terjemah Kemenag RI 2019:


150. Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke
arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke
arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), kecuali orang-
orang yang zalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu
mendapat petunjuk.1

English Sahih Internasional:


150. So from whencesoever Thou startest forth, turn Thy face in the direction Of the
Sacred Mosque, And wheresoever ye are, Turn your face thither That there be no
ground Of dispute against you Among the people, Except those of them that are Bent
on wickedness, so fear Them not, but fear Me, And that I may complete My favours
on you, and ye May (consent to) be guided.2

1
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemah Edisi Penyempurnaan 2019, (Jakarta: Kementerian Agama,
2019), 30.
2
Abdullah Yusuf Ali, The Holy Quran Arabic Text with English Translation and Commentary 3 Volumes Edition,
(Lahore: Syaikh Muhammad Ashraf, 1937), 60.
2. STATISTIK AYAT
Quran Surat Al Baqarah ayat 150 merupakan surat ke-2 terletak di juz 2. Terdiri dari 3
kalimat, 32 kata, 129 huruf dan sebanyak 3 baris . Surat ini diturunkan di Madinah
sehingga disebut sebagai surat Madaniyah dan merupakan ayat muhkamat karena
jelas maknanya tidak ambigu atau penafsiran lain.

3. ASBABUN NUZUL
Diriwayatkan oleh Ibnu jarir dari As-suddi dengan cara downloadnya berkata, ketika
nabi diperintahkan untuk menghadap ke arah Ka'bah setelah ia melaksanakan salat
menghadap ke Baitul Maqdis, orang-orang musyrik Makkah berkata, "Muhammad
dalam keadaan bingung dengan agamanya, maka ia menghadap kiblat ke arah kalian,
dan ia mengetahui bahwa kalian lebih diberi petunjuk dari pada dirinya, Dan hampir
saja ia masuk ke dalam agama kalian." Maka, Allah menurunkan firman-Nya, "agar
tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu".3
Asbab al-Nuzul ayat ini adalah berhubungan dengan peristiwa pemin- dahan arah
kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah." Nabi Muhammad saw. bersama sahabat
menghadap Baitul Maqdis selama 16/17 bulan setelah Nabi hijrah. Walaupun
Rasulullah saw. diperintahkan menghadap Baitul Maqdis, tetapi Rasulullah saw. lebih
suka menghadap Ka'bah karena kiblatnya Nabi Ibrahim as., sehingga Rasulullah saw.
sering menengadahkan wajahnya ke langit, untuk meminta wahyu supaya kiblatnya
dipindahkan ke Ka'bah. Oleh karena itu, turunlah ayat yang memerintahkan
Rasulullah saw. menghadapkan wajahnya ke arah Ka'bah." Muhammad Ali as-
Shabuni menjelaskan dalam tafsirnya bahwa ayat ini merupakan perintah untuk
menghadapkan wajah ke arah Ka'bah yang ketiga kalinya. Adapun hikmahnya, bahwa
menghadap Ka'bah dalam ibadah merupakan hukum syara' yang pertama kali diganti,
yang bertujuan untuk menguatkan Islam, dan menghilangkan hujat- an dari orang
yahudi." Selain itu, hal ini supaya hati Rasulullah SAW.4

4. TAFSIR MENURUT 5 MUFASSIR DAN ANALISISNYA


a. Tafsir Jalalain
(dan dari mana saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil haram, dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah mukamu ke
arahnya!) Diulang-ulang untuk memperkuat.
(Agar tidak ada bagi manusia) baik Yahudi maupun orang-orang musyrik.
(Hujjah atas kamu) maksudnya alasan agar kamu meninggalkan dan berpaling ke
arah lainnya, Yani untuk menyangkal perdebatan mereka kepada kamu, misalnya
kata orang Yahudi : "disangkanya agama kita tetapi diikuti kiblat kita", dan kata
orang-orang musyrik : "diakui sebagai agama Ibrahim tetapi disalahinya
kiblatnya".
(Kecuali orang-orang yang aniaya di antara mereka) disebabkan keingkaran.
Mereka mengatakan bahwa berpalingnya Muhammad ke Kakbah itu sebabnya
tidak lain hanyalah karena kecenderungan pada agama nenek moyangnya. Istishna
atau pengecualian di sini adalah muttasil atau hubungan, dan maksudnya tidak ada
omelan seorangpun kepadamu, lain dari omelan mereka itu.

3
Imam as-suyuti, Asbabun nuzul sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur'an, (jakarta, pustaka Al-Kautsar, 2014).
4
Encep Abdul Rojak, Ilmu Falak (jakarta : KENCANA, 2020), 72.
(Janganlah kamu takut kepada mereka) maksudnya teramat khawatir disebabkan
peralihan kiblat itu.
(Tetapi takutlah kepada Ku) yaitu dengan mengikuti segala perintah-Ku.
(Dan agar ku sempurnakan) 'ataf hubungkan pada Li Alla yakuna.
(Nikmat Ku kepadamu) dengan menuntunmu pada pokok agamamu.
(Dan supaya kamu peroleh petunjuk ) pada kebenaran.5
b. Tafsir ibnu katsir
Ini adalah perintah Allah yang ketiga untuk menghadap ke Masjidil haram dari
seluruh belahan bumi. Para ulama telah berbeda pendapat mengenai hikmah
pengulangan sampai tiga kali tersebut. ada yang berpendapat bahwa hal itu
dimasukkan sebagai penekanan, karena itu merupakan nasakh (penghapusan
hukum) yang pertama kali terjadi dalam Islam, sebagaimana dinyatakan Ibnu
Abbas dan ulama lainnya.
Ada juga yang mengatakan, perintah itu turun dalam beberapa kondisi. Pertama,
ditunjukkan kepada orang-orang yang menyaksikan Ka'bah secara langsung.
Kedua, bagi orang-orang yang berada di Makkah, tetapi tidak menyaksikan
Ka'bah secara langsung. Dan ketiga, bagi orang-orang yang berada di negara lain.
Demikian yang dikemukakan oleh Fakhruddin ar-Razi.
Sedangkan jawaban yang rajin (kuat) menurut al-Qurthubi, yang pertama,
ditunjukkan pada orang-orang yang berada di Mekkah. Kedua, untuk orang-orang
yang berada di negara lainnya. Dan ketiga, bagi orang-orang yang melakukan
perjalanan. Wallahu a'lam.
Dan firman Allah Ta'ala, " agar tidak ada hujjah manusia atas kamu." Yaitu ahlul
kitab. Jika kehendak untuk menghadap kiblat Ka'bah itu telah hilang dari sifat
umat Islam ini, mungkin mereka akan menjadikan sebagai hujjah atas kaum
muslimin. Tidak berhijab bahwa kaum muslimin sama dengan mereka dalam
menghadapi Baitul maqdis. Dan pendapat ini lebih jelas.
Mengenai firman Allah Ta'ala ini, abu al-Aliyah mengatakan, "yang dimaksud
dengan hal itu adalah ahlul kitab ketika mereka mengatakan, "Muhammad
berpaling ke arah Ka'bah." Mereka mengatakan "Dia rindu kepada rumah ayahnya
dan agama kaumnya." dan menjadi hujjah mereka atas nabi SAW adalah
berpalingnya beliau ke Baitul haram, mereka mengatakan, " iya akan kembali
kepada agama kita sebagai ia kembali ke kiblat kita." Kata Ibnu Abi Hatim hal
senada juga diriwayatkan dari mujahid, Atha', adh-Dhahhak, Rabi' bin Anas,
Qatadah, dan As-suddi.6
c. Tafsir Kemenag RI
Perintah untuk menghadap ke arah Masjidil haram diulangi dalam kedua ayat ini
untuk menjelaskan, bahwa perintah itu bersifat umum untuk seluruh umat, masa
serta tempat, karena sangat penting serta ada hikmah yang terkandung di
dalamnya yaitu agar tidak ada lagi alasan bagi ahli kitab, kaum musyrikin dan
munafikin untuk menentang nabi dalam persoalan pemindahan kiblat.

5
Imam Jalaluddin Al-Mahalli & Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain Jilid 1 Berikut Asbabun Nuzul Surat
Al-Fatihah-Al-Isra (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011), 77.
6
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 terj. M. Abdul Ghoffar E.M, (Bogor: Pustaka Imam Syafi'i, 2001), 298-299.
Yang sama berlaku untuk kaum musyrikin yang berpendapat bahwa nabi dari
keturunan Ibrahim akan datang menghidupkan agamanya, sehingga tidak pantas
apabila berkiblat kepada selain Ka'bah yang telah didirikan oleh nabi Ibrahim.
Dengan demikian, batal lah alasan alasan para ahli kitab dan kaum musyrikin itu.
Orang yang zalim di antara mereka yang melontarkan cemoohan dan bantahan-
bantahan tanpa alasan yang berdasarkan akal sehat dan keterangan dari Wahyu
tidak perlu dipikirkan dan dihiraukan. Adapun cemoohan mereka itu adalah
sebagai berikut:
Pihak Yahudi berkata, "tiadalah Muhammad itu berpindah kiblat ke Ka'bah,
melainkan karena kecenderungan kepada agama kaumnya dan kecintaan kepada
negerinya; sekiranya dia berada di atas kebenaran, tentulah ia akan tetap berkiblat
ke kiblat para nabi sebelumnya."
Pihak musyrik berkata, "iya telah kembali kepada kiblat kita dan akan kembali
kepada agama kita." Dan orang-orang munafik berkata, "berpindah-pindah kiblat
itu menunjukkan bahwa Muhammad dalam keragu-raguan dan tidak
berpendirian." Demikianlah alasan-alasan yang dibuat oleh para penentang agama
Islam pada waktu itu.7
d. Tafsir Al Azhar (Hamka)
" Dan dari mana sajapttn kamu keluar, mako hadapkqnlqh muka engkau ke pihak
Masjidil Haram." (pangkal avat 150). Ini adalah perintah khusus bagi beliau.
Kemudian dijelaskan sekali lagi kepada seluruh ummat Muhammad s.a.w. supaya
mereka pegaltg teguh peraturan itu di mana sajapun mereka berada. "Dan di mana
sajapun kamu berada." Hai ummat Muhammad s.a.w. "Hendaklah kamu hadapkan
muka kamu ke pihaknya." Jangan diubah ubah lagi dan tidak akan berubah-ubah
lagi peraturan ini selama-lamanya. Baik sedang kamu di lautan; carilah arah
kiblat, shalatlah menghadap ke sana. Baik kamu sedang di Kutub Utara atau
Kutub Selatan, carilah arah kiblat dan shalatlah menghadap ke pihak sana. Di
pangkal ayat dipakai engkou, untuk Muhammad. Di tengah ayat dipakai kamu,
untuk kita ummatnya. "supaya jangan ada alasan bagi manusia hendok mencela
komlt." Karena penetapan kiblat itu sudah pasti diterima oleh manusia yang sudi
menjunjung tinggi kebenaran. Sebagaimana tadi telah diterangkan, orang-orang
yang keturunan kitab sudah faham akan kebenaran hal ini. sebab rumah Allah
yang pertama didirikan ialah Masjidil Haram di Makkah itulah mereka berkumpul
tiap tiap tahun mengerjakan hoii, menjalankan wasiat nenek-moyang mereka Nabi
Ibrahim. Pendeknya tidaklah akan ada bantahan dan sanggahan daripada orang
yang berfikir sihat tentang penetapan kiblat itu. "Kecuali orong-orang yang aniaya
di antara mereka, maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada
Allah." Orang-orang yang aniayah yang lidah tidak bertulang tentu akan ada saja
bantahannya. Orang-orang yang aniaya dari kalangan Yahudi akan berkata:
"Muhammad memutar kiblatnya ke Ka'bah' padahal disana berderet 360 berhala
yang selalu dicela-celanya itu. Rupanya dia akan kembali agama nenek-moyang
orang Quraisy." Orang-orang yang aniaya di kalangan musyrikin akan berkata.
"Dialihnya kiblat ke Makkah karena rupanya dia hendak menarik-narik kita atau
telah insaf atas kesalahannya." Orang munafik di Madinah akan berkata:
"Memang pendiriannya tidak tetap, sebentar begini sebentar begitu." Maka

7
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya Jilid 1 (Juz 1-3), (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2011), 230.
janganlah diperdulikan itu semuanya dan jangan takut akan serangan-serangan
yang demikian, tetapi kepada Aku sajalah takut, kata Allah. PerintahKu sajalah
yang akan dilaksanakan. "Dan Aku sempurnakan nikmatKu kepada kamtt, dan
supaya kamu mendopor petunjuk. " Tetapi suatu kemusykilan karena beragama
hanya tersebab pusaka nenekmoyang belaka, telah terjadi pada bangsa Indonesia
yang berpindah dan berdiam bertahun-tahun di Suriname. Ketika terbuka
perkebunan-perkebunan besar di sana, pengusaha-pengusaha kebun itu telah
membawa beratus-ratus kuli kebun dari Tanah Jawa. Setelah mereka berdiam
beranak-cucu di sana, mereka mendirikan mesjid tempat mereka shalat. Tetapi
kiblatnya mereka hadapkan ke barat, sebab mesjid-mesjid di Tanah Jawa
menghadap ke barat. Padahal oleh karena letak mereka lebih ke barat dari jurusan
Makkah, niscaya kiblat mereka yang sah ialah menghadap ke timur. Dan
umumnya masyarakat yang mula-mula datang itu bukanlah or.rng-orang
Indonesia terpelajar. Setelah ada yang datang kemudian, yang jauh lebih cerdas,
mereka inipun menyalahkan kiblat menghadap ke barat itu. Teguran ini rupanya
menimbulkan perpecahan, sehingga ada mesjid yang berkiblat ke jurusan barat
dan ke jurusan timur. Menurut khabar terakhir yang kita terima dari sana, kian
lama kiblat ke barat itu kian surut jumlahnya karena sudah banyak yang cerdas
dan ada yang telah naik haji ke Makkah.8
e. Tafsir Al Mishbah (Quraish Shihab)
Awal ayat ini sama redaksinya dengan ayat yang lalu, dengan tambahan Dan di mana
saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajah-wajah kamu ke arahnya. Di
sini terlihat sekali lagi bahwa walaupun pengalihan kiblat ke Kabbah bermula dari
keinginan had Nabi Muhammad saw. dan atas pertimbangan beliau, namun ia
berakhir dengan perintah mengarah kepada semua umat Islam. Kedudukan dan cinta
Allah kepada Nabi-Nya ditunjukkan-Nya di sini, dan dalam saat yang sama rahmat
dan petunjuk-Nya kepada umat Islam tercermin pula pada ayat-ayat ini. Itu pula
sebabnya sehingga silih berganti redaksi yang berbentuk tunggal yang tertuju kepada
Nabi Muhammd saw. dengan redaksi yang berbentuk jamak untuk seluruh umatnya.
Demikian perintah pengalihan kiblat tertuju kepada Nabi Muhammad saw. dan
umatnya kapan dan di mana pun mereka berada. Ayat-ayat yang membicarakannya
secara langsung cukup panjang dan banyak. Ini antara lain disebabkan karena
pengalihan kiblat dinilai sebagai persoalan pertama yang dibatalkan hukumnya oleh
al-Qur’an. Pembatalan sesuatu yang sebelumnya telah direstui itu boleh jadi
meresahkan umat Islam apalagi ia berkaitan dengan ibadah shalat yang merupakan
tiang agama. Di sisi lain, pembatalan ini juga menimbulkan keberatan dan kritik orang
Yahudi dan kaum musyrikin. Faktor-faktor itulah yang mengundang al-Qur’an
berbicara panjang lebar, antara lain menjelaskan, .mengingatkan, mengancam dan
menjanjikan, mengajukan dalil dan menampik keberatan. Ayat-ayat berikut walau
masih termasuk dalam kelompok ayat-ayat tentang pengalihan kiblat, tetapi ia bersifat
nasihat umum, yang berhubungan dengan banyak persoalan, termasuk persoalan
pengalihann kiblat dan dampakdampaknya dalam bentk umat Islam.9
Analisis:

8
Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 1, (Singapure, Pustaka Nasional PTE LTD), 343-344
9
M.Quraish Shihab, TAFSIR AL-MISBAH Volume 1 (Al-Fatihah-Al-Baqarah), (Jakarta, Lentera Hati ,1987), 358-
359.
(berisi analisis pribadi terhadap hasil tafsir kelima imam tersebut. Hasil analisis
minimal berisi kesimpulan, perbedaan/persamaan dari tafsir kelima imam tersebut,
dan kecenderungan mahasiswa untuk memilih mana tafsir yang paling sesuai beserta
alasannya)

5. HIKMAH DARI AYAT TERSEBUT DITINJAU DARI PENDIDIKAN


(TAFSIR TARBAWI)
(berisi minimal 5 hikmah ayat tersebut ditinjau dari Pendidikan berdasarkan analisis
pribadi. Jadi tidak wajib footnote karena mencari sendiri hikmahnya. Jika ayatnya
terlalu pendek dan tidak menemukan hikmah lain, maka hikmah bisa dicari dari
asbabun nuzulnya)
a. Hikmah 1, (diberi penjelasan boleh ditambahi referensi dari buku lain/hadits)
Contoh:
1. Memulai segala sesuatu dengan menyebut nama Allah
Q.S. Al Fatihah:1 mengajarkan kita memulai segala sesuatu dengan
menyebut nama Allah. Misalnya dalam memulai belajar, mengerjakan soal,
membaca buku pelajaran, berangkat sekolah/kuliah, dll maka dimulai dahulu
dengan membaca basmalah. Mengawali perbuatan baik dengan basmalah adalah
hal yang sunah karena
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

b. Hikmah 2, (diberi penjelasan boleh ditambahi referensi dari buku lain/hadits)


c. Hikmah 3, (diberi penjelasan boleh ditambahi referensi dari buku lain/hadits)
d. Hikmah 4, (diberi penjelasan boleh ditambahi referensi dari buku lain/hadits)
e. Hikmah 5, (diberi penjelasan boleh ditambahi referensi dari buku lain/hadits)

Anda mungkin juga menyukai