Anda di halaman 1dari 20

Cinta tanah air

dan moderasi beragama


Presented by kel.7 XI-A2
Topik
Cinta Tanah Air dan Moderasi Beragama

Anggota
Evi Nuryasin
Salwa Fatimah A
Syifaa Nur s
Q.S. al-Qasas/28:85

Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Muhammad) untuk


(melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur'an, benar-benar akan
mengembalikanmu ke tempat kembali. Katakanlah (Muhammad). "Tuhanku
mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam
kesesatan yang nyata."
Memahami Asbabun Nuzul
Q.S. al-Qasas/28:85 dan
Q.S. al-Baqarah/2:143
Asbabun nuzul
Q.S. al-Qasas/28:85
Di dalam kitab Tafsir ash-Shawi dijelaskan, bahwa ketika Rasulullah Saw. diarahkan supaya berhijrah
ke kota Yatsrib (Madinah), menginap di Gua Hira bersama Abu Bakar Ra, lalu meneruskan perjalanan
dengan melewati jalan yang tak biasa diambah para musafir, maka sampailah beliau berdua di
daerah bernama Juhfah yang terletak di antara Mekkah dan Madinah.
Di daerah ini Rasulullah Saw. sempat berhenti sejenak dan mengarahkan tatapan matanya ke arah
jalan menuju kota Mekkah. Dalam hati beliau muncul rasa rindu dan pikiran beliau teringat tempat
kelahiran beliau itu. Pada saat alah malaikat Jibril as. datang menghampiri beliau untuk
menyampaikan pesan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. Pesan itu berupa ayat Q.S. al-
Qasas/28: 85, di mana kelak Rasulullah Saw, akan diijinkan kembali ke tanah kelahiran beliau di
Mekkah. Pesan itu terbukti yaitu tatkala Rasulullah Saw dapat menginjakkan kaki kembali di tanah
kelahiran beliau pada waktu peristiwa Fathu Mekkah. Dari kejadian itu lalu turunlah Al-Qur'an surat
al-Baqarah/2:143. Melalui ayat ini, Allah Swt. bermaksud memberitahukan kepada umat manusia
bahwa perubahan kiblat umat Islam ke kiblat Ibrahim yakni Ka'bah adalah karena alasan terbaik.
Kata wasath' di sini adalah pilihan yang terbaik.
Asbabun nuzul
Q.S. al-Baqarah/2:143
Di dalam kitab Mausu'at al-Hafidz Ibn Hajar dijelaskan
bahwa asbabun nuzul al-Baqarah/2: 143 berdasarkan
keterangan dari Muqatil adalah; bahwa ada sekelompok
orang Yahudi di Madinah antara lain Mirhab, Rabi'ah, dan
Rafi' yang berpendapat di hadapan sahabat Mu'ad bin
Jabal. Mereka berpendapat bahwa berpalingnya Rasulullah
menghadap kiblat dari semula kiblat Baitul Muqaddas (di
Indonesia lebih sering disebut Baitul Maqdis) di Palestina
bergeser ke kiblat Ka'bah di Mekkah adalah karena
dengkinya Nabi Saw.
Menelaah tafsir
Q.S. al-Qasas/28:85 dan
Q.S. al-Baqarah/2:143
tafsir
Q.S al-Qasas/28:85
Tafsir Q.S. al-Qasas/28: 85
Didalam ayat ini, Allah Swt. menerangkan bahwa Dialah yang mewajibkan kepada Nabi
Muhammad untuk mengamalkan isi Al-Qur’an, dan melaksanakan hukum-hukum dan perintah
yang ada di dalamnya. Dia pulalah yang akan mengembalikan Nabi Muhammad ke tanah suci
Mekkah, tanah tumpah darahnya dalam keadaan menang dan merebutnya kembali dari kaum
yang telah mengusirnya dari sana. Pada peristiwa Fathu Makkah terbukti Rasulullah Saw. dapat
kembali ke Mekkah dengan satu kemenangan besar bagi kaum Muslimin, karena dengan
demikian ia dapat mengembangkan Islam dengan bebas dan dapat menekan kehendak kaum
musyrikin. Ini adalah janji dari Allah ketika Nabi Muhammad selalu disakiti dan mendapat tekanan
yang berat dari kaumnya bahwa dia akan hijrah meninggalkan Mekkah, dan akan kembali dalam
keadaan menang.
tafsir ayat Q.S. al-
Baqarah/2:143
Sejarah perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah dikandung
maksud untuk menguji siapa antara mereka yang benar benar beriman dan mengikuti Rasulullah
saw. Serta siapa yang lemah imannya. Pemindahan kiblat dirasakan berat bagi yang fanatic kepada
kiblat pertama, tetapi bagi yang beriman dan mendapat hidayah dari Allah Swt., mereka akan sadar
bahwa melaksanakan ibadah dengan menghadap kiblat semata-mata
perintah Allah bukan karena rahasia yang tersembunyi pada tempat itu,
tetapi untuk menghimpun manusia pada satu arah untuk persatuan umat.Untuk menghilangkan
keragu-raguan dari sebagian kaum Muslimin tentang pahala salatnya selama mereka menghadap ke
Baitul Maqdis dulu,maka Allah menerangkan bahwa Dia sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan iman
dan amal orang-orang yang mematuhi Rasul karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
pengertian

cinta tanah air dalam Islam adalah setia dan mencintai


tanah air serta melindungi dan mempertahankannya
dengan berbagai cara yang baik.

moderasi beragama adalah meyakini kebenaran agama


sendiri “secara radikal” dan menghargai, menghormati
penganut agama lain yang meyakini agama mereka, tanpa
harus membenarkannya.
Penerapan Cinta Tanah Air dalam
Kehidupan Sehari-hari

a) Menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh


b) Melestarikan kebudayaan Indonesia
c) Menjaga kelestarian lingkungan
d) Menciptakan kerukunan antar umat beragama
e) Hidup rukun dan gotong royong
Penerapan Moderasi beragama dalan
kehidupan Sehari-hari

Contoh lain dari toleransi dalam moderasi


beragama adalah saling menghargai hak
individu untuk memilih keyakinan dan cara
hidup yang mereka anut. Tidak jarang kita
melihat pernikahan antar agama yang
diadakan dengan penuh kerukunan dan rasa
saling menghormati.
Hadis-hadis tentang dalam
beragama
Hadis-hadis tentang Cinta
tanah air
prinsip islam dalam
pembentukan hukumnya

1.Menjaga agama
Agama sebagai penuntun hidup manusia agar teratur, tertib, seimbang lahir dan batin,
serta mengarahkan manusia agar hidup bahagia, selamat dan mulia dunia dan
akhiratnya. Karena itulah Syariat menetapkan berbagai tuntunan untuk menjaga,
merawat dan mempertahankan eksistensi agama, seperti menegakkan sholat lima
waktu sebagai tiangnya agama, berjihad melawan penjajah yang dapat
membahayakan kelangsungan agama, menyebarkan dakwah Islam baik dengan lisan
(dakwah bil lisan), tulisan (dakwah bil kitabah), maupun aksi-aksi sosial (dakwah bil
hal).
prinsip islam dalam
pembentukan hukumnya
2. Menjaga jiwa
contohnya Terkait dengan penularan virus corona yang mengancam jiwa manusia di seluruh
dunia, termasuk di tanah air, maka para ulama melarang penyelenggaraan shalat Jumat,
shalat fardhu, tarawih dan shalat ‘Id berjamaah di masjid atau musholla, dikarenakan
berkumpulnya banyak orang itu akan memudahkan penularan virus corona yang dapat
mengancam keselamatan jiwa banyak orang. Karena itulah penjagaan jiwa lebih didahulukan
daripada pelaksanaan shalat berjamaah di masjid atau mushala yang bisa digantikan
pelaksanaannya di rumah masing-masing. Dalam hal ini, sangat jelas tuntunannya dalam Q.S.
al-Baqarah ayat 195, di mana Allah Ta’ala melarang hamba-hamba-Nya untuk
menjerumuskan diri mereka dalam kerusakan (tertular virus corona). Begitu juga dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah saw melarang umatnya agar
jangan sampai bertindak yang membahayakan diri sendiri dan orang lain (laa dharara wa laa
dhiraara), yakni jangan sampai seseorang tertular virus corona atau menularkannya pada
orang lain.
prinsip islam dalam
pembentukan hukumnya

3. Menjaga akal
Akal adalah nikmat terbesar setelah nikmat kehidupan (nyawa). Dengan akal itulah
seseorang dapat memisahkan antara yang haq dan bathil, dapat memilah dan memilih
mana yang baik (maslahat) dan bermanfaat serta mana yang merusak (mafsadat)
dan merugikan (madharat).Akal ini pula yang dapat mengantarkan manusia
menemukan kebenaran, serta menjemput hidayah.Karena itu eksistensi akal harus
senantiasa dijaga dan dirawat kemaslahatannya. Untuk tujuan inilah, maka syariat
mewajibkan umat Islam untuk menuntut ilmu, menganjurkan untuk banyak berpikir
bagi kebaikan diri, keluarga, agama, bangsa dan negara.
prinsip islam dalam
pembentukan hukumnya

4. Menjaga keturunan
Keturunan ibarat separuh jiwa keberlangsungan hidup manusia yang diberi anugerah
berupa naluri seksual. Dengan berketurunan, manusia akan dapat melanjutkan tugas
kekhalifahannya untuk memakmurkan bumi dengan berbagai hal yang bermanfaat
bagi sesama sesuai dengan tuntunan ilahiyah. Maka menjaga keturunan menjadi
perhatian penting dalam Syariat Islam agar tercipta harmonisasi kehidupan sosial
mulai dari lingkungan rumah tangga, komunitas masyarakat hingga tatanan bangsa
yang mendukung ketahanan sebuah negara.
prinsip islam dalam
pembentukan hukumnya

5.Menjaga harta
Harta merupakan wasilah (perantara) tercapainya berbagai keinginan, hidup bahagia
(meski sifatnya relatif), juga bisa mendukung pelaksanaan ibadah. Dengan harta
orang bisa membeli pakaian untuk menutup aurat-yang notabene salah satu syarat
sahnya sholat, digunakan untuk bersedekah, berzakat, wakaf, hibah, berhaji,
mendukung kesuksesan acara-acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan lain
sebagainya. Karena itulah harta harus dilindungi eksistensinya karena bisa mendukung
tegaknya atau suksesnya perjuangan agama.

Anda mungkin juga menyukai