BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Barzanji
Maulid Barzanji merupakan kitab yang memuji dan menceritakan
kehidupan Rasulullah s.a.w, selalu dibaca dan dilantunkan orang ketika
datangnya bulan Rabi'ul awwal di berbagai daerah dan negara seperti
Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura dan Thailand, Maulid Barzanji sangat
terkenal dan populer di Asia Tenggara, bahkan di sebagian tempat Maulid
Barzanji dibaca ketika acara perkawinan, acara khitanan, dan acara-acara
lainnya. Kitab Maulid Barzanji diserang dan di perangi oleh sebahagian
orang yang menganggap acara Maulid Nabi Muhammad s.a.w. adalah salah
satu perbuatan bid'ah, tetapi permasalahan ini adalah masalah khilafiyah
yang kebanyakkan umat islam berpegang teguh dengan bolehnya
mengadakan maulid Rasul selama cara tersebut tidak berunsur hal-hal yang
haram dan dilarang oleh Allah dan Nabinya.
Al-Barzanji adalah salah satu kitab yang sangat populer dan dekat di
kalangan umat Islam, khususnya warga Nahdliyyin. Di Indonesia, kitab
sastra dan sejarah karya ini biasa dibaca secara berjamaah di pesantren-
pesantren, surau-surau, atau masjid-masjid. Bahkan, di hampir seluruh
daerah di negeri ini, banyak bermunculan Jamaah al-Barzanji yang
menggelar acara pembacaan kitab al-Barzanji setiap minggu dan bergiliran
dari satu rumah ke rumah yang lain.
Selain itu, kitab karya Syekh Ja'far al-Barzanji bin Husein bin Abdul
Karim ini juga menjadi bacaan “wajib” di setiap peringatan Maulid Nabi
SAW. Pada perkembangannya kemudian, pembacaan al-Barzanji dilakukan
di berbagai kesempatan semisal saat kelahiran bayi, mencukur rambut
bayi, aqiqahan, khitanan, pernikahan, dan sebagainya.
C. Tujuan Barzanji
Dilihat dari tujuannya, maka sesungguhnya barzanji itu baik yaitu
meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun niat yang
baik tidak bisa dijadikan dasar kebenaran suatu amalan. Karena pembacaan
barzanji yang dianggap dapat meningkatkan kecintaan terhadap Nabi
Muhammad SAW tidak memiliki dasar dan tuntunan sunnah baik Al Qur'an
dan Al Hadist. Allah SWT telah mengajarkan kepada kita, bahwa cara
mencintai Nabi SAW adalah :
1. Mentaati atau mengikuti sunnahnya
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa
yang dilarangnya maka tinggalkanlah” (QS. Al Hasyr : 7).
“Taatilah Allah dan Rasul-Nya agar kamu mendapat rahmat”
(QS.Ali Imran : 132).
2. Meneladani Akhlaknya
“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah” (QS. Al Ahzab : 21).
Bagaimana seorang pembaca barzanji mengetahui dan
meneladani akhlak Rasulullah SAW kalau barzanji itu dibaca dalam
bahasa aslinya (Arab) baik pembaca maupun pendengar sama-
sama tidak mengerti arti kalimat-kalimat yang dibacanya.
Tuntunan Allah SWT untuk mengenal dan meneladani akhlak
Rasulullah SAW adalah membaca dan memahami isi Al Qur'an
karena dalam Al Qur'anlah akhlak-akhlak Rasulullah SAW.
3. Membacakan shalawat kepada Nabi
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi.Hai orang-orang yang beriman! bershalawatlah kamu
untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan kepadanya” (QS. Al
Ahzab : 56).
Mengucapkan shalawat pun tidaklah semaunya kita tetapi ada
tuntunannya dari Nabi SAW dan tidak terbatas waktunya yaitu
nanti pada saat pembacaan kitab Al barzanji. Bagi umat Islam
yang memahami bahasa Arab, tentu mereka bisa memahami
akhlak dan kehidupan Rasulullah SAW. Dengan pemahaman itulah
bisa saja meningkatkan kecintaannya kepada Nabi. Itupun tidak
boleh keluar dari tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
E. Manfaat Barzanji
Kita adalah penduduk akhirat yang diberi sedikit waktu untuk
mencari bekal di kampung dunia. Makanya Allah SWT melalui Al Quran
menyuruh manusia! “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat!dan janganlah kamu melupakan
kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu” (QS.Al Qashash:77).
Berdasarkan seruan Allah di atas,maka manfaat suatu amalan
hendaknya dilihat dari dua sisi, yaitu kepentingan akhirat dan kepentingan
dunia.
1. Manfaat ukhrawi (keakhiratan).
Manfaat ukhrawi adalah dalam bentuk rahmat/berkah atau
balasan pahala yang nantinya (di akhirat) akan dinikmati. Suatu
amalan akan diterima dan dibalas oleh Allah bila memenuhi dua
syarat,yaitu amalan itu dilakukan semata-mata mengharap
rahmat/ridho Allah (Ikhlas) dan amalan itu memiliki dasar dan
turunan dalam syariat Allah yaitu Al Quran dan Hadist.
2. Manfaat duniawi (keduniaan)
Manfaat duniawi adalah dalam bentuk materi,kesenangan
dunia dan lainnya yang bisa diperoleh dalam kehidupan di atas
bumi ini. Secara dunia, manfaat yang bisa diperoleh dari amalan
barzanji,antara lain
a) Terpenuhinya hawa nafsu,yatu nafsu makan setelah
barzanji atau memperoleh sedikit sedekah
b) Silaturrahim sesama warga masyarakat
c) Pujian dari masyarakat sebagai orang yang setia pada
tradisi nenek moyangnya.