Tata Guna Lahan Pasca Longsor

1. Pada wilayah didekat tebing sungai seharusnya tidak dijadikan Kawasan pemukiman,
melainkan Kawasan pertanian dengan terasering
2. Perbaikan jaringan jalan yang rusak serta paving jalan pada wilayah yang terkena
dampak amblesan dari Gerakan tanah dengan pemberian semen didalamnya.
3. Meningkatkan pemanfaatan jenis tanah latosol untuk pertanian sehingga tanaman
lebih subur.
4. Menjauhkan pembangunan Kawasan perumahan/permukiman dari daerah yang
memiliki kemiringan sangat curam.
5. Penanaman pohon ditebing yang rawan longsor.
6. Pembuatan tanggul/tembok penahan pencegah longsor yang lebih permanen untuk
memperkuat kestabilan lereng
7. Mengurangi aktifitas dan meminimalisir pembangunan sarana dan prasarana umum
pada daerah yang curam dan terdapat potensi Gerakan tanah.
8. Menghindari penggalian dan pemotongan lereng, Penggalian dan pemotongan lereng
pada kawasan rentan bencana gerakan tanah dengan tingkat kerentanan tinggi harus
dihindari, karena dapat berakibat:
1) Mengurangi gaya penahan gerakan tanah dari arah lateral;
2) Menimbulkan getaran-getaran pada saat pelaksanaan, yang dapat melemahkan
ikatan antar butir tanah pada lereng;
3) Meningkatkan gaya gerak pada lereng karena lereng terpotong semakin curam
Salah satu caranya yaitu dengan pembuatan Jalan direncanakan dengan mengikuti
pola kontur lereng,
9. Menerapkan system drainase yang tepat pada lereng. Tujuan dari pengaturan sistem
drainase adalah untuk menghindari air hujan banyak meresap masuk dan terkumpul
pada lereng yang rentan gerakan tanah. Dengan demikian perlu dibuat drainase
permukaan yang mengalirkan air limpasan hujan menjauh dari lereng rentan bencana
gerakan tanah, dan drainase bawah permukaan yang berfungsi untuk menguras atau
mengalirkan air hujan yang meresap masuk ke lereng.

3 tahapan yang dilakukan setelah terjadi tanah longsor :

Kondisi Darurat

Kondisi ini yang mana suatu keadaan saat terjadinya bencana. Pada tahapan ini dimana harus
bisa melakukan tindakan penyelamatan secara cepat dan efektif agar bisa mencegah korban
jiwa semakin banyak. Dalam tahapan ini kita bisa menghubungi instansi terkait untuk bisa
mengirimkan relawan dan tenaga medis ke lokasi bencana. Selain itu Upaya evakuasi
terhadap semua korban yang masih selamat juga perlu dilakukan.

Proses Rehabilitasi

Tahapan ini termasuk upaya pemulihan kerusakan akibat bencana. Upaya pemulihan
dilakukan dengan melakukan pembersihan sisa bangunan yang hancur dan material
longsoran. Pada tahapan ini, semua bangunan , sarana dan prasarana yang rusak akan
 diperbaikai. Selain bangunan, kondisi psikologi para korban yang mengalami trauma pun
harus segera dihilangkan agar tidak membebani kehidupannya.

Proses Rekontruksi

Ini merupakan tahap terakhir setelah terjadinya bencana yang meliputi melakukan penguatan
terhadap semua sarana dan infrastruktur pada wilayah bencana longsor dan daerah lainnya
yang berpotensi longsor.  rekontruksi juga dilakukan pada lereng yang sudah rusak dengan
melakukan penanaman pohon sehingga bisa mencegah terjadinya bencana tanah longsor

Hal Utama yang dilakukan ketika terjadi bencana longsor

Selalu waspada!

Selalu terjaga dan waspada. Banyak kasus kematian dari tanah longsor diakibatkan karena
korban sedang lelap tertidur. Curah hujan yang tinggi bisa menjadi pemicu terjadinya
bencana tanah longsor. Ketika terdengar suara gemuruh dari atas bukit, segeralah untuk
menjauh dari lokasi, cari tempat aman. Sebab hal tersebut merupakan tanda akan terjadinya
tanah longsor. Dengarkan suara-suara ganjil seperti pohon retak atau batu-batu besar yang
berjatuhan dan bergesekan. Sebaiknya segera evakuasi ke tempat aman.

Menjauh dari jalur longsoran secepat mungkin

Jalur longsoran sangat berbahaya. Jalur longsoran membawa reruntuhan rumah, pohon,
kendaraan, bahkan bebatuan besar. Menjauh dari jalur longsoran secepat mungkin.

 Hindari lembah sungai dan daerah dataran rendah

Lembah sungai dan daerah dataran rendah adalah tempat muara akhir dari hasil longsoran
tanah. Menjaulah dari daerah tersebut.