Materi-3
SIKLUS BATUAN
5. Mineral Feldspatoid
• Merupakan kelompok mineral yang terbentuk karena
kekurangan kadar / kandungan silika. Sumbernya adalah
magma yang tidak jenuh, terdiri atas : Nefelin, Leusit,
Sodalite, Kalsilit, Analsit, Haulin dan Noseat.
• Penambahan kadar silika akan mengubah Feldspatoid menjadi
Feldspar.
Contoh :
Nefelin + n SiO2 ----------> Albit
(Na Al Si04) + 2 SiO2 ----------> (Na Al Si3O8)
Leusit+ n SiO2 ----------> Orthoklas
(K Al Si2O6) + SiO2 -----------> (K Al Si3O8)
Tekstur Batuan Beku
Tekstur Batuan Beku
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau
hubungan yang erat antar mineral dengan
mineral lainnya, sebagai bagian dari batuan,
dan antara mineral-mineral dengan massa
gelas yang membentuk massa dasar dari
batuan.
Tekstur
•
Butir Price, Ekuigranular Inekuigranular
Hipokristalin Harte
• Mesokristalin Halus < 1mm <1 mm <1 mm
• Mesohialin Sedang 1 - 5 mm 1 - 5 mm 1 - 10mm
• Hipohialin Kasar >5mm 5 - 30 mm 10 - 30 mm • Idiomorfik Grn • Fenokris
• Holohialin
Sangat >30 mm > 30 mm • Hipidiomorfik • Masa Dasar
kasar
Grn
• Alotriomorfik
Grn
Afanitik Fanerik
Kumolo Glomero
(Fenokris = 1) (Fenokris > 1)
A. Kristalinitas
• Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada
waktu terbentuknya batuan tersebut.
• Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan
berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan
magma.
• Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka
kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat
maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya
berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
KRISTALINITAS / DERAJAT KRISTALISASI
Holokristalin
Dibentuk oleh 100
% kristal mineral
Kristal mineral
masa dasar gelas
Kristal mineral
Hipokristalin
Kristal mineral
Masa dasar gelas
Mesokristalin
Mesohialin
Dibentuk oleh kehadiran
kristal mineral dan gelas
yang seimbang
Kristal mineral
Campuran masa dasar gelas
dengan kristal berukuran halus
Hipohialin
• Dibentuk oleh kehadiran
gelas yang dominan dan
sedikit kristal mineral
Kristal mineral
Holohialin
• Dibentuk oleh
kehadiran gelas
100%
B. Kemas / Relasi
• Didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang
satu dengan yang lain dalam suatu batuan.
• Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya
yang membentuk batuan berukuran seragam.
• Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
• Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
• Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
• Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai
pembentuk batuan tidak seragam.
• Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar
atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
Kemas
Ekuigranular
Memiliki ukuran
dan bentuk butir
yang relatif
seragam
Masa dasar Fenokris
Kemas
Inekuigranular
Memiliki ukuran dan
bentuk butir yang
tidak seragam
1. Porfiritik 2. Vitrofirik
Obsidian
Penampang leleran lava riolitis
Lava Bantal
Igneous Sill
Big Bend Nat’l Park, TX
Vesikuler
Jika dijumpai adanya
rongga-rongga bekas gas.
Amigdaloidal
Merupakan struktur
vesikuler yang telah terisi
oleh mineral-mineral
sekunder, seperti zeolit,
opal, kalsedon, kalsit, dll.
Pumisan atau Batuapung
• Merupakan struktur yang
tersusun oleh vesikuler yang
sangat intensif. Dengan
serat-serat yang sangat
halus.
• Bentuk vesikulernya lebih
tabular.
• Struktur ini terbentuk dari
silika gunungapi, dimana
seluruh kandungan gasnya
telah terlempar ke udara.
Skoria
• Merupakan pengembangan
dari struktur vesikuler yang
sangat intensif dengan serat-
serat yang lebih kasar jika
dibandingkan dengan
pumisan.
• Umumnya vesikulernya
berbentuk lebih membulat.
2. Struktur Batuan Beku Intrusif
• Batuan beku instrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi.
berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
A. Konkordan
• Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya.
B. Diskordan
• Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan
batuan disekitarnya.
Konkordan
A. Sill
Tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
B. Laccolith
Tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome),
dimana perlapisan batuan yang asalnya datar
menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh
batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman ribuan meter.
C. Lopolith
Bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith,
yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith
memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan
sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Diskordan
A. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan
disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang.
Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan
kilometer dengan panjang ratusan meter.
B. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
C. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya
lebih kecil
Dikes and Sills
• Dikes: igneous
intrusions that cut
across layering, i.e.
discordant
• Sills: igneous
intrusions that
follow layering, i.e.
concordant
Laccoliths
Laccolith: a dome-like sill that bends the layers above it into a dome
shape
Non-Tabular Intrusions: Plutons
• Pluton: Irregular blob-shaped
discordant intrusions that range
in size from 10’s of m, to 100’s
of km