Univ. Udayana
Univ. Udayana
OLEH
PEMBIMBING
dr. I Nyoman Sutarsa, MPH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR, BALI
2015
/-
I
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH
Komang Leo Krisnahari (NrM. 1 202 00s07 6/2012)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis mahasiswa untuk perlombaan
dalam mahasiswa berprestasi tingkat nasional (Mawapres) tahun 2015 yang
berjudul mobil Baling : mobil pelayanan BPJS kesehatan keliling sebagai terobosan
inovasi dan solusi dalam menjangkau kelompok mobile dan migran internal.
Harapan saya semoga karya tulis ini dapat meraih hasil maksimal serta menjadi
bahan pendidikan terbaru untuk masyarakat dan pemerintah. Saya menyadari
bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya membuka
saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan karya tulis ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
dalam penyusunan karya tulis mahasiswa ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan dan pengetahuan secara luas.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................i
Lembar Pengesahan ............................................................................................ii
Kata Pengantar ....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
Daftar Tabel ........................................................................................................vi
Daftar Gambar.....................................................................................................vii
Daftar Lampiran ..................................................................................................viii
Daftar Singkatan..................................................................................................ix
Ringkasan............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan ...............................................................................5
iv
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Kesenjangan atau Ketimpangan antara Kepesertaan BPJS yang Bersifat
Mobile atau Migran Internal ...............................................................12
4.2 Strategi BPJS Keliling untuk Meningkatkan Coverage dan
Keberlanjutan Kepesertaan bagi Kelompok Mobile dan Kelompok
Migran Internal................................................................................... 14
4.2.1 Mekanisme Alokasi Pendanaan BPJS Keliling ......................14
4.2.2 Mekanisme Pendataan Kelompok Mobile atau Kelompok
Migran Internal oleh BPJS Keliling ......................................15
Lampiran
Daftar Pustaka
Lembar Orisinalitas Karya
Daftar Riwayat Hidup
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1:
Tabel 1. Total Iuran yang Diterima oleh BPJS Kesehatan per 30 Juni 2014
Lampiran 2:
Gambar 1. Peran Masing-Masing Stakeholder dalam Pelayanan BPJS Keliling
Lampiran 3:
Mekanisme Pengawasan BPJS Keliling
Lampiran 4:
Analisis Manfaat Mobil Pelayanan BPJS Kesehatan Keliling (Mobil Baling)
sebagai Terobosan Inovasi dan Solusi dalam Menjangkau Kelompok Mobile dan
Migran Internal
viii
DAFTAR SINGKATAN
ix
Mobil Baling : Mobil Pelayanan BPJS Kesehatan Keliling sebagai Terobosan
Inovasi dan Solusi dalam Menjangkau Kelompok Mobile dan Migran
Internal
*****
Komang Leo Krisnahari1
1 th
Undergraduate 6 semester Faculty of Medicine, Udayana University,
Denpasar, Bali, Indonesia, 80232
May 21st, 2015
Ringkasan
Pendahuluan : BPJS kesehatan adalah badan hukum publik yang berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan mulai beroperasi sejak 1
Januari 2014. Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar masyarakat memperoleh manfaat dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan. Di dalam BPJS, setiap anggota dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok penerima bantuan iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah
dan kelompok bukan PBI. Namun, penyaluran BPJS kesehatan baik bagi kelompok
PBI maupun non PBI masih memiliki beberapa masalah khususnya bagi kelompok
migran internal, mobile, atau kelompok yang tidak memiliki tempat tinggal tetap,
seperti fakir miskin, buruh migran, dan pekerja seks komersial (PSK). Kelompok
masyarakat tersebut umumnya tidak memiliki kartu tanda identitas, seperti kartu
tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) yang merupakan syarat utama agar
seseorang mampu menjadi anggota BPJS. Permasalahan kedua yang timbul adalah
kelompok tersebut juga tidak mampu dalam menikmati pelayanan kesehatan daerah
seperti jaminan kesehatan Bali Mandara (JKBM) mengingat kelompok masyarakat
tersebut tidak memiliki KTP yang berdomisili di daerah Bali. Padahal, kelompok-
kelompok tersebut merupakan kelompok yang sangat rentan untuk terkena suatu
penyakit khususnya penyakit infeksi atau penyakit menular seksual (PMS)
mengingat kelompok tersebut umumnya memiliki tingkat edukasi dan kesadaran
terhadap kesehatan yang masih sangat rendah.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui kesenjangan atau
ketimpangan pada kepesertaan BPJS yang bersifat mobile atau migran internal serta
untuk mengetahui strategi mobil Baling dalam meningkatkan coverage dan
keberlanjutan kepesertaan bagi kelompok mobile atau kelompok migran internal.
Metode : Penulisan menggunakan metode studi pustaka yang didasarkan atas hasil
studi terhadap berbagai literatur yang telah teruji validitasnya, berhubungan satu
sama lain, relevan dengan kajian tulisan, serta mendukung uraian atau analisis
pembahasan. Kemudian, data dianalisis dan ditarik kesimpulan yang bersifat umum
sebagai upaya transfer gagasan. Pengumpulan data dilakukan dari 20 Maret 2015
hingga 21 Mei 2015.
Pembahasan : Mobil Baling merupakan bagian dari BPJS yang terdiri atas campur
tangan dinas kesehatan, pemerintah, tim BPJS pusat, dinas kependudukan, dan
dinas sosial pada suatu daerah. Tim BPJS berfungsi dalam mengklasifikasikan
kelompok PBI dan non PBI, mencetak kartu kepesertaan BPJS, memungut premi
BPJS, serta melakukan sosialisasi partisipatoris mengenai BPJS. Pemerintah daerah
berfungsi dalam mengalokasikan tambahan dana. Sementara, dinas kesehatan
berfungsi dalam melakukan pendataan mengenai riwayat penyakit serta dinas sosial
x
dan dinas kependudukan yang berfungsi dalam melakukan pendataan terhadap
kelompok mobile atau kelompok migran internal tersebut dan
mengklasifikasikannya sebagai kelompok yang bersifat mampu atau tidak mampu.
Salah satu syarat utama kepesertaan BPJS yaitu penggunaan KTP dan KK dapat
dihapuskan serta dapat diganti dengan formulir BPJS dan kuesioner yang terdiri
dari kuesioner dinas sosial dan dinas kesehatan. Kuesioner yang akan diberikan
kepada kelompok mobile dan migran internal tersebut telah mengalami
penyederhanaan, tetapi tetap mengandung data-data utama yang dibutuhkan dalam
sistem kependudukan. Mekanisme pendataan bagi kelompok-kelompok tersebut
menggunakan sebuah mobil yang akan berintegrasi dengan banjar atau kelurahan
daerah setempat yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Integrasi dengan banjar
dan kelurahan menyebabkan tim mobil Baling mampu mengetahui kantong-
kantong yang menjadi tempat tinggal dan tempat bekerja kelompok tersebut pada
pagi atau siang hari.
Mobil Baling tidak hanya menangani mekanisme pendataan, namun juga mencetak
kartu kepesertaan BPJS yang memiliki fleksibilitas yang tinggi serta menangani
mekanisme pembayaran premi bagi kelompok non PBI untuk setiap bulannya.
Mobil Baling juga akan mendata riwayat penyakit kelompok mobile dan migran
internal baik riwayat penyakit terdahulu dan sekarang, sehingga nantinya ketika
pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit umum pusat (RSUP), maka RSUP telah
memiliki data yang cukup lengkap dalam menangani kelompok tersebut dan lebih
mudah dalam melakukan diagnosis dan memberikan terapi. Selain dapat membantu
proses perujukan, mekanisme kerja mobil Baling tersebut juga mampu untuk
mengetahui faktor risiko utama terjadinya penyakit pada kelompok tersebut,
sehingga nantinya pemerintah dapat melakukan kerjasama dengan dinas kesehatan
untuk melakukan upaya promotif dan preventif. Upaya promotif dan preventif
merupakan suatu metode yang lebih ditekankan oleh sistem BPJS karena memiliki
biaya yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan metode kuratif.
Simpulan : Dengan terlibatnya masing-masing stakeholder, maka pendataan dapat
dilakukan secara adekuat dan permasalahan bagi kelompok mobile atau migran
internal tetap dapat tertangani. Keseluruhan potensi tersebut memberikan prospek
cerah terkait konsep yang ditawarkan untuk diaplikasikan sebagai terobosan inovasi
dan solusi dalam menjangkau kelompok mobile dan migran internal.
Kata kunci : BPJS kesehatan, mobil Baling, kelompok mobile dan migran internal
xi
Mobil Baling : Mobil Pelayanan BPJS Kesehatan Keliling as Breakthrough
Innovation and Solution in Reaching Mobile and Internal Migrant Group
*****
Komang Leo Krisnahari1
1
Undergraduate 6th semester Faculty of Medicine, Udayana University,
Denpasar, Bali, Indonesia, 80232
May 21st, 2015
Summary
Introduction : Health BPJS is a national public service which offers health
insurance program that has operated since January 1st, 2014. Health insurance is
health protection guarantee in order for society to get benefit in fulfilling the basic
needs of health. In BPJS, members are divided into 2 in groups, in which the first
group receives supportive premium (PBI) where the fee was paid by the government
and the second group is non PBI group. However, health BPJS distribution for both
PBI and non PBI group still have some problems, especially for internal migrant
group, mobile group, or groups that does not have permanent residence, such as
beggar, migrant worker, and commercial sex worker. Communities as such
generally does not have identity card, such as ID card (KTP) and family card (KK)
which are the main requirement for a person to become a member of BPJS. The
second problem is that internal migrant and mobile group can’t be served by the
province health care insurance (JKBM) because they do not have ID card with Bali
as their domicile. In addition, these groups are vulnerable to be exposed to some
diseases especially infectious diseases and sexually transmitted diseases because of
low education and health awareness level.
The aim of this scientific paper is to know about the gaps in mobile or internal
migrant BPJS membership and to explore mobil Baling strategies to improve
membership coverage and sustainability for the mobile or internal migrants group.
Methods : The writing of this paper uses literature review methods based on the
results of study that has high validity, high relevance to the study, and could support
description and analysis of the discussion. The data is then analyzed and concluded
as an effort to transfer ideas. Data collection was conducted from March 20th, 2015
to May 21st, 2015.
Discussion : Mobil Baling is a part of BPJS that consists of national health
department, government, central BPJS team, national citizenship department, and
national social department intervention. BPJS team will classify participants into
PBI and non PBI group, create BPJS membership cards, collect BPJS fees, and
socialize BPJS membership. The local government’s role is to allocate additional
funds. On the other part, the national health department collects medical history
data, as well as the national social and residence departments where they collect
mobile or internal migrant groups data and classify them into capable or incapable
group in terms of economic welfare. One of the main requirements which are the
ID card and family card can be eliminated and will be replaced with BPJS form and
questionnaire. The questionnaire consists of simplified social questionnaires and
health questionnaires, but still contain the data required by citizenship system.
Mobil Baling will use a car to find internal migrant and mobile group every single
week. Mobil Baling will also integrate with the banjar and villages because
xii
integration helps mobil Baling to find out about mobile and internal migrant group
workplace and residence in the morning or afternoon.
Mobil Baling does not only handle the data collection mechanism, but also create
BPJS membership cards which has high flexibility and handle the premium
payment mechanism for non PBI group for each month. Mobil Baling will also
record both past and present history of diseases of the mobile and internal migrant
group, so when the patient is referred to public hospital center (RSUP), the RSUP
has complete data about that group and can help making diagnosis and providing
therapy process easier. Not only that it can help with reference process, the
mechanism of mobil Baling is also able to determine the main risk factors of
diseases in this group, so that the government can work together with the national
health department to conduct promotive and preventive efforts. Promotive and
preventive is a method that is emphasized by the BPJS system because it is more
affordable compared with curative methods.
Conclusion : With each stakeholder involvement, the data collection can be done
adequately and mobile or internal migrant groups membership issues can be
handled. All of the potentials stated above bring bright prospects for mobil Baling
to be applied as breakthrough innovation and solution in reaching mobile and
internal migrant group.
Keywords : Health BPJS, mobil Baling, mobile and internal migrant group
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
menetapkan nilai iuran peserta pada periode berikutnya (Setneg, 2013). Suatu
sistem kesehatan yang baik juga mampu dalam menciptakan kemandirian suatu
bangsa. Jika seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses yang cukup mudah
dalam bidang kesehatan dan seluruh masyarakat mampu dijangkau oleh sistem
kesehatan (universal coverage) maka bangsa Indonesia akan semakin produktif dan
akan menciptakan perekonomian bangsa yang semakin kuat (KSPI, 2015). Oleh
sebab itu, merupakan sebuah kegagalan besar suatu sistem dan pelayanan kesehatan
jika sistem tersebut ternyata tidak dapat melakukan intervensi-intervensi kesehatan
yang efektif dan terjangkau bagi masyarakat yang seharusnya dapat untuk
menikmatinya (Damarjati, 2010; Kemenkes, 2011; Panu, 2010).
Pelayanan kesehatan merupakan milik semua orang dan tidak memandang suku,
agama, gender, dan strata sosial. Kesehatan merupakan hak yang wajib untuk
didapatkan oleh setiap orang tanpa terkecuali. Berdasarkan pemikiran tersebut,
maka pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu kebijakan berupa jaminan
kesehatan nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan agar nantinya
kesehatan mampu didapatkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia. BPJS
kesehatan adalah badan hukum publik yang berfungsi menyelenggarakan program
jaminan kesehatan agar masyarakat memperoleh manfaat pemeliharaan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Di dalam BPJS, setiap
anggota dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok penerima bantuan iuran
(PBI) dan kelompok bukan PBI. Kelompok PBI terdiri dari fakir miskin, orang
tidak mampu, dan masyarakat cacat total tetap baik cacat fisik maupun mental yang
iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Sementara kelompok non PBI terdiri atas
pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah, serta bukan pekerja yang
sanggup untuk membayar iuran BPJS (BPJS kesehatan, 2013).
Namun penyaluran BPJS kesehatan baik bagi kelompok PBI maupun non PBI
masih memiliki beberapa masalah khususnya bagi kelompok migran internal,
mobile, atau kelompok yang tidak memiliki tempat tinggal tetap, seperti fakir
miskin, buruh migran, dan pekerja seks komersial (PSK). Kelompok mobile adalah
suatu kelompok yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan umumnya
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Sementara, kelompok
migran internal adalah kelompok yang bermigrasi dalam kawasan satu negara,
3
seperti urbanisasi dan transmigrasi untuk keperluan bekerja dalam kurun waktu
tertentu. Kelompok masyarakat tersebut umumnya tidak memiliki kartu tanda
identitas seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) yang
merupakan syarat utama agar seseorang mampu menjadi anggota BPJS.
Permasalahan kedua yang timbul adalah kelompok tersebut juga tidak mampu
dalam menikmati pelayanan kesehatan daerah seperti jaminan kesehatan Bali
Mandara (JKBM) mengingat kelompok masyarakat tersebut tidak memiliki KTP
yang berdomisili di daerah Bali. Padahal, kelompok-kelompok tersebut merupakan
kelompok yang sangat rentan untuk terkena suatu penyakit khususnya penyakit
infeksi atau penyakit menular seksual (PMS) mengingat kelompok tersebut
umumnya memiliki tingkat edukasi dan kesadaran terhadap kesehatan yang masih
sangat rendah (Mariana, 2009; Suaryawan, 2008).
Menilik berbagai permasalahan yang dimiliki oleh penyaluran BPJS kesehatan
khususnya kepada kelompok mobile dan migran internal maka diperlukan sebuah
terobosan inovasi dan solusi bagi permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang
dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah mekanisme
pendataan yang dilakukan oleh tim BPJS pusat yang bekerja sama dengan dinas
kesehatan, dinas sosial, dinas kependudukan, dan pemerintah daerah.
Mekanisme pendataan merupakan satu-satunya solusi pemecahan bagi penyaluran
BPJS kesehatan kepada kelompok mobile, migran, dan kelompok masyarakat yang
tidak memiliki tempat tinggal tetap. Tetapi, mekanisme pendataan bagi kelompok-
kelompok tersebut masih memiliki beberapa kendala seperti permasalahan dana dan
permasalahan sistem mengingat hingga saat ini belum terdapat suatu sistem yang
secara jelas mengatur mengenai mekanisme pendanaan dan mekanisme pendataan
bagi kelompok-kelompok tersebut, sehingga tidak mampu dalam melakukan
pendataan kepada kelompok tersebut secara adekuat untuk masuk ke dalam anggota
BPJS (Kompas, 2010). Oleh karena itu, diperlukan suatu regulasi yang dapat
menangani permasalahan tersebut yang diberi nama mobil Baling. Mobil Baling
merupakan bagian dari BPJS yang terdiri atas campur tangan dinas kesehatan,
pemerintah, tim BPJS pusat, dinas kependudukan, dan dinas sosial pada suatu
daerah. Tim BPJS berfungsi dalam mengklasifikasikan kelompok PBI dan non PBI,
mencetak kartu kepesertaan BPJS, memungut premi BPJS, serta melakukan
4
Menilik potensi yang dimiliki mobil Baling sebagai suatu inovasi dan terobosan
terbaru dalam mengatasi permasalahan kelompok mobile, migran internal, dan
kelompok yang tidak memiliki tempat tinggal tetap, maka akan sangat menarik
untuk membahas lebih lanjut mengenai kesenjangan atau ketimpangan antara
kepesertaan BPJS yang bersifat mobile atau migran internal serta strategi mobil
Baling untuk meningkatkan coverage dan keberlanjutan kepesertaan bagi
kelompok mobile atau kelompok migran internal.
membayar iuran BPJS beserta anggota keluarganya. Pekerja penerima upah adalah
setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah,
seperti pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota POLRI, pejabat negara, pegawai
pemerintah non pegawai negeri, dan pegawai swasta. Pekerja bukan penerima upah
adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, seperti pekerja
diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri. Bukan pekerja adalah setiap orang yang
tidak bekerja tetapi mampu membayar iuran jaminan kesehatan, seperti penerima
pensiun, veteran, dan perintis kemerdekaan. Anggota keluarga yang dimaksud
dalam konteks BPJS meliputi satu orang istri atau suami yang sah dari peserta, anak
kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta dengan jumlah
peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh BPJS paling banyak 5 orang
(BPJS, 2013).
Peserta yang pindah tempat kerja atau tempat tinggal masih menjadi peserta
jaminan kesehatan selama memenuhi kewajiban membayar iuran. Peserta yang
pindah kerja wajib melaporkan perubahan status kepesertaannya dan identitas
pemberi kerja yang baru kepada BPJS kesehatan dengan menunjukkan identitas
peserta. luran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh
peserta, pemberi kerja dan/atau pemerintah untuk jaminan kesehatan. luran jaminan
kesehatan bagi anggota keluarga tambahan dari peserta pekerja bukan penerima
upah dan peserta bukan pekerja yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari
5 (lima) orang termasuk peserta dibayar oleh peserta dengan ketentuan: sebesar Rp
8
25.500,00 per orang per bulan bagi peserta yang menghendaki pelayanan di ruang
perawatan Kelas III, sebesar Rp 42.500,00 per orang per bulan bagi peserta yang
menghendaki pelayanan di ruang perawatan Kelas II, dan sebesar Rp 59.500,00 per
orang per bulan bagi peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan
Kelas I (BPJS kesehatan, 2014; Detik, 2015).
2.2 Tinjauan Umum Mengenai Kelompok Mobile dan Kelompok Migran Internal
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melalui batas politik/negara ataupun batas administrasi/batas
bagian dari suatu negara. Konsep migrasi yang digunakan dalam sensus 1971 dan
sensus 1980 adalah perpindahan seseorang yang melewati batas provinsi menuju ke
provinsi lain dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih. Menurut Mantra, mobilitas
suatu penduduk dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu mobilitas permanen atau
migrasi dan mobilitas non permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu wilayah dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Sedangkan,
mobilitas non permanen ialah gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
yang tidak memiliki keinginan untuk menetap di daerah tujuan (Eridiana, 2010).
Berdasarkan definisi tersebut, kelompok migran atau kelompok buruh migran
adalah suatu kelompok yang bermigrasi atau berpindah dari wilayah kelahiran atau
lokasi tinggal yang bersifat tetap untuk keperluan bekerja (Farbenblum, 2013).
Guna keperluan bekerja tersebut maka pekerja migran akan menetap di tempat
bekerja tersebut dalam kurun waktu tertentu. Terdapat dua tipe pekerja migran,
yaitu pekerja migran internal dan pekerja migran internasional. Pekerja migran
internal adalah pekerja yang bermigrasi dalam kawasan satu negara, seperti
urbanisasi dan transmigrasi. Pekerja migran internasional adalah perseorangan
yang bermigrasi ke luar negeri untuk keperluan bekerja, seperti TKI atau TKW
(Buruh Migran, 2012). Namun, konteks mobil Baling hanya mengkaji mengenai
ruang lingkup pekerja migran internal. Sementara, kelompok mobile adalah suatu
kelompok yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan umumnya berpindah-
pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya atau yang disebut sebagai
tunawisma. Kelompok tunawisma umumnya tinggal di taman umum, di bawah
kolong jembatan, pinggir sungai, pinggir jalan, stasiun kereta api, atau berbagai
fasilitas umum lain yang dapat digunakan untuk tidur dan menjalankan kehidupan
9
Gambar 2. Kelompok mobile atau kelompok migran internal yang terdiri dari (a) buruh
migran internal, (b) pekerja seks komersial, serta (c dan d) kelompok gelandangan dan
pengemis (Mariana, 2009; Suaryawan, 2008)
2.3 Tinjauan Umum Mengenai Mobil Pelayanan BPJS Kesehatan Keliling (Mobil
Baling)
Mobil Baling merupakan bagian dari BPJS yang terdiri atas campur tangan dinas
kesehatan, pemerintah, tim BPJS pusat, dinas kependudukan, dan dinas sosial pada
suatu daerah. Tim BPJS pusat berfungsi dalam mengklasifikasikan kelompok PBI
dan non PBI, memungut premi BPJS, mencetak kartu kepesertaan, serta melakukan
sosialisasi partisipatoris mengenai BPJS. Pemerintah daerah berfungsi dalam
10
BAB III
METODE PENULISAN
4.1 Kesenjangan atau Ketimpangan pada Kepesertaan BPJS yang Bersifat Mobile
atau Migran Internal
BPJS kesehatan merupakan badan hukum publik yang berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan dan telah mulai beroperasi sejak 1 Januari 2014 (BPJS,
2013). Karena kepesertaan BPJS yang bersifat wajib, maka BPJS kesehatan
menargetkan seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 257,5 juta jiwa dapat
terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan sosial hingga paling lambat pada
tanggal 1 Januari 2019 mendatang melalui mekanisme yang bertahap dengan
tingkat kepuasan diharapkan mencapai 75% (Keuangan Kontan, 2015). Menurut
data per 30 Juni 2014, jumlah masyarakat yang terdaftar sebagai peserta BPJS
Kesehatan adalah 124.553.040 jiwa dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah peserta BPJS kesehatan per 30 Juni 2014 (BPJS, 2014)
dalam bidang kesehatan dan seluruh masyarakat mampu dijangkau oleh sistem
kesehatan (universal coverage) maka bangsa Indonesia akan semakin produktif dan
akan menciptakan perekonomian bangsa yang akan semakin kuat (Sasana, 2009).
4.2 Strategi Mobil Baling dalam Meningkatkan Coverage dan Keberlanjutan
Kepesertaan bagi Kelompok Mobile dan Kelompok Migran Internal
Mobil Baling adalah regulasi yang merupakan bagian dari BPJS dan integrasi tim
BPJS pusat, dinas kesehatan, pemerintah, dinas kependudukan, dan dinas sosial
pada suatu daerah. Tim BPJS berfungsi dalam mengklasifikasikan kelompok PBI
dan non PBI, mencetak kartu kepesertaan BPJS, memungut premi PBJS setiap
bulannya, serta melakukan sosialisasi mengenai BPJS. Pemerintah daerah berfungsi
dalam mengalokasikan tambahan dana. Sementara, dinas kesehatan berfungsi
dalam melakukan pendataan mengenai riwayat penyakit serta dinas sosial dan dinas
kependudukan yang berfungsi dalam melakukan pendataan terhadap kelompok
mobile atau kelompok migran internal tersebut dan mengklasifikasikannya sebagai
kelompok yang bersifat mampu atau tidak mampu (Lampiran 2, Gambar 1).
Dengan terlibatnya masing-masing stakeholder, maka pendataan dapat dilakukan
secara adekuat dan permasalahan bagi kelompok mobile, migran internal, atau
kelompok yang tidak memiliki tempat tinggal tetap dapat tertangani.
4.2.1 Mekanisme Alokasi Pendanaan Mobil Baling
Mekanisme pertama dalam pembentukan mobil Baling adalah alokasi dana.
Pemerintah sebenarnya telah mengalokasikan sejumlah besar dana untuk
menangani BPJS kesehatan. BPJS kesehatan telah mendapatkan total iuran
sebesar Rp 40 triliun hingga akhir tahun 2014. Iuran BPJS tersebut dibagi
menjadi dua buah kelompok yaitu sebesar Rp 19,9 triliun berasal dari kelompok
PBI atau APBN dan 20,1 triliun berasal dari iuran per bulan kelompok non PBI.
Namun, data BPJS kesehatan mencatat telah terjadi defisit pada laporan tahun
2014. Total iuran yang dikumpulkan BPJS kesehatan sebesar Rp 41,06 triliun.
Sedangkan, total manfaat dan klaim yang harus dibayar sebesar Rp 42,6 triliun,
sehingga rasio klaim tembus hingga mencapai 103,8%. Hal ini menyebabkan dana
mobil Baling tidak dapat dialokasikan dari dana APBN BPJS kesehatan.
Dana untuk mobil Baling dapat dialokasikan dari dana cadangan teknis yang
dimiliki oleh BPJS sebesar 8,2 triliun setiap tahunnya dan dapat ditambahkan
15
dengan dana yang dimiliki oleh dinas sosial dan APBD milik pemerintah daerah
(BPJS, 2013). Dana ini termasuk dana pembelian mobil yang akan digunakan
untuk melakukan program mobil Baling beserta dengan dana untuk administrasi
yang lainnya seperti komputer dan printer untuk pembuatan kartu BPJS.
Sejak awal peluncurannya pada awal tahun 2014, BPJS telah menyiapkan sebuah
mobil pelayanan konsumen dan informasi beserta dengan kelengkapan
administrasi seperti komputer dan printer di dalam mobil tersebut. Mobil tersebut
umumnya berlokasi di setiap kantor cabang BPJS untuk provinsi DKI Jakarta.
Namun, untuk wilayah provinsi lainnya maka mobil tersebut hanya terdapat di
kantor BPJS provinsi dan hanya tersedia 1 unit per provinsi. Mobil-mobil
tersebut dapat dialihfungsikan untuk menjalankan program mobil Baling karena
hingga saat ini mobil-mobil tersebut hanya memiliki fungsi sebagai mobil
pelayanan konsumen dan informasi. Berdasarkan hal tersebut, maka biaya untuk
menjalankan program mobil Baling dapat diturunkan secara signifikan
mengingat instrumen utama untuk menjalankan program mobil Baling berupa
mobil, komputer, dan printer telah tersedia di masing-masing provinsi atau
kantor cabang BPJS (Liputan 6, 2014).
Sebagai gambaran, terdapat metode yang akan digunakan sebagai perbandingan
dalam hal pendataan BPJS keliling yaitu dengan menggunakan sensus. Seluruh
masyarakat Indonesia harus terdaftar di dalam BPJS pada tahun 2019, sementara
program sensus baru diadakan pada tahun 2020. Oleh karena itu, jika program
BPJS keliling berintegrasi dengan program sensus maka sensus wajib berdiri
sendiri tanpa harus menunggu sensus pemerintah yang diadakan setiap 10 tahun
sekali. Namun hal ini dirasa kurang aplikatif karena dapat menghabiskan dana
hingga mencapai Rp 1,4 triliun seperti sensus pertanian dan bersifat sangat rumit
(Pemprov Riau, 2013). Oleh karena itulah program BPJS keliling hanya akan
menggunakan konsep mobil keliling sebagai metode untuk melakukan pendataan
terhadap kelompok-kelompok tersebut serta tidak menggunakan metode sensus.
4.2.2 Mekanisme Pendataan Kelompok Mobile atau Kelompok Migran Internal oleh
Mobil Baling
Mekanisme kedua yang dimiliki oleh mobil Baling adalah mekanisme pendataan
dan mekanisme sosialisasi. Mekanisme pendataan bagi kelompok mobile atau
16
kelompok migran internal baik bagi kelompok PBI ataupun kelompok non PBI
bersifat lebih sederhana. Salah satu syarat utama kepesertaan BPJS yaitu
penggunaan KTP dan KK dapat dihapuskan dan dapat diganti dengan formulir
BPJS serta kuesioner sensus. Identitas KTP dan KK dapat dihilangkan karena kedua
syarat ini umumnya menyebabkan kelompok mobile atau kelompok migran internal
tidak dapat menjadi peserta BPJS. Mekanisme pendataan bagi kelompok-kelompok
tersebut akan menggunakan sebuah mobil yang akan berintegrasi dengan banjar
atau kelurahan daerah setempat. Integrasi dengan banjar dan kelurahan
menyebabkan tim mobil Baling mampu mengetahui kantong-kantong yang menjadi
tempat tinggal dan tempat bekerja kelompok tersebut pada pagi atau siang hari.
Dengan mekanisme pendaftaran yang bersifat on the spot dan tidak bersifat rumit,
maka diharapkan mampu dalam meningkatkan universal coverage dalam sistem
kesehatan (Panu, 2010; Suaryawan, 2008).
Pendataan yang dilakukan oleh mobil Baling khususnya yang ditujukan terhadap
kelompok mobile dan kelompok migran internal dilakukan setiap satu minggu
sekali. Pendataan setiap satu minggu sekali dipilih mengingat kelompok mobile
tidak memiliki tempat tinggal tetap dan umumnya berpindah-pindah dari satu
tempat ke tempat yang lainnya atau yang disebut sebagai tunawisma. Jika
pendataan dilakukan cukup sering atau setiap hari maka kelompok-kelompok yang
didapatkan pada proses penjaringan mobil Baling umumnya terdiri dari orang yang
sama, sehingga dapat menimbulkan pencatatan ganda (Kompas, 2010).
Jenis kuesioner pertanyaan yang akan diberikan kepada kelompok mobile atau
kelompok migran internal terdiri dari dua bagian utama yaitu kuesioner yang
berasal dari dinas sosial dan kuesioner yang berasal dari dinas kesehatan. Kuesioner
pertanyaan yang berasal dari dinas sosial merupakan jenis kuesioner yang telah
mengalami penyederhanaan namun tetap berisi data-data utama dalam sistem
sensus, seperti nama, gender, dan tempat tinggal utama mengingat pada kelompok
mobile atau kelompok migran internal umumnya memiliki tingkat edukasi yang
tidak memadai untuk mampu mencerna pertanyaan kuesioner yang cukup rumit
(Kompas, 2010). Sementara, kuesioner yang berasal dari dinas kesehatan
merupakan jenis kuesioner yang tidak hanya berfokus pada jenis penyakit namun
juga berfokus pada riwayat penyakit pada kelompok mobile dan kelompok migran
17
secara penuh dengan menggunakan dana APBN dan kelompok non PBI dimana
premi dibayarkan secara mandiri sesuai dengan kesepakatan peserta BPJS.
Selain berfungsi dalam melakukan pendataan, mobil Baling juga berfungsi dalam
mencetak kartu BPJS yang akan diberikan kepada kelompok tersebut dan
memungut premi BPJS untuk setiap bulannya. Kartu BPJS merupakan kartu yang
bersifat fleksibel karena dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini
sesuai dengan sifat kelompok tersebut yang memiliki mobilitas yang tinggi,
sehingga nantinya tidak akan menggangu aktivitas kelompok tersebut yang
umumnya berpindah-pindah untuk keperluan bekerja (BPJS, 2014).
Pada saat proses pendataan, maka dapat diselipkan suatu proses sosialisasi
khususnya untuk meningkatkan kesadaran kelompok mobile atau kelompok migran
internal untuk membayar premi secara rutin setiap bulannya. Sosialisasi ini
menekankan bahwa pembayaran premi BPJS untuk setiap bulannya dapat
dilakukan di ATM, kantor pos, bank, dan dapat dilakukan secara langsung di mobil
Baling sebelum tanggal 10 (tanggal jatuh tempo pembayaran BPJS). Pembayaran
di kantor pos, ATM, atau bank tidak terbatas pada satu wilayah dan dapat dilakukan
di seluruh wilayah Indonesia, sehingga nantinya tidak akan menggangu aktivitas
khususnya aktivitas kelompok mobile dan kelompok migran internal yang
umumnya berpindah-pindah untuk keperluan bekerja. Namun, terdapat sebuah
permasalahan kompleks mengenai proses pembayaran premi BPJS setiap bulannya
oleh masyarakat khususnya mengenai mekanisme pembayaran di bank, ATM, dan
kantor pos. Berdasarkan data pada BPJS kesehatan, salah satu faktor yang
menyebabkan kerugian BPJS pada akhir tahun 2014 adalah tingginya klaim yang
harus dibayar oleh BPJS dan rendahnya premi yang diterima oleh BPJS karena
kesadaran masyarakat untuk membayar premi BPJS masih sangatlah rendah.
Mayoritas masyarakat hanya mendaftar BPJS dan membayar premi di saat sakit,
sedangkan di saat masyarakat telah dalam kondisi sehat maka masyarakat
melupakan kewajibannya untuk membayar premi BPJS. Berdasarkan fakta
tersebut, maka mobil Baling dapat disisipkan fungsi dan tugas tambahan yaitu
mengenai mekanisme pambayaran premi setiap bulannya baik bagi kelompok
mobile, migran internal, maupun bagi masyarakat umum. Prinsip mobil Baling yang
bersifat sangat mobile menyebabkan mobil Baling mampu menjangkau seluruh
19
Gambar 3. Gambaran dan rencana pelaksanaan mobil BPJS keliling (Mobil Baling)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dan sintesis atas permasalahan yang dikaji, dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Data kepesertaan kelompok mobile atau kelompok migran internal masih sangatlah
minimal. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan dan belum terciptanya
universal coverage dalam bidang kesehatan padahal kelompok-kelompok tersebut
umumnya merupakan kelompok yang sangat rentan untuk terkena penyakit
khususnya penyakit infeksi dan penyakit menular seksual serta sangat berpotensi
untuk menularkannya kepada kelompok masyarakat yang lainnya. Padahal, jika
cakupan BPJS diperluas hingga menjangkau kelompok-kelompok tersebut, maka
proses multidimensi yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur
sosial, termasuk percepatan atau akselerasi pertumbuhan ekonomi, dan
pemberantasan kemiskinan dapat ditingkatkan.
2. Mobil Baling merupakan bagian dari BPJS yang terdiri atas campur tangan dinas
kesehatan, pemerintah, tim BPJS pusat, dinas kependudukan, dan dinas sosial pada
suatu daerah. Tim BPJS berfungsi dalam mengklasifikasikan kelompok PBI dan
non PBI, memungut premi BPJS, serta melakukan sosialisasi mengenai BPJS.
Pemerintah daerah berfungsi dalam mengalokasikan dana. Sementara, dinas
kesehatan berfungsi dalam melakukan pendataan mengenai riwayat penyakit serta
dinas sosial dan dinas kependudukan yang berfungsi dalam melakukan pendataan
terhadap kelompok mobile atau migran tersebut dan mengklasifikasikannya sebagai
kelompok yang bersifat mampu atau tidak mampu. Dengan terlibatnya masing-
masing stakeholder, maka pendataan dapat dilakukan secara adekuat.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan melalui karya tulis ini antara lain:
1. Perlunya sosialisasi secara menyeluruh, sistematis, serta terstruktur khususnya
kepada masyarakat terkait mobil Baling sebagai terobosan inovasi dan solusi dalam
menjangkau kelompok mobile dan migran internal, sehingga nantinya diharapkan
dapat memaksimalkan kinerja dan potensi yang dimiliki oleh mobil Baling.
Lampiran 1
Tabel 1. Total iuran yang diterima oleh BPJS kesehatan per 30 Juni 2014 (BPJS, 2014)
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan pada
kegiatan Pemilihan Mawapres ini adalah benar karya saya sendiri atau bukan
merupakan plagiasi.
Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya
sampaikan bukan karya saya sendiri/plagiasi, saya bersedia menerima sanksi dalam
bentuk pembatalan predikat Mawapres.
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Inti Badan Semi Otonom (BSO) Kelompok Ilmiah Hippocrates (KIH)
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2. Anggota Inti Badan Semi Otonom (BSO) Komunitas Mahasiswa Peduli Kanker
(KOMPAK) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
3. Anggota Komisi I (Kajian dan Advokasi) Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM)
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2012-2013
Riwayat Pelatihan :
1. Pelatihan Dasar (Latdas) Kelompok Ilmiah Hippocrates (KIH) Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana 2012/2013.
2. Basic Lessons on Mastering Management and Leadership (BLMML) Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana 2012.
3. Pelatihan Biostatistika dan Pembuatan Program Kreativitas Mahasiswa Kelompok
Ilmiah Hippocrates (KIH) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2013.
4. Pelatihan Penyuntingan Artikel Ilmiah Kelompok Ilmiah Hippocrates (KIH)
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2013.
5. Pelatihan Dasar (Latdas) Komunitas Mahasiswa Peduli Kanker (KOMPAK)
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2012.
6. Upgrading Komunitas Mahasiswa Peduli Kanker (KOMPAK) Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana 2012/2013.
7. Basic Training and Legislative (BATTLE) Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM)
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2012
Prestasi :
1. Juara 1 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Universitas Udayana
2. Poster Presentation Indonesia International Bio(Medical) Students’ Congress
(INAMSC) Faculty of Medicine Indonesia University Jakarta 2015
3. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Muhammadiyah
Jakarta Scientific Competition (Majesty) Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta 2015
4. Juara 1 Lomba Esai Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Muhammadiyah Jakarta
Scientific Competition (Majesty) Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2015
5. Finalis Lomba Poster Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Muhammadiyah Jakarta
Scientific Competition (Majesty) Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2015
6. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Medical Student
Fair and Tracing Creativity II (Mesentrica II) Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung 2015
7. Juara 2 Lomba Esai Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Medical Student Fair and
Tracing Creativity II (Mesentrica II) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2015
8. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scripta Research
Festival (SRF) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2015
9. Juara 3 Lomba Esai Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scripta Research Festival
(SRF) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2015
10. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Medical Sebelas
Maret Scientific Competition (MEDSMOTION) Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta 2014
11. Finalis Poster Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Medical Sebelas Maret
Scientific Competition (MEDSMOTION) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta 2014
12. Juara 1 Lomba Esai Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Magna Festival Fakultas
Kedokteran Universitas Mataram 2014
13. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Indonesian
Medical Scientific Competition (IDENTIC) Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin 2014
14. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Vaganza
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri
Semarang 2014
15. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Temu Ilmiah Nasional (Temilnas)
ke-8 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya 2014 oleh BAPIN
ISMKI
16. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Project
and Olympiad of Sriwijaya (SPORA) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang 2014
17. Finalis Lomba Poster Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Project and
Olympiad of Sriwijaya (SPORA) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang 2014
18. Juara 1 Lomba Esai Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Project and
Olympiad of Sriwijaya (SPORA) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang 2014
19. Juara 1 Lomba Esai Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Fair Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2014
20. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Fair
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2014
21. Juara 2 Poster Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Yarsi Medical Fair Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta 2014
22. Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific
Atmosphere 7 Fakultas Kedokteran Universitas Denpasar
23. Peserta Lomba Poster Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Atmosphere
7 Fakultas Kedokteran Universitas Denpasar
24. Peserta Lomba Esai Ilmiah Populer Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific
Atmosphere 7 Fakultas Kedokteran Universitas Denpasar
25. Finalis Lomba Poster Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Atma Cordis Fakultas
Kedokteran Universitas Katholik Atmajaya Jakarta 2014
26. Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Atma Cordis
Fakultas Kedokteran Universitas Katholik Atmajaya Jakarta 2014
27. Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scripta Research
Festival Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2014
28. Finalis Lomba Poster Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Muhammadiyah Jakarta
Scientific Competition (Majesty) Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2014
29. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Muhammadiyah
Jakarta Scientific Competition (Majesty) Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta 2014
30. Poster Ilmiah Favorit Mahasiswa Tingkat Nasional Medical Fiesta Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2013
31. Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Medical Fiesta
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2013
32. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Project
and Olympiad of Sriwijaya (SPORA) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang 2013
33. Finalis Lomba Poster Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Atmosphere
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2013
34. Peserta Lomba Esai Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific Atmosphere
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2013
35. Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Scientific
Atmosphere Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2013
Riwayat Publikasi
1. Konsep Ayurveda dalam Penatalaksanaan Jantung Koroner (Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kedokteran Indonesia (Jimki) Volume 3 Nomor 1)
Riwayat Seminar
1. Peserta Seminar Kesehatan Reproduksi dan Pencegahan Infeksi Menular Seksual
oleh BEM FK UNUD
2. Peserta Seminar Penulisan Karya Tulis Ilmiah 2012 oleh KIH FK UNUD
3. Peserta Seminar Kanker Paru oleh KOMPAK FK UNUD
4. Peserta Seminar Kegawatdaruratan Medis oleh TBM FK UNUD
5. Seminar Penggalian Dana The Essence of Healthy Skin oleh KIH FK UNUD
6. Peserta Seminar dan Pelatihan Penyuntingan Artikel Ilmiah Mahasiswa 2013 oleh
KIH FK UNUD
7. Peserta Seminar Self Therapy and Powerful Mind oleh BEM FK UNUD
8. Peserta Seminar Ectopic Pregnancy oleh KIH FK UNUD
9. Peserta Simposium Internasional mengenai Diabetes Mellitus pada INAMSC
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
10. Peserta One Day National Symposium Actual Comprehensive Database, Invention,
Therapies, and Regulation of Dermatology Disease MEDSMOTION Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2014
11. Peserta Seminar Nasional Optimalisasi Derajat Kesehatan dalam Peningkatan
Wawasan dan Pengetahuan Triad KRR FSIM Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin 2014
12. Peserta Seminar Ilmiah Nasional Basic and Clinical Update on Vaccine and
Occupational Health for TB and MERSC Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Palembang 2014
13. Peserta Seminar Nasional Update of Hepatic Cirrhosis Scientific Atmosphere 6
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2013
14. Peserta Seminar Nasional Integrative Approach on Acute Coronary Syndrome oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2014
15. Peserta International Update on Emergency Neurology Medicine Symposium oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2013
16. Peserta Seminar Internasional Reducing Mortality Rate by Understanding and
Preventing Coronary Heart Disease for Briliant Future of Indonesia oleh Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang 2013
17. Peserta National Symposium Clinical Updates and Current Management of
Infection Disease oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2015
18. Peserta National Talkshow Appropriate Regulation for Useful Education oleh BEM
FK UNUD
19. Peserta Seminar Nasional Gizi dan Kebudayaan 2012 oleh HMKM FK UNUD
20. Peserta Seminar Nasional dan Gathering for Cancer Education and Prevention
2013 oleh KOMPAK FK UNUD
Riwayat Kepanitiaan
1. Koordinator Sie Ilmiah Scientific Atmosphere 8 KIH FK UNUD
2. Peserta Donor Darah Stand Sehat HMKU FK UNUD
3. Koordinator Sie Acara Penyebaran Kuesioner Mahasiswa oleh HMKU FK UNUD
4. Sie Ilmiah Penulisan Karya Tulis Ilmiah oleh KIH FK UNUD
5. Sie Konsumsi dan Rohani Grebeg Pasar 2014 oleh KOMPAK FK UNUD
6. Sie Ilmiah dan Fasilitator Seminar dan Pelatihan Penyuntingan Artikel Ilmiah 2014
oleh KIH FK UNUD
7. Koordinator Sie Konsumsi dan Rohani Sosialisasi dan Pelatihan Pra Dokter Muda
2013 oleh HMKU FK UNUD
8. Peserta Rangkaian Hari Kanker Sedunia 2013 oleh KOMPAK FK UNUD
9. Sie Kesehatan Porsehipp 2012 oleh BEM FK UNUD
10. Peserta Bali Clean and Grean Campus 2012 oleh TBM FK UNUD
11. Peserta Anggota Muda Outing Session KOMPAK FK UNUD
12. Peserta Malam Puncak HUT KOMPAK 2012
13. Peserta Pelatihan Penyuluhan KOMPAK KOMPAK FK UNUD
14. Peserta Diskusi Pancasila dari Rangkaian Acara Pekan Pancasila Udayana oleh
BEM PM UNUD
15. Peserta Grebeg Pasar 2013 oleh KOMPAK FK UNUD
16. Sie Konsumsi dan Rohani HUT KIH FK UNUD
17. Peserta Nonton Bareng HUT KIH FK UNUD
18. Sie Rohani Desa Binaan oleh BEM FK UNUD
19. Juri Poster Ilmiah PraLatdas dan Latdas KIH FK UNUD
20. Sie Ilmiah dan Fsilitator PraLatdas dan Latdas KIH FK UNUD
21. Peserta Sosialisasi PKM dan Sosialisasi Hasil Penelitian PKM oleh Universitas
Udayana
22. Peserta Gerakan Penghijauan Sejuta Pohon Menuju Bali Clean and Green oleh
Universitas Udayana
23. Peserta Upanayana X oleh Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma
24. Koor Sie Perlengkapan Basic Training on Legislative 2013 oleh BPM FK UNUD
25. Sie Ilmiah dan Fasilitator Latdas KOMPAK FK UNUD
Denpasar, 21 Mei 2015