List Elemen Penilaian Standar Akreditasi Rs
List Elemen Penilaian Standar Akreditasi Rs
2 Rencana asuhan pasien harus individual dan berdasarkan data asesmen awal pasien. 10 PAP.1.2.
3 Rencana asuhan dicatat dalam rekam medis dalam bentuk kemajuan terukur pencapaian 10
sasaran.
4 Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau direvisi sesuai kebutuhan; berdasarkan hasil asesmen 10
ulang atas pasien oleh praktisi pelayanan kesehatan.
5 Rencana asuhan untuk tiap pasien direview dan di verifikasi oleh DPJP dengan mencatat 10 PAP.2.
kemajuannya (lihat juga APK.2, EP 1).
6 Rencana asuhan disediakan (lihat juga PP.2.3, Maksud dan Tujuan). 10
7 Asuhan yang diberikan kepada setiap pasien dicatat dalam rekam medis pasien oleh pemberi 10 PAP.2.1.
pelayanan (lihat juga PAB.5.2, EP 1; PAB.7.2, Maksud dan Tujuan, dan PP.2.3, EP 1).
PP.2.2. 1 Perintah harus tertulis bila diperlukan, dan mengikuti kebijakan rumah sakit; (lihat juga 10
MPO.4, EP 1)
2 Permintaan pemeriksaan diagnostik imajing dan laboratorium klinis harus menyertakan 10 PAP.2.2.
indikasi klinis dan alasan pemeriksaan yang rasional agar mendapatkan interpretasi yg diperlukan.
RS menetapkan regulasi tentang Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) yang meliputi poin a - e dalam gambaran umum.
RS telah menerapkan rencana asuhan untuk setiap pasien dalam waktu 24 jam setelah diterima sebagai pasien rawat inap.
Rencana asuhan dibuat berdasarkan data pengkajian awal serta dievaluasi secara berkala, direvisi atau dimutakhirkan serta didokumentasi
Instruksi berdasarkan rencana asuhan pasien dibuat oleh PPA yang kompeten dan berwenang, dengan cara yang seragam, dan didokumen
Permintaan pemeriksaan laboratorium dan pencitraan diagnostik harus disertai alasan/indikasi klinis.
Prosedur diagnostik/tindakan klinis dilakukan sesuai instruksi oleh PPA yang kompeten dan didokumentasikan dalam rekam medik.
Permintaan prosedur diagnostik/tindakan klinis oleh PPA harus menyertakan alasan dilakukannya prosedur/tindakan, dan hasilnya dicatat di rekam medi
Pengkajian dilakukan dan didokumentasikan dalam rekam medis untuk pasien yang menjalani tindakan invasif/berisiko di rawat jalan.
RS menerapkan pelayanan untuk seluruh pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi yang telah diidentifikasi.
Pelayanan bagi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi dilakukan oleh PPA yang kompeten.
RS telah menerapkan proses pengenalan perubahan kondisi pasien yang memburuk (EWS) dan mendokumentasikannya di dalam rekam m
an tepat waktu.
pada status gizi dan kebutuhan pasien.
k untuk mencegah kontaminasi.
1 60
1 60
1 61
1 61
1 61
1 62
1 62
1 63
1 63
1 63
1 64
1 64
1 65
1 65
1 66
1 66
1 66
1 66
1 66
1 66
1 67
1 67
1 67
1 67
1 67
1 68
1 68
1 69
1 69
1 69
1 70
1 70
1 70
1 70
1 70
1 71
1 71
1 71
1 71
1 71
1 71
1 72
1 72
1 72
1 72
1 72
1 73
1 73
1 73
1 74
1 74
1 74
1 74
1 74
1 75
1 75
1 75
1 75
1 75
1 75
1 75
1 76
1 76
1 76
1 76
1 76
1 77
1 77
1 77
1 77
1 77
1 77
1 78
1 78
1 78
1 78
1 78
1 79
1 79
1 79
1 79
1 79
1 79
1 80
1 80
1 80
1 80
1 80
1 80
1 81
1 81
1 82
1 82
1 82
1 82
1 83
1 83
1 84
1 84
1 84
1 85
1 85
1 86
1 86
1 86
1 86
1 86
1 86
1 86
1 87
1 87
1 87
1 87
1 87
1 87
1 88
1 88
1 88
1 89
1 89
1 89
1 89
1 89
1 89
1 89
1 90
1 90
1 90
1 90
1 90
1 91
1 91
1 91
1 91
1 91
1 91
1 92
1 92
1 92
1 92
1 92
1 92
1 93
1 93
1 93
1 93
1 94
1 94
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
7 242
7 243
7 244
7 245
7 246
7 247
7 248
7 249
7 250
7 251
7 252
7 253
7 254
7 255
7 256
7 257
7 258
7 259
7 260
7 261
7 262
7 263
7 264
7 265
7 266
7 267
7 268
7 269
7 270
7 271
7 272
7 273
7 274
7 275
7 276
7 277
7 278
7 279
7 280
7 281
7 282
7 283
7 284
7 285
7 286
7 287
7 288
7 289
7 290
7 291
7 292
7 293
7 294
7 295
7 296
7 297
7 298
7 299
7 300
7 301
7 302
7 303
7 304
7 305
7 306
7 307
7 308
7 309
7 310
7 311
7 312
7 313
7 314
7 315
7 316
7 317
7 318
7 319
7 320
7 321
7 322
7 323
7 324
7 325
7 326
7 327
7 328
7 329
7 330
7 331
7 332
7 333
7 334
7 335
7 336
7 337
7 338
7 339
7 340
7 341
7 342
7 343
7 344
7 345
7 346
7 347
7 348
7 349
7 350
7 351
7 352
7 353
7 354
7 355
7 356
7 357
7 358
7 359
7 360
7 361
7 362
7 363
7 364
7 365
7 366
7 367
7 368
7 369
7 370
7 371
7 372
7 373
7 374
7 375
7 376
7 377
7 378
7 379
7 380
7 381
7 382
7 383
7 384
7 385
7 386
7 387
7 388
7 389
Template - Rumah Sakit Sasaran Keselamatan Pasien
STANDAR PENILAIAN KARS 2012 STANDAR PENILAIAN KEMENKES
Standar No urut Elemen Penilaian Standar No urut Elemen Penilaian
SKP.I. 1 Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien
SKP.1 1 Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait Sasaran keselamatan pasien meliputi poin 1 – 6 pada gambaran umum
2 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah. Rumah sakit telah menerapkan proses identifikasi pasien menggunakan minimal 2 (dua) identitas, dapat memenuhi tujuan identifikasi
2 pasien dan sesuai dengan ketentuan rumah sakit
3 Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis (lihat juga
AP.5.6, EP 2)
3 Pasien telah diidentifikasi menggunakan minimal dua jenis identitas meliputi poin 1) - 4) dalam maksud dan tujuan
4 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi dengan tepat pada situasi khusus, dan penggunaan label seperti tercantum dalam
4 maksud dan tujuan
5 Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat menerima instruksi melalui telepon: menulis/menginput ke komputer – membacakan –
lokasi konfirmasi kembali” (writedown, read back, confirmation dan SBAR saat melaporkan kondisi pasien kepada DPJP serta di
SKP 2 1 dokumentasikan dalam rekam medik
SKP.II. 1 Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat pelaporan hasil kritis pemeriksaan penunjang diagnostic melalui telepon:
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. (lihat juga MKI.19.2, EP 1) menulis/menginput ke komputer – membacakan – konfirmasi kembali” (writedown, read back, confirmation dan di dokumentasikan
2 dalam rekam medik
2 Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. (lihat juga AP.5.3.1, Maksud dan Tujuan)
Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat serah terima sesuai dengan jenis serah terima meliputi poin 1) - 3) dalam maksud dan
3 tujuan
3 Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
SKP.3 1 Rumah sakit menetapkan daftar obat kewaspadaan tinggi (High Alert) termasuk obat Look -Alike Sound Alike (LASA)
4 Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap
akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon. (lihat juga AP.5.3.1. Maksud dan Tujuan)
Rumah sakit menerapkan pengelolaan obat kewaspadaan tinggi (High Alert) termasuk obat Look -Alike Sound Alike (LASA) secara
2 seragam di seluruh area rumah sakit untuk mengurangi risiko dan cedera
SKP.III. 1 Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, lokasi, pemberian label,
dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai Rumah sakit mengevaluasi dan memperbaharui daftar obat High-Alert dan obat Look -Alike Sound Alike (LASA) yang sekurang-
3 kurangnya 1 (satu) tahun sekali berdasarkan laporan insiden lokal, nasional dan internasional
2 Kebijakan dan prosedur diimplementasikan Rumah sakit menerapkan proses penyimpanan elektrolit konsentrat tertentu hanya di Instalasi Farmasi, kecuali di unit pelayanan
SKP 3.1 1 dengan pertimbangan klinis untuk mengurangi risiko dan cedera pada penggunaan elektrolit konsentrat
3 Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan
tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan
kebijakan. Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar Instalasi Farmasi diperbolehkan hanya dalam untuk situasi yang ditentukan sesuai dalam
2 maksud dan tujuan
4 Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan
pada area yang dibatasi ketat (restricted).
3 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan protokol koreksi hipokalemia, hiponatremia, hipofosfatemia
SKP.IV. 1 Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi
dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan/ pemberi tanda. Rumah sakit telah melaksanakan proses verifikasi pra operasi dengan daftar tilik untuk memastikan benar pasien, benar tindakan dan
SKP 4 1 benar sisi
2 Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan tanda yang seragam, mudah dikenali dan tidak bermakna ganda untuk
2 mengidentifikasi sisi operasi atau tindakan invasif
3 Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum insisi / time-out tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan. Rumah sakit telah menerapkan penandaan sisi operasi atau tindakan invasif (site marking) dilakukan oleh dokter operator/dokter
3 asisten yang melakukan operasi atau tindakan invasif dengan melibatkan pasien bila memungkinkan
4 Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses untuk memastikan tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi / dental
yang dilaksanakan di luar kamar operasi. Rumah sakit telah menerapkan proses Time-Out menggunakan “surgical check list” (Surgical Safety Checklist dari WHO terkini pada
4 tindakan operasi termasuk tindakan medis invasif
SKP.V. 1 Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan SKP 5 1 Rumah sakit telah menerapkan kebersihan tangan (hand hygiene) yang mengacu pada standar WHO terkini
2 sudah
Rumahditerima secara umum
sakit menerapkan (al.dari
program WHO
hand Patientyang
hygiene Safety).
efektif. Terdapat proses evaluasi terhadap pelaksanaan program kebersihan tangan di rumah sakit serta upaya perbaikan yang dilakukan untuk
2 meningkatkan pelaksanaan
Rumah sakit telah program
melaksanakan skrining pasien rawat jalan pada kondisi, diagnosis, situasi atau lokasi yang dapat menyebabkan
3 Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan SKP 6 1 pasien berisiko jatuh, dengan dilakukan
menggunakan alat bantu/metode skrining yangpasien
ditetapkan rumah sakit menunjukkan adanya risiko jatuh
risikoRumah
infeksisakit
yangmenerapkan
terkait pelayanan Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi risiko jatuh pada jika hasil skrining
SKP.VI. 1 proseskesehatan
asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang 2 dan hasilsakit
skrining
terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahanrisiko
kondisi atau pengobatan. (lihat juga AP.1.6, EP 4) Rumah telah serta intervensi
melakukan didokumentasikan
pengkajian risiko jatuh untuk semua pasien rawat inap baik dewasa maupun anak menggunakan metode
2 Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen SKP 6.1 1 pengkajian
dianggap berisiko (lihat juga AP.1.6, EP 5) baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan Rumah sakityang
telahbaku sesuai dengan
melaksanakan ketentuan
pengkajian rumah
ulang sakit
risiko jatuh pada pasien rawat inap karena adanya perubahan kondisi, atau memang
3 Langkah-langkah dimonitor hasilnya, 2 sudah mempunyai risiko jatuh dari hasil pengkajian
4 maupun dampak
Kebijakan yang berkaitan
dan/atau prosedursecara tidak disengaja
mendukung pengurangan berkelanjutan dari risiko cedera pasien akibat 3 Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien rawat inap telah dilakukan dan didokumentasikan
jatuh di rumah sakit
Template - Rumah Sakit Hak Pasien dan Keterlibatan Keluarga
STANDAR PENILAIAN KARS 2012
Standar No urut Elemen Penilaian Standar No urut
HPK. 1. 1 Para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan 10 HPK 1 1
2 keluarga.
Para pemimpin rumah sakit memahami hak pasien dan keluarga sesuai dengan undang-undang 10 2
3 dan
Rumahperaturan dan dalam hubungannya
sakit menghormati hak pasien, dan dengan
dalamkomunitas
beberapayang dilayaninya
situasi (lihat juga TKP.6,
hak dari keluarganya, untukEP 10 3
4 mendapatkan
Staf memahami hak istimewadan
kebijakan dalam menentukan
prosedur informasi
yang berkaitan apa saja
dengan hakyang berhubungan
pasien dengan
dan dapat menjelaskan 10 4
5 tanggung
Kebijakan jawab mereka mengarahkan
dan prosedur dalam melindungi hak pasien. hak pasien dan keluarga dalam pelayanan
dan mendukung 10 HPK 1.1 1
HPK. 1.1. rumah sakit.
1 Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan 5 2
2 bila
Staf mungkin,
mempraktekanjuga keluarganya
proses tersebut(lihatdan
jugamemberikan
PPK.3.1, EP 1pelayanan
dan PP.7,yang
EP 1)menghormati nilai dan 5 3
HPK. 1.1.1 1 kepercayaan pasien.
Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon permintaan yang bersifat rutin atau kompleks 0 HPK 1.2 1
yang berkenaan dengan agama
2 Rumah sakit merespon permintaan atauuntuk
dukungan spiritual.
keperluan dukungan agama dan spiritual pasien. 0 2
HPK. 1.2. 1 Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan pengobatan. 10 HPK 1.3 1
2 Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada setiap wawancara klinis, pemeriksaan, 10 2
HPK. 1.3. 1 prosedur/pengobatan dan transportasi
Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung jawabnya terhadap milik pasien 10 3
2 Pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam melindungi barang milik 10 4
3 pribadi.
Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit mengambil alih tanggung jawab atau apabila 10 HPK 1.4 1
HPK. 1.4. 1 pasien
Rumahtidak
sakit dapat melaksanakan
mempunyai proses untuktanggung jawab. pasien dari kekerasan fisik
melindungi 10 2
2 Bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang kurangi / tidak mampu melindungi dirinya sendiri 10 HPK 1.5 1
3 menjadi perhatian
lndividu yang tidak dalam proses
memiliki ini. diperiksa
identitas 10 2
4 Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor 10 3
HPK. 1.5. 1 Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko (lihat juga PP.3.1 s/d PP.3.9). 10 HPK 2 1
2 Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di identifikasi rumah sakit untuk 10 2
3 dilindungi (lihat juga
Staf memahami PP.3.8).
tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan. 10 3
HPK. 1.6. 1 Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang pembukaan dan kerahasiaan 10 4
2 informasi mengenai
Pasien diminta pasien dalam
persetujuannya undang-undang
untuk membuka informasidan peraturan
yang tidak tercakup dalam undang- 10 5
undang dan peraturan
3 Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien. 10 HPK 2.1 1
HPK. 2. 1 Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung dan mendorong keterlibatan pasien dan 10 2
2 keluarganya
Kebijakan dan dalam proses
prosedur pelayanan
tentang (lihat juga
hak pasien APK.2,untuk
bertujuan EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1,
tidak menimbulkan EP takut
rasa 5; PPK.2, EP
untuk 10 HPK 2.2 1
3 mencari second
Staf diberikan opinion dalam
pelatihan dan kompromi
pelaksanaan dalam pelayanan
kebijakan danmereka
prosedur baik didalam
serta peranmaupun
merekadiluar
dalam 10 2
HPK. 2.1. mendukung partisipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan.
1 Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang kondisi 10 HPK 3 1
2 medis
Pasiendan
dandiagnosis
keluarganya pasti, bila perlubagaimana
memahami (lihat juga AP.4.1, EP 2mereka
dan kapan dan PPK.2akanEPdijelaskan
6). tentang 10 2
rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat juga AP.4.1, EP
3 Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan proses 3 dan APK.2, EP 4). bagaimana cara 0 3
memberikannya (lihat juga PPK.2, EP 4).
4 Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk berpartisipasi dalam keputusan 10 HPK 4 1
HPK. 2.1.1 1 pelayanannya, bila mereka
Pasien dan keluarganya menghendakinya
memahami bagaimana (Lihat juga akan
mereka HPK.2, EP 1; AP.4.1,
diberitahu EP 3; PP.7.1,
dan siapa EP 5;
yang akan 10 2
2 memberitahu mereka tentang
Pasien dan keluarganya hasil dari
memahami pelayanan
bagaimana dan pengobatan
mereka (lihat
akan diberitahu juga
dan PP.2.4,
siapa yangEPakan
1) 10 3
HPK. 2.2. 1 memberitahu mereka tentang pasien
Rumah sakit memberitahukan hasil yang
dantidak diantisipasi
keluarganya dari pelayanan
tentang hak merekadan pengobatan
untuk menolak (lihat
atau 10 HPK 4.1 1
tidak melanjutkan pengobatan (lihat juga APK.3.5, EP 2).
2 Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang konsekuensi dari keputusan 10 2
3 mereka (lihatmemberitahukan
Rumah sakit juga APK.3.5, EP 2).pasien dan keluarganya tentang tanggung jawab mereka berkaitan 10 3
dengan keputusan tersebut.
4 Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya alternatif pelayanan 10 HPK 4.2 1
HPK. 2.3. 1 dan
Rumahpengobatan.
sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan resusitasi dan 10 2
membatalkan
2 Posisi rumah sakitatausesuai
mundur dari pengobatan
dengan norma agama bantuan hidup masyarakat,
dan budaya dasar. persyaratan hukum dan 10
HPK. 2.4. peraturan.
1 Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen manajemen nyeri 10
2 yang sesuai sakit
Staf rumah (lihatmemahami
juga PP.7.1,pengaruh
EP 1). pribadi, budaya dan sosial pada hak pasien untuk 10
HPK. 2.5. 1 melaporkan
Rumah sakit rasa nyeri, serta
mengetahui pemeriksaan
bahwa pasien yang danmenghadapi
pengelolaankematian
nyeri secara akurat. kebutuhan yang
mempunyai 10
unik.
2 Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang sedang menghadapai kematian, memiliki kebutuhan 10
HPK. 3. 1 yang
Pasienunik dan dinyatakan
diberitahu tentang dalam
prosesproses asuhan. keluhan, konflik atau perbedaan pendapat.
menyampaikan 10
2 Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat diselidiki rumah sakit 10
3 Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat yang timbul dalam proses pelayanan ditelaah rumah 10
4 sakit
Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian 10
5 Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan. 10
HPK. 4. 1 Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien maupun 10
2 keluarganya
Staff memahami sertaperan
bagaimana
merekanilai danmelindungi
dalam kepercayaan haktersebut
pasien dihormati di dalam proses asuhan.
dan keluarga. 10
HPK. 5. 1 Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberikan kepada setiap pasien . 10
2 Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa diperoleh dari staf 10
3 rumah
Rumahsakit
sakitpada setiap saat.
mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak dan tanggung 10
HPK. 6. jawabnya bila komunikasi
1 Rumah sakit telah menjabarkan secaradengan
tertulisjelas
tidakproses
efektifinformed
dan tidakconsent
sesuai. dalam kebijakan dan 10
prosedur.
2 Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur tersebut. 10
3 Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan prosedur. 10
HPK. 6.1. 1 Pasien diberikan penjelasan dan rencana pengobatannya dari elemen a s/d h 10
2 Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi yang lain yang bertanggung jawab melayani 10
3 mereka.
Ada proses(lihat jugamenanggapi
untuk APK.2.1, EP permintaan
1) tambahan informasi dari pasien tentang tanggung 10
HPK. 6.2. jawab praktisi untuk pelayanannya.
1 Rumah sakit mempunyai prosedur untuk informed consent yang diberikan oleh orang lain 10
2 Prosedur tersebut sesuai dengan undang-undang, budaya dan adat istiadat. 10
3 Orang lain selain pasien yang memberikan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien. 10
HPK. 6.3. 1 Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari persetujuan umum, apabila cara ini 10
dipakai oleh rumah sakit.
2 Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan umum, bila dipakai, didokumentasikan di 10
HPK. 6.4. 1 dalam rekamdidapat
Persetujuan medis pasien
sebelum operasi atau prosedur invasif (lihat juga PAB.7.1, Maksud dan 10
Tujuan).
2 Persetujuan didapat sebelum anestesia (termasuk sedasi yang moderat dan dalam) (lihat juga 10
3 PAB.5.1,
PersetujuanMaksud
didapat dansebelum
Tujuan dan EP 1)
penggunaan darah atau produk darah 10
4 Persetujuan didapat sebelum pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi. 10
5 ldentitas petugas yang memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya dicatat di dalam 10
6 rekam medisdidokumentasikan
Persetujuan pasien (lihat juga HPK.8,
di rekamEP medis
2). pasien disertai tanda tangan atau catatan dari 10
HPK. 6.4.1 1 persetujuan
Rumah sakit lisan
telah(lihat juga HPK.8,
menyusun daftarEP 2).
tindakan dan pengobatan yang memerlukan persetujuan 10
terpisah
2 Daftar tersebut dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional lain yang memberikan 10
HPK. 7. 1 pengobatan dan melakukan
Pasien dan keluarganya yangtindakan.
tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang bagaimana cara 10
mendapatkan akses ke penelitian,
2 Pasien yang diminta untuk berpartisipasi pemeriksaan atau
diberikan clinical trial
penjelasan yang relevan
tentang manfaatdengan kebutuhan
yang diharapkan. 10
3 Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak nyamanan 10
4 dan risiko
Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang altematif lainnya yang dapat 10
5 Pasien yangmereka.
menolong diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang prosedur yang harus diikuti. 10
6 Pasien diyakinkan bahwa penolakan berpartisipasi dan pengunduran diri dari partisipasi tidak 10
7 mempengaruhi akses terhadap
Kebijakan dan prosedur pelayanan
mengarahkan rumahdan
informasi sakit.
proses pengambilan keputusan 10
HPK. 7.1 1 Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menelaah 10
2 protokol
Pasien dan penelitian.
keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menimbang 10
manfaat dan risiko bagi peserta.
3 Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mendapatkan 10
persetujuan.
4 Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mengundurkan 10
HPK. 8. 1 diri dari keikutsertaan.
lnformed consent diperoleh saat pasien memutuskan ikut serta dalam penelitian klinis, 10
pemeriksaan atau clinical
2 Keputusan persetujuan trial.
didokumentasikan, diberi tanggal dan berdasarkan atas penjelasan yang 10
3 ldentitas petugas yang memberikan penjelasan5untuk
diidentifikasi dalam HPK 6.4, Elemen Penilaian dan 6.mendapatkan persetujuan dicatat dalam 10
4 rekam medisdidokumentasikan
Persetujuan pasien dalam rekam medis pasien disertai tandatangan atau catatan 10
HPK. 9. persetujuan lisan.
1 Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk mengawasi seluruh kegiatan 10
2 penelitian
Rumah sakit di mengembangkan
rumah sakit. suatu pernyataan jelas mengenai maksud untuk pengawasan 10
kegiatan.
3 Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur 10
4 Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk menimbang risiko relatif dan manfaat bagi 10
5 subjek.
Kegiatan pengawasan mencakup prosedur menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi 10
HPK.10 1 penelitian.
Rumah sakit mendukung pilihan pasien dan keluarganya untuk menyumbangkan organ tubuh dan 10
2 jaringan tubuh
Rumah sakit lainnya.
menyediakan informasi untuk mendukung pilihan tersebut. 10
HPK.11 1 Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses mendapatkan dan mendonasi. 10
2 Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses transplantasi. 10
3 Staf dilatih untuk kebijakan dan prosedur tersebut. 10
4 Staf dilatih mengenai isu dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan. 10
5 Rumah sakit mendapat persetujuan dari donor hidup. 10
6 Rumah sakit bekerjasama dengan organisasi yang relevan dan badan di masyarakat untuk 10
menghormati dan menerapkan pilihan untuk mendonasi.
n Keterlibatan Keluarga
STANDAR PENILAIAN KEMENKES
Elemen Penilaian
Rumah sakit menerapkan regulasi hak pasien dan keluarga sebagaimana tercantum dalam poin a) – c)
pada gambaran umum dan
Rumah sakit memiliki peraturan
proses dan undang-undang
untuk mengidentifikasi siapa yang diinginkan pasien untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya
preferensi keluarga pasien, dalam menentukan informasi apa mengenai perawatan pasien yang dapat
diberikan
Semua kepada
staff dilatihkeluarga/pihak
tentang proseslain,dan dan dalam
peran situasi
mereka apamendukung hak-hak serta partisipasi
dalam
pasien dan keluarga dalam perawatan
hambatan bagi pasien dalam mendapatkan askes, proses penerimaan dan pelayanan
perawatan
Informasi terkait aspek perawatan dan tata laksana medis pasien diberikan dengan cara dan bahasa
yang dipahami
Informasi pasienhak dan tanggung jawab pasien terpampang di area rumah sakit atau diberikan
mengenai
kepada
Staf setiap pasien
memberikan secara tertulis
perawatan atau dalam
yang penuh metodedengan
penghargaan lain dalam bahasa yang
memerhatikan dipahami
harkat pasien
dan martabat
pasien
Rumah sakit menghormati keyakinan spiritual dan budaya pasien serta nilai-nilai yang dianut pasien
Rumah sakit menjamin kebutuhan privasi pasien selama perawatan dan pengobatan di rumah sakit
Kerahasiaan informasi pasien dijaga sesuai dengan peraturan perundangan
Rumah sakit memiliki proses untuk meminta persetujuan pasien terkait pemberian informasi
Rumah
Rumah sakit
sakit memiliki
menetapkan proses untuk
proses untukmemberikan pasien
mencatat dan akses terhadap
melindungi informasi kesehatan
pertanggungjawaban mereka
harta benda
pasien
Pasien mendapat informasi mengenai tanggung jawab rumah sakit untuk melindungi harta benda
pribadi mereka
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk melindungi semua pasien dari serangan
fisik dan verbal
Rumah sakit mengidentifikasi populasi yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan
Rumah
Rumah sakit
sakit memantau
menerapkanarea fasilitas
proses untukyang terisolasipasien
mendukung dan terpencil
dan keluarga terlibat dan berpartisipasi
dalam proses
Rumah perawatan dan
sakit menerapkan dalam
proses pengambilan
untuk memberikan keputusan
edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai
kondisi medis, diagnosis, serta rencana perawatan dan terapi yang diberikan
Pasien
Pasien diberikan
diberikan informasi
informasi mengenai
mengenai hasil perawatan
kemungkinan danyang
hasil tata laksana yangdiantisipasi
tidak dapat diharapkandari terapi dan
perawatan
Rumah sakit memfasilitasi permintaan pasien untuk mencari pendapat kedua tanpa perlu khawatir
akan mempengaruhi
Rumah perawatannya
sakit menerapkan selama di
proses mengenai dalam atau
pemberian luar rumah
pelayanan sakit dan penghentian terapi
resusitasi
penunjang kehidupan untuk pasien
atau menghentikan terapi, konsekuensi dari keputusan yang dibuat serta terapi dan alternatif lain yang
dapat
Rumahdijadikan pilihan proses untuk menghargai dan mendukung hak pasien mendapatkan
sakit menerapkan
pengkajian
Rumah sakitdan pengelolaan
menerapkan nyeriuntuk menghargai dan mendukung hak pasien untuk mendapatkan
proses
pengkajian
proses dan harus
yang pengelolaan terhadap
dilakukan kebutuhan
pada pasien menjelang
saat terjadi akhir hayat pendapat pada
konflik/perbedaan
proses
Keluhan,perawatan
konflik, dan perbedaan pendapat tersebut dikaji dan diselesaikan oleh rumah sakit melalui
sebuah alur dan proses spesifik
Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses penyelesaiannya
Rumah sakit menerapkan proses bagaimana persetujuan umum didokumentasikan dalam rekam medis
pasien
Pasien dan keluarga diberikan informasi mengenai pemeriksaan, tindakan dan pengobatan yang
memerlukan
Pasien informed
menerima consent
informasi mengenai kemungkinan keterlibatan peserta didik, mahasiswa, residen
traine dan fellow yang berpartisipasi dalam proses perawatan
Rumah sakitinformed
Pemberian menerapkan proses
consent bagi pasien
dilakukan untuk
oleh staf mendapatkan
yang informed
kompeten dan consent
diberikan dengan cara dan
bahasa yang mudah dipahami pasien
Rumah sakit memiliki daftar tindakan invasif, pemeriksaan dan terapi tambahan yang memerlukan
lembar
Rumah persetujuan terpisahproses untuk pemberian informed consent oleh orang lain selain pasien
Sakit menerapkan
sesuai peraturan perundangan yang berlaku
Rekam medis pasien mencantumkan (satu atau lebih) nama individu yang menyatakan persetujuan
###
###
###
###
###
###
###
###
1 34
1 35
1 35
1 36
1 36
1 37
1 37
1 37
1 37
1 37
1 38
1 38
1 39
1 39
1 39
1 40
1 40
1 40
1 41
1 41
1 41
1 42
1 42
1 42
1 43
1 43
1 44
1 44
1 44
1 44
1 44
1 44
1 45
1 45
1 46
1 46
1 46
1 46
1 46
1 46
1 46
1 323
1 323
1 323
1 323
1 47
1 47
1 47
1 47
1 48
1 48
1 48
1 48
1 48
1 49
1 49
1 50
1 50
1 50
1 50
1 50
1 50
Template - Rumah Sakit Komunikasi dan Edukasi
STANDAR PENILAIAN KARS 2012
Standar No urut Elemen Penilaian Standar No urut
PPK.1. 1 Rumah sakit merencanakan pendidikan konsisten dengan misi, jenis pelayanan dan populasi 10 KE 1
pasien. 1
2 Tersedia mekanisme atau struktur pendidikan yang memadai di seluruh rumah sakit 10
2
3 Tersedia sistem pencatatan pendidikan pasien yang seragam oleh seluruh staf 10
2
4 Ketika informed consent dipersyaratkan, pasien dan keluarga belajar tentang proses 10
memberikan informed consent (lihat juga HPK.2.1, EP 3, dan MKI.3, EP 1 dan 2). 3
5 Pasien dan keluarga belajar tentang bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan 10 KE 3
terkait pelayanannya (lihat juga HPK.2, EP 1). 1
6 Pasien dan keluarga belajar tentang kondisi kesehatannya dan diagnosis pasti (lihat juga 10
HPK.2.1, EP 1). 2
7 Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada proses pelayanan 10
(lihat juga HPK.2.1, Ep 4). 3
PPK.2.1. 1 Pasien dan keluarga dilakukan asesmen atas elemen : a) sampai dengan e) dalam Maksud dan 10 KE 4
Tujuan (lihat juga HPK.1.1, EP 1). 1
2 Temuan asesmen digunakan untuk membuat rencana pendidikan. 10
2
3 Temuan asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien 10
PPK.3. 1 Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan 10 KE 5
kesehatan berkelanjutan atau mencapai sasaran kesehatannya (lihat juga MKI.3, EP 1 dan 2). 1
2 Rumah sakit mengidentifikasi dan menjalin kerjasama dengan sumber sumber yang ada di 10
komunitas yang mendukung promosi kesehatan berkelanjutan dan pendidikan untuk pencegahan 2
penyakit (lihat juga APK.3.1, EP 2, dan TKP.3.1, EP 1).
2 Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik tentang keamanan 5 5
3 dan efektivitas penggunaan
Terkait dengan pelayananperalatan medis. pasien dan keluarga dididik tentang diet dan nutrisi
yang diberikan, 10 KE 6 1
4 yang benar.
Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik manajemen nyeri 10 2
5 (lihat juga PP.6,
Terkait EP 3).
dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik tentang teknik 10 3
PPK.5. 1 rehabilitasi.
Ada proses untuk memverifikasi bahwa, pasien dan keluarga menerima dan memahami 10 4
2 pendidikan
Merekayangyangdiberikan (lihatpendidikan
memberikan juga MKI.3,perlu
EP 1 mendorong
dan 2). pasien dan keluarganya untuk 10 KE 7 1
3 bertanya dan memberi pendapat sebagai peserta aktif (lihat
Informasi verbal perlu diperkuat dengan materi secara tertulisjuga HPK.2,
yangEP 1) dengan
terkait 10 2
PPK.6. 1 kebutuhan pasienpendidikan
Bila ada indikasi, dan konsisten dengan
pasien pilihan pembelajaran
dan keluarga diberikan secarapasien dan keluarganya (lihat juga
kolaboratif 5
HPK.2.1, Maksud dan Tujuan, dan MKI.3)
2 Mereka yang memberikan pendidikan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang 10
3 Merekayang
subjek yangdiberikan.
memberikan pendidikan harus menyediakan waktu yang adekuat. 10
4 Mereka yang memberikan pendidikan harus mempunyai ketrampilan berkomunikasi (lihat 10
juga PAB.5.1, EP 2)
an Edukasi
STANDAR PENILAIAN KEMENKES (DRAFT)
Elemen Penilaian
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PKRS di rumah sakit sesuai poin 1-2 pada
gambaran umum
Terdapat penetapan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang mengkoordinasikan
pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan promosi kesehatan rumah sakit setiap tahunnya,
termasuk kegiatan edukasi rutin sesuai dengan misi rumah sakit, layanan, dan populasi pasiennya
Rumah sakit telah menerapkan pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga menggunakan media,
format, dan metode yang yang telah ditetapkan
Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga mengenai asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh
rumah sakit serta akses untuk mendapatkan layanan tersebut. Informasi dapat disampaikan secara
langsung dan/atau tidak langsung
Rumah sakit menyampaikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait alternatif asuhan dan pelayanan
di tempat lain, apabila rumah sakit tidak dapat memberikan asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan pasien
Akses mendapatkan informasi kesehatan diberikan secara tepat waktu, dan status sosial ekonomi
perawatan pasien tidak menghalangi pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai berdasarkan pengkajian terhadap kemampuan dan
kemauan belajar pasien dan keluarga yang meliputi poin a) – f) pada maksud dan tujuan, dan dicatat di
rekam medis
Hambatan dari pasien dan keluarga dalam menerima edukasi dinilai sebelum pemberian edukasi dan
dicatat di rekam medis
Hasil pengkajian digunakan oleh PPA untuk membuat perencanaan kebutuhan edukasi
Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga telah diberikan dengan cara dan
bahasa yang mudah dipahami
Terdapat bukti bahwa pasien/keluarga telah dijelaskan mengenai hasil pengkajian, diagnosis, rencana
asuhan, dan hasil pengobatan, termasuk hasil pengobatan yang tidak diharapkan
Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan cara cuci tangan yang aman,
penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi obat- obat dan
obat-makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi serta edukasi asuhan lanjutan di
rumah
Rumah sakit memiliki proses untuk memastikan bahwa pasien dan keluarganya memahami edukasi yang
diberikan
Proses pemberian edukasi di dokumentasikan dalam rekam medik sesuai dengan metode edukasi yang
dapat diterima pasien dan keluarganya
Materi edukasi untuk pasien dan keluarga selalu tersedia dan diperbaharui secara berkala
Informasi dan edukasi disampaikan kepada pasien dan keluarga dengan menggunakan format yang praktis
dan dengan
Rumah sakitbahasa yang dipahami
menyediakan pasien
penerjemah dan keluarga
(bahasa dan bahasa isyarat) sesuai dengan kebutuhan pasien dan
keluarga
Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk mendukung promosi
kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan pasien yang berkelanjutan
Memiliki bukti telah disampaikan kepada pasien dan keluarga tentang edukasi lanjutan dikomunitas.
Rumah
Rujukansakit telahtersebut
edukasi memiliki jejaring di komunitas
dilaksanakan untuk
oleh jejaring mendukung
utama asuhan
yaitu Fasilitas pasien berkelanjutan
Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP). Hal ini dilakukan agar tercapai hasil asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah sakit
Edukasi berkelanjutan
Profesional tersebut
Pemberi Asuhan diberikan
(PPA) telah kepada pasien
diberikan sesuaidan
pelatihan dengan kebutuhan
terampil melaksanakan komunikasi
efektif
PPA telah memberikan edukasi yang efektif kepada pasien dan keluarga secara kolaboratif
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
1 158 3
1 158 3
1 158 3
1 158 3
Pendidikan dalam Pelayanan Kesehatan
STANDAR PENILAIAN KEMENKES (DRAFT)
Standar No urut Elemen Penilaian
PPK 1 Rumah sakit memilki kerjasama resmi rumah sakit dengan institusi pendidikan yang
1
masih berlaku
2
Kerjasama antara rumah sakit dengan institusi pendidikan yang sudah terakreditasi
3 Kriteria penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas RS harus dicantumkan dalam
perjanjian Kerjasama
Pemilik, pimpinan rumah sakit dan pimpinan institusi pendidikan membuat kajian tertulis
4 sedikitnya satu kali setahun terhadap hasil evaluasi program pendidikan kesehatan yang
dijalankan di rumah sakit
PPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan
1 pendidikan klinis yang telah disepakati bersama meliputi poin a) sampai dengan c) pada
maksud dan tujuan
2 Rumah sakit memiliki daftar lengkap memuat nama semua peserta pendidikan klinis yang
saat ini ada di rumah sakit
3 Untuk setiap peserta pendidikan klinis terdapat dokumentasi yang meliputi
poin a) sampai dengan e) pada maksud dan tujuan
PPK 3
Terdapat bukti perhitungan rasio peserta pendidikan dengan staf pendidik klinis
1 untuk seluruh peserta dari setiap program pendidikan profesi yang disepakati oleh
rumah sakit dan institusi pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Terdapat bukti perhitungan peserta didik yang diterima di rumah sakit per periode untuk
2 proses pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien untuk menjamin mutu dan
keselamatan pasien
3 Terdapat bukti bahwa sarana prasarana, teknologi, dan sumber daya lain di rumah sakit
tersedia untuk mendukung pendidikan peserta didik
PPK 4
1 Rumah sakit menetapkan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis dan penetapan
penugasan klinis serta rincian kewenangan klinis dari rumah sakit
Rumah sakit memiliki daftar staf klinis yang memberikan pendidikan klinis secara
2 lengkap (akademik dan profesi) sesuai dengan jenis pendidikan yang dilaksanakan di
rumah sakit
3 Rumah sakit memiliki bukti staf klinis yang memberikan pendidikan klinis telah
mengikuti pendidikan sebagai pendidikan dan keprofesian berkelanjutan
PPK 5 Rumah sakit telah memiliki tingkat supervisi yang diperlukan oleh setiap peserta
1
pendidikan klinis di rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan
2 Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk
supervisinya
Rumah sakit telah memiliki format spesifik untuk mendokumentasikan proses supervisi
3 yang sesuai dengan kebijakan rumah sakit, tujuan program pendidikan, serta mutu dan
keselamatan asuhan pasien
Rumah sakit telah memiliki proses pengkajian rekam medis untuk memastikan kepatuhan
4 batasan kewenangan dan proses supervisi peserta pendidikan yang mempunyai akses
pengisian
Rumah Sakitrekam medis unit yang bertanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan
menetapkan
PPK 6 1 pendidikan klinis di rumah sakit
2 Rumah
Rumah sakit
sakit menetapkan
telah program orientasi peserta pendidikan klinis orientasi peserta
Rumah
RS sakit
telah telah memiliki
memantau memiliki
dan
bukti
bukti pelaksanaan
pelaksanaan
mengevaluasi
dan
dan sertifikat
bahwa
program
dokumentasi
pelaksanaan peserta
programdidikpendidikan
3 pendidikan klinis
diikutsertakan dalam semua program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah
kesehatan tidak menurunkan mutu dan keselamatan pasien yang dilaksanakan
4 sakit
sekurang- kurangnyasurvei
sekalimengenai
setahun yang terintegrasi
RS telah melakukan kepuasan pasiendengan
terhadapprogram mutu dan
pelayanan
5 keselamatan pasien
rumah sakit atas dilaksanakannya pendidikan klinis sekurang-kurangnya sekali
6 setahun
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
1 157 3 622
1 158 3 623
1 158 3 624
1 158 3 625
1 158 3 626
Template - Rumah Sakit
STANDAR PENILAIAN KARS 2012
Standar No urut Elemen Penilaian Standar No urut
APK.1. 1 Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau di luar rumah sakit. 10 AKP.1
1
2 Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi dan sumber 10
daya rumah sakit. ( lihat juga TKP 3.2, EP.2 )
2
3 Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien 10
rawat inap dan rawat jalan yang tepat.
3
4 Ada suatu proses untuk melengkapi hasil tes diagnostik dan tanggung jawab untuk menetapkan 10
apakah pasien diterima, dipindahkan/ transfer atau di rujuk.
4
APK.1.1. 1 Proses pendaftaran pasien rawat jalan distandardisir. 10
AKP.1.1 1
2 Proses admisi pasien rawat inap distandardisir. (lihat juga TKP.6.1, EP.3) 10
2
3 Ada proses penerimaan pasien emergensi ke unit rawat inap 10
3
APK.1.2. 1 Pasien dan keluarganya diberikan informasi pada waktu admisi ( lihat juga MKI.2 pada Maksud dan 5
Tujuan ).
AKP.1.2 1
2 Penjelasan meliputi informasi tentang pelayanan yang ditawarkan ( lihat juga MKI.2, EP 1 dan 2 ). 10
2
3 Penjelasan meliputi informasi tentang hasil pelayanan yang diharapkan. 10
3
4 Penjelasan meliputi informasi tentang perkiraan biaya kepada pasien dan keluarganya. 10
4
5 Penjelasan cukup bagi pasien dan keluarganya untuk membuat keputusan yang benar (lihat juga
AP.4.1, EP 3).
AKP.1.3 1
APK.1.3. 1 Pimpinan dan staf rumah sakit mengidentifikasi hambatan yang ada dipopulasi pasiennya.
2
2 Ada prosedur untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada waktu pasien mencari pelayanan. AKP.2
1
3 Ada prosedur untuk mengurangi dampak dari hambatan dalam memberikan pelayanan
2
4 Prosedur ini telah dilaksanakan.
3
APK.2. 1 Pimpinan pelayanan menetapkan disain dan melaksanakan proses yang mendukung kontinuitas
pelayanan dan koordinasi pelayanan yang meliputi semua yang tercantum dalam maksud dan
tujuan di atas. 4
2 Kriteria dan kebijakan yang telah ditetapkan menentukan tata cara transfer pasien yang tepat di AKP.2.1
rumah sakit.
1
3 Kesinambungan dan koordinasi terbukti terlaksana yang meliputi seluruh fase pelayanan pasien.
2
4 Kesinambungan dan koordinasi terbukti dirasakan oleh pasien (lihat juga HPK 2, EP 1 dan HPK 2.1,
EP 2)
3
APK.2.1. 1 Staf yang bertanggung jawab untuk koordinasi pelayanan selama pasien dirawat diketahui dan
tersedia dalam seluruh fase asuhan rawat inap (lihat juga PP 2.1, EP 5 tentang tanggung jawab
dokter dan HPK 6.1 EP 2) 4
2 Staf tersebut kompeten menerima tanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan pasien.
5
3 Apabila diperlukan, perencanaan untuk merujuk dan memulangkan pasien dapat diproses lebih
awal dan apabila perlu mengikut sertakan keluarga (lihat juga AP.1.11, EP 2; AP.2, EP 2 dan HPK.2,
EP 1). 6
4 Pasien dirujuk dan dipulangkan berdasarkan atas kebutuhannya (lihat juga AP.1.10, EP 2; AP.1.11, AKP.3.1
EP 2 dan AP.2, EP 2).
1
5 Kebijakan rumah sakit mengatur proses pasien yang diperbolehkan meninggalkan rumah sakit,
sementara dalam proses rencana pengobatan dengan izin yang disetujui untuk waktu tertentu.
2
APK.3.1. 1 Rencana pemulangan pasien mempertimbangkan pelayanan penunjang dan kelanjutan pelayanan
medis.
3
2 Rumah sakit mengidentifikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan kesehatan di AKP.4
lingkungannya yang sangat berhubungan dengan pelayanan yang ada di rumah sakit serta
populasi pasien (lihat juga PPK.3, EP 2). 1
3 Apabila memungkinkan rujukan keluar rumah sakit ditujukan kepada individu secara spesifik dan
badan dari mana pasien berasal.
2
4 Apabila memungkinkan rujukan dibuat untuk pelayanan penunjang. AKP.5
1
APK.4. 1 Rujukan pasien berdasarkan atas kebutuhan pasien untuk pelayanan berkelanjutan (lihat juga
APK.1.1.1, EP 4 dan TKP.6.1, EP 3).
2
2 Proses rujukan mencakup pengalihan tanggung jawab ke rumah sakit yang menerima (lihat juga
APK.1.1.1, EP 4).
3
APK.5. 1 Terdapat penilaian terhadap kebutuhan transportasi apabila pasien dirujuk ke pusat pelayanan
yang lain, ditransfer ke penyedia pelayanan yang lain atau siap pulang dari rawat inap atau
kunjungan rawat jalan. 4
2 Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengankebutuhan dan status pasien. AKP.5.1
1
3 Kendaraan transportasi milik rumah sakit memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan kendaraan. 2
4 Pelayanan transportasi dengan kontrak disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dalam hal
kualitas dan keamanan transportasi (lihat juga TKP.3.3.1, Maksud dan Tujuan). 3
5 Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak maupun milik rumah sakit,
dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan
kebutuhan pasien yang dibawa. AKP.5.2 1
6 Ada proses untuk memonitor kualitas dan keamanan transportasi yang disediakan atau dikelola
rumah sakit, termasuk proses menanggapi keluhan (lihat juga TKP.3.3.1, Maksud dan Tujuan).
2
3
4
AKP.5.3 1
AKP.5.4 1
AKP.5.5 1
AKP.5.6 1
2
AKP.5.7 1
AKP.6. 1
4
STANDAR PENILAIAN KEMENKES (DRAFT)
Elemen Penilaian
RS telah menetapkan regulasi akses dan kesinambungan pelayanan (AKP) meliputi poin a) - f) pada gambaran umum.
RS telah menerapkan proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit dan terdokumentasi.
Ada proses untuk memberikan hasil pemeriksaan diagnostik kepada tenaga medis yang bertanggung jawab untuk menentukan
apakah pasien akan admisi, ditransfer, atau dirujuk.
Bila kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi sesuai misi dan sumber daya yang ada, maka rumah sakit akan merujuk atau membantu
pasien ke fasilitas pelayanan yang sesuai kebutuhannya.
Proses triase dan pelayanan kegawatdaruratan telah diterapkan oleh staf yang kompeten dan bukti dokumen kompetensi dan
kewenangan klinisnya tersedia.
Staf telah menggunakan kriteria triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya.
Pasien darurat dinilai dan distabilkan sesuai kapasitas rumah sakit sebelum ditransfer ke ruang rawat atau dirujuk dan
didokumentasikan dalam rekam medik.
RS telah melaksanakan skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif, pelayanan khusus/spesialistik atau pelayanan intensif.
RS telah menetapkan kriteria masuk dan kriteria keluar di unit pelayanan khusus/spesialistik menggunakan parameter diagnostik dan
atau parameter objektif termasuk kriteria berbasis fisiologis dan terdokumentasikan di rekam medik.
RS telah menerapkan kriteria masuk dan kriteria keluar di unit pelayanan intensif menggunakan parameter diagnostik dan atau
parameter objektif termasuk kriteria berbasis fisiologis dan terdokumentasikan di rekam medik
RS Staf yang kompeten dan berwenang di unit pelayanan khusus dan unit pelayanan intensif terlibat dalam penyusunan kriteria masuk
dan kriteria keluar di unitnya.
Pasien dan atau keluarga diberi informasi jika ada penundaan dan atau keterlambatan pelayanan beserta alasannya dan dicatat di rekam
medis
Pasien dan atau keluarga diberi informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam medis.
RS telah menerapkan proses penerimaan pasien meliputi poin a) - f) maksud dan tujuan.
RS telah menerapkan sistim pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap baik secara offline maupun secara online dan dilakukan
evaluasi dan tindak lanjutnya.
RS telah memberikan informasi tentang rencana asuhan yang akan diberikan, hasil asuhan yang diharapkan serta perkiraan biaya yang
harus dibayarkan oleh pasien/keluarga.
Saat diterima sebagai pasien rawat inap, pasien dan keluarga mendapat edukasi dan orientasi tentang ruang rawat inap.
RS telah melaksanakan pengelolaan alur pasien untuk menghindari penumpukan. mencakup poin a) - g) pada maksud dan tujuan.
Manajer pelayanan pasien (MPP)/case manager bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari
penumpukan.
RS telah melakukan evaluasi terhadap pengelolaan alur pasien secara berkala dan melaksanakan upaya perbaikannya.
Ada sistim informasi tentang ketersediaan tempat tidur secara online kepada masyarakat.
Para PPA telah memberikan asuhan pasien secara terintegrasi berfokus pada pasien meliputi poin a) - f) pada maksud dan tujuan.
Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas meliputi poin a) - h) pada maksud dan tujuan.
Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan manajer pelayanan pasien (MPP) telah melaksanakan kesinambungan dan koordinasi
pelayanan meliputi poin a) - e) pada maksud dan tujuan.
Pencatatan perkembangan pasien didokumentasikan para PPA di formulir catatan pasien terintegrasi (CPPT).
Pencatatan di unit intensif atau unit khusus menggunakan lembar pemantauan pasien khusus, pencatatan perkembangan pasien
dilakukan pada lembar tersebut oleh DPJP di unit tersebut, PPA lain dapat melakukan pencatatan perkembangan pasien di formulir
catatan pasien terintegrasi (CPPT).
Perencanaan dan pelayanan pasien secara terintegrasi diinformasikan kepada pasien dan atau keluarga secara berkala sesuai ketentuan
Rumah Sakit.
RS telah menetapkan bahwa setiap pasien memiliki dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan telah melakukan asuhan pasien
secara terkoordinasi dan terdokumentasi dalam rekam medis pasien.
RS juga menetapkan proses perpindahan tanggung jawab koordinasi asuhan pasien dari satu dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) ke DPJP lain, termasuk bila terjadi perubahan DPJP utama.
Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP utama sebagai koordinator asuhan pasien.
RS telah menerapkan proses transfer pasien antar unit pelayanan di dalam rumah sakit dilengkapi dengan formulir transfer pasien.
RS telah menetapkan kemungkinan pasien diizinkan keluar rumah sakit dalam jangka waktu tertentu untuk keperluan penting.
Penyusunan rencana dan instruksi pemulangan didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan diberikan kepada pasien secara
tertulis.
Tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan baik perorangan ataupun dimana
pasien untuk memberikan pelayanan berkelanjutan.
RS telah menetapkan Ringkasan pasien pulang meliputi poin a- f pada maksud dan tujuan.
RS memberikan salinan ringkasan pasien pulang kepada pihak yang berkepentingan dan tersimpan di dalam rekam medik.
Formulir Ringkasan pasien pulang dijelaskan kepada pasien dan atau keluarga.
RS telah menetapkan proses untuk mengelola pasien rawat jalan dan rawat inap yang menolak rencana asuhan medis
termasuk keluar rumah sakit atas permintaan sendiri dan pasien yang menghendaki penghentian pengobatan.
Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang risiko medis akibat asuhan medis yang belum lengkap.
Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, tetapi tetap mengikuti proses pemulangan pasien.
Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang memberi asuhan berikutnya kepada pasien diberitahu tentang kondisi
tersebut.
Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian untuk mengetahui alasan pasien keluar rumah sakit apakah
permintaan sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak melanjutkan program pengobatan.
Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap dan rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit tanpa pemberitahuan
(melarikan diri).
RS melakukan identifikasi pasien menderita penyakit yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.
RS melaporkan kepada pihak yang berwenang bila ada indikasi kondisi pasien yang membahayakan dirinya sendiri atau
lingkungan.
RS yang merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk.
Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang menerima rujukan yang sering dirujuk.
RS memiliki staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan pasien diterima di
rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien.
Selama proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang selalu memantau dan mencatatnya
dalam rekam medis.
Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan
kebutuhan kondisi pasien.
RS memiliki proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yang menerima.
Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan.
Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima dan nama orang yang menyetujui
menerima pasien.
Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut.
Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yang sudah dilakukan.
Rumah sakit telah menetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang kompleks atau yang diagnosisnya
kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) meliputi poin a-d dalam maksud tujuan.
Rumah sakit memiliki proses yang dapat dibuktikan bahwa PRMRJ mudah ditelusur dan mudah di-review.
Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu serta keselamatan pasien.
RS telah menetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang kompleks atau yang diagnosisnya kompleks
diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) meliputi poin a-d dalam maksud tujuan.
RS memiliki proses yang dapat dibuktikan bahwa PRMRJ mudah ditelusur dan mudah di-review.
Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu serta keselamatan pasien.
Rumah sakit memiliki proses transportasi pasien sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi pengkajian kebutuhan transportasi,
SDM, obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, peralatan medis dan persyaratan PPI yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Bila Rumah Sakit memiliki kendaraan transport sendiri, ada bukti pemeliharan kendaraan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Bila Rumah Sakit bekerja sama dengan jasa transport pasien mandiri, ada bukti kerjasama tersebut dan evaluasi berkala dari Rumah
Sakit mengenai kelayakan kendaraan transport, memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien dan keselamatan transportasi
Kriteria alat transportasi yang digunakan untuk merujuk, memindahkan, atau memulangkan pasien ditentukan oleh Rumah Sakit (staf
yang kompeten), harus sesuai dengan Program PPI, memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien dan keselamatan transportasi.
Kenijakan panduan screening
Form rujukan. Panduan rujukan, SPO rujukan, MOU RS rujukan, SPO Penanganan Pasien jika
tidak ada rawat inap
Kewenangan Klinis dokter IGD (Kredensial), Form Triase, Panduan Triase, SPO Penerimaan
pasien baru di IGD
Buku standar Triase yang digunakan (Jurnal ATS), Form Triase, Panduan Triase
SPO Obsevasi Pasien, CPPT Pasien,Panduan Transfer pasien,SPO Transfer pasien intra RS dan
Inter RS.
Kebijakan pelayanan pendaftaran pasien RAJAL, SPO Skreening pasien RAJAL dan RANP. dan
penerimaan pasien RANAP, SPO Admisi RANAP, SPO Pasien masuk RANAP dari IGD,SPO
Assesment pasien RANAP. Form assesment awal RANAP
SPO pemberitahuan tarif dan rencana perawatan (menggunakn IM dan SPO Lembar Tindakan
dan Informed Concent)
Form RM.RI.02 Surat Persetujuan Rawat Inap, SOP dan petunjuk Pengisian RM.RI.02
SOP Alur Pasien Rawat Jalan (SOP sejak pasien masuk hingga pasien pulang (ex : SOP
Pendaftara, SOP Screening dsb)
SOP Alur Pasien Rawat Jalan (SOP sejak pasien masuk hingga pasien pulang (ex : SOP
Pendaftara, SOP Screening dsb). Surat Kebijakan Direktur penunjukan Manajer Pelayanan
Pasien sebagai penanggung jawab
Laporan waktu tunggu setahun terakhir rawat jalan, IGD, Radiologi dan Farmasi
Tercatat pda EIS.dinkesjakarta.go.id (tapi belum update data bed, nomor kontak person yang
terdaftar dalam SPGDT, sebelumnya no hp lama drg rifqi)
Surat Kebijakan Direktur penunjukan Manajer Pelayanan Pasien sebagai penanggung jawab
Panduan penetapan DPJP (Hal 5-7) & Jadwal dokter yang disahkan direktur
Panduan penetapan DPJP (Hal 5-7) & Form DPJP rawat bersama
Panduan Transfer Pasien, Form Transfer Pasien, SPO Transfer Pasien Intra-rumah sakit
Form RM.RI.18 Resume Medis Pasien Pulang, SOP Kriteria Pasien Pulang,
Form RM.RI.18 Resume Medis Pasien Pulang, Form RM.RI.19 Serah terima dokumen kepada
pasien pulang, ; SOP Kriteria Pasien Pulang, Kriteria Discharge Planning, pengisian resume
medis
Form RM.RI.18 Resume Medis Pasien Pulang, SOP Pengisian Resume Medis
Form RM.RI.18 Resume Medis Pasien Pulang, SOP Pengisian Resume Medis
Form RM.RI.18 Resume Medis Pasien Pulang, SOP Pengisian Resume Medis
Prosedur Pemulangan Atas Permintaan Sendiri Dengan Alasan Medis Maupun Non Medis
Form RM. KIE, SOP Pengisian Resume Medis
Panduan Rujukan
Panduan Rujukan, SOP Rujukan kedalam dan SOP keluar Rumah Sakit
Panduan Rujukan, SOP Rujukan kedalam dan SOP keluar Rumah Sakit, MOU Kerjasama Rujukan
Form Monitoring Pasien Selama Rujukan, SOP Monitoring pasien Selama Rujukan, Form Pindah
Rumah Sakit,
Form Monitoring Pasien Selama Rujukan, SOP Monitoring pasien Selama Rujukan, Form Pindah
Rumah Sakit,
SOP Rujuk Pasien ke Luar Rumah Sakit, Informed Consent, Form Edukasi Pasien
Bukti evaluasi
Bukti evaluasi
PAB.2. 1 Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) harus seragam pada seluruh 10
pelayanan di rumah sakit (lihat juga PP.1, EP 1)
2 Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) berada dibawah kepemimpinan 10
satu orang atau lebih yang kompeten (lihat juga TKP 5)
6 Tanggung jawab untuk memantau dan menelaah seluruh pelayanan anestesi (termasuk sedasi 10 PAB 3.1
moderat dan dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan
PAB.3. 1 Kebijakan dan prosedur yang tepat, menyebutkan sedikitnya elemen a) sampai dengan f) 10
tersebut diatas, mengarahkan pelayanan pasien untuk menjalani sedasi moderat dan dalam (lihat
juga AP.2, EP 3; PP.1, EP 3; dan MPO.4, EP 1).
2 Petugas yang kompeten yang diidentifikasi di PAB.2 berpartisipasi dalam pengembangan 10
kebijakan dan prosedur.
3 Harus ada asesmen prasedasi, sesuai kebijakan rumah sakit, untuk mengevaluasi risiko dan 10 PAB 3.2
ketepatan sedasi bagi pasien (lihat juga AP.1.1, EP 1).
4 Petugas yang kompeten, dan yang bertanggung jawab untuk sedasi, harus memenuhi 10
kualifikasi sekurang-kurangnya untuk elemen g) sampai dengan k) tersebut di Maksud dan Tujuan
5 Seorang petugas yang kompeten memonitor pasien selama sedasi dan mencatat semua 10
pemantauan.
6 Dibuat dan didokumentasi kriteria untuk pemulihan dan discharge dari sedasi. 10 PAB 4
PAB.4. 1 Asesmen pra anestesi dikerjakan pada setiap pasien (lihat juga AP.1.1, EP 1) 5
2 Asesmen pra induksi dilaksanakan untuk re-evaluasi pasien segera sebelum induksi anestesi, 10 PAB 5
3 sesaat sebelum diberikan
Kedua asesmen dikerjakaninduksi anestesiyang kompeten untuk melakukannya
oleh petugas 10
4 Kedua asesmen didokumentasikan dalam rekam medis 10 PAB 6
PAB.5. 1 Pelayanan anestesi setiap pasien direncanakan 10
2 Rencana tersebut didokumentasikan 10 PAB 6.1
PAB.5.1. 1 Pasien, keluarga dan pengambil keputusan diberi pendidikan tentang risiko, manfaat dan 10
alternatif anestesi
2 Antestesiolog atau(lihat jugalain
petugas HPK.6.4, EP 2).
yang kompeten memberikan edukasi tersebut. 5
PAB.5.2. 1 Anestesi yang digunakan dituliskan dalam rekam medis pasien (lihat juga PP.2.1, EP 7, dan 10 PAB 7
MKI.19.1, EP 4) yang digunakan dituliskan dalam rekam medis anestesi pasien
2 Teknik anestesi 10
3 Dokter spesialis Anestesi dan atau perawat anestesi dan asisten anestesi di catat di rekam 10 PAB 7.1
PAB.5.3. 1 medis anestesidan
Kebijakan pasien.
prosedur mengatur frekuensi minimum dan tipe monitoring selama tindakan
2 anestesi dan polanya seragam untuk
Status fisiologis dimonitor secarapasien yang serupa
terus menerus yangpemberian
selama menerimaanestesi,
tindakansesuai
anestesi yang
kebijakan
sama waktu pemberian anestesi (lihat juga AP.2, EP 1 3) PAB 7.2
3 dan
Hasilprosedur
monitoring(lihat juga AP.2,
dituliskan EP 1 dan
ke dalam 2) medis anestesi pasien (lihat juga MKI.19.1, EP 4)
rekam
PAB.6. 1 Pasien dimonitor sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca anestesi (lihat juga AP.2, PAB 7.3
2 EP 3)Temuan selama monitoring dimasukkan ke dalam rekam medis pasien, baik dicatat atau
3 secara elektronik
Pasien (lihat juga
dipindahkan dariMKI.19.1,
unit pascaEPanestesi
4) (atau monitoring pemulihan dihentikan) sesuai
4 dengan alternatif
Waktu dimulai danyang diuraikan
diakhirinya dalam a) s/d
pemulihan c) Maksud
dicatat dan Tujuan
dalam rekam medis pasien. PAB 7.4
PAB.7. 1 Sebelum pelaksanaan tindakan, dokter yang bertanggungjawab mendokumentasikan
informasi asesmen yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung tindakan invasif yang
direncanakan (lihat juga AP.1.5.1, EP 1; AP.5.3, EP 3 dan AP.6.4, EP 3)
2 Setiap asuhan bedah pasien direncanakan berdasarkan informasi asesmen.
3 Sebelum tindakan, diagnosis pra operatif dan rencana tindakan didokumentasikan dalam
PAB.7.1. 1 rekam mediskeluarga
Pasien, pasien oleh
dan dokter
pembuat yang bertanggungjawab
keputusan (lihat juga
diedukasi tentang AP.1.5.1,
risiko, EP 1,
manfaat, dan MKI.19.1,
komplikasi yang
EP 3)
potensial
2 Edukasi mencakup kebutuhan untuk, risiko dan manfaat dari, maupun alternatif terhadapjuga
serta alternatif yang berhubungan dengan prosedur bedah yang direncanakan (lihat
HPK.6.4, EPproduk
1).
3 darah
Dokterdanbedah ataudarah yanglain
petugas digunakan
yang kompeten memberikan edukasi (lihat juga HPK.6.1, EP 2)
PAB.7.2. 1 Laporan tertulis operasi atau ringkasan catatan operasi termasuk sekurang-kurangnya ad a)
2 s/d f) tersebuttertulis
Laporan dari Maksud
operasi,dan
atauTujuan.
ringkasan catatan operasi dalam rekam medis pasien, tersedia
PAB.7.3. 1 sebelum
Status fisiologis pasien dimonitorpemulihan
pasien meninggalkan lokasi secara teruspasca anestesi
menerus (lihatpembedahan
selama juga PP.2.3, Maksud dan
(lihat juga AP.2,
Tujuan)
EP 1)
2 Temuan dimasukkan ke dalam status pasien (lihat juga AP.2, EP 1, dan MKI.19.1, EP 4)
PAB.7.4. 1 Setiap asuhan pasca bedah yang segera pada pasien direncanakan dan termasuk asuhan
2 medis, keperawatan,
Rencana dan yang
pasca bedah lainnya sesuai kebutuhan
didokumentasikan pasien.
di dalam rekam medis pasien oleh ahli bedah yang
bertanggung jawab / DPJP atau diverifikasi oleh DPJP yang
3 Rencana asuhan keperawatan pasca bedah didokumentasikan pada rekam bersangkutan dengan
medisikut menanda
pasien
tangani (co-signature) pada rencana yang didokumentasikan oleh seorang yang mewakili DPJP.
4 Bila ada kebutuhan pasien itu, maka rencana asuhan pasca bedah oleh pihak lain
5 didokumentasikan
Rencana pelayanandalam rekam medis pada
didokumentasikan pasien.
rekam medis pasien dalam 24 jam tindakan bedah.
6 Rencana pelayanan dilaksanakan.
STANDAR PENILAIAN KEMENKES (DRAFT)
Elemen Penilaian
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi pelayanan anestesi dan sedasi dan pembedahan meliputi poin a
- c pada gambaran umum.
b) Pelayanan anestesi dan sedasi yang telah diberikan dapat memenuhi kebutuhan pasien.
c) Pelayanan anestesi dan sedasi tersedia 24 jam 7 (tujuh) hari. sesuai dengan kebutuhan pasien.
a) Rumah sakit telah menerapkan pelayanan anestesi dan sedasi secara seragam di seluruh area seusai
regulasi yang ditetapkan.
b) Rumah sakit telah menetapkan penanggung jawab pelayanan anestesi dan sedasi adalah seorang
dokter anastesi yang kompeten yang melaksanakan tanggung jawabnya meliputi poin a) – d) pada
maksud dan tujuan.
c) Bila memerlukan profesional pemberi asuhan terdapat PPA dari luar rumah sakit untuk memberikan
pelayanan anestesi dan sedasi, maka ada bukti rekomendasi dan evaluasi pelayanan dari penanggung
jawab pelayanan anastesi dan sedasi terhadap PPA tersebut.
a) Rumah sakit telah melaksanakan pemberian sedasi moderat dan dalam yang seragam di semua tempat
di rumah sakit sesuai dengan poin a) - f) pada maksud dan tujuan.
b) Peralatan dan perbekalan gawat darurat tersedia di tempat dilakukan sedasi moderat dan dalam serta
dipergunakan sesuai jenis sedasi, usia, dan kondisi pasien.
c) PPA yang terlatih dan berpengalaman dalam memberikan bantuan hidup lanjut (advance)
harus selalu mendampingi dan siaga selama tindakan sedasi dikerjakan.
a) Tenaga medis yang diberikan kewenangan klinis memberikan sedasi moderat dan dalam harus
kompeten dalam poin a) – d) pada maksud dan tujuan.
b) Profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung jawab melakukan pemantauan selama pelayanan
sedasi moderat dan dalam harus kompeten meliputi poin a) – d) pada maksud dan tujuan.
c) Kompetensi semua PPA yang terlibat dalam sedasi moderat dan dalam tercatat di file kepegawaian.
a) Rumah sakit telah menerapkan pengkajian prasedasi dan dicatat dalam rekam medis meliputi poin a) –
e) pada maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit telah menerapakn pemantauan pasien selama dilakukan pelayanan sedasi moderat dan
dalam oleh PPA yang kompeten dan di catat di rekam medik.
c) Kriteria pemulihan telah digunakan dan didokumentasikan untuk mengidentifikasi pasien yang sudah
pulih kembali dan atau siap untuk ditransfer/dipulangkan
a) Pengkajian pra-anestesi telah dilakukan untuk setiap pasien yang akan dilakukan anastesi.
b) Pengkajian prainduksi telah dilakukan secara terpisah untuk mengevaluasi ulang pasien segera
sebelum
c) Rumahinduksi
a) Kedua anestesi.
pengkajian
sakit telah tersebut telahpemberian
menerapkan dilakukaninformasi
oleh PPA kepada
yang kompeten danatau
pasien dan telah diberikan
keluarga ataukewenangan
pihak yang
klinis didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
akan memberikan keputusan tentang jenis, risiko, manfaat, alternatif dan analagsia pasca tindakan sedasi
atau anastesi. informasi dilakukan oleh dokter spesialis anastesi dan didokumentasikan dalam formulir
b) Pemberian
persetujuan
a) Frekuensitindakan
dan jenisanastesi/sedasi.
pemantauan selama tindakan anestesi dan pembedahan didasarkan pada status
praanestesi pasien, anestesi yangpasien
b) Pemantauan status fisiologis digunakan, serta
sesuai prosedur
dengan pembedahan
panduan yang (PPK)
praktik klinis dilakukan.
dan
didokumentasikan dalam
a) Rumah sakit telah rekam medis
menerapkan pasien pasien pascaanestesi baik di ruang intensif maupun di
pemantauan
ruang pemulihan
b) Pasien dan didokumentasikan
dipindahkan dalam(atau
dari unit pascaanestesi rekam medis pasien.
pemantauan pemulihan dihentikan) sesuai dengan
kriteria baku yang ditetapkan dengan alternatif a) – c) pada maksud dan tujuan.
c) Rumah
a) Waktu dimulai dan dihentikannya proses pemulihan
prabedah dicatat di dalam rekam dioperasi
medis pasien.
a) Rumah sakit
sakit telah
telah menerapkan
menerapkan pengkajian
pemberian informasi pada pasien
kepada yang
pasien danakan oleh pihak
atau keluarga atau dokteryang
penanggung
b) Diagnosis
akan jawab
memberikan pelayanan
praoperasi
keputusan (DPJP)prosedur/tindakan
dan rencana
tentang sebelum
jenis, operasi
risiko, dimulai.
operasi
manfaat, berdasarkan
komplikasi hasil pengkajian
dan dampak prabedah
serta alternatif
dan didokumentasikan
prosedur/teknik terkait di rekamrencana
dengan medik.operasi (termasuk pemakaian produk darah bila diperlukan)
kepada
b) pasieninformasi
Pemberian dan atau keluarga
dilakukanatau mereka
oleh dokteryang berwenang
penanggung memberi
jawab keputusan.
pelayanan (DPJP) didokumentasikan
dalam
a) formulir
Laporan persetujuan
operasi memuat tindakan
poin a) – kedokteran.
h) pada maksud dan tujuan serta dicatat pada formular/template
yang
b) ditetapkan
Laporan rumah
operasi telahsakit.
tersedia segera setelah operasi selesai dan sebelum pasien dipindah ke ruang
lain untuk perawatan selanjutnya.
a) Rencana asuhan pascaoperasi dicatat di rekam medis pasien dalam waktu 24 jam oleh dokter
penanggung jawab pelayanan
b) Rencana asuhan pascaoperasi (DPJP).
termasuk rencana asuhan medis, keperawatan, oleh PPA lainnya
berdasar atas kebutuhan pasien.
c) Rencana asuhan pascaoperasi diubah berdasarkan pengkajian ulang pasien.
a) Rumah sakit telah mengidentifikasi jenis alat implan yang termasuk dalam cakupan layanannya.
b) Kebijakan dan praktik mencakup poin a) – h) pada maksud dan tujuan.
c)
d) Rumah
Rumah sakit
sakit mempunyai
menerapkanproses
prosesuntuk
untukmelacak implandan
menghubungi medis yang telah
memantau digunakan
pasien pasien.waktu yang
dalam jangka
ditentukan setelah menerima pemberitahuan adanya penarikan/recall suatu implan medis.
Template - Rumah Sakit
STANDAR PENILAIAN KARS 2012
Standar No urut Elemen Penilaian Standar No urut
MPO.1. 1 Ada perencanaan atau kebijakan atau dokumen lain yang mengidentifikasi bagaimana 10 PKPO.1.
penggunaan obat diorganisir dan dikelola di seluruh rumah sakit
1
2 Semua penataan pelayanan dan petugas yang mengelola proses obat dilibatkan dalam 10
struktur organisasi
2
3 Kebijakan mengarahkan semua tahapan manajemen obat dan penggunaan obat dalam rumah 10
sakit
3
4 Sekurang-kurangnya ada satu review atas sistem manajemen obat yang didokumentasikan 10
selama 12 bulan terakhir
4
5 Pelayanan farmasi dan penggunaan obat sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang 10 PKPO.2.
berlaku
1
6 Sumber informasi obat yang tepat selalu tersedia bagi semua yang terlibat dalam 10
penggunaan obat.
2
MPO.1.1. 1 Seorang petugas yang mempunyai izin, sertifikat dan terlatih mensupervisi semua aktivitas 10
(lihat juga GLD.5, EP 1)
34
2 Petugas tersebut memberikan supervisi terhadap proses yang diuraikan dalam MPO.2 sampai 10
dengan MPO.5.
5
MPO.2. 1 Ada daftar obat yang dalam stok obat rumah sakit atau siap tersedia dari sumber luar. 10
2 Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan daftar tersebut (kecuali 10 PKPO.3.
ditetapkan oleh peraturan atau otoritas di luar rumah sakit)
3 Ada proses yang disusun untuk menghadapi bilamana obat tidak tersedia, berikut 10
pemberitahuan kepada pembuat resep serta saran substitusinya.
MPO.2.1. 1 Ada metode untuk mengawasi penggunaan obat dalam rumah sakit 10
3 Para praktisi pelayanan kesehatan dilibatkan dalam proses pemesanan, penyaluran, 10 PKPO.3.1.
pemberian dan proses monitoring pasien, juga diikut-sertakan dalam mengevaluasi dan menjaga
daftar obat
4 Keputusan untuk menambah atau mengurangi obat dari daftar dipandu dengan kriteria 10
5 Bila ada obat yang baru ditambahkan dalam daftar, ada proses atau mekanisme untuk 10
memonitor bagaimana obat digunakan dan KTD yang tidak diantisipasi
6 Daftar ditelaah sekurang-kurangnya setahun sekali berdasarkan atas informasi tentang safety 10
dan efektivitas.
MPO.2.2. 1 Ada proses untuk persetujuan dan pengadaan obat yang dibutuhkan tapi tidak ada dalam stok 5
2 atau yangproses
Ada secarauntuk
normal tersedia di rumah
mendapatkan sakitsaat
obat pada (lihat juga TKP.3.2.1,
dimana EP 1).atau persediaan obat
farmasi tutup 10 PKPO.3.2.
3 terkunci (lihat juga
Staf memahami TKP.3.2.1, EP 2).
proses 10
MPO.3. 1 Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai bagi stabilitas produk. 10 PKPO.3.3.
2 Bahan yang terkontrol dilaporkan secara akurat sesuai undang-undang dan peraturan yang 10
3 berlaku
Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk menyiapkan obat diberi label secara 10
4 akurat menyebutkan
Seluruh isi, tanggal kadaluwarsa
tempat pernyimpanan dan peringatan
obat diinspeksi secara berkala sesuai kebijakan rumah sakit 10
5 untuk memastikan obat disimpan secara benar;
Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara identifikasi dan penyimpanan obat yang dibawa oleh 5 PKPO.4.
MPO.3.1. pasien
1 Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara penyimpanan yang tepat bagi produk nutrisi 10
2 Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara penyimpanan obat radioaktif, untuk keperluan 10 PKPO.4.1.
investigasi
3 Kebijakan rumahdan sejenisnya
sakit menjabarkan cara obat sampel disimpan dan dikendalikan 10
4 Semua penyimpanan sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
MPO.3.2. 1 Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau dapat terakses segera
2 dalam rumah sakit
Kebijakan rumah untuk
sakitmemenuhi
menetapkan kebutuhan
bagaimanayangobat
bersifat emergensi
emergensi (lihat dijaga
disimpan, juga TKP.3.2.1,
dan EP 1,
dan MPO.2.2, EP 1)
3 dilindungi dari kehilangan
Obat emergensi atau pencurian
dimonitor dan diganti secara tepat waktu sesuai kebijakan rumah sakit PKPO.5.
MPO.3.3. setelah digunakan
1 Ada sistem penarikan obatatau bila kadaluwarsa atau rusak
2 Kebijakan dan prosedur mengatur setiap penggunaan obat yang diketahui kadaluwarsa atau
3 ketinggalan
Kebijakan jaman
dan prosedur mengatur pemusnahan obat yang diketahui kadaluwarsa atau
ketinggalan jaman
4 Kebijakan dan prosedur diimplementasikan /dilaksanakan
MPO.4. 1 Kebijakan dan prosedur di rumah sakit mengarahkan peresepan, pemesanan dan pencatatan 10
2 obatKebijakan
yang aman dandi rumah
prosedur sakit (lihat juga
mengatur PP.2.2,yang
tindakan EP 1;terkait
AP.3, EP 1, danpenulisan
dengan Sasaran Keselamatan
resep dan Pasien 10
II, EP 1)
3 pemesanan
Adanya proses yang tidak terbaca
kerjasama untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur 5 PKPO.5.1.
4 Staf yang terkait terlatih secara benar untuk praktek-praktek penulisan resep, pemesanan dan 5
5 pencatatan
Rekam medis pasien memuat daftar obat yang sedang dipakai sebelum dirawat inap dan 10 PKPO.6.
6 informasi
Orderini tersediaobat
pertama di farmasi dan para
dibandingkan praktisi
dengan pelayanan
daftar kesehatan
obat sebelum masuk rawat inap, sesuai 10
MPO.4.1. 1 prosedur yang ditetapkan rumah sakit
Pesanan obat atau penulisan resep yang akseptabel dijabarkan dan sekurang-kurangnya 10
elemen a) sampai dengan i) diatur dalam kebijakan
2 Pesanan obat atau penulisan resep lengkap sesuai kebijakan rumah sakit 5
MPO.4.2. 1 Hanya orang yang diijinkan oleh rumah sakit dan badan pemberi lisensi terkait, undang- 10 PKPO.6.1.
2 undang
Adadan peraturan
proses dapat menuliskan
untuk menetapkan batas resep atau memesan
bagi petugas, obat
bila perlu, untuk praktek penulisan resep 10
3 atau pemesanan obat (lihat juga KPS.10, EP 1)
Petugas-petugas yang diijinkan untuk menuliskan resep dan memesan obat dikenal oleh unit 10
MPO.4.3. pelayanan farmasi atauatau
1 Obat yang diresepkan orang lain yang
dipesan mengeluarkan
dicatat untuk setiapobat-obat
pasien 10 PKPO.7.
2 Pemberian obat dicatat untuk setiap dosis 10
3 Informasi obat disimpan dalam rekam medis pasien atau diselipkan kedalam status pasien 5 PKPO.7.1.
MPO.5. saat Obat
pemulangan atau dipindahkan
dipersiapkan dan disalurkan dalam area yang bersih dan aman dengan peralatan dan 10
tdd
supplai yang memadai (lihat
Persiapan dan penyaluran juga PPI.7,
obat EP memenuhi
harus 1 dan 2) undang-undang, peraturan dan standar 10
tdd
praktek
Staf yangprofesional
menyiapkan produk steril dilatih dalam hal teknik aseptik 10
tdd
MPO.5.1. 1 Rumah sakit menjabarkan informasi spesifik pasien apa yang dibutuhkan untuk proses 5 PKPO.8.
2 penelaahan
Terlepasyang
dari efektif
adanya(lihat juga MKI.4,
perkecualian EPditetapkan
yang 1 dan 3) pada Maksud dan Tujuan, setiap resep 5
3 atau Ada
pesanan obat
proses ditelaah
untuk ketepatannya
menghubungi sebelum
petugas dilakukan penyaluran
yang menuliskan resep ataudan pemberian
memesan obat serta
bila 10
meliputi elemen a) sampai dengan g) tersebut dalam Maksud dan Tujuan. Jadi, setiap resep atau
4 timbul pertanyaan
Petugas yang diijinkan untuk menelaah
pesanan obat dievaluasi untuk ditelaah ketepatannya pesanan obat atau resep dinilai kompetensinya untuk 10
tugas ini
5 Penelaahan difasilitasi dengan catatan (profil) dari semua pasien yang menerima obat 5
6 Bila digunakan software komputer, untuk meng-cross-check obat, untuk interaksi obat dan 5 PKPO.8.1
MPO.5.2. alergi, harusyang
1 Ada sistem di-update
seragam secara berkala
di rumah sakit dalam penyaluran dan pendistribusian obat 5
2 Setelah disiapkan, obat diberi label secara tepat, dengan nama obat, dosis/ konsentrasi, 5
tanggal penyiapan,
3 Obat disalurkan tanggal
dengan kadaluwarsa,
bentuk dan nama pasien
yang-paling-siap-diberikan 5
4 Sistem mendukung penyaluran obat secara akurat 5
5 Sistem mendukung penyaluran obat tepat waktu 5
MPO.6. 1 Rumah sakit mengidentifikasi petugas, melalui uraian jabatannya atau proses pemberian 5
2 kewenangan, mendapatkan
Hanya mereka otorisasi ijin
yang mempunyai untuk
darimemberikan
rumah sakitobat
dan pemberi lisensi yang terkait, 10
undang-undang dan peraturan bisa memberikan obat
3 Ada proses untuk menetapkan batasan, bila perlu, terhadap pemberian obat oleh petugas 5
MPO.6.1. 1 Obat diverifikasi berdasarkan resep atau pesanan 10
2 Jumlah dosis obat di verifikasi dengan resep atau pesanan obat 10
3 Route pemberian di verifikasi dengan resep atau pesanan obat 10
4 Obat diberikan secara tepat waktu 10
5 Obat diberikan sebagaimana diresepkan dan dicatat dalam status pasien 10
MPO.6.2. 1 Kebijakan dan prosedur diimplementasikan untuk mengatur penggunaan obat sendiri oleh pasien 5
2 Kebijakan dan prosedur diimplementasikan untuk mengatur pendokumentasian dan 5
3 pengelolaan
Kebijakan setiap obat yangdiimplementasikan
dan prosedur dibawa ke dalam rumahuntuk sakit untukketersediaan
mengatur atau oleh pasien
dan penggunaan 5
sampel obat
MPO.7. 1 Efek pengobatan terhadap pasien dimonitor, termasuk efek yang tidak diharapkan (adverse 5
2 Proses (lihat
effect) juga AP.2,
monitoring EP 1) secara kolaboratif
dilakukan 5
3 Rumah sakit mempunyai kebijakan yang mengidentifikasi efek yang tidak diharapkan yang 5
4 harus dicatat
Efek yangdalam status pasien
tidak diharapkan dan yang harus dilaporkan
didokumentasikan ke rumah
dalam status pasien sakit (lihat jugadiharuskan
sebagaimana PMKP.6, EP 5
3)
5 oleh kebijakan
Efek yang tidak diharapkan dilaporkan dalam kerangka waktu yang ditetapkan oleh kebijakan 5
MPO.7.1. 1 Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui proses kerjasama (lihat juga PMKP.6, EP 4, dan 10
2 PMKP.7, EP 1) obat dan KNC dilaporkan tepat waktu menggunakan prosedur baku (lihat juga
Kesalahan 5
3 PMKP.7, EP 2)bertanggungjawab mengambil tindakan untuk pelaporan diidentifikasi
Mereka yang 10
4 Rumah sakit menggunakan informasi pelaporan kesalahan obat dan KNC untuk memperbaiki 5
proses penggunaan obat (lihat juga PMKP.7, EP 3)
STANDAR PENILAIAN KEMENKES
Elemen Penilaian
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat, termasuk
pengorganisasiannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Memiliki bukti apoteker memiliki izin dan kompeten serta telah melakukan supervisi pelayanan kefarmasian
dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan.
c) Memiliki bukti kajian sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang dilakukan setiap tahun.
d) Memiliki sumber informasi obat untuk semua staf yang terlibat dalam penggunaan obat.
a) Rumah sakit telah memiliki proses penyusunan formularium rumah sakit secara kolaboratif.
b) Rumah sakit melakukan pemantauan kepatuhan terhadap formularium baik dari persediaan maupun
penggunaannya.
c) Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap formularium sekurang- kurangnya setahun sekali berdasarkan
informasi tentang efektivitas, keamanan dan biaya.
d) Rumah sakit melakukan pelaksanaan dan evaluasi terhadap perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi, dan
BMHP.
e) Rumah sakit melakukan pengadaan sediaan farmasi, dan BMHP melibatkan apoteker untuk memastikan proses
berjalan sesuai peraturan perundang-undangan.
a) Sediaan farmasi dan BMHP disimpan dengan benar dan aman dalam kondisi yang sesuai untuk stabilitas
produk, termasuk yang disimpan di luar Instalasi Farmasi.
b) Narkotika dan psikotropika disimpan dan dilaporkan penggunaannya sesuai peraturan perundang-undangan.
c) Rumah sakit melaksanakan supervisi secara rutin oleh apoteker untuk memastikan penyimpanan sediaan
farmasi dan BMHP dilakukan dengan benar dan aman.
d) Obat dan zat kimia yang digunakan untuk peracikan obat diberi label secara akurat yang terdiri atas nama zat
dan kadarnya, tanggal kedaluwarsa, dan peringatan khusus.
a) Obat yang memerlukan penanganan khusus dan bahan berbahaya dikelola sesuai sifat dan risiko bahan.
b) Radioaktif dikelola sesuai sifat dan risiko bahan radioaktif.
d)
a) Produk
Obat dannutrisi
BMHP parenteral
untuk dikelola
kondisi sesuai stabilitas
emergensi yangproduk.
tersimpan di luar Instalasi Farmasi termasuk di
e) Obat/BMHP
ambulans dari program/donasi
dikelola secara seragam dikelola
dalamsesuai peraturan perundang-undangan
hal penyimpanan, dan pedomankarena
pemantauan, penggantian terkait.
digunakan, rusak atau kedaluwarsa, dan dilindungi dari kehilangan dan pencurian.
b) Rumah sakit menerapkan tata laksana obat emergensi untuk meningkatkan ketepatan dan kecepatan pemberian
obat.
a) Batas waktu obat dapat digunakan (beyond use date) tercantum pada label obat.
b)
c) Rumah
Rumahsakit
sakitmemiliki sistem proses
menerapkan pelaporan sediaan
recall obat,farmasi
BMHPdan danBMHP substandar
implan (rusak).identifikasi,
yang meliputi
penarikan, dan pengembalian produk yang di-recall.
d) Rumah sakit
a) Rumah sakit menerapkan
menerapkan rekonsiliasi
proses pemusnahan
obat saatsediaan
pasien farmasi dan BMHP.
masuk rumah sakit, pindah antar unit pelayanan di dalam
rumah sakit dan sebelum pasien pulang.
b) Hasil rekonsiliasi obat didokumentasikan di rekam medis.
a) Resep dibuat lengkap sesuai regulasi.
b) Telah
c) Telahdilakukan
dilaksanaan evaluasi terhadap
proses untukpenulisan
mengelola resep/instruksi
resep khususpengobatan yang tidak lengkap
seperti emergensi, dan tidak
automatic stop terbaca.
order,
tapering,
d) Daftar obat yang diresepkan tercatat dalam rekam medis pasien dan menyertai pasien ketika
dipindahkan/transfer.
e) Telah
a) Daftarmemiliki
obat pulang diserahkan
sistem kepada
distribusi pasien disertai
dan dispensing yang edukasi penggunaannya.
sama/seragam diterapkan di rumah sakit sesuai peraturan
perundang-undangan.
b) Staf yang melakukan dispensing sediaan obat non steril kompeten.
c) Staf yang melakukan dispensing sediaan obat steril non sitostatika terlatih dan kompeten.
d) Staf yang melakukan pencampuran sitostatika terlatih dan kompeten.
e)
g) Tersedia
Obat yang fasilitas
sudah dispensing
disiapkan sesuai standar
diberi etiketpraktik kefarmasian.
yang meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau
f) Telah melaksanakan penyerahan obat dalam bentuk yang
konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal dispensing siap diberikan untuk pasien rawat
dan tanggal inap.
kedaluwarsa/beyond
use datemelaksanakan
a) Telah (BUD). pengkajian resep yang dilakukan oleh staf yang kompeten dan berwenang serta didukung
tersedianya informasi klinis pasien yang memadai.
b) Telah memiliki proses telaah obat sebelum diserahkan.
a)
b) Staf
Telahyang melakukan
dilaksanaan pemberian
verifikasi obat kompeten
sebelum dan berwenang
obat diberikan dengan
kepada pasien pembatasan
minimal meliputi:yang ditetapkan.
identitas pasien, nama
obat, dosis, rute, dan waktu pemberian.
c) Telah melaksanakan double checking untuk obat high alert.
d) Pasienmelakukan
a) Telah diberi informasi tentang
penilaian obatobat
yangyang akanpasien
dibawa diberikan.
dari luar rumah sakit untuk kelayakan penggunaannya di
rumah sakit.
b) Telah melaksanakan edukasi kepada pasien/keluarga jika obat akan digunakan secara mandiri.
c) Telah memantau pelaksanaan penggunaan obat secara mandiri sesuai edukasi.
a)
a) Telah
b) Telah
Rumah melaksanakan
sakit telah pemantauan
melaksanakan pemantauan
memiliki terapi
regulasi obat secara
dan pelaporan
tentang efekkolaboratif.
samping safety
medication obat serta
yanganalisis laporan
bertujuan untuk meningkatkan
mengarahkan
keamanan penggunaan
penggunaan obat yang obat.
aman dan meminimalkan risiko kesalahan penggunaan obat sesuai dengan
peraturan
b) perundang-undangan.
Rumah sakit menerapkan sistem pelaporan kesalahan obat yang menjamin laporan akurat dan tepat waktu yang
merupakan
c) bagian
Rumah sakit program
memiliki peningkatan
upaya mutu dan mencegah
untuk mendeteksi, keselamatan pasien.
dan menurunkan kesalahan obat dalam
meningkatkan mutu proses penggunaan obat.
d)
a) Seluruhsakit
b) Rumah
Rumah stafmenetapkan
sakit rumah sakit
menetapkan dilatih terkait
kebijakan
komite/tim PPRAkesalahan
pengendalian
dengan obat antimikroba
resistansi (medication
melibatkan error).
sesuai
unsur terkait dengan
sesuai ketentuan
regulasi yang peraturan
akan
perundang- undangan.
mengelola dan menyusun program kerja program pengendalian resistansi antimikroba dan bertanggungjawab
langsung kepada Direktur rumah sakit,
c) Rumah sakit melaksanakan program kerja sesuai maksud dan tujuan.
d) Rumah sakit
e) Memiliki melaksanakan
pelaporan pemantauan
kepada pimpinan dan evaluasi
rumah kegiatan
sakit secara PPRA
berkala sesuai maksud
dan kepada dan tujuan.
Kementerian Kesehatan sesuai
peraturan
a) Rumah
b) perundang-
Rumah sakit undangan.
sakit melaksanakan
menyusun dan dan mengembangkan
mengembangkan penatagunaan
panduan antimikroba
praktik klinis di unit pelayanan
(PPK), panduan penggunaanyangantimikroba
melibatkan
dokter, apoteker, perawat, dan peserta didik.
untuk terapi dan profilaksis (PPAB), berdasarkan kajian ilmiah dan kebijakan rumah sakit serta mengacu regulasi
yang berlaku
c) Rumah secara
sakit nasional. Ada
melaksanakan mekanisme
pemantauan danuntuk mengawasi
evaluasi ditujukanpelaksanaan penatagunaan
untuk mengetahui antimikroba.
efektivitas indikator
keberhasilan program.
STANDAR PENILAIAN KARS 2012
Standar No urut
TKP.1. 2
1
TKP.1.1.
TKP.1.2. 2
TKP.1.3. 1
TKP.1.3.
TKP.1.4.
2
1
TKP.1.5.
2
1
2
3
TKP.2.
4
5
6
1
2
TKP.3.
3
4
1
2
TKP.3.1.
3
4
1
2
TKP.3.2.
3
4
1
TKP.3.2.1. 2
3
1
2
3
TKP.3.3.
4
5
6
1
TKP.3.3.1. 2
3
1
2
TKP.3.3.2.
3
4
1
TKP.3.4. 2
3
1
2
TKP.3.5.
3
4
1
2
3
TKP.4.
4
5
TKP.4.
6
1
TKP.5.
2
1
2
TKP.5.1.
3
4
TKP.5.1.1. 1
2
1
2
TKP.5.2. 3
4
5
1
TKP.5.3.
2
1
TKP.5.4.
2
1
2
TKP.5.5. 3
4
5
1
TKP.6. 2
3
1
2
TKP.6.1. 3
4
5
1
2
TKP.6.2.
3
4
Template - Rumah Sakit
STANDAR PENILAIAN KARS 2012
Elemen Penilaian
10
Struktur organisasi pengelola dan tata kelola (SOTK) diuraikan dalam dokumen tertulis, dan mereka yang bertanggung jawab
untuk memimpin/mengendalikan dan mengelola diidentifikasi dengan jabatan atau nama
10
Tanggung jawab dan akuntabilitas (badan-) pengelola dimuat dalam dokumen tersebut
10
Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana kinerja badan pengelola dan para manajer dievaluasi dengan kriteria yang terkait.
10
Ada dokumentasi penilaian kinerja tahunan terhadap tata kelola/pengelolaan (badan pengelola) pimpinan.
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas misi rumah sakit
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, menjamin adanya review berkala terhadap misi rumah sakit
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, mengumumkan misi rumah sakit ke publik.
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas rencana stratejik dan rencana manajemen
rumah sakit, maupun kebijakan dan prosedur operasional
10
Bila kewenangan untuk memberikan persetujuan didelegasikan, maka hal ini dijabarkan dalam kebijakan dan prosedur tentang
tata kelola
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas strategi rumah sakit dan program yang terkait
dengan pendidikan para profesional kesehatan serta penelitian, kemudian memberikan pengawasan terhadap mutu program.
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas modal (capital) dan anggaran operasional
rumah sakit
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai misi rumah sakit
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, menetapkan manajer senior rumah sakit
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, melakukan evaluasi kinerja dari manajer senior rumah sakit
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas rencana rumah sakit untuk mutu dan
keselamatan pasien. (lihat juga PMKP.1, Maksud dan Tujuan)
10
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, secara teratur menerima dan menindaklanjuti laporan tentang program
mutu dan keselamatan pasien. (lihat juga PMKP.1.4, EP 2)
Pendidikan dan pengalaman manajer senior sesuai dengan persyaratan di dalam uraian jabatan 5
Manajer senior atau direktur mengelola operasional rumah sakit sehari-hari, termasuk tanggung jawab yang digambarkan
dalam uraian jabatan. 10
Manajer senior atau direktur mengelola operasional rumah sakit sehari-hari, termasuk tanggung jawab yang digambarkan
dalam uraian jabatan. 10
Manajer senior atau atau
direktur menjamin kepatuhan terhadap kebijakan yang telah disetujui 10
Manajer senior Direktur menjamin kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku (lihat juga APK.6, EP
1 dan 2) 10
Manajer senior atau Direktur menanggapi/merespon setiap laporan dari lembaga pengawas dan regulator 10
Para pimpinan rumah sakit diperkenalkan secara formal atau informal 10
Para Para
pimpinan secara kolektif bertanggung jawab untuk menentukan misi 5
pimpinan secara kolektif bertanggung jawab untuk menyusun danrumah sakit berbagai kebijakan dan prosedur yang
menetapkan
diperlukan untuk menjalankan misi 10
Para Pimpinan
pimpinan bekerja samabertemu
menjalankan misi rumah sakit dan untuk
menjamin kebijakan dandan
prosedur dipatuhi. 10
rumah sakit dengan tokoh masyarakat mengembangkan memperbaiki rencana stratejik dan
operasional guna menampung kebutuhan masyarakat 10
Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan organisasi pelayanan kesehatan lain menyusun rencana bagi masyarakat
(lihatPimpinan
juga PPK.3, EP 2sakit
rumah dan 3)
meminta masukan dari individu atau kelompok pemangku kepentingan dalam masyarakat sebagai
bagian dari rencana stratejik dan operasional
Rumah sakit berpartisipasi dalam pendidikan masyarakat tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
Perencanaan rumah sakit menjabarkan asuhan dan pelayanan yang harus disediakan
Asuhan dan pelayanan yang ditawarkan harus konsisten dengan misi rumah sakit (lihat juga APK.1, EP 2)
Pimpinan menentukan
Pimpinan menggunakanjenis asuhan
proses danuntukpelayanan
melakukan yang harus
kajian dandisediakan
menyetujui,olehsebelum
rumah sakit
digunakan dalam asuhan pasien, prosedur,
teknologi, peralatan (sediaan) farmasi yang dianggap masih dalam tahap uji coba.
Rumah sakit menggunakan rekomendasi dari berbagai organisasi profesi dan sumber lain yang berwewenang untuk
menentukan, peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan dalam pelayanan yang terencana (lihat juga MPO.2.2, EP 1)
Diperoleh peralatan, perbekalan dan obat (lihat juga MPO.2.2, EP 2) 10
Digunakan peralatan, perbekalan dan obat (lihat juga PAB.3, Maksud dan Tujuan dan PAB.3, EP 1) 10
Ada proses untuk pertanggungawaban kepemimpinan atas kontrak (lihat juga AP.5.8, EP 6; AP.6.7, EP 6; AP.6.9; dan PAB.2, EP 5) 10
Rumah sakit mempunyai gambaran tertulis dari sifat dan cakupan pelayanan yang diberikan melalui perjanjian kontrak 10
Pelayanan diberikan
Pimpinan berdasar kontrak
klinis berpartisipasi dalam danseleksi
perjanjian lainnya klinis
dari kontrak sesuaidan
kebutuhan pasien.(lihat
bertanggungjawab juga
atas AP.5.8,klinis.
kontrak EP 6,(lihat
dan AP.6.7, EP 6) EP
juga AP.5.8, 10
5, dan AP.6.7, EP 5) 10
Pimpinan manajemen berpartisipasi dalam seleksi manajemen kontrak dan bertanggung jawab atas kontrak manajemen 10
Bila kontrak
Kontrakdinegosiasi
dan perjanjiankembali atau
lainnya diakhiri, rumah
dievaluasi, terkaitsakit
sifat menjaga kontinuitas
kontrak, sebagai pelayanan
bagian pasien.peningkatan mutu dan
dari program 10
keselamatan
Pimpinanpasien rumah
klinis dan sakit. (lihat
manajerial jugaberpartisipasi
terkait AP.5.8, EP 6) dalam program peningkatan mutu dalam analisis informasi mutu dan 10
keselamatan yang berasal dari kontrak dengan pihak luar. (lihat juga AP.5.8, EP 5) 10
Bila pelayanan yang dikontrakkan tidak memenuhi harapan mutu dan keselamatan, diambil tindakan. 10
Seluruh pelayanan diagnostik, konsultasi dan pengobatan diberikan oleh praktisi independen diluar rumah sakit, termasuk
Pimpinan rumah
telemedicine, sakit menetapkan
teleradiologi pelayanan
dan interpretasi yang
dari akan diberikan
diagnostik olehEKG,
lain, seperti praktisi independen
EEG, diluar rumah
EMG dan sejenis, sakit
diberi kewenangan oleh rumah 10
sakitPraktisi
untuk memberikan pelayanan tersebut. (lihat juga KPS.9 dan KPS.10)
independen yang memberikan pelayanan pasien di dalam rumah sakit tetapi mereka bukan pegawai atau anggota staf 10
klinisMutu
yang pelayanan
dikredensial danpraktisi
oleh diberikan kewenangan
independen yang
di luar dipersyaratkan
rumah di KPS.9
sakit dimonitor sampai
sebagai KPS.10 dari program peningkatan mutu
komponen 10
rumah sakit. medis, keperawatan dan pimpinan lainnya sudah mendapat pendidikan atau sudah terbiasa dengan konsep dan
Pimpinan 10
metode peningkatan
Pimpinan medis,mutukeperawatan dan pimpinan lainnya berpartisipasi dalam proses yang terkait dengan peningkatan mutu dan 10
keselamatan pasien (lihat juga PMKP.1.1, EP 1 dan PMKP.4, EP 4) 10
Kinerja para profesional diukur sebagai bagian dari peningkatan kinerja klinis. (lihat juga KPS.11, KPS.14, dan KPS.17) 10
Ada proses terencana untuk melakukan rekruitmen staf (lihat juga KPS.2, EP 1); 10
Ada proses terencana untuk retensi staf; 10
Ada proses terencana untuk pengembangan diri dan pendidikan berkelanjutan bagi staf (lihat juga KPS.8); 10
Perencanaan dilakukan
Ada struktur dengan
organisasi yangbekerja
efektifsama
yang dan melibatkan
digunakan oleh semua departemen
pimpinan dan pelayanan
medis, keperawatan dandipimpinan
rumah sakitlainnya untuk 5
melaksanakan tanggung jawab dan kewenangan mereka 10
Struktur sesuai dengan besaran dan kompleksitas rumah sakit 10
Struktur organisasi dan tata laksananya mendukung adanya komunikasi antar profesi 10
Struktur organisasi dan tata laksannaya mendukung perencanaan klinik dan pengembangan kebijakan 10
Struktur organisasi dan tata laksananya mendukung pengawasan atas berbagai isu etika profesi 10
Struktur organisasi
Setiap dan tata laksananya
departemen/unit mendukung
atau pelayanan pengawasan
di rumah atas mutu
sakit dipimpin pelayanan
oleh seorang klinik pelatihan, pendidikan, dan
dengan 10
pengalaman yang setara dengan pelayanan yang diberikan. (lihat juga AP.5.8, EP1; AP.6.7, EP 1; dan MPO.1.1, EP 1) 10
Bila lebih dari satu orang memberikan arahan/petunjuk, maka tanggung jawab masing-masing dijabarkan secara tertulis. 0
Pimpinan departemen
Dokumen atauatau
departemen pelayanan memilih
pelayanan dan menggunakan
menguraikan format dan
tentang pelayanan saatisi
iniyang
dan seragam untuk dokumen
yang direncanakan perencanaan
yang diberikan oleh 10
setiap departemen atau pelayanan 10
Kebijakan dan prosedur
Kebijakan dari setiap
dan prosedur departemen
dari setiap atau atau
departemen pelayanan mengarahkan
pelayanan mengaturpemberian
pengetahuan pelayanan yang ditetapkan
dan keterampilan staf yang diperlukan 10
untuk melakukan asesmen dan memenuhi kebutuhan pasien 10
Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan unit merencanakan dan menentukan
3 jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit
Rumah sakit memberikan informasi tentang pelayanan yang disediakan kepada tokoh
masyarakat, para pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar
rumah sakit, dan terdapat proses untuk menerima masukan bagi peningkatan
4 pelayanannya
TKRS 3.1
4 Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilaporkan oleh pimpinan rumah sakit 10
kepada pengelola (governance)
PMKP. 1.1. 1 Pimpinan berpartisipasi dalam melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan 10 PMKP 2
pasien.(lihat juga TKP.3.4, EP 2; KPS.11, EP 1; KPS.14, EP 1, dan KPS.17, EP 1)
3 Program menangani sistem dari organisasi, peranan rancangan sistem, rancang ulang dari 10
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
4 Program menangani koordinasi dari semua komponen dari kegiatan pengukuran mutu dan 10 PMKP 3
pengendalian (lihat juga TKP.3.4, EP 2, dan TPI.10, EP 1)
5 Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien menerapkan pendekatan sistematik 10
PMKP. 1.2. 1 Pimpinan menetapkan prioritas rumah sakit dalam kegiatan evaluasi 10 PMKP 4
2 Pimpinan menetapkan prioritas rumah sakit dalam kegiatan peningkatan dan keselamatan 10
pasien
3 Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di tetapkan sebagai salah satu prioritas 10
PMKP. 1.3. 1 Pimpinan memahami teknologi dan unsur bantuan lain yang dibutuhkan untuk menelusuri 10
dan membandingkan hasil dari evaluasi
2 Untuk menelusuri dan membandingkan hasil dari evaluasi ini, pimpinan menyediakan 10
teknologi dan dukungan sesuai dengan sumber daya yang ada
PMKP. 1.4. 1 Informasi tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien di sampaikan kepada staf 10
2 Komunikasi dilakukan secara reguler melalui saluran yang efektif. (lihat juga TKP.1.6, EP 2). 10
3 Komunikasi dilakukan termasuk kemajuan dalam hal mematuhi sasaran keselamatan pasien 10 PMKP 4.1
PMKP. 1.5. 1 Diadakan pelatihan bagi staf sesuai dengan peranan mereka dalam program peningkatan 5
mutu
2 Seorangdanindividu
keselamatan pasien
yang berpengetahuan luas memberikan pelatihan 10
3 Staf berpartisipasi dalam pelatihan sebagai bagian dari pekerjaan rutin mereka 10 PMKP 5
PMKP. 2. 1 Prinsip peningkatan mutu dan alat ukur dari program diterapkan pada rancangan proses baru 10
2 atau yang dimodifikasi
Elemen dalam Maksud dan Tujuan dari huruf a s/d i digunakan apabila relevan dengan proses 10 PMKP 6
3 yang dirancang atau yang
Dipilih indikator untukdimodifikasi
mengevaluasi apakah pelaksanaan rancangan proses baru atau 10
rancangan ulang proses telah
4 Data sebagai indikator digunakan berjalan
untukbaik.
mengukur proses yang sedang berjalan 10
PMKP. 2.1. 1 Setiap tahun pimpinan menentukan paling sedikit lima area prioritas dengan fokus 5
2 penggunaan
Rumah sakitpedoman
dalamklinis, clinical pathways
melaksanakan pedoman dan/atau
praktekprotokol klinis pathways dan/atau
klinis, clinical 10 PMKP 7
3 protokol
Rumah klinis melaksanakan
sakit melaksanakan proses a) sampai
pedoman klinish)dan
dalam Maksud
clinical dan Tujuan
pathways atau protokol klinis di setiap 10
4 area prioritas yang ditetapkan
Pimpinan klinis dapat menunjukkan bagaimana penggunaan pedoman klinis, clinical pathways 10
PMKP. 3. 1 Pimpinanprotokol
dan atau klinismenetapkan
rumah sakit telah mengurangi adanyauntuk
area sasaran variasi dari proses
penilaian dan dan hasil (outcomes)
peningkatan PMKP 8
2 Penilaian merupakan bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
3 Hasil penilaian disampaikan kepada pihak terkait dalam mekanisme pengawasan dan secara
PMKP. 3.1. 1 berkala kepadaklinis
Pimpinan pimpinan dan pemilik
menetapkan rumah
indikator sakituntuk
kunci sesuai struktur
setiap rumah
di area sakit
klinis yangyang berlaku.
disebut di 1)
sampai 11) di Maksud dan Tujuan.
2 Paling sedikit 5 dari 11 indikator klinis dari indicator international library (JCI) harus dipilih.
3 Pimpinan rumah sakit memperhatikan muatan ilmu (science) dan bukti (evidence) untuk PMKP 9
mendukung setiap indikator
4 Penilaian mencakup struktur,yang dipilih.
proses dan hasil (outcome)
5 Cakupan, metodologi dan frekuensi ditetapkan untuk setiap indikator
6 Data penilaian klinis dikumpulkan dan digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap PMKP 10
PMKP. 3.2. 1 efektivitas
Pimpinandarimanajemen
peningkatanmenetapkan indikator kunci untuk setiap area manajerial yang
2 diuraikan di a) menggunakan
Pimpinan sampai i) dari Maksud
landasandan Tujuan.
ilmu dan bukti (evidence) untuk mendukung masing- PMKP 11
masing indicator yang dipilih
3 Penilaian meliputi struktur, proses dan hasil (outcome)
4 Cakupan, metodologi dan frekuensi ditetapkan untuk setiap penilaian
5 Data penilaian manajerial dikumpulkan dan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dari
PMKP. 3.3. 1 peningkatan
Pimpinan manajerial dan klinis menetapkan indikator kunci untuk menilai setiap Sasaran
2 Keselamatan
PenilaianPasien.
Sasaran Keselamatan Pasien termasuk area-area yang ditetapkan di Sasaran
Keselamatan Pasien
3 Data penilaian digunakanI sampai VI menilai efektivitas dari peningkatan
untuk
PMKP. 4. 1 Data dikumpulkan, dianalisis dan diubah menjadi informasi
2 Orang yang mempunyai pengalaman klinis atau manajerial, pengetahuan dan keterampilan
3 Metodadalam
terlibat proses
dan tehnik-tehnik statistik digunakan dalam melakukan analisis dari proses, bila sesuai.
4 Hasil analisis dilaporkan kepada mereka yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak
PMKP. 4.1. lanjut (lihatmelakukan
1 Frekuensi juga TKP.3.4, EP 2)data disesuaikan dengan proses yang sedang dikaji
analisis
2 Frekuensi dari analisis data sesuai dengan ketentuan rumah sakit
PMKP. 4.2. 1 Perbandingan dilakukan dari waktu ke waktu didalam rumah sakit
2 Perbandingan dilakukan dengan rumah sakit lain yang sejenis, bila ada kesempatan
3 Perbandingan dilakukan dengan standar, bila memungkinkan
4 Perbandingan dilakukan dengan praktek yang baik
PMKP. 5. 1 Rumah sakit mengintegrasikan kegiatan validasi data kedalam proses manajemen mutu dan
2 proses peningkatan.
Rumah sakit punya proses validasi data secara internal yang memasukkan hal-hal yang dimuat
3 di huruf
Proses validasif)data
a) sampai dari memuat
Maksud dan tujuan.
paling sedikit indikator yang dipilih seperti yang diharuskan di
PMKP. 5.1. 1 PMKP.3.1.
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab bahwa data yang disampaikan ke publik dapat di
2 Data yang disampaikandari
pertanggungjawabkan segi publik
kepada mutu dan
telahhasilnya (outcome).
dievaluasi dari segi validitas dan reliabilitasnya.
PMKP. 6. 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan definisi kejadian sentinel yang meliputi paling sedikit a)
2 sampai d) yang
Rumah dimuat
sakit di Maksud
melakukan dan
analisis Tujuan
akar masalah RCA terhadap semua kejadian sentinel yang
terjadi dalam batas waktu
3 Kejadian dianalisis bila terjaditertentu yang ditetapkan pimpinan rumah sakit
4 Pimpinan rumah sakit mengambil tindakan berdasarkan hasil RCA
PMKP. 7. 1 Analisis secara intensif terhadap data dilakukan jika terjadi penyimpangan tingkatan, pola
atau kecenderungan dari KTD
2 Semua reaksi transfusi, jika terjadi di rumah sakit, dianalisis
3 Semua reaksi obat tidak diharapkan yang serius, jika terjadi sesuai definisi yang ditetapkan
4 Semua sakit,
rumah dianalisis
kesalahan obat (lihat juga MPO.7,
(medication error)EP 3) signifikan dianalisis (lihat juga MPO.7.1, EP 1)
yang
5 Semua ketidakcocokan (discrepancy) antara diagnosis pra dan pasca operasi dianalisis
6 KTD atau pola KTD selama sedasi moderat atau dalam dan anestesi dianalisis
7 Kejadian lainnya yang ditetapkan oleh rumah sakit dianalisis
PMKP. 8. 1 Rumah sakit menetapkan definisi KNC
2 Rumah sakit menetapkan jenis kejadian yang harus dilaporkan sebagai KNC (lihat juga
3 MPO.7.1,
Rumahuntuk
sakitKNC obat/medikasi)
menetapkan proses untuk melakukan pelaporan KNC. (lihat juga MPO.7.1, untuk
KNC obat/medikasi)
4 Data dianalisis dan tindakan diambil untuk mengurangi KNC (lihat juga MPO.7.1, EP 3)
PMKP. 9. 1 Rumah sakit membuat rencana dan melaksanakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2 Rumah sakit menggunakan proses yang konsisten untuk melakukan identifikasi area prioritas
3 Rumahperbaikan
untuk sebagaimana yangperbaikan
sakit mendokumentasikan ditetapkan pimpinan
yang dicapai dan mempertahankannya.
PMKP.10. 1 Area yang ditetapkan pimpinan rumah sakit dimasukkan kedalam kegiatan peningkatan (lihat
2 juga Sumber
PMKP.3,daya
EP 1)manusia atau lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan peningkatan
3 disediakan atau diberikan.
Perubahan-perubahan direncanakan dan diuji
4 Dilaksanakan perubahan yang menghasilkan peningkatan
5 Tersedia data yang menunjukkan bahwa peningkatan tercapai secara efektif dan langgeng
6 Dibuat perubahan kebijakan yang diperlukan untuk merencanakan, untuk melaksanakan
pelaksanaan
7 Perubahan yangyangberhasil
sudah dicapai, dandidokumentasikan
dilakukan, mempertahankannya
PMKP.11. 1 Pimpinan rumah sakit menerapkan kerangka acuan manajemen risiko yang meliputi a) sampai
2 f) yang dimuat
Paling di Maksud
sedikit dan Tujuan.
setiap tahun rumah sakit melaksanakan dan mendokumentasikan penggunaan
3 alat pengurangan-proaktif-terhadap-risiko
Berdasarkan analisis, pimpinan rumah dalam salah saturancang
sakit membuat prioritasulang
proses
daririsiko
proses yang
mengandung risiko tinggi.
STANDAR PENILAIAN KEMENKES (DRAFT)
No urut Elemen Penilaian
1 Direktur telah menetapkan regulasi terkait peningkatan mutu dan keselamatan pasien
serta manajemen risiko
2 Direktur rumah sakit telah membentuk Komite/Tim Penyelenggara Mutu untuk mengelola
kegiatan PMKP serta uraian tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Komite/ Tim Penyelenggara Mutu menyusun program PMKP rumah sakit meliputi poin a)
3 – i) yang telah ditetapkan Direktur rumah sakit dan disahkan oleh representatif
pemilik/dewan pengawas
Program PMKP dievaluasi dalam rapat koordinasi mellibatkan komite-komite, pimpinan
4 rumah sakit dan kepala unit setiap triwulan untuk menjamin perbaikan mutu yang
berkesinambungan
1 Komite/Tim Penyelenggara Mutu terlibat dalam pemilihan indikator mutu prioritas baik
ditingkat rumah sakit maupun tingkat unit layanan
2 Komite/Tim Penyelenggara Mutu melaksanakan koordinasi dan integrasi kegiatan
pengukuran serta melakukan supervisi ke unit layanan
Komite/Tim Penyelenggara Mutu mengintegrasikan laporan insiden keselamatan pasien,
3 pengukuran budaya keselamatan, dan lainnya untuk mendapatkan solusi dan perbaikan
terintegrasi
1 Rumah sakit melakukan pengumpulan data mencakup (poin a) – c)) dalam maksud dan
tujuan
2 Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) dan indikator mutu prioritas unit (IMP-
Unit) telah dibuat profil indikator mencakup (poin a-t) dalam maksud dan tujuan
1 Telah dilakukan agregasi dan analisis data menggunakan metode dan teknik statistik
terhadap semua indikator mutu yang telah diukur oleh staf yang kompeten
2 Hasil analisis digunakan untuk membuat rekomendasi tindakan perbaikan dan serta
menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya
3 Memiliki bukti analisis data dilaporkan kepada Direktur dan reprentasi pemilik/dewan
pengawas sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
4 Memiliki bukti hasil analisis berupa informasi INM dan e-report IKP diwajibkan lapor
kepada Kementrian kesehatan sesuai peraturan yang berlaku
Efektivitas perencanaan staf dipantau secara berkelanjutan dan diperbarui sesuai kebutuhan
Setiap staf telah memiliki uraian tugas sesuai dengan tugas yang diberikan
Tenaga kesehatan yang diidentifikasi dalam a) hingga d) dalam maksud dan tujuan, memiliki uraian tugas
yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait proses rekruitmen, evaluasi kompetensi kandidat calon staf
dan mekanisme pengangkatan staf di rumah sakit
Rumah sakit telah menerapkan proses meliputi poin a-c di maksud dan tujuan secara seragam
Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses untuk menyesuaikan kompetensi PPA dengan
kebutuhan pasien
Para PPA yang baru dinilai kinerjanya pada saat akan memulai pekerjaannya oleh kepala unit di mana PPA
tersebut ditugaskan
Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang didokumentasikan untuk tiap PPA sesuai uraian tugas
setiap tahunnya atau sesuai ketentuan rumah sakit
Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses untuk menyesuaikan kompetensi staf non klinis
dengan persyaratan jabatan/posisi
Staf non klinis yang baru dinilai kinerjanya pada saat akan memulai pekerjaannya oleh kepala unit di mana
staf tersebut ditugaskan
Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang didokumentasikan untuk tiap staf non klinis sesuai uraian
tugas setiap tahunnya atau sesuai ketentuan rumah sakit
File kepegawaian staf distandardisasi dan dipelihara serta dijaga kerahasiaannya sesuai dengan kebijakan
rumah sakit
File kepegawaian mencakup poin a)-g) sesuai maksud dan tujuan
Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang orientasi bagi staf baru di rumah sakit
PPA baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus sesuai
Staf
Staf non
yangklinis baru telah
di kontrak, staf diberikan
paruh waktu,orientasi umumatau
mahasiswa dan trainee
orientasi
dankhusus
sukarelawan telah diberikan orientasi
umum dan orientasi khusus (jika ada)
Rumah sakit telah mengidentifikasi kebutuhan pendidikan staf berdasarkan sumber berbagai informasi,
mencakup a) - h) dalam maksud dan tujuan
Program pendidikan dan pelatihan telah disusun berdasarkan hasil identifikasi sumber informasi pada EP 1
Pendidikan
Rumah sakitdan pelatihan
telah berkelanjutan
menyediakan diberikan kepada
waktu, anggaram dengan staf rumah
sarana dan sakit baik internal
prasarana maupunbagi
yang memadai eksternal
semua
staf untuk mendapat kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan
Rumah sakit telah menetapkan pelatihan teknik resusitasi jantung paru tingkat dasar (BHD) pada seluruh staf
dan bantuan
Terdapat buktihidup
yang tingkat lanjut bagi
menunjukkan bahwastaf staf
yangyang
ditentukan
mengikutioleh rumah sakit
Tingkat pelatihan yang ditentukan untuk tiap staf harus diulangpelatihan
berdasarkanBHDpersyaratan
atau bantuan hidup jangka
dan/atau tingkat
lanjut telah lulus pelatihan tersebut
waktu yang ditetapkan oleh program pelatihan yang diakui, atau setiap 2 (dua) tahun jika tidak menggunakan
program pelatihan yang diakui
Rumah
Programsakit telah menetapkan
kesehatan dan keselamatanprogramstafkesehatan
mencakupdan keselamatan
setidaknya staf h) yang tercantum dalam maksud
a) hingga
dan tujuan
Rumah
Rumah sakit
sakit telah menetapkanpenularan
mengidentifikasi kode etik penyakit
staf rumah sakit atau paparan yang dapat terjadi pada staf serta
infeksi
melakukan
Berdasar upaya
atas pencegahan
epidemologi dengan
penyakit vaksinasi
infeksi maka rumah sakit mengidentifikasi risiko staf terpapar atau
tertular serta melaksanakan pemeriksaan
Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, kesehatan dan vaksinasi
dan tata laksana lebih lanjut untuk staf yang terpapar
penyakit infeksi serta dikoordinasikan dengan program
Rumah sakit telah mengidentifikasi area yang berpotensi untuk terjadi pencegahan dantindakan
pengendalian infeksi
kekerasan di tempat kerja
(workplace violence) dan menerapkan upaya untuk mengurangi risiko tersebut
Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, dan tata laksana lebih lanjut untuk staf yang mengalami
cedera
Rumah akibat
Rumah sakit
sakit tindakan
telah
telah kekerasan
menetapkan
melaksanakan di tempat
peraturan kerja kredensial
internal
proses staf medis (medical staf bylaws)kewenangan
dankewenangan
pemberian yang mengaturklinis
proses
Rumah sakit
penerimaan, telah melaksanakan
kredensial, penilaian proses
kinerja,kredensial
dan dan pemberian
rekredensial staf medis klinis kepada dokter praktik
untuk
mandiripelayanan
dari luar rumah diagnostik, konsultasi,
sakit seperti konsultasidan tata laksana
kedokteran jarak jauh yang diberikan radiologi
(telemedicine), oleh dokterjarakpraktik
jauh
mandiri di rumah sakit secara seragam
(teleradiology), dan interpretasi untuk pemeriksaan diagnostik lain: elektrokardiogram (EKG),
elektroensefalogram
Setiap (EEG), elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa
Rumahstaf medis
sakit telahyang memberikan
melaksanakan pelayanan
verifikasi di rumah sakit wajib menandatangani
ke Lembaga/Badan/instansi pendidikan atau perjanjian sesuai dengan
organisasi
regulasi rumah sakit
profesional yang diakui yang mengeluarkan izin/sertifikat, dan kredensial lain dalam proses kredensial sesuai
dengan
Ada buktiperaturan perundang-
dilaksanakan undangan
kredensial tambahan ke sumber yang mengeluarkan apabila staf medis yang meminta
kewenangan klinis tambahan yang canggih atau subspesialisasi
Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya izin/surat tanda registrasi sudah diverifikasi dari sumber
Pengangkatan staf medis dibuat
utama yang mengeluarkan surat berdasar
tesebut dan atasstaf
kebijakan rumah
medis dapat sakit dan konsisten
memberikan pelayanan dengan
kepadapopulasi
pasien dipasien
bawah
rumah sakit, misi, dan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien
supervisi sampai semua kredensial yang disyaratkan undang-undang dan peraturan sudah diverifikasi dari
sumbernya
Untuk staf medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri, dilakukan supervisi dengan mengatur
frekuensi supervisi dan
Direktur menetapkan supervisor yang
kewenangan klinisditunjuk serta didokumentasikan
setelah mendapat rekomendasi dari di file kredensial
Komite Medikstaf tersebut
termasuk
kewenangan tambahan dengan mempertimbangan poin a)-k) dalam maksud dan tujuan
Ada
Ada bukti
bukti pemberian
pelaksanaankewenangan klinis berdasar
pemberian kewenangan atas rekomendasi
tambahan kewenangan
setelah melakukan klinis dari
verifikasi dari sumber
Komite utama
Medik
yang
Surat mengeluarkan
penugasan klinis ijazah/sertifikat
dan rincian kewenangan klinis anggota staf medis dalam bentuk cetak atau elektronik
(softcopy) atau media lain tersedia di semua unit pelayanan
Setiap
Rumahstaf medis
sakit hanya
telah memberikan
menetapkan danpelayanan
menerapkan klinis sesuai
proseskewenangan klinis yang
penilaian kinerja untuk diberikan
penilaiankepadanya
mutu
praktik profesional berkelanjutan, etik, dan disiplin (OPPE) staf medis
Penilaian OPPE
Penilaian OPPE juga staf medis
meliputimemuat
perannya 3 (tiga)
dalam area umum a-ctarget
pencapaian dalamindikator
maksudmutu dan tujuan
yang diukur di unit
Data dan informasi hasil pemantauan kinerja staf medis sekurang- kurangnya setiap 12 (dua belas)
tempatnya
Data bekerja
bulandan informasi
dilakukan olehhasil pelayanan
kepala unit, ketuaklinis dari staf staf
kelompok medis dikajisubkomite
medis, secara objektif dan berdasar
peningkatan atas
mutu komite
bukti,
medik jika memungkinkan
dan pimpinan dilakukan
pelayanan benchmarking
medis. Hasil, dengan
simpulan, pihak
dan tindakaneksternal rumah
didokumentasikansakit di dalam
Jika terjadi kejadian insiden keselamatan pasien atau pelanggaran perilaku etik maka dilakukan
file kredensial
tindakan terhadap staf medis tersebut
staf berdampak
medis tersebut
Bila ada temuan yang padasecara adil (just
pemberian culture) berdasarkan
kewenangan staf medis, hasil
temuananalisa terkait
tersebut
kejadian tersebut
didokumentasi ke dalam fileprofesional
staf medisberkelanjutan
dan diinformasikan serta disimpan di unit tempat staf medis
Berdasarkan penilaian praktik staf medis, rumah sakit menentukan sedikitnya
memberikan pelayanan
setiap 3 (tiga) tahun, apakah kewenangan klinis staf medis dapat dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi
(berkurang
Terdapat atauterkini
bertambah)
Ada buktibukti
pemberian dalam berkasklinis
kewenangan setiaptambahan
staf medis untuk semua
didasarkan atas kredensial
kredensial yang
yang perlu
telah diperbarui
diverifikasisecara
dari
periodik
sumber Badan/Lembaga/Institusi penyelenggara pendidikan atau pelatihan. sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses kredential yang efektif terhadap tenaga keperawatan
meliputi
Tersedia poin
buktia-c dalam maksud
dokumentasi dan tujuan
pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang
terbaharui di file tenaga keperawatan
Terdapat pelaksanaan verifikasi ke sumber Badan/Lembaga/institusi penyelenggara pendidikan/pelatihan
yang seragam
Terdapat
Rumah sakit bukti dokumen kredensial
menerapkan proses untuk yang dipelihara bahwa
memastikan pada setiap tenagaperawat
kredensial keperawatan
kontrak lengkap sebelum
penugasan
Rumah sakit
Rumah sakit telah
telah menetapkan
menetapkan surat
rincian kewenangan
penugasan klinis
klinis perawat
tenaga berdasar
perawatan hasil
sesuai kredensial
dengan terhadap
peraturan perawat
perundang-
undangan
Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga perawat secara periodik menggunakan format dan
metode
Penilaian sesuai
kinerjaketentuan yang ditetapkan
tenaga keperawatan rumahpemenuhan
meliputi sakit uraian tugasnya dan perannya dalam pencapaian
target indicator mutu yang diukur di unit tempatnya bekerja
Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) ketika ada temuan dalam kegiatan
peningkatan
Rumah sakit mutu, laporan insiden keselamatan
telah mendokumentasikan hasil kajian,pasien atau manajemen
tindakan yang diambil,risiko
dan setiap dampak atas tanggung
jawab pekerjaan perawat dalam file kredensial perawat
Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses kredential yang efektif terhadap tenaga Kesehatan
lainnya
Tersediameliputi poin a)-c) dalam
bukti dokumentasi maksudregistrasi,
pendidikan, dan tujuan sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang
terbaharui di file tenaga Kesehatan lainnya
Terdapat pelaksanaan verifikasi ke sumber Badan/Lembaga/institusi penyelenggara Pendidikan/pelatihan
yang seragam
Terdapat
Rumah sakitdokumen kredensial yang
telah menetapkan dipelihara
rincian dari setiap
kewenangan klinistenaga kesehatan
profesional lainnya
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf
klinis lainnya berdasar atas hasil kredensial tenaga Kesehatan lainnya
Rumah sakit telah menetapkan surat penugasan klinis kepada tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan
peraturan
Rumah sakitperundang- undangan
telah melakukan penilaian kinerja tenaga Kesehatan lainnya secara periodik menggunakan
format dan metode sesuai ketentuan
Penilain kinerja tenaga Kesehatan lainnyayang ditetapkan rumah sakituraian tugasnya dan perannya dalam
meliputi pemenuhan
pencapaian targetsakit
Pimpinan rumah indicator mutu yang
dan kepala unit diukur di unit adil
telah berlaku tempatnya bekerjaketika ada temuan dalam kegiatan
(just culture)
peningkatan
Rumah sakit mutu, laporan insiden keselamatan
telah mendokumentasikan pasien
hasil kajian, atau manajemen
tindakan risiko
yang diambil, dan setiap dampak atas tanggung
jawab pekerjaan tenaga kesehatan dalam file kredensial tenaga kesehatan lainnya
2
3
5
PPI 4.1
1
2
10
Koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan tenaga lainnya sesuai
6 ukuran dan kompleksitas rumah sakit 3
10
PPI. 3. 1 Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu pengetahuan terkini PPI 5 1
10
2 Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan pedoman praktik yang diakui 2
10
Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan peraturan dan perundangan yang
3 berlaku 3
10
Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan standar sanitasi dan kebersihan
4 dari badan-badan nasional atau lokal. PPI 6 1
10
Pimpinan rumah sakit menunjuk staf yang cukup untuk program pencegahan dan
PPI. 4. 1 pengendalian infeksi 2
10
Pimpinan rumah sakit mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk program pencegahan
2 dan pengendalian infeksi 3
10
Ada sistem manajemen informasi untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian
3 infeksi PPI 7 1
10
Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan
PPI. 5. 1 kesehatan pada pasien
Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan 2
2 kesehatan pada tenaga kesehatan. (lihat jugayang
KPS.8.4) 5 3
Program termasuk kegiatan surveillance sistematik dan proaktif untuk menentukan
3 angka infeksi biasa (endemik) 10 4
Program termasuk sistem investigasi outbreak dari penyakit infeksi (lihat juga Sasaran
4 Keselamatan Pasien 5, EP 1). 10 PPI 7.1 1
5 Program diarahkan oleh peraturan dan prosedur yang berlaku 10 2
6 Tujuan penurunan risiko dan sasaran terukur dibuat dan direview secara teratur. 10 3
7 Program sesuai 10 PPI 7.2
Semua areadengan ukuran,
pelayanan lokasi
pasien geografis,
di rumah sakitpelayanan
dimasukkandandalam
pasien rumah sakit.
program pencegahan dan 1
PPI. 5.1. 1 pengendalian infeksi 10 2
2 Semua area area
staf di rumah sakit 5
Semua pengunjung di dimasukkan
rumah sakit dalam program
dimasukkan pencegahan
dalam dan pengendalian
program pencegahan dan infeksi 3
3 pengendalian infeksi 10 4
Rumah sakit telah menetapkan fokus program melalui pengumpulan data yang ada di Maksud
PPI. 6. 1 dan Tujuan a) sampai f) 10 5
2 Data yang dikumpulkan a) sampai f) dievaluasi/dianalisis. 10 PPI 8 1
Berdasarkan evaluasi/analisis data, maka diambil tindakan memfokus atau memfokus ulang
3 program pencegahan dan pengendalian infeksi. risiko paling sedikit setiap tahun dan hasil 10 2
Rumah sakit melakukan asesmen terhadap
4 asesmen didokumentasikan. 10 3
PPI. 7. 1 Rumah sakit telahtelah
mengidentifikasi proses terkait dengan risikorisiko
infeksiinfeksi
(lihat pada
juga MPO.5, EP 1) 5 PPI 9 1
Rumah
Rumah sakit mengimplementasi
sakit mengidentifikasi risiko mana strategi
(lihatpenurunan
juga PPI. 7.1 sampai seluruhyang
dengan PPI.7.5) proses
2 (lihat juga MPO.5, EP 1) dan atau prosedur, edukasi staf, perubahan praktik dan kegiatan lainnya 10 2
membutuhkan kebijakan
3 untuk mendukungperalatan
penurunan risiko 10 3
Pembersihan dan metode sterilisasi di pelayanan sterilisasi sentral sesuai dengan
PPI. 7.1. 1 tipe peralatan 10 PPI 10 1
Metode pembersihan peralatan, disinfeksi dan sterilisasi dilaksanakan diluar pelayanan
2 sterilisasi sentral harus sesuai dengan tipe peralatan 5 2
3 Manajemen laundry dan linen yang tepatyang sesuai untuk meminimalisasi risiko bagi staf dan pasien. 10 3
Ada
Ada proses koordinasi
kebijakan pengawasan
dan prosedur yang konsisten menjamin
dengan bahwa semua
peraturan danmetode pembersihan,
perundangan di tingkat
4 disinfeksi dan sterilisasi sama di seluruh rumah sakit. 10 4
nasional dan ada standar profesi yang mengidentifikasi proses pengelolaan peralatan yang
PPI. 7.1.1 1 kadaluwarsa 10 PPI 10.1 1
Untuk peralatan dan material single-use yang direuse, ada kebijakan termasuk untuk item a)
2 sampai e) di Maksud dan Tujuan. 5 2
3 Kebijakan telah dilaksanakan/diimplementasikan 10 3
4 Kebijakan telah di sampah
monitor.infeksius dan cairan tubuh dikelola untuk meminimalisasi risiko 10 PPI 11 1
Pembuangan
PPI. 7.2. 1 penularan. (lihat juga AP.5.1, Maksud dan dan
Tujuan) 10 2
Penanganan dan pembuangan darah komponen darah dikelola untuk meminimalisasi
2 risiko penularan. (lihat juga AP.5.1, Maksud dan Tujuan) 5 3
3 AreaRumah sakit membuang
kamartajam
mayat danjarum benda tajam
post mortem dan
untukpada jarum secararisiko
meminimalisasi amanpenularan.
atau bekerja sama dengan 10 PPI 11.1 1
Benda
sumber-sumber dan
yang kompetendikumpulkan
untuk menjamin wadah
bahwa yang khusus
wadah yang
benda tidakdibuang
tajam dapat tembus
di tempat
PPI. 7.3. 1 (puncture proof) dan tidak direuse. 10 2
pembuangan khusus untuk sampah berbahaya atau sebagaimana ditentukan oleh peraturan
2 perundang-undangan. 10 3
Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan kebijakan pencegahan dan
3 pengendalian infeksi rumah sakit. 5 4
PPI. 7.4. 1 Sanitasi dapur dan engineering/Engineering
penyiapan makanan ditangani dengan baik untuk 10 PPI 12
Pengontrolan control diterapkan untukmeminimalisasi
meminimalisasirisiko
risikoinfeksi
infeksi 1
2 di area yang tepat di rumah sakit 10 2
Rumah sakit menggunakan kriteria risiko untuk menilai dampak renovasi atau pembangunan
PPI. 7.5. 1 (konstruksi) baru. 10 3
Risiko dan dampak renovasi atau kontruksi terhadap kualitas udara dan kegiatan pencegahan
2 dan pengendalian infeksi dinilai dan dikelola. 5 PPI 13 1
Pasien
Kebijakanyang sudah
dan diketahui
prosedur atau
mengatur diduga
pemisahaninfeksi menular
antara harus
pasien di isolasi
dengan sesuaimenular,
penyakit kebijakan
dari
PPI. 8. 1 rumah sakit dan pedoman yang direkomendasikan. 10 2
pasien lain yang berisiko tinggi, yang rentan karena immunosuppressed atau sebab lain dan staf.
2 10 3
Kebijakan dan prosedur mengatur bagaimana cara mengelola pasien dengan infeksi airborne
3 untuk jangka waktu pendek ketika ruangan bertekanan negatif tidak tersedia 10
Rumah
Ruangansakit mempunyai
bertekanan strategi
negatif untuk
tersedia danberurusan
di monitor dengan
secaraarus pasien
rutin untukdengan
pasien penyakit
infeksius yang
yang
4 menular 5
membutuhkan isolasi untuk infeksi airborne; bila ruangan bertekanan negatif tidak segera
5 tersedia, ruangan dengan sistem filtrasi HEPA yang diakui bisa digunakan. 10
6 Staf dididik 10
Rumahtentang pengelolaan pasien
sakit mengidentifikasi situasiinfeksius
dimana sarung tangan dan atau masker atau pelindung
PPI. 9. 1 mata dibutuhkan 10
2 Sarung tangan danmengidentifikasi
atau masker atau pelindung 5
Rumah sakit situasi mana mata digunakan
diperlukan secara
prosedur cucitepat dan disinfeksi
tangan, benar tangan
3 atau disinfeksi permukaan. 10
4 Prosedur cuci tangan dan desinfeksi digunakan secara benar di seluruh area tersebut 10
5 Rumah sakit mengadopsi 10
Kegiatan pencegahanpedoman hand hygiene
dan pengendalian dari
infeksi sumber yangke
diintegrasikan berwenang
dalam program peningkatan
PPI.10. 1 mutuKepemimpinan
dan keselamatan pasien rumah sakit (lihat juga PMKP.1.1, EP) 5
dari program pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk dalam
2 mekanisme pengawasan dari program mutu dan keselamatan pasien rumah sakit 10
PPI.10.1. 1 Risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri 10
2 Angka infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri 10
3 Kecenderungan infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri 5
PPI.10.2. 1 Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diukur. 10
2 Pengukuran tersebut mengidentifikasi infeksi penting secara epidemiologis 10
PPI.10.3. 1 Proses di tata ulang berdasarkan risiko, angka dan kecenderungan data dan informasi 10
2 Proses di tata ulang untukpelayanan
menurunkan risiko infeksi ke level serendah mungkin di rumah sakit 5
Angka infeksi terkait kesehatan dibandingkan dengan angka-angka
PPI.10.4. 1 lain melalui komparasi data dasar (lihat juga PMKP.4.2, EP 2 dan MKI.20.2, EP 3) 10
2 Rumah sakit membandingkan angka yang ada dengan praktik terbaik dan bukti ilmiah 10
PPI.10.5. 1 Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf medis 10
2 Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf perawat 5
3 HasilHasil
pengukuran 10
programdikomunikasikan
pencegahan dankepada manajemen
pengendalian infeksi dilaporkan kepada Kementerian
PPI.10.6. 1 Kesehatan atau Dinas Kesehatan sesuai ketentuan (lihat juga MKI.20.1, 10
Rumah sakit melakukan tindak lanjut yang benar terhadap laporan EP
dari1)Kementerian
2 Kesehatan 10
RumahatausakitDinas Kesehatan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang mengikut
mengembangkan
PPI.11. 1 sertakan seluruh 5
Rumah sakit staf dan profesional
memberikan lain, tentang
pendidikan pasien dan keluarga. dan pengendalian infeksi kepada
pencegahan
2 seluruh staf sakit
dan profesional lain 10
Rumah memberikan pendidikan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi kepada
3 pasien dan keluarga. 5
Semua staf diberi pendidikan tentang kebijakan, prosedur, dan praktek-praktek program
4 pencegahan dan secara
pengendalian 5
Edukasi staf periodik(lihat juga KPS.7
diberikan danrespon
sebagai TKP.5.4)
terhadap kecenderungan yang
5 signifikan dalam data infeksi. 5
10
STANDAR PENILAIAN KEMENKES (DRAFT)
Elemen Penilaian
Direktur rumah sakit telah menetapkan regulasi PPI meliputi poin a- m pada gambaran umum.
Direktur rumah sakit telah menetapkan Komite/Tim PPI untuk untuk mengelola dan mengawasi kegiatan PPI di
rumah sakit.
Rumah sakit telah menerapkan mekanisme koordinasi yang melibatkan pimpinan rumah sakit dan Komite/tim PPI
untuk melaksanakan program PPI sesuai dalam maksud dan tujuan.
Direktur rumah sakit memberikan dukungan sumber daya terhadap penyelenggaraan kegiatan PPI meliputi namun
tidak terbatas pada maksud dan tujuan
Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN purna waktu dan IPCLN berdasarkan jumlah dan kualifikasi sesuai
ukuran rumah sakit, kompleksitas kegiatan, tingkat risiko, cakupan program dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan supervisi pada semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
di rumah sakit
Rumah sakit menetapkan kebijakan Program PPI yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan
transmisi sesuai maksud dan tujuan diatas
Rumah sakit melakukan evaluasi pelaksanaan program PPI
Rumah sakit secara proaktif telah melaksanakan pengkajian risiko pengendalian infeksi (ICRA) setiap tahunnya
terhadap tingkat dan kecenderungan infeksi layanan kesehatan sesuai poin a) - k) pada maksud dan tujuan dan
selanjutnya menggunakan data tersebut untuk membuat dan menentukan prioritas/fokus pada Program PPI.
Rumah sakit telah melaksanakan surveilans data secara periodik dan dianalisis setiap triwulan meliputi poin a) - f)
pada maksud dan tujuan.
Rumah sakit telah menerapkan pengolahan sterilisasi mengikuti peraturan perundang-undangan
Staf yang memroses peralatan medis dan/atau BMHP telah diberikan pelatihan dalam pembersihan, desinfeksi, dan
sterilisasi serta mendapat pengawasan
Metode pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi dilakukan secara seragam di semua area di rumah sakit
Penyimpanan peralatan medis dan/atau BMHP bersih dan steril disimpan dengan baik di area penyimpanan yang
ditetapkan, bersih dan kering dan terlindungi dari debu, kelembaban, serta perubahan suhu yang ekstrem
Bila sterilisasi dilaksanakan di luar rumah sakit harus dilakukan oleh lembaga yang memiliki sertifikasi mutu dan ada
kerjasama yang menjamin kepatuhan proses sterilisasi sesuai dengan peraturan perundang- undangan
Rumah sakit menetapkan peralatan medis dan/atau BMHP yang dapat digunakan ulang meliputi a) – g) dalam
maksud dan tujuan
Rumah sakit menggunakan proses terstandardisasi untuk menentukan kapan peralatan medis dan/atau BMHP
yang digunakan ulang sudah tidak aman atau tidak layak digunakan ulang
Ada bukti pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) peralatan medis
dan/atau BMHP meliputi a) – g) dalam maksud dan tujuan
Rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan dan disinfeksi permukaan dan lingkungan sesuai standar PPI
Rumah sakit melaksanakan pembersihan dan desinfeksi tambahan di area berisiko tinggi berdasarkan hasil
pengkajian risiko
Rumah sakit telah melakukan pemantauan proses pembersihan dan disinfeksi lingkungan
Ada unit kerja pengelola linen/laundry yang menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan linen/laundry, termasuk pemilahan, transportasi, pencucian,
pengeringan, penyimpanan, dan distribusi
Ada bukti supervisi oleh IPCN terhadap pengelolaan linen/laundry sesuai dengan prinsip PPI termasuk bila
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit
Rumah sakit telah menerapkan pengelolaan limbah rumah sakit untuk meminimalkan risiko infeksi yang meliputi a)
– e) pada maksud dan tujuan
Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah sesuai dengan regulasi, dipantau dan dievaluasi, serta
di tindak lanjutnya
Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan regulasi dan dilaksanakan pemantauan, evaluasi, serta tindak
lanjutnya
Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus berdasar atas kerjasama dengan pihak
yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pemulasaraan
Ada bukti kegiatanjenazah
kamardan bedah
mayat dan mayat
kamarsesuai
bedahdengan
mayatregulasi
sudah dikelola sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Ada bukti pemantauan dan evaluasi, serta tindak lanjut kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan, disimpan di dalam wadah yang tidak tembus, tidak bocor, berwarna
kuning, diberi label
Bila pengelolaan infeksius,
benda tajamdan
dandipergunakan hanya oleh
jarum dilaksanakan sekalipihak
pakailuar
sesuai
rumahdengan peraturan
sakit harus perundangundangan
berdasar atas kerjasama
dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perundang- undangan
Ada
Ada bukti
bukti data dokumensupervisi
pelaksanaan limbah benda tajam dan jarum
dan pemantauan oleh IPCN terhadap pengelolaan benda tajam dan jarum sesuai
dengan prinsip PPI, termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit
Ada bukti
Rumah pelaksanaan
sakit menetapkan pemantauan kepatuhan
regulasi tentang prinsip-prinsip
pelayanan makananPPI sesuaisakit
di rumah regulasi
yang meliputi a) – b) pada maksud
dan tujuan
Ada bukti pelaksanaan yang penyimpanan bahan makanan, pengolahan, pembagian/pemorsian, dan distribusi
makanan
Ada bukti sudah sesuai penyimpanan
pelaksanaan dengan peraturan perundang-undangan
makanan dan produk nutrisi dengan memperhatikan kesehatan lingkungan
meliputi sanitasi, suhu, pencahayaan,
Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis dan kelembapan, ventilasi, dan keamanan
teknis (mechanical and untuk mengurangi
engineering risiko
control) infeksi
minimal untuk
fasilitas yang tercantum pada a) - f) pada maksud dan tujuan.
Rumah sakit menerapkan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) yang
minimal
Rumah sakitmeliputi poin
telah a) - f) yang ada
melaksanakan pada maksud
penilaian dan tujuan. infeksi (infection control risk assessment/ICRA)
risiko pengendalian
pada
Rumah semua
sakit renovasi,
menyediakankontruksi dan demolisi sesuai
dan menempatkan ruangan dengan
untuk regulasi.
pasien dengan imunitas rendah
(immunocompromised)
Rumah sakit
sakit telah
melaksanakansesuai dengan
proses peraturan
transfer pasienperundang undangan
Rumah menempatkan pasien infeksi “air airborne diseases
borne” dalam di dalam
waktu singkatrumah sakit sakit
jika rumah dan keluar rumah sakit
tidak mempunyai
sesuai dengan peraturan perundang- undangan termasuk di ruang gawat darurat dan
kamar dengan tekanan negatif sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya
ruang lainnya
Ada bukti
Rumah pemantauan
sakit menerapkan ruang tekanan
proses negatif dan
pengelolaan penempatan
pasien bila terjadipasien secara
ledakan rutin
pasien (outbreak) penyakit infeksi air
borne
Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan tekanan negatif bila terjadi ledakan pasien (outbreak) sesuai
dengan
Ada peraturan
bukti dilakukan perundangan
edukasi kepada
Rumah sakit telah menerapkan handstaf tentang
hygiene yangpengelolaan
mencakuppasienkapan,infeksius
di mana, jika terjadi ledakan
dan bagaimana pasien cuci
melakukan
(outbreak) penyakit infeksi air borne
tangan mempergunakan sabun (hand wash) dan atau dengan disinfektan (hand rubs) serta ketersediaan fasilitas
hand
Sabun, hygiene
disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di tempat cuci tangan dan tempat melakukan disinfeksi
tangan
Ada
Rumah bukti pelaksanaan
sakit menerapkan pelatihan
penggunaanhand hygiene kepadadiri,
alat pelindung semua pegawai
tempat termasuk
yang harus tenaga kontrak
menyediakan alat pelindung diri, dan
pelatihan cara memakainya
Alat pelindung diri sudah digunakan secara tepat dan benar
Ketersediaan alat pelindung diri sudah cukup sesuai dengan regulasi
Ada
Ada bukti pelatihan
regulasi sistem penggunaan
manajemen alat data pelindung diri kepada
terintegrasi semua
antara data pegawaidan
surveilans termasuk tenaga mutu
data indikator kontrakdi Komite/ Tim
Penyelenggara Mutu
Ada bukti pertemuan berkala antara Komite/ Tim Penyelenggara Mutu dan Komite/Tim PPI untuk berkoordinasi dan
didokumentasikan
Ada bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi Komite/Tim PPI kepada Komite/ Tim Penyelenggara
Mutu
Rumah setiap
sakittiga bulan
menetapkan program pelatihan dan edukasi tentang PPI yang meliputi a) – e) yang ada pada maksud
dan tujuan
Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf klinik dan nonklinik sebagai bagian dari orientasi pegawai baru
tentang regulasi dan praktik program PPI
Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien, keluarga, dan pengunjung
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
###
2 196 13 769
2 196 13 770
2 196 13 771
2 197 13 772
2 197 13 773
2 197 13 774
2 197 13 775
2 197 13 776
2 198 13 777
2 198 13 778
2 199 13 779
2 199 13 780
2 199 13 781
2 200 13 782
2 200 13 783
2 201 13 784
2 201 13 785
2 202 13 786
2 202 13 787
2 203 13 788
2 203 13 789
2 203 13 790
2 204 13 791
2 204 13 792
2 205 13 793
2 205 13 794
2 205 13 795
2 205 13 796
2 205 13 797
Template - Rumah Sakit
STANDAR PENILAIAN KARS 2012
Standar No urut Elemen Penilaian Standar No urut
10 MFK 1
Pimpinan rumah sakit dan mereka yang bertanggung jawab atas pengelolaan fasilitas
mengetahui peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku terhadap
MFK. 1. 1 fasilitas rumah sakit. 1
10
2 Pimpinan menerapkan ketentuan yang berlaku atau ketentuan alternatif yang disetujui 2
10
Pimpinan memastikan rumah sakit memenuhi kondisi seperti hasil laporan terhadap fasilitas
3 atau catatan pemeriksaan yang dilakukan oleh otoritas setempat 3
10 MFK 2
MFK. 2. 1 Ada rencana tertulis yang mencakup a) sampai f) Maksud dan Tujuan 1
10
2 Rencana tersebut terkini atau di update 2
10
4 Rumah sakit memiliki proses evaluasi periodik dan update rencana tahunan 4
10 MFK 3
MFK. 3. 1 Program pengawasan dan pengarahan dapat ditugaskan kepada satu orang atau lebih. 1
10
2 Kompetensi petugas tersebut berdasarkan atas pengalaman atau pelatihan 2
10
Petugas tersebut merencanakan dan melaksanakan program meliputi elemen a) sampai g)
3 Maksud dan Tujuan. 3
10
MFK. 3.1. 1 Ada program untuk memonitor semua aspek dari program manajemen risiko fasilitas/lingkungan 4
10 MFK 4
2 Data monitoring digunakan untuk mengembangkan/meningkatkan program 1
10
Rumah sakit mempunyai program untuk memberikan keselamatan dan keamanan bagi
fasilitas fisik, termasuk memonitor dan mengamankan area yang diidentifikasi sebagai risiko
MFK. 4. 1 keamanan. 2
10
Program tersebut memastikan bahwa semua staf, pengunjung dan pedagang/vendor dapat
diidentifikasi, dan semua area yang berisiko keamanannya dimonitor dan dijaga keamanannya
2 (lihat juga AP.5.1, EP 2, dan AP.6.2, EP 1) 3
10
Program tersebut efektif untuk mencegah cedera dan mempertahankan kondisi aman bagi
3 pasien, keluarga, staf dan pengunjung. (lihat juga SKP.6, EP 1) 4
10 MFK 5
4 Program meliputi keselamatan dan keamanan selama masa pembangunan dan renovasi 1
10
5 Pimpinan memanfaatkan
Bila terdapat sumber daya
badan independen sesuai
dalam rencana
fasilitas yang disetujui
pelayanan pasien akan disurvei, rumah sakit 2
6 memastikan bahwa badan tersebut mematuhi program keselamatan. 5 3
Rumah sakit mempunyai hasil pemeriksaan fasilitas fisik terkini dan akurat yang
MFK. 4.1. 1 didokumentasikan 10 4
Rumah sakit mempunyai rencana mengurangi risiko yang nyata berdasarkan pemeriksaan
2 tersebut 10 5
3 Rumah sakit memperlihatkan kemajuan dalam melaksanakan rencananya 10 MFK 5.1 1
Rumah
Rumah sakit
sakit menyusun
menyusun rencana
rencana dan
dan anggaran
anggaran yang untukmemenuhi
meningkatkan peraturan perundangan
atau mengganti dan
sistem,
MFK. 4.2. 1 ketentuan lain 10 2
bangunan,
Rumahatau sakitkomponen yang diperlukan
mengidentifikasi bahan danagar fasilitas
limbah tetap dapat
berbahaya beroperasi secara
dan mempunyai daftar aman dan
2 efektif. (lihat juga APK.6.1, EP 5) 10 3
terbaru/mutakhir
Rencana untuk dari bahan berbahaya
penanganan, tersebutdan
penyimpanan di rumah sakit. (lihat
penggunaan juga AP.5.5,
yang aman disusunEPdan
1, dan
MFK. 5. 1 AP.6.6, EP 1) 10 MFK 6 1
diimplementasikan/diterapkan (lihat juga AP.5.1, Maksud dan Tujuan, dan EP 3; AP.5.5, EP 3;
2 AP.6.2, EP 4; dan AP.6.6, EP 3) dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan insiden 5 2
Rencana
Rencana untukuntuk pelaporan
penanganan limbah yang benar di dalam rumah sakit dan pembuangan
3 lainnya disusun dansecara
diterapkan. 10 3
limbah berbahaya aman dan sesuai ketentuan hukum disusun dan diterapkan. (lihat juga
4 AP.6.2, EP 4) untuk alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan, ada tumpahan 10 4
Rencana
5 dan paparan 10
Rencanadisusun dan diterapkan. (lihatpersyaratan,
untuk mendokumentasikan juga AP.5.1,meliputi
EP 4; AP.6.2,
setiapEPizin,
5; dan AP.6.6,
lisensi, atauEP 5)
ketentuan 5
6 persyaratan
Rencanalainnya disusun dan diterapkan.
untuk pemasangan label pada bahan dan limbah berbahaya disusun dan diterapkan. 6
7 (lihatBila
jugaterdapat
AP.5.5, unit
EP 5;independen
dan AP.6.6, dalam
EP 5) fasilitas pelayanan pasien yang akan disurvei, rumah MFK 7 1
Rumah sakit harus mengidenfikasi kemungkinan terjadinya bencana internal dan eksternal,
8 sakit
sepertimemastikan bahwadalam
keadaan darurat unit tersebut mematuhi
masyarakat, wabahrencana penanganan
dan bencana bahan
alam atau berbahaya.
bencana lainnya, serta 2
MFK. 6. 1 terjadinya kejadian wabah yang menimbulkan terjadinya risiko yang signifikan.
Rumah sakit merencanakan untuk menangani kemungkinan bencana, meliputi item a) sampai 3
2 g) di Seluruh
atas rencana diujicoba secara tahunan atau sekurang-kurangnya elemen kritis dari c) 4
MFK. 6.1. 1 sampai g) dari rencana 5
2 PadaBila
akhir setiap uji
terdapat coba,
badan dilakukan tanya-jawab
independen dalam fasilitas (debriefing)
pelayananmengenai
pasien yang ujicoba
akanyang dilakukan
disurvei, rumah 6
3 sakitRumah
memastikan bahwa unit tersebut
sakit merencanakan programmematuhi rencana kesiapan
untuk memastikan seluruhmenghadapi
penghuni rumahbencana.
sakit aman MFK 8 1
MFK. 7. 1 dari kebakaran, asap atau kedaruratan
Program dilaksanakan lain yang bukan
secara terus-menerus kebakaran. untuk memastikan bahwa
dan komprehensif 5 2
2 seluruh
Bila ruang
terdapatrawat pasien
badan dan tempat
independen kerja staf
di fasilitas termasukpasien
pelayanan dalamyangprogram.
akan disurvei, rumah sakit 5 MFK 8.1 1
3 memastikan bahwa badan tersebut mematuhi rencana pengamanan kebakaran. 10 2
MFK. 7.1. 1 Program termasuk pengurangan risiko kebakaran; 5 3
Program termasuk asesmen risiko kebakaran saat ada pembangunan di atau berdekatan
2 dengan fasilitas; 10 4
3 Program termasuk deteksi dini kebakaran dan asap; 10 5
4 Program termasuk
Program meredakan
termasuk kebakaran
evakuasi/ dan yang
jalan keluar pengendalian
aman dari(containment) asap. kedaruratan
fasilitas bila terjadi 10 MFK 8.2 1
5 akibat kebakaran
Sistem deteksidan kedaruratan
kebakaran bukan kebakaran.
dan pemadaman diinspeksi dan diuji coba, serta dipelihara, yang 10 2
MFK. 7.2. 1 frekuensinya ditetapkan oleh rumah sakit
Staf dilatih untuk berpartisipasi dalam perencanaan pengamanan kebakaran dan asap (lihat 5 3
2 juga Semua
MFK.11.1,stafEP1)
berpartisipasi sekurang-kurangnya setahun sekali dalam rencana pengamanan 10 4
3 kebakaran dan asap. (Lihat juga MFK 11.1, EP 1). 10 5
4 Staf dapat memeragakan cara membawa pasien ke tempat aman. 10 MFK 8.2.1 1
5 Pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan dan sistem didokumentasikan. 5 2
MFK. 7.3. 1 Rumah sakit membuat kebijakan dan/atau prosedur untuk melarang merokok. 10 3
2 Kebijakan dan/atau prosedur tersebut berlaku bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf. 10 4
3 Kebijakan dan/atau
Peralatan medisprosedur tersebut
di seluruh rumah telah dimplementasikan
sakit dikelola sesuai rencana. (lihat juga AP.5.4, EP 1, dan 10 MFK 8.3 1
MFK. 8. 1 AP.6.5, EP 1) 5 2
2 Ada daftar inventaris untuk seluruh peralatan medis. (lihat juga AP.5.4, EP 3, dan AP.6.5, EP 4) 10 3
3 Peralatan medis
Peralatan diinspeksi
medis secara
diuji coba teratur.
sejak (lihatsesuai
baru dan juga AP.5.4, EP 4, dan AP.6.5,
umur, penggunaan EP 4)
dan rekomendasi pabrik 10 MFK 9 1
4 (lihat juga AP.5.4, EP 5, dan AP.6.5, EP 5) 10 2
5 Ada program pemeliharaan preventif (lihat juga AP.5.4, EP 6, dan AP.6.5, EP 6) 5 3
6 TenagaDatayang kompeten
hasil monitoringmemberikan
dikumpulkan pelayanan ini.
dan didokumentasikan untuk program manajemen 10 4
MFK. 8.1. 1 peralatan medis. (lihat juga AP.5.4, EP 7, dan AP.6.5, EP 7) 5 5
2 Data hasil monitoring digunakan untuk keperluan perencanaan dan perbaikan 5 6
MFK. 8.2. 1 Ada sistem penarikan
Kebijakan kembaliyang
atau prosedur produk/peralatan di rumah setiap
mengatur penggunaan sakit produk dan peralatan yang dalam 5 MFK 10 1
2 proses penarikan kembali. 5 2
3 Kebijakan dan prosedur tersebut diimplementasikan. 0 3
MFK. 9. 1 Air minum tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu 5 4
2 Listrik tersedia
Rumah 24mengidentifikasi
sakit jam sehari, tujuharea
haridan
seminggu
pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi 10 MFK 11 1
MFK. 9.1. 1 kegagalan listrik atau air minum terkontaminasi atau terganggu. 5 2
2 Rumah sakit berusaha untuk mengurangi risiko bila hal itu terjadi. 5 3
Rumah sakit melakukan uji coba sumber air minum alternatif sekurangnya setahun sekali atau
3 Rumah sakitbila
lebih sering merencanakan sumber
diharuskan oleh listrik dan
peraturan air minum yang
perundangan alternatif dalam
berlaku ataukeadaan emergensi.
oleh kondisi sumber 0 4
MFK. 9.2. 1 air 5 5
Rumah sakit melakukan uji coba sumber listrik alternatif sekurangnya setahun sekali atau
2 Rumah sakitbila
lebih sering mendokumentasi
diharuskan oleh hasil uji cobaperundangan
peraturan tersebut yang berlaku atau oleh kondisi sumber 5 6
3 listrik. 0 7
4 Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba tersebut 0 8
MFK.10. 1 Rumah sakit mengidentifikasi sistem pendukung, gas medis, ventilisasi dan sistem kunci lainnya. 10
2 Sistem kunci diperiksa secara teratur 5
3 Sistem kunci diuji coba secara teratur 5
4 Sistem kunci dipelihara secara teratur 5
5 Sistem kunci ditingkatkan bila perlu 5
MFK.10.1. 1 Kualitas air dimonitor secara teratur 5
2 Air yang
Datadigunakan untuk hemodialisis/chronic
hasil monitoring renal dialysis diperiksa
dikumpulkan dan didokumentasikan secara teratur.
untuk program manajemen 10
MFK.10.2. 1 pendukung/utiliti medis. 0
Untuk setiap komponen dari program manajemen fasilitas dan keselamatan rumah sakit, ada
2 Data hasil monitoring
pendidikan digunakan
yang direncanakan untuk
untuk tujuan perencanaan
memastikan dan peningkatan
staf dari semua shift dapat menjalankan 0
MFK.11. 1 tanggung jawab mereka secara efektif. (lihat juga AP.5.1, EP 5,
Pendidikan meliputi pengunjung, pedagang/vendor, pekerja kontrak dan AP.6.2,dan EP lainnya
6) yang 10
2 diidentifikasi rumah sakit serta stafnya yang bekerja dalam beberapa shift. 10
Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan tindakan untuk menghilangkan,
MFK.11.1. 1 Staf dapat menjelaskan dan/atau
mengurangi/meminimalisir memperagakan peran mereka dalam menghadapi kebakaran. 10
Staf dapat menjelaskanatau melaporkan
dan/atau tentang
memperagakan keselamatan, keamanan
tindakan, kewaspadaan, dan risiko
prosedur lainnya.
dan
2 partisipasi dalam penyimpanan, penanganan dan pembuangan limbah gas medis, bahan dan 10
3 limbah
Stafberbahaya dan yang berkaitan
dapat menjelaskan dan/atau dengan kedaruratan.
memperagakan prosedur dan peran mereka dalam 10
4 penanganan kedaruratan dan bencana internal atau ekternal
Staf dilatih untuk mengoperasikan peralatan medis dan sistem (community).
utiliti sesuai ketentuan 10
MFK.11.2. 1 pekerjaannya. 5
2 Staf dilatih untuk memelihara peralatan medis dan sistem utiliti sesuai ketentuan pekerjaannya. 5
MFK.11.3. 1 Pengetahuan
Pelatihanstaf
dandites berdasarkan
testing perannya dalam
staf didokumentasikan memelihara
dengan mencatat fasilitas yangdilatih
siapa yang aman dan
dan efektif.
dites, 5
2 serta hasilnya. 10
STANDAR PENILAIAN KEMENKES
Elemen Penilaian
Rumah sakit menetapkan regulasi terkait Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi poin 1-10 pada gambaran umum.
Rumah sakit telah melengkapi izin-izin dan sertifikasi yang masih berlaku sesuai persyaratan
peraturan perundang-undangan
Pimpinan rumah sakit memenuhi perencanaan anggaran dan sumber daya serta memastikan rumah sakit
memenuhi persyaratan perundang-undangan
Rumah sakit telah menetapkan Penanggungjawab MFK yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam
melakukan pengelolaan pada fasilitas dan keselamatan di lingkungan rumah sakit
Penanggungjawab MFK telah menyusun Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi poin a)-j) dalam maksud dan tujuan
Penanggungjawab MFK telah melakukan pengawasan dan evaluasi Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK) setiap tahunnya meliputi poin a)-g) dalam maksud dan tujuan serta melakukan penyesuaian
program apabila diperlukan
Penerapan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) pada tenant/penyewa lahan yang
berada di lingkungan rumah sakit meliputi poin a)-e) dalam maksud dan tujuan
Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan keselamatan rumah sakit meliputi poin a)-c) pada maksud
dan tujuan
Rumah sakit telah mengintegrasikan program Kesehatan dan keselamatan kerja staf ke dalam program
manajemen fasilitas dan keselamatan
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keselamatan di rumah sakit
setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register
Rumah sakit telah melakukan pemantauan risiko keselamatan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan
kepada piminan rumah sakit.
Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan keamanan dilingkungan rumah sakit meliputi poin a)-e)
pada maksud dan tujuan
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keamanan di rumah sakit
setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keselamatan di rumah sakit. (Daftar
risiko/risk register)
Rumah sakit telah melakukan pemantauan risiko keamanan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan kepada
Direktur rumah sakit
Rumah sakit telah melaksanakan proses pengelolaan B3 meliputi poin a-h pada maksud dan tujuan
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait pengelolaan B3 di rumah
sakit
Di areasetiap tahun
tertentu yang
yang didokumentasikan
rawan terhadap pajanandalam daftar risiko/risk
telah dilengkapi register
dengan eye washer/body washer yang
berfungsi dan terpelihara baik dan tersedia kit tumpahan/spill kit sesuai ketentuan
Staf dapat
Staf dapat menjelaskan
menjelaskan dan dan atau
atau memperagakan
memperagakan tindakan,
penanganan tumpahan B3
kewaspadaan, prosedur dan partisipasi dalam
penyimpanan, penanganan dan pembuangan limbah B3
Rumah
Rumah sakit
sakit melakukan penyimpanan
mengolah limbah B3 padat limbah
secaraB3 sesuaiatau
mandiri poinmenggunakan
a)-k) pada maksud
pihakdan tujuan
ketiga yang berizin
termasuk untuk pemusnahan limbah B3 cair yang tidak bisa dibuang ke IPAL
Rumah
Rumahsakit sakitmengelola limbah B3
telah melakukan cair sesuai risiko
pengkajian peraturan perundang-
kebakaran undangan
secara proaktif meliputi poin a)-i)
dalam maksud dan tujuan setiap tahun yang didokumentasikan
Rumah sakit telah menerapkan proses proteksi kebakaran yang meliputi poin a)-f) dalam daftar risiko/risk
pada maksud register
dan
tujuan
Rumah sakit menetapkan kebijakan dan melakukan pemantauan larangan merokok di seluruh area rumah
sakit
Rumah
Rumah sakit
sakit telah men hasil
memastikan pengkajian
semua staf risiko proteksi kebakaran
Peralatan pemadaman kebakaran aktifmemahami
dan sistemproses proteksi
peringatan dinikebakaran termasuk
serta proteksi melakukan
kebakaran secarapelatihan
pasif
penggunaan APAR, hidran dan simulasi kebakaran setiap tahun
telah diinventarisasi, diperiksa, di ujicoba dan dipelihara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan
Rumahdidokumentasikan
sakit telah menerapkan proses pengelolaan peralatan medik yang digunakan di rumah sakit
meliputi
Rumah sakitpoinmenetapkan
a)-e) pada maksud dan tujuan
penanggung jawab yang kompeten dalam pengelolaan dan pengawasan
peralatan medik di rumah sakit.
Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko peralatan medik secara proaktif setiap tahun
yang didokumentasikan dalam Daftar risiko/risk register
Terdapat
Rumah bukti
sakit perbaikan
telah menerapkan yang dilakukanpemberitahuan
pemantauan, oleh pihak yang berwenang
kerusakan dan kompeten.
(malfungsi) dan penarikan (recall)
peralatan
Rumah medis
sakit yang
telah membahayakan
melaporkan insidenpasien
keselamatan pasien terkait peralatan medis sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Rumah sakit telah menerapkan proses pengelolaan sistem utilitas yang meliputi poin a)-e) dalam maksud
dan
Rumahtujuansakit telah melakukan pengkajian risiko sistim utilitas dan komponen kritikalnya secara
proaktif setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register.
Rumah sakit menerapkan
Sistem utilitas dan komponenproses inventarisasi
kritikalnya telahsistim utilitas
diinspeksi dan komponen
secara kritikalnyaketentuan
berkala berdasarkan setiap tahun
rumah
sakit
Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diuji secara berkala berdasar atas kriteria yang sudah ditetapkan
Sistem utilitas dan komponen kritikalnya dipelihara berdasar atas kriteria yang sudah ditetapkan
Sistem
Rumah utilitas dan komponen
sakit mempunyai proses kritikalnya diperbaiki
sistem utilitas bilakeadaan
terhadap diperlukandarurat yang meliputi poin a)-c) pada
maksud dan tujuan
Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 (tujuh) hari dalam seminggu.
Listrik
Rumah tersedia 24 jam setiap hari,
sakit mengidentifikasi area7dan
(tujuh) hari dalam
pelayanan yang seminggu
berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik
atau air bersih terkontaminasi atau terganggu dan melakukan penanganan untuk mengurangi risiko
Rumah sakit melaksanakan uji coba sumber air bersih dan listrik cadangan/alternatif sekurangnya 6
Rumah sakit mempunyai
(enam) bulan sumber
sekali atau lebih listrik
sering biladan air bersiholeh
diharuskan cadangan dalam
peraturan keadaan darurat/emergensi
perundang-undanganan yang berlaku
atau oleh kondisi sumber air
Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba sumber air bersih cadangan/alternatif tersebut
Rumah
Rumah sakit
sakit mendokumentasikan
mempunyai tempat dan hasil uji sumber
jumlah bahan listrik/cadangan/alternatif
bakar untuk sumber listriktersebut
cadangan/alternatif yang
mencukupi
Rumah sakit telah menerapkan proses sekurang-kurangnya meliputi poin a)-d) pada maksud dan tujuan
Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi proses pada EP 1.
Rumah
Rumah sakit telah
sakit telah menindaklanjuti
menerapkan hasil pemantauan
proses pengelolaan bencana dan
yangevaluasi
meliputipada EPa)-h)
poin 2 dan didokumentasikan
Rumah sakit mengidentifikasi risiko bencana internal dan eksternal dalampada maksud
Analisa dan tujuan
kerentanan
diatas
bahaya/Hazard Vulnerability Analysis (HVA) secara proaktif setiap tahun dan diintegrasikan ke dalam
daftar
Rumahrisiko/risk register
sakit membuat dan profil
Program risiko bencana di rumah sakit berdasarkan hasil Analisa
pengelolaan
kerentanan
Rumah sakitbahaya/Hazard
telah melakukan Vulnerability Analysis (HVA)bencana
simulasi penanggulangan setiap tahun
(disaster drill) minimal setahun sekali
termasuk debriefing
Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan prosedur dan peran mereka dalam penanganan
kedaruratan serta bencana internal dan external
Rumah
Rumah sakit
sakit telah menyiapkan
menerapkan area risiko
penilaian dekontaminasi sesuai(PCRA)
prakonstruksi ketentuan padarencana
terkait instalasi gawat darurat
konstruksi, renovasi dan
demolisi meliputi poin a)-j) seperti di maksud dan tujuan diatas
Rumah sakit melakukan penilaian risiko prakontruksi (PCRA) bila ada rencana kontruksi, renovasi dan
demolisi
Rumah sakit melakukan tindakan berdasarkan hasil penilaian risiko untuk meminimalkan risiko selama
pembongkaran, konstruksi, dan renovasi
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
Rumah sakit setiap
keselamatan memastikan bahwa
tahun dan kepatuhan
dapat menjelaskankontraktor
dan/ataudipantau, dilaksanakan,
menunjukkan dantanggung
peran dan didokumentasikan
jawabnya dan
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
didokumentasikan
keamanan
Semua stafsetiap tahun dan pelatihan
telah diberikan dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan
program manajemen fasilitas danperan dan tanggung
keselamatan (MFK)jawabnya
terkait dan
didokumentasikan
pengelolaan B3 dan limbahnya setiapprogram
tahun dan dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan
Semua staf telah diberikan pelatihan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)peran
terkaitdan
proteksi
tanggung
kebakaran jawabnya dan didokumentasikan
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait dan
setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
didokumentasikan
peralatan
Semua stafmedis
telahsetiap tahunpelatihan
diberikan dan dapat menjelaskan
program dan/atau
manajemen menunjukkan
fasilitas peran dan
dan keselamatan tanggung
(MFK) jawabnya
terkait sistim
dan didokumentasikan
utilitas setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
didokumentasikan
penanganan bencana setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/ataumencakup
menunjukkan peran dan tanggung
Pelatihan tentang pengelolaan fasilitas dan program keselamatan vendor, pekerja kontrak,
jawabnya dan didokumentasikan
relawan, pelajar, peserta didik, peserta pelatihan, dan lainnya, sebagaimana berlaku untuk peran dan
tanggung jawab individu, dan sebagaimana ditentukan oleh rumah sakit.
Template - Rumah Sakit PROGRAM NASIONAL
STANDAR PENILAIAN KARS 2012
Standar No urut Elemen Penilaian Standar
SMDGs.I. 1 Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun program PONEK 10 PROGNAS 1
5 Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar 10
6 Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku. 10
SMDGs.II. 1 Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/AIDS 10 PROGNAS 2
5 Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai standar 10
6 Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku 10 PROGNAS 2.2
7 Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dgn faktor risiko IDU, penunjang sesuai 10
dengan kebijakan
SMDGs.III. 1 Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan DOTS TB 10
1 a) Terdapat proses yang mengelola data terintegrasi antara data surveilans dan data
indikator mutu di komite mutu.
2 b) Terdapat bukti pertemuan berkala antara Komite mutu dan Komite/Tim PPI untuk
berkoordinasi dan didokumentasikan.
3 c) Terdapat bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi Komite/Tim PPI
kepada Komite mutu setiap 3 (tiga) bulan sekali.
1
a) Rumah sakit menetapkan program pembinaan jejaring rujukan rumah sakit.
2
b) Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap jejaring secara berkala.
3
c) Telah dilakukan evaluasi program pembinaan jejaring rujukan.
1 1) Rumah sakit menerapkan regulasi tentang pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis di
rumah sakit.
2
2) Direktur menetapkan tim TB Paru Rumah sakit beserta program kerjanya.
1 a) Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi tuberkulosis.
2 b) Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru
dewasa maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap yang memenuhi pedoman
pencegahan danpengendalian infeksi tuberkulosis.
3 c) Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
1 a) Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf medis terhadap panduan praktik klinis
tuberkulosis.
2
b) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan Obat Anti Tuberculosis.
3
c) Rumah sakit melaksanakan pelayananTB MDR (bagi rumah sakit Rujukan TB MDR).
1 a) Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan program HIV/AIDS seuai ketentuan
perundangan.
2 b) Rumah sakit telah menerapkan fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.
3 c) Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC dan PMTC.
4 d) Rumah sakit memberikan pelayanan ODHA dengan factor risiko IO.
5 e) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan Anti Retro Viral (ART).
1 a) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan program gizi.
2 b) Terdapat
C) Rumah tim membuktikan
Rumahsakit
sakit untuk programtelah
penurunan
telah menetapkan sistem prevalensi
rujukan stunting
untuk kasusdan wasting
gangguan di pengelolaan
gizirumah sakit.
yang perlu
a) melakukan pendampingan intervensi dan
3 penanganan lanjut jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di
gizi serta penguatan
1 wilayahnya
b) Rumah sakitsertatelah
rujukan masalah sistem
menerapkan gizi. pemantauan dan evaluasi, bukti pelaporan dan
2 Analisa.
1 a) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan PKBRS.
2 b) Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh direktur disertai program kerjanya.
3 c) Rumah sakit telah melaksanakan program KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
4 d) Rumah sakit
a) Rumah sakit telah
telah menyediakan
melakukan pemantauan dankontrasepsi
alat dan obat evaluasi pelaksamnaan PKBRS.
dan sarana penunjang
1 pelayanan KB. menyediakan layanan konseling bagi peserta dan calon peserta program
b) Rumah sakit
2 KB.
3 c) Rumah sakit telah merancang dan menyediakan ruang pelayanan KB yang memadai.
POKJA AKREDITASI KARS RSGM YARSI
Instrumen Penilaian
No PIC
KEMENKES 2022 Standar
1 SKP Sasaran Keselamatan Pasien NICKY TIRA CINDY
2 HPK Hak Pasien dan Keluarga RANY IQBAL NIKEN
3 KE Komunikasi dan Edukasi REZKY NINA KARIN