Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

1. Pengertian Sistem

Sistem adalah entitas atau satuan yang terdiri dua atau lebih komponen yang

saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan (Umagapi et al., 2020).

2. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem berbasis komputer

interaktif yang dapat membantu para pengambil keputusan untuk memecahkan

masalah – masalah tidak terstruktur (Saputra et al., 2019).

3. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan memiliki beberapa karakteristik antara lain

(Pribadi et al., 2018):

a. Mendukung beberapa aplikasi yang saling terkait.

b. Dapat digunakan beberapa kali dan bersifat tetap.

c. Memiliki dua komponen utama, seperti model dan data.

d. Mempunyai kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis.

e. Menggunakan beberapa macam model kuantitatif.

Selain itu sistem pendukung keputusan harus memiliki kemampuan seperti

(Pribadi et al., 2018):

8
9

a. Dapat mengatasi masalah semi terstruktur dalam pembuatan keputusan

manajemen.

b. Mampu membuat sistem keputusan secara kelompok maupun individu.

c. Dapat membuat keputusan yang saling berhubungan dan berurutan.

d. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi setiap waktu dan bersifat fleksibel.

e. Mudah dalam melakukan interaksi dengan sistem.

f. Mudah untuk dikembangkan oleh pengguna.

4. Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan memiliki komponen sebagai berikut (Pribadi et

al., 2018):

a. Data Management

Termasuk kedalam basis data yang memiliki informasi/data yang terkait

dalam berbagai situasi yang diatur oleh perangkat lunak Database

Management System (DBMS).

b. Model Management

Melibatkan beberapa model kualitatif seperti model statistikal, finalsial,

management science, sehingga dapat memberikan kemampuan analitis

kepada sistem dan manajemen perangkat lunak yang diperlukan.

c. Communication

Di dalam subsistem pengguna dapat berkomunikasi serta memberikan

perintah pada SPK.

d. Knowledge Management

Subsistem optional yang mendukung subsistem lain yang bertindak sebagai

komponen yang berdiri sendiri.


10

Sumber: (Pribadi et al., 2018)


Gambar II.1

Model Konsep SPK

5. Tahapan Pengambilan Keputusan

Ada beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan antara lain (Andhika et

al., 2020):

a. Tahap Pemahaman

Tahap ini merupakan tahap awal untuk penelusuran terhadap data yang akan

diproses dalam rangka mengidentifikasi masalah.

b. Tahap Perancangan

Merupakan proses pengembangan dan pencarian sebuah solusi yang bisa

diambil sebagai representasi kejadian nyata lalu disederhanakan, sehingga


11

diperlukan proses pemeriksaan untuk mengetahui seberapa akurat model

dalam masalah yang diteliti.

c. Tahap Pemilihan

Memilih dari berbagai solusi alternatif yang telah ditampilkan pada tahap

sebelumnya, hal ini bertujuan agar dapat menentukan kriteria berdasarkan

tujuan yang ingin dicapai.

d. Tahap Implementasi

Penerapkan perencanaan yang telah di buat serta pelaksaan alternatif tindakan

yang telah dibuat sebelumnya.

2.1.2 Konsep Penilaian Kinerja Guru

1. Pengertian Penilaian

Penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi dengan mengacu pada

sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Sandika,

2019).

2. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang sudah ditentukan

selama periode tertentu (Sandika, 2019).

3. Pengertian Guru

Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mempunyai peran,

fungsi serta tugas yang sangat penting dalam hal mencerdaskan bangsa (Purba et al.,

2013).
12

4. Pengertian Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru adalah proses pengumpulan informasi yang dilakukan

terhadap semua kegiatan tugas dan fungsi utama sebagai seorang guru dalam rangka

pembinaan karir, jabatan, dan kepangkatannya. Penilaian kinerja guru dilaksanakan

dengan cara menilai bagaimana seorang guru mampu menguasai dan menerapkan

kompetensinya (Prof. Dr. Syawal Gultom, 2012).

5. Kompetensi Penilaian Kinerja Guru

Kompetensi adalah kemampuan dalam kerja dengan mengintegrasikan

pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelaksanaan tugasnya secara

profesional, efektif dan efisien. (E. B. Prasetyo, 2018). Dalam Permendikbud

Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kompetensi Guru disebutkan

bahwa kompetensi yang terintegrasi dalam kinerja guru ada empat, yaitu pedagogik,

kepribadian, profesional, serta sosial (MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

2007).

Tabel II.1
Kompetensi Yang Terintegrasi Dengan Kinerja Guru

NO KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI

1 PEDAGOGIK - Memahami peserta didik secara mendalam


- Merancang pembelajaran, termasuk memahami
landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran
- Melaksanakan pembelajaran
- Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
- Mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya
13

2 KEPRIBADIAN - Kepribadian yang mantap dan stabil


- Kepribadian yang dewasa
- Kepribadian yang arif
- Kepribadian yang berwibawa
- Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan
3 PROFESIONAL - Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik
- Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan sesame pendidik dan tenaga kependidikan
- Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan orang tua/wali perserta didik dan masyarakat
sekitar
4 SOSIAL - Menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan
bidang studi
- Menguasai struktur dan metode keilmuan

Sumber : (UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005)

2.1.3 Metode Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP)

1. Pengertian Metode AHP

AHP merupakan metode untuk dapat membantu memecahkan persoalan yang

kompleks dengan menstrukturkan suatu hirarki kriteria (indikator) dan mengambil

berbagai pertimbangan menggunakan bobot atau prioritas (Mufizar et al., 2015).

Sedangkan menurut (Ayulestari et al., 2019) AHP adalah salah satu metode

pengambilan keputusan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, dimana kriteria

pengambilan keputusan tersebut dapat bersifat multi criteria dengan menyusun

prioritas menggunakan prosedur yang logis dan terstruktur.


14

Sumber: (Pribadi et al., 2018)

Gambar II.2

Struktur Hirarki AHP

2. Prinsip Dasar AHP

AHP memiliki tiga prinsip dasar, yaitu (Pribadi et al., 2018):

a. Dekomposisi

Dekomposisi adalah pemecahan persoalan yang tadinya putih menjadi unsur-

unsur yang tidak memungkinkan pemecahan persoalan lebih lanjut agar

mendapatkan hasil yang akurat. Pemecahan ini akan menghasilkan beberapa

tingkatan dari suatu persoalan atau biasa disebut dengan hirarki.

b. Penilaian Komparasi

Prinsip ini dilakukan dengan cara membuat penilaian mengenai kepentingan

relatif antara dua elemen dengan suatu tingkatan tertentu yang saling

berkaitan pada tingkat yang berada atasnya. Penilaian komparasi merupakan

inti dari metode AHP sebab prinsip ini akan berpengaruh terhadap proses

elemen-elemen. Dengan bentuk skala perbandingan berpasangan hasil

penilaian akan lebih mudah dimengerti.


15

Tabel II.2
Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Metode AHP

Tingkat Definisi Keterangan

1 Kedua elemen sama penting Kedua elemen memiliki


pengaruh yang sama
3 Elemen yang satu sedikit Penilaian sedikit lebih memihak
lebih penting daripada pada salah satu elemen
elemen yang lainnya dibanding pasangannya
5 Elemen yang satu lebih Penilaian ssangat memihak pada
penting daripada elemen salah satu elemen dibanding
yang lainnya pasangannya
7 Elemen yang satu jelas Salah satu elemen sangat
sangat penting daripada berpengaruh dan dominasinya
elemen yang lainnya tampak secara nyata
9 Elemen yang satu mutlak Bukti bahwa salah satu elemen
sangat penting daripada sangat penting daripada
elemen yang lainnya pasangannya adalah sangat jelas
2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua Nilai ini diberikan jika terdapat
perbandingan yang keraguan diantara kedua
berdekatan penilaian yang berdekatan

Sumber : (Saputra et al., 2019)

c. Penentuan Prioritas

Dari setiap matriks perbandingan berpasangan dapat ditentukan nilai

eigenvector untuk memperoleh prioritas daerah. Oleh karena itu setiap tingkat

terdapat matriks perbandingan berpasangan. Pengurutan elemen-elemen

berdasarkan kepentingan relatif menggunakan prosedur sintesa disebut

dengan penentuan prioritas, dengan melakukan sintesa diantara prioritas

daerah maka akan menghasilkan prioritas global.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode AHP

AHP memiliki kelebihan dalam hal sistem analisa diantaranya (Pribadi et al.,

2018):
16

a. Kesatuan (Unity)

AHP mudah dimengerti karena dapat membuat permasalahan yang tidak

terstruktur menjadi suatu model yang lebih fleksibel.

b. Kompleksitas (Complexity)

Dengan pengintegrasian secara deduktif AHP dapat memecahkan masalah

yang kompleks dengan cara pendekatan sistem.

c. Saling ketergantungan

AHP tidak memerlukan hubungan linear.

d. Pengukuran (Measurement)

AHP menyediakan skala perbandingan yang digunakan untuk mendapatkan

prioritas.

Untuk mendapatkan prioritas metode AHP menyediakan skala pengukuran.

e. Konsistensi (Consistency)

Untuk menentukan prioritas AHP mempertimbangkan konsistensi yang logis

dalam melakukan penilaian.

f. Sintesis (Systhecy)

AHP fokus pada perkiraan keseluruhan sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh masing-masing alternatif.

g. Trade Of

Untuk mencapai suatu tujuan metode AHP mempertimbangkan relatif faktor-

faktor pada sistem dalam memilih alternatif terbaik.

h. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)

Metode AHP tidak perlu adanya konsensus karena cara kerja metode AHP

menggabungkan hasil dari penilaian yang berbeda.


17

i. Pengulangan Proses (Process Repetition)

Dengan proses pengulangan metode AHP dapat memilih definisi dari suatu

permasalahn dan mengembangkan penilaian.

Selain memiliki kelebihan, AHP juga memiliki kekurangan seperti (Pribadi et

al., 2018):

Metode AHP bergantung pada penilaian dari seorang ahli sehingga

subjektivitas dari sang ahli akan berpengaruh kepada hasilnya nanti, apabila ahli

tersebut memberikan penilaian yang keliru maka metod ini menjadi tidak berparti.

2.1.4 Pengujian Unit

1. Black Box Testing

Black box testing adalah pengujian perangkat lunak dalam hal spesifikasi

fungsional yang tidak menguji desain serta kode program untuk mengetahui apakah

sudah sesuai dengan kebutuhan antara fungsi masukan dan keluaran dari suatu

perangkat lunak. (Cholifah et al., 2018)

Beberapa teknik testing yang tergolong tipe ini yaitu (Sandika, 2019) :

a. Equivalence Partitioning.

Setiap inputan data dikelompokan kedalam kelompok tertentu kemudian

dibandingkan output-nya.

b. Cause Effect Graph.

Dilakukan proses pengecekan dengan cara menghubungkan sebab dari sebuah

inputan serta akibat pada output yang nantinya akan dihasilkan.


18

c. Feature Test.

Apabila telah selesai dikerjakan akan dilakukan pengecekan terhadap

spesifikasi dari perangkat lunak seperti pengecekan fitur-fitur yang ada pada

sebuah sistem apakah sudah tersedia dan dapat digunakan.

2. White Box Testing

White box testing adalah pengujian perangkat lunak dalam hal spesifikasi

fungsional yang menguji desain serta kode program untuk mengetahui apakah sudah

sesuai dengan kebutuhan antara fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat

lunak.(Cholifah et al., 2018).

Beberapa teknik testing pada pengujian white box testing (Sandika, 2019):

a. Decision (branch) Coverage

Teknik ini berfokus terhadap hasil pada pengujian yang mengandung

percabangan.

b. Condition Coverage

Pengujian perangkat lunak yang banyak menggunakan kondisi percabangan

yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

c. Path Analysis

Teknik pengujian yang mengoreksi apakah kondisi sudah sesuai dengan alur

diagram dalam proses perancangan.

d. Executing Time

Pengujian terhadap pengukuran waktu pada saat perintah input dimasukkan

sampai perintah output dikeluarkan dalam sebuah perangkat lunak.

e. Algorithm Analysis

Teknik menguji terhadap algoritma yang digunakan pada perangkat lunak.


19

2.1.5 Peralatan Pendukung

1. Konsep Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan untuk

perangkat lunak yang berorientasi objek dan menjadi standar dalam dunia visualisasi,

merancang serta mendokumentasikan sistem piranti lunak. (Sandika, 2019)

Beberapa diagram yang penulis gunakan untuk pembuatan skripsi ini adalah

sebagai berikut (Sandika, 2019) :

a. Activity Diagram

Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan suatu aliran kerja atau

aktivitas dari sebuah sistem.

b. Use Case Diagram

Use case diagram merupakan pemodelan untuk menggambarkan fungsi apa

saja yang dapat dilakukan oleh aktor dan menggambarkan interaksi antara

masing-masing aktor.

c. Sequence Diagram

Sequence diagram digambarkan dengan berapa lama waktu interaksi

kelakuan objek pada use case. Sequence diagram terdiri dari dimensi vertikal

(waktu) dan dimensi horizontal (objek yang terkait).

d. Class Diagram

Class diagram adalah penggambaran dari class, atribut dan hubungan antar

objek yang memetakan struktur sistem tertentu.


20

e. Component Diagram

Component diagram adalah diagram yang menggambarkan struktur fisik dari

sebuah sistem dan digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana kode

program dibagi menjadi beberapa komponen.

f. Deployment Diagram

Deployment diagram merupakan suatu model objek yang menjelaskan

sebaran fisik atau perangkat lunak pada terminologi, fungsionalitas

disebarkan diantara simpul-simpul komputasional.

g. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD menggambarkan beberapa entity yang saling berhubungan, serta atribut-

atribut dari entity tersebut, sehingga menggambarkan alur data yang saling

berhubungan di dalam sistem.

2. Unsur–Unsur Dalam Perancangan Sistem

a. Website adalah kumpulan halaman yang menyediakan beragam informasi.

(Farlina et al., 2020)

b. Web Browser adalah sebuah perangkat lunak yang dipergunakan untuk

berselancar mencari sumber informasi di dunia internet (Farlina et al., 2020).

c. Web Server adalah sebuah perangkat lunak yang dijalankan pada komputer

server dan berfungsi sebagai penerima permintaan yang dikirimkan oleh

browser, kemudian memberikan tanggapan permintaan dalam bentuk situs

web dalam dokumen HTML (Farlina et al., 2020). Apache digunakan penulis

sebagai web server-nya.

d. Text Editor adalah sebuah software aplikasi yang digunakan pengguna untuk

membuat program komputer, mengubah source code bahasa pemrograman,


21

serta membuat halaman web (Matondang et al., 2016). Untuk membuat

aplikasi web ini penulis menggunakan Sublime Text sebagai text editor-nya.

3. Bahasa Pemograman

a. Hypertext Markup Language (HTML) adalah sekumpulan simbol-simbol atau

tag-tag dalam sebuah file yang digunakan untuk menampilkan halaman pada

web browser (Farlina et al., 2020).

b. Hypertext Preprocessor (PHP) adalah bahasa skrip yang dapat disisipkan

kedalam file HTML dan digunakan untuk pembuatan web dinamis. PHP

bekerja didalam server (server-side HTML-embedded scripting) yang artinya

perintah PHP sepenuhnya dijalankan pada sisi server walaupun dalam

penulisannya berada didalam sebuah file HTML (Farlina et al., 2020)

c. Cascading Style Sheet (CSS) merupakan salah satu bahasa pemrograman web

untuk pengaturan layout, kerangka, gambar, warna, tabel dan lain sebagainya.

(Farlina et al., 2020)

d. Bootstrap merupakan salah satu framework dari CSS yang digunakan untuk

memperindah tampilan web. (Farlina et al., 2020)

4. Basis Data

a. XAMPP merupakan paket PHP dan MySQL berbasis open source yang dapat

digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis

PHP.(Sandika, 2019)

b. MySQL adalah salah satu jenis database server untuk membangun aplikasi

web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelola datanya.

MySQL dan PHP merupakan pasangan perangkat lunak yang ideal dalam

pengembangan aplikasi web.(Sandika, 2019)


22

c. PhpMyAdmin merupakan salah satu pengolah data MySql yang berbasis web

yang berbeda dalam menu XAMPP.(Sandika, 2019)

2.2 Penelitian Terkait

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan inspirasi dan

referensi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang

masalah pada skripsi ini seperti:

1. Penelitian tentang “Model Pengambilan Keputusan Dalam Penilaian Kinerja

Guru Menggunakan Metode Simple Additive Weighting” (Andhika et al., 2020)

penulis menggunakan penilaian kinerja guru sebagai objek penelitian.

2. Penelitian tentang “Penerapan Metode Topsis Dalam Penilaian Kinerja Guru SD

Negeri Kebalen 07” (Susliansyah et al., 2019) dalam penelitiannya kriteria

dalam penilaian kinerja guru menggunakan empat kompetensi guru, hal ini

penulis jadikan referensi dalam pembuatan skripsi ini.

3. Penelitian tentang “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Kinerja

Pegawai Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada

RSUD Serang” (Hardianti et al., 2017) penulis mendapat referensi mengambil

metode AHP dalam perhitungan penilaian kinerja guru.

4. Penelitian tentang “Penggunaan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

dalam Pemilihan Siswa Berprestasi (Studi Kasus SDN 02 Pulau Sabira)” (A.

Prasetyo & Budiawan, 2019) penulis mendapat referensi mengambil metode

AHP dalam perhitungan penilaian kinerja guru.


23

5. Penelitian tentang “Prototype Sistem Informasi Pengelolaan Dana BOS (SIP

BOS) Berbasis WEB” (Firmansyah et al., 2019) penulis mendapatkan referensi

untuk membuat aplikasi berbasis web.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka penulis akan

membuat sebuah aplikasi berbasis web tentang sistem pendukung keputusan

mengenai penilaian kinerja guru seperti penelitian yang dilakukan oleh (Andhika et

al., 2020) dan (Susliansyah et al., 2019) serta menggunakan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) seperti penelitian yang dilakukan oleh (Hardianti et al.,

2017) dan (A. Prasetyo & Budiawan, 2019). Kriteria penilaian menggunakan

kompetensi yang terintegrasi dalam kinerja guru ada empat, yaitu pedagogik,

kepribadian, profesional, dan sosial. Diharapkan penilaian kinerja guru berdasarkan

empat kompetensi menggunakan metode AHP ini dapat menghasilkan perangkingan

guru terbaik di SMP Negeri 16 Kota Sukabumi dan dapat menambah motivasi dalam

bekerja, sehingga mampu meningkatkan kualitas diri dan kualitas mutu pendidikan.

Guru yang mendapat predikat guru terbaik dapat direkomendasikan untuk mengikuti

olimpiade guru nasional.

Anda mungkin juga menyukai