Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-
organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan
dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, W. H. dan A. Rahmawati, 2009).
Masa nifas adalah waktu untuk perbaikan tubuh selama persalinan dan kelahiran. Periode
ini juga merupakan waktu untuk mempelajari perawatan diri dan keterampilan perawatan
bayi, penyatuan peran baru dan kelanjutan ikatan keluarga serta penilaian terhadap bayi
baru lahir (Nasution, S. K. 2011). Pada masa postpartum / masa nifas ibu akan
mengalami beberapa perubahan fisiologi yang salah satunya ialah laktasi. Laktasi biasa
diartikan sebagai proses pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI).
Menurut WHO (World Health Organization), ASI adalah makanan pertama alami
untuk bayi, memberikan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi. ASI eksklusif
selama 6 bulan adalah cara optimal untuk memberi makan bayi. Setelah itu bayi harus
menerima makanan pelengkap dengan terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu
untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya (Riskesdas, 2013). 2 UNICEF
(2019) melaporkan bahwa cakupan ASI eksklusif di Dunia pada tahun 2018 hanya 39%.
Angka global ini hanya meningkat dengan sangat perlahan selama beberapa dekade
terakhir. Sebagian karena rendahnya tingkat menyusui di beberapa negara-negara besar
dan kurangnya dukungan untuk ibu menyusui dari lingkungan sekitar.
Data dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018
menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 42% dan
persentase ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 54,3%. Pemberian ASI
eksklusif untuk bayi yang berusia kurang dari 6 bulan secara global dilaporkan kurang
dari 40% Dengan demikian angka nasional ASI eksklusif Indonesia masih lebih tinggi
jika dibandingkan dengan angka global (Kemenkes, 2020).
Masa Nifas adalah puncak kelelahan fisik seorang ibu setelah menjalani proses
kehamilan yang panjang dan proses persalinan yang melelahkan. Kelelahan dan
keletihan biasanya disebabkan oleh nyeri yang dirasakan ibu pada tubuh mulai dari ujung
kaki sampai ujung kepala karena proses persalinan. Nyeri akibat persalinan biasanya

1
tidak dirasakan saat proses persalinan dan baru akan dirasakan setelah selesai proses
melahirkan. Keletihan fisik akan menyebabkan ibu merasakan stress sehingga proses
laktasi tidak berjalan optimal. Keletihan juga berpengaruh terhadap aktivitas ibu
sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi proses involusi.
Postnatal massage adalah melakukan massage dalam 24 jam setelah persalinan mulai
dari area ekstremitas, punggung, pinggang, abdomen dan bokong. Secara garis besar
pemijatan dilakukan dengan teknik stretching, rolling, keprok dan pumpress. Massage
dilakukan 1 kali dalam 24 jam pasca melahirkan membutuhkan waktu 30 menit sekali
treatment. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi involusi adalah lembar
observasi dinilai dengan mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan jari pada 1
hari postpartum dan 6 hari postpartum.
Postnatal massage ini mempunyai keunggulan karena merupakan tindakan yang
menyeluruh, intervensi yang lain seperti senam nifas atau pijat oksitosin menataksana
pada sebagian tubuh saja. Postnatal massage ini belum menjadi aktivitas yang rutin
seperti senam nifas, padahal banyak ibu membutuhkan relaksasi setelah melahirkan agar
bisa beraktivitas dengan baik pada masa nifas.Pijatan yang dilakukan mulai dari
punggung, kaki, tangan dan pundak akan memberikan efek relaksasi dan melemaskan
otot-otot yang tegang setelah proses persalinan.

2.1 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh postnatal massage terhadap produksi ASI dan rileksasi
pada ibu pasca melahirkan.

3.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah “bagaimana pengaruh postnatal massage terhadap produksi ASI
dan rileksasi pada ibu pasca melahirkan?”

2
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian body massage


Body massage atau melakukan pijatan pada tubuh adalah kata yang paling
menggairahkan, karena itu membuat tubuh menjadi rileks, nyaman dan menyegarkan.
Salah satu cara alami untuk mengurangi stres dan rasa sakit dengan pijat memberikan
kenyamanan mental dan fisik. Melansir dari laman magforwoman, pijat juga memberikan
berbagai manfaat kesehatan, menyembuhkan tubuh, pikiran, dan jiwa.
Di bawah ini merupakan 5 manfaat Anda harus melakukan pijat tubuh secara teratur.
a. Meningkatkan sirkulasi darah
Pijat adalah cara yang bagus untuk meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.
Sistem peredaran darah yang ditingkatkan akan memompa oksigen ke jaringan,
organ, dan membuang racun dari tubuh. Pijat juga membantu mengendurkan otot
yang kaku, membangun kembali jaringan, dan mengurangi tekanan darah Anda.
b. Meremajakan indra
Jika tekanan kerja secara intens, ketegangan pribadi, atau nyeri tubuh telah
mengganggu untuk sementara waktu, istirahatlah dan lakukan pijatan tubuh yang
baik. Manjakan diri dengan pijat aroma terapi dengan minyak esensial dan losion.
Pilih spa yang bagus dengan suasana yang nyaman, sehingga seluruh pengalaman
bisa menyegarkan Anda. Pijatan dapat meremajakan indera dan ketika bangun
setelah tidur selama terapi, Anda akan lebih energik dan lebih segar.
c. Meningkatkan kekebalan tubuh
Pijat dikenal sebagai penguat kekebalan. Ini memiliki manfaat dalam
meningkatkan aliran darah ke sistem limfatik dan menjaga sistem
kekebalan sehingga tetap sehat dengan mengeluarkan racun dari tubuh.

Gerakan-gerakan body massage, yakni :


a. Kneding : Mungkin yang paling mudah dilakukan oleh amatir.
Kneading melibatkan penggunaan ibu jari atau telapak tangan untuk
memberikan tekanan ke berbagai bagian tubuh. Idenya di sini untuk menarik
otot menjauh dari tulang, untuk membantu mengurangi  kejang otot. Nama
teknis dari kneading adalah petrissage, yang sebagian besar digunakan
dalam buku teks tentang terapi pijat. Jika sedang memijat seseorang, salah

3
satu cara mengetahui seberapa besar tekanan dan kecepatan yang digunakan
adalah menanyakan pada yang dipijat. Atau, mulai dengan menyesuaikan
tekanan dan kecepatan. Mulailah dengan menggunakan tekanan ringan dan
kecepatan yang lebih lambat. Lalu, kerjakan sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh yang dipijat. Kelebihan dari kneading massage adalah
mengurangi cedera otot, meningkatkan fleksibilitas, hingga mengurangi rasa
sakit. Sementara kekurangannya tidak bisa dilakukan jika area sedang
meradang, kulit yang rusak, bengkak, atau baru cedera.
b. Effleurage (Mengelus ringan/mendalam) : Metode effleurage  adalah metode
lain yang cukup umum digunakan. Ini melibatkan penggunaan tangan untuk
memberikan sedikit tekanan pada kulit. Dalam teknik ini, tangan harus tetap
rata saat meluncur di atas tubuh, dan melibatkan penggunaan minyak atau
krim untuk menambah kenyamanan. Teknik effleurage meningkatkan
sirkulasi darah ke seluruh tubuh dengan menerapkan pukulan ke atas
menuju jantung. Peningkatan sirkulasi darah memungkinkan peningkatan
nutrisi oksigen ke dalam sel. Oksigen dan nutrisi membantu memperbaiki
sel dan jaringan yang rusak dan meningkatkan penyembuhan.
Kekurangannya ffleurage  adalah teknik gesekan ringan untuk mendorong
sistem limfatik mengalir, mulai dari bagian bawah ekstremitas dan
mendorong kembali ke jantung.
c. Rubbing : Macam-macam gerakan massage terutama
teknik rubbing  membutuhkan penggunaan ibu jari yang biasanya bergerak
dalam pola melingkar, menerapkan tekanan saat melakukannya. Cara ini
digunakan untuk melancarkan peredaran darah di dalam tubuh, serta untuk
mengobati nyeri otot dan persendian. Saat menggosok kulit dengan  ibu jari,
Moms pada dasarnya merawat bagian tubuh yang terlokalisasi, terutama di
bagian otot yang kaku atau persendian yang sakit. Pada tekanan yang lebih
besar, menggosok dapat dimasukkan sebagai teknik pijat jaringan dalam
untuk menghilangkan kekakuan dan/atau ketidaknyamanan pada lapisan
jaringan otot yang lebih dalam. Berbagai jenis pola gerakan dapat termasuk
dalam teknik menggosok, selama menggunakan dua ibu jari. Rubbing  ini
cocok dalam paling cocok untuk orang yang melakukan aktivitas fisik
tinggi, seperti berlari atau mereka yang mengalami cedera atau nyeri kronis.

4
d. Tappotement atau Tapping : Pijat tapotement  biasanya digunakan dalam pijat
olahraga karena merupakan teknik terbaik meningkatkan sirkulasi darah
dalam tubuh. Dalam pijatan ini, terapis pijat menggunakan tangan dengan
gerakan cepat untuk mengetuk berbagai bagian tubuh, terutama punggung,
paha, dan bokong. Dalam pijat tapotement, tangan dapat ditangkupkan
sehingga hanya tepi telapak tangan dan ujung jari yang menyentuh kulit.
Atau dengan mengetuk kulit menggunakan saat tangan diletakkan
berdampingan. Hal lain yang perlu diingat ketika menggunakan teknik
sadap adalah ketukan berirama dengan cepat.

2.2 Konsep Dasar Masa Nifas


a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga seluruh organ
reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa nifas ini
berlangsung sekitar 6-8 minggu paska persalinan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
saat masa nifas antara lain, suhu, pengeluaran lochea, payudara, traktur urinarius, dan
sistem kardiovaskuler (Ambarwati, 20008).
Masa nifas dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir ketika alat-
alakandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu(42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca
persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan
penyakit yang mungkin tidak terjadi, serta penyediaan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu (Yulianti,dkk, 2014)
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

 Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayinya


Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus diberikan
oleh penolong persalinan.Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh.
Bidan mengajarkan kepada ibu bersalin bagaimana membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan
daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang dan baru
membersihkan daerah disekitar anus. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan

5
sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.Jika ibu
mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan ibu untuk menghindari / tidak
menyentuh daerah luka.
 Melaksanakan skrining secara komprehensif
Melaksanakan skrining yang komprehensif dengan mendeteksi masalah,
mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Pada
hal ini seorang bidan bertugas untuk melakukan pengawasan kala IV yang
meliputi pemeriksaan plasenta, pengawasan TFU, pengawasan PPV, pengwasan
konsistensi rahim, dan pengawasan keadaan umum ibu. Bila ditemukan
permasalahan, maka harus segera melakukan tindakan sesuai dengan standar
pelayanan pada penatalaksanaan masa nifas.
 Memberikan pendidikan kesehatan diri
Memberikan pelayanan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi KB,
menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat. Ibu-
ibu postpartum harus diberikan pendidikan mengenai pentingnya gizi antara lain
kebutuhan gizi ibu menyusui, yaitu sebagai berikut:
1. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan
vitamin yang cukup
3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum sebelum
menyusui).
 Memberikan pendidikan kesehatan mengenai laktasi dan perawatan payudara,
yaitu sebagai berikut:
1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
2. Menggunakan bra yang menyokong payudara
3. Apabila puting susu lecet, oleskan kolosterum atau asi yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan
mulai dari puting susu yang tidak lecet
4. Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan ASI.
 Tahapan masa nifas
Beberapa tahapan masa nifas menurut beberapa sumber sebagai berikut :
a. Periode immediate postpartum

6
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.Pada masa nifas ini
sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.Oleh
karna itu bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran lokea, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam -1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum ( 1 minggu- 5 minggu )
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-
hari serta konseling KB. Tahapan Masa Nifas :
- Perineum dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta
menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.
- Puerperium intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar
6-8 minggu.
- Puerperium remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
d. Perubahan fisiologi masa nifas
a. Perubahan reproduksi
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna atau eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi.
b. Ivolusi uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.
Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada
keadaan semula atau keadaan sebelum hamil. Involusi uterus melibatkan
reorganisasi dan penanggalan decida atau endometrium dan pengelupasan
lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran
dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochia.

7
c. Iskemia myometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus
setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan
menyebabkan serat otot atrofi.
d. Atrofi jaringan
Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon estrogen saat
pelepasan plasenta.
e. Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot
uterin. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah
sempet mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebar
dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai
pengrusakan secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan, hal ini
disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron
f. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh daran yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk
mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan.
2.3 Laktasi dan menyusui
Proses ini dikenal juga dengan istilah inisiasi menyusu dini, dimana ASI baru akan
keluar setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta mengandung hormon penghambat
prolaktin (hormon plasenta) yang menghambat pembentukan ASI (Lawrence, 2011).
Setelah plasenta lepas, hormon plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga susu pun
keluar. Umumnya ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan. Namun, sebelumnya di
payudara sudah terbentuk kolostrum yang baik sekali untuk bayi, karena mengandung zat
kaya gizi dan antibodi pembunuh kuman (Roesli, 2012).
A. Laktasi
ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung
kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan
bayi. Namun, ada kalaya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI.
Kendala yang utama adalah karena produksi ASI tidak lancar (Nugroho, 2011)
B. Proses pembentukan ASI

8
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara
rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon
terhadap pengeluaran ASI dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
- Produksi air susu ibu (prolaktin)
- Pengeluaran air susu ibu (oksitosin)
- Pemeliharaan air susu ibu.
C. Pengeluaran ASI/Oksitosin
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap berirama akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapat didalam glandula pituitari posterior. Akibat
langsung dari refleks ini ialah dikeluarkannya oksitosin dari pituitari posterior.
Hal ini akan menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan
mendorong air susu masuk kedalam pembuluh ampulae. Refleks ini dapat
dihambat oleh adanya rasa sakit, misalnya jahitan perineum. Dengan demikian,
penting untuk menempatkan ibu dalam posisi yang nyaman, santai dan bebas dari
rasa sakit, terutama pada jam – jam menyusukan anak.
Pengeluaran prolaktin dihambat oleh faktor-faktor yang belum jelas bahannya,
namun beberapa bahan terdapat kandungan seperti dopamin, serotonin,
katekolamin, yang ada sangkut pautnya dengan pengeluaran prolaktin.
Pengeluaran okstosin ternyata di samping dipengaruhi oleh isapan bayi juga oleh
suatu reseptor yang terletak pada sistem duktus. Bila duktus melebar atau menjadi
lunak, maka secara reflekstoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofisis yang berperan
untuk memeras keluar air susu dari alveoli. Jadi, peranan prolaktin dan oksitosin
mutlak diperlukan di samping faktor-faktor lain selama proses menyusui.
D. Teknik Meningkatkan Prosuksi ASI
- Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan
untuk memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada saat menyusui
dengan melakukan pemijitan. Perawatan payudara sangat penting
dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal ini karena payudara
merupakan satu-satu penghasilan ASI yang merupakan makanan pokok
bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin ( Azwar, 2008).
Perawatan Payudara adalah suatu tindakan yang dilaksanakan baik
oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai hari

9
pertama atau kedua setelah melahirkan. Perawatan Payudara bertujuan
untuk melancarkan sirkulasi dan mencegah tersumbatnya aliran susu
sehingga memperlancar pengeluaran ASI serta menghindari terjadinya
pembengkakan dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga
kebersihan payudara agar tidak mudah terkena infeksi (Saryono, 2008).
- Rolling Massage Punggung
Teknik rolling massage punggung adalah tindakan yang memberikan
sensasi relaks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI.
Massage Rolling punggung akan memberikan kenyamanan dan membuat
rileks ibu karena massage dapat merangsang pengeluaran hormon
erdorphin serta dapat menstimulasi refleks oksitosin. Teknik pemijatan
pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah dn energi
di dalam tubuh akan kembali lancar. Punggung merupakan titik akupresur
untuk memperlancar proses laktasi.
Menurut Mulyati (2009) massage merupakan salah satu terapi
pendukung yang efektif untuk mengurangi ketidaknyamanan fisik serta
memperbaiki mood. Pengurangan ketidaknyamanan pada ibu menyusui
akan membantu lancarnya pengurangan ASI. Massage rolling punggung
memberikan efek rileks pada ibu secara tidak langsung dapat
menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membantu proses kelancaran
produksi ASI. Rolling massage punggung yang diberikan pada ibu selama
3 hari masa nifas akan dapat meningkatkan pengeluaran dan produksi ASI
(Usman, 2019).
- Teknik Marmet
Teknik ini merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan
memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal. Teknik
memerah ASI dengan cara marmet ini pada prinsipnya bertujuan untuk
mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak dibawah areola
diharapkan dengan pengosongan ASI pada daerah sinus laktiferus ini akan
merangsang pengeluaran hormon prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin
ini selanjutnya akan merangsang mammary alveoli untuk memproduksi
ASI. Makin banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara
maka akan semakin banyak ASI akan diproduksi (Roesli, 2008).

10
- Kompres Hangat
Kompres hangat pada payudara akan memberikan sinyal ke
hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka
terhadap panas di hipotalamus di rangsang, sistem efektor mengeluarkan
sinyal dengan vasodilitasi perifer. Kompres hangat payudara selama
pemberian ASI akan dapat meningkatkan aliran ASI dari kelenjar-kelenjar
penghasil ASI. Manfaat lain dari kompres hangat payudara antara lain :
A. Stimulasi refleks let down
B. Mencegah bendungan pada payudara yang bisa menyebabkan
payudara bengkak.
C. Memperlancar peredaran darah pada daerah payudara (Saryono &
Roicha, 2009)
- Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-
keenam dan merupakan usaha untuk merangsanghormon prolaktin dan
oksitosin setelah melahirkan (Roesli,2009).
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau
reflex let down. Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat
oksitosin adalah untuk memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi
bengkak, mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormone
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
(Depkes RI, 2019).

11
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Dari paparan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut: perawatan payudara dan pijat oksitosin dimana dapat melancarkan ASI,
postnatal massage ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan produksi ASI, dan
merileksasikan otot-otot ibu pasca melahirkan, sehingga terapi komplementer ini dapat
dikembangan sesuai dengan kebutan dalam kebidanan.
3.2 Saran
Saran yang bisa disampaikan adalah meskipun postnatal massage tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap involusi dan laktasi, tetapi punya pengaruh jangka pendek
terkait relaksasi dan mengurangi keletihan pasca melahirkan. Petugas kesehatan perlu
memberikan edukasi lebih terkait involusi dan dan laktasi, memberikan senam nifas
kepada ibu nifas dan memberikan KIE kepada keluarga untuk memberikan dukungan
dan motivasi kepada ibu nifas terkait mobilisasi dan laktasi masa nifas. Dukungan bisa
berupa motivasi psikologis atau peran dalam merawat bayi saat msa nifas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aizar dan Asiah. (2018). Massage Postpartum dan status fungsional pasca salin di Medan.

Buletin Farmatera. Vol 3 No.1 (24-32)

Asih, Trirachmi (2016). Duh, Ibu ASI Eksklufis Masih Minim di Malang.

Republica.co.id. Retrieved Agustus 201

http://repository.unimus.ac.id/857/2/BAB%201.pdf Diunggah pada tanggal 20 November


2022

http://repository.pkr.ac.id/584/8/7.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf

Diunggah pada tanggal 20 November 2022

Jiarti Kusbandiyah , Yuniar Angelia Puspadewi, Pengaruh Postnatal Massage

terhadap Proses Involusi dan Laktasi Masa Nifas di Malang,

Prodi Kebidanan, STIKes Widyagama Husada Malang, 2020

13

Anda mungkin juga menyukai