Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH BUDAYA LAHAN KERING KEPULAUAN DAN PARIWISATA

“ TARIAN ROTE “

NAMA : ELSI ENJELS SINAMOHINA


NIM : 1709010044

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
Tari Foti Lalendo adalah salah satu tarian tradisional dari Rote Ndao, Nusa Tenggara
Timur (NTT). Tarian ini biasanya ditampilkan oleh para penari wanita berbusana cantik dan
menggunakan kain selimut sebagai atribut menarinya. Dalam tarian ini biasanya juga terdapat
penari pria yang menari dengan gerakan Tari Foti yang khas dan unik. Tari Foti Lalendo
merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal  di Rote Ndao, dan sering
ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, pernikahan dan lain-lain.
Tari Foti Lalendo ini merupakan tarian tradisional yang berasal dari pulau Rote Ndao, Nusa
Tenggara Timur. Tarian ini dulunya digunakan untuk menyambut kedatangan para prajurit
yang pulang dari medan perang. Selain itu Tari Foti Lalendo juga digunakan untuk
menyambut tamu penting atau tamu kehormatan yang datang ke sana. Di masa sekarang ini,
Tari Foti Lalendo memiliki fungsi yang lebih banyak lagi.
Tarian foti lalendo ini biasanya ditampilkan sebagai tarian selamat datang atau
penyambutan di berbagai acara. Tarian ini menggambarkan rasa suka cita dan gembira dalam
menyambut kedatangan tamu yang diiringinya. Hal tersebut bisa dilihat dari gerakan dan
ekspresi dari para penari wanita saat mengiringi kedatangan tamu atau pengantin. Selain
sebagai tarian penyambutan tarian ini juga menjadi suatu tontonan yang menghibur. Gerakan
penari pria saat menarikan Tari Foti yang khas dan atraktif kadang sering menampilkan
gerakan yang lucu sehingga dapat memeriahkan suasana. Tari Foti Lalendo ini biasanya
dimainkan oleh 4-6 penari wanita dan satu orang penari pria. Dalam pertunjukannya, diawali
dengan penari wanita yang menari dengan gerakan yang lincah dan khas sambil memainkan
kain selimut yang digunakan untuk menari. Sampai di tengah pertunjukan penari pria muncul
ke dalam arena sambil menari dengan gerakannya yang khas diiringi para penari wanita.
Dalam Tari Foti Lalendo ini gerakan penari wanita dan pria berbeda. Gerakan penari
wanita lebih didominasi dengan gerakan kaki yang menghentak dan gerakan tangan
memainkan kain selimut yang digunakan untuk menari. Dengan mengikuti irama musik
pengiring penari wanita menari dengan gerakan yang lincah namun terlihat anggun.
Sedangkan gerakan penari pria sering disebut dengan gerakan foti. Dalam gerakan foti ini
didominasi dengan gerakan kaki yang sangat cepat menyesuaikan dengan irama musik
pengiring serta gerakan satu tangan memegang topi, dan tangan satunya mengibas-ngibaskan
kain selampang yang dikenakannya. Gerakan foti ini sangat unik, karena hampir seruh badan
penari terlihat seperti bergetar seperti layaknya orang kesurupan. Namun itulah ciri khas
gerak Tari Foti, yang hanya bisa dilakukan orang-orang terlatih. 
Dalam pertunjukan Tari Foti Lalendo biasanya diiringi oleh musik tradisional seperti
gong dan gendang khas Rote Ndao. Irama yang dimainkan biasanya merupakan irama yang
bertempo sedang. Para penari biasanya juga dilengkapi dengan gelang giring-giring di kaki
mereka, sehingga saat kaki dihentakan akan terdengar suara gemrincing. Perpaduan suara
giring-giring dan musik pengiring ini menghasilkan suara yang khas dan sangat menyatu
dengan gerakan tarinya. Dalam pertunjukan Tari Foti Lalendo biasanya para penari
menggunakan busana tradisional Rote Ndao. Para penari wanita biasanya menggunakan kain
sarung yang diikat dari atas dada sampai mata kaki. Pada bagian kepala, rambut penari
dikonde dan memakai ikat kepala berbentuk bulan sabit yang sering disebut bula molik.
Penari juga dilengkapi seperti pendi, habas dan tidak lupa kain selimut yang digunakan untuk
menari.
Sedangkan para penari pria biasanya menggunakan baju lengan panjang, sarung, dan
selampang. Penari pria juga menggunakan topi khas Rote Ndao yang sering disebut dengan
Ti’i Langga. Untuk aksesoris biasanya menggunakan habas. Dalam tarian ini, setiap penari
baik penari wanita maupun laki-laki menggunakan gelang giring-giring di kaki mereka.
Dalam perkembangannya, Tari Foti Lalendo masih terus dilestarikan oleh masyarakat Rote
Ndao. Tarian ini masih sering ditampilkan untuk memeriahkan acara seperti penyambutan
tamu penting, pernikahan dan acara adat lainnya. Berbagai variasi dan kreasi juga sering
ditambahkan di setiap penampilannya agar lebih menarik, namun tidak meninggalkan
keasliannya. Tari Foti Lalendo ini juga sering ditampilkan di acara seperti pertunjukan seni
dan festival budaya. Hal ini dilakukan untuk melestarikan dan memperkenalkan kepada
generasi muda dan masyarakat luas akan Tari Foti Lalendo ini.

Anda mungkin juga menyukai