Anda di halaman 1dari 8

:\..

sl ISSN : 0854-2880
- : .i:
'i
i.niah Psikologi
. . . ,-.i. -1. No. I (Hai. 45 sld 52)

PERA}I PSIKOLOGI KLINIS DAIAM PENGKAIAN


PERTIAKU MEI\IYIMPANG PADA REMAJI

Nanik Prihartanti*
Fakultas Psikologi UMS

Permasalahan penyimpangan perilaku remaja bukanlah


masarah yang sederhana
sehingga cukup didekati secara parsial atau dari satu
iuJui pandang disiptin ilmu
tertentu saja. penyeresaian yang horistik komprehen.it ,"nuntut
adanya
pendekatan transdisipliner. psikologi Klinis
iebagai ilmu terapan oapit
memberikan beberapa..sumbangan, balk daram metoie,
fenoet<aian,
maupun tritmen. Perilaku menyimpang remaja secara "."i*"n
mikro dilihat'seoagai
ketrampiran' kompetensi sosiar. Daram har ini peratihan
f:'::gy:f113mouan
Komperensr sosial merupakan intervensi yang disarankan,
sedangkan seuagai'
_ tindak preventif dapat berupa pendidikan kdcerdasan emosi se;l< usia oNi.
selain itu dalam tataran. yang'lebih makro.intervensi perila[u
menyimpang remaja
akan terkait dengan kerjasama beberapa instansi t"r[rit,
ieperti serotanffirr,'rt"-.
nsri i"iolkat remaja

Pendahuluan Perkelahian massal antar sekolah sema-


Pembicaraan tentang remaja selalu cam ini telah terjadi untuk kesekian ka-
mendasarkan keyakinan bahwa dalam diri linya sehingga dirasakan sangat meng-
remaja terkandung potensi yang besar un_ ganggu keamanan dan ketertiban masyi-
tuk membangun masa depan. Fotensi ini rakat.
dikenal dengan sebutan Sumber Daya
Menurut Joesoef, timbulnya kenakal an
Manusia (SDM), yang kini semakin ba_
yang. menjurus pada perkelahian pelajar
nyak diperhatikan. Potensi Sumber Daya
terkait juga dengan masalah: (a) pemera-
Manusia mulai secara serius dikembang-
san / pengompasan, (b) emosi pribadi, (c)
kan dan ditumbuhkan, bahkan direkayasa
hasut menghasut, adu domba, penyampai-
untuk memenuhi kepentingan-kepeniing_
an berita bohong yang memperkeruh iua-
an bangsa dan masyarakat pada misu yun-g
sana, (d) kebanggaan semu dari kelompok
akan datang.
yang ditampilkan dengan nama keren, (e)
Situasi tahun-tahun terakhir ini, kem_ tradisi kelas lebih senior harus dihor-
bali menunjukkan fenomena perilaku me- mati, (f) tradisi untuk melakukan bentro-
nyimpang di antara para remaja usia se_ kan dengan sekolah lain setiap tahun, (g)
kolah. Terjadi perkelahian daniindak ke_ solidaritas buta dan berlebihan, (h) peng-
kerasan bahkan pengrusakan serta pembu_
qunlan obat terlarang, (i) pelampiasan raia
nuhan, pelakunya hanya bebe_ tidak puas terhadap kegiatan belajar-me-
-walaupun
rapa oknum pelajar / kelomp-ok saja.
fgajar, O rasa tidak puas dalam kiluarga
*Nanik prihartanti
uaffi Fqnu kurang harmonisnya hubungan ki-
i keluargaan (Fawzia, 1991).
Universitas Muhammadiyah Suratarta, a* .rtr*r r.O"r;'"
mengambil program 53 di Universitas Ga jah
mad-a '
45
KOGNISI

-
[l-=:--:=- ---]: -:r-j .:
I

n--
i-- \a .
NANIK PRIHARTANTI
:ens;t mel
Lain lagi yang ditemukan oleh peneli- rang berencana, suka melakukan kegiatan ::'ansdisipiul
tian jurusan Psikologi Sosial Fakultas Psi- sesiat. Mereka juga mudah putus asa, ku-
Psikol"-g
kologi Universitas Indonesia mengenai rang serius dalam mengerjakan sesuatu,.(e)
Sering membolos, lebih tertarik pada ke- xcloeiteraE
perkelahian pelajar tahun 1989 (Fawzia, Japat rnenrp
j qg t ) menunjukkan bahwa (a) perkelahian giatan luar sekolah, (f) Sekolah
lang.Pyan
Eerkelahi terlalu menggantungkan diri pa- rinl'a. Beri
pela.jar banyak dilakukan oleh pelajar-
da peraturan-peraturan yang berasal dari maupun pro:
pelajar yang mudah bangkit emosinya jika
kanwil atau rapat guru dengan orang tua men mauPu
mengetahui ada yang mengganggu teman dia sangal ir
atau menyerang sekolah, (b) pelajar yang murid dan tidak mengambil inisiatif me-
nyusun peraturan tata tertib sekolah sen- gunakan me'
biasanya berkelahi bukan pelajar yang iatit-. masing
mengiluti program-program sekolah, (c) diri, (g)' Sekolah yang rawan berkelahi
adalah- sekolah yang melaksanakan tata kelemahann
dipeiuncing oleh media massa, (d) alat
nsgara diraia kurang tanggap, reaksi lam^- tertib tanpa sangsi, serta tidak sering lang adaiur
mengingatkan kembali tentang tata tertib indii idual ;
bai, 1e) ada kernungkinan ditunggangi, (f;
guru kurang dedikasi, kurang berwibawa, yung U.ttutu, (h) Sekolah yang tidak ra- toJenl a. -{di
iuka membolos ataupun terlambat, (g) gu- wariberkelahi mempunyai tata tertib sen- nsan bert'ag
ru mempunyai beban kerja rangkap karena diri yang sejalan dengan tata tertib- UTY* pendekatan ,

dan bisa pandangan 1


desakan ekonomi, (h) guru mempunyai be- 6anwil), jelas, mudah dimengerti
diluktuoukun oleh sekolah' (i) Tata tertib analisis suan
ban mental karena tindakannyatidak selalu
mendapat dukungan kepala sekolah, (i) yang disepakati dibuat oleh kepala Sekolah Prosedur r s
guru mendapat beban mental karena de- aiU*tu oleh guru dan wali kelas, O Seko- suatu kasus
iakan Kanwil PDK, (i) guru BP tidak ber- lah yang dipakai pagi dan sore cenderu.ng ataupun sanl

fungsi dengan baik, (k) orang tua kurang .u*un, (t)-Cr* yang berpindah-pindah na psikolt-rg I

berkomunikasi dengan anak maupun guru' mengajar atau guru yang mengajar dengan n1a sendiri :

tuiuan untuk menambah kemamPuan Tujuan rulis


(l) lingkungan yang menawarkan. konsu-
merisme, (m) berkeliarannya anak putus elionomi, banyak ditemukan di sekolah- penl impanr
sekolah di pusat-pusat perbelanjaan dan sekolah yang rawan berkelahi' pendekatan I
dapat dibe:-i1
sering mengontak teman atau siswa di be- Berdasarkkan berbagai temuan hasil
lam upala r
kas sekolahnYa. penelitian .ttau pengamatan.yang telah di-
ngan prerilak
Fawzia (1991) mengemukakan hasil Ltaikan, dapat dikatakan bahwa pelrnasa-
penelitian tentang perkelahian-pelqiar .di lahan terjadinya perilaku menyimpang pa-
da remaja sekolah terkait dengan berbagai Pendekata
bKI tuhun 1991 menunjukkan bahwa: (a)
tidak ada perbedaan dalam penampilan hal, sepirti; kemampuan kompetensi sosial PenJeii-:

fisik dan penyebaran kemampuan inleli- remaja, keluarga, sekolah, teman ber- dan me,'ljele
gensi pelajar antara yang rawan berkelahi main, maupun kebijakan atau penerapan pen)'atuaii
ian tidak, (b; pelajar yang rawan berkelahi peraturan lembaga pemerintahan' Dengan teori-tet-'ri- k
umumnya kurang mandiri dan kurang ber- demikian upaya penanganannyapun -me- katan-pende
tanggunglawab serta sukar menghindari nuntut partisipasi berbagai pihak-terkait' Lebih lan-iut
tetanan-iekanan teman sebaya, (c) Pelajar Permasalahan penyimpangan perilaku re- pemikiran u
yang rawan berkelahi sukar mengungkp- maja bukanlah masalah yang sederhana lui sintesa p
kanimosi, mudah tersinggung, tidak sabar yang cukup didekati secara parsial atau al dari banl a
dan kurang kontrol diri, (d) Kebanyakan dari satu sudut pandang disiplin tertentu jelasan 1'ang
pelajar yang.a*an berkelahi tidak memi- saja. Penyelesaian yang holistik kompre- permasalah:
liki *oiirusi untuk mencapai sesuatu ku-
46 47
KOGNISI
PERAN PSIKOLOGI KLIMS DALAM PENGKAJIAN PERILAKU .....

hensif menuntut adanya pendekatan melalui sebuah tim transdisipliner, dari


transdisipliner. bdrbagai disiplin ilmu yang bergabung un-
tuk memfokuskan pada pemecahan masa-
Psikologi klinis adalah salah satu psi-
lah.
kologi terapan, oleh karena itu disiplin lain
dapat memperoleh banyak sumbangan da- Pendekatan pertama, melibatkan pene-
rinya. Berbdgai metode, pendekatan, litiindividual yang menguji penemuan-
maupun prosedur tersedia baik dalam ases- penemuan dari banyak disiplin. Penggunl-
men maupun tritmen. Metode yang terse- an penemuan-penemuan dari satu disiplin
dia sangat luas. Dalam asesmen dapat di- dan kerja sama interdisiplin merupakan
gunakan metode kuantitatif maupun kuali- langkah awal, selanjutnya pengkaji me-
tatif, masing-masing dengan kelebihan dan larnpaui batas-batas disipliner yang memi-
kelemahannya sendiri-sendiri. Pendekatan liki pembatasan analisa yang berbeda un-
yang ada juga demikian. Ada pendekatan tuk bersama-sama dalam kerangka kerja
individual dengan berbagai macam me- yang saling berkaitan (koheren)'
todenya. Ada pendekatan keluargajuga de- Pendekatan kedua, melibatkan kerja
ngan berbagai metodenya. Demikian pula sama dari anggota tim yang rnemiliki latar-
pindekatan komunitas yang menyediakan belakang disiplin yang berbeda. Dalam
pandangan yang lebih makro dalam meng- konteksini, batas-batas disiplin kabur, dan
analisis suatu masalah psikologis individu. lebih merupakan kerja kooperatif peng-
Prosedur yang dilalui dalam mendekati kaji-pengkaji. Mereka bersama dalam ke-
suatu kasuspun dapat dibuat sederhana .angku kerja penyatuan berbagai elemen-
ataupun sangat lengkap. Tinggal bagaima- elemen yang berbeda dan keseluruhan,
na psikolog menerapkannya untuk bidang- penjelasan, termasuk objektif dan subjek-
nyi sendiri atau untuk bidang orang lain. iif, ieduksionistik dan holistik dan seba-
Tujuan tulisan ini adalah untuk mengkaji gainya. Dalam kondisi ini, pengaruh- a.ng-
penyimpangan perilaku remaja dalam gota tim difokuskan pada permasdlahan
pendekatan transdisipl iner. Peran ap a y ang lurg ,..rpakan kreasi kerangka kerja
bapat diberikan oleh seorang psikolog da- konseptual bersama.
lam upaya mengatasi masalah penyimpa- Dalam penelitian dengan pendekatan
ngan perilaku remaja. transdisipliner, pembentukan kerja sama
yang solid menjadi syarat utama yang.tidak
Pendekatan transdisiPliner totetr aiataikan untuk kelancaran kerja'
Pendekatan transdisipliner menguji Kesediaan masing-masing anggota untuk
dan menjelaskan suatu persoalan melalui bersikap terbuka terhadap pandangan
penyatuan disipliner baik menyangkut orang lain merupakan dukungan yang cu-
ieori-teori, konsep-konsep maupun pende- kup berarti, selain sikap saling percaya dan
katan-pendekatan (Albrecht, dkk 1997). .u*pu menjalin komunikasi yang serasi'
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dua cara Masing-masing anggota diharap dapat m.e-
pemikiran transdisipliner yaitu: (l) m.efa- netnputkan diri sesuai dengan kerangka
iui sintesa penemuan-penemuan individu- kerja konseptual yang telah ditetapkan ber-
al dari banyak disiplin untuk memberi pen- sama oleh-tim. Hal ini perlu dipahami
jelasan yang komprehensif terhadap suatu benar, agar tidak terjadi hambatan komu-
permasalahan yang kompleks, atau (2) nikasi karena salah satu anggota merasa

41
KOGNISI
PER{
NANIK PRIHARTANTI
kian muncui
paling dominan atau merasa paling tidak sosial yang memadai. Menurut Ford kesaiah-paha
dihargai eksistensinya. (1982) kompetensi sosial merupakan tin- rena merasa (

Penerapan pendekatan transdisipli-ner dakan yang searah dengan tujuan dalam emosi priba,
dalam menangani kasus penyimpangan re- konteks sosial tertentu, dengan menggu- gung suka m
maja tidak hanya terbatas menuntut ker- nakan cara-cara yang tepat dan memberi- rang bertang
jasama para akademisi dari berbagai bi- kan efek yang positif bagi perkembangan. hindari teka
Pengertian ini menunjukkan bahwa kom- Beranjak da
dang disiplin ilmu saja tetapi juga akan
petensi sosial tidak hanya mendukung ke- dapat bahwa
melibatkan para praktisi pendidikan atau-
pun pemerintahan seperti guru, polisi dan trampilan-ketrampilan yang dimi I iki tetapi atau mengat,
juga kernampuan memahami harapan-ha-
para ulama. Oleh karena itu tim yang di- para remaja c
bentuk menjadi lebih heterogen, dan kom-
rapan sosial yang ada serta efisien dalam gram peningj
pleks sehingga masalah soliditas kelom- menggunakan sumber-sumber yang terda- remaja. Setid
pok menjadi modal perlu diperhatikan se- pat dalam sistim sosialnya. Adam (1981) lesaian mas:
cara cermat sebelum melangkah lebih jauh
menjelaskan ada tiga kompetensi yang mikro). Sesr
untuk mengurai dan mengatasi penyim- rnemungkinkan seseorang membangun viorisme bah
pangan perilaku remaja. dan menjalin hubungan positif dengan te- ses belajar. n
man sebaya, yaitu: (l) pengetahuan ten- lam kaitannl'
tang keadaan emosi yang tepat untuk Iebih sesuai.
Sebab-sebab perilaku menyim- situasi sosial tertentu, (2) kemampuan ber- tervensi ini n
pang remaja empati dengan orang lain dan (3) percaya maja untuk b
Selama ini lebih mudah bagi seseorang pada kekuatan diri sendiri. Ketiga kom- (kornpetensi
mencari solusi yang cepat, berangkat dari petensi ini tidak berdiri sendiri-sendiri te- jutnya ia dap;
dinamika menyalahkan korban, atau se- iapi saling berkaitan satu sama lain dan efisien di ma
baliknya menyalahkan lingkungan. Rupa- bersama-sama memberikan kontribusi gai preventif.
nya orang seringkali segan mengatasi ma- yang positif bagi seseorang dalam men- dikan kecerd
salah sosial yang kompleks dengan solusi jaiin hubungan yang positif dengan orang dimulai dari
yang membutuhkan pendekatan sistematik iain. Orang yang mempunyai kompetensi pendidikan d
dan komitmen berkelanjutan' Padahai ma- sosial adalah orang yang mampu melaku- tidak hanl a I
salah perilaku menyimpang pada remaja kan dua ha' yaitu : (1) mampu menghadapi tetapi jug" t
seperti diuaraikan pada bab permasalahan, kondisi-kondisi yang penuh dengan kete- anak didik.
dapat dikatakan bahwa ada keterkaitan an- gangan dan (2) mampu menarik dan mem-
tara situasi sekolah, perilaku anak din ke- pertahankan dukungan sosial (Cohen,
amanan lingkungan yang tercermin dari dkk., 1986). b. Perspe.
kerja alat negara. Dengan demikian se- Analisis I
Kembali pada permasalahan yang telah
buah analisis dari perspektif mikro, meso kankan pada
diuraikan di atas, dan berkaitan dengan
dan makro (Leone, 1990) penting untuk Dalam hal ir:
pengertian kompetensi sosial menurut
dilakukan, agar dapat dipahami sebab-se- la komuniiia
Adam (1981) maupun Cohen, dkk., (1986)
bab terjadinya perilaku menyimpang pada anak.guru 'd,,
dapat dipahami bahwa dipandang dari su-
remaja lainny'a de::
dut remaja yang berperilaku menyimpang,
komunikasi'.
maka permasalahan tingkah laku menyim-
adalah lebiir
a. Perspektif Mikro pang disebabkan karena remaja tidak me-
centered 1'al;
Dilihat dari sisi individu atau remaja miliki kompetensi sosial yang memadai kuasaan. kel;,
dapat dikatakan bahwa pada umumnya re- atau dengan kata lain kompetensi sosial
maja tersebut tidak memiliki kompetensi remaja termasuk rendah. Dengan demi-
49
KOGNISI 48
PERAN PSiKOLOGI KLINIS DAI.AM PENGKAJiAN PERILAKU .....

kian muncul fenomena-fenomena seperti: tua / otoritas dan bukan pada apa yang
kesaiah-pahaman, adanya rasa dendam ka- disebut child-centered. Komunikasi de-
rena merasa diperas oleh pihak lain, emosi- ngan pola parent-centered ini kurang kon-
emosi pribadi seperti gampang tersing- dusif bagi tumbuhnya kesadaran untuk
gung suka mengejek, kurang mandiri, ku- bersikap disiplin dan bertanggungjawab.
rang bertanggungjawab serta sukar meng- Misalnya sering terjadi orang tua takut
hindari tekanan-tekanan teman sebaya. anaknya berkelahi bukan karena khawatir
Beranjak dari asumsi ini, penulis berpen- anaknya cidera. tetapi yang lebih ditakut-
dapat bahwa sebenarnya untuk mencegah kan adalah akan membuatnya malu dirinya
atau mengatasi tingkah laku menyimpang (orang tua), takut kedudukannya di masya-
para remaja dapat diintervensi dengan pro- rakat akan terganggu. Karena itu orang tua
gram peningkatan kompetensi sosial pada sangat membela dan bersedia melakukan
remaja. Setidaknya ini merupakan penye- apa saja agar anaknya terbebas dari penan-
lesaian masalah dari sisi remaja (aspek ganan alat negara. Hal lain yang banyak
mikro). Sesuai dengan pandangan beha- terjadi membuat remaja kesal adalah ka-
viorisme bahwa perilaku merupakan pro- rena pelaksanaan peraturan seringkali ha-
ses belajar, maka program ini disusun da- nya ditujukan pada anak, bukan kepada se-
lam kaitannya pembentukan perilaku yang mua pihak di seputar anak. Sebagai con-
lebih sesuai. Sebagai rehabilitasi maka in- toh, pelajar seringkali dinasehatitidak bo-
tervensi ini memberi kesempatan pada re- leh pulang terlambat. Namun, hampir se-
maja untuk b6lajar ketrampilan psikologis tiap hari anak melihat sang ayah, atau ibu
(kompetensi sosial) sehingga untuk selan- pulang terlambat. Contoh lainnya, pelajar
jutnya ia dapat berfungsi secara penuh dan dilarang terlambat datang di sekolah. Bila
efisien di masyarakat. Sementara itu seba- ada yang terlambat datang, maka pelajar
gai preventif, kiranya perlu adanya pendi- tersebut akan dikenai sanksi tertentu. Na-
dikan kecerdasan emosi sejak usia dini, mun, guru yang terlambat datang sehingga
dimulai dari rumah dan dilanjutkan pada pelajaran kosong seringkali tidak diberi
pendidikan di sekolah. Sekolah diharpkan sanksi apapun.
tidak hanya mencerdaskan kognitif siswa Kekesalan remaja atas sikap orang de-
tetapi juga perlu mencerdaskan emosi wasa tersebut sering diwujudkan dalam
anak didik. bentuk perilaku tertentu agar mereka dite-
gur. Pada saat ditegur itulah, remaja punya
b. Perspektif Meso kesempatan berupaya mengemukakan
Analisis perspektif meso lebih mene- pendapatnya. Namun, seringkali penda-
kankan pada faklor interaksi yang terjadi. patnya tidak diperhatikan, sehingga dibe-
Dalam hal ini dapat ditelaah mengenai po- nak remaja pelaksanaan peraturan lebih
la komunikasi antara orang tua dengan mencari-cari kesalahan bukan untuk mem-
anak, guru dengan siswa, ataupun aparat bina. Jadi, bentuk penyimpangan perilaku
lainnya dengan anak remaja. Bentuk seringkali merupakan suatu cara agar re-
komunikasi yang selama ini sering terlihat maja dapat mengungkapkan ketidak-
adalah iebih mengarah ke bentuk parent- senangan atau ketidak setujuan remaja ter-
centered yaitu lebih berorientasi pada ke- hadap sesuatu di lingkungan remaja.
kuasaan. kekuatan dan kepentingan orang Dalam kasus-kasus seperti ini tentu saja
akan rnengharnbat anak dalam memahami
49 KOGh[ISI
NANIK PRIHARTANTI
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat se- akibat perkembangan teknologi informasi, *.._*\._:
cara benar, sehingga pada gilirannya anak sedikit banyak akan mengubah hubungan
akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak antara anak dan orangtua. Suatu saat, tatap -P-;a-:+t:

disiplin dan tidak bertanggungjawab. muka antara orangtua dengan anak men-
jadi suatu peristiwa yang sangat langka
terjadi karena hubungan melalui telepon
c. Perspektif Makro sudah dianggap cukup bagi mereka' Pe-
Dalam analisis perspektif makro dapat rubahan-perubahan di seputar masyarakat
dibahas masalah faktor budaya yang ber- tersebut perlu selaiu diantisipasi dalam
kembang di masyarakat tempat remaja rangka pembinaan remaja.
tinggal. fv{anusia tidak hanya membentuk
Prasaja (1^997) menggambarkan kebe-
ke6udayaan, tetapi juga dibentuk oieh ke-
radaan remaja seperti sungai yang selalu
buclayaan. Suatu pandangan, nilai-nilai.
tergenang air. Sungai yang selalu men-
kebiasaan berperilaku haru para remaja,
gun,iung air, tampak tak ada perubahan'
akan ciapat men-iadi k"ebudayaan. Hal ini
Padahal, setiap waktu unsur-unsur yang
terjadi jika pandangan. nilai-nilai maupun
terkandung dalam air berubah setiap saat'
kebiasaan berperiiaku ini sudah diterima
Demikian pula remaja atau pelajar selalu
secara cukup luas dan mengalami proses
ada sepanjang jaman, namun personii da-
pemantapan sedemikian rupa. Proses ke-
iam diii remaja atau pelajar berubah antar
budayaan yang telah terbentuk' secara te-
waktu. Dengan adanya perubahan perso-
tap akan memPengaruhi sekelomPok nii berarti terdapat perbedaan dalarn hal
orang dalam cara berpikir. bentuk peng-
kultur, latar belakang keiuarga, sikap, per-
hayatan dan kecenderungan berperilaku'
ilaku dan lain sebagainya. Termasuk di
Pengaruh budaya pada perkembangan ke-
dalamnya terjadi pula perubahan dalarn
pribadian rnenjadi jelas dilihat dari cara
bentuk kenakalan, faktor penyebab kena-
i.t.otung berpikir, rnerasa dan berperilaku l:alan. dan dampak kenakalan. Pernahaman
dalam mas,varakat yang berbeda. Kepri-
kondisi pelajar atau remaja, yang mirip
badian seseorang terbentuk melalui refer-
aliran sungai ini perlu disepakati karena
ensi internalisasi nilai-nilai kebudayaan konsekuensi penanganan yang
r
membaw
yang ada di masyarakat lingkungan tempat
harus dilar.ukan dari waktu-ke waktu. sefta
tinggal individu (Skinner. 1959; Lazarus,
cara penanganan yang berbeda-beda sesuai
leer).
dengin perubahan aliran air tersebut'
Sebagai contoh. teknologi yarrg ber-
kembang di bidang industri akan men-
gubah iraina kerja menjadi cepat. Karena Penanganan Perilaku menyimPang
harus menyesuaikan dengan kecepatan pada rernaja
irama kerja, para pekerja yang notabene Psikolog klinis pada dasarnya adalah
juga anggota masyarakat cenderung akan seorang ilmuwan sekaligus praktisi' Seba-
mengubair perilaku dari kolektivitas men- gai seorang ilmuwan psikolog dituntutun-
jadi individual. Perubahan orientasi per- Iuk selalu-menguji dan mengembangkan
lluku ini tidak saja terjadi di lingkungan teori-teori yang sudah ada agar senanti-
tempat kerja, tetapi juga di lingkungan asa dapatmengikuti perkembangan jaman'
keluarga. Contoh lain, rnaraknya penggu- Sebagai praktisi psikolog dituntut untuk
naan telepon genggam sebagai salah satu mengaplikasikan temuan-temuan ilmunya

KOGNISI 51
PERAN PSIKOLOGI KLINIS DALAM PENGKANAN PERILAKU .....

untuk rnembantu mencapai kesejahteraan penting dari suatu budaya, dapat diusa-
umat manusia. F{al ini juga berlaku dalam hakan diantaranya melalui kurikulum
penanganaan perilaku menyimpang pada yang diuji-cobakan di sekolah-sekolah dan
remaja. perguruan tinggi. Manipulasi secara se-
Pada tataran mikro, perilaku menyim- ngaja terhadap budaya merupakan hal
pang remaja lebih dilihat sebagai kurang- yang diperhitungkan di dalam analisis
nya kemampuan ketrampilan kompetensi ilmiah dan perilaku manusia. Dalam kon-
sosial. Untuk itu upaya penanganannya teks perilaku penyimpangan pada remaja,
masih dapat dijangkau oleh peran disiplin perlu dipikirkan pembaharuan konsep pe-
psikologi sendiri. Misalnya dengan pe- ngertian kecerdasan. Kecerdasan bukan
nyusunan program peningkatan kemam- hanya terbatas pada pengertian kecerdasan
puan kompetensi sosial remaja yang dapat intelektual kognitif semata melainkan j uga
dilatihkan pada remaja, baik secara indi- tercakup di dalamnya kecerdasan hati atau
vidual maupun melalui pendekatan kelom- kecerdasan emosional. Selama ini kuriku-
pok. Namun menyentuh tataran meso apa- lum pendidikan sekolah lebih di arahkan
lagi makro, tampaknya diperlukan kerja- pada pembinaan kecerdasan intelektual.
sama dengan disiplin ilmu lain. Barang- Sudah saatnya kini kurikulum pendidikan
kali program peningkatan kompetensi sekolah juga dapat memfasilitasi pembi-
sosial pada remaja masih relevan untuk naan kecerdasan emosional, sehingga me-
digunakan, namun sosialisasi penyampai- mungkinkan pendidikan ps iko lo gis remaj a
an tidak cukup secara individual ataupun dalam membina kompetensi sosialnya.
kelompok saja.
Dalam tataran meso penekanan lebih Penutup
pada faktor interaksi yang terjadi. Dengan Kajian upaya penanganan perilaku
demikian pihak orangtua, guru maupun menyimpang pada remaja dalam pelak-
tokoh masyarakat dapat dilibatkan kerja- sanaannya maupun persiapannya membu-
samanya dalam upaya menumbuhkan tuhkan kecermatan yang tinggi. Dalam hal
kornpetensi sosial remaja. Bagaimana para ini pendekatan transdisipliner dapat dire-
orang dewasa ini dapat mengembangkan komendasikan. Pendekatan transdisipliner
pola interaksi komunikasi yang kondusif melibatkan banyak pihak yang berkepen-
bagi tumbuhnya kesadaran untuk bersikap tingan secara terpadu, termasuk di dalam-
disiplin dan bertanggung jawab. Suatu nya adalah berbagai disilin ilmu yang ter-
bentuk keteladanan yang konsisten dan kait dalam proses kajian. Dengan demikian
sportif sangat diperlukan remaja untuk hasilnyapun dapat diharapkan lebih kom-
orientasi identifikasi. prehensif dan holistik.
Dalam tataran yang lebih luas yaitu
tataran makro, melibatkan unsur budaya. Daftar Pustaka
Di sini psikolog dapat bekerjasama de- Adam, G.R. 1981. SocialCompetence dur-
ngan para sosiolog ataupun anthropolog ing Adolescence: Social Sensitivi-
dalam pengkajian nilai-nilai yang kondusif ty, locus of control, emphaty and
(
bagi tumbuhnya kompetensi sosial remaja. peer popularity. Journal of Youth
n
Seperti dikemukakan oleh Skinner (1959) and AdolescenceNo.12, p.203 -
bahwa untuk memanipulasi bagian-bagian 2tt
51 KOGMSI
KOGNISI
Majalah Ih
NANIK PRIHARTANTI 2000, Vol-

Albreiht, G., Freeman, S. , & Higginbo-


tham, N. 1997. ComplexitY and
Human Health: The Case for a
Transdisiplinary Paradigm. Cul'
ture, Medicine and PsYchiatrYNo
l0: I - 38.
Cohen, S., Clark, M.S. and Sherrod, D.R.,
1986. Social Skills and The Stress
Men
protective Role of Social S-upport.
journal of PersonalitY and Social dibicara
mulai
Psychologt.50, 5, 963 -973.
bencana
F awzia,A.H. 1 99 l. Perilaku Menyimpang berubah
Remaja ditinjau dari Psikologi Dah
Perkemban gan. Makalah Seminat impl
Problematika Remaia kita dan selanjufry
tantangan masa depannya-Fakd- i ", aft
tas Kedokteran Universitas Indo- merealis
nesia Jakarta. alam, st
Ford, M.E. 1982. Social Cognition and
Competence in Adolescence.
Jourial of DeveloPmental PsYcho-
1og,18,3,323 '340. Pendahu
Lazarus, R.S. 1991 . Emotion and Adap- Tak-tt
/ion. New York: Oxford Univer- menjadi h
sity Press. kembanga
Leone, P.E. 1990. Understanding Trou- kan dignnr
bled and Troubling Youth. Lon' suatu umd
don: Sage Publisher. ka parapd
Prasaja, H. 1997. Peningkatan Peran beradab- l
Keluarga dalam Penanganan didikan rn
Kenakalin Pelajar. Asih majalah kejar oraq
kajian keluarga, l, 1, 8 - i7. didikanm
Skinner, B.F. 1953. Science and Human ironi yang:
Behavior. The Macmillan Com- wa pendid
pany. semua krl
Melih
pertanlEf,
narkah h!
but telah r
perti yarry
bannya Er
tentu pen

t Miwalil
Universite lll
KOGnrISI
53

Anda mungkin juga menyukai