4558 9910 2 PB
4558 9910 2 PB
sl ISSN : 0854-2880
- : .i:
'i
i.niah Psikologi
. . . ,-.i. -1. No. I (Hai. 45 sld 52)
Nanik Prihartanti*
Fakultas Psikologi UMS
-
[l-=:--:=- ---]: -:r-j .:
I
n--
i-- \a .
NANIK PRIHARTANTI
:ens;t mel
Lain lagi yang ditemukan oleh peneli- rang berencana, suka melakukan kegiatan ::'ansdisipiul
tian jurusan Psikologi Sosial Fakultas Psi- sesiat. Mereka juga mudah putus asa, ku-
Psikol"-g
kologi Universitas Indonesia mengenai rang serius dalam mengerjakan sesuatu,.(e)
Sering membolos, lebih tertarik pada ke- xcloeiteraE
perkelahian pelajar tahun 1989 (Fawzia, Japat rnenrp
j qg t ) menunjukkan bahwa (a) perkelahian giatan luar sekolah, (f) Sekolah
lang.Pyan
Eerkelahi terlalu menggantungkan diri pa- rinl'a. Beri
pela.jar banyak dilakukan oleh pelajar-
da peraturan-peraturan yang berasal dari maupun pro:
pelajar yang mudah bangkit emosinya jika
kanwil atau rapat guru dengan orang tua men mauPu
mengetahui ada yang mengganggu teman dia sangal ir
atau menyerang sekolah, (b) pelajar yang murid dan tidak mengambil inisiatif me-
nyusun peraturan tata tertib sekolah sen- gunakan me'
biasanya berkelahi bukan pelajar yang iatit-. masing
mengiluti program-program sekolah, (c) diri, (g)' Sekolah yang rawan berkelahi
adalah- sekolah yang melaksanakan tata kelemahann
dipeiuncing oleh media massa, (d) alat
nsgara diraia kurang tanggap, reaksi lam^- tertib tanpa sangsi, serta tidak sering lang adaiur
mengingatkan kembali tentang tata tertib indii idual ;
bai, 1e) ada kernungkinan ditunggangi, (f;
guru kurang dedikasi, kurang berwibawa, yung U.ttutu, (h) Sekolah yang tidak ra- toJenl a. -{di
iuka membolos ataupun terlambat, (g) gu- wariberkelahi mempunyai tata tertib sen- nsan bert'ag
ru mempunyai beban kerja rangkap karena diri yang sejalan dengan tata tertib- UTY* pendekatan ,
fungsi dengan baik, (k) orang tua kurang .u*un, (t)-Cr* yang berpindah-pindah na psikolt-rg I
berkomunikasi dengan anak maupun guru' mengajar atau guru yang mengajar dengan n1a sendiri :
fisik dan penyebaran kemampuan inleli- remaja, keluarga, sekolah, teman ber- dan me,'ljele
gensi pelajar antara yang rawan berkelahi main, maupun kebijakan atau penerapan pen)'atuaii
ian tidak, (b; pelajar yang rawan berkelahi peraturan lembaga pemerintahan' Dengan teori-tet-'ri- k
umumnya kurang mandiri dan kurang ber- demikian upaya penanganannyapun -me- katan-pende
tanggunglawab serta sukar menghindari nuntut partisipasi berbagai pihak-terkait' Lebih lan-iut
tetanan-iekanan teman sebaya, (c) Pelajar Permasalahan penyimpangan perilaku re- pemikiran u
yang rawan berkelahi sukar mengungkp- maja bukanlah masalah yang sederhana lui sintesa p
kanimosi, mudah tersinggung, tidak sabar yang cukup didekati secara parsial atau al dari banl a
dan kurang kontrol diri, (d) Kebanyakan dari satu sudut pandang disiplin tertentu jelasan 1'ang
pelajar yang.a*an berkelahi tidak memi- saja. Penyelesaian yang holistik kompre- permasalah:
liki *oiirusi untuk mencapai sesuatu ku-
46 47
KOGNISI
PERAN PSIKOLOGI KLIMS DALAM PENGKAJIAN PERILAKU .....
41
KOGNISI
PER{
NANIK PRIHARTANTI
kian muncui
paling dominan atau merasa paling tidak sosial yang memadai. Menurut Ford kesaiah-paha
dihargai eksistensinya. (1982) kompetensi sosial merupakan tin- rena merasa (
Penerapan pendekatan transdisipli-ner dakan yang searah dengan tujuan dalam emosi priba,
dalam menangani kasus penyimpangan re- konteks sosial tertentu, dengan menggu- gung suka m
maja tidak hanya terbatas menuntut ker- nakan cara-cara yang tepat dan memberi- rang bertang
jasama para akademisi dari berbagai bi- kan efek yang positif bagi perkembangan. hindari teka
Pengertian ini menunjukkan bahwa kom- Beranjak da
dang disiplin ilmu saja tetapi juga akan
petensi sosial tidak hanya mendukung ke- dapat bahwa
melibatkan para praktisi pendidikan atau-
pun pemerintahan seperti guru, polisi dan trampilan-ketrampilan yang dimi I iki tetapi atau mengat,
juga kernampuan memahami harapan-ha-
para ulama. Oleh karena itu tim yang di- para remaja c
bentuk menjadi lebih heterogen, dan kom-
rapan sosial yang ada serta efisien dalam gram peningj
pleks sehingga masalah soliditas kelom- menggunakan sumber-sumber yang terda- remaja. Setid
pok menjadi modal perlu diperhatikan se- pat dalam sistim sosialnya. Adam (1981) lesaian mas:
cara cermat sebelum melangkah lebih jauh
menjelaskan ada tiga kompetensi yang mikro). Sesr
untuk mengurai dan mengatasi penyim- rnemungkinkan seseorang membangun viorisme bah
pangan perilaku remaja. dan menjalin hubungan positif dengan te- ses belajar. n
man sebaya, yaitu: (l) pengetahuan ten- lam kaitannl'
tang keadaan emosi yang tepat untuk Iebih sesuai.
Sebab-sebab perilaku menyim- situasi sosial tertentu, (2) kemampuan ber- tervensi ini n
pang remaja empati dengan orang lain dan (3) percaya maja untuk b
Selama ini lebih mudah bagi seseorang pada kekuatan diri sendiri. Ketiga kom- (kornpetensi
mencari solusi yang cepat, berangkat dari petensi ini tidak berdiri sendiri-sendiri te- jutnya ia dap;
dinamika menyalahkan korban, atau se- iapi saling berkaitan satu sama lain dan efisien di ma
baliknya menyalahkan lingkungan. Rupa- bersama-sama memberikan kontribusi gai preventif.
nya orang seringkali segan mengatasi ma- yang positif bagi seseorang dalam men- dikan kecerd
salah sosial yang kompleks dengan solusi jaiin hubungan yang positif dengan orang dimulai dari
yang membutuhkan pendekatan sistematik iain. Orang yang mempunyai kompetensi pendidikan d
dan komitmen berkelanjutan' Padahai ma- sosial adalah orang yang mampu melaku- tidak hanl a I
salah perilaku menyimpang pada remaja kan dua ha' yaitu : (1) mampu menghadapi tetapi jug" t
seperti diuaraikan pada bab permasalahan, kondisi-kondisi yang penuh dengan kete- anak didik.
dapat dikatakan bahwa ada keterkaitan an- gangan dan (2) mampu menarik dan mem-
tara situasi sekolah, perilaku anak din ke- pertahankan dukungan sosial (Cohen,
amanan lingkungan yang tercermin dari dkk., 1986). b. Perspe.
kerja alat negara. Dengan demikian se- Analisis I
Kembali pada permasalahan yang telah
buah analisis dari perspektif mikro, meso kankan pada
diuraikan di atas, dan berkaitan dengan
dan makro (Leone, 1990) penting untuk Dalam hal ir:
pengertian kompetensi sosial menurut
dilakukan, agar dapat dipahami sebab-se- la komuniiia
Adam (1981) maupun Cohen, dkk., (1986)
bab terjadinya perilaku menyimpang pada anak.guru 'd,,
dapat dipahami bahwa dipandang dari su-
remaja lainny'a de::
dut remaja yang berperilaku menyimpang,
komunikasi'.
maka permasalahan tingkah laku menyim-
adalah lebiir
a. Perspektif Mikro pang disebabkan karena remaja tidak me-
centered 1'al;
Dilihat dari sisi individu atau remaja miliki kompetensi sosial yang memadai kuasaan. kel;,
dapat dikatakan bahwa pada umumnya re- atau dengan kata lain kompetensi sosial
maja tersebut tidak memiliki kompetensi remaja termasuk rendah. Dengan demi-
49
KOGNISI 48
PERAN PSiKOLOGI KLINIS DAI.AM PENGKAJiAN PERILAKU .....
kian muncul fenomena-fenomena seperti: tua / otoritas dan bukan pada apa yang
kesaiah-pahaman, adanya rasa dendam ka- disebut child-centered. Komunikasi de-
rena merasa diperas oleh pihak lain, emosi- ngan pola parent-centered ini kurang kon-
emosi pribadi seperti gampang tersing- dusif bagi tumbuhnya kesadaran untuk
gung suka mengejek, kurang mandiri, ku- bersikap disiplin dan bertanggungjawab.
rang bertanggungjawab serta sukar meng- Misalnya sering terjadi orang tua takut
hindari tekanan-tekanan teman sebaya. anaknya berkelahi bukan karena khawatir
Beranjak dari asumsi ini, penulis berpen- anaknya cidera. tetapi yang lebih ditakut-
dapat bahwa sebenarnya untuk mencegah kan adalah akan membuatnya malu dirinya
atau mengatasi tingkah laku menyimpang (orang tua), takut kedudukannya di masya-
para remaja dapat diintervensi dengan pro- rakat akan terganggu. Karena itu orang tua
gram peningkatan kompetensi sosial pada sangat membela dan bersedia melakukan
remaja. Setidaknya ini merupakan penye- apa saja agar anaknya terbebas dari penan-
lesaian masalah dari sisi remaja (aspek ganan alat negara. Hal lain yang banyak
mikro). Sesuai dengan pandangan beha- terjadi membuat remaja kesal adalah ka-
viorisme bahwa perilaku merupakan pro- rena pelaksanaan peraturan seringkali ha-
ses belajar, maka program ini disusun da- nya ditujukan pada anak, bukan kepada se-
lam kaitannya pembentukan perilaku yang mua pihak di seputar anak. Sebagai con-
lebih sesuai. Sebagai rehabilitasi maka in- toh, pelajar seringkali dinasehatitidak bo-
tervensi ini memberi kesempatan pada re- leh pulang terlambat. Namun, hampir se-
maja untuk b6lajar ketrampilan psikologis tiap hari anak melihat sang ayah, atau ibu
(kompetensi sosial) sehingga untuk selan- pulang terlambat. Contoh lainnya, pelajar
jutnya ia dapat berfungsi secara penuh dan dilarang terlambat datang di sekolah. Bila
efisien di masyarakat. Sementara itu seba- ada yang terlambat datang, maka pelajar
gai preventif, kiranya perlu adanya pendi- tersebut akan dikenai sanksi tertentu. Na-
dikan kecerdasan emosi sejak usia dini, mun, guru yang terlambat datang sehingga
dimulai dari rumah dan dilanjutkan pada pelajaran kosong seringkali tidak diberi
pendidikan di sekolah. Sekolah diharpkan sanksi apapun.
tidak hanya mencerdaskan kognitif siswa Kekesalan remaja atas sikap orang de-
tetapi juga perlu mencerdaskan emosi wasa tersebut sering diwujudkan dalam
anak didik. bentuk perilaku tertentu agar mereka dite-
gur. Pada saat ditegur itulah, remaja punya
b. Perspektif Meso kesempatan berupaya mengemukakan
Analisis perspektif meso lebih mene- pendapatnya. Namun, seringkali penda-
kankan pada faklor interaksi yang terjadi. patnya tidak diperhatikan, sehingga dibe-
Dalam hal ini dapat ditelaah mengenai po- nak remaja pelaksanaan peraturan lebih
la komunikasi antara orang tua dengan mencari-cari kesalahan bukan untuk mem-
anak, guru dengan siswa, ataupun aparat bina. Jadi, bentuk penyimpangan perilaku
lainnya dengan anak remaja. Bentuk seringkali merupakan suatu cara agar re-
komunikasi yang selama ini sering terlihat maja dapat mengungkapkan ketidak-
adalah iebih mengarah ke bentuk parent- senangan atau ketidak setujuan remaja ter-
centered yaitu lebih berorientasi pada ke- hadap sesuatu di lingkungan remaja.
kuasaan. kekuatan dan kepentingan orang Dalam kasus-kasus seperti ini tentu saja
akan rnengharnbat anak dalam memahami
49 KOGh[ISI
NANIK PRIHARTANTI
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat se- akibat perkembangan teknologi informasi, *.._*\._:
cara benar, sehingga pada gilirannya anak sedikit banyak akan mengubah hubungan
akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak antara anak dan orangtua. Suatu saat, tatap -P-;a-:+t:
disiplin dan tidak bertanggungjawab. muka antara orangtua dengan anak men-
jadi suatu peristiwa yang sangat langka
terjadi karena hubungan melalui telepon
c. Perspektif Makro sudah dianggap cukup bagi mereka' Pe-
Dalam analisis perspektif makro dapat rubahan-perubahan di seputar masyarakat
dibahas masalah faktor budaya yang ber- tersebut perlu selaiu diantisipasi dalam
kembang di masyarakat tempat remaja rangka pembinaan remaja.
tinggal. fv{anusia tidak hanya membentuk
Prasaja (1^997) menggambarkan kebe-
ke6udayaan, tetapi juga dibentuk oieh ke-
radaan remaja seperti sungai yang selalu
buclayaan. Suatu pandangan, nilai-nilai.
tergenang air. Sungai yang selalu men-
kebiasaan berperilaku haru para remaja,
gun,iung air, tampak tak ada perubahan'
akan ciapat men-iadi k"ebudayaan. Hal ini
Padahal, setiap waktu unsur-unsur yang
terjadi jika pandangan. nilai-nilai maupun
terkandung dalam air berubah setiap saat'
kebiasaan berperiiaku ini sudah diterima
Demikian pula remaja atau pelajar selalu
secara cukup luas dan mengalami proses
ada sepanjang jaman, namun personii da-
pemantapan sedemikian rupa. Proses ke-
iam diii remaja atau pelajar berubah antar
budayaan yang telah terbentuk' secara te-
waktu. Dengan adanya perubahan perso-
tap akan memPengaruhi sekelomPok nii berarti terdapat perbedaan dalarn hal
orang dalam cara berpikir. bentuk peng-
kultur, latar belakang keiuarga, sikap, per-
hayatan dan kecenderungan berperilaku'
ilaku dan lain sebagainya. Termasuk di
Pengaruh budaya pada perkembangan ke-
dalamnya terjadi pula perubahan dalarn
pribadian rnenjadi jelas dilihat dari cara
bentuk kenakalan, faktor penyebab kena-
i.t.otung berpikir, rnerasa dan berperilaku l:alan. dan dampak kenakalan. Pernahaman
dalam mas,varakat yang berbeda. Kepri-
kondisi pelajar atau remaja, yang mirip
badian seseorang terbentuk melalui refer-
aliran sungai ini perlu disepakati karena
ensi internalisasi nilai-nilai kebudayaan konsekuensi penanganan yang
r
membaw
yang ada di masyarakat lingkungan tempat
harus dilar.ukan dari waktu-ke waktu. sefta
tinggal individu (Skinner. 1959; Lazarus,
cara penanganan yang berbeda-beda sesuai
leer).
dengin perubahan aliran air tersebut'
Sebagai contoh. teknologi yarrg ber-
kembang di bidang industri akan men-
gubah iraina kerja menjadi cepat. Karena Penanganan Perilaku menyimPang
harus menyesuaikan dengan kecepatan pada rernaja
irama kerja, para pekerja yang notabene Psikolog klinis pada dasarnya adalah
juga anggota masyarakat cenderung akan seorang ilmuwan sekaligus praktisi' Seba-
mengubair perilaku dari kolektivitas men- gai seorang ilmuwan psikolog dituntutun-
jadi individual. Perubahan orientasi per- Iuk selalu-menguji dan mengembangkan
lluku ini tidak saja terjadi di lingkungan teori-teori yang sudah ada agar senanti-
tempat kerja, tetapi juga di lingkungan asa dapatmengikuti perkembangan jaman'
keluarga. Contoh lain, rnaraknya penggu- Sebagai praktisi psikolog dituntut untuk
naan telepon genggam sebagai salah satu mengaplikasikan temuan-temuan ilmunya
KOGNISI 51
PERAN PSIKOLOGI KLINIS DALAM PENGKANAN PERILAKU .....
untuk rnembantu mencapai kesejahteraan penting dari suatu budaya, dapat diusa-
umat manusia. F{al ini juga berlaku dalam hakan diantaranya melalui kurikulum
penanganaan perilaku menyimpang pada yang diuji-cobakan di sekolah-sekolah dan
remaja. perguruan tinggi. Manipulasi secara se-
Pada tataran mikro, perilaku menyim- ngaja terhadap budaya merupakan hal
pang remaja lebih dilihat sebagai kurang- yang diperhitungkan di dalam analisis
nya kemampuan ketrampilan kompetensi ilmiah dan perilaku manusia. Dalam kon-
sosial. Untuk itu upaya penanganannya teks perilaku penyimpangan pada remaja,
masih dapat dijangkau oleh peran disiplin perlu dipikirkan pembaharuan konsep pe-
psikologi sendiri. Misalnya dengan pe- ngertian kecerdasan. Kecerdasan bukan
nyusunan program peningkatan kemam- hanya terbatas pada pengertian kecerdasan
puan kompetensi sosial remaja yang dapat intelektual kognitif semata melainkan j uga
dilatihkan pada remaja, baik secara indi- tercakup di dalamnya kecerdasan hati atau
vidual maupun melalui pendekatan kelom- kecerdasan emosional. Selama ini kuriku-
pok. Namun menyentuh tataran meso apa- lum pendidikan sekolah lebih di arahkan
lagi makro, tampaknya diperlukan kerja- pada pembinaan kecerdasan intelektual.
sama dengan disiplin ilmu lain. Barang- Sudah saatnya kini kurikulum pendidikan
kali program peningkatan kompetensi sekolah juga dapat memfasilitasi pembi-
sosial pada remaja masih relevan untuk naan kecerdasan emosional, sehingga me-
digunakan, namun sosialisasi penyampai- mungkinkan pendidikan ps iko lo gis remaj a
an tidak cukup secara individual ataupun dalam membina kompetensi sosialnya.
kelompok saja.
Dalam tataran meso penekanan lebih Penutup
pada faktor interaksi yang terjadi. Dengan Kajian upaya penanganan perilaku
demikian pihak orangtua, guru maupun menyimpang pada remaja dalam pelak-
tokoh masyarakat dapat dilibatkan kerja- sanaannya maupun persiapannya membu-
samanya dalam upaya menumbuhkan tuhkan kecermatan yang tinggi. Dalam hal
kornpetensi sosial remaja. Bagaimana para ini pendekatan transdisipliner dapat dire-
orang dewasa ini dapat mengembangkan komendasikan. Pendekatan transdisipliner
pola interaksi komunikasi yang kondusif melibatkan banyak pihak yang berkepen-
bagi tumbuhnya kesadaran untuk bersikap tingan secara terpadu, termasuk di dalam-
disiplin dan bertanggung jawab. Suatu nya adalah berbagai disilin ilmu yang ter-
bentuk keteladanan yang konsisten dan kait dalam proses kajian. Dengan demikian
sportif sangat diperlukan remaja untuk hasilnyapun dapat diharapkan lebih kom-
orientasi identifikasi. prehensif dan holistik.
Dalam tataran yang lebih luas yaitu
tataran makro, melibatkan unsur budaya. Daftar Pustaka
Di sini psikolog dapat bekerjasama de- Adam, G.R. 1981. SocialCompetence dur-
ngan para sosiolog ataupun anthropolog ing Adolescence: Social Sensitivi-
dalam pengkajian nilai-nilai yang kondusif ty, locus of control, emphaty and
(
bagi tumbuhnya kompetensi sosial remaja. peer popularity. Journal of Youth
n
Seperti dikemukakan oleh Skinner (1959) and AdolescenceNo.12, p.203 -
bahwa untuk memanipulasi bagian-bagian 2tt
51 KOGMSI
KOGNISI
Majalah Ih
NANIK PRIHARTANTI 2000, Vol-
t Miwalil
Universite lll
KOGnrISI
53