Pembullyan
Pembullyan
NOMOR PRESENSI : 12
KELAS : 8-9
SMPN 216
JAKARTA
Bullying di Sekolah Indonesia
1. TESIS
2. RANGKAIAN ARGUMEN
Berdasarkan wilayah, rata-rata, Asia Selatan dan Afrika Barat dan Tengah memang
mengalami paling banyak bullying, sementara negara-negara dari Eropa Tengah dan Timur
dan Persemakmuran Independent States (CEE/CIS) mengalami tingkat bullying terendah.
Data tersebut diambil dari dokumen Developing a Global Indicator on Bullying of School-aged
Children milik Unicef. Dengan data tersebut kita bisa mengetahui Indonesia memang menjadi
salah satu negara di benua asia selatan yang termasuk negara dengan bullying paling
banyak.
Dikutip dari HAI-Online.com - Kasus perundungan atau yang lebih dikenal 'bullying'
terhadap anak terus muncul di Indonesia. Pada tahun 2020, Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) mencatat adanya 119 kasus perundungan terhadap anak. Jumlah ini
melonjak dari tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 30-60 kasus per tahun. Tentu dengan
jumlah kasus bullying diatas termasuk banyak dan harus segera diatasi. Dan jika kita telusuri
lebih lanjut, pembullyan ini juga berdampak pada mental (psikis) maupun fisik seorang
korban bully. Tentu saja hal ini menjadi tidak baik karna jika berpikir luas, hal ini sangat
mungkin mempengaruhi masa depan para siswa. Dalam hal ini, menjadi tidak sejahtera
dikarenakan pembullyan.
Tetapi jika dilihat dari data statistik, dikutip dari databooks.katadata.co.id terlihat bahwa
kasus bully di Indonesia yang ‘teradukan’ semakin berkurang dari tahun ke tahun. Ambil
contoh saja tahun 2016 terdapat 122 kasus bully yang diadukan dan pada tahun 2020 hanya
terdapat 76 kasus bully yang teradukan. Itupun baru yang ‘teradukan’, sebenarnya jika
diambil dari data KPAI tercatat adanya 119 kasus yang ditemukan itu artinya, jika kita amati
di lingkungan sekolah, ternyata masih banyak kasus pembullyan yang tidak dilaporkan oleh
korban karena beberapa alasan seperti takut, diancam, dan masih banyak lagi. Tentu
dikarenakan hal itu, masih banyak kasus-kasus bully di Indonesia yang tidak dilaporkan ke
sekolah ataupun dinas. Hal tersebut harus diatasi karena jika tidak diatas bisa berdampak
kepada kehidupan siswa yang hidup di bayang-bayang pembullyan.
3. PENEGASAN ULANG
Tentu saja hal-hal yang telah disebutkan belum cukup untuk menggambarkan bagaimana
Kejamnya pembullyan di Indonesia terjadi dan seberapa banyaknya kasus-kasus pembullyan
yang tidak dibicarakan (bisu) yang telah terjadi di banyak sekolah di Indonesia.
Bukan waktunya untuk bersantai dan membiarkan para pembully terus menghantui bayang-
bayang korban. Sudah waktunya untuk menanggapi serius kasus bullying di Indonesia.