Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN

ANTENATAL CARE (ANC) PADA


IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PINANG JAYA
TAHUN 2023

MINI PROPOSAL

Disusun Oleh:
EKA YULIANA
NPM. 19410014

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
A. Latar Belakang

World Health Organisation (WHO) menetapkan agenda untuk menurunkan

berbagai permasalahan kesehatan salah satunya yaitu Sustainable Development Goals

(SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dengan mengurangi rasio angka

kematian ibu (AKI) hingga < 70/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2030.

Pada tahun 2021 jumlah kasus kematian ibu di provinsi Lampung cenderung naik

yaitu sebanyak 187/100.000 KH sehingga kematian ibu menjadi isu pokok pembangunan

kesehatan Provinsi Lampung, jumlah ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan

dibandingkan kasus kematian ibu tahun 2020 yang hanya 115/100.000 KH dan pada

tahun 2019 terdapat kasus AKI sebanyak 111/100.000 KH (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2022).

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu program terencana yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu

hamil untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang

berkualitas yang dapat menjadi salah satu pencegahan meningkatnya AKI. Tujuannya

adalah agar setiap ibu hamil mampu menjalani kehamilan yang sehat dan positif, bersalin

dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat. Pelayanan antenatal terpadu mencakup

pelayanan promotif dan preventif sekaligus kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan antenatal

termasuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tingkat Kabupaten/Kota di bidang

kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 yang pencapaiannya

diwajibkan 100%. Pemanfaatan pelayanan antenatal care menunjukkan akses pelayanan

kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan

kehamilannnya ke tenaga kesehatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).


Pelayanan antenatal dilakukan sesuai standar kualitas melalui 10T antara lain

yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1), ukur tekanan darah (T2), ukur

lingkar lengan atas/LiLA (T3), Spengukuran tinggi fundus uteri (T4), imunisasi tetanus

toksoid (T5), komsumsi tablet Fe (T6), menentukan presentasi dan denyut jantung

janin/DJJ (T7), temu wicara (T8), lab sederhana (T9), dan tata laksana kasus (T10).

Standar pemeriksaan ini diharapkan dapat memberikan pelayanan antenatal yang lebih

berkualitas untuk meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan

memberikan kontribusi terhadap penurunan AKI (Alviani, 2021). Namun nyatanya

Puskesmas Pinang Jaya yang merupakan salah satu puskesmas dengan capaian

kunjungan ANC yang baik untuk terpenuhinya standar ANC 10T sendiri belum

dijabarkan dengan pasti berapa saja yang telah terpenuhi padahal sasaran petugas

kesehatan yaitu ibu hamil pada saat melakukan kunjungan adalah memanfaatkan ANC

10T yang telah disediakan oleh tenaga kesehatan puskesmas, hal ini disebabkan belum

adanya penelitian terkait hal tersebut di Puskesmas Pinang Jaya (Suhartini, 2022).

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal

Care (ANC) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pinang Jaya Tahun 2023”.
B. Kerangka Teori

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Anderson pada tahun 1974, terdapat 3 faktor

yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu:

Gambar 1. Kerangka Teori Anderson

Predisposing Enabling Need Health


Service
Demography Family
Perceived Use
Resources
Social Structur
Community Evaluated

Health Beliefs Resources

1) Karakteristik penguat (predisposing characteristics).

Faktor ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap orang cenderung

memiliki pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya

karakteristik individu, yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

a) Karakteristik (demografi, seperti jenis kelamin dan usia)

b) Struktur (sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, suku ras)

c) Manfaat kesehatan (seperti percaya bahwa pelayanan kesehatan dapat membantu

penyembuhan penyakit. Hal ini terlihat dari tingkat pengetahuan dan sikap)

2) Karakteristik pendukung (enabling characteristics)

Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai keinginan untuk

menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk menggunakannya


kecuali bila mampu menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada

tergantung pada kemampuan konsumen untuk datang menerima pelayanan. Karakteristik

pendukung berasal dari sumber daya keluarga dan masyarakat. Sumber daya keluarga

antara lain pendapat keluarga, akses ke pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga.

Sedangkan sumber daya masyarakat meliputi ketersediaan petugas kesehatan,

aksesibilitas, dan lain-lain.

3) Karakteristik kebutuhan (need characteristics)

Faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk mencari pengobatan

dapat diwujudkan dalam tindakan jika kebutuhan untuk melakukannya dirasakan. Dengan

kata lain, kebutuhan adalah dasar dan insentif langsung untuk penggunaan layanan

kesehatan ketika ada tingkat predisposisi dan enabling. Kebutuhan (need) dibagi menjadi

dua kategori yaitu dirasakan atau preceived (subject assessment) dan evaluated (clinical

diagnosis). Karakteristik kebutuhan ini meliputi riwayat penyakit dan tingkat kepuasaan

(Notoatmodjo, 2014).

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan studi penelitian

yang digunakan adalah cross sectional study. penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013). Penelitian ini dilaksanakan

pada Januari 2022 sampai April 2023. Penelitian akan dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Pinang Jaya Kota Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai