Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ANALISIS BAHAN TAMBAHAN MAKANAN : BORAKS

Disusun Oleh :

Fitri Isti’Anatul Mukarromah ( P07133122018)


Fadlillah Reo Utomo ( P07133122019 )
Anisa Fathia Yoga ( P07133122020 )
Anindya Rahmasari ( P07133122021)

D3 Sanitasi A

POLTEKKES KEMENKES
YOGYAKARTA TAHUN 2022
I. Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami bisa melaksanakan Praktik Analisis
Bahan Kimia Pencemaran air ini pada Senin,19 September 2022
Dan pada praktikum kali ini diharapkan mahasiswa poltekkes kemenkes
yogyakarta khususnya jurusan Kesehatan Lingkungan dapat mengetahui
interpretasi hasil uji Fe dan Sulfat dalam air serta dapat dihitung dari nilai
absorbansi yang diperoleh menggunakan spektrofotometer.
Tidak lupa Kami ucapkan Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Dosen Mata Kuliah Kimia beserta Asisten-nya dan Teman teman satu kelompok
yang telah banyak membatu untuk menyukseskan Praktikum ini.

II. Tinjauan Pustaka


Makanan yang dijajakan sekarang ini tidak terlepas dari zat atau bahan
yang mengandung unsur berbahaya dan pengawet yang dalam jumlah banyak
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh. Jika suatu bahan makanan
mengandung bahan yang sifatnya berbahaya bagi kesehatan, maka makanan
tersebut dikategorikan sebagai bahan makanan yang tidak layak dikonsumsi.
Makanan yang tidak layak dikonsumsi misalnya makanan yang mengandung
logam berat (Pb, Cd, Hg, Ra, dsb), mengandung mikroorganisme yang
berbahaya bagi tubuh, mengandung bahan pengawet (boraks, formalin, alkohol
dsb), serta makanan yang mengandung zat pewarna berbahaya (Rhodamin B,
Methanyl yellow atau Amaranth) (Effendi, 2004).
Boraks adalah zat pengawet yang banyak digunakan dalam industri
pembuatan taksidermi, insektarium dan herbarium, tetapi dewasa ini masyarakat
cenderung menggunakannya dalam industri rumah tangga sebagai bahan
pengawet makanan seperti pembuatan mie dan bakso (Tumbel, 2010). Menurut
Subiyakto (1991), boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau
dan stabil pada suhu ruangan. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama
Natrium tetraborat (NaB4O710H2O). Jika larut dalam air akan menjadi
hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam boraks biasanya
digunakan untuk bahan pembuat detergen dan atiseptic (Tubagus, 2013).
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak berakibat buruk secara
langsung tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap
dalam tubuh konsumen secara komulatif (Subiyakto, 1991)
III. Prosedur Kerja
1. Lumatkan sampai lembut bahan yang diuji (akan lebih baik
diblender dengan sedikit air, 4 sendok bahan dengan 1 sendok air).
2. Ambil 1 sendok makan bahan yang akan diuji yang sudah dicacah
atau diblender dan masukkan ke dalam gelas.
3. Tambahkan 10 tetes reagent cair dan 1 sendok makan (sekitar 5 ml)
air yang mendidih (air teremos yang panas), lalu diaduk sekitar 1
menit.
4. Basahkan kertas kuning ke dalam air yang ada di dalam gelas dan
biarkan sampai kering sendiri. Kalau kertas yang terbasahi menjadi
berwarna merah berarti bahan yang diuji positif mengandung
boraks/borax.
IV. Alat dan Bahan
1. Mangkok
2. Sendok
3. Mortar dan stamper
4. Bakso
5. Reagen cair boraks
6. Air panas
7. Kertas kuning
8. Gelas kecil / botol
V. Hasil Praktikum
Bahan Makanan yang Keterangan Hasil
Diuji
Bakso Positif mengandung
boraks

VI. Pembahasan Praktikum


Berdasarkan hasil praktikum analisis boraks pada bakso yang telah
diteliti, ditemukan kandungan boraks yang dibuktikan adanya perubahan warna
kertas kuning menjadi warna merah.

VII. Kesimpulan
1. Bakso yang diteliti ternyata mengandung boraks
2. Bahan makanan yang mengandung boraks akan lebih kenyal
dari biasanya, selain itu makanan tidak mudah rusak dan busuk.

VIII. Daftar Pustaka


https://www.pom.go.id/new/view/more/artikel/14/Apa-itu-Boraks-.html
https://sib3pop.menlhk.go.id/index.php/articles/view?slug=mendeteksi-
makanan-menggandung-boraks
http://jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika

IX. Dokumentasi Praktikum

Anda mungkin juga menyukai