SKENARIO 5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNUNG JATI
CIREBON
2020
SKENARIO 5
STEP 1
1. Dilema etik : suatu situasi yang dihadapi dokter, dimana dokter harus
memutuskan tindakan apa yang tepat.
STEP 2
STEP 3
STEP 4
Untuk menyelesaikan etis atau tidak dengan pendekatan non rasional dan
rasional
Non rasional : kepatuhan, imitasi, perasaan atau kehendak,, intuisi,
kebiasaan
Rasional : pendekatan subjektif terhadap moral yaitu deontology,
konsekunsialisme, prinsipialisme
MIND MAP
Dilema etik
STEP 5
1. Jelaskan etika medis dan ruang lingkupnya serta prinsip dasar etika moral
2. Jelaskan dilema etika dan kapan dapat mengidentifikasi dilemma etika itu
terjadi
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
STEP 7
Etika Medis
Definisi
Etiomologi Umum
Berasal dari kata Yunani yaitu: Sebuah cabang filsafat yang
Ethikos, ethos yang berarti adat, kebiasaan berbicara mengenai nilai dan norma
praktik. moral yang menentukan
perilakumanusia dalam hidupnya
yang mengandung permusyawaratan
dan argument eksplisit untuk
membenarkan tindakan tertentu, juga
membahas asas-asas yang mengatur
karakter manusia ideal atau kode
etik profesi tertentu (etika normative
tujuannya mencari prinsi-prinsip
dasar yang memungkinkan kita
menghadapi pandangan-pandangan
normative moral yang terdapat
dalam masyarakat atau
diperjuangkan oleh berbagai
ideologi secara rasional dan kritis.).
Etika Klinis
Definisi
Suatu metodologi dalam proses pengambilan keputusan klinis yang etik.
Definisi
Penerapan prinsip-prinsip etika dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Etika Kedokteran Terapan
Principles Artenative Principlism
Memetingkan prinsip etik dalam Artenative principlism termasuk
bertindak. Termasuk dalam korteks ini dalam etika ini adalah komunitarian,
adalah etika normatif, 4 basic moral etika naratif dan etika kasih sayang.
principle, konsep libertarianism
(mengutamakan automi), beneficence in
trust (berbuat baik dalam suasana
kepercayaan), non-malficence, dan
justice. Dasar utama dalam principlism
adalah bahwa memilih salah satu prinsip
etik ketika akan mengambil keputusan.
Teori Etika Normatif
Deontology Teleology Virtue
Benar tidaknya tindakan Benar tidaknya tindakan Benar tidaknya
bergantung pada bergantung pada akibat- tindakan tergantng
perbuatan atau cara akibatnya. Dasar: dari norma-norma
tindakan itu sendiri, pengalaman (efektif-efisien). yang diambil.
buakan pada akibat
tindakan. Dasar:
kewajiban atau
keharusan.
Beauhamp dan Childress 4 Kaidah Dasar Moral (Basic Moral Principle)
Beneficence Autonomy Non- Justice
malficence
Bene bonum Menghargai Non Tidak Justice
baik atau kebaikan. pilihan-pilihan Mal Jahat Keadilan.
Ficence pasien. Pilihan Ficence Konsep keadilan
Membuat. pasien yang harus Membuat. tidak selalu sama
Beneficence berarti dihormati dokter Non-malficent rata dan sama rasa.
berbuat kebaikan. adalah pilihan yang dapat diartikan Ada dua konsep
Kewajiban berbuat bersifat otonom, sebagai tidak justice:
baik ini seharusnya artinya tidak ada berbuat jahat, a. Fairness
bisa menjadi paksaan dan first do no Adil sama rasa
keutamaan. pengaruh dariluar harm, primum sama rasa
Tujuan: dirinya. Ketika non nocere. b. Equitable
Untuk membantu seseorang tidak Tujuan Sesuai asas
orang lain melebihi bisa memilihi Untuk kepatutan.
kepentingan dan secara otonom, melindungi
minat mereka. maka bisa saja seseorang yang
Dasar mengandung orang tersebut tidak mampu
dua elemen, yaitu termasuk kaum (cacat) atau
a. Keharusan yang vulnerable orang yang
secara aktif atau rentan. non-otonomi.
untuk Seorang pasien
kebaikan dapat dikatakan
berikutnya kompeten untuk
b. Tuntutan menentukan
untuk melihat pilihannya sendiri
berapa banyak dapat dilihat pada:
aksi kebaikan a. UU Pemilu
berikutnya dan a) UU No. 23
berapa banyak Tahun
kekerasan 2003
yang terlibat. Tentang
Pemilihan
Umum
Presiden
dan Wakil
Presiden
Pasal 7.
b) UU No. 10
Tahun
2008
Tentang
Pemilihan
Umum
Anggota
Dewan
Perwakilan
Rakyat,
Dewan
Perwakilan
Daerah,
dan Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
pasal 19
(1).
c) UU No. 32
Tahun
2004
Tentang
Pemerintah
Daerah
Pasal 68.
b. UU No. 23
Tahun 2002
Tentang
Perlindung
Anak Pasal 1
(1).
c. KUHP Pasal
330.
2. Dilema Etik
Definisi
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat. Dilema etik merupakan suatu masalah yang
sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif
yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Untuk itu diperlukan
pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut.
Dilema etik adalah situasi yang dihadapi seseorang dalam membuat keputusan
mengenai perilaku yang layak harus dibuat. Untuk itu diperlakukan pengambilan
keputusan untuk menghadapi dilema etik. Terdapat enam pendekatan yang
dilakukan seseorang untuk membuat keputusan etis, yaitu :
Apa yang dapat menjadi salah? Ini adalah pertanyaan yang menyangkut
diagnostik dan klasifikasi masalah. Dalam hal ini dokter akan menggunakan
segenap kemampuan medis yang dimilikinya untuk dapat meminimalisir
kesalahan diagnosis yang akan dibuat.
Apa yang dapat dilakukan? Ini adalah pertanyaan selanjutnya yang menyangkut
terapi terhadap pasien bila diagnosis atau penyakit pasien sudah dapat ditegakkan.
Dokter akan mempetimbangkan segala kemampuannya untuk memberikan yang
terbaik bagi pasien.
Apa yang seharusnnya dilakukan pada pasien ini? Saat diagnosis sudah dapat
ditegakkan dan pilihan terapi sudah diputuskan berdasarkan keilmuan, pertanyaan
kemudian yang akan timbul adalah, haruskah terapi yang sudah dipilih diberikan
pada pasien ini? Kalau memang benar, apakah sudah tepat dan sesuai dengan
keadaan dan kondisi pasien? Atau apakah pasien menyetujui pilihan terapi yang
kita berikan?
Gambar 3. KODEKI.
4 Kaidah Dasar Moral
Beneficence Autonomy Non-malficence Justice
Bene bonum Menghargai Non Tidak Justice
baik atau kebaikan. pilihan-pilihan Mal Jahat Keadilan.
Ficence pasien. Pilihan Ficence Konsep keadilan
Membuat. pasien yang harus Membuat. tidak selalu sama
Beneficence berarti dihormati dokter Non-malficent rata dan sama
berbuat kebaikan. adalah pilihan dapat diartikan rasa.
Kewajiban berbuat yang bersifat sebagai tidak Ada dua konsep
baik ini seharusnya otonom, artinya berbuat jahat, first justice:
bisa menjadi tidak ada paksaan do no harm, c. Fairness
keutamaan. dan pengaruh primum non Adil sama
Tujuan: dariluar dirinya. nocere. rasa sama
Untuk membantu Ketika seseorang Tujuan Untuk rasa
orang lain melebihi tidak bisa memilihi melindungi d. Equitable
kepentingan dan secara otonom, seseorang yang Sesuai
minat mereka. maka bisa saja tidak mampu asas
Dasar mengandung orang tersebut (cacat) atau orang kepatutan.
dua elemen, yaitu termasuk kaum yang non-otonomi.
c. Keharusan yang vulnerable
secara aktif atau rentan.
untuk Seorang pasien
kebaikan dapat dikatakan
berikutnya kompeten untuk
d. Tuntutan menentukan
untuk melihat pilihannya sendiri
berapa banyak dapat dilihat pada:
aksi kebaikan d. UU Pemilu
berikutnya d) UU No. 23
dan berapa Tahun
banyak 2003
kekerasan Tentang
yang terlibat. Pemilihan
Umum
Presiden
dan Wakil
Presiden
Pasal 7.
e) UU No. 10
Tahun
2008
Tentang
Pemilihan
Umum
Anggota
Dewan
Perwakila
n Rakyat,
Dewan
Perwakila
n Daerah,
dan
Dewan
Perwakila
n Rakyat
Daerah
pasal 19
(1).
f) UU No. 32
Tahun
2004
Tentang
Pemerinta
h Daerah
Pasal 68.
e. UU No. 23
Tahun 2002
Tentang
Perlindung
Anak Pasal 1
(1).
f. KUHP Pasal
330.
Decide Model
Model Pemecahan Masalah (Megan, 1998)
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Melaksanakan rencana
d. Mengevaluasi hasil.
Kerangka Pemecahan Dilema Etik (Kozier & Erb 2004)
a. Mengembangkan data dasar
b. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
c. Apa tindakan yang diusulkan
d. Mengidentifikasi kewajiban perawat
e. Membuat keputusan.
Model Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Mengidentifikasi peran
d. Mempertimbangkan berbagai alternatifalternatif yang mungkin dilaksanakan
e. Memberi keputusan.
Langkah-langkah Menurut Purtilo dan Cassel (1981)
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilemma
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan.
Langkah-langkah Menurut Thompson & Thompson (1981)
a. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklarifikasi situasi
b. Mengidentifikasi issue etik
c. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
d. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada.
DAFTAR PUSTAKA