ID Mahasiswa: 10003320
Pertanyaan Tugas:
mendapatkan pengajaran agama dari pendeta Bahira ketika beliau berniaga bersama
pamannya Abu Thalib ke Syam. Demikian pula dengan tuduhan mereka, bahwa sebelum
mengaku menjadi Nabi, beliau belajar kepada Waraqah bin Naufal. Bagaimana pendapat
anda tentang tuduhan ini? Jelaskan dengan menyertakan alasan dan dalil!
Jumlah Percobaan: 1
PENDAHULUAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa ‘ala alihi wa shohbihi
wa sallam.
Kaum kafir selalu berlomba mencari skenario untuk menjatuhkan kredibilitas Rasulullah ﷺ
dan Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam. Mereka bermaksud melemahkan keunggulan
Islam sebagai satu-satunya agama samawi yang kitabnya terjaga dari campur tangan manusia.
Jika Al-Qur'an sebagai pedoman utama mulai diragukan keasliannya di tengah-tengah umat
populer adalah mengatakan Al-Qur'an merupakan hasil karangan Muhammad belaka, atau
bahwa beliau membuat-buat ajaran Islam dengan menggunakan Injil dan Taurat sebagai
referensi di bawah bimbingan Pendeta Bahira dan/atau Waraqah bin Naufal. Pada
kenyataannya mereka tak mampu mendatangkan bukti apapun yang mendukung tuduhan
yang penuh kerancuan dan kontradiksi dari sisi pendalilan maupun fakta sejarah ini. Allah
Ta'ala Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman, “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu
Esai ini Insya Allah berisi argumen-argumen singkat yang menegaskan ketidakabsahan
tuduhan keterlibatan Pendeta Bahira dan Waraqah bin Naufal dalam pengajaran agama bagi
Nabi Muhammad. Semoga tulisan ini membawa manfaat bagi penulis, pembaca dan seluruh
Hadits yang mengisahkan peristiwa ini bersifat Mursal, diriwayatkan At-Tirmidzi dari Abu
Musa al-Asyari. Ahli hadits dan Sirah berselisih mengenai status hadits ini, namun mayoritas
menerimanya. Derajatnya shahih karena seluruh perawinya dipakai oleh Bukhari dan
Muslim, dengan catatan penyebutan Bilal bin Rabah dan Abu Bakar dalam hadits tersebut
munkar. (Purnama, 2013). Ibnu Taimiyah menolak detail awan yang membayangi
rombongan Rasulullah. Narasi dari Imam Tirmidzi juga tidak menyebutkan nama Bahira,
Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha lewat beberapa jalur, di antaranya
Abdullah bin Yusuf - Al Laits - 'Uqail - Ibnu Syihab – ‘Urwah – Aisyah. (Hadits.id, n.d).
Terdapat dalam Shahih Bukhari Jilid 1, Bab 1, No. 3. (Shahih Bukhari.com, n.d).
1. Jangka waktu yang lama antara pertemuan dengan Pendeta Bahira dengan diutusnya Nabi
Muhammad ﷺ
Purnama (2013) menjelaskan bahwa telah diriwayatkan dari salah seorang sahabat, Abu
Musa al-Asyari mengenai kisah pertemuan Nabi Muhammad tatkala berusia 12 tahun dengan
Pendeta Bahira dalam perjalanan dagangnya ke Syam. Sebagian ulama berpendapat usianya
ketika itu lebih tua, yakni 17 tahun. Maka Nabi Muhammad yang menerima wahyu pertama
di usia 40 tahun jika dikatakan mendapat pengajaran agama dari Pendeta Bahira telah
menunggu dua puluh tahun lebih sebelum menampakkan kenabiannya. Pernyataan ini saja
sudah bertentangan dengan peristiwa turunnya wahyu pertama di Gua Hira, dimana
Rasulullah pulang dalam kondisi sangat terkejut dan ketakutan hingga harus ditenangkan oleh
Khadijah. Beliau baru memahami apa yang terjadi setelah Waraqah bin Naufal menjelaskan
tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad dan kabar berita dari Taurat.
2. Waraqah bin Naufal beriman dan wafat tak lama setelah bertemu Rasulullah.
Az-Zarqani menuliskan, “mereka berharap bisa mengecoh para pengikut mereka dengan
mengatakan Rasulullah belajar dari pembesar Nasrani yang menguasai bahasa Ibrani–sebagai
bahasa Taurat & Injil–padahal Waraqah jelas-jelas yang mengonfirmasi kerasulan beliau dan
Dalam hadits shahih riwayat Al-Hakim Rasulullah bersabda, “Jangan kalian mencela
Waroqoh, karena sungguh saya melihat beliau mendapat satu atau dua surga.” Waraqah
mengimplikasikan keimanan Waraqah kepada Nabi Muhammad dan berpindahnya dia dari
agama Nasrani yang semula dianutnya. Maka bagaimana mungkin seorang pengikut
Mubarakfuri (1976) menjelaskan bahwa tak lama setelah pertemuan Nabi Muhammad
dengan Waraqah, wahyu terhenti selama beberapa waktu. Nabi Muhammad kembali merasa
bingung dan sedih, sampai-sampai beliau hendak melemparkan dirinya dari jurang yang
kemudian dihentikan Malaikat Jibril. Jika Waraqah sempat memberikan pengajaran sebelum
wafat, tentu Rasulullah telah mantap dan tidak gundah menapaki masa awal kenabian.
Taurat dari kedua sosok tersebut, sehingga walau tidak pernah menerima pengarahan
langsung beliau bisa mempelajari kitab-kitab itu secara mandiri. Sanggahan telak untuk
tuduhan ini berupa fakta bahwa Nabi Muhammad, selain tidak bisa berbahasa Ibrani adalah
seorang yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis). Kondisi beliau ini mengandung
hikmah yang agung karena membebaskannya dari tuduhan mengarang isi Al-Quran dengan
membaca Taurat dan Injil sebagai referensi. (Quran 29:48). Allah mengajarkan &
Jika dikatakan Rasulullah membuat-buat Al-Quran seorang diri, maka bertentangan dengan
banyak periwayatan di mana beliau terkadang menanti turunnya wahyu sebagai jawaban
suatu permasalahan.
Tuduhan ini sering dilontarkan mengingat kisah nabi dan umat terdahulu yang dimuat dalam
Al-Quran serupa dengan kisah dalam Taurat dan Injil. padahal Rasulullah tidak mengetahui
kisah-kisah tersebut selain karena wahyu dari Allah. Al-'Utsaimin (2005) menukil penafsiran
Surah al-Kahfi ayat 23-24 oleh Ibnu Katsir, yakni peristiwa ketika pemuka Yahudi
mengajukan tiga pertanyaan pada Rasulullah mengenai kisah pemuda di gua (Ashabul Kahfi),
kisah seorang penguasa barat dan timur (Iskandar Dzulkarnain), dan perihal ruh. Rasulullah
ﷺmenyanggupi akan memberikan jawaban esok hari, namun beliau lupa mengucapkan
Insya Allah sehingga wahyu terhenti dan beliau harus menanti selama 15 hari.
4. Tidak ada satupun bukti autentik dari Al-Qur'an ataupun Hadits yang membenarkan
tuduhan ini. Kalau lah tuduhan Rasulullah belajar ke Pendeta Bahira dianggap benar, lalu
mengapa umat Nasrani tidak menjadi yang terdepan mengikuti beliau yang menyerukan
batilnya konsep trinitas, penyaliban, dan penanggungan dosa, yang ajaran tersebut berasal
bagaimana Abdullah, Aminah, dan Abdul Muthalib, sanak keluarga sejatinya berperan
merawat Nabi Muhammad semasa kecilnya meninggal dalam tempo waktu singkat sehingga
beliau berganti-ganti pengasuhan, terkecuali paman beliau, Abu Thalib yang melindungi Nabi
Muhammad bahkan setelah beliau diutus menjadi Rasul. Walau demikian Allah Ta'ala
menghendaki Abu Thalib meninggal masih di atas agama nenek moyangnya. Hal ini seolah
menegaskan bahwa pengajaran Islam yang dibawa Rasulullah terbebas dari pengaruh orang
lain.. Lalu bagaimana bisa dikatakan bahwa dakwah Nabi Muhammad dipengaruhi oleh
pendeta yang hanya pernah bertemu dengannya sekali, dua puluh tahun lebih sebelum risalah
kenabian tiba? Demikian pula, bagaimana mungkin Rasulullah belajar kepada Waraqah bin
Naufal yang baru beliau temui setelah menerima wahyu pertama, yang juga wafat beberapa
hari setelahnya.
KESIMPULAN
pengajaran agama dari Pendeta Bahira yang berjumpa dengan Rasulullah ketika beliau
berniaga ke Syam bersama Abu Thalib. Sosok lain yang juga dianggap terlibat dalam
periwayatan al-Qur’an–menurut mereka merupakan tiruan Taurat & Injil–yaitu Waraqah bin
Naufal, penganut agama Nasrani yang bertemu dengan Nabi Muhammad setelah turunnya
wahyu pertama. Tuduhan keterlibatan dua sosok ini dalam pengajaran terhadap Nabi
Muhammad ﷺsama sekali tidak benar. Beberapa fakta yang mematahkan pemikiran ini:
1. Selisih waktu kejadian antara pertemuan dengan Pendeta Bahira dan diutusnya Nabi
Muhammad ﷺ.
2. Waraqah baru bertemu Nabi ﷺsetelah peristiwa turunnya wahyu pertama, langsung
beriman terhadap yang disampaikan Nabi Muhammad dan tutup usia tak lama
setelahnya.
3. Nabi ﷺseorang yang buta huruf sehingga tidak mungkin mempelajari Taurat dan
5. Allah menjaga akidah dan akhlak Rasulullah ﷺjauh sebelum diutus dari pengaruh
orang-orang di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hadits.id. (n.d). Hadits Shahih Al-Bukhari No. 3141 – Kitab Hadits-hadits yang meriwayatkan
Islamweb. (2016, 18 Maret). Refuting claim that Waraqah ibn Naufal is source of Quran. Diakses 20
Islamweb. (2013, 6 Februari). The Quran was not revealed by other than Allaah. Diakses 20 April
Purnama, Y. (2013). Kisah perginya Rasulullah ke Syam bersama Abu Thalib. Diakses 19 April
thalib.html
Sahih Bukhari. (n.d). Volume 1, Book 1, Number 3. Diakses 17 Mei 2022 darihttps://www.sahih-
bukhari.com/Pages/Bukhari_1_01.php
Shabbir, Y. (2018, 28 Juli). Is the story of the Bahira monk authentic?. Diakses 19 April 2022 dari
https://islamicportal.co.uk/is-the-story-of-bahira-the-monk-authentic/
Tusaikal, M. A. (2017). Faedah sirah nabi: seorang pendeta menceritakan kenabian Muhammad.
menceritakan-kenabian-muhammad.html