Anda di halaman 1dari 37

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

APENDISITIS AKUT
1. Pengertian Peradangan appendix vermiformis
(Definisi)
2. Anamnesis 1. Sering dimulai dengan nyeri di daerah epigastrium.
Setelah beberapa jam, nyeri berpindah dan menetap di fosa
iliaka kanan.
2. Gejala ini disusul dengan anoreksia, mual dan muntah – muntah.
3. Suhu badan sub febril 37.5 – 38.5°C, sampai terjadi penyulit
dimana suhu badan akan meningkat sampai 40°C

3. Pemeriksaan 1. Demam
Fisik 2. Pemeriksaan Abdomen
3. Rectal toucher

4. Kriteria Klinis :
Diagnosis - Dapat berupa: Nyeri Mc Burney, defans muskuler.
- Panas badan meningkat, kadang disertai muntah.
- Massa (-), pada periapendikuler infiltrat teraba masa yang
nyeri tekan pada perut kanan bawah, defans muskuler (+).
- Nyeri tekan (+), nyeri colok dubur jam 09

5. Diagnosis a. PID (Pelvic Imflamatory Diseasse)


Banding b. KET
c. Divertikulitis
d. Batu ureter
e. UTI
6. Pemeriksaan a. Laboratorium : Leukositosis, Diff, Urine lengkap (untuk wanita
Penunjang ditambah tes kehamilan)
b. USG abdomen (tidak rutin)

7. Terapi Apendektomi

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.


(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan

9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam


Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam

10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar

1
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

APENDISITIS AKUT
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

2
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

TRAUMA TAJAM ABDOMEN


1. Pengertian Semua trauma yang disebabkan oleh senjata tajam, senjata api pada
(Definisi) abdomen

2. Anamnesis 1. Riwayat trauma abdomen.


2. Mekanisme trauma, saat kejadian

3. Pemeriksaan Seperti pada kriteria diagnosis


Fisik
4. Kriteria 1. Mekanisme trauma
Diagnosis  Trauma yang disebabkan senjata tajam : Pisau, sangkur,
Celurit, parang, Besi, Obeng, gunting.
 Trauma yang disebabkan oleh senjata api, baik yang dengan
kecepatan rendah (low energy velocity) pun dengan kecepatan
tinggi (high energy velocity).
2. Tanda klinis
 Sistem pernafasan dan hemodinamik
 Stabil atau tidak stabil
3. Inspeksi
 Adanya luka atau luka – luka terbuka di region toraks bagian
bawah, region abdomen, pinggang dan atau pelvis.
 Ada atau tidak ada eviserasi organ intra abdomen dan atau
epiplosil.
 Ada atau tidak ada distensi abdomen.
 Pada luka tembak, khususnya luka tembak senjata api harus
ditentukan adanya luka tembak masuk dan apakan ada luka
tembak keluar.
4. Auskultasi :
 Auskultasi region toraks (kiri) : Suara nafas menurun, bisa
terdengar bising usus.
 Auskultasi region abdomen : Bising usus bisa normal,
menurun atau hilang.
5. Palpasi : Nyeri tekan di kuadran tertentu atau di seluruh region
abdomen, defans muscular, nyeri tekan lepas.
6. Perkusi : Perkusi region toraks bagian bawah bisa normal atau
redup atau timpani.
7. Pekak hati bisa positif atau negatif.
8. Nyeri ketok dinding abdomen.
9. Tes undulasi atau shifting dullness bisa positif, bisa negatif.

3
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

TRAUMA TAJAM ABDOMEN


10. Colok dubur bisa normal.
11. Bisa ditemukan kelainan – kelainan : Prostat yang melayang,
Laserasi pada dinding anorektum, Teraba fragmentasi tulang
panggul, Nyeri pada perabaan dinding anorektum, Pada sarung
tangan bisa ditemukan tetesan atau noda darah, berarti positif ada
cedera pada saluran cerna.
5. Diagnosis -
Banding
6. Pemeriksaan Pilihan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi:
Penunjang  Foto toraks posisi AP,
 Foto toraks dengan pemasangan pipa lambung,
 Polos abdomen,
 Foto pelvis
 USG

7. Terapi  Tindakan resusitasi ABCD sesuai konsep ATLS kalau kondisi


pernapasan dan hemodinamika penderita tidak stabil.
 Terapi konservatif : Terapi konservatif dilakukan bila tidak ada
indikasi laparotomi segera, atau hasil pemeriksan penunjang tidak
mengungkapkan adanya cedera organ intra abdomen yang nyata.
Terapi konservatif dengan cara observasi, dapat dilakukan sampai
2 x 24 jam.
 Terapi operatif : Laparotomi eksplorasi dengan insisi median.
Indikasi laparotomi eksplorasi:
 Tanda-tanda perdarahan intra peritoneal, yaitu adanya syok
hipovolemi dengan distensi abdomen yang progresif.
 Tanda-tanda peritonitis generalisata
 Pneumoperitoneum pada foto toraks
 Pada foto toraks tampak gambaran hernia diafragmatika
(Ruptur Diafragma)

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.


(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan

4
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

TRAUMA TAJAM ABDOMEN


9. Prognosis Baik dalam stadium dini

10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar


Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Pangkalan Brandan, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

dr. M Birza Sp.OG, MARS dr. Samuel Pratama Aji, Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

5
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN


1. Pengertian Semua trauma yang disebabkan oleh benda tumpul pada abdomen.
(Definisi)
2. Anamnesis 1. Riwayat trauma.
2. Mekanisme trauma dan saat kejadian
3. Pemeriksaan Seperti pada kriteria diagnosis.
Fisik
4. Kriteria 1. Mekanisme trauma.
Diagnosis 2. Kecelakaan lalu lintas.
3. Jatuh dari ketinggian.
4. Kecelakaan kerja.
5. Cedera olahraga.
6. Tindakan kekerasan atau penganiayaan.
7. Cedera akibat hiburan atau wisata.
8. Tanda klinis :
- Sistem pernafasan dan hemodinamik.
- Stabil ; tidak stabil.
9. Inspeksi :
- Dinding abdomen bias tampak normal.
- Jejas pada dinding abdomen.
- Abdomen tampak distensi.
- Jejas dapat berupa ; ekskoriasi, hematoma, memar kulit, laserasi.
10. Auskultasi :
- Auskultasi region toraks (kiri).
- Suara nafas menurun, bisa terdengar bising usus.
- Auskultasi region abdomen.
- Bising usus bisa normal, menurun atau hilang.
11. Palpasi :
- Nyeri tekan di kuadran tertentu atau di seluruh regio abdomen,
defans muscular, nyeri tekan lepas.
12. Perkusi :
- Perkusi region toraks bagian bawah bisa normal atau redup atau
timpani.
13. Pekak hati bisa positif atau negatif.
14. Nyeri ketok dinding abdomen.
Tes undulasi atau shifting dullness bisa positif, bisa negatif.
16. Colok dubur.
17. Bisa ditemukan kelainan – kelainan :
- Prostat yang melayang.
- Laserasi pada dinding anorektum.
- Teraba fragmentasi tulang panggul.

6
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN


- Nyeri pada perabaan dinding anorektum.
- Pada sarung tangan bisa ditemukan tetesan atau noda darah,
berarti positif ada cedera pada saluran cerna.

5. Diagnosis -
Banding
6. Pemeriksaan Pilihan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi :
Penunjang - Foto toraks posisi AP.
- Foto toraks dg pemasangan NGT.
- Foto polos abdomen.
- Foto pelvis.
- USG.

7. Terapi 1. Tindakan resusitasi ABCD sesuai konsep ATLS kalau kondisi


pernafasan dan hemodinmik penderita tidak stabil.
2. Terapi konservatif :
 Dilakukan bila tidak ada indikasi laparatomi segera, atau hasil
pemeriksaan penunjang tdk mengungkapkan adanya cedera
organ intra abdomen yang nyata.
 Terapi Konservatif dengan cara observasi dapat dilakukan
sampai 2 x 24 jam.
3. Terapi operatif : Laparatomi eksplorasi dengan insisi mediana.
4. Indikasi laparatomi eksplorasi :
 Tanda perdarahan intra peritoneal, yaitu adanya syok
hipovolemi dengan distensi abdomen yang progresif.
 Tanda peritonitis generalisata.
 Pneumoperitoneum pada foto toraks.
 Pada foto toraks tampak gambaran hernia diafragmatika
(ruptur diafragma).

7
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN


8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.
(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan

9. Prognosis Baik dalam stadium dini

10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar


Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

8
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HERNIA INGUALIS LATERALIS/MEDIALIS


1. Pengertian Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan abdomen yang
masih bisa dimasukkan kedalam cavum abdomen.
Kadang benjolan tidak bisa dimasukkan ke cavum abdomen
disertai tanda – tanda obstruksi seperti muntah, tidak bisa BAB,
serta nyeri

2. Anamnesis 1. Bejolan pada lipat paha yang hilang timbul, pada keadaan lanjut
dapat menetap (irreponibilis). Benjolan timbul jika tekanan intra
abdominal naik, benjolan hilang jika pasien tiduran
2. Dapat terjadi gangguan pasase usus (obstruksi)
3. Nyeri pada keadaan strangulasi

3. Pemeriksaan 1. Benjolan di inguinal.


Fisik 2. Batas atas tidak tegas.
3. Keluar saat tes mengedan

4. Kriteria 1. Benjolan pada lipat paha, dapat keluar masuk.


Diagnosis 2. Dapat berupa hernia inguinalis lateralis, hernia inguinalis
medialis, hernia femoralis.
3. Klinis dapat reponibel, ireponibel, inkarserata

5. Diagnosis 1. Pembesaran KGB


Banding 2. Tumor inguinal
3. Hidrokel

6. Pemeriksaan 1. Laboratorium rutin untuk persiapan tindakan pembedahan


Penunjang 2. Usia > 50 th konsul internis untuk toleransi operasi

7. Terapi 1. Operasi segera bila inkarserata (Bassini)


2. Operasi terencana untuk hernia reponibilis dan hernia ireponibilis
(Bassini)
3. Hernioraphy menurut Bassini/shouldice atau lebih baik dengan
memakai Prolene Mesh (Lichtenstein)

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.


(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan.
9. Prognosis Survival rate 90 %, mortalitas sering disebabkan kelainan jantung
dan kelainan kromosom.

9
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HERNIA INGUALIS LATERALIS/MEDIALIS


10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

10
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

CHOLELITHIASIS
1. Pengertian Terdapatnya batu dalam kantung empedu dan atau dalam saluran
empedu

2. Anamnesis 1. Rasa sakit terlokalisir pada epigastrium yang dapat menyebar ke


pinggang, tangan dan bahu
2. Sering merasa kembung
3. Sering dispepsi
4. Batu pada duktus cysticus koliknya hebat, selanjutnya akan terjadi
hydrop vesica fillea atau empyem vesica fallea

3. Pemeriksaan 1. Demam, bila terjadi peradangan


Fisik 2. Bila terjadi penyumbatan duktus sistikuitus atau kolesistitis
dijumpai nyeri tekan hipokondrium kanan, terutama pada waktu
penderita menarik napas dalam (MURPHY’S SIGN)

4. Kriteria 1. Kolik perut kanan atas, kadang menjalar ke belakang dapat


Diagnosis disertai radang akut kolesistitis atau penyumbatan cholestasis
2. Pada pemeriksaan, nyeri tekan pada hipokondrium kanan,
terdapat tanda peritonitis lokal (defansmuskuler (+)), pertanda
Murphy's positif

5. Diagnosis 1. Gastritis
Banding 2. Tukak peptik
3. Pankreatitis

6. Pemeriksaan 1. Laboratorium lengkap


Penunjang 2. USG abdomen
3. Konsul internis untuk toleransi operasi bila usia pasien >40 tahun

7. Terapi 1. Cholelitiasis disertai gejala direncanakan cholesistektomi secara


elektif
2. Cholelitiasis disertai radang akut, sebelum ada : Pelekatan
(infiltrat) dapat segera dibedah. Bila sudah ada masa diberi
antibiotika sampai radang akut reda, baru dilakukan
cholesistektomi

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.


(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan.
9. Prognosis Mortalitas <1%

11
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

CHOLELITHIASIS

10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar


Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

12
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HEMOROID
1. Pengertian Benjolan berasal dari dilatasi pembuluh darah dan jaringan ikat di
anorectal.
2. Anamnesis 1. Benjolan di anorectal.
2. Dapat masuk sendiri atau dibantu masukkan.
3. Perdarahan dan nyeri.
3. Pemeriksaan 1. Benjolan: lokasi di jam.
Fisik 2. Dapat dimasukkan/tidak.
3. Thrombus , atau perdarahan.
4. Kriteria 1. Keluar darah segar saat BAB, terutama saat feses akan keluar
Diagnosis atau setelah fese keluar.
2. Keluar benjolan lewat anus dapat masuk atau tidak dapat masuk
(grade I sd IV).
3. Rasa nyeri pada dubur, kadang terasa gatal pada dubur.

5. Diagnosis 1. Karsinoma rekti.


Banding 2. Polip rekti.
3. Prolaps rekti.
4. Peradangan GI tract (proktitis).
6. Pemeriksaan 1. Colok dubur
Penunjang 2. Laboratorium rutin : Darah Lengkap
7. Terapi 1. Stadium I & II tanpa atau dengan perdarahan:
- Rawat jalan.
- Medikamentosa.
- Pengaturan diet.
2. Stadium III & IV: Operasi hemorhoidektomi
8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.
(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan.

13
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HEMOROID
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

14
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

PERITONITIS
1. Pengertian Inflamasi peritoneum.
2. Anamnesis 1. Nyeri perut lokal atau seluruh perut.
2. Demam.
3. Gangguan pasase.
3. Pemeriksaan 1. Defans muscular positif.
Fisik 2. Bising usus lemah atau menghilang.
4. Kriteria 1. Nyeri tekan seluruh lapangan perut (defans muscular).
Diagnosis 2. Riwayat trauma, riwayat infeksi.
5. Diagnosis 1. Pankreatitis.
Banding 2. Peritonitis septik.
3. Peritonitis kimiawi.
6. Pemeriksaan 1. Foto polos abdomen 3 posisi (supine, semi erect, LLD).
Penunjang 2. USG/ CT abdomen.
3. Laboratorium rutin : DL, UL, KGD, Ureum Kreatinin, elektrolit.
7. Terapi Operasi segera.
8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.
(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan.
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

15
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

PERITONITIS

16
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

BATU SALURAN KEMIH


1. Pengertian Batu pada saluran kemih
2. Anamnesis 1. Batu saluran atas : keluhan kolik menjalar ke perut, inguinal
sampai genitalia eksterna, nyeri pinggang (+)
2. Batu saluran bawah : iritasi saluran kencing, disuria, penis ditarik-
tarik (anak kecil)
3. Dysuria, hematuria
4. Riwayat operasi batu / riwayat keluar batu spontan

3. Pemeriksaan Nyeri ketok pada pinggang atau adanya massa pada pinggang
Fisik
4. Kriteria Sesuai anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis
5. Diagnosis  Penyempitan saraf spinal
Banding  Kolik sebab lain : usus, bilier
 Infeksi saluran kemih

6. Pemeriksaan  Pemeriksaan urine :


Penunjang  Sedimen : erytrocit > 10 / LPB
 Pemeriksaan darah :
 Fungsi ginjal : ureum, kretinin, asam urat
 Pencitraan :
 Foto polos abdomen, BNO – IVP, bila perlu USG

7. Terapi  Konservatif :
Untuk batu dengan ukuran <5 mm. terapi ditujukan untuk
mengurangi nyeri dan memperlancar aliran urine. Edukasi untuk
banyak minum dan olah raga terutama skipping
 Operatif :

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.


(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan.

17
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

BATU SALURAN KEMIH


9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

18
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HIPERTROFI PROSTAT BENIGNA (BPH)


1. Pengertian Bertambahnya volume prostat akibat adanya perubahan
histopatologis berupa hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel
kelenjar yang jinak pada prostat
2. Anamnesis  Adanya retensi urine menahun
 Adanya gejala prostatisme
3. Pemeriksaan Colok dubur terasa pembesaran prostat
Fisik
4. Diagnosis  Progtatitis
Banding  Carcinoma prostate
5. Pemeriksaan  Laboratorium darah dan urine
Penunjang  IVP : filling direct
 USG
6. Terapi  Non bedah :
 Medikamentosa (alfa blocker & anti androgen)
 Sementara pemasangan katetar
 Bedah : Operasi terbuka (Prostatectomia)
7. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan.
(Hospital Health 2. Komplikasi dan resiko.
Promotion) 3. Lama rawat dan pemulihan.
8. Prognosis Dubia ad bonam
9. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta , Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji, Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

19
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HIPERTROFI PROSTAT BENIGNA (BPH)


1. Pengertian Tumor jinak payudara.
(Definisi)
2. Anamnesis 1. Tumor di payudara, tidak nyeri.
2. Membesar perlahan

3. Pemeriksaan 1. Tumor padat atau kistik.


Fisik 2. Batas tegas, permukaan licin.
3. Dapat digerakkan

4. Kriteria A. Fibroadenoma mamma


Diagnosis 1) Tumor di mammae pada wanita.
a. Muda, dibawah umut 30 tahun.
b. Tumbuh pelan dalam waktu tahunan.
c. Batas tegas.
d. Bentuk bulat atau oval.
e. Permukaan halus.
f. Konsistensi padat elastic.
g. Sangat mobil dalam korpus mamma.
h. Tumor dapat single atau mutipel.
2. Nodus axilla tidak teraba membesar dan tidak ada
tanda metastase jauh.
2. Tumor filloides mammae
1) Tumor pada mammae yang besar > 5 cm dan dapat
lebih dari 30 cm.
a. Diameter umumnya besar diatas.
b. Permukaan berbenjol – benjol.
c. Ada bagian yang padat dan kisteus.
d. Sangat mobil dari dinding dada.
2) Kulit diatas tumor mengkilat
3) Vena subkutan membesar dan berbelok – belok
(venaektasi).
4. Tidak ada tanda–tanda infiltrasi atau metastase.
3. Papiloma intra duktural
1. Perdarahan atau keluar cairan abnormal dari puting
susu.
2. Tumor kecil di subareoler.
5. Diagnosis 3. Kanker payudara
Banding 4. Kiste payudara.
5. Fibroadenosis.
6. Pemeriksaan Patologi : Biopsi

20
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HIPERTROFI PROSTAT BENIGNA (BPH)


Penunjang
7. Terapi 1. Fibroadenoma mammae : eksisi tumor mamma.
2. Tumor filloides : eksisi tumor mamma atau masektomi simpel.
3. Papiloma intraduktual : duktektomi.
4. Lain – lain tumor jinak : eksisi tumor mamma

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan


(Hospital 2. Lama perawatan.
Health 3. Komplikasi dan resiko.
Promotion)
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

21
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

LUKA BAKAR
1. Pengertian Luka bakar merupakan kerusakan pada jaringan karena pengaruh
(Definisi) suhu (baik panas maupun dingin) atau dan penyerapan energi fisik
dan dari kontak dengan bahan-bahan kimia

2. Anamnesis Nyeri, panas, cemas


3. Pemeriksaan 1. Setiap penyebab mempunyai gambaran klinis yang khusus dan
Fisik manajemen pengelolaannya.
2. Pembagian derajat luka bakar :
 Derajat I: Hanya mengenai cairan epidermis luar, tampak
hiperemi dan eritema
 Derajat II : Mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam
sebagian dermis disertai lepuh, edema jaringai dan basah
 Derajat III : Mengenai semua lapisan epidemis dan dermis
biasanya tampak luka kering dengan vena koagulasi pada
permukaan kulit
3. Tanda atau gejala klinik : nyeri, cemas, dehidrasi

4. Kriteria Berdasarkan klinis dan pemeriksaan fisik


Diagnosis
5. Diagnosis -
Banding
6. Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap, Urine Lengkap, elektrolit, protein
Penunjang darah
7. Terapi 1. Tindakan darurat ABC
2. Terapi cairan
 Orang dewasa dengan luka bakar tingkat II – III 20% atau
lebih sudah ada indikasi untuk pemberian infus karena
kemungkinan timbulnya syok. Sedangkan pada orang tua dan
anak – anak batasnya 15%
 Formula yang dipakai untuk pemberian cairan adalah
formula menurut Bexter. Formula Baxter terhitung dari saat
kejadian maka (orang dewasa) :
 8 jam pertama ½ (4cc x KgBB x % luas luka bakar)
Ringer Lactat

 16 jam berikutnya ½ (4cc x Kg x % luas luka bakar)


Ringer Lactat

3. Analgetik

22
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

LUKA BAKAR
4. Perawatan Luka :
 Segera setelah terbakar, dinginkan luka dengan air
dingin, yang terbaik dengan tempetur 20°C selama 15 menit.
 Luka bakar tingkat II dan III, penderita dibersihkan
seluruh tubuhnya. Kulit – kulit yang mati dibuang, bullae
dibuka karena kebanyakan cairan di dalamnya akan terinfeksi
 Perawatan tertutup : Setelah luka bersih, ditutup dengan
selapis kain steril berlubang – lubang (tulle) yang
mengandung vaselin dengan atau tanpa antibiotika lalu dibebat
tebal untuk mencegah evaporasi dan melindungi kulit dari
trauma dan bakteri. Sendi – sendi ditempatkan pada posisi full
extension.
 Perawatan terbuka : Eksudat yang keluar dari luka beserta
debris akan mengering akan menjadi lapisan eschar.
Penyembuhan akan berlangsung dibawah eschar. Penderita
dirawat di dalam ruangan isolasi. Setiap eschar yang pecah
harus diberikan obat – obatan lokal dan dikontrol bila ada
penumpukan pus dibawah eschar maka harus dilakukan
pemupukan eschar (escharotomi).
5. Obat topikal : Silver sulfadiazin krim 1% diberikan sehari sekali.
Silver sulfadiazin bekerja sebagai bakterisida yang efektif
terhadap kuman gram positif
6. Antibiotika sistemik
7. Dukungan nutrisi yang baik

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan


(Hospital 2. Lama perawatan.
Health 3. Komplikasi dan resiko
Promotion)

23
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

LUKA BAKAR
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

24
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

FRAKTUR COSTA
1. Pengertian Terputusnya kontuinitas jaringan tulang iga
2. Anamnesis  Adanya trauma dada
 Keluhan nyeri
3. Pemeriksaan  Pada inspeksi gerakan dinding toraks asimetris, deformitas
Fisik  Pada palpasi : nyeri tekan, krepitasi dari fragmen tulang yang
patah.
 Bila fraktur terjadi antara tulang dan tulang rawan, maka akan
teraba agak menonjol
4. Kriteria Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis
5. Diagnosis  Contosio jaringan
Banding  Hypochondriasis
6. Pemeriksaan Thorax foto
Penunjang
7. Terapi Farmakologik : Analgetik dan Expectorantia
8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan
(Hospital Health 2. Lama perawatan.
Promotion) 3. Komplikasi dan resiko
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

25
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

OPEN PNEUMOTHORAX
Pengertian
Adanya udara di
dalam rongga
pleura dan
mengakibatkan
paru menjadi
kolaps

1. Anamnesis  Adanya trauma tajam pada dada


 Sesak napas timbul setelah trauma tajam

2. Pemeriksaan  Pada inspeksi gerakan hemithorax berkurang atau menurun


Fisik  Perkusi : hipersonor
 Auskultasi : bising nafas sisi sakit menghilang

3. Kriteria  Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik


Diagnosis  pada foto polos toraks ada bayangan udara bebas pada
hemitoraks yang bersangkutan dan paru tampak kolaps.
 Pada keadaan Tension ditandai dengan trachea terdorong kontra
lateral, bendungan vena-vena di leher, CVP meningkat, hemitoraks
yang terkena Iebih cembung

4. Diagnosis
Banding
5. Pemeriksaan  Thorax foto AP/LAT
Penunjang  Laboratorium : darah lengkap

6. Terapi  Oksigenasi
 Jarum kontra ventil atau jarum terbuka dilanjutkan dengan pipa
drainase (WSD) untuk kasus pneumotoraks tension. Punksi bila
paru yang kolaps minimal < 30 %
 Bila pneumotoraks terbuka , luka ditutup atau dijahit dan pasang
pipa toraks
 Antibiotik
 Analgetik

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan


(Hospital 2. Lama perawatan.
Health

26
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

OPEN PNEUMOTHORAX
Promotion) 3. Komplikasi dan resiko

9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam


Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

dr. M. Birza Sp.OG, MARS dr. Samuel Aji Pratama, Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

dr. Suswardana , M.Kes, Sp.KK

27
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

OPEN PNEUMOTHORAX

28
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

FLAIL CHEST
1. Pengertian Adalah keadaan dimana terdapat Instabilitas dinding dada karena
fraktur iga segmental multipel

2. Anamnesis 1. Adanya trauma dada


2. Sesak napas
3. Kesakitan hebat
4. Gelisah

3. Pemeriksaan 1. Pada inspeksi deformitas dinding toraks disertai gerakan


Fisik paradoksal dinding toraks yang patah.
2. Pada palpasi nyeri tekan disertai krepitasi.
3. Pada auskultasi : Bising napas sisi sakit menghilang, kadang-
kadang bising ronchi basah kasar

1. Kriteria 1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik


Diagnosis 2. Pada Foto Thorax : Fraktur iga segmental multiple atau lebih dari 2
garis fraktur disertai gambaran contusio paru

5. Diagnosis Traumatic Wet Lung


Banding
6. Pemeriksaan 1. Laboratorium : darah lengkap
Penunjang 2. Thorax foto AP/LAT
3. Saturasi O2
7. Terapi 1. Oksigenasi (02)
2. Tidur miring kearah daerah yang sakit.
3. Fiksasi daerah yang sakit tersebut dengan plester lebar yang
elastis. (sementara).
4. Bila penderita dengan gangguan nafas berat segera di intubasi
dan pernafasan buatan ambu bag atau segera pasang ventilator.
5. Obat-obatan analgetik, antibiotika dan resusitasi cairan

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan


(Hospital 2. Lama perawatan.
Health 3. Komplikasi dan resiko
Promotion)
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar

29
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

FLAIL CHEST
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

30
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HEMATOTHORAX
1. Pengertian Adalah terkumpulnya darah di cavum thorax karena diskontinuitas
pembuluh darah di sekitar cavum pleura

2. Anamnesis  Adanya trauma dada


 Sesak nafas
 Gelisah

3. Pemeriksaan  Tachycardia sampai hypovolemic shock


Fisik  Pada inspeksi gerakan hemitoraks yang bersangkutan menurun
 Pada perkusi redup pada sisi yang sakit
 Pada auskultasi suara nafas menurun sampai menghilang

4. Kriteria  Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik


Diagnosis  Pada Foto thorax : terdapat bayangan kesuraman disertai sudut
kostafrenikus tumpul
 Pada punksi keluar darah.
 Bila terdapat perdarahan massif, pada foto polos thorax tampak
trakea deviasi dan CVP meningkat.

5. Diagnosis  Atelektasis
Banding  Massa pada jaringan paru
 Efusi pleura
 Pneumotoraks Tension

6. Pemeriksaan  thorax foto : AP/LAT


Penunjang  Laboratorium : darah lengkap
 Saturasi O2

7. Terapi  Oksigenasi 02
 Transfusi darah bila perdarahan masif
 Antibiotika
 Analgetika
 WSD

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan


(Hospital 2. Lama perawatan.
Health 3. Komplikasi dan resiko
Promotion)

31
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

HEMATOTHORAX
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

32
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

CEDERA KEPALA
1. Pengertian Cedera kepala dapat mengakibatkan : Komosio serebri, fraktur tulang
tengkorak, Perdarahan epidural, Perdarahan subdural, Kontusio /
laserasi serebri, Perdarahan intra serebral, Diffuse axonal injury,
Edema cerebri
2. Anamnesis 1. Riwayat cedera kepala
2. Sakit kepala, pusing
3. Muntah
4. Kehilangan kesadaran
3. Pemeriksaan  Tanda-tanda kenaikan tekanan intra cranial
Fisik  Defisit neurologis fokal, laterlisasi,
 Penurunan derajat kesadaran (dinilai dengan Glasgow Coma
Scale) :
 Cedera Kepala Ringan : bila Glasgow Coma Scale 13-15
 Cedera Kepala Sedang : bila Glasgow Coma Scale 9-12
 Cedera Kepala Berat : bila Glasgow Coma Scale ≤ 8
4. Diagnosis 1. Keracunan alcohol / obat-obatan
Banding 2. Stroke
3. Tumor otak
4. Ganguan metabolism
5. Epilepsi
5. Pemeriksaan 1. Foto polos kepala AP / lat
Penunjang 2. Foto polos servikal lateral (Bila perlu)
6. Terapi 1. Cedera kepala ringan : observasi di rumah atau dirawat di RS
 Istirahat di tempat tidur
 Observasi adanya tanda-tanda komplikasi seperti Hematom
Epidural atau Hematom Subdural, Cidera saraf kranial
 Observasi fungsi vital dan neurologis
 Obat simptomatis-suportif
2. Cedera kepala sedang : dirawat di RS untuk observasi
 Istirahat di tempat tidur
 Stabilitas fungsi vital (A, B , C )
 Deteksi dini adanya tanda-tanda perdarahan intrakranial
 Observasi fungsi vital dan neurologis
 Pasang collar brace sampai terbukti tidak terdapat fraktur
servikal
 Obat suportif dan simptomatis
 Manitol bila diperlukan
 Kejang diberi Valium 5-10 mg/iv sampai kejang berhenti
dilanjutkan dengan Phenitoin 3 x 100 mg /iv (diencerkan 20 cc

33
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

CEDERA KEPALA
aqua)
3. Cedera kepala berat : Konservtif atau operatif
 Pasang collar brace sampai terbukti tidak dijumpai fraktur
servikal
 Resusitasi dan intubasi endotrakeal
 Observasi fungsi vital dan neurologis
 Manitol 2 cc/kg BB/20 menit setiap 6 jam
 Phenitoin 3 x 100 mg iv (diencerkan dgn 20 cc aqua)
 Obat simptomatis
7. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan
(Hospital 2. Lama perawatan.
Health 3. Komplikasi dan resiko
Promotion)
8. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
9. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

34
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

CEDERA TULANG BELAKANG


1. Pengertian Trauma tulang belakang, dapat menyebabkan :
 Fraktur, kompresi, dislokasi tulang vertebra atau kombinasinya
 Trauma Medula Spinalis, Conus Cauda dan Cauda Equinea
 Trauma pembuluh darah spinal

2. Anamnesis  Trauma di tulang belakang


 Nyeri dilokasi tulang belakang

3. Pemeriksaan  Inspeksi : Jejas di lokasi tulang belakang


Fisik  Adanya defisit neurologis sesuai dengan lokasi cedera

4. Kriteria  Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik


Diagnosis  Foto vertebra : terdapat fraktur kompresi, dislokasi

5. Diagnosis  Sindrom Guillian Barre


Banding  Stroke-ICHTumor Medula Spinalis
 HNP
 Poliomyelitis

6. Pemeriksaan Foto polos roentgen tulang belakang


Penunjang
7. Terapi  Stabilisasi tulang belakang
 Terapi terhadap spinal shok (beri vasopressor bukan cairan)
 Atasi bradikardi (sulfas atropin)
 Cegah hipotermi
 Dekompresi / reposisi / fiksasi / stabilisisi tergantung indikasi

8. Edukasi 1. Diagnosis dan rencana tindakan


(Hospital 2. Lama perawatan.
Health 3. Komplikasi dan resiko
Promotion)

35
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
KSM BEDAH
RUMAH SAKIT PATRIA IKKT JAKARTA
2019

CEDERA TULANG BELAKANG


9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam

10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar


Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Jakarta, Juni 2019


Ketua Komite Medik KSM Bedah

Dr. M. Birza Sp.OG, MARS Dr. Samuel Pratama Aji Sp. B

Direktur RS Patria IKKT,

Dr. Suswardana M.Kes, Sp.KK

36
37

Anda mungkin juga menyukai