Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi musyawarah masyarakat desa?
2. Bagaimana hal yang harus diperhatikan dalam musyawarah masyarakat
desa?
3. Bagaimana tujuan musyawarah masyarakat desa?
4. Bagaimana cara pelaksanaan musyawarah masyarakat desa?
5. Bagaimana implementasi musyawarah masyarakat desa?
6. Bagaimana evaluasi musyawarah masyarakat desa?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi musyawarah masyarakat desa.
2. Untuk mengetahui dan memahami hal yang harus diperhatikan dalam
musyawarah masyarakat desa.
3. Untuk mengetahui dan memahami tujuan musyawarah masyarakat desa
4. Untuk mengetahui dan memahami cara pelaksanaan musyawarah
masyarakat desa.
5. Untuk mengetahui dan memahami implementasi musyawarah
masyarakat desa.
6. Untuk mengetahui dan memahami musyawarah masyarakat desa.

1
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Musyawarah Masyarakat Desa


Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga
desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri dan merencakan
penganggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari Survei Mawas Diri
(Depkes RI, 2007).

2.2 Tujuan dari MMD


Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
2. Masayarak sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.
3. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan.
2.3 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adalah
sebagai berikut :
1. Musyawarah Masyarakat Desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat
desa, petugas puskesmas, dan sektor terkait di kecamatan (seksi
pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, pertanian, agama, dan lain-
lain).
2. Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan di balai desa atau tempat
pertemuan lain yang ada di desa.
3. Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan segera setelah SMD
dilaksanakan.

2.4 Cara pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa


Cara pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD dipimpin oleh
kepala desa.

2
2. Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah
pendapat dengan mempergunakan alat peraga, poster, dan lain-lain dengan
di pimpin oleh ibu desa.
3. Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD.
4. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah dan hasil SMD, dilanjutkan dengan rekomendasi
teknis dari petugas kesehatan di desa atau perawat komunitas.
5. Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan dengan dipimpin
oleh kepala desa.
6. Penutup.

2.5 Implementasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik (Iyer dkk, 1996). Tahap implementasi
dimulai setelah rencana tindakan di susun dan ditujukan pada rencana strategi
untuk membantu komunitas mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena
itu, rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikaso faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan komunitas.
Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika
komunitas mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi
tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanan perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai
dengan kebutuhan komunitas.

2.6 Evaluasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, dan implementasi sudah berasil dicapai. Evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap

3
pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi tindakan (Ignatavicius
dan Bayne, 1994).
Tujuan evaluasi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dalam mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan,
seingga perawat dapat mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas dua
tahap yaitu: mengukur pencapaian tujuan klien baik kongnitif, efektif,
psikomotor, dan perubahan fugsi tubuh serta gejalanya dan membandingkan
data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan.

4
BAB III
APLIKASI TEORI

3. 1 Implementasi
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN) DI RW II DESA PERMAI
INDAH KECAMATAN SEKAR WANGI SURABAYA

No Diagnosis Kegiatan Waktu & Peserta Pelaksana Hambatan Solusi


. Tempat
1. Kurang mengenal 1. Penyuluhan Minggu, 10 Mei Semua warga Mahasiswa S1 Hanya 80% yag Mendatangi rumah-
penyakit demam tentang DBD 2015, jam 08.00 RW II (RT Keperawatan hadir rumah warga yang
berdarah warga desa WIB di Balai 1, 2 ,3) UNUSA tidak hadir
permai indah RW II Desa Permai
kecamatan Sekar Indah
Wangi berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang
penyakit DBD
2. Demonstrasi Minggu, 10 Mei Semua warga Mahasiswa S1 Warga banyak Memberikan
tentang 2015 jam 16.00 desa permai Keperawatan yang tidak kesempatan warga
pencegahan WIB di rumah indah RW II UNUSA mengerti untuk bertanya
DBD warga (Bu kecamatan
Joko) Sekar

5
3. Pembekalan Selasa, 12 Mei Perwakilan  Mahasiswa  Hanya sedikit  Memberikan
dan Pelatihan 16.00–18.00 warga RW II S1 kader pengarahan
kader jumantik WIB di Balai ((RT 1, 2 ,3) Keperawatan jumantik yang kepada kader
Desa Permai desa permai UNUSA datang jumantik untuk
Indah indah  Pak Darto  Peserta ragu- tetap
(Ketua RW ragu apakah berkoordinasi
II) kader dengan pihak
jumantik bisa puskesmas
dilaksanakan  Menjemput
di masing- masing-masing
masing RT kader jumantik di
masing-masing
RT

2. Ketidakmampuan 1. Penyuluhan Minggu, 17 Mei Semua warga Mahasiswa S1  Acara  Mendatangi


memelihara tentang hidup 2015, jam 08.00 desa permai Keperawatan terlambat 30 rumah-rumah
lingkungan di Desa sehat WIB di Balai Indah RW II UNUSA menit karena warga yang tidak
Permai Indah RW II RW II kecamatan warga banyak hadir
Kecamatan Sekar sekar wangi yang tidak  Fasilitator meyebar
Wangi berhubungan datang ke peserta dan
dengan ketidaktahuan  Para warga peserta diberikan
tentang sanitasi kurang modul dan leaflet
lingkungan mengerti
penjelasan
yang diberikan

3. Resiko terjadinya 1. Pelaksanaan Minggu, 24 Mei Semua warga  Mahasiswa Warga banyak Mengajak tokoh
penurunan kualitas kegiatan 2015 Jam 06.00 RW II desa S1 yang malas masyarakat

6
hidup warga di gotong royong WIB di Desa permai Indah Keperawat
wilayah RT 1-3 RW II Permai Indah an UNUSA
Kecamatan Sekar RW II(RT 1-3)  Semua
Wangi berhubungan warga RW
dengan kurangnya II desa
pengetahuan dan Permai
kesadaran dalam Indah
usaha pemeliharaan.

2. Pelaksanaan Minggu, 24 Mei Semua warga  Mahasiswa  Peserta yang  Mengundur


praktik daur jam 08.00 WIB RW II desa S1 hadir waktu
ulang ban di Balai Desa Permai Indah Keperawatan terlambat pelaksanaan
bekas untuk Permai Indah perwakilan UNUSA  Peserta masih  Memperbanyak
tempat sampah tiap KK  Semua warga kebingungan fasilitator untuk
RW II desa cara membuat menyebar ke
Permai Indah tempat sampah peserta

7
3.2 Evaluasi

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI WILAYAH RW II DESA PERMAI INDAH KECAMATAN SEKAR WANGI

SURABAYA

DIAGNOSA STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED TINDAK


KEPERAWATAN LANJUT
KOMUNITAS
Kurang mengenal  Telah dilakukan  Belum  Adanya  Kurangnya tenaga  Diharapkan
penyakit demam penyuluhan disepakatinya dukungan dari kesehatan terbentuknya
berdarah warga tentang DBD waktu kegiatan Puskesmas (badan/perawat). kader jumantik
desa permai indah pada minggu, pemantauan dengan  Keterbatasan dan kegiatan
RW II kecamatan 10 Mei 2015, jentik-jentik mengirimkan sarana dan pemantauan
Sekar Wangi jam 08.00 WIB nyamuk setiap petugas prasarana jentik-jentik
berhubungan di Balai Desa minggunya (bidan/perawat) kesehatan serta nyamuk dapat
dengan kurang  Telah dilakukan berapa kali  Puskesmas keterbatasan dana dilaksanakan
pengetahuan demonstrasi dalam sudah bagi operasional secara rutin tiap
tentang penyakit tentang seminggu menyediakan poskesdes minggu
DBD pencegahan  Hanya 80 % peralatan untuk  Kurangnya  Puskesmas
DBD pada yang mengikuti pemberantasan pengorganisasian diharapkan
minggu, 10 Mei penyuluhan sarang nyamuk desa siaga baik memberikan
2015 jam 16.00 DBD (fogging) oleh tenaga dukungan
WIB di rumah  Warga belum  Adanya kesehatan desa penuh terhadap
warga sepenuhnya program maupun aparat kegiatan

8
 Telah dilakukan melaksanakan pemberantasan desa sebagai pemantauan
pembekalan dan pencegahan sarang nyamuk motivator dalam jentik-jentik
pelatihan kader 4M PLUS dari Dinas pelaksanaan desa nyamuk
jumantik pada Kesehatan dan siaga.  Demonstrasi
selasa, 12 Mei Puskesmas pencegahan
16.00 – 18.00 DBD
wib di Balai diharapkan
Desa dapat
 Kader jumantik bermanfaat
berjumlah 9 untuk
orang tampak pelaksanaan 4M
antusias dan PLUS secara
aktif pada saat rutin oleh warga
kegiatan 1 minggu sekali
pembekalan dan  Perlu peran
pelatihan kader serta aktif kader
jumantik jumantik dalam
 Warga mensukseskan
menerima pemberantasan
kehadiran sarang nyamuk
mahasiswa
dalam
memberikan
penyuluhan
kesehatan
tentang DBD
dan

9
pencegahannya

Ketidakmampuan  Telah  Tidak semua  Adanya  Keterbatasan  Diharapkan


memelihara dilaksanakan usia mengikuti program tenaga dari dengan
lingkungan di Desa penyuluhan penyuluhan kesehatan dari puskesmas poskesdes yang
Permai Indah RW II hidup sehat hidup sehat Dinas dalam berada di Desa
Kecamatan Sekar  Warga  Beberapa Kesehatan Kota menangani Permai Indah
Wangi berhubungan mendukung dan lansia di Desa  Adanya kegiatan dapat
dengan antusias Permai Indah program dan berhubungan melaksanakan
ketidaktahuan terhadap RW II pemeriksaan dengan kegiatan
tentang sanitasi pemberian Kecamatan gratis, kesehatan pemeriksaan
lingkungan pendidikan Sekar Wangi pengobatan  Semakin kesehatan secara
kesehatan mengalami gratis yang menurunnya rutin
 Terdapat tokoh kesulitan mempunyai minat lansia  Puskesmas
masyarakat ketika kartu jamsostek untuk diharapkan
yang memiliki penyuluhan memeriksakan memberikan
kesadaran diberikan kesehatannya dukungan berupa
terhadap pada pelayanan sarana dan
lingkungan kesehatan di prasarana yang
sekitar desanya lingkungannya memadai di
poskesdes Desa
Permai Indah
 Perlu adanya
pengorganisasian
desa siaga yang
baik oleh tenaga
kesehatan desa
maupun aparat

10
desa yang
sebagai
motivator dalam
pelaksanaan desa
siaga.

Resiko terjadinya  Telah ada  Tidak semua  Adanya  Tidak adanya rasa  Karang taruna
penurunan kualitas kegiatan rutin warga desa RW II dukungan positif kepedulian anak sebagai suatu
hidup warga di gotong royong mengikuti dan kerjasama muda terhadap wadah yang
wilayah RT 1-3 RW yang diadakan kegiatan gotong yang baik dari lingkungan. menanungi
II Kecamatan Sekar setiap bulan royong. tokoh masyarakat  Reamaja karang perkumpulan
Wangi berhubungan sekali.  Beberapa warga dalam setiap taruna susah para pemuda
dengan kurangnya  Telah dilakukan masih bingung kegiatan untuk digerakkan pemudi,
pengetahuan dan kegiatan gotong dengan cara mahasiswa. dalam kegiatan diharapkan dapat
kesadaran dalam royong pada mempraktikkan kerja bakti mengajak
usaha pemeliharaan hari minggu, 24 ban bekas yang pemuda-pemudi
Mei 2015. dapat di daur untuk peduli
 Telah dilakukan ulang. terhadap
praktek daur lingkungan.
ulang ban bekas  Pembentukan
untuk tempat dan pelatihan
sampah pada kader kesling
hari minggu, 24 RW II (RT 1-3)
Mei 2015. Desa Permai
 Kades Permai Indah
Indah  Kerja bakti
mendukung warga RW II
adanya kerja dirutinkan

11
bakti dan minimal 1 bulan
membuat SK 2 kali
untuk
pelaksanaan
kerja bakti
serempak RW II

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
1. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga
desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri dan merencakan
penganggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari Survei Mawas
Diri.
2. Ada tiga tujuan di selenggarakannya MMD yaitu masyarakat harus mampu
mengenal, sepakat, menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan kerja.
3. Di dalam MMD juga di libatkan implementasi dan evaluasi yang mana
implementasi dan evaluasinya berkaitan dengan hasil dari SMD.
4.2 Saran
Dari penjelasan yang telah diterangkan penulis dapat menyarankan:
1. Perawat hendaknya mampu memberikan pelayanan sesuai konsep
2. Perawat mampu melakukan rangsangan atau motivasi diri kepada
masyarakat.
3. Sebagai tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan-tindakan penyuluhan
untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat.

13

Anda mungkin juga menyukai