Muhammad Syaifudin - Prak Siskom - Modul 3
Muhammad Syaifudin - Prak Siskom - Modul 3
SISTEM KOMUNIKASI
MODUL III : MODULASI AM (SCIENTECH)
DISUSUN OLEH :
Muhammad Syaifudin
(19201023)
Partner:
1. Uki Baskoro (19201022)
2. Puguh Dwi Prasetia (19201024)
3. Idnu Binafian (19201025)
4. Dzakiya Nur Yuniar (19201026)
5. Dimas Dwi Saputra (19201027)
6. Tri Parmanto (19201028)
MODUL III
MODULASI AM (SCIENTECH)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Peserta dapat memahami prinsip kerja modulasi Amplitude Modulation (AM)
II. ALAT DAN BAHAN
1. Perangkat scientech 2201 DSB/SSB AM transmitter
2. oscilloscope dan kabel probe
III. DASAR TEORI
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang
periodik sehingga menjadikan suatu sinyal yang mampu membawa suatu
informasi. Proses modulasi ini membutuhkan 2 sinyal pemodulasi yaitu sinyal
informasi dan sinyal carrier dimana sinyal informasi ditumpangkan terhadap
sinyal Carrier. Sehingga dapat diasumsikan bahwa sinyal informasi tidak
dapat langsung di transmisi kepada receiver dikarenakan sinyal informasi
memiliki spektrum frekuensi yang rendah sehingga membuat sinyal informasi
ini mudah terpengaruh terhadap noise.
Untuk menghadapi masalah ini maka adanya sinyal carrier. Sinyal
carrier memiliki spektrum frekuensi yang tinggi sehingga dapat digunakan
sebagai tumpangan sinyal informasi untuk dapat ditransmitkan kepada
receiver tanpa adanya informasi yang terpengaruh noise. Modulasi
merupakan teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi
pada suatu gelombang pembawa. Sinyal informasi dengan frekuensinya
rendah, ditumpangkan pada gelombang pembawa dengan frekuensi yang jauh
lebih tinggi.
Modulator merupakan proses modulasi, ada di transmitter (Tx),
sedangkan demodulator adalah melakukan proses demodulasi, yakni
mengembanlikan sinyal hasil modulasi ke bentuk semula, ada direceiver (Rx).
Modulasi digunakan untuk mengatasi ketidaksesuaian karakter sinyal dengan
media (kanal) yang digunakan. Tanpa proses modulasi, informasi tidak
praktis dikirimkan melalui media udara.
Sinyal pemodulasi adalah sinyal asal yang berisi informasi,
sedangkan sinyal pembawa adalah sinyal frekuensi tinggi yang ditumpangi
oleh sinyal informasi selama proses transmisi. Pada modulasi amplitudo,
Gambar 4.1 Sinyal input dan output frekuensi 3000Hz dan Vpp 1V
Perhitungan :
Frekuensi : 3000 Hz = 3 Khz
Vpp : 1 V
Tmin : 418 µs = 0,418 s
Tmax : 85,54 µs = 0,085 s
���� 0,085
a) Vmax : 2
�500 �� =
2
�500 = 21 ��
���� 0,418
b) Vmin : 2
�500 �� = 2
�500 = 104 ��
����−���� 21−104
c) Indeks Modulsai (MF) :| ����+���� | = 21+104 = 0,68
2. Percobaan ke-2
Gambar 4.1 Sinyal input dan output frekuensi 1350Hz dan Vpp 1,5 V
Perhitungan :
Frekuensi : 1300 Hz =1,3 Khz
Vpp : 1,5 V
Tmin : 185,6 µs = 0,185 s
Tmax : 200,2 µs = 0,2 s
���� 0,2
e) Vmax : 2
�500 �� =
2
�500 = 100 ��
���� 0,185
f) Vmin : 2
�500 �� = 2
�500 = 46 ��
����−���� 100−46
g) Indeks Modulsai (MF) :| ����+���� | = 100+46 = 0,36
3. Percobaan ke-3
Gambar 4.1 Sinyal input dan output frekuensi 300Hz dan Vpp 2 V
Perhitungan :
Frekuensi : 300 Hz =0,3 Khz
Vpp : 2 V
Tmin : 547,7 µs = 0,547 s
Tmax : 539,8 µs = 0,539 s
���� 0,539
i) Vmax : 2
�500 �� = 2
�500 = 134 ��
���� 0,547
j) Vmin : 2
�500 �� = 2
�500 = 136 ��
����−���� 134−136
k) Indeks Modulsai (MF) :| ����+���� | = 134+136 = 0,007
V. ANALISA
Pada modul ketiga ini membahas tentang modulasi amplitudo
(Scientech) yang merupakan proses penumpangan sinyal informasi ke sinyal
pembawa (carrier) sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai
dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi. Perubahan dalam
amplitudo pembawa sebanding dengan perubahan yang terjadi pada
amplitudo sinyal pemodulasi. Pada praktikum modul ketiga ini menggunakan
alat ukur Osiloskop yang berfungsi untuk memproyeksikan bentuk sinyal dan
frekuensi agar dapat dilihat.
Praktikan dapat mengamati bentuk sinyal dan frekuensi yang
keluar dari pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan osiloskop,
selain osiloskop praktikan juga menggunakan alat ukur AM Transmitter tipe
Scientech 2201 serta power yang digunakan untuk menyalakan AM
Transmitter tersebut. Pada AM Transmitter tipe Scientech 2201 memiliki dua
mode yaitu mode Double Sideband atau mode DSB berupa data yang
ditempatkan secara simetris diatas dan dibawah frekuensi pembawa dan
sebagai jenis modulasi amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di tekan
mendekati nol. Yang kedua adalah mode SSB atau Single Sideband, yang
digunakan untuk mengirim sinyal informasi sebagai penyempurnaan dari
modulasi amplitudo yang menggunakan sumber kekuatan pemancar dan
bandwidth yang lebih efisien.
Pada AM Double Sideband dan AM Single Sideband memiliki
perbedaan antara lain penggunaan daya pada AM Double Sideband jauh lebih
hemat dibandingan dengan AM Single Sideband. Pada saat praktikan
menggunakan AM Double Sideband praktikan dapat menghemat daya
sebesar 66,7%. Dan jika praktikan menggunakan AM Single Sideband
praktikan dapat menghemat daya sebesar 83,3%. Selanjutnya praktikan
mengamati sinyal Frequency, sinyal input dan sinyal output, serta nilai dari
Tmax, Tmin, dan Vpp yang keluar dari layar osiloskop. Sebelum melakukan
praktikum pada modul ini, praktikan diharapkan melakukan pengaturan
terlebih dahulu pada perangkat AM Transmitter tipe Scientech 2201.
Pengaturan dilakukan dengan manaikan dam menurunkan frekuensi pada AM
Transmitter tipe Scientech 2201, selanjutnya praktikan melakukan percobaan
pertama dengan menggunakan frekuensi senilai 300Hz dan Vpp senilai 1V.
Selanjutnya saat nilai frekuensi dan Vpp sudah mendekati nilai yg diinginkan
maka praktikan dapat menghentikannya dengan mengklik tombol stop, maka
otomatis semua nilai akan berhenti pada frekuensi dan Vpp yang praktikan
inginkan.
Selanjutnya Saat frekuensi berada pada nilai 300Hz dan Vpp
berada pada nilai 1V, praktikan mendapatkan nilai Tmax sebesar 85,54µs dan
jika diubah kedalam satuan second menjadi 0,085s, serta nilai Tmin sebesar
418µs dan jika diubah kedalam satuan second yaitu 0,418s. Selanjutnya pada
saat praktikan sudah mengetahui nilai dari Tmax dan Tmin, maka langkah
selanjutnya praktikan dapat menghitung Vmax sebesar 21mV, serta Vmin
sebesar 104mV. Selanjutnya perhitungan yang dilakukan pada Indeks
modulasi menghasilkan nilai sebesar 0,68 dan Percentage Modulation
sebesar 68% yang dihitung dari hasil indeks modulasi yang dikalikan dengan
100%. Selanjutnya pada percobaan kedua dilakukan dengan menggunakan
frekuensi senilai 1300Hz dan Vpp senilai 1,5V. Lalu praktikan mendapatkan
nilai Tmax sebesar 200,2µs dan saat diubah kedalam satuan second yaitu 0,2s.
Dan nilai Tmin sebesar 185,6µs dan saat diubah kedalam satuan second yaitu
0,815s. Selanjutnya praktikan dapat menghitung Vmax sebesar 100mV, serta
Vmin sebesar 46mV. Selanjutnya perhitungan yang dilakukan pada Indeks
modulasi menghasilkan nilai sebesar 0,36 dan Percentage Modulation
sebesar 36% yang dihitung dari hasil indeks modulasi yang dikalikan dengan
100%.
Selanjutnya pada percobaan ketiga ini dilakukan dengan
menggunakan frekuensi senilai 300Hz dan Vpp senilai 2V. Pada saat berada
pada frekuensi senilai 300Hz dan Vpp senilai 2V, praktikan mendapatkan
nilai Tmax sebesar 539,8µs dan jika diubah kedalam satuan second menjadi
0,539s. Dan nilai Tmin sebesar 547,7µs dan jika diubah kedalam satuan
second yaitu0,547s. Selanjutnya praktikan dapat menghitung Vmax sebesar
134mV, serta Vmin sebesar 136mV. Selanjutnya, praktikan mendapatkan
hasil perhitungan dari Indeks modulasi sebesar 0,007 dan Percentage
Modulation sebesar 0,7% yang dihitung dari hasil indeks modulasi yang
dikalikan dengan 100%.
B. SARAN
1. Sebelum memulai praktikum diharapkan praktikan sudah membaca
modul terlebih dahulu
2. Pengambilan hasil screenshot harus yang jelas agar mudah dalam
pembacaan hasil ukurnya.
3. Teliti pada saat memasukkan hasil pengukuran ke dalam perhitungan
dengan rumus, agar tidak ada kesalahan dalam menghitung.
DAFTAR PUSTAKA