Received: 10 Oktober 2022 Accepted: 17 Oktober 2022 Final proof: 28 Oktober 2022
Abstrak
Praktik kolaborasi melalui pengabdian kepada masyarakat memiliki tujuan untuk
membantu mengatasi permasalahan sekolah mitra dalam hal praktik pembelajaran
berdiferensiasi agar tercipta pembelajaran yang memerdekakan siswa. Metode
pelaksanaannya dengan strategi workshop. Dimulai dengan pre test mengenai
pemahaman guru mengenai pembelajaran berdiferensiasi, ceramah materi, praktik
menyusun rencana pembelajaran, dan post test. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh
bahwa nilai N Gain nya diperoleh 0, 49 yang masuk kategori sedang yang memiliki makna
bahwa adanya peningkatan nilai dari pretest dan posttest yang diberikan. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemahaman guru terkait kurikulum merdeka
dan pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini ditunjukkan juga dari hasil RPP yang dihasilkan.
Sebelum pemberian materi, banyak peserta yang belum mengetahui pembelajaran
berdiferensiasi dan bagaimana membuat RPP pembelajaran berdiferensiasi. Pada proses
simulasi pembuatan RPP, guru-guru mulai memahai bagaimana cara menyusun RPP
berdiferensiasi dan menerapkannya dalam proses pembelajaran.
Abstract
The practice of collaboration through community service has the aim of helping to
overcome the problems of partner schools in terms of differentiated learning practices to
create learning that liberates students. The method of implementation is the workshop
strategy. Starting with a pre-test regarding the teacher's understanding of differentiated
learning, lecture material, and practice of preparing lesson plans, and a post-test. Based on
these results, it was obtained that the N Gain value was 0.49 which was in the medium
category which means that there was an increase in the value of the pretest and posttest
given. This shows that there is an increase in teachers' understanding of the independent
curriculum and differentiated learning. This is also shown in the results of the resulting
lesson plans. Before giving the material, many participants did not know about
differentiated learning and how to make differentiated learning lesson plans. In the
simulation process of making lesson plans, teachers begin to understand how to prepare
differentiated lesson plans and apply them in the learning process.
METODE PENELITIAN
Kegiatan pengabdian ini dilakukan di salah satu sekolah penggerak yaitu SD
Inpres Liliba dengan turut mengundang guru-guru di sekolah penggerak lainnya.
Jumlah peserta kegiatan sebanyak 40 orang guru yang berasal dari 6 sekolah dasar
yang merupakan sekolah penggerak, diantaranya: SD inpres liliba, SD Canosa, SDK
Citra Bangsa, SD Inpres Perumnas 2, SD GMIT Bonipoi 3456, dan SD GMIT airnona 1.
Kegiatan PKM ini dibagi menjadi 2 sesi yaitu pemberian materi dan pendampingan.
Sesi pemberian materi dimulai dengan pemberian soal pretest untuk mengetahui
pemahaman guru terkait materi yang akan disampaikan. Selanjutnya pemberian
materi yang mana materi yang disampaikan mulai dari kurikulum merdeka belajar,
budaya positif dan pembelajaran berdiferensiasi. Guru juga langsung praktik dalam
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdiferensiasai. Pada akhir
pertemuan di hari pertama ini dilakukan penilaian posttest untuk mengetahui
peningkatan pemahaman konsep siswa terkait materi yang telah disampaikan. Sesi
berikutnya adalah melakukan pendampingan pada guru-guru dalam
mengimplementasikan RPP berdiferensiasi yang dibuat di dalam kelas pembelajaran.
Adapun rancangan pengabdian yang penulis lakukan dapat dilihat pada gambar
1 di bawah ini.
Perhitungan perbedaan hasil pretest dan postest dilakukan dengan menggunakan rumus
N-gain yang dikembangkan oleh Hake (1998) berikut:
𝑆Post − 𝑆Pr𝑒
𝑁 − GAIN = 𝑥100
𝑆Max − 𝑆Pr𝑒
Keterangan :
Pembahasan
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh bahwa nilai N Gain nya diperoleh 0, 49
yang masuk kategori sedang yang memiliki makna bahwa adanya peningkatan nilai dari
pretest dan posttest yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan
pemahaman guru terkait kurikulum merdeka dan pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini
ditunjukkan juga dari hasil RPP yang dihasilkan. Sebelum pemberian materi, banyak
peserta yang belum mengetahui pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana membuat
RPP pembelajaran berdiferensiasi. Pada proses simulasi pembuatan RPP, guru-guru
mulai memahai bagaimana cara menyusun RPP berdiferensiasi dan menerapkannya
dalam proses pembelajaran.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan PKM ini adalah adanya peningkatan
pemahaman konsep guru terkait merdeka belajar serta adanya peningkatan
pemahaman guru terhadap pembelajaran berdiferensiasi. Peningkatan pemahaman
tersebut diharapkan memberi dampak pada siswa, sebagaimana yang diteliti oleh
(Pratama, 2022), bahwa dengan pemberian pembelajaran berdiferensiasi, kemampuan
literasi membaca siswa menjadi meningkat. Melalui sebuah workshop yang dilakukan
oleh (Mastuti & Rumodar, 2022) kepada guru SMK Kesehatan di Kota Ambon yang
SIMPULAN
Workdhop yang diberikan kepada guru-guru kelas pada sekolah penggerak di
Kota Kupang untuk level Sekolah Dasar diperoleh hasil adanya peningkatan
pemahaman. Peningkatan pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi tentu masih perlu diberikan pendampingan agar bisa konsisten terjaga
kualitasnya. Maka keterbatasan ini perlu diikuti dengan pemberian pendampingan yang
berkelanjutan. Oleh karena itu disarankan kepada pimpinan sekolah penggerak agar
mengontrol guru-guru kelas untuk senantiasa mempraktikkan pembelajaran
berdiferensiasi. Dengan demikian diharapkan, peserta didik mampu mengembangkan
potensi mereka secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Amran, M., Sahabuddin, Suryani, E., & Muslimin, M. (2018). Peran Pendidikan Karakter
di Sekolah Dasar. Seminar Nasional Administrasi Pendidikan Dan Manajemen
Pendidikan "Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Menuju Era Disrupsi
Teknologi. http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/11744
Aprima, D. (2022). Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan Analisis Penerapan
Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Pada
Pelajaran Matematika SD. Cendikia: Media Jurnal Ilmiah Pendidikan, 13(1), 95–101.
Astiti, K. A., Supu, A., Sukarjita, I. W., & Lantik, V. (2021). Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Sains Pengembangan Modul IPA Terpadu Tipe Connected Berbasis
Pembelajaran Berdiferensiasi pada Materi Lapisan Bumi Kelas VII. Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), 4(2), 112–120.
Direktur GTK. (2021). Materi Pelatihan Program Sekolah Penggerak (p. ).
GTK, S. (2019). Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan Guru Penggerak (p. ).
https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-konsep-merdeka-belajar-dan-
guru-penggerak.
Javanisa, A., Fauziah, F. F., & Melani, R. Z. (2022). Implementasi Kurikulum Sekolah
Penggerak terhadap Motivasi Peserta Didik. Jurnal Kalam Pendidikan PGSD
Kebumen, (1), 34–37.
Mastuti, A. G., & Rumodar, M. (2022). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Guru Melalui