Anda di halaman 1dari 8

KOMBEL - IDAMANKU

( Komunitas Belajar - Inspirasi dalam Penerapan Kurikulum Merdeka )


APRESIASI GTK INOVATIF TAHUN 2023

Disusun Oleh :
Nurhayati, M.Pd.
Guru Kelas
SDN. 194/II Sungai Pinang,
Kabupaten Bungo, Propinsi Jambi
E-Mail Belajar : nurhayati1257@guru.sd.belajar.id

BALAI GURU PENGGERAK PROPINSI JAMBI


DIREKTORAT GURU PENDIDIKAN DASAR
KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI
KOMBEL - IDAMANKU
( Komunitas Belajar - Inspirasi dalam Penerapan Kurikulum Merdeka )

I. SITUASI
Perubahan kurikulum yang begitu cepat dan pesat, membutuhkan
ketrampilan pendidik dan tenaga kependidikan untuk belajar mengikuti
perubahan paradigma kurikulum. Guru yang kreatif dan inovatif serta melek
teknologi dapat mengikuti perubahan tersebut dengan mencari informasi
melalui media teknologi informasi, namun sebaliknya guru yang tidak
mampu mengikutinya akan semakin ketinggalan informasi dan akan lambat
dalam mengikuti perubahan tersebut.
Keadaan ini membuat adanya ketimpangan antar guru terkait
pemahamannya mengenai perubahan kurikulum. Hal ini tentu saja merupakan
salah satu kendala dalam penerapan Kurikulum Merdeka (Kumer), yang
diterapkan oleh pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), IKM melalui jalur Program
Sekolah Penggerak (PSP) ataupun melalui jalur Mandiri. Pada program
Sekolah Penggerak sebagai sekolah sasaran penerapan kurikulum
mendapatkan pelatihan dan pendampingan khusus dari pemerintah, sementara
sekolah yang menerapkan kurikulum melalui jalur mandiri perlu belajar
sendiri dan literasi digital yang lebih untuk memahami Kurikulum Merdeka.
Tidak adanya pelatihan khusus terkait kurikulum, semakin menambah
kebingungan para guru yang tidak dapat mengikuti dan berliterasi digital,
meskipun Kemendikbudristek telah mengantisipasinya dengan Platform
Merdeka Mengajar (PMM).
Kaitan dengan ketimpangan pemahaman guru tentang Kurikulum
Merdeka, pada tahun pertama penerapan Kurikulum Merdeka melalui jalur
mandiri, di sekolah tempat saya bertugas hal ini memang terjadi. Sebagian
besar guru memiliki keinginan untuk belajar, namun wadah untuk saling
belajar dan berbagi yang belum terbentuk. Wadah yang tepat adalah
komunitas belajar yang dapat mengakomodir kesulitan dan kendala dalam
penerapan Kurikulum Merdeka. Komunitas belajar adalah Sekelompok Guru
dan Tenaga Kependidikan yang belajar bersama, berkolaborasi dan terjadwal
secara rutin dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas pembelajaran
(kemendikbud, 2023).
Komunitas Belajar SDN.194/II Sungai Pinang, terbentuk sejak tahun
2022 dilanjutkan pada tahun 2023 dan telah melaksanakan kegiatan secara
rutin. Praktik baik yang berjudul “Kombel IDAMANKU”(Komunitas Belajar
Inspirasi Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka) merupakan sebuah tujuan
dan harapan pembentukan komunitas belajar sekolah. Beberapa hal yang
menjadi alasan melaksanakan praktik baik di sekolah saya, antara lain :
1. Saya ingin membangun budaya belajar di komunitas sekolah dengan
belajar dan berbagi pengetahuan.
2. Meningkatkan kompetensi guru terkait perubahan kurikulum dan
pendampingan pendaftaran Program Guru Penggerak.
3. Mendampingi guru dalam pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar
(PMM) agar mereka dapat belajar di pelatihan mandiri.
Peran saya dalam praktik baik ini, saya sebagai guru kelas yang
berusaha melakukan inovasi pada pembelajaran dan mempelajari hal-hal baru
terkait perubahan kurikulum. Saya berperan sebagai pelopor berdirinya
komunitas belajar di sekolah maupun di kecamatan saya bertugas. Tanggung
jawab sebagai Ketua komunitas belajar SDN.194/II Sungai Pinang dan ketua
Kelompok Kerja Guru (KKG) Kecamatan Bungo Dani memiiliki tugas
bagaimana menjaga keberlanjutan program yang telah disusun bersama
dalam komunitas belajar untuk pengingkatan kompetensi anggota komunitas
yang pada akhirnya berdampak pada peserta didik di kelas. Selain sebagai
ketua komunitas saya juga berperan sebagai narasumber di kegiatan
bekerjasama dengan Guru Penggerak yang ada di sekolah. Saya juga berperan
sebagai Pengajar Praktik Guru Penggerak kabupaten Bungo, yang berperan di
lingkup sekolah untuk membagikan ilmu dan ketrampilan yang didapat pada
Program Guru Penggerak.
II. TANTANGAN
Pada pelaksanaan praktik baik di lapangan, saya menghadapi tantangan
dan kendala. Tantangan dan kendala tersebut harus saya selesaikan dengan
baik agar memperoleh hasil yang efektif. Beberapa tantangan yang dihadapi
dalam Pelaksanaan Praktik Baik ini, antara lain :
1. Usaha menumbuhkan dukungan dari kepala sekolah untuk menggerakkan
komunitas belajar dalam sekolah.
2. Strategi menjaga rutinitas dan keberlanjutan kegiatan serta memotivasi
guru di sekolah agar semangat untuk mengikuti kegiatan komunitas
belajar.
3. Mendorong para Calon Guru Penggerak dan Guru Penggerak untuk
membagikan praktik baiknya selama pendidikan di guru penggerak.
4. Masih ada beberapa guru yang tidak peduli akan kegiatan komunitas
belajar di sekolah.
Untuk meminimalisir kendala dan menyelesaikan tantangan yang ada,
saya melibatkan beberapa komponen dalam sekolah untuk berkolaborasi dan
bergerak bersama, Pihak-pihak yang terkait pada praktik baik antara lain :
1. Rekan sesama guru sebagai sasaran kegiatan.
2. Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan dan motivator.
3. Calon Guru Penggerak ( Angkatan 7 ) dan Guru Penggerak ( Angkatan 5 )
sebagai narasumber berbagi praktik baik.
4. Siswa sebagai sasaran pembelajaran untuk implementasi kurikulum
Merdeka di kelas.
III. AKSI
Langkah-langkah yang sudah saya lakukan untuk menghadapi tantangan
pada praktik baik ini antara lain :
1. Menyampaikan aspirasi, rencana pembentukan komunitas belajar dan
meminta dukungan kepala sekolah.
Pada tahap awal pembentukan komunitas belajar, setelah mendengarkan
aspirasi dari rekan guru, saya menyampaikan kepada kepala sekolah
tentang keinginan guru untuk belajar mengenai perubahan kurikulum.
Saya juga meminta dukungan terkait kegiatan yang akan dilakukan.
Melalui penjelasan tentang pentingnya sekolah membentuk komunitas
belajar, Hal ini merupakan awal yang baik untuk kegiatan kombel.
2. Menyusun Program dan jadwal kegiatan.
Setelah mendapat dukungan dari kepala sekolah, kami membentuk tim
kecil yang berisikan unsur kepala sekolah dan pengurus inti komunitas
belajar. Saya sebagai ketua komunitas bersama-sama menyusun program
kegiatan. Kegiatan komunitas belajar SDN. 194/II Sungai Pinang resmi
dibentuk pada tahun 2022 dan dilanjutkan pada tahun 2023.Program
yang kami susun ini mengacu pada kebutuhan pengembangan diri guru
antara lain : Pendampingan pendaftaran dan diklat Guru Penggerak
angkatan 5 dan 7 kabupaten Bungo, Pelatihan Mandiri di PMM. Konsep-
konsep perubahan kurikulum. Pada penyusunan program, saya juga
meminta komitmen rekan-rekan guru untuk dapat mengikuti kegiatan
yang telah disepakati bersama.
3. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah disusun.
Langkah selanjutnya, saya bersama rekan guru mulai melaksanakan
kegiatan sesuai jadwal. Kegiatan rutin kami lakukan setiap hari Sabtu,
rentang waktu 2 minggu sekali dengan durasi waktu kegiatan 2 Jam
pelatihan (2 x 45 menit). Pada pelaksanaan kegiatan tampak peserta
antusias mengikutinya, karena memang mereka sedang membutuhkan
materi tersebut untuk pembelajaran di kelas. Pada tahun 2022 kami
membahas mengenai konsep-konsep Kurikulum merdeka, pendampingan
pendaftaran bagi rekan yang ikut di kegiatan Guru Penggerak dan
pembimbingan penyelesaian topik pelatihan mandiri di PMM untuk
narasumber kegiatan ini yaitu saya sebagai ketua komunitas. Sedangkan
pada tahun 2023, kegiatan lanjutan menyampaikan materi mengenai :
Berbagi praktik baik dan pembahasan kendala-kendala pembelajaran.
Untuk narasumber saya berkolaborasi dengan 5 (Lima) orang guru
penggerak yang telah lulus Diklat guru penggerak untuk berbagi praktik
baiknya. Kegiatan juga dibalut dengan kegiatan yang dapat menambah
partisipasi aktif peserta melalui ice breaking dan tugas diskusi kelompok.
4. Penerapan konsep Kurikulum pada Pembelajaran di kelas dan Berbagi
praktik baik.
Kegiatan yang dikembangkan di program KKG tahun 2023 kami
fokuskan pada berbagi praktik baik. Praktik baik yang disusun
dipraktekkan langsung pembelajarannya oleh Guru Penggerak di
kelasnya, seperti : Penyusunan Modul Ajar (Nurhayati, M.Pd)
Pembelajaran Berdiferensiasi (Nur Afni,S.Pd.), Pembelajaran
Kompetensi Sosial Emosional ( Yusnelly,S.Pd.), Disiplin Positif (Mira
Juliana), Profil Pelajar Pancasila (Muhammad Hudri) dan Penataan
ruangan kelas yang nyaman untuk belajar (Merry Handiani,S.Pd.).
Selama pelaksanaan praktik ini, Guru penggerak mendokumentasikan
dalam bentuk video dan mengunggahnya di youtube (Link youtube
terlampir). Saat penyajian materi di Komunitas belajar sekolah, mereka
menampilkan video yang telah diunggah tersebut dan berbagi kepada
rekan guru lainnya.
5. Evaluasi dan Refleksi.
Akhir siklus kegiatan, kami melakukan evaluasi dan refleksi singkat
tentang proses yang telah dilaksanakan. Untuk Hasil evaluasi dan refleksi
yang sudah kami lakukan adalah kegiatan tahun 2022 yang telah selesai,
sementara tahun 2023 komunitas kami sedang melakukan kegiatan dan
belum mengadakan evaluasi/refleksi. Hasil Evaluasi tahun 2022 didapat
bahwa kegiatan dilanjutkan tahun berikutnya dengan pelibatan rekan
Guru Penggerak sebagai Narasumber Kegiatan dan terdapat beberapa
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan, seperti motivasi yang lebih
kepada rekan-rekan guru yang belum tergerak untuk mengikuti kegiatan
di komunitas belajar sekolah.
Strategi dan Pelaksanaan kegiatan yang telah saya lakukan adalah
kegiatan dilakukan pada hari Sabtu setiap dua mingguan, kami melakukan
kegiatan pada pukul 10.00 WIB – 11.30 WIB sehingga tidak mengganggu
jam belajar dan jam pulang guru. Strategi ini efektif karena guru dapat hadir
penuh pada kegiatan. Strategi berikutnya kami memberdayakan narasumber
dari sekolah sendiri, sehingga guru dapat dengan nyaman menanyakan hal-hal
yang belum mereka ketahui, disamping itu hal ini akan menghilangkan kesan
monoton pada kegiatan karena sajian yang berbeda dari masing-masing
Narasumber.
Pada pelaksanaan praktik baik ini saya dibantu oleh semua komponen
sekolah yang terkait seperti guru sebagai peserta kegiatan yang setia dan
semangat mengikuti kegiatan. Kepala Sekolah yang memberikan dukungan
penuh untuk kegiatan komunitas belajar sekolah, dan Siswa yang belajar
dengan baik saat penerapan pembelajaran di kelas. Sumber daya alat yang
digunakan kami memakai LCD Proyektor pada setiap kegiatan dan
menggunakan perkembangan Teknologi Informasi serta media sosial seperti
youtube sebagai media untuk berbagi praktik baik. Rekan-rekan narasumber
juga sudah menguasai aplikasi Canva untuk membuat presentasi dan
mengeksplore aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM).
IV. REFLEKSI TERKAIT HASIL DAN DAMPAK
Praktik baik yang telah dilakukan, secara bertahap telah menampakkan
hasil. Hasil yang sudah tercapai diantaranya :
1. Tumbuhnya budaya belajar guru, hal ini tampak pada setiap pertemuan
komunitas belajar guru berpartisipasi aktif dan terlibat dalam kegiatan.
Budaya belajar yang baik mulai tumbuh pada kegiatan ini.
2. Peningkatan kompetensi guru terkait kurikulum Merdeka, hal ini tampak
pada materi dan praktik yang disajikan dan sudah diterapkan di
pembelajaran. Selain itu untuk pelatihan mandiri di PMM sudah banyak
guru yang memperoleh sertifikat pelatihan.
3. Pengembangan diri guru, hal ini tampak sejalan dengan kegiatan
komunitas belajar dan pendampingan kepada rekan guru, 5 (Lima) orang
guru penggerak berhasil menyelesaikan pendidikannya di PGP angkatan 5
dan 7, sehingga mereka bisa berbagi ilmu dan pengalamannya di
komunitas belajar sekolah.
4. Tumbuhnya semangat dan motivasi guru yang tidak terlepas dari materi
yang disajika memang dibutuhkan oleh guru.. Hal ini merupakan salah
satu upaya menjaga rutinitas dan keberlangsungan kegiatan.
Dampak dari praktik baik yang sudah dilakukan sejalan dengan hasil
yang telah dicapai pada komunitas belajar. Secara umum kegiatan komunitas
belajar ini berdampak pada kualitas pembelajaran dan tujuan serta harapan
pembentukan kombel yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi guru dalam
menerapkan Kurikulum Merdeka.
Praktik Baik ini Efektif dalam upaya peningkatan kompetensi guru
terkait kurikulum, karena melalui komunitas belajar dalam sekolah guru
dapat belajar dan berbagi praktik baik sebagai bukti nyata menerapkan
kurikulum Merdeka. Karena pelatihan khusus untuk kurikulum tidak ada,
maka komunitas belajar adalah wadah yang tepat.
Respon dari sekolah sangat baik, hal ini tampak pada dukungan
penuh kepala sekolah untuk kegiatan kombel. Sekolah mengalokasikan dana
khusus agar kegiatan kombel ini terus berjalan. Guru juga semangat
mengikuti kegiatan.
Faktor penentu keberhasilan praktik baik yang telah dilakukan
adalah pada strategi yang digunakan. Saya berusaha menjalin kolaborasi
semua pihak dalam sekolah, dan adanya kesetaraan peran dimana saya
mengambil narasumber dari sumber daya yang ada di sekolah.
Insight/ pelajaran yang dapat diambil pada praktik baik ini adalah hal
yang serasa tidak mungkin kita capai, akan dapat tercapai jika kita memulai
perubahan kecil dahulu dari diri kita, jika kita ingin hasil yang lebih besar,
maka kolaborasi adalah kunci keberhasilannya.

DAFTAR PUSTAKA :
Ferayanti,Meidira,dkk, 2023, Panduan Optimalisasi Komunitas belajar, Jakarta :
Ditjen GTK Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai