Anda di halaman 1dari 5

PERANAN MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN KASUS PERCERAIAN

DI PENGADILAN AGAMA PURWOKERTO KELAS I A


(Jl. Gerilya No. 7A, Bojong, Tanjung, Kec. Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas)

Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam


Universitas Muhammadiyah Purwokerto Guna untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

N. AL NGIZATI NGAMA YASIFAH


NIM. 2006040007

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pernikahan adalah sebuah perjanjian atau pengikatan suci antara pihak laki-
laki dan perempuan. Sebuah pernikahan antara laki-laki dan perempuan dilandasi
dengan rasa saling mencintai satu sama lain, saling suka dan rela antara kedua belah
pihak. Sehingga tidak ada keterpaksaan satu dengan yang lainnya. Perjanjian suci
dalam sebuah pernikahan dinyatakan dalam sebuah ijab dan qobul yang harus
dilakukan antara calon laki-laki dan perempuan yang kedua-duanya berhak atas diri
mereka1. (Khoiruddin, 2019)
Tujuan pernikahan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan itu terdiri dari kebutuhan emosional,biologis,menjaga kehormatan,
menghindari zina dan lain sebagainya. Dalilnya adalah hadis yang diriwayatkan Abu
Hurairah bahwasanya Rasululllah SAW bersabda: "Wanita dinikahi karena empat
hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena agamanya.
Nikahilah wanita karena agamanya, maka kamu tidak akan celaka," (H.R. Bukhari
dan Muslim). Dengan menikah, suami atau istri dapat saling melengkapi satu sama
lain. Jika merasa cocok, kedua-duanya akan memberi dukungan, baik itu dukungan
moril atau materiel, penghargaan, serta kasih sayang yang akan memberikan
ketenangan hidup bagi kedua pasangan2.(Harahap, 2022)
Banyak sekali pernikahan yang gagal karena beberapa faktor yang
menyebabkan putusnya pernikahan atau perceraikan adalah dikarenakan poligami
yang tidak sehat, cemburu karena suami berselingkuh, adanya faktor ekonomi, usia
dini, terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap isteri (KDRT) dan hal lain
yang menimbulkan antara suami dan istri tidak rukun kembali yang menimbulkan
kehendak untuk memutuskan hubungan pernikahan dengan cara perceraian3. (Abror,
2020). Perceraian dalam Islam dikenal dengan istilah talak atau semakna dengan kata

1
Khoiruddin M, „Wali Mujbir Menurut Imam Syafi‟i (Tinjauan Maqâshid Al- Syarî‟ah)”, Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
Keislaman, Vol 18, No 2, 2019, hlm 257–84, https://doi.org/10.24014/af.v18.i2.8760.
2
Harahap, H. H., & Siregar, B. J. Analisis Tujuan Pernikahan Menurut Hukum Islam Dan Undang-Undang No. 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian (Vol. 5, No. 1, Pp.) 2022 hlm. 114
3
Abror, H. Khoirul, and KHA MH. "Hukum perkawinan dan Perceraian."Ladang Kata, Yogyakarta, 2020 hlm.6
al-irsal atau tarku yang berarti melepaskan dan meninggalkan sehingga melepaskan
pernikahan dan mengakhiri hubungan suami isteri4. (Saputra Feby, 2020)
Dampak perceraian dari hukum agama adalah apabila terjadi perceraian
menurut hukum agama Islam maka akibat hukumnya yang jelas ialah dibebankan
kewajiban kepada suami terhadap istri dan anak-anaknya, adalah memberikan mut’ah
yang pantas baik berupa uang maupun barang, memberikan nafkah hidup, pakaian
dan tempat tinggal selama mantan istri masa iddah, memberikan nafkah untuk
memelihara dan mendidik anaknya sejak bayi sampai dewasa dan mandiri, melunasi
mas kawin dan perjanjian lain ketika pernikahan berlangsung dahulu 5. (Oktora, 2021)
Dalam perceraian pasti ada cara untuk menyelesaikannya bahkan ada bentuk
upaya damai atau mediasi agar hubungan suami isteri tetap rukun kembali apabila
perselisihan itu dapat diperbaiki dengan alasan yang konkret, walaupun tergugat tetap
ingin bercerai. Dengan hal ini, proses yang mengatur upaya mediasi adalah mediator
melalui Pengadilan Agama.
Mediator adalah hakim atau pihak lain yang memiliki sertifikat mediator
sebagai pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan atau
mengupayakan damai terhadap pihak suami dan istreri guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian (Pasal 1 ayat 2 Perma No.1 Tahun 2016)6.(Ahmad
Zulkarnain, 2021)
Peran mediator sangat diperlukan untuk menetukan efektivitas proses
penyelesaian konflik atau sengketa yang diketahui untuk memediasi atau memberikan
upaya damai kepada pihak yang terkait dalam perkara kasus perceraian di Pengadilan
Agama Purwokerto Kelas 1A.
Maka berdasarkan uraian diatas, pada penelitian ini penulis tertarik untuk
meneliti dan membahas tentang “Peranan Mediator Dalam Penyelesaian Kasus
Perceraian Di Pengadilan Agama Purwokerto Kelas I A”

4
Saputra, Febry, “Analisis Hukum Islam Terhadap Perceraian Dengan Alasan Suami Masih Menjalin Komunikasi Dengan
Mantan Isteri dan Anaknya” (Studi Keputusan Nomor 0613/Pdt G/2018/PA, Kla) Diss, UIN Raden Intan
Lampung, 2020, hlm 16
5
Oktora, Nency Dela. "Dampak Perceraian Orang Tua Bagi Psikologis Anak." SETARA: Jurnal Studi Gender Dan Anak 3.2,
2021 hlm 30-31
6
Ahmad, Zulkarnain. Peranan Mediator dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Makassar
Kelas 1A. Diss. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2021, hlm 4
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, pokok permasalahan yang dikaji dalam melakukan
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Efektivitas Peran Mediator Dalam Penyelesaian Kasus Perceraian di
Pengadilan Agama Purwokerto kelas 1A Jl. Gerilya No. 7A, Bojong, Tanjung, Kec.
Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas ?
2. Bagaimana Upaya Mediator Menemukan Solusi Atas Kasus Perceraian di Pengadilan
Agama Purwokerto kelas 1A Jl. Gerilya No. 7A, Bojong, Tanjung, Kec. Purwokerto
Selatan Kabupaten Banyumas ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari rumusan masalah diatas adalah untuk
mengetahui upaya apa saja mediator menemukan solusi dalam kasus perceraian dan
efektivitas peran mediator dalam penyelesaian kasus perceraian di Pengadilan Agama
Purwokerto Kelas 1 A.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan masyarakat mengetahui beberapa hal yang menyebabkan proses
mediasi tidak bisa memberikan upaya damai atau dikatakan gagal dan upaya damai itu
dapat berhasil sehingga, hubungan suami isteri menjadi rukun kembali dengan
memberikan solusi dari mediator dan efektivitas peran mediator di Pengadilan Agama
Purwokerto dalam menyelesaikan kasus perceraian.
DAFTAR PUSTAKA

Abror, H. Khoirul, and KHA MH. "Hukum perkawinan dan Perceraian."Ladang Kata,
Yogyakarta, 2020 hlm.6
Ahmad, Zulkarnain. Peranan Mediator dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di
Pengadilan Agama Makassar Kelas 1A. Diss. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2021, hlm 4
Harahap, H. H., & Siregar, B. J. Analisis Tujuan Pernikahan Menurut Hukum Islam Dan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. In Prosiding Seminar
Nasional Hasil Pengabdian (Vol. 5, No. 1, Pp.) 2022 hlm. 114
Khoiruddin M, „Wali Mujbir Menurut Imam Syafi‟i (Tinjauan Maqâshid Al- Syarî‟ah)”, Al-
Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol 18, No 2, 2019, hlm 257–84,
https://doi.org/10.24014/af.v18.i2.8760.
Oktora, Nency Dela. "Dampak Perceraian Orang Tua Bagi Psikologis Anak." SETARA:
Jurnal Studi Gender Dan Anak 3.2, 2021 hlm 30-31
Saputra, Febry, “Analisis Hukum Islam Terhadap Perceraian Dengan Alasan Suami Masih
Menjalin Komunikasi Dengan Mantan Isteri dan Anaknya” (Studi Keputusan Nomor
0613/Pdt G/2018/PA, Kla) Diss, UIN Raden Intan Lampung, 2020, hlm 16

Anda mungkin juga menyukai