Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR JAWABAN

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANCASILA

Nama Mahasiswa : Yusuf Shamil Sasmita


Nomor Pokok : 3021210228
Nomor Urut :
Kelas :B
Mata Ujian : Hukum Agraria
Nama Dosen : Yoelianto,S.H., M.Kn.
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Januari 2023
Semester : Ganjil 2022/2023

1.Menurut Pasal 3 menyebutkan bumi,dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunkan untuk sebesar –besar kemakmuran rakyat;bahwa jika
pengertian “dikuasai oleh Negara “hanya diartikan sebagai pemilikan dalam arti
perdata/privat,maka hal ini tidak dimaksudkan hak tanah atas rakyat Indonesia yang sepenuhnya
dikuasai oleh Negara dikarenkan ada bukti surat hak atas nama yang memiliki tanh tersebut.

2. Penguasaan tanah secara yuridis berarti ada hak dalam penguasaan itu yang diatur oleh hukum
ada kewenangan menguasai secara fisik.

3.A. Sistem hak atas tanah adalah sistem yang mengatur mengenai berkenaan dengan menguasai
pemberian tanah yang diberikan oleh negara kepada seorang, sekelompok orang, badan hukum yang
dimiliki warga negara indonesia maupun warga negara asing.

B. Sistem hak atas tanah menurut hukum adat umumnya ditentukan oleh keluarga atau komunitas
yang berdasarkan tradisi telah mengklaim tanah tersebut sebagai milik mereka. Beberapa sistem hak
atas tanah menurut hukum adat di Indonesia antara lain:

Sistem Tanah Adat: Tanah adat adalah tanah yang dikelola dan dimiliki oleh komunitas adat yang
berdasarkan tradisi telah mengklaim tanah tersebut sebagai milik mereka. Tanah adat ini dikelola
secara kolektif oleh komunitas adat dan dapat diwariskan dari generasi ke generasi.

Sistem Tanah Bali Aga: Tanah Bali Aga merupakan tanah yang dikelola oleh masyarakat Bali
Aga, yang merupakan masyarakat asli Bali yang mengklaim tanah tersebut sebagai milik mereka.
Tanah ini dikelola secara kolektif dan dapat diwariskan dari generasi ke generasi.

Sistem Tanah Konsekuensi: Tanah konsekuensi adalah tanah yang dikelola oleh komunitas yang
diakui sebagai pemilik tanah melalui proses hukum tradisional. Dalam sistem ini, hak atas tanah
ditentukan oleh komunitas melalui proses arbitrase atau mediasi.

Sistem Tanah Benih: Tanah benih adalah tanah yang digunakan untuk menanam benih atau
tanaman bibit. Dalam sistem ini, hak atas tanah ditentukan oleh komunitas yang menggunakan
tanah tersebut untuk menanam benih

Menurut UUPA sistem hak atas tanag dibagi menjadi 9, yaitu:


1. Hak Milik
2. Hak Guna Usaha
3. Hak Guna Bangunan
4. Hak Pakai
5. Hak Sewa untuk Bangunan
6. Hak Membuka Tanah
7. Hak Memungut Hasil Hutan
8. Hak lain-lain
9. Hak-hak Yang bersifat sementara

7. a. Tanah absentee adalah pemilikan tanah yang letaknya di luar daerah tempat tinggal yang
mempunyai Aturan mengenai tanah absentee tercantum dalam Pasal 10 ayat (1) UU No. 5 Tahun
1960 disebutkan bahwa : Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah
pertanian pada asasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif, dengan
mencegah cara-cara pemerasan.

b. Tujuan Larangan Pemilikan tanah Absentee adalah supaya tanah pertanian dikerjakan dikerjakan
dan diusahakan sendiri secara aktif oleh pemiliknya dengan mencegah cara- cara pemerasan (Pasal
10 UUPA)

c. Pengecualian terhadap larangan tersebut


1) Pemilik yang tinggal di Kecamatan yang berbatan
2) Pegawai Negeri dan yang disamakan (TNI atau Polri)
3) Pensiunan PN dan yang disamakan No 2 dan 3 pemilikan tanah secara absentee sampai
2/5 dari luas maksimum untuk daerah tingkat II yang bersangkutan.

10. A. Pengertian Konversi Hak Atas Tanah

Konversi hak atas tanah adalah perubahan hak atas tanah lama menjadi Hak atas Tanah Baru
menurut Undang-undang Pokok Agraria. Hak atas Tanah Lama adalah Hak atas Tanah sebelum
berlakunya UUPA.

B. Pelaksanaan Konversi
1. Semata-mata karena hukum, artinya tidak ada syarat lain yang harus dipenuhi terlebih dahulu,
misalnya hak Erfpacht untuk perkebunan besar langsung dikonversi menjadi Hak Guna Usaha
dengan jangka waktu 20 tahun,

2. Konversi melalui syarat konstitusif, yaitu pembuktian kewarganegaraan Indonesia tunggal pada
tanggal 24 September 1960 (bukti surat kewarganegaraannya) agar dapat dikonversi menjadi hak
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai