Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan hasil penelitian sebesar 65,63% responden memiliki kriteria sedang terhadap

kesadaran halal. Hal ini dikarenakan sebesar 78% civitas akademika Fakultas Pertanian

Universitas IBA adalah mahasiswa yang masih mencari tahu dan memperhatikan secara detail

tentang kehalalan produk tersebut. Responden merasa bahwa saat membeli produk mereka

percaya bahwa produk makanan dan minuman sudah terjamin kehalalannya karena sudah

terbiasa membeli produk tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesadaran halal responden

sedang dan tidak berpengaruh terhadap minat beli produk makanan dan minuman pada civitas

akademika fakultas pertanian universitas IBA karena kesadaran konsumen terhadap kehalalan

merasa tidak memiliki rasa aware akan produk yang dibeli.

Menurut Mulasakti dan Mas’ud (2020), pada umumnya perilaku masyarakat dalam mengonsumsi suatu
produk khususnya makanan dan minuman hanya memerhatikan tanggal kedaluwarsa produk tersebut
dan tidak terlalu memerhatikan ada atau tidaknya label halal yang dicantumkan pada kemasan produk
tersebut.
Kesadaran halal pada penelitian ini diukur dengan menggunakan lima indikator yaitu

pencantuman label halal, kesadaran sebelum membeli produk, memperhatikan logo halal, merasa

tenang jika mengkonsumsi produk yang jelas kehalalannya dan memastikan komposisi produk.

Dari kelima indikator tersebut indikator memastikan komposisi produk halal adalah indikator

terkecil yaitu dengan rata-rata sebesar 2,48. Hal ini berarti konsumen beberapa konsumen masih

kurang memperhatikan komposisi produk untuk memastikan kehalalannya.

Selain itu, indikator pemeriksaan logo halal masih tergolong rendah yaitu dengan rata-rata 3,20.
Hal ini dikarenakan sebagian besar responden adalah mahasiswa dengan rentang umur 17-26
tahun sebesar 78,13% yang biasanya sering tidak memerhatikan produk halal sebelum membeli
produk makanan dan minuman dengan alasan ketika membeli produk makanan dan minuman
mereka cenderung membeli produk dengan merk yang biasa dibeli atau produk yang sedang
trend pada saat itu. Salah satu hal yang menyebabkan kesadaran halal tidak signifikan adalah
beberapa mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas IBA tinggal di kos dan biasa membeli
makanan dan minuman di minimarket terdekat. Mereka merasa bahwa produk makanan dan
minuman yang dijual di minimarket sekitar sudah jelas kehalalannya sehingga ketika membeli
dan mengkonsumsi produk mereka tidak perlu melihat logo halal pada produk tersebut. Akan
tetapi banyak juga responden yang menyatakan bahwa pencantuman label halal adalah hal
terpenting pada produk makanan dan minuman dengan rata-rata indikator sebesar 3,52. Hal ini
sejalan dengan penelitian Fitria (2019) yang menyatakan bahwa kesadaran responden di kota
malang rendah dan tidak signifikan karena responden yang berbelanja diswalayan yang
kebanyakan menjual produk halal sehingga responden merasa tidak memiliki rasa aware
terhadap produk yang akan dibeli dan dikonsumsi.

Civitas akademika fakultas pertanian universitas IBA menyatakan bahwa pencantuman

label halal itu sangat perlu pada produk makanan dan minuman agar produk tersebut jelas

kehalalannya dan responden merasa aman. Namun, responden masih kuarang mencari

tahu tentang kehalalan produk tersebut baik memperhatikan ada atau tidaknya label halal

pada produk makanan dan minuman maupun memperhatikan komposisi untuk

mengetahui kehalalal produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai