Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD SAHRUL BASSARI

NIM : D.111.19.0018
KELAS : FTP A PAGI

RESUME KULIAH PRAKTISI KEAMANAN PANGAN (pemenuhan kompetensi food safety


compliance dan leadership menuju profil profesional mandiri )

Point of view
1. Sterilization of artisan product
2. CCPs double seaming and heat penetration
3. Process control and food safety certifications
4. Case study : BSC pasteurization industry
5. Food safety competency for fresh graduate
6. Leadhership
Proses termal
 Memasak makanan/cooking
 Pengawetan makanan
Produk dimasukkan kedalam Kemasan (botol, gelas,dll) kemudian ditutup, setelah itu produk
dimasukkan kedalam tabung dengan dilakukan pemanasan ( dengan panas basah ), dengan tujuan
agar produk setil didalam wadah.
Standard keamanan pengalengan (double seaming)
Penutupan kaleng bertujuan agar didapatkan kondisi kedap hermetis, dimana produk terisolasi
dari perpindahan udara didalam dan diluar kaleng.
Double seaming dilakukan dalam 2 tahap operasi, yang pertama menghasilkan lipatan yang
bertautan antara flange (bibir) dengan tutup kaleng. Operasi tahap kedua bertujuan
memampatkan lipatan dari tahap pertama menjadi lebih rapat.
Pemeriksaan double seaming bisa dengan optical (dengan seam scope) ataupun manual dengan
micrometer, terutama terhadap cover hook, body hook, counter sink, seam thickness dan dengan
perhitungan overlap (minimal 55% dan maksimal 65% - SNI 01- 2372.4-2006 ATAU 1.1 mm
up)
Nilai f0 adalah waktu proses yang harus dicapai untuk memperoleh nilai sterilisasi (SV) tertentu
yang ditargetkan.
Penetrasi panas
Tapi diukur pada titik terdingin pada kaleng :
 Posisi SHP/CP
Bagaimana mengembangkan kompetensi ?
Dengan cara IRMA :
 Introduced (pengenalan)
 Reinforced (penguatan)
 Mestered (penguasaan)
 Assessed (penilaian)
Dalam hal penguasaan kompetensi food safety compliance, minimal atribut yang harus dicapai
adalah mastered (penguasaan), namun yang terbaik adalah assessed sehingga lulusan THP mapu
menciptakan peluang kerja untuk UKM/IKM yang dikelolanya sendiri maupun melakukan
pendampingan pada industry pangan hasil perikanan yang membutuhkannya.
Desain solusi :
 Jaminan mutu dan keamanan pangan
 Manajemen persediaan
 Jangkauan pasar

Kompetensi terhadap strategi komunikasi


Communication goal :
1. UNDERSTANDING
2. CHANGE OF BEHAVIOR
Leadership
Pemimpi (visi) + N (nyali = aksi )
Leadership yang dibangun adalah system bukan “sinten”. Keputusan yang diambil seorang
leader adalah IRISAN dari decision making dan problem solving, kadang kala bukan yang
terbaik tetapi harus dilakukan.
4 indikator transformational leadership :
1. Individual concideration : Penelitian terapan anda berhasil
2. Intelectual stimulation : tidak takut yang diajari jadi lebih pandai
3. Inspirational motivation : selalu menjadi role model (teladan)
4. Idealized influence : UKM pangan menerapkan standar HACCP

Anda mungkin juga menyukai