Anda di halaman 1dari 14

“CINTA BERSEMI SEWAKTU PRAKERIN”

Namaku Ayu Nur Mega, aku adalah seorang siswi Prakerin (praktek kerja industri) dari salah satu
sekolah kejuruan Negeri daerah Bandung Barat. Aku prakerin di sebuah kantor yang bergerak di bidang
kesehatan tepatnya di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Cimahi, Jawa Barat.

Aku prakerin dengan ketiga temanku yaitu Mawar, Fani dan Fitri. Yaaaaa.. walaupun tempat prakerinnya
jauh, tapi kami tetap menjalankannya karena ini sebuah tugas untuk kelas 11. Aku, Mawar dan Fitri,
kami ngekos di daerah yang dekat dengan kantor. Tapi untuk Fani, dia tidak bisa ikut ngekos dengan
kami karena faktor keuangannya jadi dia tinggal bersama neneknya.

Hari pertama kami masuk prakerin, tepatnya pada tanggal 4 Januari 2017. Waktu Menunjukkan pukul
07.15 pagi kami bertiga sudah siap untuk berangkat, berhubung tempatnya dekat dengan kosan, kami
berangkat dengan jalan kaki. Baru saja aku membuka gerbangnya ternyata udah ada Fani di depan
gerbang.

“Fani..??” Tanyaku kaget.

Fani hanya membalasnya dengan senyuman.

“Yeeee.. kita berangkat bareng!” Kata Mawar dengan semangat.

Akhirnya untuk hari pertama prakerin kami berangkat berempat. Setelah sampainya di kantor, aku
melihat 3 orang siswi yang prakerin juga dari sekolah lain.

“Yuuyuu.. coba kamu tanyain ke security nya,” Bisik Fitri padaku.

“Okeee..” Jawabku.

“Assalamualaikum pak.. maaf bisa bertemu dengan bu Eka..??” Tanyaku pada seorang security.

“Waalaikumsalam.. Oouuhh iya boleh-boleh..” Jawabnya. “Ayo saya anterin.” Ajak bapak security itu.

Aku dan ke-3 temanku dianterin oleh si bapak itu untuk menemui bu Eka di lantai 2, bu Eka adalah
pembimbing kami selama 3 bulan prakerin di kantor BPJS.

“Permisi bu, ini ada anak yang mau menemui ibu.” Kata security itu dengan sopan.

Bu Eka langsung melihat ke arah kami..

“Ouuhh yang prakerin dari cipeundeuy itu ya..??” Tanyanya pada kami.

“Iyyaa bu..” Jawab kami.

“Yaudah pak makasih udah dianterin,” Kata bu Eka pada security itu.

Si bapak security itu pun kembali ke bawah untuk melaksanakan tugasnya. Setelah itu kami dibagi
menjadi 2 tim oleh bu Eka, untuk tim 1 Mawar dan Fani yang tugasnya di lantai 2 untuk pengarsipan,
sedangkan untuk tim 2 aku dan Fitri yang tugasnya di bagian pelayanan peserta yang ada di depan.

“Okee, saya sudah ngebagi 2 tim dan sekarang kalian kerjakan apa yang sudah saya bilang tadi.” Kata bu
Eka.

“Siiiaapp buu..” Jawab kami dengan serempak dan semangat.

“Buu..tolong untuk tim 2 anterin ke depan yaa..” Pintaku dengan malu.

“Yaa udah saya anterin dulu tim 2 ke depan dan untuk tim 1 tunggu dulu jangan kemana-kemana
sebelum saya kesini.” Kata bu Eka pada Mawar dan Fani.

“Oookee bu..” Jawab mereka sambil mengacungkan jempol.


Setelah itu Aku dan Fitri dianterin ke depan oleh bu Eka, sesampainya di depan kami berdua dititipkan
ke securitynya agar dikasih bimbingan dan pemahaman juga sama halnya seperti anak prakerin dari
sekolah lain.

Aku kebagian tugas di bagian pelayanan umum dengan seorang siswi prakerin dari sekolah lain,
sedangkan Fitri kebagian tugas di bagian pendaftaran baru bersama 2 orang siswi prakerin dari sekolah
lain. Awalnya kami malu-malu tapi lama kelamaan saling berkenalan satu sama lain. Sifa, Tina dan Dewi
itulah teman baru kami.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 waktunya istirahat untuk anak prakerin selama 30 menit,
karena yang 30 menitnya lagi untuk istirahat si bapak-bapak security. Kami istirahat berbarengan
dengan Fani dan Mawar jadi istirahatnya pun tambah seru. Aku dan Fitri punya teman baru bukan
berarti harus meninggalkan teman yang lama kan..??.

Istirahat 30 menit pun sudah selesai, kami langsung kembali ke tempat asalnya masing-masing. Dari
istirahat ke pulang itu waktunya berdekatan, yaaa jadi tak terasa kami harus berpisah sementara waktu..
Setelah kantor tutup dan waktu menunjukan pukul 4 sore kami ber-5 langsung menemui bu Eka untuk
pamit pulang.

Setelah berpamitan kami ber-5, Mawar dan Fani pun pulang. Tina, Dewi dan Sifa pulang naik angkot
warna hijau sedangkan Fani pulang naik angkot warna orange, setelah melihat mereka naik angkot dan
berangkat aku, Fitri dan Mawar pun langsung otw ke rumah kosan.

Hari demi hari, waktu ke waktu berjalan begitu cepat tak terasa aku prakerin sudah 1 bulan lamanya.
Begitu banyak perubahan dan kejadian yang kualami selama 1 bulan ini. Kedekatan dengan teman-
teman baru, bapak-bapak security dan ibu bapak staffnya, selain itu ada pula ketidakakuran antara Fitri
dan Fani. Aku ingin bisa menyatukan mereka berdua seperti dulu, yang kemana-mana selalu berempat
dengan kompak. Padahal aku sudah melakukan berbagai cara untuk bisa menyatukannya, sampai-
sampai aku rela pura-pura sakit demi mereka baikan.

2 minggu pun berlalu, rencanaku tetap saja “GATOT (gagal totol)” untuk bisa menyatukan kembali 2
sejola-joli itu.

“Sebenarnya ada masalah apa sih antara Fani dan Fitri sehingga mereka harus membenci satu sama
lain..?? Apaaa..gara-gara Randi si OB ganteng itu..?? Tapi masa iya gara-gara itu..??” Gumamku dalam
lamunan sambil mainin sebuah hekter.

Dalam keadaan setengah sadar dari lamunan, aku mendengar suara Sifa yang sedang terkagum-kagum
pada seorang lelaki yang baru saja sampai. Tina dan Dewi langsung menghampiri Sifa karena mereka
berdua pun sama hal nya seperti Sifa dan keadaan pun langsung heboh.

“Seeseesee ada apa ini, kok jadi hebring kaya gini sih..??” Tanyaku penasaran dan masih dalam keadaan
setengah sadar.

“Itu Yuu pak GG,” Sahut Sifa dengan senang.

“Apa lege..??” Tanyaku kaget dan langsung sadar.

“GG yuu bukan lege..” Jawab Tina agak kesal.

“Yang mana sih Fa..??” Tanyaku ke Sifa penuh penasaran.“ Yang tadi buka helm,” Sahut Sifa dengan
senang.

“Ouuhh yang itu..emang ganteng sih Fa..” Kataku pelan sembari melihat ke orangnya.

Tiba-tiba orang yang kulihat memberi isyarat supaya mendekati, aku langsung samperin dengan
perasaan yang begitu senang. Tapi ketika pas aku liat name tagnya senyum di bibirku menjadi tanda
tanya di kepalaku. Ternyata aku salah orang, lelaki ganteng ini bukan pak GG yang dimaksud Sifa
melainkan ini pak Vitra.
Pak Vitra menyuruhku untuk mengcopy sebuah document pemasaran dan harus segera mungkin,
untung saja di pelayanan tidak terlalu banyak pesertanya, jadi untuk mengcopy document aku dibantuin
oleh Dewi. Sembari mengcopy kami ngobrol-ngobrol tentang pak GG, ternyata pak GG tuh mantan
pegawai disini. Dia habis kontraknya pada tanggal 3 Januari 2017.

“Pantes saja orangnya gak pernah ketemu padahal udah 1 bulan lebih, eehh orang dia gak kerja lagi
disini..” Kataku pelan.

“Apa Yuu..??” Tanya Dewi padaku.

“Haahh...enggak..enggak papa kok,” Jawabku kaget.

Setelah beres mengcopy, kami langsung menyimpannya di meja pak Vitra dan kami pun langsung
kembali ke depan. Yaaaa walaupun pelayanan sudah tutup.

Aku masih saja penasaran yang mana pak GG itu, aku pun langsung menanyakannya ke Sifa tapi sayang
orangnya sudah pergi.

“Yaaahhh udah pergi..” Kataku sambil cemberut.

“ Udah jangan cemberut.. Suatu saat nanti kamu pasti bisa bertemu dengannya.” Kata Sifa menghiburku.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan berharap itu terjadi.

Karena keasyikan ngobrol, waktu pun tak terasa sudah pukul 4 waktunya kami Pulang untuk
merefreshkan badan ini. Sang waktu tak bisa menunggu siapa pun, dia terus maju dengan keinginannya
sendiri. Dan tak terasa hari ini adalah hari terakhir Sifa, Tina dan Dewi prakerin dimana dulu hari ini
sangat dinantikan, tapi ketika harinya telah tiba malah mereka gak mau ini terjadi.

Mereka bertiga meminta aku ,Fitri dan Mawar untuk jangan pulang dulu, mereka ingin habiskan waktu
hari ini dengan kami tapi sayang kami tak bisa karena Fitri merasa tak enak badan jadi kami harus cepet-
cepet pulang.

Di setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, di setiap ada perkenalan disitu akan hadir rasa sayang,
dan di setiap ada rasa benci akan tersimpan pula rasa cinta.

Udara dingin yang menyelimuti malam membuat aku, Mawar dan Fitri bangun kesiangan. Hari ini Fitri
tidak masuk prakerin karena dia demam, aku dan Mawar pun langsung cepet-cepet mandi dan ganti
baju, saking buru-burunya aku dan Mawar memakai dasi dan almamater sambil lari-lari kecil. Tiba-tiba
ada seorang wanita muda yang menghentikan perjalanan kami.

“Mbaa..mba maaf mba mau sekolah ya..??” Tanyanya pada kami.

“Iyaa..iyaa mba,” Jawabku agak panik.

“Lagi sibuk yaa mbaa..??” Tanyanya lagi.

“Iyaa..iyaa sibuk-sibuuk,” Jawab Mawar.

“Maaf mbaa kalau boleh tau mau apa ya..??” Tanyaku padanya penasaran.

“Gini mba, saya dari salon Anata ingin menawarin mba berdua ini jadi model kami.” Jawabnya rinci.

“Apaa model..??” Tanyaku kaget.

“Saaloon..??” Tanya Mawar ikut kaget.

“ANATA..??” Tanya kami berbarengan sambil tatap-tatapan.

“Maaf yaa mba kami sedang buru-buru.” Kataku sambil megang tangan Mawar dan langsung naik
angkot. Hhmm padahal jadi model tuh salah satu cita-citaku.
Sesampainya di kantor, kami liat udah banyak peserta yang ingin mendaftar BPJS. Aku langsung
bergegas menanganinya, yaaa walaupun sempat diomelin pak Asep tapi hal itu tidak menjadikan
semangatku hilang. Setelah kantor tutup, Mawar dan Fani turun ke bawah untuk nemenin, ketika kami
sedang asyik mengobrol tiba-tiba pak Asep datang dan duduk di depan kami.

Dia mengajak kami untuk ngeliwet pada hari minggu ini dan ia pun menyuruh untuk ngajak yang lainnya
juga. Tapi tetep aja yang bisa dateng cuma aku sama Fitri, karena Sifa, Tina dan Dewi mereka udah
pulang ke kampung halamannya dan untuk Fani dan Mawar mereka berdua ingin pulkam dulu karena
mau minta uang jajan.

Hari minggu, hari perencanaan dimana hari ini adalah hari pertama kalinya Aku dan Fitri makan-makan
bareng dengan si bapak security dan untuk acaranya kami rencanakan di kantor saja supaya lebih dekat
dan tanpa biaya.

Sesampainya di kantor kami langsung menyapa si bapak-bapak security, aku dan Fitri langsung duduk di
pos satpam. Selang beberapa menit tiba-tiba aku melihat seorang pemuda berkulit putih yang baru saja
sampai.

“Siapaa itu yaa..?? Aku kira acara ini cuma kami berlima eehh taunyaa...laahh kok si bapak-bapak ini
kaya yang udah akrab bangeet yaa..??” Gumamku.

Terus pemuda itu ikut duduk di samping Fitri sambil nonton acara TV, ketika melihatnya aku langsung
teringat ke pak GG yang disanjung-sanjung ketiga cewek itu. Penasaranku mulai kambuh lagi, aku
langsung nanya ke Fitri dengan harapan dia tau yang mana pak GG itu.

“Eeehh Fit, kamu tau gak yang mana sih pak GG tuh..??” Bisikku pada Fitri.

Fitri yang dengernya langsung menunjukkan telunjuknya ke belakang sambil bilang, “Ini Yuu orangnya,”

“Yang ini..??” Bisikku lagi.

“Iyaaa ini yang duduk di sampingku.” Kata Fitri.

Mendengar jawabannya aku langsung kaget.

“Kenapa deeek..??” Tanya pemuda itu padaku.

“Heheehe..eeenggaak pak,” Sahutku sambil senyum-senyum malu.

“Haaa..Ya Allah ternyata ini orangnya, tapi kenapa Sifa, Tina, Dewi sangat tergila-gila padanya..??
Padahal dia orangnya biasa-biasa aja dan eeuuhhh penampilannya, sungguh aku tidak menyukainya
bahkan sedikit pun.” Gumamku sambil liatin pemuda itu dari atas sampai bawah.

Yaa mungkin aku gadis dari sebuah kampung jadi pas liat pemuda-pemuda di kota tuh ngerasa aneh. Pas
aku palingkan wajah karena malu, bingung dan aneh, aku liat pak Asep yang sedang kerepotan
membawa bahan masakan yang akan dimasak, aku dan Fitri langsung mengikutinya supaya bisa
membantunya. Eehh pas disamperin mau dibantu malah gak diizinin, yaudah kami hanya ngikut-ngikutin
aja, sesampainya di dapur pak Asep langsung menyiapkan wadah-wadah yang diperlukan untuk
memasak sedangkan aku dan Fitri langsung duduk manis menyaksikannya. Yaaa salah sendiri gak mau
dibantu, heemm emang sih dari awal dia mau nunjukin bahwa masakannya itu sangat enak dan
berkualitas tinggi tanpa bantuan siapa pun.

Setelah makanan selesai dimasak kami pun membawanya ke pos satpam untuk segera disantap, terus
kami pun duduk melingkar dengan beralaskan sebuah tikar. Sungguhhh..serasa aku makan dengan
keluargaku sendiri, kami pun langsung menyantap makanannya dan yaa sungguh sangat enak, bener apa
yang dibilang pak Asep. 2 jempol deeh untuk makanannya.

Pak Asep adalah satu-satunya orang yang menyayangi kami seperti anaknya sendiri, dan dia sebisa
mungkin untuk buat kami terus tersenyum. Setelah selesai makan, aku dan Fitri langsung
membereskannya dan duduk bersantai sambil ngobrol-ngobrol.
Tiba-tiba Mawar datang dengan berlarian.

“Aayuu...Fitri..” Kata Mawar sambil ngos-ngosan.

“Mawar..?? Kapan kamu kesini..??” Tanya Fitri pada Mawar.

“Iyyaa aku baru sampai, kukira kalian berdua udah pulang ke kos...” Sahut Mawar.

“Ouuhh iyyaa Fit, ada bapakmu tuh di kos..” Tambahnya.

“Apaaa..??” Tanya Fitri kaget.

“Iyyaa..ayoo cepatlah..!!!” Ajak Mawar padaku dan Fitri.

Kami pun berpamitan untuk pulang dan langsung berlari agar cepat sampai. Sesampainya di kos ternyata
bener ada bapaknya Fitri, dia cuma ngasih uang ke anaknya dan langsung pulang karena takut
ketinggalan bus.

Dua bulan pun berlalu, kini aku tinggal menunggu 1 bulan lagi untuk menyelesaikan tugas prakerin.

Malam ini pak Abdul mengajak kami main ke bumi arena (tempat olahraga) untuk bermain badminton.
Walaupun suhu badan ini terasa panas aku tetap pergi karena gak mau ngecewain temenku Fitri yang
sudah kuanggap saudariku sendiri, padahal Mawar sudah melarangku untuk pergi tapi aku
mengabaikannya dan Mawar tidak mau ikut karena males. Lagi-lagi aku dan Fitri yang berangkat, kami
dijemput pak Abdul dengan motornya.

Kami berhenti dulu di kantor, katanya pak Dadang mau ke bumi arena juga jadi aku ikut sama pak
Dadang untuk berangkatnya dan Fitri Bersama pak Abdul. Oouuhh iyya Fitri tuh sangat menyukai pak
Abdul jadi sebisa mungkin aku ngedeketin dia sama pak Abdul.

Setelah sampainya di tempat kami langsung masuk, dan ketika kita masuk..

“Woouu kerennya..Semua olahraga disini ada tempatnya...Hhaaa..di..disini juga ada orang-orang kantor,
ada pak kiki pula.” Gumamku dengan kaget.

“Kenapa kalian berhenti di pintu..??” Tanya pak Abdul pada kami. “Ayyoo masuk!” Ajaknya.

Kami masuk bersama pak Abdul, sebenarnya aku ingin pulang lagi karena malu banyak orang kantor
yang datang tapi apalah dayaku, tidak ada yang nganter pulang.

Selang beberapa menit kemudian...

“Yuuyyuu, coba liat ke sana!!” Bisik Fitri padaku sambil melirik ke arah pintu.

Aku pun langsung melihat ke arah yang dimaksud.

"Oouuhh dia.." Gumamku.

"Biarkan sajalah.." Kataku pada Fitri sambil terus nonton yang sedang main badminton.

"Hmmm..sungguh dia orangnya penuh teka-teki.. di kantor orangnya jutek, omongannya pun begitu
pedas tapi tak kusangka disini dia berubah menjadi orang yang mudah akrab, pokoknya seneng deehh
liat senyumannya itu.." Gumamku sambil tersenyum liat Pak Kiki.

Pak Kiki adalah salah satu orang yang bekerja di kantor BPJS, orangnya palinggg jutek tapi aku sungguh
menyukainya karena aku suka tantangan. Aku sempat deg-degan pas pak Kiki nyamperin aku dan Fitri,
kukira mau apa gitu ternyata dia cuma nawarin main badminton pada kami berdua. Kami nolak untuk
bermain karena takut malu-maluin.

Setelah pak Kiki pergi Fitri membisikkan sesuatu padaku..

"Yuuu, coba liat pak GG!!" Bisiknya padaku.


"Emangnya kenapa..??" Tanyaku.

"Hahaa..dia menirukan obrolanmu dengan pak Kiki." Sahut Fitri sambil tertawa.

"Dasar orang nyebelin!" Kataku sambil melihat ke arah pak GG.

Tapi ketika aku melihat ke arahnya dia pura-pura melihat ke arah yang lain sambil tersenyum-senyum.

"Sudahlah Yuu jangan terlalu benci sama orang ntar kamuuu...." Kata Fitri menggodaku.

"Ntar apa hem..??" Tanyaku padanya.

"Ntar sukaa...hahaa.." Jawab Fitri sambil tak tahan menahan tawa.

"Ouuhh iyaa..?? Lagi pula aku tidak membencinya, biasa aja kali!" Kataku menjelaskannya.

Ketika pak Abdul melihat kami ngobrol, dia pun langsung nyamperin.

"Ngobrolin apa nii eneng-eneng..?? Kayaknya seru," Tanyanya pada kami.

"Hehe..enggak kok pak biasa aja," Sahut Fitri.

"Pak kapan pulang..??" Tanyaku pada pak Abdul.

"Kita pulang sekarang aja yuuk.." Jawabnya.

"Sekarang..??" Tanyaku lagi.

"Iyaa, lagi pula ini udah terlalu malem dan mumpung hujannya belum gede..bapak kesian pada Ayu
mukanya udah merah gitu.." Kata pak Abdul dengan ekspresi khawatir.

"Trus kita pulangnya gimana pak..?? Kan tadi aku berangkat bareng pak Dadang.." Tanyaku bingung.

"Udah jangan khawatir kita bertiga aja yaa.." Jawabnya sambil nahan tawa .

Karena kalau aku sakit takutnya gak bisa masuk prakerin dan pastinya dia akan merasa bersalah karena
mengajak kami main malam-malam. Kami pun langsung keluar menuju parkiran, tiba-tiba pak GG pun
ikut keluar karena dia juga berniat mau pulang.

"Eehh mas, mau pulang..??" Tanya pak Abdul padanya.

"Iyya nih mumpung hujannya gerimis," Jawabnya.

"Aku titip anak 1 yaa boleh..??" Tanya pak Abdul lagi.

"Ouuh iyaa boleh..tapi aku mau parkirin dulu motornya." Sahutnya dengan tersenyum dan dia pun
langsung pergi dari hadapan kami.

Aku sempat kaget mendengar pak Abdul. "aku titip anak 1" emangnya anak ayam dititip-titip??

Dan pak Abdul pun menyuruh di antara aku dan Fitri harus ikut sama pak GG, yaa aku terpaksa ikut sama
pak GG karena Fitri mau ikut sama pak Abdul.

"Yaaudah lah terserah Fitri aja..yang penting aku sampai rumah dengan selamat." Kataku pada Fitri

Yaa padahal aku juga tahu sebenernya Fitri ingin bareng sama pak GG tapi dia juga gak mau aku bareng
sama pak Abdul karena Fitri menyukai pak Abdul.

Tak lama kemudian pak Abdul dan pak GG datang di hadapan kami.

"Pak, Ayu yang akan ikut sama bapak..aku titip Ayu yaa pak jangan diapain-apain." Kata Fitri pada pak
GG sambil nyengir.

Aku langsung melotot ke arah Fitri, apa yang dia maksud coba..?? Kan aku sudah bilang tadi, bahwa aku
tak peduli mau pulang sama siapa yang penting selamat sampai tujuan..dasar anak nyebelin.
Selama di perjalanan aku dan dia hanya terdiam saja dan ada beberapa kejadian yang rasanya tuh
jantung mau copot gara-gara "rem mendadak".

"Nih orang kayaknya niat bangeet ngebunuh saya!" Gumamku dengan kesal.

Tak lama dari itu dia langsung membawa motornya pelan, apa dia bisa dengar suara hatiku..?? Tapi
entahlah hanya Tuhan yang tau.

"Lohh..loohh mau kemana pak..??" Tanyaku kaget dan bingung

"Ouuhh iyaa, aku lupa bawa penumpang...ini kosan aku hehee.." Sahutnya sambil nepuk jidatnya.

Dia pun langsung ngundurin motornya dan masuk ke gang dimana disitu adalah jalan ke kosanku,
untung saja kosku tak jauh dari kosan dia. Sesampainya di depan gerbang ternyata udah ada Fitri dan
pak Abdul yang ternyata mereka sampai duluan, aku dan Fitri pun langsung mengucapkan terima kasih
ke mereka berdua dan setelah mereka pergi kami pun langsung masuk.

"Assalamualaikum, Mawar..mawar..??" Kata kami sambil ketuk-ketuk pintu.

"Waalaikumsalam.. Bentarr.." Sahut Mawar dari dalam.

"Haa Mawarr..Mawar kamu tau gak..??" Tanya Fitri heboh sendiri.

Fitri pun menceritakan semua kejadian tadi tentang bumi arena dan kebersamaan aku dengan pak GG,
aku pura-pura gak dengar aja dan langsung pergi ke kamar mandi untuk ganti baju.

Tapi yaa kuakui itu bener-bener terjadi malam-malam naik motor berdua, hujan gerimis uuhh dramatis
banget..tapi untungnya itu malam rabu bukan malam minggu.

Hari demi hari kami pun jadi sering bertemu, dan lama-lama perasaan itu mulai tumbuh. Perasaan yang
aneh, yang dimana ketika ketemu dengannya aku merasakan kebahagian tertentu dan aku pun bingung
sejak kapan..?? Dimana..?? Dan bagaimana perasaan ini tumbuh..??

Aku pun menceritakan semua ini kepada Fitri dan Mawar, dasar Fitri orangnya ember dia ceritakan
semua perasaan ini pada pak Asep dan menyebabkan suatu kejadian yang sangat bikin aku malu,
sampai-sampai pipi ini jadi merah.

Pak Asep pernah bilang, "Ayu kamu jangan sia-siakan kesempatan dimana kamu berada di dekatnya.."

Jangan sia-siakan dia, tapi malah kusia-siakan dan dia pun pindah ke Bandung.

1 bulan, 2 bulan, 2 bulan setengah, hari demi hari, waktu demi waktu begitu berjalan dengan cepat.
Dulu pas pertama kalinya aku datang ke cimahi, aku dan teman-teman sungguh gak betah pengennya
pulang mulu ditambah aku sering sakit-sakitan. Tapi kenapa..?? Pas sekarang tinggal semingguan lagi
malah gak mau pulang.

5 hari kemudian, tepatnya 29 maret 2017...

"Hari ini, hari yang kau tunggu...bertambah satu tahun usiamu bahagialah kamu.."

Kudengar sebuah alunan musik yang begitu keras, awalnya aku marah-marah tapi pas kuliat Mawar
membawa sesuatu yang menyala sontak aku terbangun dan tersenyum bahagia.

"Uhh apa-apaan ini..??" Tanyaku bingung.

"Selamat ulang tahun Ayu Nur Mega.." Jawab mereka berdua.

"Haaa kalian ini.." Kataku sambil memeluk mereka.

"Udah nih tiup dulu lilinnya.." Kata Mawar.

Aku melepaskan pelukanku dan langsung meniup lilinnya.


Aku sungguh terharu melihat mereka lakukan semua ini, mereka ingin mewujudkan sebuah keinginan
yang selama 17 tahun ini tak pernah keluargaku kasih yaitu cuma tiup lilin. Walaupun kuenya sebuah
roti bakar tapi aku sangat menghargainya.

"Terima kasih Mawar, Fitri, kalian telah mewujudkan keinginanku itu terima kasih." Setelah itu kami pun
tidur kembali, sebelum kumemejamkan mata ini aku sempat berharap ada suatu kebahagian yang tak
terduga untuk hari dimana kudatang ke dunia ini.

Pagi hari yang cerah, aku terbangun dari tidur dan langsung melihat ponsel. Aku harap ada sebuah pesan
singkat dari seseorang tapi itu tidak ada.

"Mungkin dia gak tau tentang hari ini." Gumamku.

Aku pun menjalankan aktivitas seperti biasanya, tapi sungguh aku gak ngerti dengan teka-teki. Hari ini
memang hari yang berbeda tapi bukannya aku merasa senang malah aku merasa kecewa, aku gak bisa
membuat moment yang bahagia untuk hari ini.

Aku dicuekin sama semua security, sampai-sampai aku dimarahin sama pak Asep tanpa sebab akibat,
dari sana aku langsung pulang tanpa pamit pada siapa pun. Sesampainya dirumah kos aku langsung
berbaring sembari mengingat-ingat apa salahku sampai-sampai bisa dimarahin sama pak Asep, aku sedih
bukan karena mereka tak mengingat hari ini tapi aku sedih dimarahin sama pak Asep yang sudah
kuanggap bapak sendiri. Tiba-tiba Mawar dan Fitri pulang.

"Assalamualaikum.." kata mereka berdua.

Aku Cuma menjawabnya dalam hati dan pura-pura tidur.

"Ayu, malam ini pak Abdul ngajakin kita main..kamu mau ikut..??" Tanya Fitri.

"Yuu, kamu jawab dong..!!" Pinta Mawar. "Aku tau kamu tuh pura-pura tidur." Tambahnya lagi.

"Gak mau..kalau kalian mau pergi yaa pergi aja!" Jawabku ketus.

"Lohh ko gitu jawabnya Yuu..??" Kata Fitri kesal.

"Iyyaaa Yuu, mereka yang berbuat kenapa kami keimbas juga.." Tambah Mawar.

Kupikir-pikir bener apa kata Mawar kenapa mereka juga keimbas, aku pun langsung bangun dan
menatap mereka.

"Maaf Fit, War aku tadi terbawa emosi..kalau kalian mau pergi silakan, tapi aku males untuk pergi."
Kataku lembut pada Mereka.

"Kenapaa gak mau ikut..??" Tanya Mawar memelas.

"Aku merasa gak enak badan..kalian aja berdua yaa, aku cuma titip..kalian jangan pada nakal." Sahutku
sambil tersenyum.

" Iyyaaa ibu cantik..." Kata mereka serempak.

Akhirnya kami pun berpelukan dan tertawa bareng lagi.

"Yauudah kita masak dulu yuuk War..!!" Ajak Fitri pada Mawar.

Baru saja aku mau berdiri tapi Fitri melarangku membantu mereka, karena mereka gak mau bikin aku
sakit lagi. Setelah memasak mereka langsung mandi dan bersiap-siap untuk Pergi, mereka pun telah siap
dan langsung berpamitan padaku.

"Ayyu kita berangkat dulu yaa.." Kata Fitri.

"Iyyaa sok hati-hati di jalannya yaa.." Kataku.


"Kamu juga hati-hati di rumah pas kita pergi langsung kunci pintunya." Kata Mawar cerewet.

"Iyyaa anakku yang cantik.." Kataku sambil nyubit pipi Mawar.

Ouuh iyya kenapa aku bilang begitu..?? Karena aku paling tua di antara mereka jadinya merasa kaya ibu
mereka, semua keuangan dan makanan aku yang ngatur bahkan semua waktu mereka pun.

Setelah mereka pergi, aku pun langsung menutup dan mengunci pintunya. Baru saja aku mau berbaring
tiba-tiba ponselku berbunyi, kukira Fitri atau Mawar yang nelpon ternyata pak GG yang nelpon, aku
langsung mematikan telponnya karena deg-degan tapi dia malah terus menelponku berulang kali
sampai-sampai ada 10 kali panggilan tak terjawab dari dia. Pas dia nelpon lagi aku langsung
menjawabnya.

"Hallo, Assalamualaikum aa..ada apa yaa pak..??" Tanyaku gugup.

"Iyya waalaikumsalam, dek kamu dimana..??" Dia balik tanya padaku.

"Aku dikosan pak..emangnya ada apa yaa..??" Tanyaku penasaran.

"Dek, bisa tolong saya gak..??" Katanya.

Kalau didenger dari suaranya dia itu sedang dalam kesusahaan.

"Iyyaa pak bo..boleh..boleh." sahutku. "Minta tolong apa yaa..??" Tanyaku.

"Bisa kesini dulu sebentar..?? Saya sudah di depan gerbang kosanmu nih," Katanya.

"Apaa..??" Tanyaku kaget.

"Ya ampun kenapa dia ada disini Ya Allah.." Gumamku.

"Deeekk..??" Tanyanya lagi.

"Oouuhh ii..iiyyaa aku kesana sekarang," Jawabku dengan gugup.

Aku langsung memakai hijab dan langsung nyamperin dia, sesampainya di depan gerbang aku langsung
tengok ke arah kanan.

"Loohh, katanya di depan gerbang tapi gak ada..dasar bohong! Lagian kenapa mau aja aku dikerjain.."
Kataku pelan.

Pas balik badan aku kaget menyadari keberadaannya, ternyata dia memang udah ada tapi aku gak
nengok ke arah kiri.

"Yaa ampun pakk..bikin kaget aja," Kataku sambil menghela napas.

"Makanya kalau liat tuh kiri-kanan bukan kanan aja." Katanya sambil menahan tawa.

"Tadi katanya mau minta tolong, minta tolong apa..??" Tanyaku.

"Yuuk ikut..!!" Ajaknya.

"Ikut kemana..?? Langsung ngajak aja!" Sahutku jutek.

"Saya suka sikapmu yang ini..penuh tantangan." Bisiknya sambil tersenyum.

"Apaa..??" Tanyaku kaget.

"Enggaak..ayo katanya mau ngebantu.." Katanya sambil menggodaku.

"Iyya..tapi ikut kemana..??" Tanyaku dengan bingung.

Tapi dia gak menjawabnya, malah dia mengeluarkan sebuah syal untuk menutup mataku dengan itu.

"Eeiittss, buat apa itu..??" Tanyaku lagi sambil menahan tangannya.


"Buat sesuatu," Jawabnya dengan tersenyum.

"Taaa..taa..tapi.." Kataku terbata-bata.

"Sudah, jangan tapi-tapian..janji gak bakalan niat buruk." Katanya menjelaskan.

Dia langsung menutupi mataku dengan syalnya itu dan langsung ngenggandeng tanganku untuk naik ke
motornya. Ketika dia menggandeng tanganku, aku merasa seperti ada aliran listrik 100 volt yang
menyetrum tubuhku saat ini, aku menjadi tegang dan jantungku berdegup sangat kencang.

Ketika sudah naik ke motor, dia menyuruhku pegangan tapi aku menghiraukannya dan dia pun tidak
bicara apa-apa. Pas ketika dia rem mendadak, aku sontak langsung memeluknya karena aku mulai
merasakan pusing.

"Kenapa dek..??" Tanyanya khawatir.

"Entah kenapa pak, aku mulai pusing dan rasanya tuh dingin banget.." Sahutku.

Dia langsung menepi dan turun dari motor.

"Eehh pak mau kemana..?" Tanyaku Karena aku takut jatuh.

"Nii pake dulu jaket nyaa biar gak kedinginan.." Jawabnya sambil memakaikan jaket.

"Ehh ini jaket siapa..??" Tanyaku lagi.

"Itu jaket aku..udah pake aja." Sahutnya.

Baru saja aku mau bilang "gak usah" dia udah mau jalanin motor lagi, aku kaget dan langsung
memegang pinggangnya.

"Ya Allah sebenarnya dia mau bawa aku kemana..?? Kenapa harus menutup mataku segala..apa jangan-
jangan..? Dia mau ngasih kejutan?" Gumamku sambil tersenyum.

Tak lama kemudian, dia berhenti dan turun dari motor.

"Dek..kita udah nyampe nih," Katanya.

"Udah nyampe..??" Tanyaku.

Baru saja aku mau ngelepas syalnya tapi dia menahan tanganku.

"Jangan dulu dibuka karena ini belum bener-bener sampai tujuannya..sini aku bantu." Katanya sambil
memegang tanganku.

Aku pun turun dari motor dan berjalan dengan digandengnya, setelah sesampainya di tempat...

"Kamu buka matanya pelan-pelan yaa.." Bisiknya padaku.

Aku menganggukkan kepala bertanda jawabnya iya..

"Saaattuuu...duuaa daann tiiigaaa..." katanya sambil membuka penutup mataku.

Aku pelan-pelan membuka mata dan woooww aku kaget dan terharu ketika melihat tempat yang begitu
indah dengan dihiasi lampu yang gemerlap dan mereka semua ada disini.

" Mawar, Fani, Fitri, bapak..?? Mereka ada disini..??" Gumamku.

"Mereka yang merencanakan semua ini," Bisik pak GG padaku.

"Happy Brithday Ayu Nur Mega..we love you.." Kata mereka semua dengan serempak.

Aku langsung tersenyum lepas dan haru melihatnya, sungguh ini tak terduga.

"Hahhaaa..kamu tercyduk yuu.." Kata Mawar sambil tertawa riang.


"Tercyduk..??" Tanyaku dengan bingung.

Aku langsung dibawa ketempat lain oleh temen-temen konyol ini. Ternyata semua ini ulah Mawar, Fani,
dan Fitri yang merencankannya, dan perubahan sikap si bapak-bapak security pun itu sebuah skenario.
Bahkan perdebatan antara Fani dan Fitri pun itu termasuk, sebenarnya mereka udah lama baikan dari
seminggu yang lalu.

"Kenapa kalian lakuin ini padaku..??" Tanyaku pada mereka dan langsung duduk di sebuah kursi

"Maafin kita yuu, kita tak bermaksud untuk menyakitimu yuu..maaf.." Kata Fani sembari jongkok dan
memegang lututku.

"Iyyaa yuu maaf.." Kata Fitri dan Mawar sembari memegang pundakku.

"Ouuhh iya yuu, kita setuju kamu dengan pak GG.." Kata Mawar dengan senang.

"Apaaa..??" Tanyaku kaget dan langsung bendiri. "Apa-apaan kalian ini..?? Sudah jangan buat lagi ulah
seperti ini lagi, sudah cukup.." Tambahku lagi dengan kesal.

"Tapii yyuu.." Kata Fitri yang perkataannya terpotong karena kedatangan seseorang.

"Happy birthday to you..happy birthday to you..happy birthday..happy birthday Ayu.." Alunan lagu yang
merdu dinyanyikan pak GG untukku, sembari dia membawa sebuah kue ulang tahun yang diberi lilin
angka 17 dan yang lainnya pun langsung berkumpul.

"Haaa, so sweet.." Kata Fani.

"Aku hanya ingin mewujudkan sebuah keinginan kecilmu saja.." Kata pak GG padaku.

Aku hanya tersenyum melihatnya.

"Tiup lilin kan..??" Bisiknya padaku.

Aku kaget mendengar perkataannya itu, dan langsung melihat kearah Fitri karena pasti dia yang
memberitahu pak GG tentang hal itu.

"Sudahlah jangan dimarahin temannya kesian," bisik pak GG. "Sekarang wujudkan saja keinginanmu
itu.." Tambahnya.

Aku cuma tersenyum dan mengangguk sebagai jawabannya, lalu aku langsung meniup lilinnya, setelah
ku meniup lilin dia meminta tolong pada Fitri untuk memegang kuenya. Dia langsung mengambil posisi
jongkok ksatria.

"Eeeh, kenapa begitu..??" Tanyaku padanya sembari memegang bahunya.

"Udah dengerin aja dulu dia mau bilang apa..??" Kata pak Asep sembari menahan tanganku.

Dia langsung mengeluarkan sebuah bunga mawar yang indah dari belakangnya.

"Bunga..??" Gumamku dan kaget melihatnya.

"Mau kah kau menjadi rekan hidupku dan bidadariku untuk selamanya..??" Tanyanya padaku. "Aku
bersungguh-sungguh dan aku dalam keadaan sadar saat ini.." Tambahnya lagi.

Mendengar hal itu aku langsung kaget, dan jujur saja ini pertama kalinya kudengar kata-kata seperti ini.
Kata-kata dimana yang kudengar hanya dalam sinetron dan drama.

Udara yang awalnya dingin berubah menjadi panas rasanya tuh kayak yang di deket api.

"Ya Allah apa ini bener-bener nyata atau mimpi..??" Gumamku.

"Ini nyata dan aku mencintaimu karena Allah.." Tambahnya lagi sambil memasang senyum tipis di
pipinya yang berlesung pipit itu.
Jantungku berdegup lebih kencang dari yang awalku rasakan dan seperti ada aliran listrik 1000 volt yang
menyetrum tubuhku ini. Seketika aku berfikir dia itu kayak yang mau ngebunuh dengan kata-kata
manisnya itu.

"Ma..maafkan aku pak..aku tidak bisa.." Kataku dan berhenti sejenak.

Muka mereka langsung ekspresi yang kecewa gitu karena mereka kira itu jawabnnya, dan aku pun
langsung menatap mata pak GG yang kayaknya lebih kecewa. Pak GG pun langsung berdiri.

"Maaf..aku sangat minta maaf aku sudah menyukaimu." katanya dan beranjak pergi.

Aku tambah kaget mendengar perkataan yang terakhir dia ucapkan.Setelah beberapa langkah dia
menjauhiku, aku memberanikan diri untuk mengeluarkan suara.

"Pak Gingyn, tunggu sebentar.." Kataku.

Dia pun langsung berhenti dan membalikkan badannya, dan aku langsung mendekatinya.

"Apa maksudmu bilang begitu..??" Tanyaku bingung.

"Iyyaa aku minta maaf telah menyukaimu.." Sahutnya.

"Hhh, pak tolong biasakan dengerin omongan orang sampai selesai," Kataku sambil menatapnya.

"Oke aku dengerin omonganmu sampai selesai." Katanya sambil menatapku.

"Maaf pak aku tidak bisa, tidak bisa menolak permintaanmu itu.. Sungguh pak Gingyn aku juga
Mencintaimu karena Allah.." Kataku sambil tersenyum.

"Apaa..??" Tanyanya kaget.

"Aku menerimamu.." Kataku sambil tersenyum lepas.

Dia langsung memelukku dan bebisik, "Insya Allah aku akan selalu menjagamu".

"Alhamdulillah.." Kata Mawar, Fitri, Fani dan si bapak-bapak.

Aku hanya tersenyum dalam pelukannya itu.

"Heeyy, kapan kuenya mau dimakan..?? Dia sudah menggodaku.." Kata Fitri padaku dan pak GG.

"Taun depan aja..." Canda pak GG sembari melepaskan pelukannya.

"Isshh, kau ini.." Kataku sambil menyubit pinggangnya.

"Iyyaa..iyaa sekarang maksudnya." Kata Pak GG sambil tersenyum ceria.

Kami pun langsung memotong kue dan memakannya bersama, sungguh hari ini adalah hari yang sangat
berharga buatku. Akhirnya aku berhasil membuat moment yang indah di hari kelahiranku ini.

"Terima kasih Ya Allah kau telah menghadirkan pak Gingyn dalam hidupku.." Gumamku sambil melihat
ke arahnya.

"Eheemm..ada yang curi-curi pandang nih.." Kata Fitri sambil menyenggolku.

"Apaan siihh.." Sahutku.

Hari ini adalah hari bahagia sekaligus sedih buatku dan teman-teman. Di malam ini, kami terakhir tinggal
di Cimahi karena besok kami dijemput pulang. Kepengennya aku tinggal disini 1 bulan lagi tapi ini sudah
ketentuan dari sekolah.

"Pak besok kita akan pulang ke Cipeundeuy.." Kata Fitri pada pak GG.

Pak GG yang mendengarnya langsung kaget dan terbatuk.


"Ini pak air..." Kataku sambil memberikan segelas air padanya.

Dia langsung meneguk air itu dan batuknya pun langsung reda.

"Apa bener besok kamu pulang..??" Tanyanya padaku.

"Iyyaa besok kami pulang pak karena tadi prakerin terakhir.." Kataku.

Dia langsung termenung dengan ucapanku itu.

"Jam berapa kalian pulang..??" Tanya pak Asep.

"Kita Pulang sekitar jam 12-an kayaknya...soalnya kita mau beres-beres dulu di kos." Sahut Fitri.

Pak Asep langsung membisikkan sesuatu ke pak GG, tiba-tiba pak GG pergi ke arah motornya dan dia
langsung kembali dengan membawa sebuah kotak kecil di tangannya. Dia langsung membuka kotak itu,
ternyata di dalamnya ada sebuah gelang yang begitu lucu dan dia pun langsung memasangnya di
tanganku.

"Aku hadiahkan ini padamu..tolong jaga dengan baik.." Katanya padaku.

"Ooyy Siaapp kapten.." Sahutku sambil hormat.

Dia langsung tersenyum melihat tingkahku seperti itu, malah yang lain langsung tertawa ketika melihat
tingkahku seperti itu.

"Ini udah jam 10, besok kalian harus bangun pagi kan..?? Ayoo aku anter kamu pulang." Kata pak GG
padaku.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya.

Untuk yang lainnya dianterin sama pak Abdul dan Pak Asep. Tapi kalau Fani dia dijemput sama Feri
pacarnya, tapi tetep saja aku menyuruh Fani nginep di rumah kos kita karena hari udah malam takutnya
ada omongan pedas dari tetangga deket rumah neneknya.

Di sepanjang perjalanan, kita terus mengobrol ini itu dan sengaja dia membawa motornya pelan sampai-
sampai sudah tersalip oleh mereka yang tertinggal jauh padahal kita duluan berangkat dari tempat tadi.
Kemungkinan ini hari terakhir kita habiskan waktu bersama, walaupun besok ada kesempatan lagi tapi
dia tidak bisa karena harus bekerja.

Baru saja masuk gang, kami berdua terkejut melihat mereka dari kejauhan sudah kumpul semua disana.

"Mereka kayak yang mau demo ya dek.." Kata pak GG kepadaku.

"Heem, tinggal ditambah obor aja.." Sahutku.

Kami berdua langsung tertawa bersama, sesampainya di depan gerbang kami langsung diejek oleh
mereka. Yaaa, dasar mereka selalu saja nyari kesempatan buat ngejek aku tapi aku tak pernah diambil
hati semua omongannya karena aku tahu mereka pasti bercanda.

"Tadi bilangnya ini udah terlalu malam tapi bawa motornya pelan.." Ejek pak Asep.

"Namanya juga baru jadian, harap maklumin aja pak.." Ejek Fani.

"Baru aja jadian udah mau ditinggal pulang.." Ejek Fitri.

Aku dan pak GG hanya tersenyum saja, sedikit pun kami tak merasa marah karena memang betul apa
yang dikatain mereka.

"Jadi..jadi ini judulnya Cinta Bersemi Sewaktu Prakerin dong.." Gurau Mawar.

"Mungkin lebih tepatnya Cinta Bersemi di detik-detik terakhir Prakerin.." Tambah Fani.

"Hmm..boleh-boleh bagus tuh judulnya.." Kataku. "Iyya kan pak..??" Tanyaku pada pak GG.
"Bapak..?? Kenapa tidak aa..??" Kata pak Asep menggodaku.

"Aa..??" Aku langsung mengerutkan keningku ketika mendengar perkataan pak Asep, tapi yang lainnya
malah tertawa suka.

"Terimakasih Ya Allah kau telah memberiku sebuah kejutan dan kebahagiaan ini, aku berjanji akan
kujaga hubungan keluarga ini. Makasih juga buat kalian yang telah memberikan waktu luangnya
untukku, aku tak akan lupa kejadian ini. Akan kukenang seumur hidupku..".

Antara Cinta dan benci memiliki garis yang begitu tipis, sehingga dimana ketika kau sangat membenci
seseorang suatu saat nanti kau akan sangat menyukainya.

Dalam hidup ini, yang terpenting bukanlah cinta makhluk melainkan cinta Tuhan yang Maha Esa.

Sahabat sejati ialah orang yang tulus mencintai dan menyayangimu walau telah mengetahui segala
keburukanmu. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan sebaik-baiknya perpisahan dengan
adanya janji untuk terus ingat dan selalu berkomunikasi.

- SELESAI -

PENULIS

Siti Masliah

Anda mungkin juga menyukai